Anda di halaman 1dari 2

Menjadi disiplin memanglah dambaaan setiapn insan, lebih-lebih bagi orang yang hidup di

lingkungan yang sering kali didaptai nasehat-nasehat dan teguran di dalamnya.

Disiplin merupakan sesuatu yang kita perlukan bahkan setiap muslim mesti memiliki sikap ini, akan
tetapi bedanya dengan orang-orang yang tidak beriman dalam membentuk kedisplinan adalah bagi
seorang muslim membentuk kedisplinan adalah perkara yang begitu mudah, nyaman, dan tanpa
perlu memerlukan biayaa yang mahalm

Adapun Langkah-langkahnya setiap muslim dalam sehari-harinya mengambil contoh disiplin itu dari
mulianya kehidupan nabi nya yakni nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang mana tiada
hari tanpa memberikan manfaaat kepada orang lain, sebab memang kata beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam, manusia yang paling baik adalaha manusia yang bermanfaat bagi manusia.

Bagi Sebagian kalangan yang mendambakan kedisplinan, mereka melakukan penelitian demi
penelitian untuk mendapatkan teori yang cocok untuk membentuk kedisplinan dan akhirnya
hasilnya dijadikanlah seminar. Sedangkan kehidupan nabi yang ditiru setiap muslim adalah Mutiara
yang tidak berasal dari pelajaran nabi kepada orang lain, melainkan adalah wahyu yang diwahyukan
kepadanya, ayat wa maa yantiqu ‘anil hawa…

Wa innaka la’ala khuliqin ‘aziim

Lalu sperti apa kedisiplinan yang diajarkan nabi itu? Dari shalat dapatlah kita lihat, lima waktu yang
selalu dihadiri muslim pada setiap pergantian malam ke pagi, pagi ke tngah hari, sore ke malam dan
malam ke pertengahan malam.

Kemudian dalam kesehariannya juga ada sunnah-sunnah yang nabi ajrakan, begitu juga tips demi
tips bagiaman hidup sebagai muslim dalam masyarakat, mislanya sajaseperti apa yang nabi serukan
saat pertama kali sampai di Madinah, seperi menyebarkan salam. Menyambung silaturrahmi dll,
cari dalilnya!!!!

Tidak hanya kedisplinan pada diri pribadi yang Rasulullah ajarakan namun juga bagaiman
kedisiplinan itu juga membawa manfaat kepada orang lain, misalnya saja amanah dalam memimpin,
membayar hutang

Sungguh telah lama kita hidup namun sudahkah kita hidup dengan cara yang mulia? Bukankah
setiap muslim percaya bahwa akhirat adalah nyata, namun kenapa mereka tidak ingin selamat dalam
menempuh perjalanan menujunya, namun enggan untuk mengikuti sang nabi yang telah memanjadi
utusan-Nya, bukankah sangat aneh tatakala kita percaya dan yakin bahwa Muhammad adalah
utusan Allah namun kita tidak mengikuti petunjuk sang utusan itu?

Bagaimana kita akan berjalan lurus dan mulus di akhirat kelak kalua sang penunjuk jalan kita baikan
dan tidak kita ikuti?

Maka hari-hari yang tersisa dalam kehidupan kita hendakanya diisi dengan senantiasa mengikuti
sang pemberi petnjuk itu yakni nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Anda mungkin juga menyukai