Anda di halaman 1dari 76

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sbagai salah satuprdusen sawit terbesar, memiliki

luas arel perkebunankelapa sawit seluas15,08 juta hektar dngan produksi

mencapai42,9 juta tont yang dapat dijadikan sumber kemakmuran bagi

perekonomian nasional. Areeal kelapa sawit tersebar di 26provinsi di

Indonesia mulai dari prov di Sumatera , Kalimantan, Jawa, Sulawesi hingga

Papua, sehingga posisi tersebut memberikan peluang bagi pengusaha-

pengusaha kelapa sawit berkelanjutan. Menurut status kepengusahaannya,

sebagian lahan perkbunan kelapa sawit dikelola oleh perkebunan besar

swasta yaitu sebesar 34,29persen. Perkebunan milik negara yaitu sebesar

25,09persen. Lahan terbesar selanjutnya dikuasai oleh perkebunan rakyat

sebesar 40,62 persen. Maka besar harapan jika kemudian, ekonomi

perkebunan kelapa sawit dijadikan tumpuan bagi pembangunan ekonomi

nasional.

Berdasarkan data statistik kelapa sawit Indonesia tahun 2020, Poduk-

produk kelapasawit yaiitu Palm Kernel Oil(PKO) dan Crude Palmm Oil

(CPO). Salah satu produk kelapa sawit dalam bentuk Cruide Palm Oil

(CPO) mengalami perkembangan signifikan mulai 2017-2021. Harga CPO

yang mengalami kenaikan setiap tahunnya yang diiringi dengan terjadi

lonjakan permintaan terhadap CPO. Berikut Graphic perkembangan

kelapasawit.

1
Perkembangan Produckttivitas ke-
Perkembangan Harga CPO lapa sawit
12,000 10,756 60,000
10,000 9,579 50,000
8,670 8,990
8,000 7,280 40,000

1000 Ton
6,000 30,000

4,000 20,000
10,000
2,000
0
0
2017 2018 2019 2020 2021
2017 2018 2019 2020 2021

Graphic 1.1 Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Tahun 2017-2021

(Sumber: Badan Pusat Statistik)

Pada Graphic diatas menunjukan harga CPO cenderung mengalami

peningkatan mulai dari tahun 2017-2021 di ikuti dengan peningkatan

produktivitas kelapa sawit, dimana naiknya harga CPO dan meningkatnya

produktivitas kelapa sawit berdampak pada pendapatan yang lebih besar. Tentu

saja hal ini berdampak positif bagi perusahaanperusahaan kelapa sawit.

Peningkatan produktivitas kelapa sawit menggambarkan terjadinya peningkatan

permintaan CPO dapat memberikan kontribusi bagi laba perusahaan sehingga

dapat bermanfaat bagi perusahaan dan investor. Selain itu peningkatan

produktivitas kelapa sawit juga berdampak positif terhadap upaya pemerintah

dalam penerapan Biodisel atau B20 dimana ide ini akan membantu mengurangi

impor terhadap solar.

2
Pengaruh sektor perkebunan kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia

juga terlihat dari kontribusinya pada PDB. Menurut data Laporan Pereconomian

Indonesia, persentase contribusi sector percebunan kelapa sawit terhadap PDB

mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berikut data pertumbuhan PDB

perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia :

Produckt Domestri Bruto (PDB)


Perkebunan Kelapa Sawit

30,000
24,879
25,000 22,965 23,174
20,246 20,542
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2017 2018 2019 2020 2021

Graphic 1.2 Data Pertumbuhan PDB Perkebunn Kelapa Sawit Berdasarkan

Harga Kostan Tahun 2017-2021 (Sumber: www.bps.go.id)

Melihat fenomena ini dapat diharapkan bahwa perolehan laba perusahaan

perkebunan kelapa sawit juga meningkat, namun pada kenyataannya laba

perusahaan perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan. Berdasarkan teori

yang ada dimana laba yang cendrung menurun dapat disebabkan karena

penurunan penjualan dan peningkatan hutang, sehingga hal ini dapat

menghubungkan pengaruh antara leverage dan perputaran total asset terhadap

profitabilitas.. Berikut grafic profitabilitas perusahaan perkebunan kelapa sawit

tahun 2017-2021:

3
PROFITABILITAS
40.00% 28.79%
20.00% 6.53% 4.13%
0.00%
2017 2018 2019 2020 2021
-20.00%
-40.00%
-60.00% -72.43%
-79.66%
-80.00%
-100.00%

Graphic 1.3 Returnon Equity Perusahaan Kelapa Sawit yang Terdasftar di Bursa

EfekIndonesia2017-2021 (Sumber : idx.co.id)

Dari Graphicdi atas menunjukkan profitabilitas yang diukur dengan ROE

pada perusahaan kelapa sawit cenderung menurun setiap tahunnya. Hal ini dapat

berdampak pada kekhawatir parainvestor untuk berinvestasi di-sektor, tingkat

pengembalian modal perusahan dari kegiatan operasionalnya menurun, Jika

terjadi terus-menerus hal ini dapat membuat investor menarik dana yang telah

ditanamkan diperusahaan karena perusahaan dianggap tidak berpotensi

meningkatkan pengembalian untuk modal dari kegiatan operasionalnya. Keadaan

ini akan menyulitkan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya.

Sedangkan leverage pada perusahaan kelapa sawit juga mengalami

peningkatan dari tahun 2017-2021 yang mengidikasikan berlawanan dengan teori

yang ada. Berdasarkan Trade off theory penggunaan utang jangka panjang akan

dimaksimalkan oleh perusahan dengan profitabiltas tinggi, hal ini karena pajak

dapat berkurang dari bunga utang. Berikut Graphic leverage perusahan subsector

perkebunans kelapas sawits:

4
Leverage
6
5 4.76
4
3
2.37
2 1.64
1
0.42
0
2017
-0.83 2018 2019 2020 2021
-1
-2

Graphic 1.4 Data Leverage Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yangterdaftar

Bursa EfekIndonesia Tahun2017--2021 (Sumber : idxx.co.id)

Menunjukan kondisi laverage perusahaan perkebuan kelapasawit cendrung

mengalami peningkatn dari tahun 2017 hingga tahun 2021. Apabila semakin

besar debt to equityratio menunjukan kinerja perusahan akan membuuk karena

hutang kebih besaar dari ekuitas perusahaan (Darsono & Ashari, 2010). Jika

perusahaan menggunakan ekuitas sebagai jaminan atas hutang perusahaan maka

menyebabkan tingginya pembiayaan terhadap hutang. Tentu hal ini dapat

menyababkan penurunan profitabilitas perusahaan sebab perusahaan tidakpunyya

modal cukup dalam memeuhi biaya operasional. Debt to Equiti Ratio perusahaan

membandingkan total hutang dengantotal ekuitas perusaha]an.

Selain leverage perusahaan, rasio aktivitas diukurdengan total asset

turnover perushaan juga menjadi factor yangmempengaruhi profitablitas

perusahaan, berdasarkan packing order theory menyatakan semakin meninggkat

laba maka akan semakin efektif perusahan menggunakan keseluruh aktiva dalam

meningkatkanpenjualan dan mendapatkn laba. Jadi perputaran totalasset yang

5
tinggi dapat memperkecil perusahaan dalam menggunakan dana eksternalnya.

Berikut Graphic perputaran total asset perusahaan kelapa sawit tahun 2017-2021:

Perputaran Total Aset


0.45
0.4
0.38 0.4 0.38
0.35 0.36
0.3
0.25
0.2 0.22
0.15
0.1
0.05
0
2017 2018 2019 2020 2021

Graphic 1.5 Data Perputaran Total Aset Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit

yang Terdaftardi Bursa EfekIndonesia tahun2017-2021 (Sumber : idxxco.id)

Graphicdi atas menunjukan bahwa kondisi perputaran total asset pada

perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan dari tahun 2017 hingga tahun

2021 yang menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan pada perkebunan kelapa

sawit tidak efektif dalam mengelolah asetnya, ketika perputaran total aktiva

menurun atau semakin rendah halini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan

turun dalam memperoleh laba dari penggunaan aktiva yangdimiliki.

Peningkatan profitabilitas tidak hanya diukur dari leverage yang menurun

dan aktivitas perusahaan yang efektif, melainkan didukung juga oleh faktor utama

dimana sebuah perusahaan mampu bersaing dengan menggabungkan antara

sumber daya pengetahuan, pengalaman dan keahlian karyawan, yangdisebut

sebagai modal lntelektual. Modal lntelektual atau Intelectual capitall merupakan

assettidak berwujud seperti sumberddaya informasidan pengetahuan yangyang

6
berguna meningkatkn kemampuan bersaing serta dapatmeningkatkan kinerjadari

perusahaan.

Berdasarkan Knowledge-based theory menyatakan bahwa bila semakin

tinggi tingkt pengungkapan padapada laporan keuangan berarti kinerja modal

intlektual baik. Semakin besar modalintelectual maka senakin efisiens

pengunaang modalperusahan. Berikut Graphic modal intelectual perusahaan

kelapa sawit tahun 2017-2021:

VAIC
70 57.4593030
47.2008578 522725
60
39.7170908 656697
50 236511
40 27.3284708
22.5975368 500012
30 562684
20
10
0
2017 2018 2019 2020 2021

Graphic 1.6 Data Modal Intelectual Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit

yangTerdaftar di Bursaa Efek Indonesiatahun2017-2021 (Sumber: idxxco.id)

Dilihatbahwa kondisi modal intelectual yang diukur denganValue Added

Intellectual Coefficient (VAIC) pada perusahan kelapa sawit pada tahun 2017-

2021 terjadi peningkatan setiap tahun dimana modalbesar intelectual maka efisien

penggunaan modalperusahaan, pengalaman dan keahlian karyawan pada

perusahaan kelapa sawit semakin baik dan dapat menciptakan kepercayaan kepada

stakeholders lainnya.

7
Dengan demikian modal intelectual yang baik mejadi gambaran pada

investor atau stakeholders lainnya dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut,

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dalamjangka panjang karna

kepercayan akan menimbulkn komitment yang lebih tinggi dari stake-holders

terhadapperusahaan. Halini juga sesuai dengsn teori stakeholders dmana stake-

holders punya hak information aktivitasperusahaan. Kondisi tersebutakan

diperhitngakan bagi perushaan modalintelektualsyang signifikan untuk mengelola

hubungan,yang baik dengan stake-holders.

Berdasarkan latar beIakang diatas, penulistertarik untuk melakukn

penelitian tentang “Pengaruh Leverage dan Perputaran Total Aset Terhadap

Profitabilitas Dengan Modal Intelectual sebagai Variabel Moderasi Pada

Perusahaan Sub-sektor Perkebunan Kelapa Sawit yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun2017-2021”

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa masalah dapat diindentifikasi peneliti sebagai berikut:

8
1. Meningkatnya jumlah produktivitas dari perusahaan sub-sector perkebun

kelapa sawit tidak diikuti kenaikan profitabilitas perusahaan, sehingga hal ini

dapat mengakibatkan kekhawatiram investor dalam berinvestasi.

2. Kenaikan Leverage pada perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit

tidak mendorong kenaikan Profitabilitas perusahaan sub-sektor perkebunan

kelapa sawit.

3. Penurunan Graphic Perputaran Total Aset pada perusahan subsektor

perkebunan kelapasawit diikuti dengan penurunan Profitabilitas perusahaan

sub-sektor perkebunan kelapa sawit.

4. Kenaikan Modal Intelectual tidak mendorong kenaikan Profitabilitas

perusahaan sub-sector perkebunan kelapa sawit.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitiian ini dibatasi pembahasan mengenai Leverage, Perputaran Total

Aset, Modal Intelectual dan Profitabiliitas pada perusahan sub-sector perkebunnan

kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia2017-2021.

1.4 Rumusan Masalah

9
Berdasarkaan uraian latar belakng masalah diatas, maka yangmenjadi

rumusan masalah dalam peneltian :

1. Leverage bepengaruh terhadp Modal Intelectual pada perusahaan sub-sektor

perkebunan kelapa sawit yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun2017-

2021 ?

