Anda di halaman 1dari 10

Analisis Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Dalam Memenuhi Pelaksanaan Wajib Belajar

12 Tahun Di Kabupaten Deli Serdang


Analisis Situasi
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini
dikarenakan pendidikan dapat meningkatkan kualitas seseorang baik dari segi kemampuan
maupun pengetahuan. Pendidikan juga seringkali dijadikan sebagai prioritas utama dalam
pembangunan di suatu negara. Tidak hanya di Indonesia, Pendidikan juga dianggap penting
bagi negara-negara besar lainnya. Terbukti dari tujuan keempat Sustainable Development
Goals (SDGs) yaitu meningkatkan kualitas pendidikan melalui target menjamin kualitas
pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar pada seluruh
lapisan masyarakat. Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian khusus untuk menjamin
kualitas pendidikan di seluruh daerah. Hal tersebut diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang
menargetkan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun. Kemudian dilanjutkan kembali pada RPJMN
2020-2024 dengan fokus pada percepatan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang menyelenggarakan wajib belajar
12 tahun. Hal tersebut dicantumkan di Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Utara
Nomor 9 tahun 2018 pasal 2 ayat 2. Selain itu, wajib belajar 12 tahun juga menjadi fokus utama
bagi pemerintah Sumatera Utara. Hal tersebut telah diatur pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023, wajib belajar 12 tahun dijadikan sebagai program
prioritas yang ketujuh dalam pembangunan Sumatera Utara dengan menargetkan pelaksanaan
maksimal wajib belajar 12 tahun. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Utara khususnya di kabupaten Deli Serdang.
Adapun berdasarkan data BPS, rata-rata lama sekolah di kabupaten Deli Serdang tahun 2023
sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Deli Serdang
Tahun RLS Kabupaten
Deli Serdang
2017 9,70
2018 9,92
2019 10,08
2020 10,09
2021 10,10
2022 10,11
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwasannya rata-rata lama sekolah di
Sumatera Utara tahun 2022 masih dibawah angka 12 tahun yaitu sebesar 10,11 tahundari data
tersebut menunjukkan belum optimalnya pelaksanaan program 12 tahun di kabupaten Deli
Serdang.
Selain itu permasalahan yang membuat anak putus sekolah yaitu masih tingginya angka
kemiskinan di kabupaten Deli Serdang. Data jumlah penduduk miskin dapat dilihat dalam
grafik brikut ini:
Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Di Porvinsi Sumatera Utara

Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara


200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Nias

Deli Serdang

Humbang Hasundutan

Nias Barat

Pematangsiantar
Karo

Gunungsitoli
Tapanuli Tengah

Toba Samosir

Nias Selatan

Serdang Bedagai

Padang Lawas
Labuhan Batu
Asahan

Labuanbatu Utara
Nias Utara

Tebing Tinggi
Medan

Padangsidimpuan
Dairi

Langkat

Batu Bara

Labuhanbatu Selatan
Tapanuli Selatan

Samosir

Sibolga
Tapanuli Utara

Simalungun

Pakpak Bharat

Padang Lawas Utara

Binjai
Mandailing Natal

Tanjungbalai
2022

Berdasarkan data tersebut diketahui pada tahun 2022 jumlah pendudk miskin di
kabupaten Deli Serdang menempati posisi ke 3 sebesar 85,28 ribu jiwa. Dari data tersebut dapat
disimpulakan bahwa masih tingginya jumlah penduduk miskin di kabupaten Deli Serdang.
Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat banyak penduduk yang pendidikan nya di bawah
SD/sederajat. Salah satu penyebab utamanya adalah terjadinya putus sekolah di kabupaten Deli
Serdang. Selanjutnya analisis trend meningkatnya angka putus sekolah kab. Deli Serdang.
Grafik 2. Analisis Trend Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang

Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang


3 2,76

2,5
1,91
2
1,36
1,5 1,13 1,19

1
0,5
0
2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang 2018-2022 (Data Diolah)


Berdasarkan grafik dari data analisis dan analisis ternd tersebut, maka dapat dilihat
fluktuasi angka putus sekolah yang menunjukkan adanya ternd kenaikan dan penurunan dari
tahun ketahun. Dengan demikian, masalah putus sekolah di kabupaten Deli Serdang belum
diatasi dengan baik oleh pemerintah daerah tersebut. Untuk itu, perlu diketahui hal-hal yang
melatarbelakangi keputusan siswa putus sekolah agar APTS di Deli Serdang mengalami
penurunan secara konsisten. Terdapat beberapa alasan yang mendasari keputusan siswa untuk
berhenti sekolah. Rumberger (1983), mengatakan bahwa alasan siswa putus sekolah sangat
bervariasi, diantaranya adalah seringkali anak dilibatkan dalam kegiatan ekonomi seperti
bekerja. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan untuk berhenti melanjutkan pendidikan di
sekolah dikarenakan bekerja saat bersekolah bisa mengganggu aktivitas di sekolah dan
berdampak pada penurunan kinerja pendidikan di sekolah (Eckstein dan Wolpin, 1999). Putus
sekolah dapat menyebabkan rendahnya pendidikan seseorang. Rendahnya tingkat pendidikan
ini bisa membatasi kesejahteraan ekonomi seseorang, tidak hanya memiliki konsekuensi
ekonomi secara langsung, tetapi juga menyebabkan kerugian lebih besar dari waktu ke waktu
(Rumberger, 1987).
Identifikasi Masalah
1. Rata-rata lama sekolah di kabupaten Deli Serdang belum sesuai dengan standar wajib
belajar 12 tahun.
2. Masih tingginya angka kemiskinan di kabupaten Deli Serdang.
3. Jumlah siswa putus sekolah di kabupaten Deli Serdang masih tinggi.
4. Perekonomian di kabupaten Deli Serdang masih rendah
Rumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah, maka disimpulkan rumusan masalah yaitu“
Bagaimana hasil analisis rata-rata lama sekolah (RLS) dalam rangka memenuhi wajib belajar
12 tahun di kabupaten Deli Serdang?”
Kajian Pusataka
Rata-Rata Lama Sekolah
Pendidikan juga sebagai unsur penting dalam pembangunan manusia karena memiliki
peran penting dalam meningkatkan kemampuan suatu wilayah dalam menyerap teknologi
modern dan pengembangan kapasitas pembangunan berkelanjutan. Pendidikan dalam
pembangunan manusia dapat dilihat dengan rata-rata lama sekolah. Pendidikan yang lebih
tinggi akan lebih besar harapannya dalam membangun manusia dari pada pendidikan yang
lebih renda, ketika kesempatan kerja terbatas bagi pendidikan yang lebih rendah orang-orang
akan memposisikan dirinya untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
Rata-rata lama sekolah (RLS) adalah angka yang menggambarkan lamanya (tahun)
masa sekolah yang dialami penduduk usia 25 tahun ke atas. Badan Pusat Statistik
mengemukakan bahwa RLS didefenisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk dalam menjalani pendidikan formal. RLS dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
dan kualitas pendidikan masyarakat dalam suatu wilayah. Berdasarkan hasil penelitian
