Anda di halaman 1dari 10

VO.4 NO.

1 (2023) E-ISSN: 2715-2634

Filsafat Ilmu sebagai Dasar Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Kartini1, Nur fauziah utami2, Nazla dara dinantika3, Nadra rifani4, Desy febriani daulay5, Annur rosida
harahap6, Ella ermawati7

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

kartinisikumbang86@gmail.com1, fu170403@gamil.com2, nazla.dinantika@gmail.com3,


nadrarifani@gmail.com4, desyfdly@gmail.com5, annurrosida82@gmail.com6,
ellaermawati110403@gmail.com7

Abstract

Philosophy of science is philosophy related to other sciences. Philosophy of science also enters into one part of
the form of information. Both science and philosophy use a wise way of thinking and effort to deal with/understand
the facts of the world and life. Philosophy of science is often associated with critical matters, open and very
dedicated to the truth, unless it is concerned with organized and systematic information. Philosophy of science
aims to study something and explain the nature of science which has many limitations to achieve a shared
understanding of various natural phenomena to become the subject of science itself and that is usually
fragmentary.

Keywords: Philosophy, Scince, Philosopy of Science

Abstrak

Filsafat ilmu merupakan filsafat yang terkait dengan ilmu lainnya. Filsafat ilmu juga masuk ke dalam
salah satu bagian dari bentuk informasi. Antara ilmu dan filsafat sama-sama menggunakan cara berpikir dan
usaha bijaksana untuk menghadapi/memahami fakta dunia dan kehidupan. Filsafat ilmu sering dikaitkan dengan
hal-hal kritis, terbuka dan sangat berdedikasi kebenaran, kecuali perhatiannya informasi yang terorganisir dan
sistematis. Filsafat ilmu bertujuan untuk mempelajari sesuatu dan menjelaskan hakikat ilmu yang memiliki banyak
keterbatasan untuk mencapai pemahaman bersama dari berbagai fenomena alam untuk menjadi subjek ilmu itu
sendiri dan itu biasanya bersifat fragmentaris.

Kata Kunci: Filsafat, Ilmu, Filsafat ilmu

~ 398 ~
PENDAHULUAN Power”, kita dapat mensinyalir bahwa peranan
ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia,
Ditinjau dari segi historis, hubungan baik individual maupun sosial menjadi sangat
antara filsafat dan ilmu pengetahuan menentukan. Karena itu implikasi yang timbul
mengalami perkembangan yang sangat menurut Koento Wibisono (1984), adalah
menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya
Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh dengan cabang ilmu yang lain serta semakin
pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni
ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata atau teoritis dengan ilmu terapan atau
juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. praktis.Untuk mengatasi gap antara ilmu yang
Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan satu dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan
suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah- suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani
pecah. Dengan munculnya Ilmu Pengetahuan serta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh
Alam pada abad ke 17, mulai terjadi perpisahan karenanya, maka bidang filsafatlah yang
antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan mampu mengatasi hal tersebut. Hal ini senada
demikian dapatlah dikemukakan bahwa dengan pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto
sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa
adalah identik dengan filsafat. Dalam filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu
perkembangan lebih lanjut menurut Koento menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup
Wibisono (1999), filsafat itu sendiri telah pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab
mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan itu Francis Bacon (dalam The Liang Gie, 1999)
menunjukkan bagaimana “pohon ilmu menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-
pengetahuan” telah tumbuh mekar- bercabang ilmu (the great mother of the sciences). Lebih
secara subur. Masing-masing cabang lanjut Koento Wibisono dkk. (1997)
melepaskan diri dari batang filsafatnya, menyatakan, karena pengetahuan ilmiah atau
berkembang mandiri dan masing-masing ilmu merupakan “a higher level of knowledge”,
mengikuti metodologinya sendiri-sendiri. maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan
Dengan demikian perkembangan ilmu pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat
pengetahuan semakin lama semakin maju ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan
dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan).
akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu
pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu sangat PEMBAHASAN
tepat bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat A. Pengertian filsafat
sebagai suatu sistem yang jalin menjalin dan
taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan Secara bahasa istilah filsafat berasal dari
yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan. Bahasa Yunani. Yakni Philos yang berarti cinta,
senang, suka, dan Sophia berarti pengetahuan,
Terlepas dari berbagai macam hikmah, dan kebijaksanaan. Jadi Philosophia
pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu berarti cinta pengetahuan.1 Sedangkan definisi
pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626) filsafat secara terminologi, menurut Plato
mengembangkan semboyannya “Knowledge Is
bahwa filsafat itu tidaklah lain daripada

1
Nurgiansah T. Heru, filsafat pendidikan
(Banyumas: CV. Pena Persada, 2020), 1
~ 399 ~
pengetahuan tentang segala yang ada. Menurut dan juga yang memikul sekaliannya. Menurut
Aristoteles bahwa filsafat itu menyelidiki sebab Bertrand Russel, filsafat adalah sebuah teologi
dan asas segala benda. Menurut Marcus Tullius yang berisi berbagai pemikiran tentang
Cicero merumuskan filsafat itu adalah masalah-masalah yang pengetahuan definitif
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung tentangnya, (Munir, filsafat ilmu)sampai
dan usaha-usaha mencapai yang tersebut.2 sebegitu jauh, tidak dapat dipastikan. Namun
Filsafat secara harfiah berarti “mencintai seperti sains, filsafat dapat menarik akal
kebijaksanaan”. Artinya, filsafat juga memiliki manusia daripada otoritas tradisi maupun
arti mencintai pencarian menuju penemuan otoritas wahyu.3
kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai
kearifan di sini tentunya bermakna Menurut Harun Nasution dalam Ali Anwar
mencintainya dengan melakukan proses dan Tono TP, filsafat dipandang sebagai cara
pencarian terhadap kearifan sekaligus makna berpikir menurut tata tertib (logika) dengan
mendasar produknya sendiri. bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama)
dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke
Menurut Aristoteles, pengertian filsafat dasar persoalan.4 Selanjutnya W.
adalah ilmu pengetahuan yang meliputi Poespoprodjo, filsafat dipandang sebagai cara
kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, untuk mempelajari fakta pengalaman yang
logika, etika, ekonomi, politik dan estetika konkret riil, tetapi tidak berhenti pada
(filsafat keindahan). Menurut Cicero, filsafat penguraian tanpa penelitian. 5
adalah ‘ibu’ dari semua seni (the mother of all
the arts) dan merupakan seni kehidupan. Filsafat memiliki pengertian adalah
Menurut Plato, arti filsafat adalah suatu ilmu analisis logis dari bahasa serta penjelasan
yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang arti kata dan konsep.6 Sebagaimana
tentang kebenaran yang sebenarnya. Menurut dikemukakan oleh James K. Feibleman sebagai
Imanuel Kant, arti filsafat adalah suatu ilmu mana dalam Kaelan, filsafat dipandang sebagai
(pengetahuan) yang menjadi pokok dan suatu kebijaksanaan yang rasional tentang
pangkal dari segala pengetahuan yang di segala sesuatu tertentu dalam kaitannya dengan
dalamnya tercakup empat persoalan yaitu hidup manusia.7 Dengan demikian filsafat dapat
metafisika, etika agama, dan antropologi. diartikan sebagai kegiatan berpikir dengan
Menurut Johann Gotlich Fickte, pengertian mengedepankan pemikiran secara rasional,
filsafat adalah dasar dari segala ilmu yang radikal, universal, konseptual, sistematis, dan
membicarakan segala bidang dan segala jenis bebas.
ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh
B. Pengertian ilmu
kenyataan. Menurut Paul Natorp, pengertian
filsafat adalah suatu ilmu dasar yang Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang
menentukan kesatuan pengetahuan manusia menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-
dengan menunjukkan dasar akhir yang sama akibat) dari suatu obyek menurut

2 5
Anshari Endang Saifuddin, Ilmu Filsafat dan Poespoprodjo, Filsafat Moral: Kesusilaan dalam
Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu. 1987), 82-83. Teori dan Praktek (Bandung: Pustaka Grafika,
3
Nurgiansah T. Heru, filsafat pendidikan 1999), 26.
6
(Banyumas: CV. Pena Persada, 2020), 1 Munir Mustansyir Rizal dan Misnal, Filsafat Ilmu
4
Anwar Ali dan Tono TP, Rangkuman Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 3.
7
Perbandingan Agama dan Filsafat (Bandung: Kaelan, Filsafat Pancasila: Pandangan Hidup
Pustaka Setia, 2005), 24. (TP, 2005) (Poespoprodjo, Bangsa Indonesia (Yogyakarta: Paradigma, 2002),
1999) 7.
~ 400 ~
metodemetode tertentu yang merupakan suatu bagian dari filsafat ilmu, biasanya ini karena
kesatuan sistematis. 8 Dahulu seorang filsuf ilmu itu sendiri merupakan salah satu bentuk
memiliki pengetahuan yang luas sehingga informasi fitur, tapi masih untuk lebih
beberapa ilmu dipahaminya karena pada waktu memahami apa itu filsafat ilmu, perlu adanya
itu jumlah atau volume pengetahuan belum batas yang dapat menggambarkan dan
sebanyak zaman kini. Sebagai contoh, Plato memberikan arti khusus pada istilah tersebut.
adalah filsuf yang mampu di bidang politik Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang
kenegaraan, kosmologi, filsafat manusia, menjawab beberapa pertanyaan mengenai
filsafat keindahan, dan juga seorang pendidik. hakikat ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-
Aristoteles adalah filsuf yang ahli di dalam cabang filsafat yang berkaitan dengan dasar,
masalah epistemologi, etika, dan ketuhanan. metode, asumsi dan implikasi ilmu
Plotinos bahkan ahli disemua cabang filsafat pengetahuan dari ilmu yang termasuk di
kecuali filsafat politik. Untuk memahami ilmu, dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
ada banyak definisi yang menuntun dan Sering kali muncul pertanyaan sentral dari studi
mengarahkan kepada pengertian yang jelas. ini menyangkut apa yang memenuhi syarat
Secara etimologis “ilmu” merupakan kata sebagai sains, keandalan teori-teori ilmiah dan
serapan yang berasal dari bahasa Arab „alima tujuan akhir sains. Keterkaitan filsafat ilmu
yang berarti tahu atau mengetahui,9 Menurut sangat erat dan saling tumpang tindih dengan
Harold H. Titus mendefinisikan “Ilmu metafisika, ontologi dan epistemologi.
(Science) diartikan sebagai common science
yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan Menurut Webster's New World
pendekatan terhadap benda-benda atau Dictionary, kata sains Berasal dari bahasa latin
peristiwa-peristiwa dengan menggunakan scire, artinya mengetahui. Dalam bahasa sains
metode-metode observasi yang teliti dan berarti "keadaan atau fakta pengetahuan dan
kritiss). seringkali asimilasi." arti pengetahuan
(knowledge) sebagai lawan dari intuisi atau
Sejalan dengan perubahan dan kepercayaan diri Tapi kata berkembang dan
perkembangan zaman ilmu mulai terpisah dari berubah jadi berarti informasi sistematis dari
induknya yaitu filsafat mana pengamatan, kajian dan percobaan yang
dilakukan untuk menentukan sifat atau prinsip
. Ilmu mulai berkembang dan mengalami yang dipelajari. Sementara itu, Dalam bahasa
deferensiasi/pemisahan hingga spesifikasinya arab ilmu (cuaca) berasal darikata alima yang
semakin terperinci bahkan satu cabang ilmu berarti mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah
pada 23 tahun yang lalu diperkirakan tidak terlalu berbeda dari asalnya dari scire.
berkembang menjadi lebih dari 650 ranting Tetapi ilmu memiliki dimensi lain ilmu (sains).
disiplin ilmu.10 Sains hanya terbatas pada ranah empirisme -
C. Pengertian filsafat ilmu positivisme, sedangkan ilmu mengatasinya
dengan non-empirisme semacam itu
Dilihat dari perspektif filsafat ilmu dapat matematika dan metafisika (Kartanegara,
diartikan sebagai filsafat yang terkait dengan 2003).
atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan

8 10
(Situmorang, 2008)Ginting dan Syafrizal Helmi Jujun S Suriasumantri.. Filsafat Ilmu, Sebuah
Situmorang, FILSAFAT ILMU DAN METODE RISET. Pengantar Populer,( Jakarta: Pustaka Sinar
(Medan: USU Press, 2008), 35 Harapan, 1996).
9
Sidi Gazalba, Sistimatika Filsafa Jilid 1- 2. (Jakarta:
Bulan Bintang, 1992).
~ 401 ~
Tidak ada perbedaan antara berbicara rupa; Jadi mengikuti prinsip-prinsip prosedural,
tentang ilmu (sains) dan filsafat. Tugas filsafat metodologis, teknis dan standar akademik. Jadi
pengetahuan adalah menunjukkan caranya diverifikasi kebenaran ilmiahnya untuk
"Mengetahui hal-hal sebagaimana adanya." menyelesaikan kualifikasi atau kualifikasi
Will Duran dalam-dalam bukunya The Story of dalam sains atau sains dapat dipertimbangkan.13
Philosophy membandingkan filsafat dengan
marinir yang merebut pantai untuk Filsafat ilmu juga tidak terlepas dari
mendaratkan infanteri. Infanteri ini menyukai landasan aksiologi dari ilmu. Landasan ini
informasi di antara mereka. Filsafat yang memperdebatkan manfaat dan dampak ilmu
menjadi dasar kegiatan ilmiah. Semua ilmu, bagi manusia dan lingkungan hidup. Fokus dari
baik alam maupun sosial, berbeda landasan ini bukanlah kebenaran seperti halnya
perkembangan sebagai filsafat. 11 landasan ontologis dan epiestmologis,
melainkan kebaikan. Meskipun landasan ini
Agus Comte dalam Ilmu Metafisika, lebih merupakan urusan dari etika, namun
Filsafat dan Agama dan Sains, 1963 membagi dalam situasi konkret, filsafat ilmu wajib
perkembangan ilmu menjadi tiga tingkatan mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung
yaitu: religius, metafisik dan positif. Pada jawab sosial dari pemilihan dan penggunaan
awalnya itu adalah prinsip agama digunakan kebenaran ilmiah oleh manusia. Oleh
sebagai postulat ilmiah, sehingga ilmu adalah karenanya, aksiologi memerlukan tempat serius
penalaran atau pengembangan agama. Pada dalam filsafat ilmu.
fase selanjutnya, orang mulai berspekulasi
tentang metafisika dan keberadaan makhluk D. Hubungan filsafat dengan ilmu
yang menjadi objek penelitian yang bebas
Secara historis ilmu pengetahuan dan
dogma agama dan mengembangkan sistem filsafat dahulu saling terkait, namun dalam
informasi berdasarkan itu postulat metafisik. perkembangannya mengalami perbedaan
Tahap terakhir adalah tahap pengetahuan dimana dominasi ilmu pengetahuan
ilmiah (sains). di mana prinsip-prinsip yang
mempengaruhi pemikiran manusia lebih kuat,
digunakan diuji secara positif dalam proses kondisi ini menyebabkan usaha untuk
kontrol objektif. Tahap akhir Ini adalah menempatkan keduanya secara tepat sesuai
karakteristik dari ilmu itu di luar matematika
dengan batasan bidangnya, bukan untuk
yang paling dasar.12 mengisolasi mereka, tetapi untuk melihat lebih
Sederhananya, dapat dikatakan bahwa jelas hubungan antara keduanya dalam konteks
filsafat ilmu adalah landasan yang memperkuat pemahaman yang lebih baik tentang harta
dinamika proses perolehan informasi secara spiritual manusia. Hubungan antara sains dan
ilmiah Artinya ada ilmu pengetahuan dan tidak filsafat sulit diungkapkan secara jelas dan
ilmiah. Apa yang tergolong ilmiah disebut ringkas, karena ada persamaan dan perbedaan
sains pengetahuan atau sederhananya ilmu antara sains dan filsafat, selain itu, ada
pengetahuan, yaitu kumpulan pengetahuan perbedaan pendapat di antara para ilmuwan
yang disistematisasikan dan diatur sedemikian tentang sifat dan batasan sains, dan di antara

11 13
Ginting Paham dan Situmorang Syafrizal Helmi, Ginting Paham dan Situmorang Syafrizal Helmi,
FILSAFAT ILMU DAN METODE RISET. (Medan: USU FILSAFAT ILMU DAN METODE RISET. (Medan: USU
Press, 2008), 10-11 Press (Sidi, 1992) (Jujun, 1996) (Rinjin, 1997) (Prof.
12
Ginting Paham dan Situmorang Syafrizal Helmi, DR. H. A. Rusdiana, 2018), 2008), 21
FILSAFAT ILMU DAN METODE RISET. (Medan: USU
Press, 2008), 11-12
~ 402 ~
para filsuf ada perbedaan pendapat tentang kebenaran, kecuali perhatiannya informasi
hakikat dan batas-batas ilmu pembuatan makna yang terorganisir dan sistematis. Namun,
dan tugas filsafat. Menurut Sidi Gazalba, ada perbedaan antara filsafat dan ilmu lebih terkait
dua tugas filosofis yang tidak ada dalam sains, dengan titik tekanan di mana informasi
yaitu (1) Refleksi tentang seluruh dunia, mempelajari bidang yang terbatas, lebih
terutama tentang makna, tujuan, dan nilai; (2) banyak pengetahuan rinci analitis dan deskriptif
Menelaah secara kritis konsep-konsep yang pendekatan, sains menggunakan observasi,
digunakan oleh ilmu pengetahuan atau percobaan dan klasifikasi data pengalaman
pendapat umum. (Gazalba, 1992) Kesamaan merasakan dan mencoba menemukan
(lebih tepatnya kesamaan) ilmu pengetahuan keteraturan gejala-gejala ini, sementara.
dan filsafat terletak pada fakta bahwa keduanya Filsafat mencoba belajar melalui pengalaman
menggunakan metode berpikir reflektif ketika komprehensif untuk membuatnya lebih lengkap
mereka mencoba menghadapi/memahami fakta dan mencakup pertanyaan umum di berbagai
dunia dan kehidupan, dan filsafat dan ilmu bidang pengalaman manusia, filsafat lebih khas
pengetahuan bersifat kritis, membuka -mental sintetis dan sinoptik dan bahkan analitis.
dan sangat berkomitmen pada kebenaran, selain Analisis memasuki dimensi kehidupan secara
perhatian Anda pada informasi yang menyeluruh dan lengkap, lebih filosofi
terorganisir dan sistematis. Namun, perbedaan bertanya-tanya mengapa dan bagaimana
antara filsafat dan sains lebih terkait dengan mempertanyakan masalah hubungan antara
penekanan, di mana sains mempelajari bidang fakta konkret dan skema masalah. Dalam arti
yang terbatas, sains lebih analitis dan deskriptif yang lebih luas, filsafat juga mempelajari
dalam pendekatannya, sains menggunakan hubungan antara temuan ilmiah dan klaim
pengamatan, eksperimen, dan klasifikasi data agama, moralitas dan seni.
pengalaman indrawi dan mencoba menemukan
hukum untuk mereka. sedangkan filsafat Hati-hati terhadap paparan filsafat
berusaha mengkaji pengalaman secara tampaknya memiliki jangkauan lebih luas dan
keseluruhan sehingga lebih lengkap dan lebih lengkap dibanding ilmu, itu berarti ketika
mencakup pertanyaan-pertanyaan umum dalam ilmu tidak bisa lagi menjawab, filsafat bisa
berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat mencoba untuk menemukan jawaban, bahkan
lebih bersifat sintetik dan sinoptik, dan ilmu ini diri dapat dipertanyakan atau
meskipun bersifat analitis, analisis masuk ke digunakan sebagai objek studi filosofis (Filsafat
dalam dimensi kehidupan sebagai suatu Ilmu), bagaimanapun Ilmu dan filsafat
pengalaman manusia. Filsafat yang lengkap dan memiliki kesamaan untuk menghadapi objek
utuh lebih tertarik pada pertanyaan mengapa penelitian yaitu berpikir reflektif dan sistematis,
dan bagaimana, selain mempersoalkan masalah bahkan dengan titik-titik tekanan pendekatan
hubungan antara fakta-fakta tertentu dan sistem yang berbeda. Jadi ilmu mempelajari berbagai
masalah yang lebih besar, filsafat juga hal empiris dan dapat diverifikasi. Filsafat
mengkaji hubungan antara temuan sains dan mencoba menemukan jawaban pertanyaan
agama, moralitas dan seni. yang belum terjawab informasi dan jawaban
bersifat spekulatif, sedangkan agama adalah
Mengenai persamaan (khususnya, afinitas) jawabannya untuk masalah Anda yang tidak
antara ilmu dan filsafat yang sama-sama bisa. Filsafat menjawab, dan jawabannya
menggunakan cara berpikir usaha bijaksana tipikal absolut/dogmatis. Menurut Sidi
untuk menghadapi/memahami fakta dunia dan Gazalba. Informasi lapangan tentang segala hal
kehidupan, filsafat dan ilmu terkait dengan hal- apa yang dapat dipelajari (penelitian dan/atau
hal ini kritis, terbuka dan sangat berdedikasi percobaan); batasnya adalah bagi mereka yang
~ 403 ~
belum atau belum penyelidikan dapat seperti itu kemudian mendorong manusia untuk
dilakukan. Pengetahuan filsafat: apa pun yang mencari baaimana alam semesta, bagaimana
dapat dipikirkan oleh pikiran (hubungan) orang bisa terbentuk (masalah kosmologis). Ia juga
alami (natural) dan seorang kerabat; Namun, berusaha mengenal dirinya sendiri, keberadaan,
batasnya adalah batas alam oleh karena itu dia hakikat dan tujuan hidup.
juga mencoba memikirkan sesuatu di luar
kodrat yang disebut agama "Tuhan". 3) Orang selalu menghadapi masalah

