Bab 7 Benar
Bab 7 Benar
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS NGANTANG
Jl. Raya Kaumrejo No 47 Ngantang Telp (0341) 521097
E-mail: pkmngantang@yahoo.co.id
MALANG – 65392
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Ngantang
Tanggal:
Kepala Puskesmas Ngantang
dr. RURI PUJIANTI
NIP. 19830523 201101 2 007
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Berijazah SMA/SMEA/SMK/PCPP.
b. Ramah dan sopan dalam menjalankan tugas.
c. Mampu bekerja sama dalam sebuah tim.
d. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam
medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur,
dan inforrnasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
6. Untuk mengidentifikasi, menilai kepuasan pelanggan harus berdasarkan SOP yang
berlaku.
7. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran.
8. Hak-hak pasien meliputi :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan pelayanan yang berlaku
di Puskesmas.
b. Mendapatkan informasi atas:
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit sebagai akibat
dari tindakan tersebut, cara mengatasinya dan alternatif lainnya.
3) Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan agar
anggota keluarga/orang lain tidak menderita penyakit yang sama.
c. Meminta konsultasi medis.
d. Menyampaikan pengaduan, saran, kritik dan keluhan dengan pelayanan.
e. Memperoleh layanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur dan manusiawi.
f. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan tindakan,
alternatif tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang mungkin terjadi prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan.
g. Hak dan kewajiban pasien yang didalamnya memuat hak memilih tenaga kesehatan
jika dimungkinkan.
h. Meemberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya kecuali untuk kasus KLB dan
kasus yang dapat membahayakan masyarakat.
i. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
9. Kewajiban Pasien
a. Membawa kartu identitas (KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan jelas untuk
kunjungan pertama kali.
b. Membawa kartu berobat.
1) Pengguna layanan BPJS membawa kartu BPJS.
2) Pengguna layanan umum yang sudah pernah berklinjung membawa kartu
kunjungan / berobat.
c. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas.
d. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk pengobatan.
e. Memberikan informasi yang betul dan lengkap tentang masalah kesehatannya
kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.
10. Hak Penyedia Layanan / Petugas
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanan tugas sesuai dengan standar
profesinya.
b. Menolak permintaan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi maupun hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
11. Kewajiban Penyedia Layanan / Petugas
a. Melakukan pelayan sesuai dengan standar profesi dan prosedur tetap/ SOP
pelayanan.
b. Memberikan informasi pelayanan kepada pengguna layanan, baik itu waktu,
persyaratan, hasil, biaya serta kompensasi pelayanan.
c. Memberikan teguran bagi pengunjung yang tidak mentaati ketentuan pelayanan
dam memberikan saran agar tidak terulang lagi.
d. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan semaksimal mungkin,
sehingga tercapai kepuasan pengguna layanan.
e. Melakukan pengukuran lndeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan.
12. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi
ditindaklanjuti.
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, kajian lain
oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajyian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjarnin keamanan pasien dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk nap pasien, dan melibatkan pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
19. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus didentifikasi.
20. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus di informasikan
kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Tersedia tim kesehatan antar profesi yang profesioanal untuK melakukan kajian jika
diperlukan penanganan secara tim.
4. Tersedia pelaksanan pemeliharaan alat dan strelisisasi alat sesuai SOP dan jadwal.
5. Tersedia pelaksanaan sarana (gedung) sesuai SOP dan jadwal
6. Tersedia tahapan dan prosedur pelayanan klinis yang dipahami oleh petugas sesuai
SOP alur pelayanan.
7. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai renpana layanan.
8. Untuk koordinasi di ruang pendaftaran diperlukan SOP koordinasi dan komunikasi
antara pendaftaran dengan unit terkait dan diperlukan SOP yang berlaku.
9. Pelaksanaan layanan dan perkernbangan pasien harus dicatat dalamrekam medis.
10. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
11. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelurn
mendapatkan persetujuan.
12. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib di
dokumentasikan.
13. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
14. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
15. Kasus-kasus gawat darurat hams diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
16. Setiap petugas kesehatan diwajibkan untuk memakai APD (alat pelindung diri) pada
saat melakukan tindakan.
17. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.
18. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencegahan kewaspadaan universal.
19. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
20. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
21. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
22. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan tindak1anjuti.
23. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
24. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
25. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
26. Pasicn berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
27. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
28. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk rnembuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab
rnereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
29. Pelayananan estesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
30. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
31. Pemberian makanan dan terapi nutrisi, penyiapan, penanganan, penyimpaian dan
distribusi makanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan ketentuan yang
berlaku.
32. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dam kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi :
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi
pemeriksa harus disertai dengan kehadiran pasien
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
b. Rujukan pada saat bencana
Evakuasi korban dilakukan berdasarkan tingkat kegawat daruratan korban dan
ketersediaan sarana serta surnber daya manusia standar rujukan pasien pada saat
bencana dilakukan setelah dilakukan triase,dimana korban dengan:
1. Label merah, dirujuk ke rumah sakit tipe A/ B
2. Label kuning, dirujuk ke rumah sakit tipe B /c “A
3. Label hijau, dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit lapangan
4. Label hitam meninggal : tergantung dari kondisi korban, perlu diidentifikasi atau
tidak, apabila diperlukan dirujuk rumah sakit.
c. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Cakupan rujukan pclayanan kesehatan masyarakat adalah rujukan kesehatan
masalah masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan
bencana. Rujukan pelayanan kesehatan dilakukan apabila Puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan dan tidak mampu menanggulangi Upaya Kesehatan
Masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya ke Dinas, Kesehatan Kabupatcn/
Kota.
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan.
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan insiden, kemampuan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera,
Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
TEMA
Penanganan KTD, KPC dan KNC akan meningkatkan mutu pelayanan medis
TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS NGANTANG
Jl. Raya Kaumrejo No 47 Ngantang Telp (0341) 521097
E-mail: pkmngantang@yahoo.co.id
MALANG – 65392
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Ngantang
Tanggal:
Kepala Puskesmas Ngantang
dr. RURI PUJIANTI
NIP. 19830523 201101 2 007
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Ngantang
Tanggal:
Kepala Puskesmas Ngantang
dr. RURI PUJIANTI
NIP. 19830523 201101 2 007
TENTANG
POJOK BERMAIN ANAK
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Ngantang
Tanggal:
Kepala Puskesmas Ngantang
dr. RURI PUJIANTI
NIP. 19830523 201101 2 007
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Ngantang
Tanggal:
Kepala Puskesmas Ngantang
PENDELAGASIAN WEWENANG
3 Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
4 Poli Gizi Ahli Gizi
5 Sanitasi Kesehatan
Lingkungan
6 Laboratorium Analisis laboratorium
7 Farmasi
8 Poli Kesehatan Ibu
dan Anak
9 Kaber
10 Bidan Desa
11 Perawat Desa
12 Poli KB
PENDAFTARAN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin petugas untuk menertibkan urutan
pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh
fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas
Sebagai pedoman dalam mendaftarkan pasien agar pelayanan di Loket
Pendaftaran berjalan dengan tepat, cepat, lancar dan prosedural
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : …………….. Tentang Kebijakan
Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Peraturan menteri kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 tentang rekam
medis
Standar Puskemas 2013
1. Petugas mempersilahkan pasien datang mengambil nomor antrian
2. Petugas memanggil nomor urut antrian
3. Petugas menanyakan identitas pasien, mengecek kepersetaan BPJS jika
diperlukan
4. Petugas menanyakan kebutuhan pasien
5. Petugas menyerahkan identitas pasien ke petugas rekam medis
Pasien datang
Semua unit
IDENTITAS PASIEN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Identifikasi pasien adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan
tentang bukti-bukti pasien sehingga kita dapat menetapkan dan
mempersamakan keterangan tersebut dengan pasien, dengan kata lain bahwa
dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas pasien dan dengan identitas
tersebut kita dapat mengenal pasien yang satu dengan membedakan dari pasien
yang lain untuk mencegah terjadinya kesalahan
Sebagai pedoman dalam mengidentifikasi pasien di loket pendaftaran
Puskesmas Ngantang
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Ngantang Nomor : …………….. Tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269 tahun 2008 tentang
rekam medis
2. Standar Puskesmas 2013
1. Petugas meminta kartu identitas pada pasien (KTP/SIM)
2. Petugas mencocokkan kesesuaian pasien dengan kartu identitas
3. Petugas menanyakan data pribadi pasien, seperti nama, alamat,
tempat/tanggal lahir
4. Petugas melakukan proses pendaftaran
5. Petugas menanyakan keluhan pasien dan poli tujuan
6. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu di ruang tunggu
Unit Pendaftaran
PENYAMPAIAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Hak adalah segala sesuatu yang harus diterima pasien pada saat menerima
pelayanan
Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi pasien pada saat
menerima pelayanan
Agar pasien mendapatkan haknya dan melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan ketentuan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Ngantang Nomor : …………….. Tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Standar Puskesmas 2013
1. Hak dan kewajiban pasien di pasang di papan informasi puskesmas, brosur
dan kartu berobat pasien yang dapat dibaca oleh pasien
2. Petugas pendaftaran memberitahu kepada pasien bahwa informasi mengenai
hak dan kewajiban pasien telah tertera di papan informasi puskesmas dan
sudah tersedia di brosur puskesmas dan kartu berobat
3. Petugas pendaftaran menjelaskan hak dan kewajiban pasien apabila pasien
kurang jelas
Semua Unit
KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTARA
PENDAFTARAN DENGAN UNIT-UNIT PENUNJANG
TERKAIT
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dengan unit-unit penunjang
terkait adalah proses kerjasama dan penyampaian pesan dari petugas
pendaftaran dengan unit-unit pelayanan yang ada di puskesmas sesuai dengan
kebutuhan pasien
Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan transfer pasien antara unit
pendaftaran dengan unit-unit penunjang terkait
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Ngantang Nomor : …………….. Tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Standar Puskesmas 2013
1. Pasien datang ke loket pendaftaran
2. Petugas menyapa dengan ramah
3. Petugas melakukan proses pendaftaran
4. Petugas mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu
5. Petugas rekam medis memberikan rekam medis ke unit-unit pelayanan
6. Petugas pada unit pelayanan memanggil dan melaksanakan pemeriksaan
7. Apabila pasien memerlukan koordinasi dengan unit lain maka petugas akan
menginformasikan kepada unit yang dituju dengan membawa rekam medis
pasien
8. Petugas unit yang dituju melakukan komunikasi dan koordinasi sesuai
kebutuhan pasien
9. Petugas menginstrusikan pasien menuju ruang unit terkait
10.Petugas pada unit pelayanan yang dituju memberikan pelayanan sesuai
koordinasi sebelumnya
11.Setelah selesai pelayanan, rekam medis dikembalikan ke ruang rekam medis
oleh petugas unit layanan
PASIEN PENDAFTARAN
DATANG
RAWAT JALAN
(POLI UMUM/BP, POLI KB/KESPRO,
UGD
POLI GIGI/POJOK GIZI, POLI
SANITASI, IMS)
Rawat Inap
PEMERIKSAAN
LABORAT
KASIR
APOTIK
Ruang/Rujuk RS
Keterangan garis :
= pasien umum
= pasien jaminan kesehatan
Petugas mendokumentasikan
kegiatan
Rekam medis
BP Umum, Poli Gigi, IGD, KB, KIA dan rawat inap
ASUHAN KEPERAWATAN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN
MALANG NIP. 19830523 201101
2 007
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau kegiatan keperawatan yang
langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
dengan berpedoman pada standar keperawatan
Sebagai pedoman dalam melakukan asuhan keperawatan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Ngantang Nomor : …………….. Tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
1. Standar asuhan keperawatan
2. Standar puskesmas 2013
1. Petugas melakukan pengakajian keperawatan
2. Petugas menentukan diagnose keperawatan
3. Petugas membuat rencana keperawatan
4. Petugas mencatat rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan
5. Petugas melakukan evaluasi
TRIAGE
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Triase adalah tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat
kegawatannya untuk menentukan prioritas tindakan
Sebagai acuan menentukan prioritas tindakan penanganan pasien di Unit
Gawat Darurat (UGD) sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Ngantang Nomor : …………….. Tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
1. Pedoman Triase
2. Standar Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim 2013
1. Penderita datang diterima petugas UGD
2. Petugas melakukan anamnesa di ruang triase
3. Penderita diperiksa dengan cepat (selintas) untuk menentukan derajat
kegawatannya oleh petugas yang terlatih
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna :
a. Hijau adalah warna untuk penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya : Penderita Common Cold, gastritis, abses dan lain-lain
b. Kuning adalah warna untuk penderita yang darurat tidak gawat dan
gawat tidak darurat, misalnya : luka sayat dangkal dan lain-lain
c. Merah adalah warna untuk penderita gawat darurat (pasien dengan
kondisi mengancam jiwa). Misalnya : Fraktur terbuka, trauma kepala,
penderita stroke trombosis, luka bakar berat dan lokasi fital, Appendic
acuta, CVA, AMI, asma bronchial dan lain-lain
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah,
kuning, hijau, hitam
6. Petugas mendokumentasikan identitas pasien, hasil pemeriksaan, tindakan
yang telah dilakukan, evaluasi tindakan
7. Petugas merencanakan tindakan selanjutnya
Petugas
merencanakan
tindakan selanjutnya
PENDELEGASIAN WEWENANG
NO.DOKUMEN :
SOP NO.REVISI :
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Pendelegasian wewenang adalah suatu proses penyerahan kewenangan tugas
kepada petugas yang kompetensinya dibawah kewenangan tugas pemberi
wewenang. Pendelegasian wewenang dilakukan ketika petugas pemberi layanan
klinis/profesi tidak tersedia atau berhalangan melakukan tugasnya.
Sebagai pedoman dalam proses pendelegasian wewenang
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Standar Puskesmas tahun 2013
1. Dokter umum mengidentifikasi kebutuhan untuk pendelegasian wewenang,
2. Dokter umum menganalisa kompetensi petugas yang akan diserahi
wewenang,
3. Dokter umum membuat daftar petugas yang bisa diserahi wewenang,
4. Dokter umum merencanakan jenis kompetensi apa saja yang bisa
didelegasikan kepada petugas,
5. Dokter umum membuat surat pendelegasian wewenang, yang didalamnya
berisi juga mengenai nama petugas dan jenis wewenang yang didelegasikan
6. Surat pendelegasian wewenang ditandatangani oleh pemberi wewenang dan
diketahui oleh kcpala puskesmas.
7. Surat pendelegasian wewenang diserahkan kepada penerima wewenang
melalui tata usaha.
1. Surat pendelegasian
2. Daftar kompetensi petugas puskesmas
Semua Unit Layanan, Puskesmas pembantu, Polindes, dan Poskesdes
Pendaftaran dan UGD
PEMELIHARAAN PERALATAN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Pemeliharaan alat adalah kegiatan melaksanakan pemeliharaan peralatan
dengan cara membersihkan, merawat serta menyimpannya.