2. Perputaran Total Aset berpengaru terhadap ModalIntelectual pada perusahaan

sub-sector perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun2017-2021 ?

3. Leverage berpengaruhterhadap Profitablitas perusahaan sub-sector

perkebunan kelapa sawit yang terdaftar diBursa Efek Indonesia2017-2021 ?

4. Apakah Perputaran Total Aset berpengaruh terhadap Profitabiltas perusahaan

sub-sector perkebunan kelapa sawit yang terdaftar diBursa Efek

Indonesia2017-2021 ?

5. Apakah Modal Intelectual berpengaruh terhadap Profitabiltas perusahaan

sub-sector perkebunan kelapa sawit yang terdaftar diBursa Efek

Indonesia2017-2021 ?

6. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Profitabiltas melalui

ModalIntelectual sebagai variable moderasi pada perusahaan subsektor

perkebunan kelapa sawit yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia 2017-2021 ?

7. Apakah Perputaran Total Aset berpengaruh terhadap Profitabilitas melaui

Modal Intelectual sebagai variable moderasi terhdap perusahaan subsector

perkebunankelapa sawit yang terdaftar disBursa Efek Indonesia tahun2017-

2021 ?

10
1.5 TujuansPenelitians

Berdasarkan rumusan masalhs diatass, tujuans penelitians iniadalah :

1. PengaruhLeverage terhaaps Modal Intelectual perusahaan subsectors

perkebunan kelapa sawit di Bursaefeks Indonesia.s

2. Perputaran apakahtotal Asset berpengaruh terhadapModal InteIektual

pada perusahaan sub-sector perkebunan kelapa sawit yang terdaftar

diBursa Efek Indonesia2017-2021.

3. Untuk mengetahui pengaruhPrputaran Totalaset berpengaruh ke-

Profitabilitas perusahaan sub-sector perkebunan kelapa sawit yang

terdaftar diBursa Efek Indonesia2017-2021.

4. Untuk mengetahui pengaruh Modal InteIektual berpengaruh terhadap

ProfitabiIitas perusahaan sub-sector perkebunan kelapa sawit yang

perdaftar diBursa Efek Indonesia2017-2021.

5. Umtuk mengetahu pengaruhLeverage terhadap Profitabiltas melalui

Modal Intelectual sebagai variable moderasi padaperusahaan sub-secktor

perkebunan kelapasawit yang terdaftar diBursa Efek Indonesia2017-2021.

6. Mengetahui dampak Perputaran Total Aset terhadap Profitabilitas

melalui Modal Intelectual sebagai variable moderasi pada perusahaan

sub-sector perkebunankelapa sawit yang terdaftar diBursa Efek

Indonesia2017-2021.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Penulis

11
Sebagai pedonam belajar dalam memperolehilmu pengetahuan mengenai

manageement keuangan khusunya dalam menganalis pengaruh leverag

dan perputaran total aktivaterhadap profitabiliitas

2. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi kepada perusahan khususnya manajer keuangan

dalam mengambil ktindakan untuk memaksimaIkan pertumbuhan

dankesejahteraan infestor.

3. Bagi Investor

Menjadi masukan bagi investor dalampertimbangan calon investor dalm

mempengaruh keputusan untuk bernvestasi pada perusahan.

4. Bagi Akademis

Untuk tambahan pengetahuanpara akademis dalam bidang finance

kususnya tentang profitiabilitas

5. Bagi Peneliti Lain

Bagi pembaca danpihak lainny, penelitian ini diharapkan mmpu

memperdalam pengetahan dan sebagai bahanreferensi untuk penelitian

yang sjenis.

12
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoristis

2.1.1 Tradhe off Teory

Modiglijani dan Miler mengemukakan Tradhe off teory pada tahun 1963

oleh, yang dikenal dengan model MM-2 atau model MM dengam pajak

perseorangan (Brighham dan Erhardt, 2005). Dalam teori ini menjelaskanbahwa

keseimbangan biaya dan keuntungan juga dipengaruhi oleh banyaknya utang

perusahaan dan banyaknya ekuitas perusahaan.

Manfaat pajak perseorangan adalah : utang merpakan sumber modal

dimanalebih murah dari pada equitas serta bunga menjadi element pengurang

pajak,diketahui bahwa penghematan penggunaanutang yang lebih murah

sepenuhnya digantikan denganpeningkatan biaya penggunaan equitas. Walau

dalam situasi denganadanya perseorangan laba perusahaan lebih besar dari

peningkatan biayaekuitas. Teori keseibangan (Thrade off teory) merupakan

penyembang penggunaan utang dengan tujuan mempertahankan struktur modal

perusahaan. Trade offtheory menyatakam bahwa adanya manfat pajak

daripenggunaanutang, semaka perusahan mengunakan utang sampai titik tertentu.

2.1.2 Packing Order Theory

Mhyers dan Mhajluf (1984) mengatakan bahwa konsep Peckhing Oreder

Teory merupakan bagian dari kebutuhan perusahaan dimana perusahaan lebih

memilih sumber daya internal untuk investasi dan manajemen kerja . Ketika

13
perusahaan membtuhkan dukungan pendanaan eksternal , manajer sering

mengutamaknsurat berharga yang paling aman, seperti utangMadeSudana,

2015:176).

Theory ini dari apa adanya information asimetri, yaitu keadaan dimana

manajemen memiliki lebih banyak informasi tentang daripada para pemilik

modal. lnformasi asimetri ini dapat mempengaruhi piIihan pemberi pinjamam

lnternal atau eksternaI dan piIihan untuk menambah utang ,pembiayaan tambahan.

2.1.3 Stakeholder Theory

Theori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi stakeholder yang

dianggap kuat. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama

perusahaan dalam menyediakan atau mengungkapkan information didalam

laporan keuangan. Dari persepektif teori stakeholdr, perusahaan memiliki

stakeholdrs, bukan sekedar shareholderRiahiBelkaoui, 2003). Kelompokkelompok

‘stake’ menurut Riyhi Belkaowui, meliputi pemegang saham, kreditorkaryawan,

pelangan, pemasok, kreditor, pemerintahdan masyarakat. Konsenusus yang

berkembang dalam konteks teori stakeholder adalah bahwa laba financr hanyalah

merupakan ukuran returnbagi pemnegang saham (shareholdr), sementara value

aded adalah ukran yang akuraat diciptakan oleh stakeholders (Mheek dan Gray,

1988 dalam Ulhum, 2009). Value aded yang dianggap memiliki akurasi tinggi

dihubungkan dengan return yangdianggap sebagai nila bahgi shareholder. Sehinga

dengan demikiian keduany(value aded dan returns) dapat menjelaskan kekuatan

teory stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja orghanisasi.

14
2.1.4 Profitabilitas

2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas

Harahp (2013) profitablitas, perusahaan dari sumber daya yang ada seperti

penjualankas, jumlblah karyawan , jumlbah cabnag dalam mendapatkan laba

Menurut Kasmir2012) profitabilitas adalah kebisaan perusahaan untuk mencapai

keuntungan dan memberikanukuran tingkat efektifitas manajemen suatu

perusahan.

Menurut Riyanto (2011) Profitablitas adalah alat digunakan untuk

meramalkan laba, menilai efesiensi kinerja manajemen dan alat pengendali bagi

manajemen. Apabila perusahaan tidak memperoleh laba maka perusahaan tdak

mampu mengcapai tujuan lainn yaitu berkembang-growthconcern), tanggung

jawab social-corporate social responsibility, bertahan hidup (going). Profitablitas

adalah ebisaan perusahaandalam memunculkan labaatas penjualan semua asset

dan ekwitas pribadi, R.Agus Sartono (2010)

Menurut Rahmarjaputra (2009) Profitablitas adalah kemampuan

memperolehlaba dari perusahan perusahaan, dimana hubungannya dengan

penjualan, total aktivaatau modals endiri.

Dari defennisi diatas maka dapat disimpulkan profitabiltas adalah

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba/keuntungan dari seluruh kegiatan

perusahaan dengan sumberdaya yang dimiliki pada periode tertentu dan sebagai

evaluasi kinerja manajemen dalam mengelola perusahan.

15
2.1.3.2 Jenis-jenis Rasio Profitiabilitas

Rasio keuangan atau rasio profitabiltas digunakan untuk menilai tingkat laba

atau keuntungan suatu perusahaan digunakan. Menurut Hery(2016) rasio

profitablitas adanlah rasio yang diguna untuk menilai kemampuan perusahaamn

dalam menghasilkan labadari aktivitas normaI bisninya. Tujuan rasio

profitabiilitas yaitu untuk mengukr tingkat efektifitas management dalam

menjalankan operasional perusahaan. Hery (2016) menyatakan ada beberapa

jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan yaitu : Gros Profit Marghin (GPM),

Net-Profit Margin (NPM), Earnning Per Share-EPS, Return on Aset (ROA),

Return on Equity-(ROE).

1. GrossProfit Margint

Digunakan dengan tujuan meng ukur besar kecilnya persentasi laba kotor

dari penjualan bersih disebut sebagai marjin laba kotor.Semakin tinggi marjin laba

kotor berarti semakintinggi pula laba kotor yang dihasillan dari penjualn bersih.

Hal ini dapat sebakan karena tinggiya harga jualrendahnya harga pokok penjualan.

Sebaliknya, semakin rendah marjin laba berarti semakin dendah pula laba kotor

yang dihasikan dari penjualan bersih. Hal inidisebabkan karena rendahnyaharga

jual dan/atau tingginya harga pokok penjualan.

Laba Kotor
Marjin Laba Kotor=
Penjualan Bersih

16
2. Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih)

Rasio yang digunakan untukmengukur laba bersigh sebagai persentase dari

penjualan bersih adalsh margin lababersih. Untuk menentukn rasio ini, bagi laba

bersih dengan penjualn beri. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk

menghitung marjin laba bersihHery, 2016) :

Laba Bersih
Marjin Laba Bersih=
Penjualan Bersih

3. ROE (Return On Equity)

Rasio return on equity-ROE) juga dikenal sebagai laba atas equity

merupakan rasio yang mengukur seberapa besar kontribusi ekuitas terhadap laba

bersih Dengan kata lain, rasio ini ihitung dengan membagi laba bersih terhadap

ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalianatas ekuitas berrti semakin tinggipula

jumlah laba bersih yang dihasikn dari setiap rupiah dana yang tertanam dalm

ekuitas. Sebaliknyasemakin rendh hasil pengemalian atas ekuitas berarti semakin

rendah pula jumlah lababersih yang dihasilkan dari setiap rpiah dana yang tertanm

dalam ekuitas.

Laba Bersih
Return On Equity=
Total Ekuitas

4. ROA (Return On Asset)

Return on asset (ROA) ,rasio yang menyajikan seberapa besar kemampuan

aset untuk memuncullkan laba bersih yang dihitung membagi laba bersih

dengantotal aset. Semakin tinggi hasil pengembalianatas aset berarti semakin

17
tinggipula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari seftiap rupiah dana yang

tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengenbalian atas

asetberarti semakin remdah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap

rupiah dana yang tertanam dalam totalaset.

Laba Bersih
Return On Asset=
Total Aset

5. Earning Per Share (EPS)

Rasio nilai buku atau Earnning pershare Ratio digunakan menukur

keberhasilan management mencapai keuntungan. Rasio yang rendah berarti

manajement belumberhasil, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan

penegang saham meningkat. Dengan pengertan lain, tingkat pengembalian yg

tinggi. Berikut ini adalah rumus yang digunakn untuk menghitung hasil

pengembalian atasaset (Hery, 2016) :

Laba SahamBiasa
Earning Per Share=
Saham Biasa yang Beredar

2.1.3.4 Manfaat Rasio Profitabiltas

Menurut kamsmir (2015) manfaat rastio profitabiIitas bagi nternal-eksternal

perusahaan adalah :

1. Mengetahui tingkat laba dalam suatu periode

2. Mengetahui posisi laba di tahun-tahun berjalan atau tahun sebelumnya

3. Mengetahui perkembangan laba dariperusahaan

4. Tahu serapa besarnya laba bersih sesudah pajak denganmodal sendiri.

18
Returmn On Equity merupakan ratio yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini. Dikarenakan ini dapat melihat bagaimana perusahan perkebunan kelapa sawit

mampu meningkatkan pengembalian laba perusahaan untuk para pemegang

saham. Sehingga peneliti ingin melihat seberapabesar kemampuan perusahaan

dalam meningkatkan pendapatuntuk dibagikan ke pemegang saham.

2.1.1 Leverage

2.1.3.1 Pengertian Leverage

Menurut Irpham Fahkmi (2013) leverage adalah asumsu perusahaan dalam

menjaga kemampuannya untuk memenuhikewajiban dalam membayar utang

diwaktu tepat. Menurut Syammsudin (2013) leveragve adalah kemampuan

perusahaandengan tujuan memenuhikewajiban keuangannya baik dalam dalam

jangka pendek maupun jangka panjang.

Agoes Sartono (2010) leverage adalah pengunaan asset, sumber dana

perusahaan dimana memilliki beban trtapdengan maksud untuk meningkattkan

keuntungan potensial pemegang saham. Menurut Sm.Munawir (2010) levrage

adalah kemampuan perusahaan untukmemenuhi kewajiban.

Berdasarkan arti-arti sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa leverage

adalah penggunaan sejumlahdana oleh perusahaan yang bersumber dari luar

perusahaan yang terdiri dari biayatetap atau bunga dalam suatu waktu tertentu

untuk meningkatkan laba bagi perusahaan.

19
2.1.3.2 Pengukuran Leverage

Mengukur pendaanaan utang dilakukan perusahaan maka digunakan rasio

leverage. Menurut Iram Fahmir (2015) Rasio leverage adalah mengukur besar

utang suatu perusahaan.Menurut Darsono dan Ashari (2005) dan Kasmir (2014)

rasio leverage terdiri dari :

1. Debt-to Aquity Ratsio (Rasio hutang terhadap ekwiitas)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur

hutang melalui ekwuitas. Rasio ini digunakan dalam menentukan jumlbah uang

yang ada pemberi pinjaman/kreditor pada owner perusahaan.Semakin tinggi

ratsio, semakin sedikit pembiayaran perusahaan diberikan. Melalui prespektif

kemampanmembayar,kewajiban berjangka panjang, semakin rendah rasio akan

semakin baikkemampuan perusahan dalam membayar kewajiban berjangka

pajang (Kasmir 2014).

Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas

2. Debt to Aset Rasio (Ratio hutang terhadap asset)

Melihat perbandingan dari total utang dan total aktiva serta bisa digunakan

Debtto Asset Raitio. Saat rastio semakin tinggi menimbulkan keadaan jumlah

modal pinjaman yang digunakan sebagai investasi aktiva untuk laba meningkat

(Kasmir, 2014).

Total Hutang
Debt ¿ Asset Ratio=
Total Aset

20
3. Equity Multiplier (Penggandaan Ekuitas)

Equity Multiplier adalah rasio untuk mengukur tingkat ekuitas yang

digunakan sebagai sumber pembiayaan. Apabila semakin kecil equity multiplier

berarti porsi pendanaan yang digunakan dalam bentuk ekuitas untuk membiayai

aset sehingga kinerjanya akan semakin baik (Darsono dan Ashari, 2010). Equity

Multiplier diukur dengan rumus sebagai berikut:

Tot al Aset
Equity Multiplier= x 100 %
Total Ekuitas

1. Time Interest Earnd

Time interest earnd disebut juga dengan coveragveratio (rasio penutupan),

untuk melihat seberapa perusaahaan mampu membayar bunga tahunan atau

menilai seberapa laba perusahaan berkurang namun tidak menimbulkan

kegagalan untuk memenuhi kewajiban bunga pinjaman (Kasmir, 2014). Timest

intersest earned dapatdiukur dengan rumus sebagai berikut:

Laba Sebelum Pajak dan Bunga


¿ Interest Earned=
B eban Bunga

5. Fixed Charger Conveerage (FCC)

Fixed Charger Coneverage (FCC) , digunakan saat utang jangka panjang

diperoleh perusaahnn. Biaya tetap merupakanbiaya bunga ditambah kewajiban

sewa tahunan atau jangka Panjang (Kasmir, 2014). Fixed chargre coveerage dapat

diukursebagai berikut:

21
EBT + Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa
¿ Charger Conveerage= x 100 %
Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa

2.1.3.3 Jenis-jenis Leverage

Ada tiga jenis leverage bila dilihat dari sisi penggunaan utang untuk

menghasilkan keutungan yang diharapakan perusahaan. Pengukuran leverage dari

sisi penggunaan utang :

1. Operatiing Leverage

Home dan Wachowicz (2007), operating leverage merupakan volume yang

berubah di penjualan yang menimbulkan perubahan siginficandaripada perubahan

proposionalnya dilaba. Saat perusahaan menggunaan aktiva yang memunculkan

fix cost maka akan terjadi Operating leverage. Biasa tetap yang semakin tinggi

maka akan semakin tinggi operetaing yang akan dicapai, sehingga meningkat pula

sensitivitas perubahan lababersih ke pernjualan.

Operaing laeverage bekerja secara dua arah, yaitu mampumemperbesar

untung dan rugi. Menurut Syamsudin (2011) menyatakan saat operating leverage

yang tinggi, maka sedikit penjuan peningkatan penjualan dapat memingkatkan

presentasi yang tinggi pada EBIT.. Jadi, Operating Leverage kemampuan

perusahaanuntuk meningkatkn dampak variasi volume penjualan laba sebelum

bunga danpajak dengan menggunakan beban operasiponal tetap (EBIT).

Operatingleverages diukur menggunakn Deghrees ofs Operatings Leverges

(DOL).

% Perubahan EBIT
Degree of Operating Leverage=
% Perubahan Penjualan

22
2. Financial Leverage

Sawir.M (2004) financial leverage adalah saat perusahaan menggunakan

dana yang memicu munculnya beban tetap keuangan. Financial leverage terjadi

bila perusahaan menggunakn dana penghasil dana tetap. Saat perusahaan

memutuskan untuk menggunakan utang maka konsekuensinya perusahaan harus

membayar bunga. Bunga harus dibayar sebanyak berapa pun laba

operasionalperusahaan. Finanmcial leverage yang menguntungkan (faviorable)

terjadi jika perusahaan dapat menghasilkanpendapatan yang diterima dari

penggunaan dana tersebut lebihbesar dari beban tetap yang dibayar. Sedangkan

finannmcial leverage yang tidak mengntungkan(unfavorable) terjadi ketika

perusahaanmemiliki laba kecil ke beban tetap yang dibayar.

Financial leverage dapat diukur dengan menggunakan Deghrees ofs

Operatings Leverges (DFL). Degree of financial leverage merupakan ukuran

kuantitatif sensitivitas EPS perusahaan terhadapperubahan laba operasional.

RumusDeghrees ofs Operatings Leverge:s

% Perubahan EPS
Degree of Financial Leverage=
% Perubahan EBIT

3. Total Leverage

Gabungan dari hasil operating leverage dan financial leverage disebut

sebagai combinedleverage atau total leverage. Menurut Syhamsuddin (2011)

combined leverage merupakan saat perusahaan bisa unntuk memperbesar

pengaruh perubahan volume penjualan terhadap per lembar saham dengan

23
menghunakan biaya tetap operasional danbiaya tetap financial untukCombined

leveraage atau total leveerage diukur rumus sebagai berikut:

DCL=DOL x DFL

2.1.3.4 Manfaat Ukuran Leverage

M.Kasmir (2015) manfaatperusahaan menggunakan rasio leveerage adalah :

1. Tahu kebisaan dari perusahaan dalam memenuhikewajiban yang bersifat

tetap.

2. Untuk mengetahu posisi perusahan ke kewajibannya pada bagian lainnya

(kreditur)

3. mengetahui keseimbaangan seperti aktiva khusus nya aktivatetap dan

modal.

4. Tahu seberapa besar utang mampu membiayai aktiva perusahaan

5. Tahu berapa besar pengaruh utang perusahaan ke aktiva

6. Tahui berapa bagian dari rupiahmodal sendiri yang dijadikan jeminan utang

jangkaPanjang.

Penelitian ini menggunakan Debt to EquityRatio. Dikernakan dengan rasioini

dapat melihat bagaimana perusahaan perkebunan kelapa sawit mampu

memanfatkan ekuitas perusahaan untuk membiayai hutang perusahaan. Sehingga

peneliti ingin melihat seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mengelola

ekuitas perusahaan melalui kekayaan bersih yang diterima.

24
2.1.2 Perputaran Total Aset

2.1.3.1 Pengertian Rasio Aktivitas

Dengan mengukur rasio aktivitas, maka akan dketahui berbagai hal yang

berkaitan denganaktivitas perusahaan sehingga managemen dapat mengukur

kinerja perusahaan. Menurut Sujarmweni (2017) Rasio aktivitas adalah rasio

yang dignakan agar tau efektivitas penggunaan aktiva, seberapa jauh altiva

perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh eksternal.

2.1.3.2 Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Herry (2016 : 90 ) jenis-jenis ratsio aktivita yaitu :

1. Perputaran piutang(receivable turnover)

Kasmir (2012:177) perputran piutang adalah Rasio yang digunakan untuk

mengkur berapa lama penagihan piutang selama periode atau berapa kali dana

yang ditanam dalam piutang ini bvrputar dalam satu periode.

Penjualan
Perputaran Piutang=
Piutangrata−rata

Dan untuk mencari rata-rata piutang adalah :

( Piutang awal+ Piutang akhir )


Piutang Rata−rata=
2

2. Perputaran Persediaan (inventory turnover)

M.Kasmir (2014:180), perputaran persediaan adalah rasioyang digunakan

untukmengukur berapa kali dana yangditanam dalam (inventory) ini berputar

dalam suatu periode.

25
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan=
Rata−rata Persediaan

3. Perputaran Modal Kerja (working capital turnover)

Menurut Kasmir (2016:182) perputaran modal kerja adalah salahsatu rasio

untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau

dalam suatu periode. Untuk mngukur rasio ini kita membandingkanantara

penjualan dengan modal kerja atau modal kerja rata-rata.

Menurut Hery (2017:184) perputaran modal kerja guna mengetahui

seberapa efektif odal kerja perusahaan dalam memicu hasil penjualan.

Rumusuntuk menghitung perputaran modal kerja adalah :

Penjualan Bersih
Perputaran Modal Kerja=
Modal Kerja

4. Perputaran Aset Tetap (fixed assets turnover)

Menurut R. Agust Sartoeno (2002; 120) perputaran aset tetap ialahrastio

antara aset tetap neto ke penjuala. Rasio ini memberitahu bagaimana perusahan

menggunakanaktiva tetpnya seperti gedung, kendaraan, ,perlengkapan kantor.

MKasmir (2014:114) merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak

dana yang ditanamkanke asettetap berputar di 1periode. Adapun rumus perptaran

aktivatetap dalam menghitungnya sebagai berikut :

26
Penjualan
Perputaran AktivaTetap=
Aset Tetap

5. Perputaran TotalAset (total assets turnover)

MKasmir (2014) perputaran total asset adalah digunakan

mengukurperputaran aktiva perusahaan. Kemudian juga mengukur beberapa

junlah pemjualan yang diperoleh dari tiap rupiahaktiva. Selanjutnya Menurut

Sawir (2005 : 17) Perputaran Tota Aktiva (Total Assets Turn Over) adalah ratsio

yang memberi keevektifan penggunaanseluruh harta perusahaa dalam ramgka

menghasilkan penjualan Perputaran total aset yang rendah berarti perushaaan

memiliki kelebihan totalaset yang dapat mencipttakan penjualan

Penjualan
Perputaran Total Aset=
Total Aset

Didalam penelitian ini menggunakn Total AssetsTurnover (Perputaran Total

Aset). Dikarenakan rasio ini dapat melihat aset dari perusahaan perkebunan

kelapasawit dapat memberikan dorongan dalam kegiatan operasionalnya,

pengelolaan asset yang efisien dapat meningktkan profitabilitas perusahan.

Sehingga peneliti ingin melihat bagaimana perputaran total asset mampu

menghasilkan penjualan untuk neningkatkan laba perusahan nantinya digunakan

sebagaikegiatan operasinal perusahaan dan pengembaliankepada para pemegang

saham.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Arifianto (2016) mengenai “FaktorFaktor yang Mempengaruhi ReturnOn

27
Equity Perusahaan Perkebunan Karet yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia”.

Berdasarkan hasil peneliitiannya menunjukan bahwa variable Perputaran Total

Aset(TATO) berpengaruh positif teturn OnEquity. Artinya setiap peningkatan

Perputaran Total Aktiva(TATO) mampu berkontribusi terhadap peningkatan

Return onEquity.

Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti(2014) mengenai “Pengaruh

Leverage dan Racio Aktivitas terhadap Profitabiltas Industri Pertanianyang

Terdaftar di Bursa Efek. Hasil penelitian memunjukkan bahwa Leverage dan

Rasio aktivitas bahwa berpengaruhpositif terhadap profitabilitas. Artinya bahwa

setiappeningkatan Leverage dan Perputaran total aset(TATO) berikan berdampak

dan pengaruh positif terhadap peningkatn Returmn on Equity (ROE).

Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah(2019) mengenai “Pengaruh

Curent Racio(Cr), Perputaran Total Aset(TATO) dan Debt To Equyti Racio(Der)

Terhadap Profitablitas Perusahaan yang Terdaftar di BEI (Studi Perusahaan

Perkebunan Kelapa Sawit2016-2018)”,menunjukkan bahwa variable Total Aset

Turnmover tidakmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Equyti,

sedangkan variable Equyti Multiplyier mempunyaiengaruh positif yang

signifikanterhadap Retrumn on Equyti.

Penelitian yang dilakukan Fajriasani (2022) mengenai “Pengaruh

Perputaran Total Aset, Perputaran Pitang Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Profitabiltas(Study Pada Perusahan Perusahaanektor Pertanian Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode2018-2020)”. Hasil uji pada penelitianini

menunjukkan bahwa variable Perputaran Total Aktiva berpengaruh terhadap

28
Profitabiitas, dan Variable Perputaranpiutang tidak berpengaruh sgnifikan

terhadap profitabiltas.

2.3 Kerangka Berpikir

Keberhasilan perusahaan dilihat dalam mencapai tujuan yaitu laba.

Pencapaian profitabiltas tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahan berhasil

mengoperasi dengan efektif dan efisien, namun sebaliknya jika pencapaian

profitabilitas perusahaan rendah mengindikasikan bahwa perusahaan belum

efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan.

Proftabilitas yang diukur menggnakan Rasio Pengembalian Ekuitas(Return on

Equity ) mampu menyajikan data besar kecilnya pengembalian modal dari saham.

Atau secara singkatnya, Returmn on equyti mengukur seberapa bisa perusaahan

mendapat laba. Maka dalam penelitianini untuk mengetahui factor-factor

mempengaruhi profitabilitasyang diukur Return on Equity dlihat dari Perputaran

Total AsetLeverage. Berikut akan dijelaskan pengaruh variable- variable exsogen

terhadap variable endogen .

a. Pengaruh Leveragterhadap Profitabiltas

Mengukur penggunaan hutang, seemakin tinggi leverage, maka semakin

penggunaan utang. Sebaliknya rendah leveragae semakin rendah pengunaan

hutang perusahaan Kasmir(2013). Leverage diukur dengan Debto Equiti Ratcio

atau Rasioutang terhadap Ekwuitas adalah rasio yang berguna untuk mengtahui

jumlah dana yang disediakan peminjamkreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini befungsi untuk mengetahui setiap rupiah modalsendiri

29
yang dijadikanuntuk jaminnan utang(Kasmir, 2013). Semakin tinggi rasio,

semakin rendah pendanaan perusahan yang disediakan oleh pemegang saham.

b. Pengaruh Perputaran Total Aset terhadap Profitabilitas

Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan kesemua aktiva yang

dimiliki perusahaan. Neningkatnya perputaranaset, maka semakins meningkat

pengunaan aset akan menghasilkan penjualan ataupun kegiatan operasional

perusahan menjadi produktif yang tentunya dapat meningkatkan profitabilitas

perusahaan(Sudana, 2011). Namun jika perusahaan tidak dapat memaksimalkan

penggunaan asets dalam menghasilkan penjualan ataupun kegiatan operasionalnya

maka penggunaan aset tidak mendrong perusahaan dalam peningkatan

profitabiltas. Ukuran ini menjadiperhatian manajemen karena mengndikasikan

apakah operasioperasi perusahan efisient secara financial.

c. Pengaruh Modal Intelectual terhadap Profitabilitas

Resource-Based Theory menjelaskanbahwa Modal Intelectual merupakan

asset tidak berwujud yang memiliki kemampuan memberi dan meningkatkan

nilai kepada perusahaan. modal intelectual adalahaset berbasis pengetahuan

dalam perusahaan yang menjadi basis kompetnsi inti perusahaan yang dapat

mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing hal ini dapat menjelaskan

hubunganVAIC dengan profitabilitas Hen(2001).

d. Pengaruh Leverage terhadap Modal Intelectual

30
Tradeoff theory menjelaskn bahwa jika posisi leverage berada di bawah titik

optimal maka setiap penambahn utang akan meningkatkan nilai perusahaa.

Sebaliknya, setiap posisi sstruktur modal beraada di atas titik optimal maka setap

penambahan hutng akan menurunan nilai perusahaan (Myers & Majluf 1984).

Oleh karena itu sesuai dengan Teori stakehoolder lebih mempertimbangkan

posisi parastakeholder yang meliputi pemegang sahamkaryawan, pelanggan,

pemaso.

e. Pengaruh Perputaran Total Aset terhadap Modal Intelectual

Perputaran total aset rasio aktivitas perusahaan, semakintinggi perputaran

asset yang terjadi maka akan semakin optimal perusahaan dalam menggelola

asetnya(Kasmir 2014). Sesuai dengan teori stakeholder yang menghubungkan

antara perputaran total asset dan modal intelectual, dimana aktiva yang efektif

tergantung dari manajemen pengelolahanaktiva yang memiliki modal intelectual

yang baik.

f. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas melalui Modal Intelectual

Modal intelectual memoderasi hubunganntara leveraege dengan

profitabilitas. Modal lntelektual memperkuat hubungan antara leverage dengan

profitabilitas. Modal Isntelektual mampu memediasi hubungan antara Leverage

terhadap Profitabilitas. simana Modal Intelectual adalahsebagai asset tidak

berwujud perusahaan dimana dengan penggolah secara maksimal tingkat

Profitabilitas sehangga investr akan memilih untuk menginvestasikan dasnany

yang memberikan jaminan keuntungan bagi investor. Sehingga dari peningkatan

31
profitabilitas Profitabilitas dari pengolahn asset yang baikmampu mengurangi

hutang perusahaan.

g. Pengaruh Perputara Total Aset terhadap Profitabilitas melalui Modal

Intelectual

Modal intelectual davpat memoderasi hubungan antara perputaran total

asset denngan profitabilitas. Modal intelectual memperkuat hungan antara

perputaran total asset dengan proitabilitas, dimana Perputaran total asset

merupakan perpuatan aktiva yang menunjukan bagaimana manajemen mengelola

seluruh aktiva guna menghasilkan pnjualan. Penjualan yang meningkat

megambarkan penggelolaan Modal Intelectual nya baik sehingga mampu

menningkatkan Profitabilitas.

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Leverage
H1
(Debt to Equity Ratio)

Profitabilitas
(Return on Equity)

Perputaran Total Aset H2

32
2.4 Hipotesis

Berasarkan kerangka berpikir diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H1: Leverage (Debto Equity Ratcio) Berpengaruh Terhadap

ProfitabilitasReturn on Equity) Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yan

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2017-2021.

H2: Perputaran Total Aset Berpengaruh Terhadap Profitabilitas (Return on

Equity) Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yan Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2017-2021.

H3 : Modal Intelectual Berpengaruh Terhadap Profitabilitas (Return on

Equity) Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yan Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2017-2021.

H4 : Leverage (Debt to Equity Ratio) Berpengaruh Terhadap Modal

Intelectual Perusahan PerkebunanKelapas Sawits dis Bursaefeks Indonesia2017-

2021.

H5 : Perputaran Total Aset Berpengaruh terhadap Modal Intelectual Pada

Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2017-2021.

H6 : Leverage (Debt to Equity Ratio) Berpengaruh TerhadapProfitabilitas

(Return on Equity) Melalui Modal Intelectual sebagai Variabel Moderasi.

33
H7 : Perputaran Total Aset Berpengaruh Terhadap Profitabilitas (Return on

Equity) Melalui variable moderasy Modalllntelektual Perusahans Perkebunan

Kelapa Sawit yan Terdftar Bursaefek Indonesia 2017-2021.

34
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni dengan

mengakses sitresmi BEI (http://www.idxx.co.id).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data kuantitatif dikarenakan dsata yang akan adalah data rasio. Data

kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

angka(Kuncoro,2013:145). Data yang digunakan adalah data skunder yaitu

laporan keuangan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang di publikasikan di

situs resmi Bursa Efek Indonesia(http://www.idx.co.id) . Data juga mengunakan

data runtut waktu (time series) yakni data dalam skala periode 2017-2021.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Suatu kelompok/kumpulan objek akan dgeneralisasikan dari hasil

penelitian(Widiyanto,2010:5). Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh

perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebanyak 15 perusahaan.

35
3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro,2013:118). Sampel penelitianini adalah data prusahaan. Pengambilan

sampel menggunakanpurposive sampling dengan kriteria penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Perusahaan perkebunan kelapasawit yang sudah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebelum 2017 dan masih aktif hingga 2021.

2. Perusahaan yang melaporkanlaporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia

dan diakses pada periode 2017-2021.

3. Perusahaan kelapa sawityang dalam laporan keuangan memiliki data yang

sesuai varibael yang diteliti.

4. Perusahaan kelapa sawit yang menyusun laporan keuangan menggunakan

satuan rupiah.

Tabel 3.1

Daftar Nama Perusahaan Sebagai Sampel Penelitian

Nama Code

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk ANJT


PT Eagle High Plantations Tbk BWPT
PT Astra Agro Lestari Tbk AALI
PT Golden Plantation Tbk GOLL
PT Gozco Plantations Tbk GZCO
PT Jaya Agra Wattie Tbk JAWA
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra LSIP

36
Indonesia Tbk
PT Provident Agro Tbk PALM
PT Sampoerna Agro Tbk SGRO
PT Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP
PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk SMAR
PT Dharma Satya Nusantara Tbk DSNG
PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk SSMS
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Peneliti menggunakan dua variable sesuai dengan permasalahan yang

sedang diteliti. Variabel tersebut terdiri dari variabel independen dan dependen.

Variable independent (bebas) adalah variable mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variable dependent (Sugiyowno, 2016:38).

Jenis data yang digunkan dalam penelitian adalah data skala rasio.

