SEMEN NASIONAL
Tahun 202
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
BAB II
ANALISA PERKEMBANGAN SEMEN NASIONAL ........................................................ 5
2.1 PERKEMBANGAN SEMEN NASIONAL ............................................................. 5
2.2 KONSUMSI SEMEN PER KAPITA ...................................................................... 7
2.3 KONSUMSI SEMEN REGIONAL INDONESIA ................................................. 8
BAB III
RENCANA PRODUKSI SEMEN .......................................................................................... 9
3.1 PRODUKSI SEMEN................................................................................................. 9
3.1.1 Bahan dan Alat................................................................................................... 9
3.1.2 Proses Pembuatan Semen................................................................................ 12
3.1.3 Proses Produksi Semen.................................................................................... 12
3.1.4 Tipe Semen Indonesia ...................................................................................... 13
3.2 RENCANA LOKASI PRODUKSI SEMEN ......................................................... 14
3.3 KOMPETITOR PANGSA PASAR ....................................................................... 15
BAB IV
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 16
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan populasi terbesar keempat didunia terus
berusaha untuk melakukan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pemerataan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Infrastruktur akan terus memainkan peranan penting
dalam mempercepat dan meratakan pertumbuhan ekonomi di sleuruh Indonesia sesuai dengan
program MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Dengan adanya
MP3EI Pemerintah serta Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia menetapkan prioritas untuk
pembangunan infrastruktur dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, mengentaskan
kemiskinan, mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan memelihara integritas nasional. Saat
ini pemerintah telah melakukan kolaborasi dengan badan usaha dalam pengadaan infrastruktur
yang ditujukan untuk kepentingan umum. Saat ini ada empat sektor yang digencarkan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yaitu infrastruktur sumber daya air, jalan dan
jembatan, perumahan, serta permukiman. Dalam pembangunan infrastruktur tentu diimbangi
dengan produksi material sebagai penunjang perwujudan dari infrastruktur yang direncanakan.
Salah satu material utama yang dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur adalah semen.
Semen Portland atau Portland Cement pertama kali dikenalkan oleh Joseph Aspdin,
seorang tukang batu dari Leeds, Inggris di awal abad ke-19. Menurut binamarga.pu.id Semen
Portland adalah kombinasi kimia antara kalsium (Ca), silica (Si), aluminium (Al), besi (Fe)
yang dikendalikan secara ketat dan sejumlah kecil bahan lain seperti gypsum yang
ditambahkan dalam proses penggilingan akhir untuk mengatur waktu pengikatan (setting time)
beton. Sejalan dengan perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini telah
banyak perusahaan yang memproduksi semen guna memenuhi kebutuhan material dalam
pembangunan infrastruktur Indonesia. Sehingga persaingan antar perusahaan semen di
Indonesia semakin ketat dan kompetitif dalam memberikan harga dan kualitas unggulan
masing-masing produksi.
Berdasarakan data Asosiasi Semen Indonesia saat ini ada 14 perusahaan yang terdaftar
sebagai produsen semen yang ada di Indonesia. Pada tahun 2021 Asosiasi Semen Indonesia
mencatat konsumsi semen nasional mencapai 65,58 juta ton, capaian ini naik 4,3 % dari tahun
2020 sebesar 62,51 juta ton. Tetapi, angka konsumsi tahun 2021 masih dibawah capaian 2019
sebesar 69,99 juta ton. Konsumsi semen per kapita di Indonesia juga masih di dominasi oleh
pulau Jawa dengan 53,14% atau 34,85 juta ton dari konsumsi nasional pada tahun 2021.
Selanjutnya disusul Sumatra dengan konsumsi 21,58%, Sulawesi 10,03%, Bali dan Nusa
Tenggara 5,55%, serta Maluku Papua 3,17% dari total konsumsi nasional, berdasarakan data
Asosiasi Semen Indonesia.
Di Indonesia konsumsi semen pada tahun 2021 mencapai 243 Kg per kapita per tahun,
nilai tersebut tidak sampai separuh dari rata-rata konsumsi dunia. Jika dibandingkan dengan
negara-negara di ASEAN, konsumsi semen Indonesia masih tergolong rendah. Hanya sepertiga
dari Malaysia dan Vietnam, atau separuh dari Thailand berdasarakan data Asosiasi Semen
Indonesia, Hasyyati, Amalia. (2022, 2 Juli). Konsumsi Semen Bergeser ke Timur.
https://datanesia.id/konsumsi-semen-bergeser-ke-timur/.
