Anda di halaman 1dari 7

Macam-Macam Korelasi

1. Korelasi Product Moment


Teknik analisis korelasi product moment ini diciptakan oleh Pearson,
digunakan untuk menentukan kecenderungan hubungan antara dua variabel
interval atau rasio. korelasi ini juga digunakan untuk data kontinu dan data diskrit.
Korelasi pearson cocok digunakan untuk statistik parametrik. Ketika data
berjumlah besar dan memiliki ukuran parameter seperti mean dan standar deviasi
populasi. Ada empat cara menghitung koefisien korelasi product moment, yaitu
menggunakan skor kasar, skor deviasi, standar deviasi, dan menggunakan scatter
diagram (Budiwanto: 2014).
Menggunakan skor mentah, rumusnya adalah :

Menggunakan skor deviasi, rumusnya adalah :

Menggunakan angka standar deviasi, rumusnya adalah :

Menggunakan diagram Scater, rumusnya adalah:

Uji signifikansi nilai koefisien korelasi product moment dilakukan dengan


cara membandingkan antara r hitung dengan r tabel, dengan taraf signifikansi yang
telah ditetapkan, dan menggunakan derajad kebebasan db = N1.
2. Korelasi Partial
Teknik analisis korelasi partial digunakan untuk menghitung
kecenderungan hubungan antara dua variabel yang dikontrol oleh variabel lain.
Misalnya, penelitian ingin mengetahui korelasi antara variabel tinggi badan
dengan variabel berat badan yang dikontrol oleh variabel umur. Kerangka berfikir
yang mendasari penelitian ini adalah bahwa seorang anak yang bertambah umur
akan bertambah tinggi dan berat badannya. Mungkin korelasi tersebut disebabkan
oleh karena bertambahnya umur. Maka perlu dilihat korelasi variabel tinggi badan
dan variabel berat badan tersebut yang dikontrol oleh variabel umur (Budiwanto:
2014).
Rumus untuk menghitung korelasi partial adalah :

Keterangan:
r XY.Z = koefisien korelasi partial antara variabel X dan Y, dikontrol oleh Z
rXY = koefisien korelasi variabel X dan Y
rXZ = koefisien korelasi variabel X dan Z
rYZ = koefisien korelasi variabel Y dan Z
Uji signifikansi korelasi partial dilakukan menggunakan uji t. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada taraf
signifikansi yang telah ditetapkan. Jika nilai t hitung lebih besar daripada nilai t
tabel pada taraf signifikansi yang ditetapkan berarti hubungan variabel X dan Y
adalah signifikan maka hipotesis nihil ditolak. Jika demikian maka korelasi antara
variabel X dan Y tidak dipengaruhi oleh variabel Z.
Rumus untuk uji signifikansi adalah:
Keterangan:
t = nilai t unutk uji signifikansi korelasi partial.
r XY.Z = koefisien korelasi partial variabel X, Y dan Z
N = banyaknya kasus
3. Korelasi Berganda
Teknik korelasi berganda (multiple correlation) digunakan untuk
menghitung kecenderungan hubungan antara satu variabel tergantung (variabel
kriterion) dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel prediktor). Tingkat
hubungan antara variabel tergantung dengan beberapa variabel bebas dinyatakan
dalam koefisien korelasi ganda dengan simbol R.
Koefisien korelasi berganda ditentukan oleh koefisien korelasi antar
variabel bebas yang akan dikorelasikan dengan variabel tergantung. Jika korelasi
antar variabel bebas mempunyai koefisien korelasi tinggi maka jika dikorelasikan
secara bersama dengan variabel tergantung maka cenderung akan diperoleh
koefisien korelasi berganda yang rendah. Sebaliknya, jika koefisien korelasi antar
variabel bebas adalah rendah maka akan cenderung diperoleh koefisien korelasi
berganda yang tinggi.
Rumus korelasi berganda satu variabel tergantung dengan dua variabel bebas
adalah:

Keterangan:
rYX1 = koefisien korelasi variabel kriterion dengan variabel prediktor pertama
rYX2 = koefisien korelasi variabel kriterion dengan variabel prediktor kedua
Uji signifikansi korelasi berganda dilakukan menggunakan uji F, yaitu
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan derajad kebebasan K dan N
 K  1 pada signifikansi yang ditetapkan. K adalah jumlah variabel bebas, N
adalah jumlah kasus.
Rumus uji F untuk uji signifikansi korelasi berganda adalah:

Keterangan:
F = nilai F hitung untuk uji signifikansi korelasi berganda
rY.X1X2 = koefisien korelasi berganda
N = banyaknya kasus
K = banyaknya variabel prediktor
4. Korelasi Ganda Doulittle
Teknik korelasi berganda dari Doulittle adalah salah satu teknik analisis
korelasi ganda untuk mengetahui kecenderungan hubungan antara satu variabel
tergantung atau variabel kriterion dengan beberapa variabel bebas (prediktor)
secara bersama-sama (Guilford: 1956).
Rumus untuk memperoleh koefisien korelasi ganda adalah:

Keterangan:
RY. X1X2X3..Xn = koefisien korelasi ganda rangkaian tes
 = koefisien beta setiap variabel
R = koefisien korelasi variabel tergantung dengan variabel bebas
Langkah-langkah menghitung korelasi berganda Doulittle dilakukan
sebagai berikut.
Langkah pertama, menghitung angka standar setiap variabel. Karena
variabelvariabel yang dikorelasikan mempunyai satuan ukuran yang berbeda,
maka data mentah skor setiap variabel dirobah dahulu menjadi skor standar
menggunakan T-skor. Kemudian dilakukan penghitungan korelasi antar variabel
menggunakan teknik korelasi product moment.
Langkah kedua, menghitung korelasi antara masing-masing variabel bebas (X)
dengan variabel tergantung (Y), menghitung interkorelasi antara variabel-variabel
bebas yang satu dengan yang lain, dan nilai rata-rata hitung dan standar deviasi
semua variabel.
5. Korelasi Ganda Wherry-Doulittle
Teknik analisis korelasi ganda dari Wherry-Doulittle merupakan alternatif
teknik analisis korelasi ganda yang digunakan untuk menghitung kecenderungan
hubungan antara satu variabel tergantung atau variabel kriterion dengan beberapa
variabel bebas atau variabel prediktor secara bersama-sama (Verducci: 1980).
Istilah variabel kriterion dan variabel prediktor biasa digunakan pada waktu proses
analisis data dalam penyusunan tes keterampilan cabang olahraga permainan.
Teknik korelasi ganda Wherry-Doulittle ini memiliki kelebihan yaitu dapat
menentukan gabungan variabel prediktor yang mempunyai koefisien korelasi
ganda paling tinggi dengan variabel kriterion. Dalam menyusun tes berangkai
keterampilan suatu cabang olahraga permainan, teknik korelasi ganda ini dapat
digunakan untuk menentukan alternatif-alternatif gabungan butir tes atau variabel
prediktor yang mempunyai koefisien korelasi ganda paling tinggi dengan variabel
kriterion. Koefisien korelasi antara variabel kriterion dengan variabel prediktor
merupakan koefisien validitas.
Langkah-langkah analisis korelasi ganda Wherry-Doulittle secara
berurutan sebagai berikut.
Langkah pertama, menghitung korelasi antara variabel kriterion (variabel
tergantung) dengan setiap variabel prediktor (variabel bebas) menggunakan teknik
korelasi product moment.
Langkah kedua, menghitung interkorelasi antar butir-butir tes eksperimen atau
antar variabel-variabel predictor menggunakan teknik korelasi product moment.
Langkah ketiga, menghitung rata-rata hitung dan standar deviasi semua variable.
DAFTAR PUSTAKA
Budiwanto, S. 2017. Metode Statistika. Malang : Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai