Anda di halaman 1dari 2

Name: Yafi’ Alfita

NIM: 18211144001

Pengertian filsafat secara teoritis:

 Secara etimologis

Filsafat berasal dari perkataan Yunani philosophia yang secara gramatik berasal dari kata "philein" yang
artinya mencintai, dan "sophia" yang artinya kearifan atau kebijaksanaan. Berdasarkan arti ini, maka
orang yang belajar atau gemar filsafat berarti mencintai atau menginginkan kebijaksanaan. Filsafat
secara harafiah mengandung arti kegandrungan mencari hikmah kebenaran dan arif kebijaksanaan
dalam hidup dan kehidupan.

 Konsepsi Plato ( 427-348 SM)

Plato, seorang filsuf Yunani kuno yang sangat terkenal, mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
yang berminat mencapai pengetahuan asli.
Pandangan ini berkaitan sekali dengan ajarannya tentang dunia idea. Plato membagi realitas menjadi 2
(dua) dunia, yaitu:
a. Dunia inderawi (dunia materi), yang selalu berubah dan dapat diamati oleh indera.
b. Dunia idea (dunia pemikiran ), yang bersifat tetap dan hanya dapat dipahami oleh rasio manusia.
Dunia inderawi ( dunia yang kita lihat ini ) bukanlah realitas yang sebenarnya, dunia semu dan hanya
merupakan bayangan dari dunia idea. Dunia idea inilah yang merupakan dunia yang sebenarnya.
Dengan demikian, maka pandangannya tentang filsafat, Plato memasukkan filsafat sebagai ilmu, yaitu
ilmu yang ingin mengetahui dunia.

 Konsepsi Cicero ( 106 - 43 SM )

Cicero, seorang filsuf Romawi, menyebut filsafat sebapai induk dari segala ilmu ( The mother of
sciences).

 Konsepsi Imanuel Kant ( 1724 - 1804)

Immanuel Kant, filsuf terbesar jaman modern, mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
mengenai pokok pangkal dari segala pengetahuan dan perbuatan.

Pengertian filsafat secara Praktis:

 Filsafat sebagai hasil pemikiran.


Walaupun secara teoritis kita banyak mendapati rumusan pengertian filsafat yang berbeda
antara filsuf yang satu dengan filsuf yang lainnya, yang masing-masing memberikan pengertian
sesuai dengan persepsinya. namun secara praktis ada kesepakatan bersama yaitu bahwa filsafat
berarti berfikir. Berdasarkan pemahaman itu W.E. Hocking menyatakan : "Everyman is
philosopher", artinya setiap orang adalah filsuf. Hal ini benar jika kita berpedoman bahwa
berfilsafat adalah berfikir, karena setiap orang adalah berfikir. Namun pernyataan itu kurang
tepat jika melihat kenyataan adanya sifat-sifat pemikiran filsafati. Filsafat bukanlah hasil dari
pemikiran biasa seperti dihasilkan oleh setiap orang melainkan filsafat adalah hasil pemikiran
yang sungguh-sungguh dan mendalam serta mempunyai sifat-sifat normatif, komprehensif,
ketat, murni teoritis, sistematis dan spekulatif. Berfikir secara filsafat berarti berfikir sampai
pada hakekat (sebab yang terdalam) dari obyek yang dipikirkan.

 Filsafat sebagai suatu sikap atau pandangan hidup

. Filsafat diartikan sebagai sikap seseorang dalam menghadapi problema yang terjadi dalam
kehidupannya. Bila seseorang dalam keadaan kritis menghadapi problem dan kemudian ia
mempunyai sikap dalam menghadapi problem itu maka berarti berfilsafatlah ia.

 Filsafat sebagai ilmu.

Sebagai ilmu, filsafat diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki segala sesuatu ('ada') sampai pada
hakikatnya. Filsafat menyelidiki segala sesuatu sampai pada sebab-sebab yang terdalam. Filsafat sebagai
ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang terdalam. Filsafat sebagai ilmu, seperti halnya ilmu
pengetahuan yang lain tentulah mempunyai sıfar yaitu : a. Mempunyai objek : objek material maupun
objek forma. Objek materia adalah bahan yang dijadikan sasaran penyelidika Untuk ilmu filsafat objek
materianya adalah *ada'/ semua ya ada.

Anda mungkin juga menyukai