Anda di halaman 1dari 245

MODUL AJAR

KIMIA KELAS XI

WIRANDA, S.Pd, M.Si


HUBUNGAN MOL, PEREAKSI PEMBATAS, REAKSI KIMIA
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mempelajari konsep mol dan telah mengetahui persamaan reaksi kimia.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Memprediksikan persamaan reaksi berdasarkan narasi yang diberikan
 Memutuskan kesetaraan dalam suatu persamaan reaksi kimia
 Mengaitkan konsep mol dengan persamaan reaksi kimia
 Menghitung mol berdasarkan persamaan reaksi
 Menentukan unsur atau senyawa yang berperan sebagai pereaksi pembatas.
 Menentukan unsur atau senyawa yang bersisa dalam sebuah reaksi kimia.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat mengimplementasikan hubungan mol dengan persamaan reaksi pada
saat melakukan mereaksikan suatu reaksi kimia.
Peserta didik dapat memahami hubungan antara reaktan dengan produk dalam suatu reaksi
kimia. Materi pereaksi pembatas ini penting bagi peserta didik dalam menentukan jumlah
bahan yan dibutuhkan untuk membuat suatu produk dalam suatu persamaan.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
 Sebelumnya kalian sudah mempelajari konsep mol pada kelas 10, apa yang kalian
ingat tentang istilah mol?
 Apakah yang kalian pikirkan setelah mendengar istilah persamaan reaksi?
 Jika kalian ingin membuat roti sandwich yang membutuhkan 2 lembar roti tawar dan 1
lembar daging ham dan kalian mempunyai 10 lembar roti dan 7 lembar daging,
berapakah roti sandwich yang terbetuk? bahan apa yang tersisa?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Sebelumnya kalian sudah mempelajari konsep mol pada kelas 10,
apa yang kalian ingat tentang istilah mol?
 Apakah yang kalian pikirkan setelah mendengar istilah persamaan
reaksi?
 Jika kalian ingin membuat roti sandwich yang membutuhkan 2
lembar roti tawar dan 1 lembar daging ham dan kalian mempunyai
10 lembar roti dan 7 lembar daging, berapakah roti sandwich yang
terbetuk? bahan apa yang tersisa?
 Amati gambar berikut!

Apabila kita melarutkan garam dalam 2 gelas air (Volume awal sama)
dengan jumlah yang berbeda. Pada gelas A ditambahkan 1 sendok
garam dan pada gelas B ditambahkan 2 sendok garam. Idetifikasi lah
perbedaan yang terjadi:
a. Adakah perbedaan diantara kedua gelas tersebut? apa saja
perbedaannya?.
b. Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan diantara kedua gelas
tersebut?.
c. Bagaimana kesimpulan terkait istilah “mol” dan hubungan mol
dalam suatu reaksi?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
(20 menit)
Kegiatan Inti Pertemuan ke-1
(Berdiferensiasi 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Proses) Guru menanyangkan video pembelajaran
(https://www.youtube.com/watch?v=AkPEyluicYA)
(5 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Guru membahas kembali materi yang telah diajarkan pada kelas X
dengan mengaktifkan kelas
(15 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru memberikan soal dengan menggunakan bantuan LKPD.
Peserta didik mengerjakan soal secara berkelompok dengan
menggunakan berbagai sumber belajar.
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
(20 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan istilah mol, persamaan reaksi,
hubungan mol dengan persamaan reaksi, dan cara menghitung mol
berdasarkan suatu reaksi kimia.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Guru memberikan tugas mandiri
c. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
E. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
Lembar Penilaian Peserta Didik
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
Sebelumnya, Anda telah mempelajari penyetaraan persamaan reaksi kimia dengan
membandingkan jumlah setiap jenis atom dalam reaktan dan produk. Koefisien di depan rumus
kimia menyatakan jumlah molekul atau satuan rumus (tergantung jenis zat). Di sini, kami akan
memperluas arti koefisien dalam persamaan kimia.
Persamaan reaksi kimia yang sudah seimbang:
2 H2 + O2→2 H2O
Konvensi untuk menulis persamaan kimia seimbang adalah dengan menggunakan rasio
bilangan bulat terendah untuk koefisien. Namun, persamaannya seimbang selama koefisien
berada dalam rasio 2:1:2. Misalnya, persamaan ini juga seimbang jika ditulis sebagai:
4 H2 + 2 O2→4 H2O
Rasio koefisiennya adalah 4:2:4, yang dikurangi menjadi 2:1:2. Persamaannya juga
seimbang jika kita menulisnya sebagai berikut:
22 H2 + 11 O2→ 22 H2O

Karena 22:11:22 juga dapat dibagi menjadi 2:1:2.

Misalkan kita ingin menggunakan angka yang lebih besar. Pertimbangkan koefisien berikut:

12.044 × 1023 H2 + 6.022 × 1023 O2 → 12.044 × 1023 H2O

Koefisien ini juga memiliki rasio 2:1:2 (periksa dan lihat), jadi persamaan ini
seimbang. Tetapi 6,022 × 10 23
adalah 1 mol, sedangkan 12,044 × 10 23
adalah 2 mol (dan
angkanya ditulis seperti itu agar lebih jelas), jadi kita dapat menyederhanakan versi persamaan
ini dengan menuliskannya sebagai:

2 mol H2 + 1 mol O2 →2 mol H2O

Kita dapat menghilangkan kata mol dan tidak menuliskan koefisien 1 (seperti kebiasaan
kita), jadi bentuk akhir dari persamaan tersebut, tetap setara, adalah
2 H2 + O2 → 2 H2O
Sekarang kita dapat menafsirkan koefisien sebagai mengacu pada jumlah molar, bukan
molekul individu. Kesetaraan persamaan kimia disetarakan tidak hanya pada tingkat molekul
tetapi juga dalam jumlah molar reaktan dan produk. Jadi, kita dapat membaca reaksi ini sebagai
“dua mol hidrogen bereaksi dengan satu mol oksigen menghasilkan dua mol air.”

2 molekul H2 ; 1 molekul O2 ; 2 molekul H2O

2 mol H2 ; 1 mol O2 ; 2 mol H2O

2 x 2,02 g = 4,04 g H2 ; 32,0 g O2 ; 2 x 18,02 g = 36,04 g H2O


RASIO MOL
Rasio mol adalah rasio antara jumlah dalam mol dari dua senyawa yang terlibat dalam
reaksi kimia yang seimbang. Persamaan kimia keseimbangan memberikan perbandingan rasio
molekul yang diperlukan untuk menyelesaikan reaksi. Kita tidak dapat menghitung rasio mol
untuk persamaan yang tidak seimbang. Rasio mol digunakan sebagai faktor konversi antara
produk dan reaktan dalam banyak soal kimia.
MOL
Dalam kimia mol adalah satuan dasar (SI) yang digunakan untuk mengukur jumlah suatu
zat. Kuantitas ini kadang-kadang disebut sebagai jumlah kimia. Satu mol didefinisikan sebagai
jumlah suatu zat yang mengandung tepat 6,022 x 10 23 'entitas dasar' dari zat tersebut.
Satu mol berisi 6,023 x 10 23
unit. Unit-unit ini dapat berupa atom, molekul, ion,
elektron, atau apa pun.
Contoh:

 1 mol atom hidrogen = 6,023 x 10 23 atom hidrogen


 1 mol molekul hidrogen = 6,023 x 10 23 molekul hidrogen.
 1 mol elektron berarti = 6,023 x 10 23 elektron.
 1 mol ion natrium = 6,023 x 10 23 ion natrium.
BERAPA BERAT 1 MOL?
Massa satu atom mol suatu unsur sama persis dengan massa atom dalam gram unsur
tersebut. Demikian pula, massa 1 mol molekul zat apa pun sama dengan massa molekulnya
dalam gram atau gram massa molekul .
Contoh:

 Massa 1 mol atom hidrogen = 1 g


 Massa 1 mol molekul hidrogen = 2 g
 Massa 1 mol atom oksigen = 16 g
 Massa 1 mol molekul air (H2O) = 18 g
∴ Mol zat = (Massa zat dalam gm / Gram massa molekul zat tersebut)
PENENTUAN RASIO MOL DALAM REAKSI STOIKIOMETRI
Stoikiometri adalah konsep penting dalam kimia yang membantu kita
menggunakan persamaan kimia seimbang untuk menghitung jumlah reaktan dan produk. Di sini,
kami menggunakan rasio dari persamaan seimbang. Secara umum, semua reaksi yang terjadi
bergantung pada satu faktor utama, berapa banyak zat yang ada. Kami tidak dapat menghitung
rasio mol untuk persamaan yang tidak seimbang.
1. Perhatikan persamaan reaksi kimia yang seimbang
N 2 + 3 H 2 → 2 NH3


Di sini koefisien N2 =1

Koefisien H2 = 3

Koefisien NH3 = 2
Koefisien ini memberikan informasi molekuler untuk persamaan kimia.
Dalam persamaan kimia ini 1 mol nitrogen (N2 ) bereaksi dengan 3
mol hidrogen (H2 ) menghasilkan 2 mol amonia (NH3 ) . Untuk menentukan rasio
mol dari dua komponen persamaan, bandingkan koefisien masing-masing komponen
dalam persamaan.