terdahulu didapati bahwa penyebab putus sekolah adalah ketidakmampuan membayar biaya
pendidikan. Di samping itu masih terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak putus
sekolah, seperti faktor lingkungan, pemahaman atas pentingnya pendidikan, budaya,
ketersediaan sarana/prasarana pendidikan dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sabrina (2021) yang menyampaikan bahwa anak putus sekolah umumnya karena kurang
mampu membayar biaya pendidikan dan kurang memperoleh informasi tentang beasiswa, baik
mengenai sumber-sumber beasiswa maupun cara mengaksesnya, sehingga dijawab dengan
membangun Kampung Beasiswa. Faktor penyebab anak putus sekolah urutannya adalah faktor
ekonomi, faktor perhatian orangtua, faktor fasilitas pembelajaran, faktor minat anak
bersekolah, faktor budaya, dan faktor lokasi sekolah (Dewi, dkk.,2014). Pendapatan keluarga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan untuk anak putus sekolah, sehingga disarankan
agar pemerintah mengoptimalkan bantuan pendidikan berupa beasiswa atau bantuan biaya
sekolah lainnya (Asmara & Sukadana, 2016). Penyebab dominan anak putus sekolah adalah
faktor ekonomi yaitu ketidakmampuan keluarga membiayai pendidikan, disamping
faktorfaktor lainnya seperti faktor lingkungan dan kurangnya pemahaman akan pentingnya
pendidikan (Wassahua, 2016).
Mahya dan Widodadi (2021) menyampaikan bahwa angka harapan lama sekolah, rata-
rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia yakni sebesar 97,8% dan hanya 2,2% dipengaruhi oleh faktor
lain.Rata- rata lama sekolah secara langsung berpengaruh signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (Arofah dan Rohimah, 2019). Sementara itu, Amanah (2021)
menemukan bahwa Rata- Rata Lama Sekolah berkorelasi positif dan signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Barat Disamping berpengaruh terhadap Indeks
Pembangunan Manusia, rata-rata lama sekolah juga berpengaruh terhadap kemiskinan (Faritz
dan Soejoto, 2020; Pradipta dan Dewi, 2020). Solihin (2014) dalam Pradipta dan Dewi (2020)
menyampaikan ada 3 faktor terbesar penyebab Kemiskinan, yaitu rendahnya pendidikan dan
tingginya pengangguran; inflasi, dan terbatasnya sumberdaya alam dan belum
dikedepankannya daya saing. Syabrina, dkk. (2021) menyatakan bahwa secara parsial rata-rata
lama sekolah berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dan secara simultan rata-rata lama
sekolah dengan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran juga berpengaruh signifikan
terhadap kemiskinan. Hutabarat (2018) mendapati bahwa rata-rata lama sekolah berpengaruh
negatif tapi tidak signifikan terhadap jumlah Penduduk Miskin.Todaro (2000) dalam Hutabarat
(2016) menyatakan bahwa orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya memiliki akses
yang lebih besar untuk mendapat pekerjaan dengan bayaran yang lebih tinggi.