4
BAB II
80 69,4 71,7
60
40
20
0
2017 2018 2019 2020 2021
Produksi Penjualan
Berdasarkan grafik tersebut masih terjadi oversupply antara produksi semen dan
penjualan dimana kapi Rata-rata oversupply masih diangka 37 juta ton dari total produksi pada
tahun 2017-2021. Dari total produksi semen rata-rata utilitas pabrik semen masih diangka 67%.
Sehingga perlu strategi untuk memaksimalkan hasil produksi semen agar memperkecil angka
oversupply dari produsen semen yang ada di Indonesia. Pada tahun 2020 terjadi kontraksi 6,1%
dari penjualan 2019, hal ini salah satu dampak dari adanya pandemi covid-19.
5
Penjualan domestik semen di Indonesia mengalami kontraksi pada tahun 2020 dengan
angka kontraksi 11,5% seperti pada grafik dibawah.
Persentase (%)
66,4 0,6 66,2
Juta Ton
66 0
64 62,7 -5
62
-11,5 -10
60
58 -15
2017 2018 2019 2020 2021
Dari grafik tersebut angka penjualan domestik semen tahun 2017-2019 mengalami
peningkatan dengan nilai pertumbuhan tertinggi 7,6% pada tahun 2017, kemudian 2020
penjualan semen mengalami kontraksi yang cukup signifikan akibat adanya pandemi covid-19
yang berdampak pada sektor konstruksi dan ekonomi masyarakat sehingga daya beli terhadap
pembangunan mengalami penurunan. Meski demikian nilai ekspor industri semen Indonesia
terus mengalami peningkatan seperti grafik dibawah.
40,0
Juta Ton
8
6,3 32,3
5,7 30,0
28,3
6
19,8 20,0
4 2,9
2 9,5 10,0
0 0,0
2017 2018 2019 2020 2021
Ekspor Pertumbuhan
6
Industri ekspor semen mengalami pertumbuhan yang bervariasi pada tahun 2017-2021,
meski terjadi pandemi covid-19 pada tahun 2020 yang menyebabkan kontraksi penjualan
semen domestik, nyatanya hal ini tidak berpengaruh pada sektor ekspor semen. Pertumbuhan
tertinggi ekspor semen terjadi pada tahun 2018 dengan angka pertumbuhan 49,1%. Kemudian
berdasarkan volume ekspor mengalami peningkatan dengan rata-rata 7,16 juta ton.
250
251
245
242
240
235
230 229
225
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Dari grafik tersebut konsumsi semen per kapita tertinggi yang pernah terjadi di
Indonesia pada rentang tahun 2017-2021 berada ditahun 2018 dengan angka 260 Kg. kemudian
pada tahun 2021 berhasil mengalami peningkatan dengan angka 242 Kg/kapita pasca terjadi
pandemi covid-19 yang signifikan di tahun 2020. Namun angka tersebut masih rendah jika
dibandingkan dengan konsumsi di negara Malaysia sebesar 725 Kg, Vietnam 725 Kg, Thailand
484 Kg, dan Singapura 2100 Kg per tahun Hasyyati, Amalia. (2022, 4 Juli). Konsumsi Semen
Bergeser Ke Timur.https://datanesia.id/konsumsi-semen-bergeser-ke-timur/.
7
2.3 KONSUMSI SEMEN REGIONAL INDONESIA
Sebagai negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat
didunia, kebutuhan tempat tinggal di Indonesia akan terus tumbuh, ditambah dengan
pembangunan infrastruktur Indonesia yang terus mengalami perkembangan setiap tahunnya
menyebabkan industri semen menjadi salah satu industri yang akan terus berkembang dalam
memenuhi kebutuhan material penunjang pembangunan konstruksi dan infrastruktur.
Konsumsi semen berdasarkan regional yang dibagi kedalam 6 (enam) wilayah meliputi
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggaara, serta Maluku dan Papua,
konsumsi terbesar masih didominasi oleh Jawa dengan lebih dari 50% berdasarkan total
serapan konsumsi semen nasional seperti pada grafik dibawah.
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2017 2018 2019 2020 2021
Berdasarkan grafik tersebut rata-rata konsumsi terbesar masih diduduki oleh Jawa jika
dibandingkan dengan serapan konsumsi semen di regional lain yang masih dibawah 25% dari
total konsumsi nasional. Sampai saat ini pulau Jawa masih menjadi pangsa pasar utama
penjualan semen hal ini turut dipengaruhi dengan tingginya jumlah penduduk di pulau Jawa
dibandingkan di regional lain. Sehingga kebutuhan akan pembangunan rumah tinggal dan
infrastruktur juga turut berpengaruh pada permintaan semen di pulau Jawa. Perkembangan
konsumsi semen tahun 2017-2021 di regional Jawa tertinggi ada ditahun 2019, kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2020 dan 2021 sebagai salah satu dampak dari covid-19 yang
juga turut menyebabkan penurunan pada daya beli masyarakat. Selanjutnya Sumatera juga
memiliki potensi pasar semen yang cukup baik, dari grafik tersebut konsumsi semen di
Sumatera mengalami tren peningkatan pada tahun 2017-2018. Penurunan pada tahun 2019
akibat pandemi covid-19 terjadi diregional Sumatera, Maluku dan Papua, meski demikian pada
tahun 2020 konsumsi regional wilayah tersebut berhasil mengalami peningkatan. Sedangkan
pada tahun 2020 justru terjadi penurunan untuk wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan
Nusa Tenggara.
8
BAB III
RENCANA PRODUKSI SEMEN
Menurut Putri, F.A., Amri, H., Suryani, L. (2020) senyawa Dicalsium Silicate (2CaO.SiO2
atau C2S) memberikan kontribusi yang besar pada kuat tekan di umur yang lebih panjang.
Senyawa ini memperlambat pelepasan panas sehingga memberikan ketahanan terhadap
serangan zat kimia yang tinggi dan mempengaruhi susut terhadap pengaruh panas akibat
lingkungan. Tricalcium Silicate (3CaO.SiO2 atau C3S) akan cepat bereaksi jika terkena air
dengan menghasilkan panas, panas tersebut akan mempengaruhi kecepatan pengerasan semen
sebelum 14 hari. Senyawa ini juga memberikan kekuatan besar pada fase permulaan dan
memberikan efek penambahan kekuatan yang continue pada waktu berikutnya. Senyawa yang
memberikan kekuatan awal yang sangat cepat pada 24 jam pertama dan memberikan pengaruh
pada nilai panas hidrasi yang tinggi adalah Tricalcium Alumina (3CaO.Al2O3 atau C3A, baik
pada saat awal maupun saat pengerasan berikutnya. Senyawa ini mempengaruhi kuat tekan
sampai tingkat tertentu dan semakin kecil pada umur 1 atau 2 tahun. Kemudian Tetra Calcium
Aluminate Ferrite (4CaO.Al2O3 atau C4AF) memberikan kontribusi pada warna semen yang
dihasilkan.
3.1.1 Bahan dan Alat
Bahan baku dalam pembuatan semen adalah sebagai berikut :
a. Batu kapur (CaCO3);
b. tanah liat (Al2O32SiO2.xH2O);
c. pasir besi (Fe2O3); dan
d. pasir silika (Si2O3).
Alat-alat pada produksi semen adalah sebagai berikut :
a. Unit Pengolahan Bahan (Raw Mill)
9
1. Rotary Dryer merupakan alat pengering bahan baku.
2. Double Roller Crusher adalah alat yang digunakan untuk memperkecil ukruan
sand clay, limestone, pasir besi dan sand koreksi sesudah keluar dari dryer.
3. Hopper Raw Mix alat ini berfungsi untuk menggiling dan mencampur bahan
baku yang akan disimpan di kiln (bejana silinder).
4. Air Separator berfungsi sebagai pemisah antara material kasar dan material
halus, dimana material kasar akan dihaluskan lagi dengan raw grinding mill dan
material halus keluar sebagai produk.
5. Tetra Cyclone sebagai pemisah material kasar dan material harus yang terbawa
aliran gas keluar dari air separator.
6. Weighing Feeder adalah alat timbangan untuk limestone yang keluar.
7. Spray Tower berfungsi untuk mendinginkan gas panas hasil pembakaran di kiln
yang berlebih dari suspension preheater.
8. Raw Mill Fan berfungsi membawa material pada raw mill yang telah halus
untuk dibawa dengan aliran udara tertarik masuk ke cyclone.
9. Raw Grinding Mill berfungsi menggiling bahan baku yang masuk ke kiln.
10. Electrostatic Presipitator adalah alat yang berfungsi sebagai penangkap debu
yang terdapat pada aliran gas yang kemudian dibuang lewat cerobong agar
polusi tidak ditimbulkan.
11. Raw Meal Silo, terdiri dari Blending Silo yang berfungsi menghomogenkan raw
meal dengan dibantu oleh udara dan Storage Silo sebagai penyimpanan raw
meal sebelum dipindahkan ke kiln.
b. Unit Pembakaran
1. Suspension Preheater sebagai pemanas awal material bahan baku dari
homogenizing Silo sebelum masuk ke proses pembakaran di kiln.