Sebagai pedoman dalam pemeliharaan peralatan di Puskesmas Ngantang
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Standar Puskesmas tahun 2013, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
tahun 2013
1. Petugas membuat jadwal checklist di masing-masing unit pelayanan.
2. Petugas memasang jadwal cheklist pada masing-masing peralatan yang akan
dilakukan pemeliharaan di tiap unit pelayanan,
3. Petugas di tiap unit pelayanan melakukan pemeliharaan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan,
4. Petugas di tiap unit pelayanan mengisi cheklist pemeliharaan sesuai dengan
kondisi peralatan,
5. Petugas di tiap unit pelayanan melaporkan kondisi peralatan kepada petugas
alkes setiap bulan,
6. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
Ceklist dan jadwal pemeliharaan alat
Semua Unit Layanan,
STERILISASI ALAT
NO.DOKUMEN :
SOP NO.REVISI :
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Sterilisasi alat adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan
apatogen beserta sporanya pada peralatan medis
Sebagai pedoman untuk melakukan sterilisasi alat Puskesmas Ngantang
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
1. Pedoman pencegahan infeksi
2. Panduan kewaspadaan universal
1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan handscoon,
2. Petugas mengidentifikasi alat yang akan disterilisasi,
3. Petugas membilas alat-alat yang akan dsterilkan dengan air mengalir supaya
kotoran yang melekat dapat lepas,
4. Petugas menyiapkan air klorin 0,5% di dalam baskom,
5. Petugas merendam alat-alat yang telah dibilas tadi ke dalam baskom yang
berisi air klorin 0,5% selama 10-15 menit,
6. Petugas mencuci alat-alat yang telah direndam dengan air klorin 0,5%
dengan sabun,
7. Petugas membilas alat-alat tersebut dengan air mengalir,
8. Petugas mengeringkan alat- alat dengan handuk kering,
9. Petugas melepas handscoon dan mencuci tangan,
10.Petugas memasukkan alat-alat yang telah kering ke dalam sterilisator,
11.Petugas menyalakan sterilisator dengan memencet tombol on sehingga
lampu hijau akan menyala,
12.Petugas menunggu hingga 60 menit
13.Petugas mematikan sterilisator dengan memencet tombol off,
14.Petugas menunggu sekitar 10 menit supaya panas di dalam sterilisator
menurun,
15.Petugas mengambil alat-alat yang ada di dalam sterilisator dengan korentang
yang telah direndam dalam alkohol 70%,
16.Petugas meletakkan alat-alat yang telah steril di dalam bak instrumen yang
telah steril
17.Petugas menyimpan bak instrument steril yang berisi alat-alat steril di
tempat yang tertutup
18.Petugas mendokumentasikan kegiatan
Jadwal dan checklist sterilisasi alat medis
KIA/KB Kaber, Poli Gigi, UGD, Rawat Inap
PEMELIHARAAN GEDUNG
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Pemeliharaan sarana (gedung) adalah kegiatan menjaga, memelihara dan
membersihkan gedung agar aman dan nyaman digunakan untuk pemberian
pelayanan klinis kepada pasien.
Sebagai pedoman pemeliharaan sarana (gedung) di Puskesmas Ngantang
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Standar Puskesmas tahun 2013
1. Petugas pemelihara sarana membuat perencanaan jadwal pemeliharaan
gedung untuk masing-masing ruangan.
2. Petugas menyampaikan rencana pemeliharaan gedung yang telah disusun
kepada Kepala Puskesmas,
3. Kepala Puskesmas menyetujui perencanaan yang telah disusun,
4. Petugas pemelihara sarana mensosialisasikan pemeliharaan gedung kepada
semua karyawan Pukesmas,
5. Semua karyawan Puskesmas melaksanakan pemeliharaan gedung sesuai
dengan rencama pemeliharaan,
6. Petugas pemelihara sarana gedung melakukan pemantauan fisik bangunan
setiap 6 bulan sekali,
7. Karyawan Puskesmas melaporkan kepada petugas pemelihara sarana jika
ada kerusakan gedung,
8. Petugas pemelihara sarana mencatat laporan kerusakan gedung yang
disampaikan oleh tiap karyawan,
9. Petugas pemelihara sarana melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang
kerusakan gedung yang terjadi,
10.Kepala Puskesmas menindaklanjuti laporan dari petugas pemeliharaan
sarana,
11.Kepala Puskesmas dan petugas pemelihara sarana mendiskusikan
penanganan terhadap kerusakan yang terjadi.