Wjib Belajar 12 Tahun


Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi.
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
secara sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga nantinya
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan. Pendidikan yang baik dan bermutu sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas individu di seluruh dunia. Seperti yang kita ketahui sekarang ini, setiap
negara berlomba-lomba untuk merencanakan pendidikan yang setinggi-tingginya bagi setiap
warga negaranya. Melalui pendidikan yang bermutu, maka sebuah negara akan melahirkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (Margiyanti & Maulia, 2023).
Pada tahun 2013, pemerintah pusat telah mengeluarkan program wajib belajar 12 tahun
atau sering disebut dengan program pendidikan menengah universal sebagai lanjutan dari
program wajib belajar 9 tahun. Adanya program lanjutan ini dimaksudkan untuk menjaga
keberhasilan dan kesinambungan dari program sebelumnya sekaligus untuk menyiapkan
generasi emas di Indonesia tahun 2045. Namun pada kenyataannya, masih sering kita jumpai
anak-anak yang putus sekolahnya sehingga ini membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia
masih belum merata dan program tersebut belum sepenuhnya behasil (Margiyanti & Maulia,
2023).
Program yang dibuat oleh pemerintah sebenarnya sangat bagus jika terlaksana dengan
baik. Program wajib belajar 12 tahun ini dimaksudkan agar generasi bangsa sekurang-
kurangnya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga menghasilkan generasi-generasi
yang bermutu dan berkualitas. Namun pada kenyataannya program ini masih belum berjalan
maksimal. putusnya pendidikan anak ditengah jalan umumnya terjadi di daerah perdesaan
walaupun tidak menutup kemungkinan di daerah perkotaan juga terjadi fenomena tersebut.
Faktor penyebab anak putus sekolah yaitu:
1. Faktor Keluarga Lingkungan, keluarga menjadi faktor penyebab anak putus sekolah
karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Rendahnya pengetahuan orang tua dan latar belakang pendidikan yang rendah
menjadikan anak kurang memiliki cita-cita yang tinggi. Biasanya keluarga yang
berlatar belakang seorang petani atau pedagang mewariskan pekerjaannya kepada
anak-anaknya.
2. Faktor Ekonomi, Keadaan ekonomi yang rendah juga menjadi faktor penyebab
putusnya pendidikan anak. Tidak jarang juga kita jumpai bahwa orang tua dengan
ekonomi yang sederhana tetap mendukung anaknya untuk terus berpendidikan, namun
anak yang enggan melanjutkan pendidikan. Ini menunjukkan bahwa motivasi anak
untuk belajar juga kurang sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi
anak.
3. Keterbatasan Akses Menuju Ke Sekolah, Sulitnya akses jalan dari rumah kesekolah
menjadi masalah yang serius yang dapat menjadi faktor penghambat putusnya sekolah
anak. Hal ini biasa terjadi di daerah terpelosok atau terpencil yang sarana prasarana
jalan masih tanah dan jika musim hujan tiba, jalan tersebut susah untuk diakses. Jarak
sekolah yang jauh dan tidak adanya transportasi umum yang mendukung memicu anak
untuk malas bersekolah.
4. Minimnya Fasilitas Pendidikan di Suatu Daerah, Pemerintah telah berupaya
memeratakan pendidikan di Indonesia. Namun untuk program wajib belajar 12 tahun
di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) belum bisa berjalan secara maksimal
yang ditandai dengan tingginya angka putus sekolah, khususnya dari tingkat SMP
menuju SMA.
Analisi SWOT
Tabel 2. Analisis SWOT
Strengths Weaknesses
1. Ketersediaan Infrastruktur: Kabupaten 1. Faktor Ekonomi: Tingkat kemiskinan di
Deli Serdang memiliki infrastruktur beberapa daerah di Kabupaten Deli
pendidikan yang cukup baik, termasuk Serdang dapat mempengaruhi rata-rata
sekolah-sekolah yang memadai dan lama sekolah dan menyebabkan
fasilitas yang memadai. peningkatan angka putus sekolah.
2. Potensi Sumber Daya Manusia: Terdapat 2. Fasilitas Terbatas: Meskipun infrastruktur
potensi sumber daya manusia yang pendidikan ada, masih terdapat beberapa
Tabel Analisis SWOT berkualitas di Kabupaten Deli Serdang, sekolah yang kurang dilengkapi fasilitas
seperti guru yang berpengalaman dan yang memadai, seperti perpustakaan dan
berkompeten dalam mengajar. laboratorium.
3. Program Intervensi: Pemerintah daerah 3. Kurangnya Kesadaran Pendidikan:
telah meluncurkan program-program Terdapat kurangnya kesadaran akan
intervensi, seperti beasiswa, bantuan pentingnya pendidikan di kalangan
pendidikan, dan program pemberdayaan, masyarakat, yang dapat menyebabkan
untuk mengurangi angka putus sekolah.
kurangnya motivasi siswa untuk
melanjutkan pendidikan mereka.