E. Faktor pendorong serta Manfaat Faktor lain yang juga mendorong lahirnya
filsafat ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan adalah masalah
a. Faktor pendorong filsafat ilmu yang dihadapi orang (apuria). Kehidupan
manusia selalu dengan masalah, baik masalah
Sebuah insiden atau peristiwa pada teoritis dan tidak praktis. Masalah memotivasi
dasarnya tidak pernah terisolasi kejadian lain orang untuk melakukan dan mencari cara untuk
yang mendahuluinya. Serta mereka yang lahir menyelesaikan yang jarang menghasilkan
dalam perkembangan filsafat dan ilmu penemuan yang sangat berharga (kebutuhan
pengetahuan. Filsafat dan pengetahuan muncul adalah ibu dari ilmu).
dan berkembang karena akal, taum dan
aporia.14 b. Manfaat filsafat ilmu

1) Manusia adalah makhluk rasional. Filsafat ilmu bertujuan untuk mempelajari


sesuatu dan menjelaskan hakikat ilmu yang
Pikirannya, ucapan manusia bisa memiliki banyak keterbatasan untuk mencapai
mengembangkan keterampilan bahasa dan pemahaman bersama dari berbagai fenomena
komunikasi sehingga manusia disebut alam untuk menjadi subjek ilmu itu sendiri dan
homolosen dan hewan simbolis. Pikirannya, itu biasanya bersifat fragmentaris. Filsafat ilmu
memungkinkan orang untuk berpikir secara ini berguna:
abstrak dan konseptual jadi dia disebut homo
sapiens (makhluk berpikir) atau jika, menurut 1) Melatih pemikiran radikal tentang
Aristoteles, manusia dianggap sebagai binatang hakikat pengetahuan
alasan yang ditandai dengan selalu ingin tahu 2) Melatih pemikiran reflektif dalam
(semua laki-laki keinginan alam untuk ilmu alam
mengetahui). Manusia memiliki kehausan 3) Menghindari hal-hal yang absolut
intelektual bawaan (keingintahuan intelektual), kebenaran ilmiah dan menganggap itu
yang memanifestasikan dirinya dalam bentuk pengetahuan sebagai satu-satunya jalan untuk
berbagai pertanyaan adalah pemikiran dan mendapatkan kebenaran
pemikiran terwujud dalam bentuk pertanyaan. 4) Menghindari keegoisan ilmiah tidak
menghormati perspektif luar lainnya dalam
2) Manusia punya rasa kagum (thauma) bidang pengetahuan.
alam semesta dan isi
Ini berarti bahwa keberadaan ilmu
Manusia adalah makhluk yang memiliki pengetahuan tidak harus dilihat apa adanya
rasa kagum dengan ciptaan Sang Pencipta, bersifat final, harus dikritik, dipelajari, bukan
contohnya kekaguman dengan filsafat ilmu, untuk hanya melemahkan posisinya khusus
matahari, bumi, diri sendiri dll. kekaguman dalam batas-batasnya. bahkan dapat membantu

14
Rinjin, Ketut. Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu
Sosial Dasar. (Bandung : CV Kayumas, 1997). 9-10
~ 404 ~
mencegah absolutisasi pengetahuan dan penyusunan untuk memperoleh
mempertimbangkan ilmu dan kebenaran ilmiah pengetahuan yang lebih ajeg dan
samping sebagai satu-satunya kebenaran upaya cermat.
terus menerus diperlukan untuk melihat • Telaah dan pembenaran mengenai
informasi secara holistik dimensi gabungan proses penalaran dalam ilmu.
yang ditentukan dan hidup dan berkembang di • Telaah mengenai saling kaitan
daerah lain membentuk peradaban manusia. diantara berbagai ilmu.
• Telaah mengenai akibat-akibat
Di sinilah filsafat ilmu menjadi
pengetahuan ilmiah bagi hal-hal
pemahaman tentang bagaimana sebenarnya isi
yang berkaitan dengan penerapan
dari informasi tersebut. hal ini dikarenakan.
dan pemahaman manusia terhadap
Filsafat ilmu dipelajari dan dikembangkan
realitas hubungan logika dan
refleksi pengetahuan, begitulah cara
matematika dengan realitas.
pembentukannya persyaratan mutlak untuk
2) Cornelius Benyamin merumuskan
melawan ancaman ini mengarah pada
filsafat ilmu kedalam 3 hal, yaitu:
pembebasan pengetahuan. Selain menjaga
• Telaah mengenai metode ilmu,
keseimbangan dengan perkembangan ilmu-
telaah ini banyak menyangkut
ilmu yang ada pemahaman prinsip, latar
logika dan teori pengetahuan dan
belakang dan rasio perolehan/eksekusi aktivitas
teori umum tentang tanda.
ilmiah.
• Penjelasan mengenai konsep
F. Filsafat ilmu sebagai dasar dasar.
perkembangan ilmu pendidikan • Pangkal pendirian ilmu, berikut
landasan-landasan empiris,
Ruang Lingkup Penelitian Filsafat Ilmu rasional atau pragmatis yang
dalam perkembangan konstan terus menerus, menjamin tumpuannya.
tidak terlepas dari interaksi hubungan antara 3) Edward Madden, merumuskan filsafat
filsafat dan ilmu menjadi semakin intens. ilmu kedalam 3 bidang yaitu : probabilitas,
Bidang kajian filsafat penelitian ilmiah juga induksi, dan hipotesis.
berkembang dan terlihat di kalangan para ahli 4) Ernes Nagel memberikan rumusan
perbedaan dalam menentukan ruang lingkup ruang lingkup filsafat ilmu kedalam 3 bidang
penelitian filsafat ilmu, meskipun itu adalah kajian, yaitu:
bidang studi utamanya biasanya sama. • Pola logis yang ditunjukkan oleh
Perbedaannya lebih terlihat dalam detail topik penjelasan dalam ilmu.
kajian. • Pembentukan konsep ilmiah.
Ruang lingkup filsafat ilmu menurut • Pembuktian keabsahan
A.Susanto (2011:56), terbagi atas beberapa kesimpulan sifat ilmiah.15
bagian diantaranya :
Mencermati pendapat para ahli di
1) Peter Angeles merumuskan filsafat atas,dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
ilmu terbagi ke dalam 4 hal, yaitu : filsafat ilmu mencakup dua topic utama, yaitu
• Telaah berbagai konsep, pra kajian tentang sifat—sifat pengetahuan ilmiah
anggapan dan metode ilmu, (epistemologii) dan kajian tentang cara encari
berikut analisis, perluasan, dan pengetahuan ilmiah (metodologi), sehingga

15
Rusdiana H. A. Filsafat Ilmu. ( Bandung : 2018.) 10-11

~ 405 ~
filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi dua atau yang ada, sedangkan penampilan adalah
bagian utama, yaitu filsafat ilmu umum yang apa yang “hanya terlihat nyata (Ali, 1987). Juga
meliputi kesatuan, kajian tentang kesatuan dan seperti apa hubungannya baik benda dengan
semua ilmu,dan kajian filsafat ilmu khusus benda/orang. Epistemologi dianggap identik
lainnya. Ilmu yang berhubungan dengan dengan teori pengetahuan. Teori untuk saat ini
kategori dan metode yang digunakan dalam informasi tidak dapat diabaikan. Epistemologi
ilmu-ilmu tertentu, seperti kelompok ilmu pendidikan terkait bagaimana proses
alam, kelompok ilmu social, kelompok teknik, memperoleh informasi yang terjadi pelatihan
ddl. bagaimana prosedurnya untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah yang memadai. Aksiologi
Filsafat ilmu dalam pendidikan berada berkaitan dengan manfaat ilmu pendidikan
dalam posisi analog dengan ilmu mengirimkan yang beretika dan bagaimana menerapkan ilmu
informasi lainnya dalam bentuk pertanyaan. pendidikan dalam kehidupan. cakupan studi
Pada dasarnya, filsafat ilmu adalah eksperimen tentang filsafat ilmu yang diungkapkan di atas
berkaitan dengan objek kajian ilmu (ontologi) itu benar-benar menunjukkan pada mata
sebagai proses akuisisi pengetahuan pelajaran filsafat ilmu. Masalah dasar filsafat
(epistemologi) dan bagaimana manfaatnya ilmu ilmu menunjukkan topik yang dapat
(aksiologi), yaitu ranah yang lebih utama. dimasukkan dalam filsafat ilmu pelatihan
Kajian filsafat ilmu adalah : Adapun hal-hal ini adalah:

- Ontologi - masalah metafisik


- Epistemologi - masalah epistemologis
- masalah metodologis
- Aksiologi
- masalah logis
Gunakan filsafat ilmu sebagai titik - masalah etika
penolakan memungkinkan kita untuk - masalah este
mengeksplorasi berbeda filosofi pengetahuan
lain yang terlibat dalam filsafat pendidikan.
Filsafat di sini ada rasa alami. Sifat alam adalah KESIMPULAN
paradigma dasar informasi. Paradigma Filsafat ilmu adalah pusat titik
ditentukan cara memandang sesuatu. Dalam pengalihan yang memungkinkan kita untuk
ilmu informasi didefinisikan sebagai model, mengeksplorasi berbeda filosofi pengetahuan
model, ideal Fenomena model ini dilihat lain yang berhubungan dengan filsafat
dijelaskan. Kami juga menafsirkan dasar pendidikan. Sifat alami filsafat adalah
pemilihan masalah dan model pemecahan paradigma dasar informasi. Paradigma
masalah penelitian. (Bagus 1996). ditentukan dengan cara memandang sesuatu.
Terkait dengan peran filsafat ilmu sebagai Peran filsafat ilmu sebagai landasan
landasan pengembangan keilmuan pendidikan pengembangan keilmuan pendidikan yang
tidak dapat dipisahkan dari tajuk utama tidak dapat dipisahkan dari tajuk utama
penelitian yaitu ontologi. Ontologi terkait penelitian yaitu ontologi. Ontologi terkait
tentang apa yang telah dipelajari subjek dalam tentang apa yang telah dipelajari subjek dalam
ilmu pendidikan, masalah yang dibahas dalam ilmu pendidikan, masalah yang dibahas dalam
penelitian ini realitas pendidikan dan penelitian ini realitas pendidikan dan
penampilannya (realitas dan penampilan). penampilannya (realitas dan penampilan).
Realitas adalah “apa adanya keberadaan nyata

~ 406 ~
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, E. S. (18987). ilmu filsafat dan agama.


Surabaya: PT Bina Ilmu.

Jujun, S. S. (1996). Filsafat Ilmu, Sebuah


Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Kaelan. (2002). Filsafat Pancasila: Pandangan


Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:
Paradigma.

Munir, M. R. (2013). Filsafat Ilmu.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munir, M. R. (t.thn.). filsafat ilmu.

Nurgiansah, T. H. (2020). Filsafat Pendidikan.


banyumas: CV. Pena Persada.

Poespoprodjo. (1999). Filsafat Moral:


Kesusilaan dalam Teori dan Praktek.
Bandung: Pustaka Grafika.

Prof. DR. H. A. Rusdiana, M. (2018).


FILSAFAT ILMU. Bandung: Tresna
Bhakti Press.

Rinjin, K. (1997). Pengantar Ilmu Filsafat


ILmu dan Ilmu Sosial Dasar. Bandung
: CV Kayumas.

Sidi, G. (1992). Sistematika Filsafat Jilid 1-2.


Jakarta: Bulan Bintang.

Situmorang, P. G. (2008). FILSAFAT ILMU


DAN METODE RISET. Medan : USU
Press.

TP, A. A. (2005). Rangkuman Ilmu


Perbandingan Agama dan Filsafat.
Bandung: Pustaka Setia.

~ 407 ~

Anda mungkin juga menyukai