Anda di halaman 1dari 17

Rabu, 03 Juni 2015

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI “ OLIGOHIDRAMNION ”

MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
“ OLIGOHIDRAMNION ”

DI SUSUN OLEH: 
IIS SHOLIHAT
13211351
TINGKAT  IIA

DOSEN PEMBIMBING
DEVI SYARIF,S.SiT.M.Keb

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
penyertaannya sehingga saya  dapat menyelesaikan Makalah tentang
“Oligohidramnion”, saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah saya selesaikan dengan lancar, tetapi sayamenyadari
bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi saya mohon untuk
memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
tugas makalah ini.
Akhir kata saya berharap tugas ini sangat berguna dan membantu menyumbangkan
pengetahuan tentang mata kuliah asuhan kebidanan patologikhususnya bagi mahasiswa
Kebidanan.

Padang, Mei  2015

         Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................         i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................          1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................          1
BAB III LANDASAN TEORITIS
A.      KONSEP TEORITIS OLIGOHIDRAMNION
2.1 Defenisi.............................................................................................................         3
2.2 Etiologi..............................................................................................................        3
2.3 Patofisiologi......................................................................................................         4
2.4 Gambaran Klinis/gejala.....................................................................................         5
2.5 Pemeriksaan Penunjng.......................................................................................        5
2.6 Akibat.................................................................................................................       5
2.7 Tindakan Konservatif.........................................................................................       6
2.8 Oligohidramnion Awitan Dini............................................................................       7
2.9 Prognosis.............................................................................................................       7
2.10Hipoplasia Paru..................................................................................................       8
2.11Diagnosis Oligohidramnion...............................................................................       9
2.12Penatalaksanaan................................................................................................        11

B.       KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


Langkah I : Pengkajian............................................................................................        12
Langkah II: Interprestasi data dasar........................................................................        15
Langkah III : Mengindentifikasi diagnosa potensial...............................................        16
Langkah IV : Tindakan segera................................................................................         17
Langkah V : Intervensi/perencanaan.......................................................................        17
Langkah VI : Pelaksanaan.......................................................................................        18
Langkah VII : Evaluasi............................................................................................        19

BAB III PENUTUP


1.     Kesimpulan........................................................................................................        20
2.     Saran..................................................................................................................        20
DAFTAR PUSTAKA
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Lehn,jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah 1 liter,pada
multigravida sebanyak 1,5 liter,dan sebanyak-banyaknya  yang masih dalam batas normal
adalah 2 liter. Berat  jenis :1,007-1,025.Warna : putih kekeruhan karena adanya lanugo dan
verniks kaseosa.
Asal air ketuban adalah dari fetal urin,transudasi dari darah ibu,sekresi dari epitel
amnion,dan a mixed origin.Cairan amnion sangat penting artinya bagi tumbuh kembang
janin  ke segala arah dengan jumlah sama sehingga pertumbuhannya menjadi simetris.Untuk
pertama kalinya,cairan amnion dibentuk oleh sel trofoblas sehingga morula dapat berubah
menjadi blastula.Selanjutnya,terjadi perubahan sel trofoblas sedemikian rupa sehingga
mampu melakukan tugas utamanya untuk berimplantasi di dinding uterus bagian depan atau
belakang atasnya.
Cairan amnion selanjutnya dibentuk oleh sel amnion sehingga pertambahannya
seiring dengan makin tuanya usia kehamilan.Pada kehamilan sangat muda,air ketuban
merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya.Pada trimester
II kehamilan,air ketuban dibentuk oleh difusi ekstraseluler melalui kulit janin sehingga
komposisinya mirip dengan plasma janin.Selanjutnya,setelah trimester II,terjadi pembentukan
zat tanduk kulit janin dan menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian besar air
ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencing janin.
Jika produksinya makin berkurang,disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
insufisiensi plasenta,kehamilan post term,gangguan organ perkemihan-ginjal,janin terlalu
banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban
intrauteri “oligohidramnion” dengan criteria : jumlah kurang dari 200 cc,kental,dan
bercampur dengan mekonium.
      1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah oligohidramnion dan
manajemennya dalam asuhan kebidanan

1.2.2 Tujuan Khsusus
Agar dapat mengetahui mengenai :
      a.       pengertian oligohidramnion
      b.      penyebab terjadinya oligohidramnion
      c.       tanda dan gejala oligohidramnion
      d.      patofisiologi oligohidramnion
      e.       hal yang dapat dilakukan ibu hamil yang menderita oligohidramnion
      f.       Prognosis oligohidramnion
      g.      Penatalaksanaan oligohidramnion
      h.      konsep manajemen asuhan kebidanan oligohidramnion

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.      Konsep Teoritis Oligohidramnion


2.1  Definisi
 Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan
sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil. Volume cairan
ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml pada 10 minggu
kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.

2.2  Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi
primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi
sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.

Oligohidramnion biasanya dikaitkan dengan salah satu kondisi berikut:


a.       Pecahnya membran ketuban.
b.      Masalah kongenital tidak adanya jaringan ginjal fungsional atau uropatif obstetrik seperti
kondisi yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke dalam kantong ketuban dan
malformasi saluran kemih janin.
c.       Penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan produksi urin berkurang.
d.       Kehamilan post-term
e.       Gangguan pertumbuhan pada janin
f.       Kelainan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urinnya sedikit. Padahal urin
termasuk sumber utama air ketuban
g.      Kehamilan lewat waktu sehingga fungsi plasenta atau ari-ari menurun
h.      Penyakit ibu, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah dan penyakit
otoimun seperti lupus. 

2.3  Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan
gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,
maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada
posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada
ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
a.       Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang
lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
b.      Tidak terbentuk air kemih
c.       Gawat pernafasan,

Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.


a.       Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
b.      Retardasi pertumbuhan intra uterin
c.       Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
d.      Sindrom paska maturitas.
                                    
2.4  Gambaran Klinis / gejala.
a.       Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
b.       Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
c.        Sering berakhir dengan partus prematurus.
d.      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
e.       Persalinan lebih lama dari biasanya.
f.       Sewaktu his akan sakit sekali.
g.       Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
h.      Janin mudah berpindah tempat.
i.         Perlambatan tinggi fundus.

2.5  Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
a.       USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
b.      Rontgen perut bayi
c.       Rontgen paru-paru bayi
d.      Analisa gas darah.

Cara mengeceknya :
Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman gambaran
air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi). Nilai
nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah
berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion.

2.6  Akibat Oligohidramnion
a.       Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat
bawaan ,keguguran,janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa
terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
b.      Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang
janin.
c.       Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot,
cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
d.      Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama
kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak
seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”.

2.7  Tindakan Konservatif
a.       Tirah baring atau Istirahat yang cukup
b.      Hidrasi.
c.        Perbaikan nutrisi
d.       Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
e.       Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
f.       Amnion infusion.
g.      Induksi dan kelahiran.
Hal  yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
a.       Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
b.      Banyak istirahat
c.       Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
d.      Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
e.       Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina.

Tindakan Dokter
            Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-tanda
tidak sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat biasanya
dokter akan memutuskan segera melahirkan janin.Apalagi jika ditemukan pada kehamilan
cukup bulan.

2.8  Oligohidramnion Awitan Dini


            Sejumlah keadaan dilaporkan berkaitan dengan pengurangan cairan amnion (Tabel 15-
1).Oligohidramnion hamper selalu tampak jelas jika terdapat obstruksi saluran kemih janin
atau agenesis ginjal.sebanyak 15 hingga 25 % kasus yang dilaporkan berkaitan dengan
anomaly-anomali janin diperlihatkan di (Tabel 15-2).Kebocoran kronis akibat adanya defek
di membrane dapat cukup banyak mengurangi volume cairan,tetapi umumnya segera terjadi
persalinan.Terpajan inhibitor ACE juga dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion.

Tabel 15-1 Keadaan yang berkaitan dengan oligohidramnion

Janin Ibu
Kelainan kromosom Insufisiensi uteroplasenta
Anomaly congenital Hipertensi
Hambatan pertumbuhan Preeklamsia
Kematian Diabetes
Kehamilan posmatur
Ketuban pecah
Plasenta Obat
Solusio Inhibitor prostaglandin sintase
Transfuse kembar-ke-kembar Inhibitor angiotensin-converting enzyme
Idiopatik

2.9  Prognosis
            Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin
yang hidup.Sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus.Oligohidramnion
dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta dapat
menyebabkan cacat serius termasuk amputasi.Selain itu,dengan tidak adanya cairan
amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh
disertai cacat musculoskeletal seperti jari tubuh.

Tabel 15-2 Anomali Kongenital yang berkaitan dengan oligohidramnion

Sindrom pita amniotic


Jantung : tetralogi Fallot,cacat septum
Kelainan kromosom :triploidi,trisomi 18,sindom turner
Hernia diafragmatika
Kemih kelamin
Skeletal : sirenomalia,agenesis sacrum,tidak adanya radius,sumbing wajah.
Transfuse kembar-ke-kembar

2.10    Hipoplasia paru
                Hipoplasia paru dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion awitan-dini dan terjadi
pada sekitar 15% janin oligohidramnion yang teridentifikasi selama dua trimester
pertama.pada kehamilan ini,terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan
hipoplasia paru.Pertama,penekanan toraks dapat menghambat pergerakan dinding toraks dan
pengembangan paru.Kedua,tidak adanya gerakan bernapas janin mengurangi aliran masuk
cairan ke paru.Model ketiga dan yang paling diterima mengusulkan bahwa terjadi kegagalan
menahan cairan amnion atau peningkatan aliran keluar disertai gangguan pertumbuhan dan
perkembangan paru.Oleh karena itu,jumlah cairan amnion yang dihirup oleh janin normal
berperan penting dalam pertumbuhan paru.
Komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.       Dari sudut maternal
Komplikasi oligohidramnion  pada maternal praktis tidak ada kecuali akibat persalinannya
oleh karena :
a.         Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
b.         Persalinan dengan tindakan operasi SC
Dengan demikian komplikasi maternal adalah  trias komplikasi persalinan dengan tindakan
perdarahan,infeksi,perlukaan jalan lahir.

2.      Komplikasi terhadap janinnya adalah :


a)      Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung pada janin :
Deformitas janin :
1.      Leher terlalu menekuk – miring
2.       Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
3.      Deformitas ekstremitas
4.      Talipes kaki terpelintir keluar
5.      Kompresi tali pusat langsung  sehingga dapat menimbulkan  fetal distress
6.       Fetal distres menyebabkan  makin terangsangnya nevus vagus dengan
dikeluarkannya  mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
7.      Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan bernafas karena
paru mengalami hipoplasia sampai atelektase paru.
8.      Sirkulus yang sulit diatasi ini akhirnya menyebabkan kematian janin intrauteri.

b)      Amniotic band
Karena sedikitnya air ketuban ,dapat menyebabkan terjadi hubungan langsung  antara
membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin
intrauteri.Dapat dijumpai ekstremitas terputus oleh karena hubungan  atau ikatan dengan
membrannya.

2.11          Diagnosis Oligohidramnion
Untuk mengetahui oligohidramnion dengan jelas dapat dilakukan tindakan
“amnioskopi” dengan alat khusus amnioskop.

    Indikasi amnioskopi adalah :


a.       Usia kehamilan sudah di atas 37 minggu
b.      Terdapat preeclampsia-berat atau eklampsia
c.       Bad obstetrics history
d.       Terdapat kemungkinan IUGR
e.       Kelainan ginjal
f.       Kehamilan post date

    Hasil yang diharapkan adalah :


a.       Kekeruhan air ketuban
b.       Pewarnaan dengan mekonium

Komplikasi tindakan amnioskopi adalah :


1.   Terjadi persalinan premature
2.   Ketuban pecah-menimbulkan persalinan premature
3.   Terjadi perdarahan-perlukaan kanalis servikalis
4.   Terjadi infeksi asendens

Teknik diagnosis oligohidramnion dapat mempergunakan ultrasonografi yang dapat


menentukan :
1.   Amniotic fluid index (AFI) kurang dari 5 cm
2.   AFI kurang dari 3 cm disebut moderate oligohidramnion
3.   AFI kurang dari 2-1 cm disebutnya severe oligohidramnion

Salah satu bentuk oligohidramnion adalah akibat ketuban pecah menjelang aterm
sehingga dapat menimbulkan komplikasi serius pada janin.Untuk mengurangi tekanan
langsung otot rahim terhadap tali pusat/plasenta yang menimbulkan  fetal distress dilakukan
upaya “amniotic infusion” suatu terapi yang bersifat sementara untuk mengurangi kompresi
dan ada kemungkinan untuk meningkatkan persalinan per vaginam.

Bentuk amniotic infusion adalah :


a.        Bolus amniotic infusion :
1.         Berikan infus sebanyak 10-15 cc/menit sampai tercapai jumlah 800 cc
2.         Tetesan dikurangi sampai terdapat tambahan 250 cc,untuk mengurangi kompresi terhadap
tali pusat dan lainnya.
Teknik bolus amniotic infusion ,dapat menurunkan kejadian fetal distress dan meningkatkan
kemungkinan persalinan pervaginam.

b.       Continous amniotic infusion


1.      Diberikan 10 cc/menit selama 1 jam
2.       Diikuti 3 cc/menit sampai tercapai kompresi menghilang.
Amniotic infusion  ada kemungkinan berhasil,tetapi jika tetap terjadi fetal
distress,peningkatan bandle tidak terjadi penurunan,maka tindakan obstetrinya adalah
dilakukan SC.

2.12          Penatalaksanaan :
a.       USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
b.      Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
c.       Banyak istirahat
d.      Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
e.       Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
f.       Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina.
B.     MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Langkah I: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data, pengelompokan data
dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua data atau informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Data – data yang di kumpulkan meliputi :
1.      Data subjektif
a.       Biodata atau identitas klien dan suami
Yang dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Gunanya adalah untuk mengenal klien dan membedakan antara pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya.

b.      Keluhan utama
Merupakan alasan utama kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja yang dirasakan ibu.
Keluhan yang dialami ibu biasanya ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan nyeri oleh
ibu, sewaktu kontraksi terasa sakit sekali, ibu dengan kehamilan yang lewat bulan dan
mengeluh nyeri saat kontraksi.

c.       riwayat perkawinan
kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin.karena ini
akan mempengaruhi kehamilan ibu.

d.      Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran
persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama, berapa banyaknya, kapan pertama kali haid
dan apakah ada merasakan nyeri saat haid.

e.       Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
a.    Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu mersakan mual muntah,dll.

b.    Persalinan yang lalu


Meliputi jenis persalinan,di tolong siapa,dimana dan bagaimana keadaan bayi bayi saat lahir
(PB/BB),dan apakah ada penyulit.
c.    Nifas yang lalu
Kemungkinan adanya penyulit selam nifas,dan bagaimana dengan laktasinya.
f.       Riwayat kehamilan sekarang
1.      Kemungkinan klien merasakan mula muntah dan perdarahan.
2.      Kapan klien merasakan pergerakan pertama kali.
3.      Apakan pasien ada melakukan pemeriksaan sebelumnya.
4.      Dan apakah pasien sudah mendapat imunisasi TT.

