MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
“ OLIGOHIDRAMNION ”
DI SUSUN OLEH:
IIS SHOLIHAT
13211351
TINGKAT IIA
DOSEN PEMBIMBING
DEVI SYARIF,S.SiT.M.Keb
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
“Oligohidramnion”, saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah saya selesaikan dengan lancar, tetapi sayamenyadari
bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi saya mohon untuk
memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
tugas makalah ini.
Akhir kata saya berharap tugas ini sangat berguna dan membantu menyumbangkan
pengetahuan tentang mata kuliah asuhan kebidanan patologikhususnya bagi mahasiswa
Kebidanan.
Padang, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan..................................................................................................................... 1
BAB III LANDASAN TEORITIS
A. KONSEP TEORITIS OLIGOHIDRAMNION
2.1 Defenisi............................................................................................................. 3
2.2 Etiologi.............................................................................................................. 3
2.3 Patofisiologi...................................................................................................... 4
2.4 Gambaran Klinis/gejala..................................................................................... 5
2.5 Pemeriksaan Penunjng....................................................................................... 5
2.6 Akibat................................................................................................................. 5
2.7 Tindakan Konservatif......................................................................................... 6
2.8 Oligohidramnion Awitan Dini............................................................................ 7
2.9 Prognosis............................................................................................................. 7
2.10Hipoplasia Paru.................................................................................................. 8
2.11Diagnosis Oligohidramnion............................................................................... 9
2.12Penatalaksanaan................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2 Tujuan Khsusus
Agar dapat mengetahui mengenai :
a. pengertian oligohidramnion
b. penyebab terjadinya oligohidramnion
c. tanda dan gejala oligohidramnion
d. patofisiologi oligohidramnion
e. hal yang dapat dilakukan ibu hamil yang menderita oligohidramnion
f. Prognosis oligohidramnion
g. Penatalaksanaan oligohidramnion
h. konsep manajemen asuhan kebidanan oligohidramnion
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.2 Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi
primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi
sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
2.3 Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan
gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,
maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada
posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada
ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
a. Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang
lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
b. Tidak terbentuk air kemih
c. Gawat pernafasan,
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
a. USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
b. Rontgen perut bayi
c. Rontgen paru-paru bayi
d. Analisa gas darah.
Cara mengeceknya :
Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman gambaran
air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi). Nilai
nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah
berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion.
2.6 Akibat Oligohidramnion
a. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat
bawaan ,keguguran,janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa
terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
b. Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang
janin.
c. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot,
cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
d. Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama
kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak
seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”.
2.7 Tindakan Konservatif
a. Tirah baring atau Istirahat yang cukup
b. Hidrasi.
c. Perbaikan nutrisi
d. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
e. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
f. Amnion infusion.
g. Induksi dan kelahiran.
Hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
a. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
b. Banyak istirahat
c. Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
d. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
e. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina.
Tindakan Dokter
Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-tanda
tidak sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat biasanya
dokter akan memutuskan segera melahirkan janin.Apalagi jika ditemukan pada kehamilan
cukup bulan.
Janin Ibu
Kelainan kromosom Insufisiensi uteroplasenta
Anomaly congenital Hipertensi
Hambatan pertumbuhan Preeklamsia
Kematian Diabetes
Kehamilan posmatur
Ketuban pecah
Plasenta Obat
Solusio Inhibitor prostaglandin sintase
Transfuse kembar-ke-kembar Inhibitor angiotensin-converting enzyme
Idiopatik
2.9 Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin
yang hidup.Sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus.Oligohidramnion
dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta dapat
menyebabkan cacat serius termasuk amputasi.Selain itu,dengan tidak adanya cairan
amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh
disertai cacat musculoskeletal seperti jari tubuh.
2.10 Hipoplasia paru
Hipoplasia paru dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion awitan-dini dan terjadi
pada sekitar 15% janin oligohidramnion yang teridentifikasi selama dua trimester
pertama.pada kehamilan ini,terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan
hipoplasia paru.Pertama,penekanan toraks dapat menghambat pergerakan dinding toraks dan
pengembangan paru.Kedua,tidak adanya gerakan bernapas janin mengurangi aliran masuk
cairan ke paru.Model ketiga dan yang paling diterima mengusulkan bahwa terjadi kegagalan
menahan cairan amnion atau peningkatan aliran keluar disertai gangguan pertumbuhan dan
perkembangan paru.Oleh karena itu,jumlah cairan amnion yang dihirup oleh janin normal
berperan penting dalam pertumbuhan paru.
Komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Dari sudut maternal
Komplikasi oligohidramnion pada maternal praktis tidak ada kecuali akibat persalinannya
oleh karena :
a. Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
b. Persalinan dengan tindakan operasi SC
Dengan demikian komplikasi maternal adalah trias komplikasi persalinan dengan tindakan
perdarahan,infeksi,perlukaan jalan lahir.
b) Amniotic band
Karena sedikitnya air ketuban ,dapat menyebabkan terjadi hubungan langsung antara
membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin
intrauteri.Dapat dijumpai ekstremitas terputus oleh karena hubungan atau ikatan dengan
membrannya.
2.11 Diagnosis Oligohidramnion
Untuk mengetahui oligohidramnion dengan jelas dapat dilakukan tindakan
“amnioskopi” dengan alat khusus amnioskop.
Salah satu bentuk oligohidramnion adalah akibat ketuban pecah menjelang aterm
sehingga dapat menimbulkan komplikasi serius pada janin.Untuk mengurangi tekanan
langsung otot rahim terhadap tali pusat/plasenta yang menimbulkan fetal distress dilakukan
upaya “amniotic infusion” suatu terapi yang bersifat sementara untuk mengurangi kompresi
dan ada kemungkinan untuk meningkatkan persalinan per vaginam.
2.12 Penatalaksanaan :
a. USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
b. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
c. Banyak istirahat
d. Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
e. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
f. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina.
B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Langkah I: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data, pengelompokan data
dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua data atau informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Data – data yang di kumpulkan meliputi :
1. Data subjektif
a. Biodata atau identitas klien dan suami
Yang dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Gunanya adalah untuk mengenal klien dan membedakan antara pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan utama kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja yang dirasakan ibu.
Keluhan yang dialami ibu biasanya ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan nyeri oleh
ibu, sewaktu kontraksi terasa sakit sekali, ibu dengan kehamilan yang lewat bulan dan
mengeluh nyeri saat kontraksi.
c. riwayat perkawinan
kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin.karena ini
akan mempengaruhi kehamilan ibu.
d. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran
persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama, berapa banyaknya, kapan pertama kali haid
dan apakah ada merasakan nyeri saat haid.
e. Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
a. Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu mersakan mual muntah,dll.
g. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu:
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Kemungkinan klien mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
i. Riwayat kontrasepsi
kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.
j. Riwayat seksualitas
apakah klien ada mengalami gangguan dengan aktifitas seksualnya.
l. Riwayat spiritual
kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik.
m. Riwayat psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan kehamilan
ini.misalnya:takut,cemas,atau senang.
2. Data objektif
Dikumpulkan dari hasil pemeriksaan.
a. pemeriksaan umum:untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
b. pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum
juga mencakup pemeriksaan tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi pasien.
c. pemeriksaaan fisik
Secara inspeksi :yaitu pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
a. Mata : oedema atau tidak
b. Konjungtiva : pucat atau tidak
c. Sclera : ikhterik atau tidak
d. Mulud dan gigi : lidah bersih atau tidak,gigi ada karies atau tidak
e. Leher : kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,kelenjar getah
bening ada pembengkakan atau tidak.
f. Payudara : simetris atau tidak,putting susu menonjol atau tidak
g. Abdomen : ada luka bekas operasi atau tidak berapa tinggi TFU dan
apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak
h. Vulva : bersih atau tidak,ada varies atau tidak,oedema atau tidak
i. Vagina : ada pengeluaran dari vagina atau tidak
j. Anus : ada haemoraid atau tidak
k. Ekstremitas : ada kelainan atau tidak
Secara palpasi
: Untuk menentukan TFU,apa kemungkinan yang terdapat di fundus,mis:kepala,bokong atau
yang lainnya.
: Untuk menentukan apa yang terdapat pad bagian kiri dan kanan perut
klien,kemungkinan teraba punggung,anggota gerak,bokong atau kepala.
: Untuk menentukan apa yang teraba pada bagian terbawah dari perut ibu,kemungkinan
teraba kepala,bokong atau yang lainnya.
: Untuk menentukan sejauh mana kepala masuk ke rongga panggul ibu dan seberapa
masuknya dihititung dengan perlimaan.
Data fokus dihasilkan pemeriksaan palpasi : janin teraba jelas, tinggi fundus uteri lebih kecil
dan uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan, Djj terdengar lebih jelas, janin mudah
berpindah tempat.
Secara auskultrasi
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur atau tidak, bagaimana intensitasnya
dan dimana punctum maximumnya.
Secara perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B dan
penyakit syaraf.
b. Masalah
Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada perut.
Dasar : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan ketuban.
c. Kebutuhan
1. berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dasar : keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.
2. Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar sehingga ibu
tidak mengalami nafas.
3. Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.
4. Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .
5. Pemantauan kesejahteraan janin.
Dasar :cairan amnion yang sedikit membuat janin sukar beraktifitas.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang
didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah
persentil.atau suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500
cc.Gejalanya yaitu,uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan,ibu merasa nyeri di perut
pada setiap pergerakan anak,bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan
terdengar lebih jelas,bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.
2. Saran
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA