pandangnya, sudut kajiannya. Ilmu : Sbg obyek material, yaitu sbg materi atau bahan yg menjadi kajiannya. Jadi, Ilmu sbg obyek material dikaji dg sudut pandang , sudut kajian filsafat. Jadi ilmu dibahas seara filsafati, dibahas dari sudut pandang substansinya, hakikatnya, esensinya. • Filsafat --- secara harafiah berasal dari Bhs Yunani : Philosophia. • -Philein : mencintai; Philo : cinta. • -Sophos : bijaksana; Sophia : kebijaksanaan, kebenaran. • Jadi Philosophia---mencintai kebijaksanaan, mencintai kebenaran. • Orang yg belajar Filsafat---cinta akan kebijaksanaan, cinta kebenaran. ---Yg menjadi Sarana untk mencapai kebijaksanaan atau kebenaran ad akal, rasio, dan juga perasaan intuisi serta kepercayaan. ---Kebenaran yg ingin dicapai filsafat ad : kebenaran yg bisa diterima oleh umum, bersifat universal • Filsafat---secara Ilmiah : membahas sgl sesuatu dari sudut intinya yg terdalam yg disebut Hakikat, Substansi,Esensi. Hakikat, substansi, ini sifatnya : abstrak, umum universal, hakiki, tetap tak berubah, berlaku dahulu, sekarang, dan akan datang, terlepas dari : ruang, waktu, tempat, aksi, relasi, passi, status, situasi. Menurut Aristoteles, substansi itu terlepas dari “aksidensia” yaitu hal-hal yg mempengaruhi eksistensi substansi, hakikat. • Contoh : • -Substansi---Keadilan, sifatnya abstrak, umum universal, tetap tak berubah, berlaku dahulu, sekarang, dan akan datang, lintas bangsa dan negara. • -Setelah “keadilan” itu dipraktekkan dlm kehidupan, maka telah terkena oleh aksidensia. Misalnya terkena oleh “aksi” dari orang dekat hakim sbg pemutus perkara, terkena aksi sogokan duit. Jika hal ini terjadi maka substansi keadilan yg mestinya diperuntukkan bagi orang yg tidak bersalah bisa jadi diperuntukkan pada orang yg bersalah. Hal ini seperti yg terjadi selama ini. • Filsafat Ilmu----membahas ilmu dari sudut intinya yg terdalam yg disebut “hakikat, substansi”, jadi membahas hakikat ilmu, substansi ilmu. • --Bagaimana hakikat ilmu, substansi ilmu itu ? --Ilmu hakikatnya : harus netral, tidak berpihak, harus obyektif, harus rasional-empirik, benar dikatakan benar dan salah dikatakan salah, tidak anti kritik, terbuka thd Verifikasi yaitu diuji kebenarannya, kebenarannya bisa diterima oleh umum universal, penyelidikannya menggunakan cara-cara atau metoda tertentu yaitu “induksi –deduksi”