Rasio mol antara N2 dan H2 = ( 1 mol N2 / 3 mol H2 ) = 1:3

Rasio mol antara N2 dan NH3 = ( 1 mol N2 / 2 mol NH3 ) = 1:2

Perbandingan mol antara H2 dan NH3 = ( 3 mol H2 / 2 mol NH3 ) = 3:2

Perbandingan mol antara H2 dan N2 = ( 3 mol H2 / 1 mol N2 ) = 3:1

Rasio mol antara NH3 dan N2 = ( 2 mol NH 3 / 1 mol N2 ) = 2:1

Rasio mol antara NH3 dan H2 = ( 2 mol NH3 / 3 mol H2 ) = 2:3
2. Perhatikan reaksi setimbang
2H 2 + O 2 → 2H 2 O


Di sini koefisien N2 =2

Koefisien O2 = 1

Koefisien H2O = 2
Dalam reaksi ini 2 mol H2 bereaksi dengan 1 mol O2 menghasilkan 2 mol H2O.


Perbandingan mol antara H2 dan O 2 = ( 2 mol H 2 / 1 mol O2 ) = 2:1

Rasio mol antara H2 dan H2O = ( 2 mol H2 / 2 mol H2O) = 2:2

Rasio mol antara O2 dan H2O = ( 1 mol O2 / 2 mol H2O) = 1:2

Rasio mol adalah unit tanpa dimensi . Karena menghasilkan mol:mol, maka satuan mol
dapat dihilangkan.

PEREAKSI PEMBATAS
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak
selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Apabila zat-zat yang direaksikan tidak
ekivalen, maka salah satu pereaksi akan habis lebih dahulu sedangkan pereaksi yang lain bersisa.
Cara menentukan pereaksi pembatas adalah mol masing-masing zat pereaksi dibagi
koefisien, kemudian pilih hasil bagi yang kecil sebagai pereaksi pembatas.
Contoh Soal:
Satu mol larutan natrium hidroksida (NaOH) direaksikan dengan 1 mol larutan asam sulfat
(H2SO4) sesuai reaksi:
2 NaOH(aq) + H2SO4 (aq) ⎯⎯→ Na2SO4 (aq) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi yang sisa
c. mol Na2SO4 dan mol H2O yang dihasilkan
Penyelesaian
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) ⎯⎯→ Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Mula-mula: 1 mol 1 mol - -
Bereaksi : 1 mol 0,5 mol 0,5 mol 1 mol

Sisa : - 0,5 mol 0,5 mol 1 mol

a. Untuk menentukan pereaksi pembatas, jumlah mol mula-mula masing-masing pereaksi


dibagi dengan koefisiennya. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu
b. Karena hasil bagi NaOH < H2SO4, maka NaOH adalah pereaksi pembatas, sehingga
NaOH akan habis bereaksi lebih dahulu
c. Pereaksi yang sisa adalah H2SO4
d. mol Na2SO4 yang dihasilkan = 0,5 mol
mol H2O yang dihasilkan = 1 mol

Sumber :
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
Sitanggang, S., Sudiarto, B., & Prasetyo, Y. D. (2019). E-modul kimia Kelas XII: sifat koligatif
larutan.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Mata Pelajaran : Kimia


Materi : Hubungan Mol, Pereaksi Pembatas, Reaksi
Kimia Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat memprediksikan persamaan reaksi berdasarkan narasi yang
diberikan
 Peserta didik dapat memutuskan kesetaraan dalam suatu persamaan reaksi kimia
 Peserta didik dapat mengaitkan konsep mol dengan persamaan reaksi kimia

B. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.

C. Latihan Soal
1. Mengapa dalam menentukan mol dengan menggunakan persamaan reaksi,
persamaan reaksi tersebut harus dalam kondisi seimbang?

Alasan:
2. Apa saja langkah yang diperlukan dalam menentukan mol suatu senyawa
berdasarkan persamaan reaksi kimia? Berikan contoh dan jelaskan langkahnya!

Alasan:

3. Berapa perbandingan mol antara N2 dan H2 dalam NH3?

Alasan:

4.
Senyawa kimia Ceramic Magnets Ferrites terdiri dari Fe2O3 sebagai komponen
utama. Bahan ini digunakan untuk membuat magnet permanen, seperti Core Ferit
untuk transformator, dan berbagai aplikasi lain. Untuk membuat Fe2O3 dapat
mereaksikan atom Fe dengan molekul O2.
a. Bagaimana persamaan reaksi setimbangnya?
b. Berapa mol molekul Fe yang akan bereaksi dengan 0,27 mol molekul O2
dalam persamaan reaksi tersebut?

Alasan:

5. Didalam proses metabolisme tubuh dihasilkan amonia yang merupakan zat sisa
yang memiliki sifat beracun yang dihasilkan dari proses metabolisme protein.
Amonia dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan hidrogen.
a. Bagaimana persamaan reaksi dari pembentukan amonia?
b. Berapa mol amonia yang dihasilkan jika 4,20 mol hidrogen direaksikan
dengan nitrogen berlebih?

Alasan:
6. Didalam proses metabolisme tubuh dihasilkan amonia yang merupakan zat sisa
yang memiliki sifat beracun yang dihasilkan dari proses metabolisme protein.
Amonia dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan hidrogen.
a. Bagaimana persamaan reaksi dari pembentukan amonia?
b. Berapa mol amonia yang dihasilkan jika 4,20 mol hidrogen direaksikan
dengan nitrogen berlebih?

Alasan:

7. Berapa banyaknya “entitas” hidrogen dalam reaksi pembentukan H2O


2H2+O2→2H2O
a. 6,022 x 1023 d. 12,046 x 1023
b. 6,023 x 1023 e. 12,022 x 1023
c. 12,044 x 1023

Alasan:

8. Pada reaksi 27 gram kalsium dengan 5,6 gram nitrogen dihasilkankalsium


nitrida menurut reaksi:
Ca(s) + N2(g) → Ca3N2(s)
Jika Ar Ca = 40 dan N = 14, maka massa kalsium nitrida yang dihasilkan adalah . . . .
a. 14,8 gram b. 68,0 gram c. 29,6 gram d. 148,0 gram e. 44,4 gram

Alasan:

9. Logam magnesium dengan massa 3 gram direaksikan dengan 40 gramlarutan asam


klorida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Berdasarkan reaksi di atas yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah..........(Ar
Mg = 24,3, H = 1, Cl = 35,5)
a. Mg b. H2 c. HCl d. Mg dan HCl e. MgCl2

Alasan:

10. Mangan(IV) oksida yang massanya 72,5 gram direaksikan dengan 58,6 gram asam
klorida hingga membentuk mangan(II) klorida, gas klorin dan uap air. Dari reaksi
tersebut, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah (Ar Mn = 55, O = 16, H
= 1, Cl = 35,5)
a. MnO2 d. Cl2 b. HCl e. H2O c. MnCl2

Alasan:
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Hubungan mol dengan Persamaan Reaksi
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Didik Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Interval Nilai Predikat Keterangan
92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
Berdasarkan pertanyaan dalam Lembar Kerja Peserta Didik
Penyelesaian:
1. Persamaan kimia yang seimbang dapat memberikan perbandingan rasio molekul
yang diperlukan untuk menyelesaikan reaksi. Sehingga dapat diketahui hubungan
antara reaktan dan produk berdasarkan koefisiennya. Koefisien ini menentukan
rasio mol dalam reaksi kimia yang seimbang. Rasio mol digunakan sebagai faktor
konversi antara produk dan reaktan dalam banyak soal kimia.

2. Langkah 1: Setarakan Reaksi Kimia.


Langkah 2: Ambil rasio koefisien stoikiometri produk dan koefisien stoikiometri
reaktan.
Langkah 3: Kalikan rasio yang diperoleh pada Langkah 2 dengan jumlah mol reaktan
yang diberikan.

3. Dalam persamaan kimia seimbang amonia adalah N 2 + 3H 2 → 2NH 3 , rasio mol


antara N 2 dan H 2 adalah 1:3

4. Berdasarkan soal dapat diketahui persamaan reaksi:


a.
4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
b.
Dalam persamaan kimia yang diberikan 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3
4 mol Fe bereaksi dengan 3 mol O 2 menghasilkan 2 mol Fe 2 O 3.
Perbandingan mol Fe dan O 2 Fe : O 2 = 4:3.
Biarkan 0,27 mol O 2 bereaksi 'x' mol molekul Fe, sekarang Fe : O 2 = x : 0,27.
Dengan membandingkan keduanya kita bisa mengetahui nilai x
4:3 = x : 0,27
⇒ x = {4 * (0,27)} / 3 = 0,36 mol
∴ 0,36 mol molekul Fe akan bereaksi dengan 0,27 mol O 2 .

5. Berdasarkan soal dapat dihitung dan ditentukan:


a.
Persamaan pembentukan amonia yang seimbang adalah: N2 + 3 H2 → 2 NH3
b. Berdasarkan persamaan reaksi seimbang tersebut terdapat 1 mol nitrogen
bereaksi dengan 3 mol hidrogen menghasilkan 2 mol amonia. Untuk 4,20 mol
hidrogen menghasilkan jumlah mol amonia. Dari persamaan perbandingan
mol hidrogen dan amonia adalah
H2 : NH3 = 3:2
Artinya 3 mol H 2 menghasilkan 2 mol NH 3
Misalkan 4,20 mol H 2 akan menghasilkan 'x' mol NH 3 . Sekarang
H2 : NH3 = 4,20 : x
Dengan membandingkan keduanya kita bisa mengetahui nilai
x 3 : 2 = 4,20 : x
⇒ x = 4,20 (⅔) = 2,8 mol
∴ 4,20 mol H2 akan menghasilkan 2,8 mol NH3

6. Berdasarkan soal dapat dihitung dan ditentukan:

7. Karena jumlah mol pada hidrogen yaitu 2, dan 1 mol bernilai 6,022 x 1023
Mol Hidrogen = 2 x 6,022 x 1023
= 12,044 x 1023
Rubrik Penilaian Asesmen Sumatif
No Rubrik Skor
1. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 10
2. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 10
3. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 10
4. 1. Siswa dapat menjawab soal a dengan benar 5
2. Siswa dapat menjawab soal b dengan benar 5
3. Siswa dapat menjawab soal a dan b dengan benar 10
5. 1. Siswa dapat menjawab soal a dengan benar 5
2. Siswa dapat menjawab soal b dengan benar 5
3. Siswa dapat menjawab soal a dan b dengan benar 10
6. 1. Siswa dapat menjawab soal a dengan benar 5
2. Siswa dapat menjawab soal b dengan benar 5
3. Siswa dapat menjawab soal a dan b dengan benar 10
7. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
8. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
9. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
10. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5

Keterangan : Nilai : total jumlah skor benar


Perhitungan Molaritas, Kadar Suatu Zat (%Yield dan % Purity)
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Sub Materi : Perhitungan Molaritas
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP/Pertemuan

B. KOMPETENSI AWAL
 Pengetahuan stoikiometri
 Pengetahuan konsep mol
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.

D. SARANA DAN PRASARANA


 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk menajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
 Kooperatif Learning
KOMPONEN INTI
B. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Menghitung banyaknya zat dalam campuran (molaritas, molalitas, persen massa)
 Menentukan perbedaan dari molaritas, molalitas, dan persen massa.
1. PEMAHAMAN BERMAKNA
Dalam mempelajari perhitungan molaritas, peserta didik dapat memahami dalam menentukan
kadar dari suatu larutan
2. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah kalian pernah membeli minuman kemasan dengan rasa yang sama pada
supermarket? Bagaimana rasanya apakan selalu sama?
 Berdasarkan gambar komposisi obat yang ditampilkan, bagaimana obat dapat diproduksi
dengan kadar yang sama?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Menghitung Konsentrasi
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diminta menanggapi pertanyaan permantik yang
diberikan guru
e. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
g. Peserta didik diminta menyimak video pembelajaran yang diberikan
oleh guru
(20 menit)
Kegiatan Inti
(Berdiferensiasi 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Proses) Peserta didik diberikan ilustrasi berupa gambar larutan dengan
tingkat kekentalan yang berbeda dan diminta memberikan pendapat
mengenai ilustrasi yang diberikan. Masing-masing kelompok juga
diberikan kertas LKPD dan diminta menyimak permasalahan pada
lembar yang diberikan
( 5 menit)
2. Pengumpulan data (Data Collection)
Tiap kelompok diminta untuk menggali informasi tentang tipe
konsentrasi yang berbeda mulai dari molaritas, molalitas,
presentase larutan, dan fraksi mol dari berbagai sumber
(15 menit)
3. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mendiskusikan jawaban dari soal pada lembar LKPD
berdasarkan informasi yang didapatkan
(25 menit)
4. Pembuktian (Verification)
Setiap kelompok peserta didik diminta mempresentasikan hasil
diskusi menngenai pertanyaan pada lempabr LKPD dan peserta
didik lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi
kelompok lain.
(20 menit)
Kegiatan a. Peserta didik diminta memberikan kesimpulan pada pembelajaran
Penutup dengan diarahkan oleh guru.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)

K. ASESMEN
 Asesmen Formatif:
Pedoman Penilaian Peserta Didik
 Asesmen Sumatif:
A. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR
PERHITUNGAN MOLARITAS
Larutan merupakan campuran homogen yang membentuk satu fasa, yaitu mempunyai sifat
dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain di dekatnya. Kebanyakan
larutan mempunyai salah satu komponen yang besar jumlahnya. Komponen yang besar itu
disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebut zat terlarut (solute). Untuk menyatakan komposisi
larutan secara kuantitatif, digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut Perbandingan itu dapat
diungkapkan dengan dua cara yaitu: jumlah zat terlarut terhadap jumlah pelarut. jumlah zat
terlarut terhadap jumlah larutan. Berdasarkan hal ini, muncullah beberapa satuan konsentrasi,
seperti kemolaran, kemolalan dan fraksi mol.
1. Kemolaran/Molaritas (M)
Kemolaran adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran
dapat ditentkan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volme larutan
adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.

Keterangan: n = mol zat terlarut


V = volume
gr = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relative
 = massa jenis larutan
% massa = kadar

2. Kemolalan/Molalitas (m)
Kemolalan adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1 kg pelarut murni. Untuk
menentukan molalitas suatu larutan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Keterangan: n = mol zat terlarut
p = massa pelarut
massa = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif

3. Komposisi Zat dalam persen massa


Komposisi zat dinyatakan dalam persen massa (% massa). Perhitungan persen massa untuk
setiap komponen dapat menggunakan persamaan berikut:

Sumber:
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
Sitanggang, S., Sudiarto, B., & Prasetyo, Y. D. (2019). E-modul kimia Kelas XII: sifat koligatif
larutan.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas/kelompok :
Nama Anggota :

Perhitungan 1. Massa kafein yang terkandung dalam secangkir kopi (200 gram) dengan
Molaritas kadar 0,015% adalah . . . .
a. 0,003 gram b. 0,75 gram c. 0,03 gram d. 0,075 gram e. 3 gram

2. Jika sebanyak 20 mL alkohol dilarutkan dalam 100 mL air, maka persen


volume larutan adalah . . . .
a. 2 % b. 25 % c. 16,67 % d. 22,5 % e. 20 %

3. Molaritas dari 600 mL larutan H2C2O4.2H2O yang mengandung 37,8


gram H2C2O4.2H2O adalah.........(Ar: C = 12, O = 16, H = 1)
a. 0,25 M b. 0,05 M c. 0,01 M d. 0,1 M e. 0,5 M

4. Molalitas dari 500 mL larutan yang mengandung 5 % massa H2SO4


adalah.......(massa jenis larutan H2SO4 = 1,2 gram/mL, Mr H2SO4 =
98)
a. 0,5 b. 0,53 c. 0,51 d. 0,54 e. 0,52
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik

Mata Pelajaran/Kelas : Kimia


Materi : Menghitung Konsentrasi, Kadar Suatu Zat (%Yield dan %Purity)
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai

Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat


Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
2. Asesmen Sumatif
Berdasarkan pertanyaan dalam Lembar Kerja Peserta Didik

Rubrik Peniliaian
Nilai = Soal benar x 25
Rumus Empiris dan Rumus Molekul
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Sub Materi : Rumus Empiris dan Rumus
Molekul Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP/Pertemuan

B. KOMPETENSI AWAL
 Pengetahuan stoikiometri
 Pengetahuan konsep mol
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.

D. SARANA DAN PRASARANA


 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone,
Laptop, bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk menajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
 Game Based Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Mengidentifikasi perbedaan rumus empiris dan rumus molekul
 Menentukan rumus empiris dari suatu senyawa berdasarkan rumus molekulnya atau
jumlah atom yang ada
 Mengidentifikasi rumus molekul suatu senyawa berdasarkan rumus empiris dan massa
molekul relatifnya
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat memahami pentingnya bernalar kritis dalam mempelajari rumus empiris
dan rumus molekul dalam suatu senyawa. Dengan mempelajari cara menyelesaikan
permasalahan rumus empiris dan molekul, peserta didik dapat belajar untuk menyelesaikan
permasalah dengan
cara sistematis.
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah perbedaan dari senyawa gula (NaCl) dengan molekul NaCl?
 Apakah molekul NaCl dapat disebut unsur NaCl?
 Apa yang dimaksud dengan rumus empiris dan molekul berdasarkan yang kalian pahami?
 Jika dalam suatu keluarga yang hanya terdiri dari 2 anak dan kedua orang tua ingin
memakan sebuah lava cake, bagaimana membagi kue agar setara?
 Berapa masing-masing presentasi bagian kue yang didapatkan oleh masing-masing
anggota keluarga?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
f. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
g. Peserta didik diminta menanggapi pertanyaan permantik yang
diberikan guru
h. Peserta didik diberikan video pembelajaran terlebih dahulu dan
apersepsi untuk membuka wawasan siswa.
(22 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik diminta untuk memperhatikan data-data yang
Proses) diperoleh dari TKP dan informasi-informasi dari hasil investigasi
(3 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mendiskusikan pelaku berdasarkan informasi yang
diperoleh dengan menentukan senyawa-senyawa yang terdapat pada
TKP dan hubungannya dengan hasil investigasi rekan terdekat
korban
(25 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Perwakilan dari setiap kelompok peserta didik diminta untuk
memasangkan unsur dan angka indeks dari senyawa yang ditebak
pada papan dan mengemukakan alasan menbak senyawa tersebut.
Peserta didik lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil
presentasi kelompok lain.
(25 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Peserta didik diminta untuk memberikan simpulan terkait dengan
pembelajaran pada pertemuan ini.
(10 Menit)
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif:
b. Asesmen Sumatif:
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.

LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan terkecil
jumlah atom-atom pembentuk senyawa/ rumus kimia yang paling sederhana. Misalnya
senyawa etena yang memiliki rumus molekul C2H4, maka rumus empiris senyawa tersebut
adalah CH2.
Rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan apabila diketahui salah satu:
-
massa dan Ar masing-masing unsurnya
-
% massa dan Ar masing-masing unsurnya
-
perbandingan massa dan Ar masing-masing unsurnya
Contoh soal :
Suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hidrogen. Tentukan rumus
empiris senyawa hidrokarbon tersebut jika diketahui Ar C = 12 dan Ar H = 1 !
Langkah 1 : Misalkan massa Karbon + Hidrogen = 100 gram
Langkah 2 : Hitung massa setiap unsur
Langkah 3 : Hitung perbandingan mol karbon dan Hidrogen
Unsur Massa Mol
Karbon (C) Massa C = 84% x 100 gram = 84 Mol C = massa/ Ar C
gram = 84 / 12
= 7 mol
Hidrogen (H) Massa H = 16% x 100 gram = Mol H = massa/ Ar H
16 gram = 16 / 1
= 16 mol
Perbandingan mol C : H = 7 : 16
Rumus empirisnya = C7H16

B. Pengertian Rumus Molekul


Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
sebuah molekul zat. Rumus molekul adalah rumus kimia yang memberikan informasi secara
tepat tentang jenis unsur pembentuk satu molekul senyawa dan jumlah atom masing-masing

unsur.

Contoh-contoh rumus molekul :


a.
Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air terdapat dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen.
b.
Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam satu molekul glukosa terdapat 6
buah atom karbon, 12 buah atom hidrogen, dan juga sebanyak 6 atom oksigen.
Contoh soal :
Suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hidrogen. Tentukan rumus
molekul senyawa hidrokarbon tersebut jika diketahui Mr dari rumus molekul tersebut 200 !
[ Ar C = 12 dan Ar H = 1 ]
Langkah 1 : Misalkan massa Karbon + Hidrogen = 100 gram
Langkah 2 : Hitung massa setiap unsur
Langkah 3 : Hitung perbandingan mol karbon dan Hidrogen
Unsur Massa Mol
Karbon (C) Massa C = 84% x 100 gram = 84 Mol C = massa/ Ar C
gram = 84 / 12
= 7 mol
Hidrogen (H) Massa H = 16% x 100 gram = 16 Mol H = massa/ Ar H
gram = 16 / 1
= 16 mol
Perbandingan mol C : H = 7 : 16
Rumus empirisnya = C7H16
Setelah diketahui Rumus empirisnya, maka langkah selanjutnya adalah mencari Rumus Molekul
dengan cara :
(Mr Rumus Empiris)n = Mr Rumus Molekul
(Mr C7H16 )n = 200
(100)n = 200
n=2
Rumus Molekul  (Rumus Empiris)n = (C7H16)2 = C14H32

Sumber:
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas/Kelompok :
Nama Anggota :

Investigasi Tempat Kejadian Perkara: Profil Kasus

Korban dalam kasus berikut ini adalah seorang pria berusia 35 tahun bernama Iwan.
Penyelidik mengatakan mereka menemukan beberapa tanda di sekitar lokasi kematian yang
menunjukkan adanya kejanggalan dalam kematian Iwan. Empat kemungkinan penyebab
kematian yang dianggap janggal telah dikemukakan oleh istrinya yang telah disingkirkan dari
daftar tersangka karena alibi yang terbukti. Tugas Anda adalah mengidentifikasi siapa dan apa
yang membunuh Iwan.
Petunjuk:
1) Bukan zat yang jumlah total angka indeks pada molekul atau rumusnya adalah 20.
2) Bukan zat yang jumlah angka indeks pada rumus molekul dibagi dengan jumlah angka
indeks pada oksigen adalah 9
3) Bukan zat yang rumus empiris dan molekulnya berbeda

1. Sebuah botol obat tak berlabel ditemukan di lemari obat kamar mandi Iwan. Sebuah sampel
obat dianalisis dan ditemukan mengandung 346,12 g C, 23,98 g H, 108,52 g O, dan 54,36 g
S. Massa molar dari senyawa itu diketahui sebesar 314.38 g/mol.
Clue: Secara kebetulan, artritis yang diderita Iwan menjadi sangat parah dalam beberapa
minggu terakhir sehingga dia harus bergantung pada bantuan tongkat jalan untuk
mobilitasnya. Toni yang merupakan dokter Iwan memiliki reputasi diam-diam meresepkan
obat berbahaya untuk "membuang" pasien yang tidak diinginkannya. Akhir-akhir ini, Iwan
telah mendapatkan lebih banyak pengakuan di masyarakat karena penelitian terbarunya
tentang hidrokarbon aromatik. Terdapat dugaan kecemburuan Toni menjadi penyebab
kematian Iwan

2. Beberapa sidik jari penuh atau sebagian Iwan ditemukan dari cangkir yang ditemukan di
dekat TKP. Aroma almond samar terdeteksi di sekitar tepi. Diketahui sampel cairan
senyawa A ditemukan mengandung 3,74% H, 44,43% C, dan 51,83% N. Massa molar
ditelusuri sebesar~27,03 g/mol.
Clue: Seorang teman Iwan memberikan keterangan bahwa telah memperhatikan syamil,
tetangga Iwan yang dikenal memiliki kepribadian yang kurang ramah dengan secara
janggal sangat ingin memberikan isi ulang minum kepada Iwan sebelum kematian iwan.
3. Ditemukan sebotol obat dalam bentuk pil, setelah dinalisis secara kimia dari satu pil obat
analgesik mengandung 924,08 g C, 87,39 g H, 134,80 g N, dan 307,83 g O. Massa molar
obat diketahui 151,18 g/mol.
Clue: Istri Iwan menyebutkan bahwa osteoarthritis yang diderita Iwan telah menjadi sangat
parah akhir-akhir ini sehingga dia sangat sering mengonsumsi Obat analgesik. Obat
penghilang rasa sakit tertentu bahkan lebih berbahaya dalam jumlah besar daripada yang
lain. Salah satu indikasi bahwa ini mungkin menjadi penyebab kematian adalah sebagian
penuh botol analgesik ditemukan di tempat kejadian. Mungkinkah penyebab kematian Iwan
karena indikasi overdosis?
4. Diketahui sebelumnya bahwa Iwan sedang melakukan penelitian terbaru dan paling
cemerlang pada jenis senyawa hidrokarbon aromatik tertentu. Karena penelitiannya,
Iwan menjadi individu yang paranoid. Hasil penelitian Iwan diketahui mengandung
karbon dan hidrogen. Hidrogen menyumbang 7,76% dari total massa dan massa molar
diketahui sebesar ~78,12 g/mol.
Clue: Laboratorium memiliki aliran udara yang diatur dengan hati-hati untuk
mencegah inhalasi tingkat tinggi. Iwan secara berkala mengatakan kepada istrinya
bahwa dia mencurigai rekan labnya, Katy, sedang mengubah laju alirannya. Ditelusuri
lebih lanjut, terdapat fakta bahwa tanpa Iwan, penelitian yang diterbitkan bisa
menghasilkan keuntungan ratusan juta untuk Katy sendiri. Apakah karena motif uang
Katy tega membunuh Iwan?
1) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 346,12 g x (1 mol/12,01 g) = 28,82/1,70 = 17
H: 23,98 g x (1 mol/1,01 g) = 23,65/1,70 = 14
O: 108,52 g x (1 mol/16 g) = 6,78/1,70 = 4
S: 54,36 x (1 mol/32,07 g ) = 1,70/1,70 = 1
Rumus Empiris Senyawa adalah 𝑪𝟏𝟕𝑯𝟏𝟒𝑶𝟒𝑺
Selanjutnya dicari rumus dari molekul senyawa:
 Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) + Jumlah atom O (Ar O) + Jumlah
atom S (Ar S) = 17(12,01) + 14(1,01) + 4(16) + 32,07(1) = 314,38
 Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 314,38/314,38 = 1
 Rumus molekul senyawa 𝑪𝟏𝟕𝑯𝟏𝟒𝑶𝟒𝑺 (Obat rofecoxib)

2) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 37,4 g x (1 mol/12,01 g) = 3,70/3,70 = 1
H: 44,43 g x (1 mol/1,01 g) = 3,70/3,70 = 1
N: 51,83 g x (1 mol/14,01) = 3,70/3,70 = 1
Rumus Empiris Senyawa adalah HCN
Selanjutnya dicari rumus dari molekul
senyawa:
 Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) + Jumlah atom N (Ar N) =
12,01(1) 1,01(1) + 14,01(1) = 27,3
 Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 27,3/27,3 = 1
 Rumus molekul senyawa adalah HCN
3) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 924,08 g x (1 mol/12,01 g) = 76,94/9,62 = 8
H: 87,39 g x (1 mol/1,01 g) = 87,39/9,62 = 9
N: 134,80 g x (1 mol/14,01 g) = 9,62/9,62 = 1
O: 307,83 g x (1 mol/16 g) = 19,23/9,62 = 2
Rumus Empiris Senyawa adalah 𝑪𝟖𝑯𝟗𝑵𝑶𝟐
Selanjutnya dicari rumus dari molekul senyawa:
 Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) + Jumlah atom O (Ar O) + Jumlah
atom N (Ar N) = 8(12,01) + 9(1,01) + 2(16) + 1(14,01) = 151,17
 Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 151,18/151,17 = 1
 Rumus molekul senyawa 𝑪𝟖𝑯𝟗𝑵𝑶𝟐 (Obat acetaminophen)

4) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 7,76 g x (1 mol/12,01 g) = 7,68/7,68 = 1
H: 92,24 g x (1 mol/1,01 g) = 7,68/7,68 = 1
Rumus Empiris Senyawa adalah HC
Selanjutnya dicari rumus dari molekul
senyawa:
 Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) = 12,01(1) + 1,01(1) = 13,02
 Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 78,12/13,02 = 6
 Rumus molekul senyawa adalah 𝑪𝟔𝑯𝟔 (benzene)
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Interval Nilai Predikat Keterangan


92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif

1) Apa perbedaan rumus empiris dan molekul? Rumus empiris memberikan rasio
bilangan bulat paling sederhana dari
atom-atom unsur yang ada dalam suatu
senyawa. Rumus molekul memberikan
jumlah sebenarnya dari setiap jenis
atom yang ada dalam molekul atau
satuan rumus suatu senyawa.

2) Pada rumus molekul 𝑵𝟐𝑶𝟒, apa rumus 𝑵𝑶𝟐


empiris senyawa ini?

3) Tentukanlah rumus empiris dan molekul dari Penyelesaian:


senyawa yang mengandung 4,90 g nitrogen 1) Ubah massa menjadi mol untuk
& 11,2 g oksigen. Massa molar senyawa setiap elemen dengan membaginya
adalah 92,0 g/mol. dengan massa atomnya.
N : 4,90/14 = 0,35
O : 11,20/16 =
0,70
2) atom paling sederhana dengan
membagi jumlah mol dengan
penyebut umum terbesar yang
ditemukan (0,35 dalam kasus ini)
N : 0,35/0,35 = 1
O : 0,70/0,35 = 2
3) Nyatakan rumus dalam rasio atom
bilangan bulat paling sederhana yang
diperoleh; rumus empirisnya adalah,
𝑵𝑶𝟐
4) Untuk mencari massa empiris,
dasarkan pada rumus empiris:
Massa empiris: 14 + (2) (16) = 46 g/mol

5) Untuk mencari rumus molekul, bagi


massa molar dengan massa empiris.
Hasil bagi adalah faktor dimana
angka indeks dalam rumus empiris
harus dikalikan untuk mendapatkan
jumlah sebenarnya dari setiap jenis
atom dalam molekul atau satuan
rumus senyawa.
92,0 g/mol : 46 g/mol = 2
Rumus molekul = 2 x rumus empiris
Rumus molekul 𝑵𝟐𝑶𝟒 (dinitrogen
tetroksida)
Rubrik Penilaian Asesmen Sumatif
No Rubrik Skor
1. 4. Siswa dapat menjelaskan pengertian rumus empiris dan rumus molekul 25
dengan tepat
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian rumus empiris dan rumus molekul 15
dengan hanya salah satu penjelasan tepat
6. Siswa tidak dapat menjelaskan pengertian rumus empiris dan rumus 5
molekul dengan tepat

2. 1. Siswa dapat menjawab rumus empiris dengan tepat 15


2. Siswa tidak dapat menjelaskan rumus empiris dengan 5

3. 1. Siswa dapat menjabarkan penyelesaian dan perhitungan dengan tepat 60


2. Siswa dapat menjabarkan penyelesaian dengan tepat namun salah dalam 40
perhitungan
3. Siswa tidak dapat menjabarkan penyelesaian dan perhitungan dengan tepat 10

Keterangan : Nilai : total jumlah skor benar


Senyawa Kristal atau Hidrat
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Sub Materi : Kristal Hidrat
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP/Pertemuan

B. KOMPETENSI AWAL
 Pengetahuan stoikiometri
 Pengetahuan konsep mol

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.

D. SARANA DAN PRASARANA


 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: Alat tulis, Laptop, bahan-bahan untuk
percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif

E. TARGET PESERTA DIDIK


Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi
Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning

KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Mengidentifikasi perbedaaan kristal hidrat dan kristal anhidrat
 Menentukan pengaruh pemanasan pada kristal hidrat
 Menghitung rumus senyawa hidrat dan % komposisi

H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat memahami korelasi kristal hidrat dengan molekul air dan memahami
perhitungan kristal hidrat dengan hubunganya terhadap koefisien dalam persamaan reaksi serta
secara kritis dapat memahami konsep pemanasan terhadap perubahan kristal hidrat menjadi
kristal anhidrat
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apa yang kalian ketahui dari senyawa hidrat?
 Apa perbedaan senyawa hidrat dengan senyawa anhidrat?
 Apakah kalian masih mengingat hubungan koefisien dengan persamaan reaksi?

J. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
f. Guru menampilkan gambar kristal NaCl

 Guru bertanya bagaimana kristal NaCl dapat terbentuk?


g. Guru menampilkan video pembelajaran
(https://youtu.be/NfNIn4R8tg4)
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik diminta untuk membuat kelompok berisi 4 orang
Proses) untuk menjawab pertanyaan “Mengapa NaCl dalam bentuk padat
tidak dapat menghantarkan arus listrik sedangkan setelah larut
dalam air dapat menghantarkan arus listik” dan menjelaskannya.
Guru menjelaskan materi senyawa kristal atau hidrat dan cara
menghitungnya dengan menstimulasi pengetahuan siswa.
(25 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik secara berkelompok menjawab soal yang terdapat
dalam LKPD
(20 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Peserta didik diminta untuk memaparkan hasil pengerjaan soalnya.
Peserta didik lain diminta untuk menyimak dan menanggapi.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari pada
pertemuan..
(5 menit)
Kegiatan d. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
e. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
f. Guru memberikan laporan praktikum sebagai tugas
g. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)

K. ASESMEN
 Asesmen Formatif:
Pedoman Penilaian Peserta Didik
 Asesme Sumatif:

L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR

Air kristal merupakan molekul air yang terjebak di dalam suatu kristal. Kristal merupakan
zat padat yang memiliki bentuk teratur. Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul
air sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh :
Terusi (CuSO4 .5H2O) : tembaga(II) sulfat
pentahidrat Gipsum (CaSO4 .2H2O) : kalsium sulfat
dihidrat
Garam inggris (MgSO4 .7H2O) : magnesium sulfat heptahidrat
Jumlah kristal air dalam suatu kristal dapat kita tentukan dengan beberapa cara,diantaranya:
a. Dengan memanaskan suatu kristal hingga air kristalnya terlepas setelah dipanaskan.
Kristal tersebut ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui selisih beratnya dengan
kristal yang sudah mengalami pemanasan. Dari selisih berat tersebut kita dapat
menentukan jumlah air kristal.
b. Dengan menganalisis melalui reaksi
kimia Contoh Soal
1) Suatu hidrat tembaga(II) sulfat dipanaskan, ternyata beratnya berkurang sebanyak 36%.
Tentukan rumus molekul hidrat tersebut! (Ar Cu=63,5; S=32; O=16; H=1)
Penyelesaian
CuSO4.xH2O → CuSO4 + x H2O
100% (100-36)% 36%
100% 64% 36%
Mr CuSO4 = (1 x Ar Cu) + ( 1 x Ar S) + (4 x Ar O)
= (1 x 63,5) + (1 x 32) + (4 x 16) =
159,5 Mr H2O = (2 x Ar H) + (1 x Ar O)
= (2 x 1) + (1 x 16) = 18
Perbandingan jumlah mol CuSO4 dengan H2O = mol CuSO4 : mol H2O
= 1 : x
= 64/159,5 : 36/18
= 0,4 mol : 2 mol
=1:5
Jadi, rumus senyawa hidrat tersebut adalah CuSO4 . 5H2O

Cara menentukan komposisi air dalam suatu hidrat


% Komposisi = Mr Air : Mr Senyawa x 100

Sumber:
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Senyawa Kristal atau Hidrat
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaaan kristal hidrat dan kristal anhidrat
 Peserta didik dapat menentukan pengaruh pemanasan pada kristal hidrat
 Peserta didik dapat enghitung rumus senyawa hidrat dan % komposisi

B. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.

C. Latihan Soal
Hidrat adalah senyawa lonik dengan molekul air yang terikat secara longgar pada struktur
kristalnya. Air berada dalam rasio tertentu untuk setiap unit formula garam. Misalnya,
rumus CuSO4.5H20 Menunjukkan bahwa ada lima molekul air untuk setiap satu unit
rumus CuSO4. Jawab pertanyaan di bawah.
1. Berapa persentase air yang terdapat dalam CuSO, 5H₂0?
2. Berapa persentase air yang ditemukan pada Na2S.9H2O?

3. 5,0 g sampel hidrat dari BaCl2 dipanaskan dan hanya tersisa 4,3 g garam anhidrat.
Berapa persentase hidrat?

4. Zat berikut mempunyai persentase massa: 23% seng; 11% belerang; 22%
oksigen; 44% air. Tentukan rumus empiris zat tersebut?
Ar unsur-unsur: Zn = 65,4; S = 32; O = 16; H = 1

5. Garam Epsom mempunyai rumus kimia MgSO 4⋅nH2O. Kandungan oksigen dalam
hidrat tersebut ternyata 71,55%. Hitung jumlah molekul air dalam setiap mol
magnesium sulfathidrat.
Diketahui Mr MgSO4 = 120; Mr H2O = 18; Ar O = 16
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Senyawa Kristal atau Hidrat
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Interval Nilai Predikat Keterangan


92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
Berdasarkan jawaban pada Lembar Kerja Peserta Didik

Rubrik Penilaian
Nomor Indikator Skor
Soal
1. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
2. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
3. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
4. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
5. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20

Keterangan : Nilai = Total Jumlah Skor Keseluruhan


Mekanika Kuantum Kaitannya Terhadap SPU
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Sub Materi : Mekanika Kuantum
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP

B. KOMPETENSI AWAL
 Pengetahuan stoikiometri
 Pengetahuan konsep mol
 Pengetahuan konfigurasi elektron

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.

D. SARANA DAN PRASARANA


 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone,
Laptop, bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif

E. TARGET PESERTA DIDIK


Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk menajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Menentukan bilangan kuantum elektron dalam suatu atom.
 Menjelaskan ilmuwan-ilmuwan yang memberikan dasar penemuan teori atom
mekanika kuantum.
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat memahami bahwa suatu atom mempunyai kedudukan tertentu. Setiap
atom memiliki kulit-kulit atom yang berisi electron-elektron.
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah ada yang mengingat hubungan massa, nommor atom, proton dan electron?
 Apa yang dimaksud konfigurasi electron?
 Bagaimana cara elektron menempati kulit-kulit atom?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diminta menanggapi pertanyaan permantik yang
diberikan guru
e. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Peserta didik diminta menyimak video pembelajaran yang diberikan
oleh guru
i. Guru menjelaskan materi mekanika kuantum dengan cara
mengaktifkan kelas
(32 menit)

Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)


(Berdiferensiasi Peserta didik diberikan kertas LKPD dan diminta menyimak
Proses) permasalahan pada lembar yang diberikan
(3 menit)
2. Pengumpulan data (Data Collection)
Peserta didik diminta mendiskusikan jawaban dari soal pada lembar
LKPD berdasarkan informasi yang didapatkan secara berkelompok
dengan dapat mengakses berbagai jenis sumber bila dibutuhkan
(30 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Setiap kelompok peserta didik diminta mempresentasikan hasil
diskusi menngenai pertanyaan pada lempar LKPD dan peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
(20 menit)
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)

K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif:
b. Asesmen Sumatif:
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR
MEKANIKA KUANTUM
Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat
berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga
energi elektron atom itu tidak berkurang. Model atom Bohr ini merupakan model atom yang
mudah dipahami, namun Bohr hanya dapat menjelaskan untuk atom berelektron sedikit dan tidak
dapat menjelaskan bagaimana adanya sub lintasan-lintasan yang terbentuk diantara lintasan-
lintasan elektron. Karena itu dalam perkembangan selanjutnya, teori atom dikaji dengan
menggambarkan pendekatan teori atom mekanika kuantum.
1. Dualisme Gelombang dan Partikel
Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas
elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di
samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas. Sifat partikel dan gelombang suatu
materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan
panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi
dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori
ini adalah petir dan kilat

2. Erwin Schrodinger
Model atom modern yang kita yakini sekarang, telah disempurnakan oleh Erwin
Schrodinger pada 1926. Schrodinger menjelaskan partikel tak hanya gelombang, melainkan
gelombang probabilitas. Kulit-kulit elektrin bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron,
namun hanya suatu probabilitas atau kebolehjadian saja.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Model atom
dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika
kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama
atau hampir sama akan membentuk sub kulit

3. Prinsip ketidakpastian Heisenberg


Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu
"Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada
jarak tertentu dari inti atom." Awan elektron di sekitar inti menunjukkan tempat
kebolehjadian ditemukannya elektron yang disebut orbital dimana orbital menggambarkan
tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau nyaris sama
akan membentuk sub-kulit. Kumpulan beberapa sub-kulit akan membentuk kulit. Dengan
demikian, kulit terdiri dari beberapa sub-kulit, dan sub-kulit terdiri dari beberapa orbital.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut sebagai model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku hingga saat ini.

BILANGAN KUANTUM
A. Bilangan Kuantum Utama (n)
Lambang dari bilangan kuantum utama adalah “n” (en kecil). Bilangan kuantum utama
menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat
positif. Nilai bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dampai ke-n.
Jenis Nilai n
Kulit
K 1
L 2
M 3
N 4

Tabel ini dapat dibuktikan bahwa untuk kulit K memiliki nilai bilangan kuantum utama
(n) = 1, kulit L memiliki nilai bilangan kuantum utama (n) = 2 dan seterusnya. Semakin
dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum utama semakin kecil
(mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama dapat Anda gunakan untuk menentukan
ukuran orbit (jari- jari) berdasarkan jarak orbit elektron dengan inti atom. Kegunaan lainnya,
Anda dapat mengetahui besarnya energi potensial elektron. Semakin dekat jarak orbit
dengan inti atom maka kekuatan ikatan elektron dengan inti atom semakin besar, sehingga
energi potensial elektron tersebut semakin besar.

B. Bilangan Kuantum Azimut (l)


Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada dan bentuk
orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti.
Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai bilangan kuantum
utama (n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0 sampai dengan (n-1). Bila n=1, maka hanya
ada satu subkulit yaitu l= 0. Sedangkan n=2, maka ada dua subkulit yaitu l =0 dan l =1.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel adalah : Banyaknya subkulit sama dengan
nilai bilangan kuantum utama.

C. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada
subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan
kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut.
Nilai bilangan kuantum magnetik antara - l sampai + l. Hubungan antara bilangan
kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetic:
Jika bilangan kuantum azimut (l) = 0, maka atom tersebut memiliki orbital s dengan
kotak sebanyak 1 dan bilangan kuantum magnetik 0. sedangkan bilangan kuantum azimut 1,
akan memiliki orbital p dengan kotak yang saling menempel sebanyak 3 dan bilangan
kuantum magnetik masing-masing kotak secara urut dari kiri ke kanan –1, 0 dan +1.
Demikian masing- masing halnya untuk bilangan kuantum azimut selanjutnya.

D. Bilangan Kuantum Spin (s)


Lambang bilangan kuantum spin adalah s yang menyatakan arah rotasi elektron pada
porosnya. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu searah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam.

bila searah jarum jam maka memiliki nilai s = +1 / 2 dan dalam orbital dituliskan
dengan tanda panah ke atas. Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum
jam maka memiliki nilai s = -1 / 2 dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke
bawah.
Hubungan Keempat Bilangan Kuantum

Bila kulit atom sama (bilangan kuantum utama sama), subkulit (bilangan kuantum azimut)
dan orbital (bilangan kuantum magnetik) serta arah (bilangan kuantum spin) dapat berbeda.
Contohnya kulit ke 2 dapat memiliki bilangan kuantum azimut 0 atau 1 dan bilangan kuantum
magnetiknya bisa –1, 0 atau +1 sesuai dengan posisi dalam kotak serta memiliki bilangan
kuantum spin yang dapat berbeda sesuai arah panahnya.

AZAS DALAM KONFIGURASI ELEKTRON


Pedoman yang digunakan dalam penulisan konfigurasi elektron adalah Azas Aufbau, Azas
Larangan Pauli dan Kaidah Hund.
A. Azas Aufbau Azas
Aufbau (berasal dari bahasa Jerman yang berarti membangun) menyatakan bahwa
:“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan pada
subkulit yang lebih tinggi energinya”.
Diagram Curah Hujan
Contoh penulisan konfigurasi electron:

B. Kaidah hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan
pengisian elektron pada orbital yaitu : “orbital-orbital dengan energi yang sama,
masing- masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah (spin) yang sama atau setelah
semua orbital masing-masing terisi satu elektron kemudian elektron akan memasuki
orbital- orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan”.
C. Azas Larangan Pauli
W. Pauli (1924) mengemukakan Azas Larangan Pauli “Tidak boleh ada elektron
dalam satu atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama”
Contoh:
Sebuah atom memiliki 8 elektron pada kulit L. Posisi elektron-elektron tersebut
digambarkan dalam orbital sebagai berikut:

Tuliskan ke empat bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron ke-3 dan elektron ke-6
pada subkulit p tersebut!
Penyelesaian:
 Elektron ke-3
pada subkulit p dan kulit L Pada kulit L memiliki bilangan kuantum utama n=2.
Sedangkan untuk subkulit p memiliki bilangan kuantum azimut l =1 dan orbital
pada kolom ke-3 memiliki bilangan kuantum magnetik m=+1, serta arah rotasi
ke atas maka bilangan kuantum spin s=+½. Jika digabungkan n=2, l =1, m=+1,
s=+½
 Elektron ke-6
hanya berbeda pada arah rotasi dengan elektron ke-3, maka ke empat bilangan
kuantum yang dimiliki elektron ke-6 adalah n=2, l =1, m=+1, s=-½

Sumber:
Myranthika, F. O. (2020). Modul pembelajaran Kimia SMA kelas X: perkembangan model Atom.
Sirat, Niyata. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM DAN SISTEM PERIODIK.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas/Kelompok :
Nama Anggota :

1. Sodium memiliki 11, apa saja bilangan kuantum dari unsur sodium?

2. Identifikasilah bilangan kuantum pada unsur Sulfur (S) berturut-turut!

3. Jika suatu elektron mempunyai bilangan kuantum utama n = 3, maka kemungkinan


bilangan kuantum lainnya adala?.