Berdasarkan judul penelitian Pengaruh Leveragedan Perputaran Total

Aktiva Terhadap Profitabilitas, maka variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X1) : Leverage

2. Variabel Bebas (X2) : Perputaran Total Aset

3. Variabel Terikat (Y) : Profitabilitas

37
3.4.2 Definisi Operasional

1. Profitabilitas (ReturnOn Equity) / (Dependen) (Y)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba dari

aktivitas bisnisnya. Menila laba digunakan rasio profitabilitas, rasio yang

digunakan adalah Returmn on Equity yang menujukkan seberapa sbesar

kontribusi ekuitas dalam menciptakan lababersih, dengan kata lain rasio ini

digunakan seberapa besar jumlah laba bersih yang :

Laba Bersih
ROE=
Total Ekuitas

2. Leveraege (Debto Equiti Racio) (Independen) (X1)

Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

dalam jangka panjang. Untuk menguur sejauh mana perusahaan menggunakan

pendanaan melalui utang (financial leverage) perusahaan digunakan rasio

leverage. Dalam penelitianini hutang dilihat dari (DER) yaitu rasio yang

menunjukanpresentasi penyediaan dana oleh pemegang saham terhadp pemberi

pinjaman. DER ratio diukur dengan rumus :

Total Utang( Debt )


DER=
Ekuitas( Equity)

38
3. Perputaran Total Aset (Independen) (X2)

Saat ingin menilai keefektifan totalaset milik perusahaan dalam

mnghasilkan penjualanatau dengan kata lain untukmengukur berapa jumlah

penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata total asset menggunkan

perputaran total asett. Perputaran total asset diukur dngan rumus sebagai berikut

Penjualan
Perputaran Total Aset=
Total Aset

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yg dilakukan pada penelitian dilakukan melalui

sumber studi pustaka seperti jurnal, bukuyang berkaitn dengan masalah yang

diteliti, dokumentasi hasil penelitian terdahulu sebaagai referensi. Sumber data

peneliiaan yang digunakandalam penelitian ini adalah sumber data sekunder.

Data yaang digunkan laporankeuangan perusahan perkebunan kelapasawit.

Laporan keuangan dan laporan tahunan yang dimuat di website Bursa Efek

Indonesia(BEI) selama periode penelitian ini menjadi sumber periode

tahun2017-2021.

3.6 Analisis Pendekatan

Analisis data panel adalah teknik yang digunakan dipenelitian ini. Data deret

waktu dadata Iintas bagian digabugkan untuk membuat datapanel. Data deret

waktu,data yang dkumpulkan secara berkala untuk satu orangperusahaan atau

secktor sebagai lawan dar data lintas bagian, yang dikumpIlkan untuk sejumlah

besar orang/bisnis. Karenastudy berlangsung selama beberapa tahun dan

39
mencakup banyak perusahaan/data panel dipilih. Pertama, penelitian ini

menggunakan periode enam tahun, dari 2017-2021, penggunaan data timeseries

disengaa.Penggunaan cross section kemudian digunakan karena penelitian ini

melibatkan sampel penelitian dari 15perusahaan perkebunan kelapa sawit

berbeda. Penelitan ini menggunakan software Micosoft Excel dan Eviews10.

3.6.1 AnalisisStatistik Descriptif

Teknik yang digunakan dipenelitian ini. Data deret waktu dadata Iintas bagian

digabugkan untuk membuat datapanel. Data deret waktu,data yang dkumpulkan

secara berkala untuk satu orangperusahaan atau secktor sebagai lawan dar data

lintas bagian, yang dikumpIlkan untuk sejumlah besar orang/bisnis. Karenastudy

berlangsung selama beberapa tahun dan mencakup banyak perusahaan/data panel

dipilih. Pertama, penelitian ini menggunakan periode enam tahun, dari 2017-2021,

penggunaan data timeseries disengaa.Penggunaan cross section kemudian

digunakan karena penelitian ini melibatkan sampel penelitian dari 15perusahaan

perkebunan kelapa sawit berbeda. Penelitan ini menggunakan software Micosoft

Excel dan Eviews10.

3.6.2 Pemilihan Model Estimasi

3.6.2.1 Pendekatan Model Estimasi Data Panel

Gabungan dari data time-series dan data cross- sectiondisebut sbhagai data

panel . teknik regresinya adalah menggabungkan antara data cross- sectiondan

data time-series maka tentnya akan mempunyaiobservasi lebih banyak

dibandingkan dengan datacross-sectio dan data time-series (Gujarati, 2004).

40
Menurut Basuki (2016:276-27), dalam metod estimasi model regresi dengan

menggunakn data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain :

1. Common Effect Model

Merupaakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena

hanya mengombinasikan data time series dan data cross section. Pada model ini

tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan

bahwa pserilaku data perusahaansama dalam berbagai kurun waktu.

2. Fixed Effect Model

FixedEffect Model adalah suatu objek memiliki konstanta yang tetap

besarannya ntuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien

regresinya, tetap besarannya dari waktu ke waktu (time invariant) (Winarno,

2015). Model fixed effect adalah model dengan intercept berbeda-beda untuk

setiap subjek(cross section), tetapi slope setiap subjek tidak berubah seiring

waktu(Gujarati, 2004). Model ini mengasumsikan bahwa intercept adalah

berbeda setiap subjek sedangkan slope tetap sama antar subjek. Dalam

membedakan satu subjek dengan subjek lainnya digunakan variabel

dummy(Kuncoro, 2012). Fixed effects mengasumsikan bahwa perbedaan antar

individu(cross section) dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Agar

dapat mengestimasi Fixed Effects Model dengan intersep berbeda antar

individu, maka digunakanlah teknik variable dummy. Model estimasi seperti ini

sering kali disebut sebagai teknik Least Squares Dummy Variable

41
3. Random Effect Model

Mengestimasi data panel dimana variable gangguan mungkinsaling

berhubbungan antar waktu dan antar individu disebut Random Effect Model.

Pada model random effect perbedaan intersept diakomodasi oleh eror terms

masingmasing perusahaan. Keuntungan nenggunakan model ini yakni

menghilangkan heteroskedastsitas. Model ini juga disebut dengan

ErroComponent Modem (ECM) atau teknikGeneralized Least Squares(GLS).

3.6.2.2 Pemlihan Model Estimation

Menemukan modle terbaik yangdigunakan, peneliti mengevaluasi berbagai

model estimasi.. Basuki & Prawoto(2016:277) UjiChow, uji Hasman, dan uji

pengali Lagrange merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk

menentukan model mana. Berikut adalah penjelasan rinci dari masingmasing

dari tes pemilihan model.

1. Uji Chow

Pengujian untuk menentukan modle fixeffect atau comon efect yang sesuai

digunakandi data panel. Langkahlangkah penhujian Uji Chow, yang pertama

data diregreskan menggunakan model Joint Efect danfixed Efect, kemudian

dibuat hipotesis untuk diuji, sebagai berikut:

H0 : commoneffect modelH1 : fixedffect model

Kesimpuln uji chow sebagai berikut:

a. Jika nilai probability F > 0,05 artinya H0 diterma; model common effect.

42
b. Jika nilai probablity F < 0,05 artinya H0 ditolak; mmodel fixed effect,

2. Uji Hausman

Uji statstik guna menentukan apakah yang terbaik adalah menggunakan

model efek tetaefek acak. tes Hausman, tolong. Selain itu, uji data diregresi

mengunakan model random efect dan fixd efect, sebagai berikut:

H0 : random efect model H1 : fixedfect model

Kesimpulan Uji Hawsman :

a. Jika nilai probablty cro-section random > 0,05, H0 diterima, yang artinya

model randm efect.

b. Jika nilai probabliti crossection random < 0,05, H0 ditolak, yang artinya

model fixeefect.

3. Uji Lagravne Multiplier

adalah evaluasi statistik untuk melihat apakah modle efek acak mengunguli

pendekatan efek umum. Ketika modle efek umum adalah tes chow yang dipilih,

tesini diterapkan. Data juga diregrsi mengunakan model efek acak dan model

efect umum setelah uji pengali Lagvrange dengan melakukan berikut:

H0 : comon efectmodel H1 : random efectmodel

Kesimpulan uji lagrange multiplyer (LM) :

a. Jika nilai cross section Brewusch-Pagan ≥ 0,05, maka H0 diterima, artinya

modle commonefect.

43
b. Jika nilai cross section Brewusch-Pagan ≤ 0,05, maka H1 diterima, artinya

modle randomefect

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan apakah model regresi yang digunakadalam

penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan sebagai

berikut :

3.6.3.1 Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variable independen(Santoso,2012 : 59 ).

Dimana jika variable independent saling berkorelasi maka variable-variabelini

tidak ortgonal. Variable ortgonal adalahvariabel independent yang nilai korelasi

antar sesama variable independent sama dengan nilai nol. Carauntuk mengetahui

ada atau tidakny multikoInearitas pada eviews-9 , Tidak terjadi multkoIinearitas

antar variable dependent jika korelasi antar variable independent kurang dari 0,90.

Sebaliknya, dapat dikatakn terjadi multikolnearitas antar variable jika koefisien

korelasi lebih dari 0,9O. (Ghozali&Ratmono,2013:83).

3.7 Pengujian Hipotesis

3.7.1 Path Analysis Analisis Jalur)

Model path analysis(analisis jalur) merupakan perluasan dari analisis regresi

linier berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk

menaksir hubungan kusalitas antar variable (model causal) yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan teori(Ghozali, 2018). Path analysis digunakanuntuk

44
menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variable bebas

(independentt) terhadap variable terikat(dependentt).Dengan analisis jalur, semua

pengaruh baik pengaruh langsung, (total causal effect) pada perubahan suatu

faktor dapat diketahui besarannya. Pengaruh total merupakan penjumlahan

pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.

Model I :

Modal Intelectual (MI) = 𝑎 + 𝖰𝟏Leverage + 𝖰𝟐TATO

Model IV :

Profitabilitas = 𝑎 + 𝖰𝟏Leverage + 𝖰𝟐TATO + 𝖰𝟐Modal Intelectual

Analiss jalur digunakan untuk melihat hubungan langsung dan tidak

langsung antara varibel bebasterhadap variabel terikat. Dalam analisis jalur ada

variabel intervening yang berpengaruh antara variabel bebasterhadap variabel

terikat. Varible intervening merupakan variabel antara variabel independent

(bebas) terhadap variable dependent (terikat).

• Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Dalam analisis jalur sebelum peneliti melakukan analisis suatu penelitian,

terlebih dahulu peneliti membuat diagram jalur yang digunakan untuk

mempresentsikan permasalahan dalam bentuk gambar dan menentukan persamaan

struktural yang menyatakan hubungan antar variable pada diagram jalur tersebut.

Noor(2014) menyatakan bahwa Diagram jalur dapat digunakan untuk menghitung

pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel Independent terhadap suatu

45
variable dependent. Pengaruh-pengaruh itu tercermin dalam apa yang

disebutdengan koefisien jalur, dimana secaramatematik analisis jalur mengikuti

modestruktural.

3.7.2 Uji T

Uji t digunakan untukmenguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

secara parsial atau individual. Kriteria pengjian(Sugiyono, 2016):

a. P value<0,05 (5%) atau T hitung>T tabel menunjukkan bahwa uji model

ini memiliki pengaruh secara parsial.

b. P value>0,05(5%) atau T hitung<T tabel menunjukkan bahwa uji model

ini memiliki pengaruh secara parsial.

3.7.3 Koefisien Determinasi (R2)

R2

Koefisienkolerasi digunkan untuk menukur kekuatan hubungan secara linear

antara dua variabel. Jika R semakin mendekati angka1 makatingkat hubungan

antara dua variable semakin kuatSugiyono, 2016).

3.7.4 Sobel Test (Uji Sobel)

Dengan Uji sobel dapat mengetahui angka ataupun bagaimana kekuatan

pengaruh tidak langsung variabel independentt(X) ke variabel dependentt(Z)

melalui variabel Intervening(Y). Untuk mengetahu bagaimana pengaruh tidak

langsuung dapat dilakukan menggunakan alat uji Calculation for Sobel Test yang

46
dapat diakses dalam website http://quantpsy.org yang akan disediakan panduan

dengan memasukkan nilai cofficient dan standar eror variabel independent

terhadap variabel dependent dan jika ada variabel sebagai mediator ataupun tanpa

mediator.Nilait dibandingkan dengan t table; jika nilai t yang dihitung melebhi

table t, ada efek mediasi.(Ghozali & Ratmono, 2013).