Opportunities 1. Dalam hal ini dapat memanfaatkan 1. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan
1. Kemitraan dengan Pihak Eksternal: kemitraan dengan perusahaan atau sumber daya yang lebih besar untuk
Pemerintah daerah dapat menjalin organisasi untuk mengembangkan meningkatkan fasilitas pendidikan di
kemitraan dengan perusahaan atau program-program pendidikan yang Kabupaten Deli Serdang. Ini termasuk
organisasi untuk memberikan peluang melibatkan siswa. Program-program peningkatan fasilitas sekolah seperti
magang atau pendidikan vokasional seperti magang atau pendidikan perpustakaan, laboratorium, dan sarana
kepada siswa, sehingga dapat vokasional dapat memberikan pendukung lainnya. Investasi yang tepat
meningkatkan keterampilan mereka dan kesempatan bagi siswa untuk dalam infrastruktur pendidikan dapat
mengurangi angka putus sekolah. mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara
2. Program Kesadaran Pendidikan: Melalui pengetahuan yang relevan dengan dunia keseluruhan dan memberikan lingkungan
kampanye yang tepat, kesadaran kerja. Hal ini dapat membantu yang lebih baik bagi siswa.
masyarakat tentang pentingnya meningkatkan rata-rata lama sekolah 2. Kabupaten Deli Serdang dapat
pendidikan dapat ditingkatkan, yang dengan memberikan motivasi tambahan meluncurkan program pelatihan dan
dapat mendorong siswa untuk mengikuti kepada siswa dan mengurangi angka pengembangan yang terfokus pada guru-
pendidikan lebih lama. putus sekolah. guru di daerah tersebut. Melalui pelatihan
2. Dapat meluncurkan kampanye atau yang memadai, guru dapat meningkatkan
program kesadaran pendidikan yang keterampilan mereka dalam mengajar dan
ditujukan kepada masyarakat dan siswa. memberikan pengajaran yang lebih
Melalui pendekatan ini, kesadaran akan berkualitas kepada siswa. Ini akan
pentingnya pendidikan dapat membantu meningkatkan motivasi siswa
ditingkatkan, dan orang tua serta siswa untuk tetap bersekolah lebih lama dan
dapat lebih memahami manfaat jangka mengurangi angka putus sekolah.
panjang dari melanjutkan pendidikan. 3. Pemerintah daerah dapat mengadakan
Kesadaran yang meningkat dapat kampanye kesadaran masyarakat yang
membantu mengurangi angka putus bertujuan untuk meningkatkan
sekolah dan mendorong siswa untuk pemahaman masyarakat tentang
mengambil bagian dalam pendidikan pentingnya pendidikan. Kampanye ini
lebih lama. dapat menyasar orang tua, keluarga, dan
3. Pemerintah daerah dapat masyarakat secara luas. Melalui
mengembangkan program-program pendekatan ini, kesadaran akan manfaat
bantuan yang lebih luas dan terstruktur pendidikan dan dampak negatif dari putus
untuk membantu siswa yang mengalami sekolah dapat ditingkatkan, dan
kesulitan ekonomi dalam melanjutkan masyarakat dapat berperan aktif dalam
pendidikan mereka. Ini bisa termasuk mendorong siswa untuk tetap bersekolah.
bantuan keuangan, beasiswa, atau
program pemberdayaan ekonomi yang
dapat membantu mengurangi tekanan
ekonomi pada keluarga dan
memungkinkan siswa untuk tetap
bersekolah lebih lama.

Threats 1. menjalankan program wajib belajar 12 1. melaksanakan program penyuluhan


1. Angka Putus Sekolah: Tingkat angka tahun 2. penyuluhan beasiswa terkhusus pada
putus sekolah masih menjadi ancaman di 2. melaksanakan program bantuan untuk anak yang memiliki ekonomi rendah atau
Kabupaten Deli Serdang, terutama di siswa yang memiliki ekonomi rendah kurang mampu.
kalangan keluarga dengan kondisi 3. memberikan sosialisasi kepada para anak 3. penambahan alokasi anggaran
ekonomi yang sulit. Hal ini dapat yang masih diusia sekolah Pendidikan sekolah gratis
mempengaruhi rata-rata lama sekolah.
2. Persaingan Global: Dalam era
globalisasi, siswa dihadapkan pada
persaingan yang lebih ketat baik di
tingkat lokal maupun global. Jika rata-
rata lama sekolah di Kabupaten Deli
Serdang tidak ditingkatkan, siswa
mungkin kesulitan bersaing di masa
depan.