g.        Riwayat kesehatan
1.    Riwayat kesehatan yang lalu:
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
2.    Riwayat kesehatan sekarang:
Kemungkinan klien mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.

h.      Riwayat kesehatan keluarga


kemungkinan ada anggota keluarga menderita penyakit keturunan,penyakit menular, riwayat
kehamilan kembar,dll.

i.        Riwayat kontrasepsi
kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.

j.        Riwayat seksualitas
apakah klien ada mengalami gangguan  dengan aktifitas seksualnya.

k.      Riwayat social,ekonomi,dan budaya


Bagaimana hubungan klien dengan suami, keluarga, dan masyarakat. kemungkinan ekonomi
yang kurang mencukupi, dan adanya kemungkinan kebudayaan yang mempengaruhi
kesehatan klien.

l.        Riwayat spiritual
kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik.

m.    Riwayat psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan kehamilan
ini.misalnya:takut,cemas,atau senang.

2.      Data objektif
Dikumpulkan dari hasil pemeriksaan.
a.        pemeriksaan umum:untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
b.       pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum
juga mencakup pemeriksaan tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi pasien.

c.        pemeriksaaan fisik
Secara inspeksi :yaitu pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
a.       Mata                                :        oedema atau tidak
b.      Konjungtiva                    :        pucat atau tidak
c.       Sclera                               :        ikhterik atau tidak
d.      Mulud dan gigi               :       lidah bersih atau tidak,gigi ada karies atau tidak
e.       Leher                               :        kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,kelenjar getah
bening ada pembengkakan atau tidak.
f.        Payudara                         :        simetris atau tidak,putting susu menonjol atau tidak
g.      Abdomen                        :        ada luka bekas operasi atau tidak berapa tinggi TFU dan
apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak
h.       Vulva                              :        bersih atau tidak,ada varies atau tidak,oedema atau tidak
i.        Vagina                             :        ada pengeluaran dari vagina atau tidak
j.        Anus                                :        ada haemoraid atau tidak
k.       Ekstremitas                     :        ada kelainan atau tidak

 Secara palpasi 
             :          Untuk menentukan TFU,apa kemungkinan yang terdapat di fundus,mis:kepala,bokong atau
yang lainnya.
                           :          Untuk menentukan apa yang terdapat pad bagian kiri dan kanan perut
klien,kemungkinan teraba punggung,anggota gerak,bokong atau kepala.
                        :          Untuk menentukan apa yang teraba pada bagian terbawah dari perut ibu,kemungkinan
teraba kepala,bokong atau yang lainnya.
                          :          Untuk menentukan sejauh mana kepala masuk ke rongga panggul ibu dan seberapa
masuknya dihititung dengan perlimaan.
Data fokus dihasilkan pemeriksaan palpasi : janin teraba jelas, tinggi fundus uteri lebih kecil
dan uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan, Djj terdengar lebih jelas, janin mudah
berpindah tempat.

Secara auskultrasi
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur atau tidak, bagaimana intensitasnya
dan dimana punctum maximumnya.

Secara perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B dan
penyakit syaraf.

d.    pemeriksaan tafsiran TBBJ


Kemungkinan BB janin normal atau tidak dengan menggunakan rumus:
(TFU dalam Cm – 13 ) x 155

3.   Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan labor)


USG (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat
abnormal)

Langkah II : Interprestasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa
dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data- data yang telah di
kumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan  menjadi masalah atau
diagnosa yang spesifik . rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat di defenisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang dialami pasien yang di identifikasi sesuai dengan hasil
pengkajian. Beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnosis tetapi sebenarnya
membutuhkan penanganan yang di tuangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Dalam inteprestasi  data ada 3 komponem penting yang terdapat di dalamnya,yaitu:
a.       Diagnosa
Ibu hamil G…P…A…H… aterm, usia kehamilan …..minggu janin hidup, tunggal, letak
kepala, intrauterine, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan
kejadian oligohidramnion
Dasar : HPHT, TP, gerakan janin menimbulkan rasa nyeri pada ibu, ketuban yang berkurang
yang dapat diketahui dari USG hasil pemeriksaan sitologi vaginal, hasil amnionskopi,
pembesaran uterus lebih kecil dari usia kehamilan.

b.      Masalah
Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada perut.
Dasar : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan ketuban.

c.       Kebutuhan
1.      berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dasar : keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.
2.      Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar sehingga ibu
tidak  mengalami nafas.
3.      Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.
4.      Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .
5.      Pemantauan kesejahteraan janin.
Dasar :cairan amnion yang sedikit membuat janin sukar beraktifitas.

Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa potensial


Pada langkah ini kita lakukan identifikasi masalah atau diagnose potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan identifikasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil melakukan
pengamatan pada klien,dan bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah
potensial ini benar-benar terjadi.Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah:

  Gangguan tumbuh kembang janin.


Dasar : janin tidak dapat melakukan gerakan yang bebas karena cairan amnion
yang       kurang.

Terjadi cacat bawaan pada janin


Dasar : karena tekanan pada tubuh janin

Tidak efektifnya kontraksi rahim pada saat persalinan


Dasar : akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah.
 Terjadinya partus prematurus
 Dasar : janin mengalami tekanan dari dinding rahim.

Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera


            Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsulkan atau ditangani bersama  dengan anggota tim kesehatan  lain yang sesuai dengan
kondisi klien.kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan oligohidramnion
antara lain :
a.       Gawat janin
Tindakan yang dilakukan jika terjadi gawat janin :
1)      Posisi tidur ibu miring kekiri
2)      Pemberian O₂  6 liter per menit
3)      Pemberian cairan oral maupun parenteral (infuse dextrose 10 % tetesan cepat )
b.      Kolaborasi dengan tim medis untuk rencana asuhan lanjutan.

Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik dan maupun klien
agar perencanaan dapat dilakukan dengan dengan efektif.Semua keputusan harus bersifat
rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan
tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2.      Beritahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3.      Berikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4.      Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.      Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan
sebelum hamil
6.      Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan  cairan ibu
7.      Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8.      Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9.      Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10.  Jadwalkan kunjungan ulang
11.  kolaborasi dengan dokter kandungan
12.  Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan


            Pada langkah ini rencana  asuhan menyeluruh yang telah  diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan dan sebagian oleh klien,atau anggota tim kesehatan lainnya.Jika bidan tidak melakukan
sendiri,ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.Bila bidan
berkolaborasi  dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami  komplikasi maka
keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan  bersama yang menyeluruh tersebut.Manajemen  yang
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :
1.      Menjelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2.      Memberitahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3.      Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.      Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan
sebelum hamil
6.      menganjurkan ibu untuk  memenuhi kebutuhan nutrisi dan  cairan ibu
7.      Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8.      Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9.      Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10.  Menjadwalkan kunjungan ulang
11.  Kolaborasi dengan dokter kandungan
12. Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu
Langkah VII:Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan, dari hasil pelaksanaan
perencanaan dapat diketahui keefektifan dari asuhan yang telah diberikan dan menunjukkan
perbaikan kondisi apabila janin ataupun ibu sempat mengalami masalah yang harus segera
ditangani.
Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :
a.         Tercapai seluruh  perencanaan tindakan
b.        Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan revisi.

BAB III
PENUTUP
1.         Kesimpulan
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang
didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah
persentil.atau suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500
cc.Gejalanya yaitu,uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan,ibu merasa nyeri di perut
pada setiap pergerakan anak,bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan
terdengar lebih jelas,bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.

2.        Saran
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Rustam Mochtar,MPH :Sinopsis Obstetri edisi 2


Prof.dr.I.B.G.Manuaba,Sp.OG(K) :Kuliah Obstetri
Keeneth J.Leveno dkk : Obstetri William
Helen varney dkk : Buku saku bidan

Anda mungkin juga menyukai