Anda di halaman 1dari 5

BAB I.

PENGANTAR KE PEMIKIRAN FILSAFAT


1.1 Pengertian Filsafat
Apabila kita hendak bekerja, maka kita harus mengerti lebih dahulu apakah yang
akan kita kerjakan. Tanpa pengertian tentang apakah yang akan dilakukan, maka orang tak
dapat berbuat apa-apa. Orang akan dapat berbuat jika dia mengerti apa yang akan
diperbuatnya. (Untuk apa saudara masuk Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian UNIB?)
Seorang tukang kebun diperintah oleh seorang mandor kebun untuk menyiram
tanaman setiap pukul 16.00, tetap saja menyiram tanaman pada pukul 16.00 dengan memakai
jas hujan karena hari sedang hujan. Hal tersebut terjadi karena tukang kebun yang patuh
tersebut tidak mengerti manfaat menyiram tanaman. Apabila yang bersangkutan mengerti
bahwa hakikat menyiram tanaman adalah agar tanaman segar berkat air yang disiramkan,
maka tidak perlu menyiram tanaman apabila sudah terkena hujan.
Untuk itu kita mulai dengan menelaah arti nama filsafat. Filsafat adalah berpikir
dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai kepada inti persoalan. Filsafat
berasal dari kata Yunani yang tersusun dari dua, yakni philos dan sophia. Philos berarti
senang, gemar atau cinta. Sophia dapat diartikan kebijaksanaan. Jadi filsafat dapat diartikan
sebagai suatu cinta terhadap kebijaksanaan (love of wisdom).
Dengan menyebut filsafat sebagai cinta akan kebijaksanaan, maka timbul pertanyaan
berikutnya yaitu apakah cinta dan apakah kebijaksanaan yang kita kejar itu?. Berbicara
tentang cinta merupakan hal yang menarik, seperti kutipan Shakespeare berikut ini :
Ragukan bahwa bintang-bintang itu api
Ragukan bahwa matahari itu bergerak
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta
Tapi jangan ragukan cintaku.
Bahkan Titik Puspa sanggup untuk ikut dan turut ke gurun atau ke kutub, berjanji sehidup
semati demi sang cinta, dan mengutuk cinta dengan ungkapan kejam dan pedih. (jadi apa arti
CINTA)
Kebijaksanaan ada sangkut pautnya dengan mengerti (know) dan pengetahuan
(knowledge). Berdasarkan fenomena kebijaksanaan tersebut, maka batasan filsafat adalah 1)
mengerti, 2) filsafat merupakan ilmu pengetahuan, dan 3) ilmu pengetahuan yang mengatasi
lain-lain ilmu. Mengatasi dalam arti lebih mendalam, lebih umum/universal, dan lebih sesuai

dengan kodrat manusia. Dengan demikian wajarlah apabila para pakar menganggap bahwa
ilmu tertua serta induk segala ilmu adalah filsafat.
Pada masa sebelum masehi, filsafat telah muncul sebagai ilmu pengetahuan untuk
pegangan manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupannya. Dengan menguasai filsafat
pada zaman itu, seorang ahli dapat menjawab segala permasalahan yang muncul. Dengan
demikian filsafat tampil dengan eksistensi dan missinya sebagai induk ilmu pengetahuan
(mater scientiarum). Dalam perkembangan selanjutnya, sejalan dengan perkembangan
zaman dan meningkatnya kebutuhan manusia, semakin berkembangnya kehidupan modern,
maka semakin diperlukannya kebutuhan manusia untuk menjawab segala tantangan yang ada.
Dalam keadaan demikian lahirlah ilmu-ilmu pengetahuan khusus, yang dalam manifestasinya
mengucapkan selamat tinggal kepada induknya, yakni filsafat.
Momentum perpisahan tersebut dimulai pada sekitar abad pertengahan di sekitar
zaman Renaissance. Pada momentum perpisahan tersebut dicatat ada dua hal pokok yang
mewarnai filsafat dalam eksistensinya sebagai salah satu bentuk pengetahuan baru, yaitu:
1. kedudukan filsafat yang mencakup keseluruhan ilmu-ilmu pengetahuan khusus, tetapi
masih dirasakan sampai dewasa ini. Misalnya seorang dapat mencapai gelar
Philosopy Doctor (Ph.D) baik dalam lingkungan studi filsafat, maupun dalam
lapangan ilmu pengetahuan khusus (matematika,fisika, biologi, hukum, ekonomi,
kebudayaan dan lain-lain). Gelar Ph.D merupakan gelar tertinggi yang dapat dicapai
dalam semua lapangan studi yang diberikan oleh universitas atau institut.
2. sesudah Mater Scientiarum (filsafat) ditinggal pergi oleh putera-puterinya yang
tercinta (Ilmu pengetahuan khusus), maka filsafat tidak punah sama sekali, tetapi tetap
hidup dengan eksistensi baru, corak baru yaitu sebagai ilmu sempurna atau ilmu
istimewa dengan missinya yang mengusahakan pemecahan segala masalah yang
tidak dapat dipecahkan oleh ilmu-ilmu pengetahuan khusus.
Kata lain dari filsafat adalah hakikat dan hikmah, jadi kalau seseorang mengatakan
apa hikmah dari semuanya ini, berarti mencari latar belakang terdalam kejadian sesuatu
dengan kajian secara filsafati, yaitu apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu terjadi. Dalam
filsafat, fenomena tersebut dinamakan ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Sebelum kita menarik kesimpulan tentang definisi filsafat, maka sebaiknya kita
berkelana dengan beberapa tokoh ilmuwan-ilmuwan terkemuka berikut ini :
1. Plato (427-347 SM) seorang murid dari tokoh Socrates, merumuskan filsafat tidaklah
lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
2

2. Aristoteles (384-322 SM), murid dari Plato mengatakan Filsafat itu menyelidiki
sebab dan azas segala benda.
3. Al-Kindi (800-870), satu-satunya orang arab asli diantara para filsuf, karenanya dia
bergelar al-faylasuf al-arab. Dia menulis tentang filsafat pertama atau metafisika
(al-falsafah al-ula) sebagai berikut : Kegiatan manusia yang bertingkat tertinggi
adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada
sejauh mungkin bagi manusia.
4. Al-Farabi (872-950), filsuf muslim yang terbesar berpendapat bahwa: filsafat itu
adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang ada (maujud) dan bertujuan menyelidiki
hakikatnya yang sebenarnya.
5. Prof.Dr. M.J. Langeveld, menulis bahwa: Apakah filsafat itu, akhirnya hanya kita
ketahui dengan berfilsafat, dan bagaimana kita memasuki filsafat itu?. Kita berada di
dalamnya manakala kita memikirkan pertanyaan apapun juga secara radikal, yakni
dari dasar sampai kepada konsekuensinya yang terakhir, sistematis yakni dalam
penuturan yang logis dan dalam urutan dan saling hubungan yang bertanggung jawab
dalam ikatan dengan keseluruhannya. Apa yang terbentuk sebagai keseluruhan
penuturan dan uraian disebut filsafat.
6. Harold H. Titus, menampilkan empat buah pengertian filsafat sebagai berikut:
a. Filsafat adalah satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta
b. Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan menyeluruh
c. Filsafat adalah perangkat masalah
d. Filsafat adalah satu perangkat teori atau sistem pikiran.
7. Ibn Sina (980-1037), dengan nama lain Avicenna, seorang penghapal Al Quran
menulis sebagai berikut: Fisika dan metafisika sebagai suatu badan ilmu tak terbagi.
Fisika mengamati yang ada sejauh tak bergerak, metafisika memandang yang ada
sejauh itu ada dan mengarah, mengetahui seluruh kenyataan sejauh dapat dicapai
manusia.
8. Ibn Rushd (1126-1198), dengan nama lain Averroes berpendapat sebagai berikut:
Filsafat atau hikmah merupakan pengetahuan otonom yang perlu ditimba oleh
manusia, sebab Manusia dikaruniai oleh Allah dengan akal..
9. Immanuel Kant (1724-1804), mengatakan bahwa Filsafat itu ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang didalamnya mencakup empat persoalan, yakni:
a. apakah yang dapat kita ketahui (metafisika)
3

b. apakah yang boleh kita kerjakan (etika)


c. sampai dimanakah pengharapan kita (agama)
d. apakah yang dinamakan manusia (anthropologi).
10. Prof.Drs. Hasbullah Bakry, SH, memberikan rumusan filsafat sebagai berikut : Ilmu
Filsafat adalah ilmu yang mneyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ke
Tuhanan, alam semesta, dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya, sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
11. Prof.Dr. N. Driyakara S.J. (1913-1967), seorang filsuf besar dan ulung Indonesia,
dalam bukunya Percikan Filsafat, beliau menulis sebagai berikut: Filsafat adalah
pikiran manusia yang radikal, artinya dengan mengesampingkan pendirian-pendirian
dan pendapat-pendapat yang diterima saja, mencoba memperlihatkan pandangan yang
merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis.
Berdasarkan hasil berkelana dan menganalisis pendapat ahli-ahli filsafat terkemuka di atas,
maka dapat diambil sari mengenai pengertian filsafat, yakni:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji segala sesuatu dengan memandang
sebab-sebab yang terdalam dan tercapai dengan budi manusia. (Philosophy is the
science which by the natural light of reason studies the first causes or higest principles of all
things).
Setelah filsafat dikupas secara mendalam, maka pertanyaan berikutnya adalah apakah
pengertian filsafat ilmu?. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu, maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung kepada hubungan
timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari
filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu
merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu, seperti:
1. Objek apa yang ditelaah ilmu?. Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut?.
Bagaimana hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia (berpikir, merasa,
mengindera) yang membuahkan pengetahuan (Landasan Ontologis).

2. Bagaimana proses yang memungkinkan digalinya pengetahuan berupa ilmu?.


Bagaimana prosedurnya?. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar didapatkan
pengetahuan yang benar?. Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?. Apakah
kriterianya?. Cara atau teknik apa yang dapat membantu untuk mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu?. (Landasan Epistemologis).
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu dipergunakan?. Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah moral?. Bagaimana penentuan objek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?. Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan opersionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional?. (Landasan Aksiologis)
Catatan :
Filsuf adalah orang yang menghasilkan karya filsafat.
Ahli Filsafat adalah orang yang menguasai pengetahuan filsafat dapat berbicara tentang
filsafat, membahas dan mengajarkan filsafat, namun tidak menghasilkan karya filsafat.
Hakikat Bekerja adalah: cinta, pujian, harapan, dan sesuatu untuk dikerjakan. (Renungkan
secara mendalam hakikat tersebut, beri tanggapan dan komentar anda. Tugas terstruktur ini
dikumpulkan minggu depan dengan tulis tangan).
1.2 Pembagian Filsafat

1.3 Cabang-cabang Filsafat

Anda mungkin juga menyukai