Rumusan Alternatif Kebijakan:


Visi:
Menjadi Kabupaten Deli Serdang yang memberikan akses pendidikan yang inklusif dan
berkualitas, sehingga mampu memenuhi pelaksanaan wajib belajar 12 tahun bagi seluruh
generasi muda.
Misi:
1. Menyediakan akses pendidikan yang merata dan inklusif bagi semua anak di Kabupaten
Deli Serdang, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis mereka.
Memastikan bahwa tidak ada anak yang terlantar dari kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan.
2. Memperkuat kualitas pendidikan di Kabupaten Deli Serdang dengan meningkatkan
standar pengajaran, kurikulum yang relevan, dan peningkatan kompetensi guru.
Membangun lingkungan belajar yang inspiratif, inklusif, dan memotivasi siswa untuk
mencapai potensi penuh mereka.
3. Membangun kemitraan yang kuat dengan pemerintah pusat, masyarakat, lembaga
pendidikan, dan sektor swasta untuk meningkatkan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.
Mengkoordinasikan upaya bersama, berbagi sumber daya, dan saling mendukung dalam
mencapai tujuan bersama.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap implementasi program
pendidikan dan pencapaian rata-rata lama sekolah. Mengidentifikasi kendala, mengukur
dampak program, dan melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai hasil yang
lebih baik.
Rekomendasi Kebijakan:
1. Membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan di seluruh Kabupaten Deli
Serdang, termasuk pembangunan sekolah, ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium
yang memadai.
2. Menyediakan program beasiswa untuk siswa dari keluarga kurang mampu, agar mereka
dapat memperoleh pendidikan tanpa terhambat oleh kendala finansial.
3. Memberikan bantuan keuangan kepada siswa yang mengalami kesulitan ekonomi, seperti
subsidi buku dan seragam sekolah.
4. Membangun kemitraan dengan pemerintah pusat, lembaga pendidikan, masyarakat, dan
sektor swasta untuk meningkatkan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.
5. Melibatkan aktif orang tua, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan dan
memotivasi siswa untuk tetap bersekolah.
6. Menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi yang efektif untuk mengukur dan memantau
rata-rata lama sekolah serta pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.

Strategi Implementasi, Waktu Dan Sumber Daya Yang Diperlukan.


1. Strategi Implementasi:
• Mendirikan tim kerja yang terdiri dari perwakilan dari pemerintah daerah, lembaga
pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Tim ini bertanggung jawab untuk
merancang, melaksanakan, dan memantau kegiatan terkait implementasi kebijakan.
• Membuat rencana tindakan terperinci yang mencakup langkah-langkah yang perlu
diambil, target pencapaian, dan jadwal waktu.
• Membangun kemitraan yang kuat dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk
pemerintah pusat, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Kolaborasi ini
akan mendukung implementasi kebijakan dan memperluas sumber daya yang tersedia.
• Melakukan kampanye komunikasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya wajib belajar 12 tahun dan upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah.
2. Waktu:
• Dibutuhkan waktu untuk merumuskan kebijakan, merancang rencana tindakan, dan
membentuk tim kerja. Tahap ini dapat memakan waktu sekitar 3-6 bulan.
• Proses implementasi akan berlangsung secara berkelanjutan dan memerlukan
pemantauan yang rutin. Evaluasi berkala juga harus dilakukan untuk mengukur
kemajuan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Tahap ini mungkin
memakan waktu beberapa tahun atau lebih, tergantung pada kompleksitas kebijakan
dan target yang ingin dicapai.

3. Sumber Daya:
• Diperlukan personel yang terampil dan berpengetahuan dalam bidang pendidikan untuk
melaksanakan kebijakan dan program-program terkait. Ini termasuk guru, staf sekolah,
petugas pendidikan, dan anggota tim kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas juga
harus dilibatkan dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas.
• Diperlukan anggaran yang memadai untuk mendukung implementasi kebijakan,
termasuk pembiayaan infrastruktur pendidikan, program beasiswa, pelatihan, peralatan
pendidikan, dan kegiatan lainnya. Sumber daya keuangan dapat berasal dari pemerintah
daerah, dana pendidikan, sponsor, atau mitra lainnya.
• Penggunaan teknologi pendidikan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
implementasi kebijakan. Oleh karena itu, sumber daya teknologi seperti perangkat
keras, perangkat lunak pendidikan, akses internet, dan pelatihan teknologi harus
dipertimbangkan dan dialokasikan.

Perencanaan Evaluasi
Perencanaan evaluasi yang baik akan menjadi landasan penting dalam memantau dan
mengevaluasi kemajuan serta efektivitas implementasi kebijakan rata-rata lama sekolah dalam
memenuhi pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Deli Serdang. Evaluasi ini
bertujuan untuk mengukur pencapaian target, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
kebijakan, serta mengevaluasi dampak yang telah tercapai. Dalam perencanaan evaluasi, akan
ditentukan indikator yang relevan, metode pengumpulan data yang tepat, serta jadwal dan
prosedur pelaksanaannya. Data awal akan dikumpulkan untuk memahami situasi pendidikan
sebelum implementasi kebijakan, dan kemudian data tersebut akan dianalisis secara
komprehensif untuk mengevaluasi kemajuan dan pencapaian. Hasil evaluasi akan
diinterpretasikan dengan cermat, kemudian disusun dalam laporan yang jelas dan mudah
dipahami. Hasil evaluasi tersebut akan menjadi dasar untuk mengambil keputusan kebijakan
yang berdasarkan bukti dan mengidentifikasi tindakan perbaikan yang perlu dilakukan.
Evaluasi yang berkelanjutan dan melibatkan pemangku kepentingan akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang keberhasilan implementasi kebijakan dan membantu
dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Deli
Serdang.
Penutup
Dalam memenuhi pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Deli Serdang,
analisis rata-rata lama sekolah (RLS) telah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang terkait. Rekomendasi kebijakan yang diperlukan meliputi peningkatan
kualitas pendidikan, peningkatan aksesibilitas, pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama
antara pemangku kepentingan. Evaluasi yang berkelanjutan akan membantu memantau
kemajuan dan mengidentifikasi area perbaikan. Dengan upaya bersama dan komitmen yang
kuat, diharapkan Kabupaten Deli Serdang dapat berhasil memenuhi wajib belajar 12 tahun,
meningkatkan kesempatan pendidikan, dan mendorong perkembangan sosial dan ekonomi
yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka
Arofah, I., & Rohimah, S. (2019). Analisis Jalur Untuk Pengaruh Angka Harapan Hidup,
Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia Melalui Pengeluaran Riil Per Kapita Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Saintika Unpam: Jurnal Sains Dan Matematika Unpam, 2(1), 76.
Asmara, Y. R. I., & Sukadana, I. W. (2016). Mengapa Angka Putus Sekolah Masih
Tinggi?(Studi Kasus Kabupaten Buleleng Bali). EJ. EP Unud. https://ojs. unud. ac.
id/index. php/eep/article/download/23557/16727.
Dewi, N. A. K., Zukhri, A., Dunia, I. K., & Erg, M. (2014). Analisis faktor-faktor penyebab
anak putus sekolah usia pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak tahun
2012/2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 4(1).
Hutabarat, D. (2018). Pengaruh Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah,
Pengeluaran Rill Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran Terhadap
Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Sumatera Utara (Doctoral dissertation,
Universitas Sumatera Utara).
Mahya, A. J., & Widowati, W. (2021). Analisis Pengaruh Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-
Rata Lama Sekolah, Dan Pengeluaran Per Kapita Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia. Prismatika: Jurnal Pendidikan Dan Riset Matematika, 3(2), 126-139.
Margiyanti, I., & Maulia, S. T. (2023). Kebijakan Pendidikan Implementasi Program Wajib
Belajar 12 Tahun. Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris, 3(1), 199-208.
Sabrina, R. (2021). Konsep dan Rancangan Pembangunan Kampung Beasiswa Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Inovasi Vol.18 No.2, Oktober 2021. Badan
Penelitiandan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Sinaga, P. P., & Sitorus, J. R. H. (2022, November). Pengaruh Sosial Ekonomi, Demografi dan
Kesehatan Mental Terhadap Status Putus Sekolah Pada Usia SMA di Sumatera Utara
Tahun 2021. In Seminar Nasional Official Statistics (Vol. 2022, No. 1, pp. 713-722).

Anda mungkin juga menyukai