Sumber: indonesian.alibaba.com
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Cement_kiln
11
3. Storage Silo, alat penampung semen yang sudah melewati vibrating screen
untuk kemudian diumpankan ke rotary packer.
4. Rotary Feeder, sebagai alat pengatur pengumpanan semen.
5. Valve Bag Packing Machines, berfungsi sebagai alat packing atau memasukan
semen kedalam kantong semen.
12
2. Penggilingan dan pencampuran bahan baku
Seluruh bahan baku dihancurkan menjadi bubuk halus dan dicampurkan sebelum
dilakukan proses pembakaran.
3. Pembakaran
4. Pada tahap ini terjadi proses konversi kimia sesuai rancangan dan proses fisika untuk
mempersiapkan campuran bahan baku menbentuk clinker. Proses ini dilakukan
dalam rotary kiln yang menggunakan bahan bakar fosil berupa padatan (batu bara),
cairan (solar) atau bahan bakar alternatif.
5. Penggilingan hasil pembakaran
6. Proses penggilingan bertujuan menghaluskan clinker dengan menambahkan sedikit
gypsum, kurang dari 4% untuk menghasilkan bubuk semen Portland tipe I, proses
ini dilakukan pada tube mill.
Sumber : https://tragate.com/udcm-42130-universal-drive-ball-cement-mill-14781/product
13
5. Semen Portland Tipe V memiliki karakteristik ketahanan yang tinggi terhadap
asam sulfat yang lebih dari 0,20%.
6. Oil Well Cement adalah semen khusus yang biasa dipakai pada pembuatan dan
eksplorasi sumur minyak.
7. Portland Composite Cement (PCC) adalah semen yang terbentuk dari hasil
penggilingan semen portland, gips, serta satu atau lebih bahan anorganik.
8. Portland Pozzolan Cement merupakan semen hidrolis yang diproduksi dengan
mencampur terak/clinker, gypsum dan bubuk pozzolan. Digunakan untuk bangunan
umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.
250.000,00
200.000,00
Miliar Rupiah
150.000,00
100.000,00
50.000,00
0,00
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber : https://jatim.bps.go.id/
Gambar 3.4 Grafik PDRB Jawa Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha 2017-2021
Berdasarkan grafik tersebut pertumbuhan sektor konstruksi dan real estate di Jawa
Timur terus meningkat, kecuali pada tahun 2020 terjadi penurunan akibat dampak dari pandemi
covid-19. Pencapaian tertinggi sektor konstruksi terjadi pada tahun 2021 artinya Jawa Timur
berhasil tumbuh pasca pandemi covid-19 melanda. Melihat adanya pertumbuhan pada sektor
konstruksi dan real estate artinya terdapat peluang untuk pangsa pasar bahan bangunan
terkhusus semen sebagai bahan utama beton. Dalam konteks regional, Jember juga memiliki
kedudukan dan peran yang strategis sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
sehingga potensi untuk perkembangan pembangunan di wilayah Jember sangat bagus.
14
3.3 KOMPETITOR PANGSA PASAR
Menurut Indocement Paparan Publik (2022, 25 Maret), saat ini ada ± 20 pemain semen
dengan kapasitas produksi nasional 120 juta ton/tahun. Pemain utama industri semen saat ini
dikuasai oleh Semen Indonesia, Indocement, Conch, Bosowa, dan Cemindo. Kapasitas
produksi Industri Semen tahun 2021 di Jawa Timur adalah 24,9 juta ton dengan diagram
persentase kapasitas sebagai berikut.
Persentase Kapasitas
2% 4%
7%
12%
16%
59%
Berdasarkan grafik tersebut ada 6 (enam) kompetitor pasar semen di Jawa Timur
dengan angka 59% atau 14,7 juta ton dikuasai oleh Produk dari Semen Indonesia disusul Solusi
Bangun Indonesia (SIB) dengan presentase 16% dan 12% dari semen Imasco (Hongshi),
sedangkan beberapa kompetitor masih dibawah 10%. Para produsen semen harus memiliki
strategi jitu dalam pemasaran produknya hal ini disebabkan permintaan semen di Jawa
berdasarkan data tahun 2021 hanya 34,7 juta ton, angka ini jauh dibawah kemampuan produksi
Jawa sebesar 80,9 juta ton per tahun, Indocement Paparan Publik (2022, 25 Maret).
15
BAB IV
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17