4. Elektron terakhir atom Z memiliki 4 bilangan kuantum sebagai berikut.n = 4, 1 = 1, m =


0, s = +1/2. Temukan jumlah nomor atom dan identifikasilah unsur atom Z!

5. Sebuah atom memiliki bilangan kuantum Azimuth 1 = 1, gambarkanlah bentuk orbital


dari atom tersebut!
Kunci Jawaban:

1. Na (11)
Penyelesaian:
Konfigurasi: 1𝑆22𝑆22𝑃63𝑆1
Elektron terakhir kulit valensi adalah 3𝑆1 :
Nomor Kuantum Utama, n = 3,
Bilangan Kuantum Azimut, l = 0,
Bilangan Kuantum Magnetik, ml = 0,
Bilangan Kuantum spin, s = +1/2

2. Penyelesaian:
Konfigurasi: 1𝑆22𝑆22𝑃63𝑆23𝑃4
Elektron terakhir kulit valensi adalah 3𝑃4 :
Nomor Kuantum Utama, n = 3,
Bilangan Kuantum Azimut, l = 1,
Bilangan Kuantum Magnetik, m = -1,
Nomor Kuantum spin, s = -1/2

3. Penyelesaian:
Jika n=3,
maka:
Sub kulitmya dapat berupa s p d
Bilangan Kuantum Azimut, l = 0; 1 = 1; 1 = 2
Bilangan Kuantum Magnetik:
m=0
m = -1, 0, +1
m = -2, -1, 0, +1, +2
Bilangan Kuantum spin, s = +1/2 atau -1/2
4. Penyelesaian:
N = 4, maka sub kulit dapat berupa 4s/4p/4d/4f
I = 1, maka sub kulit berupa sub kulit p
m = 0, maka electron valensi dapat sebesar 2 atau 5 pada orbital p
s = +1/2, maka arah spin menunjukan ke atas/searah jarum jam yang menjelaskan
elektron valensi sebanyak 2, unsur berupa:
Ge : [Ar] 4𝑆23𝑑104𝑃2

5. Penyelesaian:
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Mekanika Kuantum Kaitannya Terhadap SPU
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Interval Nilai Predikat Keterangan


92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
1. Jumlah elektron dari suatu atom yang ke empat bilangan kuantum elektron terakhirnya
n=2, l=1, m=0, s=-½ adalah…
A. 2 B. 4 C. 7 D. 5 E. 9

2. Tidak boleh ada elektron dalam satu atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum
yang sama. Pernyataan ini dikemukakan oleh…
A. Hund B. Pauli C. Aufbau D. Planck E. Heisenberg

3. Berapaa maksimum electron valensi yang memiliki bilangan kuantum, n = 3, 1 = 1, m =


-1….
A. 2 B. 4 C. 6 D. 7 E. 1

4. Berapa jumlah maksimum electron dengan bilangan kuantum Azimuth 1 = 3….


A. 14
B. 2
C. 10
D. 6
E. 8

5. Keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari atom X dengan nomor atom 24
adalah…
A. n=3, l=0, m=0, s=+½
B. n=3, l=1, m=+1, s=-½
C. n=3, l=2, m=+1, s=+½,
D. n=3, l=2, m=-1, s=+½
E. n=3, l=2, m=0, s=-½

Kunci Jawaban:
1. E
2. B
3. A
4. A
5. C

Keterangan : Nilai = Jumlah Jawabn Benar/5 x 100


STRUKTUR LEWIS DAN IKATAN KIMIA
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP (Pertemuan 1); 45 Menit x 3 JP (Pertemuan 2);
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mempelajari atau mengetahui kestabilan unsur.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Jigsaw
 Game Based Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Mengidentifikasi tahapan dalam pembuatan struktur lewis
 Menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat menghubungkan konsep ikatan yang terjadi pada tiap atom untuk
mencapai kestabilan.
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Mengapa suatu atom melakukan ikatan?
 Bagaimana cara menggambarkan suatu ikatan dengan menggunakan struktur lewis?
 Bagaimana proses pembentukan ikatan pada garam dapur dari unsur-unsur
penyusunnya?
 Bagaimana proses pembentukan ikatan pada air dari unsur-unsur penyusunnya?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Mengapa suatu atom melakukan ikatan?
 Bagaimana cara menggambarkan suatu ikatan dengan
menggunakan struktur lewis?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru menampilkan ilustrasi gambar struktur lewis dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulasi pemahaman siswa
terkait struktur lewis.
(25 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru memberikan kartu yang berisi suatu molekul. Kemudian
Proses) peserta didik bersama dengan kelompok memperkirakan dan
menggambarkan struktur lewis dari atom atau molekul tersebut.
(5 menit)
2) Pengumpulan Data (Data Collection)
Peserta didik menggambarkan struktur lewis dari atom atau
molekul tersebut dengan cara berdiskusi.
(15 menit)
3) Pengolahan Data (Data Processing)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
(15 menit)
4) Pembuktian (Verification)
Guru bersama peserta didik membandingkan dan mengulas hasil
presentasi peserta didik yang telah maju.
(20 menit)
5) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan e. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
f. Guru memberikan tugas mandiri
g. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
h. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 2
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Bagaimana proses pembentukan ikatan pada garam dapur dari
unsur-unsur penyusunnya?
 Bagaimana proses pembentukan ikatan pada air dari unsur-unsur
penyusunnya?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
Guru merieviw kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya dan menayangkan video pembelajaran
(https://youtu.be/NgD9yHSJ29I)
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru memberikan pertanyaan berdasarkan hasil penayangan video
Proses) untuk membuka wawasan siswa terkait dengan ikatan kimia.
(10 menit)
2) Pengumpulan Data (Data Collection)
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (6 orang) dan
mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Guru memberikan LKPD dan peserta didik diminta untuk menjawab
soal yang terdapat dalam LKPD.
(15 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
Guru mengulas hasil presentasi peserta didik yang telah maju.
(20 menit)
4) Pengolahan Data (Data Processing)
Setiap peserta didik membuat mind map terkait dengan ikatan ion,
ikatan kovalen, dan ikatan logam, struktur Lewis.
5) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan i. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
j. Guru memberikan tugas mandiri
k. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
l. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Ikatan Kimia
Ikatan kimia mengacu pada pembentukan ikatan kimia antara dua atau lebih atom,
molekul atau ion untuk menghasilkan senyawa kimia. Ikatan kimia inilah yang menyatukan
atom-atom dalam senyawa yang dihasilkan.
Gaya tarik-menarik yang menyatukan berbagai konstituen (atom, ion, dll.) dan
menstabilkannya dengan hilangnya energi secara keseluruhan dikenal sebagai ikatan
kimia. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa senyawa kimia bergantung pada kekuatan
ikatan kimia antara penyusunnya; semakin kuat ikatan antar penyusunnya, maka senyawa
yang dihasilkan akan semakin stabil.
Kebalikannya juga berlaku; jika ikatan kimia antar penyusunnya lemah, senyawa yang
dihasilkan akan kurang stabil dan mudah mengalami reaksi lain untuk menghasilkan
senyawa kimia yang lebih stabil (mengandung ikatan yang lebih kuat). Untuk menemukan
stabilitas, atom mencoba kehilangan energinya.
Setiap kali materi berinteraksi dengan bentuk materi lain, suatu gaya diberikan pada satu
oleh yang lain. Ketika kekuatan bersifat menarik, energi berkurang. Ketika gaya bersifat
tolak menolak , energi meningkat. Gaya tarik menarik yang mengikat dua atom bersama
dikenal sebagai ikatan kimia.
B. Struktur Lewis