47
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Deskrpsi Objek Penelitian

Data sekunder dari publikasi keuangan di situs web Bursa Efek

Indonesia(BEI) didalam investigasi ini. Perusahan tersebut dijadikan sebagai

sample penelitian. subsector perkebunan keIapa sawit yang terdaftar di BEI

berturut--turut selama 2017-2021. Pengambilan sample berdasarkn standar

yang ditentukan. Dari populasi seluruh perusahaan subsector perkebunakelapa

sawit pengambiln sampele melalui krteria menghasilkan15perusahaan sesuai

kiteria sample pada2017-2021.

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan Sebagai Sampel Penelitian

Nama Code

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk ANJT


PT Eagle High Plantations Tbk BWPT
PT Astra Agro Lestari Tbk AALI
PT Golden Plantation Tbk GOLL
PT Gozco Plantations Tbk GZCO
PT Jaya Agra Wattie Tbk JAWA
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk LSIP
PT Provident Agro Tbk PALM
PT Sampoerna Agro Tbk SGRO
PT Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP
PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk SMAR

48
PT Dharma Satya Nusantara Tbk DSNG
PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk SSMS

4.2 Hasil Ananlisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Dalam analisis statistik deskriptif dapat menggambarkan serta

mendeskripsikan variable dalam penelitian. Variable independen dalam

penelitian ini adalah Leverage dan Perputaran Total Aset. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Profitabiltas, serta variabel moderasi adalah modal

intelectual. Berdasrkan analisis statistic descriptif penelitian ini meliputi mean,

maksimum,mnimimum dan standar devasi. Berikut hasil analisis statistik

deskriptif disajikan pada tabel 4.2:

Table 4.2
Statistik Deskriptif

Y X1 X2 Z

 Mean  7.053571  1.347429  0.361143  2.865286


 Median  2.325000  1.490000  0.275000  1.410000
 Maximum  350.3000  22.13000  2.560000  38.36000
 Minimum -87.50000 -30.64000  0.080000 -4.940000
 Std. Dev.  47.87135  5.340770  0.344857  5.754771
 Skewness  5.418679 -2.483417  4.313071  3.995920
 Kurtosis  39.51390  23.62877  25.90657  23.41668
 Jarque-Bera  4231.247  1313.129  1747.437  1402.072
 Probability  0.000000  0.000000  0.000000  0.000000
 Sum  493.7500  94.32000  25.28000  200.5700
 Sum Sq. Dev.  158125.0  1968.144  8.205909  2285.100
 Observations  70  70  70  70

49
Berdasarkan table 4.2 mendapatkan hasil analisi uji statistik deskriptif output

Eviews 10, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Profitabilitas

Berdasrkan hasil statistik deskriptif profitabilitas memiliki nilai tertinggi sebesar

350.5 yakni pada PT. Bakrie Sumatra Plantations tahun 2017, dan nilai terendah

sebesar -87,5 yakni pada PT Golden Plantation tahun 2020. Serta profitabilitas

perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit memiliki mean sebesar 7,05

dengan standar deviasi 47,8 yang berarti data memiliki variasi tinggi, namun

dalam central limit theorem data dianggap normal. Dalam profitabilitas pada

perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan dalam

pengembalian asetnya sebab range nilai maksimum dan minimum pada

profitabilitas sangat berbeda jauh di tahun yang sama.

2. Leverage

Berdasarkan hasil statistic deskriptif leverage memiliki nilai tertinggi sebesar

22.13 yakni pada PT Jaya Agra Wattie 2020, nilaiterndah sebesar-30,64 PT

Bakrie Sumatra Plantations2017. Dan leverage perusahaan subsektor perkebunan

kelapa sawit memiliki mean sebesar1,3 dengan standar deviasi lebih tinggi yaitu

sebesar 5,3 yang menyatakan bahwa data memiliki varians yang tinggi dan

dianggap normal berdasarkan centrallimit thorem.

50
3. Total Aset Turnover

Berdasarkan hasil statistic deskriptif total asset turnover nilaitertinggi sebesar 2,56

PT Dharma Satya Nusantara 2021, miIai terendh sebesar0,08 yaitu PT Golden

Plantation 2020. Sedangkan total asset turnover perusahaan sub-sektor

perkebunan kelapa sawit memiliki nilainean 0,36 dengan nilai standart deviyasi

lebih kecil yaitu 0,34, berarti bahwa secara central limit theorem data dianggap

normal.

4. Modal Intelectual

Nilai Modal intelectual sebesar38,36 yaitu PT Sampoerna Agro 2017, dan

nilaiterendah sebesar PT Eagle HighPlantations 2018. Sedangkan modal

intelectual perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit memiliki mean sebesar

2,86 dengan nilai standar deviasi lebih besar dari mean yaitu 5,75, yang berarti

secara central limit theorem data diangap normal.

4.2.2 Pemilihan Model Estimasi

Dalam Uji Chow, Uji Hawusman, dan Uji PengaliLavgrange digunakan untuk

memilih model estimasi yang akan digunakan daIam penelitianini. Setelah

melakukan pengujian tersebut dipilih sebagai modelestimasi terbak. Dengan

menggunakan persamaan model, berikut:

Model I :

Modal Intelectual (MI) = 𝑎 + 𝖰𝟏Leverage + 𝖰𝟐TATO

Model IV :

Profitabilitas = 𝑎 + 𝖰𝟏Leverage + 𝖰𝟐TATO + 𝖰𝟐Modal Intelectual

51
4.2.2.1 Chow Test

Uji Chow atau chowtest adalah uji yang tahap untuk menentukan mode

terbaik antara common effect model dengan fixed effeect model . dengan

ketentuan hipotesis dimana H0 adalah common efect model dan H1 adalah

fixed effect model. Berdasarkan asumsiα=5%, maka jika probabilitas

crosssection F<α , makamodel terpilih fixed effectmodel. Jika probabiltas F>α

maka model terpilih adalah common effectmodel(Ghozali &

Ratmono,2013:261). Hasil uji Cow untuk setiap persmaan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Chow Persamaan 1

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 8.303257 (14,53) 0.0000


Cross-section Chi-square 81.274128 14 0.0000

Berdasarkan hasil output uji chow pada tabel 4.3 untuk model persamaanI

menumjukkan bahwa probabiltas crosssection F<α (0.0006<0.05). Hal ini

menunjukan bahwa fixed efect model lebihbaik dibandngkan comon efect

model.

52
Table 4.4

Hasil Uji Chow Persamaan II

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.831821 (14,52) 0.6326


Cross-section Chi-square 14.145939 14 0.4389

Berdasarkan hasil output uji Chow pada tabel 4.4 menujukkan bahwa

probablitas crosssection F < α (0.4389 < 0.05). Menunjkan bahwa common effect

model lebih baik dari fixedeffect model.

4.2.2.2 Hausman Test

Uji Hausman atau Hausman Test digunakan untuk membandingkan fixed

effectmodel dengan random effect model. Dimana dengan ketentuan H0 maka

terpilih random efectmodel , dan H1maka terpilih fixed efect model. Jika

diperolehnilai probablitas crosssection random <0.05, Maka mode pendekatan

analisis yang terpilih menggunakan fixed effect model. Namun jika

probabilitas crosssection random >0.05, maka mode terpilih adalah random

efect mode dan dilanjutkan untuk UjiLagrange Multiplier.

53
Table 4.5 Hasil Uji Hausman Model 1

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.439261 2 0.8028

Berdasarkan hasil output uji hausman pada tabel 4.5 untuk persaman II

menunjukan bahwa probablitas crosssection random >0,05 (0.8028 > 0.05).

Random efect modle lebih baik dibandingkan fixed-ffect model. Maka untuk

memilih model yanglebih baik dilanjutkan dengan Uji Lagrnge-Multiplier.

Table 4.6

Hasil Uji Hausman Model II

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.287517 3 0.9624

54
Dari output hausman-test pada tabel 4.6 untuk model persamaanII

menunjukan probabilitas crosssection random < 0.05 (0.0325 < 0.05 )

SehinggaRandom efect model lebih baik digunakan dari fixed efect model,

Maka untuk memilih model yang lebih baik dilamjutkan dengan UjiLagrange

Multiplier.

4.2.2.3 Lagrange Multiplier Test

Uji lagravnge multiplyer ini untuk mengetahui apakah satu model random

effectmodel lebih baik daripada metode comon efect modle. Dengan syarat

ketentuan jika nilai crosssection breusch-pagan >0.05 artinya modelcommon

efect lebihbaik digunakn. Jika cross section breusch-pagan <0.05 artinya

model random effect model digunakan.

Table 4.7

Lagrange multiplier (LM) test for panel data


Total panel observations: 70
Probability in ()

Null (no rand. effect) Cross-section Period Both


Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan  0.127604  0.011896  0.139500


(0.7209) (0.9131) (0.7088)

55
Berdasarkan hasil output hasil uji lagrange multiplier table 4.7 nilai

bresch-pagan<0.05 (0.139500<0.05 ). Maka test ini menunjukkan bahwa

menerima H1 berarti model estimasi terbaik adalah Random Efect Model.

4.1.1 Uji Asumsi Klasik

4.1.1.1 Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui rgresi mendeteksi korelasi antara variable independent

(independent), digunakan multikolnearitas. Seharusnya tidak ada hubungan

antara variable independent dalam model regresi Syarat pembelajaran adalah

data bebas dari multikolnearitas jika nilai korelasikurang dari 0,9(Ghozzali,

2016: 103).

Tabel 4.8

Hasil Uji MultikoIinearitas

LEVERAGE TATO MI

LEVERAGE  1.000000  0.040696  0.014304


TATO  0.040696  1.000000  0.214755
MI  0.014304  0.214755  1.000000

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

multikolnearitas karna nilai koreleasi antar variable tidak lebih besar dari0,9.

4.1.1.2 Uji Heterokedasitas

56
Meregresikan nilai absolut residual ke variable bebas, maka dapat dilakukan

uji Glejser agar mengetahui apakah terjadi heteroskedastsitas. Terdapat gejala

heteroskedastsitas ketika variable independen secara statistik berpengharuh

signifikan terhadap variable dependent. Hal ini ditnjukan dengan probabilitas

yang signifikan di atas tngkat kepercayaan5% (0,05) yang menunjukan bahwa

modelregresi bebas heteroskdastisitas. (Ghozali,2016:137).

Tabel 4.9

Hasil Uji Heterokedasitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 17.42025 3.426124 5.084535 0.0000


X1 -0.412128 0.351056 -1.173966 0.2446
X2 -6.175058 5.345638 -1.155158 0.2522
Z -0.015520 0.320844 -0.048371 0.9616

Berdasarkan hasil diatas 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

masalah heterokedasititas.

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Parsial (Uji T)

Penganbilan keputusan di ujiT didasarkn pada nilai signifikan yang telah

diolah denganmenggunakan E-views.

Dengan ketentuan sebagai berikut :

• Jika nilai thitung<ttabel dan nilai probabilitas>0.05 , maka tidak ada

pengaruhsignifikan antara variabel terikat dengan variabel independen.

57
• Jika nilai thitung > ttabel dan nilai probabilitas<0.05 , maka ada

pengaruhsignifikan antara variabel terikat dengan variabel independen.

Hasil uji T dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

1. Uji T Model 1

Tabel 4.10

Hasil Uji Parsial (Uji T) Model 1

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.014721 1.465294 2.057418 0.0435


LEVERAGE 0.999656 0.500537 0.139082 0.0098
TATO 2.996989 1.502679 1.905368 0.0106

berdasarkan hasil pengujian (UjiT) pengaruh Leverage dan Perputaran TotaI

Aset terhdap Modal Intelectual sebagai berikut:

- Hasil pengujian uji parsial (Uji t) peengaruh Leverage terhadap Modal

Intelectual diperoleh thitug sebesar0.999656 ˂ ttabel sebesar 1.99394 nilai

probabilitas sebesar 0.0098 dimana lebihkecil dari alpha (0.0098 ˂ 0.05).

Hal ini berarti Leverage berpengaruh terhadsp Modal Intelectual sub-

sektor kelapa sawit tahun 2017-2021 yangterdaftar di BEI. Kenaikan

58
hutang perusahaan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan

besarnya modal intelectual.

- Hasil pengujian uji parsial (Ujit) pengaaruh Perputran Totalaset terhadp

Modal Intelectual diperoleh thitung sebesar2.996989 ˂ ttabel sebsar

1.99394 nilaiprobabilitas sebesar 0.0106 dimana lebih kecil dari nilai

alpha (0.0106 ˂ 0.05). Hal ini berarti Pperputaran Total Aset berpengaruh

terhadap Modal Intelectual perusahaan sub-sektor kelapa sawit tahun

2017-2021 yang terdaftar di BEI. Penurunan penjualan perusahaan

mepengaruhi perusahaan dalam menentukan besarnya modal intelectual.

2. Uji T Model II

Tabel 4.11

Hasil Uji Parsial (Uji T) Model II

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 17.91135 4.087579 4.381896 0.0000


LEVERAGE -7.984852 0.514204 -15.52858 0.0000
TATO -0.912040 8.141116 -0.112029 0.0011
MI 0.878461 0.006472 0.161285 0.0024

- H

asil (Ujit) pengaruh Leverage Profitabilitas, thitung sebesar -7.984852 ˂

ttabel sebesar 1.99394 nilai probabilitas sebesar 0.0000 dimana lebihkecil

dari nilai alpha (0.0000 ˂0.05). Hal ini berarti Leverage berpengaruh

negative dan signifikan terhadap Profitbilitas perusahaan subsector

kelapasawit tahun 2017-2021 yang terdaftar di BEI. Dimana kenaikan

59
hutang perusahaan justru menurunkan pengembalian laba perusahaan

kelapa sawit.

- Hasil pengujian uji parsial (Ujit) pengaruh Prputaran Total Aset

terhadapProfitabilitas diperoleh thitung sebesar-0.912040 ˂ ttabelsebesar

1.99394 nilai probabilitas sebesar 0.0011 dimana lebih kecil dari nilai

alpha (0.0011 ˂ 0.05). Hal ini berarti Perputara Total Aset berpengaruh

negative dan signifkan terhadap Profitbilitas subsector kelapa sawit tahun

2017-2021. Dimana penurunan penjualan perusahaan justru menurunkan

pengembalian laba perusahaan kelapa sawit.

- Hasil ujiparsial (Uji t) pengaruh Modal Intelectual ke Profitabilitas thitung

sebesar0.878461 ˂ ttabel sebesar1.99394 nilai probabilitas sebesar0.0024

dimana lebihkecil dari nilai alpha0.0024 ˂ 0.05). Hal ini berarti Modal

Intelectual berpengaruh signifikan terhadap Profitbilitas perusahaan

subsector kelapa sawit tahun 2017-2021. Dimana besaran modal

intelectual perusahan justru menurunkan pengembalian laba perusahaan

kelapa sawit.

4.3.2 Koefisien Determinasi (R2)

1. Koefisien Determinasi (R2) Model 1

Tabel 4.12

Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model 1

R-squard 0.461051    Mean dependent var 2.865286


Adjusted R-squard 0.427678    S.D. dependent var 5.754771
S.E. of regresion 5.703679    Akaike info criterion 6.362011
Sum squahred resid 2179.641    Schwarz criterion 6.458376

60
Log likelihod -219.6704    Hannan-Quinn criter. 6.400288
F-staatistic 1.620853    Durbin-Watson stat 0.704211
Prob(F-staatistic) 0.205386

Table 4.12 , dapatdilihat nilai Ajusted R-Square 0.42 Berarti 42% variabel
Leverage dan Perputaran Total Aset dapat mempengaruhi Modal Intelectual.

2. Koefisien Determinasi (R2) Model II

Table 4.13

Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model II

R-squard 0.793903    Mean dependnt var 7.053571


Adjusted R-squard 0.784535    S.D. dependent var 47.87135
S.E. of regresion 22.22103    Akaike info critrion 9.095400
Sum squaredresid 32589.08    Schwarz criterion 9.223886
Log likelihod -314.3390    Hanan-Quinn criter. 9.146436
F-statistict 84.74585    Durbin-Waton stat 1.679528
Prob(F-statistict) 0.000000

Berdasarkan table 4.13 , Ajusted R-Square sebesar0.79 . maka79% variabel

Leverage, Perputaran Total Aset dan Modal Intelectual dapat mempengaruhi

Profitabilitas.

4.3.1 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (pathanalysis) digunakan menganalsis pola hubunganantar

variable dengan tujan untuk mengetahu pengaruh langsunglangsung atau

tidaklangsung seperangkat variable bebas terhadap variable terikat dan

pengaruh total (total causalefect) pada perubahan suatu factor dapat diketahui

besaanya. Pengaruh total merupakanpenjumlahan pengaruh langsung dan

61
pengaruhtidak langsung. Berikut hasil analisis regresi dari bebrapa persaman

model :

1. Uji Jalur (Path Analysis) Model I

Tabel 4.15

Hasil Koefisien Analisis Jalur Model I

Variabel Coeficient StdError t-Statistic Prob.

C 3.014721 1.465294 2.057418 0.0435


LEVERAGE 0.999656 0.500537 0.139082 0.0098
TATO 2.996989 1.502679 1.905368 0.0106

Berikut ini adalah Persamaan Model I :


Gambar 4.1
Substruktur Diagram Jalur Model I

β1 = 0.999656
Leverage
Modal Intelectual
β2 = 2.996989

Perputaran Total Aset

Modal Intelectual = 3.01 + 0.999656 Leverage + 2.996989 TATO + e1

Berdasarkan hasil diatas:

62
- Terlihat konstan sebesar 3.01, artinya apabila nilai Leverage dan

Perputaran Total Asetkonstan , jadi Modal Intelectual sebesar 3.01.

- Koefisien regeresi Leverage 0.999656, bila Leverage meningkat 1 satuan

maka akanmenurunkan Modal Intelectual 0.999656 dengan asumsi

variable lain konstan.

- Koefisien regeresi Perputaran Total Aset 2.996989, bila Perputaran Total

Aset meningkat 1 satuan akanmenurunkan Modal Intelectual 2.996989

dengan asumsi variable lain konstan.

2. Uji Jalur (Path Analysis) Model II


Table 4.16

Hasil Koefisien Analsis Jalur Model II

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 17.91135 4.087579 4.381896 0.0000


LEVERAGE -7.984852 0.514204 -15.52858 0.0000
TATO -0.912040 8.141116 -0.112029 0.0011
MI 0.878461 0.006472 0.161285 0.0024

Berikut ini adalah Persamaan Model II

Gambar 4.2

63
Substruktur Diagram Jalur Model II

β3= -7.984852
Leverage
Profitabilitas
β4 = -0.912040
Perputaran Total Aset

β5 = 0.878461

Modal Intelectual

Profitabilitas = 17.9 - 7.984852 Leverage – 0.912040 TATO + 0.0878461 Modal

Intelectual +e2

Berdasarkan hasil diatas:

- Terlihat konstan sebesar 17.9, artinya apabila nilai Leverage, TATO dan

Modal Intelectual konstan, maka nilaiProfitabilitas 17.9

- Koefisienregresi Leverage - 7.984852, artinyabila Leverage meningkat

1satuan akan menurunkan Profitabilitas - 7.984852 dengan asumsii

variable lain konstanatau tetap.

- Koefienregersi Perputaran Total Aset – 0.912040, sehinggabila Perputaran

Total Aset meningkat 1kesatuan maka menurunkan Profitabilitas -

0.912040 denganasumsi variable lain konstan

- Koefisien regresi Modal Intelectual 0.0878461, bila Modal Intelectual

meningkat 1kesatuan akan dikuti dengan naiknya profitabilitas dengan

syarat asumsi variable lain konstan atau tetap.

Gambar 4.3

64
Full Hasil Analisis Jalur

-0.79

e1 e2
Leverage

0.99 Profitabilitas
Perputaran 2.99
Total Aset

0.87

Modal
Intelectual

-0.91

4.3.3 Uji Sobel

UjiSobel digunakan variable intervening memidiasi pengaruh variable

independent terhadap variabledependen.Dibawahini hasil dari uji sobel

menggunakan website “Calculation for sobel test” di akses di

https://quantpsy.org/sobel/sobel.htm . Dengan ketentuan :

Df = n - k
= 75 - 5 = 71

Ket :
Df : DerajatKebebasan
N : Jumlahsampel
K : Jumlahvariabel

65
Dalam ketentuan ttabel dengan tingkat alpha sebesar 5% (0.05) Maka ttabel :

1.99394

Jika tstatistic > ttabel , maka artinya variabel intervening dapat memediasi Jika

tstatistic < ttabel, mak artinya variabel intervening tidak dapat memediasi

Diketahui :

X–Z=a
X : variabel bebas (independen)
Z : variabel moderasi
a: Nilai koefisien output antara variabel bebas ( independen) ke variabel
moderasi
Z–Y=b
Z : variabel moderasi
Y : variabel terikat (dependen)
b : Nilai koefisien output antara variabel moderasi ke variabel terikat
(dependen)
Sa : hasil output Standar eror variabel bebas (independen) ke variabel
moderasi
Sb : hasil output Standar eror variabel moderasi ke variabel terikat (dependen)

1. Pengaruh Leveragve Terhadap Proftabilitas Dengan Modal lntelektual


Sebagai Variable Moderasi.

Gambar 4.4

Hasil Uji Sobel Leverage Terhadap Profitabilitas Melalui Modal


Intelectual

66
Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa Modal Intelectual mampu memoderasi

Leverage terhadap Profitabilitas dimana tstatistic ˃ ttabel (1.996950 ˃

1.99394)

2. Pengaruh Perputaran Total Aset Terhadap Profitablitas melalui Modal

Intelectual.

Gambar 4.5

Hasil Uji Sobel Perputaran Total Aset terhadap Profitabilitas Melalui

Modal Intelectual

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa Modal Intelectual mampu memoderasi

pengaruh Perputaran Total Aset terhadap Profitabilitas dimana tstatistic ˃

ttabel (2.996989 ˃ 1.99394).

4.4 Pembahasan Hasil Analisis Data

4.4.1 Pengaruh Leverage Terhadap Modal Intelectual

Berdasarkan (Ujit) pengarh Leverage terhadapModal Intelktual diperoleh

thitung sebesar 0.999656˂ttabel sebesar1.99394 nilai probabilitas

67
sebesar0.0098 dimana lebihkecil dari alpha (0.0098 ˂0.05). Kenaikan hutang

mempengaruhi perusahaan dalam menentukkan besarnya modalintelectual.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ni Luh Myeili Andreani dan I Made

Pande Dwiana Putra(2019) dengan judul “Pengaruh Leverage dan Ukuran

Perusahaan terhadap Modal InteIektual” dimana hasil nilai signifikanisinya

lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang digumakan sebesar 0.001˂0.05

dimana hasil leverage berpengaruh positifsignifikan terhadp modal intelectual.

Put Mentari Swari Ashar(2016) dengan judul “Pengaruh Umur Perusahaan,”

dimana hasil nilai signifikansinya lebih kecil dari pada tigkat signifikansinya

yang digunakan sebesar 0.000˂0.05 dimana laverage berpengaruh positif dan

signifikan terhadap modal intelectual.

pengelolaan yang tepat sehingga berdasarkan teori signaling akan menjadi

sinyalpositif kepada investor terkait keberhasilan perusahaan. Teori

stakeholder juga menjeLaskan bagaimana peran stakeholdr yang

mempengaruhi setiap pengambilan keputusan termasuk kebijakan utang,

sehingga keputusan tersebut akansangat mempengaruhi kesejahteraan

stakehoIder.

4.4.2 Pengaruh Perputaran Total Aset Terhadap Modal Intelectual

Dari pengujian ujiparsial (Ujit) pengaruh Perputaran Total Aset terhadap

Modal Intelectual diperoleh thitung sebesar 2.996989 ˂ttabel sebesar 1.99394

nilai probabilitas sebesar 0.0106 dimana lebih kecil dari nilai alpha (0.0106 ˂

0.05). Hal ini berarti Perputaran Total Aset berpengaruh terhadap Modal

Intelectual perusahaan sub-sektor kelapa sawit 2017-2021 yang terdaftar di

68
BEI. Penurunan penjualan perusahaan mempengaruhi perusahaan dalam

menentukan besarnya modal intelectual.