1. Buku laporan kerusakan sarana (gedung)
2. Checklist pemeliharaan bangunan
Setiap ruangan
Petugas
mendokumentasikan
kegiatan
Petugas
bersama tim
kesehatan lain Petugas memberikan Petugas melakukan
merencanakan informasi mengenal pemeriksaan fisik
tindakan tindakan dan resikonya pada pasien
dengan
mempertim-
bangkan
kemungkinan
resiko Petugas berpesan
kembali untuk
kontrol bila
masalah kesehatan
belum teratasi
INFORMED CONSENT
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Informed Consent adalah persctujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut
Sebagai pedoman dalam pelaksanan kepada pasien sehingga tidak penuntutan
di kemudian hari terhadap tindakan yang telah diberikan kepada pasien
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Permenkes Nomor 290 tahun 2008 tentang Persetujuan tindakan kedokteran
1. Petugas menyiapkan lembar informed consent,
2. Petugas kcsehatan menginformasikan mengenai prosedur tindakan yang
akan dilakukan, tujuan, manfaat, dampak kalau tidak dilakukan dan resiko
dari tinda.kan tersebut kepada pasien dan keluarga
3. Petugas memastikan tingkat pemahaman pasien dan keluarga terhadap
inforrnasi yang diberikan,
4. Petugas rncnjelaskan kcrnbali mengenai informasi yang belum dimengerti
pasien dan keluarga,
5. Pasien diberi kesernpatan untuk menerima alat menolak tindakan yang
diberikan
6. Petugas kesehatan memberikan lembar informed consent kepada pasien atau
kcluarga,
7. Pasien/keluarga diberi kesempatan untuk membaca isi dari informed
consent,
8. Pasien/keluarga menanda tangani form beserta saksi,
9. Petugas kesehatan menanda tangani form yang sudah ditandatangani pasien
den saksi,
10.Petugas menyimpan form yang telah ditandatangani pasien atau keluarga di
dalam rekam medis pasien,
11.Petugas kesehatan mendokumentasikan kegiatan.
INFORMED CONSENT
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Petugas melihat
pemahaman pasien
Petugas menyiapkan keluarga dan keluarga
lembar inform terhadap informasi yang
consent diberikan
Petugas memberikan
Pasien diberi kesempatan lembar inform consent
untuk menolak atau menerima
tindakan yang akan diberikan
Pasien diberi
kesempatan untuk
membaca isi inform
consent
Petugas mendokumentasikan
kegiatan
Kepala Kepala
puskesmas puskesmas Koordinator mutu Koordinator
dan menyampaikan beserta petugas mutu mencatat
koordinator hasil evaluasi kesehatan hasil dari
pelayanan inform consent melaksanakan tindak lanjut
medis dan rencana hasil tindak
membuat tindak lanjut
rencana pada lokakarya
tindak lanjut mini
RUJUKAN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien kefasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi.
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Standar Puskesmas tahun 2013
A. Rujukan Rawat Inap
1. Petugas melakukan kajian awal,
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik,
3. Petugas melakukan penegakan diagnosa,
4. Petugas membuat rencana asuhan
5. Petugas memberikan informasi kepada pasien rnengenai kondisi
6. kesehatan yang dialami pasien dengan cara yang mudah dipahami
pasien,
7. Petugas menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa masalah kesehatan
yang dihadapi pasien tidak mampu ditangani puskesmas, sehingga
pasien harus dirujuk kefasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
dan, menginformasikan fasilitas kesehatan rujukan yang sesuai,
8. Petugas melakukan koordinasi dengan fasilitas kesehatan rujukan
9. Petugas membuat resume klinis yang berisi tentang kondisi pasien,
prosedur dan tindakan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien akan
tindak lanjut
10.Petugas menyiapkan dan mengisi surat rujukan
11.Petugas membuat mendokumentasikan kegiatan
12.Petugas yang kornpeten mendampingi pasien selama proses rujukan
13.Petugas melakukan monitoring selarna proses rujukan
B. Rujukan Rawat Jalan
1. Petugas melakukan kajian awal
2. Petugas melakukan perneriksaan fisik,
3. Petugas melakukan penegakan diagnosa,
4. Petugas membuat rencana asuhan,
5. Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi
kesehatan yang dialarni pasien dengan cara yang mudah dipainamu
pasien,
6. Petugas menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa masalah kesehatan
yang dihadapi pasien tidak marnpu ditangani oleh puskesmas,sel-mingga
pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
dan menginformasikan fasilitas kesehatan rujukan yang sesuai,
7. Petugas mengisi form surat rujukan atas persetujuan pasien dan
memberikan ke pasien,
8. Petugas mendokumcntasikan kegiatan.
KEWASPADAAN UNIVERSAL
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Kewaspadaan unversal adalah suatu cara untuk mencegah penularan penyakit
dari cairan tubuh yang keluar dari tubuh pasien/penderita penyakit baik dari
pasien ke petugas kesehatan ataupun dari pasien satu ke pasien lain
Sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan pelayanan medis saat melakukan
tindakan medis untuk mencegah penularan penyakit melalui kontak langsung
dengan cairan tubuh dari pasien.
SK Kepala Puskesmas Ngantang No. 440/O09/SK/35.07.103113/2015 tentang
Kebijakan Layanan Klinis Puskesmas Ngantang
Panduan Kewaspadaan Universal
1. Petugas rnencuci tangan dengan cara 7 langkah mencuci tangan sebelurn
berkontak dengan pasien,
2. Petugas mengenakan APD,
3. Petugas melakukan tindakan medis ke pasien dengan menggunakan alat-
alat yang steril,
4. Selesai melakukan perneriksaan fisik dan tindakan medis, petugas
mendekontarninasikan alat sesuai SOP,
5. Petugas mencuci alat-alat sesuai SOP,
6. Petugas rnensterilkan alat yang sudah dicuci
7. Petugas membuang alat dan bahan habis pakai pada ternpat sampah medis
8. Petugas rnencuci temgan dengan cara 7 langkah rnencuci tangan setelah
berkontak dengan pasien
Rekam medis
TINDAKAN PEMBEDAHAN
NO.DOKUMEN :
NO.REVISI :
SOP
TGL TERBIT :
HALAMAN :
PEMERINTAH dr. RURI PUJIANTI
KABUPATEN NIP. 19830523 201101
MALANG 2 007
Tindakan pembedahan adalah tindakan pengobatan yang dilakukan dengan
cara menyayat untuk membuka atau menampilkan bagian tubuh yang sakit
Memberikan makanan kepada pasien sesuai dengan diet dan kelas perawatan
Mengisi buku
Mengirim buku permintaan makanan
permintaan
pasien ke dapur/ruang transit
makanan pasien
Makanan disiapkan
Pasien
Tidak baru
ya
Menutup makanan
Pelabelan makanan dengan tudung saji
1. Kerjasama tim di ruang rawat inap antara dokter, perawat/bidan, tenaga gizi
dalam hal penentuan diet, pemesanan makanan, penyajian dan pengawasan
makanan.
2. Ketepatan waktu penyajian makanan pasien.
3. Kerapian dan kebersihan makanan dan alat penyaji makanan yang sampai
pada pasien.
Petugas Distribusi Makanan, Petugas Jaga (perawat/bidan)
Ya
Tirai pintu Menunggu jawaban
tertutup dari pasien/keluarga
Tidak
Menyampaikan
maksud kedatangan
Berpamitan
dan keluar Meletakkan nampan di meja