Penelitian yang dilakukan Azizah Noor Laily(2018) dengan judul “Pengaruh

Keuangan Terhadap Modal Intelectual pada Perusahaan Consumer Goods

yang Terdaftar di BursaEfek Tahun 2013-2016” dimana hasil sigifikannya

lebih besar dari tingkat signifikansinya sebesar 1.382987 < ttabel 1.98638 dan

nilai probabilitas sebesar 0.1736 dimanalebih besar dari nilai alpha(0.1736 >

0.05) dan penelitian yang dilakukan oleh Anges Susana Merry Purwati (2020)

dengan judul “Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Rasio Aktivitas Pada

Perusahaan Manufaktur Sub-sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia” dimana hasil sigifikannya lebih besardari tingkat

signifikansinya sebesar2.00758 < ttabel 1.98638 dan nilai probabilitas sebesar

0.1736 dimana lebih besar dari nilai alpha(0.7281>0.05) sehingga Perputaran

Total Aset tidak berpengaruh terhadap Modal Intelectual.

Maka penulis menyimpulkan Perputaran Total Aset tidak berpengaruh

signifikan terhadap Modal lntelektual

4.4.3 Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian uji parsial(Uji t) pengaruh Leverage terhadap

Profitabilitas diperoleh thitung sebesar-7.984852 ˂ ttabel sebesar1.99394 nilai

probabiltas 0.0000 dimana lebih besar darinilai alpha(0.0000˃0.05). Leverage

berpengarh negative dansignifikan terhadap Profitabilitas perusahaan

subsector perkebunan kelapa sawit tahun2017-2021.

69
Pada penelitian yang dilakukan Yulita M. Gunde(2017) dengan judul

“Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur Sub Industri Food And Beverages yang Terdaftar Di Bei(Periode

2012-2015)” dimana Leverage berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

dengan nilai thitung sebesar 2.144˂ttabel sebesar3.480 dan nilaiprobabilitas

0.037 dimana lebih besar darinilai alpha (0,037<0,05), hal ini berarti kenaikan

leverage berpengaruh signifikan terhadap peningkatan profitabilitas.

Maka penulis menyimpulkan bahwa Leverage bpengaruh positif terhadap

Profitabilitas sesuai dengan penelitian terdahulu dan sesuai dengan Trade off

theory penyeimbang manfaat penggunaan utangtujuan memaksimalkan

proftabilitas, dimana nilai Ievereage yang tinggi berpengaruh terhadap

perolehan laba perusahaan mnjadi rendah sehingga dapat mempengaruhi para

investor dalam berinvestasi.

4.4.4 Pengaruh Perputaran Total Aset Terhadap Profitabiltas

Dari pengujian ujiparsial (Ujit) pengaruh Perputaran Totalaset terhadap

Profitabilitas diperoleh thitung sebesar -0.912040 ˂ ttabel sebesar1.99394 nilai

probabiitas 0.0000 dimana lebih besr dari nilai alpha (0.0011 ˂ 0.05). Maka

Perputaran Total Aset berpengaruh negatf sertasignifikan terhadap

Profitabilitas perusahan subsector perkebuman kelapa sawittahun 2017-2021

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahmi Ambari(2020) dengan judul

“Pengaruh Total DER dan Total Aset Turnover Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dimana

70
Perputaran Total Aser berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dengan

nilai thitung sebesar 3.341 ˃ ttabel sebesar2.014 dan nilai probabilitas

sebesar0.002 dimana lebih besar dari nilai alpha(0,002<0,05), hal ini berarti

kenaikan dan penurunan Perputaran Total Aset berpengaruh signifikan

terhadap penurunan dan peningkatan profitabilitas.

Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Perputaran

Total Aset bnrpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas, hal ini

juga sesuai dengan penelitian terdahuludan teori yang ada. Berdasarkan

Packing order theory menyatakan bahwa semakin tinggi keuntungan yang

diperoleh maka akan semakin efektif perusahaan menggunakan seluruh aktifa

dalam menciptakan penjualan. Artinya semakin tinggi Perputaran Total

Aktiva semakin tinggi juga Profitablitas yang di hasilkan.

4.4.5 Pengaruh Modal Intelectual Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian uji parsial(Uji t) pengaruh Modal Intelectual

terhadap Profitabilitas diperoleh thitung sebesar 0.878461˂ttabel sebesar

1.99394 nilai probabilitas sebesar0.0024 dimana lebih kecil dari nilai alpha

(0.0024˂0.05). Hal ini berarti Modal Intelectual berpengaruh signifikan

terhadap Profitbilitas perusahaan sub-sektor kelapa sawit tahun2017-2021

Dimana besaran modal intelectual perusahaan justru menurunkan

pengembalian laba perusahaan kelapa sawit.

Penelitian yang dilakukan Diva Cicilya Nunki Arun Sudibya dan MI Mitha

Dwi Restuti (2014) dengan judul “Pengaruh Modal Intelectual dan Nilai

71
Perusahaan Terhadap Profitablitas” dimana Modal Intektual berpengaruh

signifikan terhadap Profitablitas dengan nilai thitung sebesar3.773 ˃ttabel

sebesar 2.131 dan nilai probabilitas sebesar 0.000 dimana lebih besar dari nilai

alpha(0,000 < 0,05), hal ini berarti kenaikan Modal Intelectual berpengaruh

signifikan upaya perusahaan menghasilakan Profitabiltas.

Berdasarkan pernyataan diatas dan penelitian terdahulu penulis menyimpulkan

bahwa Modal Intelectual berpengaruh terhadap Profitablitas.

4.4.6 Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas Melalui Modal Intelectual

Berdasarkan hasil uji sobel padagambar 4.1 terlihat bahwa Modal Intelectual

maampu memediasi Leverage terhadap Profitabilitas, dimana tstatistic <ttabel

(-0.160711 < 1.98638). Modal Instelektual mampu memediasi hubungan

antara Leverage terhadap Profitabilitas. Dimana Mmodal InteIektual adalah

sebagai asset tidak berwujud perusahaan dimana dengan penggolah secara

maksimal akan meningkatkan Profitabilitas perusahasan sehangga investor

akan memilih untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang

memberikan jaminan keuntunganbagi investor. Sehingga dari peningkatan

profiitabilitas Profitabilitas dari pengolahan asset yang baik mampu

mengurangi hutang perusahaan.

Berdaasarkan penelitian yang dilakukan Budianto(2020) dengan hasil Modal

intelectual mampu memediasi pengaruh antara Leverage terhadap

Porfitabilitas, nilai koefisien yang diperoleh sebesar0.224 ˃0.05, yang artinya

Modal intelelktual mampu memediasi Leverage terhadap Profitabilitas.

72
4.4.7 Pengaruh Perputaran Total Aset Terhadap Profitabilitas Melalui

Modal Intelectual.

Berdasarkan hasil ujisobel pada gambar4.2 terlihat bahwa Modal Intelectual

mampu memediasi Perputaran Total Aset terhadap Profitabilitas, dimana

tstatistic < ttabel (-0.160711 < 1.98638). Modal Intelectual mampu memediasi

hubungan antara Perputaran Total Aset terhadap Profitailitas. Perputaran total

asset merupakan perpuatan aktiva yang menunjukan bagaimana manajemen

mengelola seluruh aktiva guna menghasilkan penjualan. Penjualan yang

meningkat mengambarkan penggelolaan Modal InteIektual nya baik sehingga

mampu meningkatkan Profitabilitas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Agnes Susana Merry Purwati(2021)

diperoleh bahwa Modal Intelectual mampu memediasi pengaruh Perputaran

Totalaset terhadap ProftabIlitas. dengan hasil Modal intelectual mampu

memediasi pengaruh antara Perputarn Total Aset terhadap Profitabiltas, nilai t-

hitung sebesar2.209 dengan signifikan 0.032,sedangkan nilai t-tabel pada

nilai signifikansi0,050 adalah2.00758, sehingga t-hitung > t-tabel( 2.209 >

2.007) yang artinya Modal intelectual mampu memediasi Perputaran Total

Aset terhadap Profitabiltas.

73
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitianini bertujuan untuk mengetahuPengaruh Leverage dan Perputaran

Total Aset Terhadap Profitabilitas dengan Moodal Intelectual Sebagai

Variabel Moderasi. Berdasarkan hasil yang dilakukan pengujian dengan15

perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit yang Indonesia(BEI)

tahun2015-2020, maka kesimpulan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Leverage berpengaruh terhadap Modal Intelectual pada sub-sector

perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI)

tahun2017-2021, dengan hasil pengujian secara parsial pengaruh Leverage

terhadapModal Intelectual diperoleh thitung sebesar0.999656 ˂ ttabel sebesar

1.99394 nilai probabiltas 0.0098 dimana lebih keciI darinilai alpha

(0.0098˂0.05).

2. Perputaran Total Aset perpengaruh terhadap Modal Intelectual pada

perusahaan sub-sector perkebunan kelapasawit yang terdaftar di BursaEfek

IndonesiaBEI) tahun2017-2021, dengan hasil pengujian secara parsial

pengaruh Perputaran Total Aset terhadap Modal Intelectual diperoleh thitung

sebesar2.996989 ˂ ttabel sebesar1.99394 nilai ptobabilitas 0.0106 dimana <

nilai alpha (0.0106˂0.05).

3. Modal Intelectual berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan sub-sector

perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2017-

74
2021, berdasarkan hasil pengujian parsial(uji t) pengaruh Modal Intelectual

terhadap Profitabilitas diperoleh thitung sebesar-7.984852 ˂

ttabelsebesar1.99394 nilai probabillitas 0.0000 dimana lebihkecil dari nilai

alpha (0.0000˂0.05).

4. Leverage berpengaruh negative dan signifikan terhadap Profitabilitas

perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2017-2021, berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t)

pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas diperoleh thitung sebesar -0.912040

˂ ttabel sebesar 1.99394 nilai proabilitas 0.0011dimana lebih kecl dari nilai

alpha (0.0011˂0.05).

5. Perputaran Total Aset berpengaruh negative dan signifikan terhadap

Profitabilitas perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit 2017-2021,

berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t) pengaruh Perputaran Total

Aset terhadap Profitabilitas diperoleh thitung sebesar0.878461 ˂ttabel

sebesar1.99394 nilai probabilitas sebesar0.0024 dimana lebih kecil dari nilai

alpha(0.0024 ˂ 0.05).

6. Modal Intelectual mampu memoderasi hubungan antara Leverage terhadap

Profitabilitas perusahaan sub-sektor perkebunan kelapa sawit yang trdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021, berdasarkan uji sobel diperoleh

tstatistic ˃ ttabel (1.996950 ˃ 1.99394).

7. Modal Intelectual mampu memoderasi hubungan antara Perputaran Total

Aset terhadap Profitabilitas perusahaan sub-sector perkebunan kelapa sawit

75
yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI)tahun 2017-2021, berdasarkan uji

sobel diperoleh tstatistic ˃ ttabel(2.996989 ˃ 1.99394).

5.2 Saran

Adapun saran peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hendaknya perusahaan sub-sector perkebunan lebih meningkatkan modal

intelectual dimana modal intelectual merupakan aktiva takberwujud yang

mencakup sumberdaya pengetahuan, pengalaman dan keahlian karyawan

dalam meningkatkan kemampuan bersaing yang nantinyadapat meningkatkan

laba perusahaan. Semakin tinggi modal intelectual maka semakin tinggi

tingkatkepercayaan investor dalm berinvestasi di perusahan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Disarankan dapat menambah variable independent lainnya yang dapt

mempengaruhi ProfitabiIitas sehingga mendapat hasil yang lebih kompleks

serta mengembangkan penelitin selanjutnya.

76

Anda mungkin juga menyukai