Unsur-unsur dialam umumnya tidak stabil sehingga ditemukan dalam bentuk


senyawanya. Atom-atom unsur tersebut saling berikatan membentuk molekul unsur atau
molekul senyawa, untuk mencapai keadaan yang lebih stabil. Gas mulia merupakan unsur
golongan VIII A dan bersifat inert. Hal ini karena gas mulia sulit bereaksi dengan atom
unsurlainnya.
Di alam, gas mulia berada sebagai atom tunggal. Atom-atom gas mulia bersifat stabil
karena kulit terluarnya terisi penuh oleh elektron.
G.N. Lewis (Amerika) dan W. Kossel (Jerman) menjelaskan bahwa kestabilan suatu atom
unsur dalam ikatan kimianya, terkait dengan upaya atom unsur tersebut untuk memiliki
konfigurasi elektron seperti gas mulia terdekat.
 Dikemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan
akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom tadi sama
dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu mempunyai 8 elektron pada kulit
terluarnya. Pernyataan ini disebut aturan oktet.
 Unsur-unsur dengan nomor atom kecil seperti H dan Li, stabil dengan 2 elektron
valensi seperti He, disebut aturan duplet.
Aturan duplet : konfigurasi elektron stabil dengan 2 elektron pada kulit terluar.
Aturan oktet : konfigurasi elektron stabil dengan 8 elektron pada kulit terluar
Suatu atom dapat mencapai kestabilan konfigurasi elektron gas mulia dengan cara
melepaskan elektron, menangkap elektron, atau berbagi elektron.
Contoh:
-
Unsur natrium, 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 , mempunyai elektron valensi satu, sesuai
kaidah oktet unsur ini akan stabil dengan cara melepaskan 1e tersebut membentuk ion Na+
Na → Na+ + e-
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )

-
Unsur 13Al : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 , mempunyai elektron valensi tiga, sesuai kaidah
oktet unsur ini akan stabil dengan cara melepaskan 3e tersebut membentuk ion Al3+ .
Al → Al3+ + 3e-
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )

-
Unsur 8O : 1s2 2s2 2p4 , mempunyai elektron valensi 6, sesuai kaidah oktet unsur ini
akan stabil dengan cara menyerap 2e- membentuk ion O2- .
O + 2e- → O2-
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )
Unsur 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 , mempunyai elektron valensi 7, sesuai kaidah oktet
unsur ini akan stabil dengan cara menyerap 1 elektron membentuk ion Cl
Cl + e- → CI-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 18Ar )

Jadi unsur logam akan melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif (+),
sedangkan unsur nonlogam akan menangkap elektron membentuk ion negatif (-),
Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pada kulit terluar yang
berperan yaitu elektron valensi. Elektron valensi dapat digambarkan dengan struktur
Lewis yaitu lambang kimia suatu atom atau ion yang dikelilingi oleh titik-titik elektron
valensi. Coba cermati tabel berikut :

C. Jenis Ikatan Kimia


Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa unsur-unsur di alam, selain gas mulia, selalu
berusaha mencapai kestabilan dengan membentuk ikatan dengan unsur lain.
Pembentukan ikatan kimia antarunsur bertujuan untuk mencapai kestabilan unsur
tersebut. Unsur yang tidak stabil tidak akan bertahan lama di alam. Oleh karena itu, suatu
unsur akan berusaha mencapai kestabilannya dengan membentuk senyawa melalui ikatan
ion ataupun ikatan kovalen.

1. Ikatan Ion
Ikatan ion sering disebut ikatan elektrovalen. Ikatan ini terbentuk dari fon positif
dan lon negant lon positif terbentuk karena atom melepaskan elektron, sedangkan ion
negatif terbentuk karena atom menangkap elektron. Ikatan ion terbentuk dari unsur logam
dan unsur nonlogam. Sebagai contoh senyawa MgO. Unsur Mg merupakan unsur logam,
sedangkan unsur O merupakan unsur nonlogan Oleh karena itu, senyawa MgO
merupakan senyawa lon karena terbentuk melalui ikatan ion.
Pelepasan dan penangkapan elektron ini berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas
elektron Masih ingatkah Anda dengan pengertian energi ionisasi dan afinitas elektron?
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan suatu atom untuk melepas 1
elektron pada kulit terluarnya, sedangkan afinitas elektron adalah kemampuan suatu atom
untuk menangkap 1 elektron pada kulit terluarnya. Jika harga energi ionisasi suatu atom
tinggi, atom tersebut akan lebih sulit melepaskan elektron terluarnya sehingga atom
cenderung untuk menarik elektron daripada melepaskan elektronnya (atom tersebut
mempunyai afinitas elektron besar).
Akibatnya, atom akan membentuk ion negatif. Sebaliknya, jika energi ionisasi
suatu atom rendah dan afinitas elektronnya juga rendah, atom tersebut cenderung lebih
mudah melepaskan elektron pada kulit terluarnya daripada menangkap elektron ke dalam
kulit terluarnya. Akibatnya, atom ini mudah membentuk ion positif.
Contoh natrium klorida (NaCl). Natrium memiliki nomor atom 11, sedangkan
klor memiliki nomer atom 17. Dengan demikian, dapat disusun konfigurasi elektron
unsur Na dan Cl sebagai berikut
11Na: 1s2 2s2 2p6 3s1 → cenderung melepaskan 1e- membentuk ion Na+
17CI: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → cenderung menangkap le membentuk ion Cl Keduanya
bereaksi menjadi:
Na → Na+ + e-
Cl + e- → CI-
Na + Cl → NaCl

2. Ikatan Kovalen
Rumus molekul asam klorida adalah HCl Unsur H memiliki nomor atom 1, sedangkan
unsur Cl memiliki nomor atom 17. Konfigurasi elektron unsur H dan Cl dituliskan sebagai
berikut.
1H: 1s1 elektron valensi = 1
17Cl: 15² 2s2 2p6 3s2 3p5 elektron valensi = 7

Unsur H tidak dapat melepaskan elektronnya untuk diberikan kepada unsur CL Untuk
tetap dap memenuhi kaidah duplet maupun kaidah oktet, unsur H dan unsur Cl harus
menggunakan pasanga elektron secara bersama-sama tanpa ada unsur yang melepas
maupun menangkap elektron. Ikata yang terjadi pada asam klorida dapat digambarkan
dengan rumus Lewis berikut

.
Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen. Jadi, ikatan kovalen adalah ikatan yang
terbentuk karena pemakaian elektron bersama. Ikatan kovalen terjadi antarunsur nonlogam
yang mempunyai daya tari elektron relatif besar.. Setelah Anda mempelajari uraian di atas,
coba berikan contoh senyawa kovalen lainnya.

a. Ikatan Kovalen Tunggal


Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan yang hanya melibatkan sepasang
elektron untuk digunakan bersama. Berarti, masing-masing atom hanya saling
memberikan satu elektron untuk dapat digunakan bersama.
b. Ikatan Kovalen Rangkap 2
Ikatan kovalen rangkap 2 adalah ikatan yang masing-masing atomnya
memberikan sumbangan dua elektron valensi untuk membentuk dua pasang
elektron ikatan. Hal itulah yang membuatnya menjadi ikatan rangkap dua.
Contohnya adalah O2 dan CO2.

c. Ikatan Kovalen Rangkap 3


Ikatan kovalen rangkap tiga merupakan ikatan yang terjadi antara dua
atom yang melibatkan enam elektron ikatan dalam satu ikatan kovalen.
Contohnya adalah molekul N2 dan asetilena.

Berdasarkan kekuatannya, ikatan kovalen tunggal lebih lemah dibandingkan


dengan kat kovalen rangkap. Ikatan kovalen rangkap dua memiliki ikatan lebih
lemah dibandingkan d ikatan kovalen rangkap tiga. Urutan kekuatan ikatan ini dari
yang paling kuat yaitu ikatan kovale didasarkan pada perbedaan panjang ikatan dan
energi ikatan. Panjang ikatan adalah jarak antara rangkap tiga> ikatan kovalen
rangkap dua> ikatan kovalen tunggal Perbedaan kekuatan t memutuskan ikatan.
Ikatan kovalen tunggal lebih panjang dari pada ikatan rangkap dua atau kata dua inti
atom yang berikatan, sedangkan energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk
kovalen tunggal juga lebih kecil daripada energi ikatan pada ikatan kovalen rangkap
dua ata kovalen rangkap tiga sehingga jarak antara dua atomnya lebih jauh. Energi
ikatan pada
ikatan ikatan kovalen rangkap tiga. Akibatnya, kekuatan ikatan kovalen tunggal makin
lemah.

3. Ikatan Kovalen Koordinasi


Perhatikan susunan elektron dalam senyawa SO3 dibawah. Unsur S dan O
membentuk ikatan untuk memenuhi kaldah oktet. Akan tetapi, pasangan elektron pada
dua ikatan antara S dan hanya berasal dari S. Apabila elektron yang dipakai bersama
hanya berasal dari salah satu atom penyusunnya dinamakan ikatan kovalen koordinasi
atau ikatan dativ atau ikatan semipolar. Ikatan ini ditandai dengan garis panah tunggal
dengan arah anak panah menuju atom yang didonor elektron untuk berikatan. Ikatan
kovalen koordinasi pada senyawa SO3 digambarkan sebagai berikut.

4. Ikatan Kovalen Polar Non Polar


Berdasarkan kepolaran ikatan, ada dua jenis ikatan kovalen yaitu ikatan kovalen
polar dam ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar terjadi pada atom-atom yang
memiliki perbedaan keelektronegatifan, misalnya ikatan yang terbentuk dari dua atom
nonlogam yang berbed Sementara itu, ikatan kovalen nonpolar terjadi pada semua ikatan
kovalen antaratom yang tida memiliki perbedaan keelektronegatifan, misalnya senyawa
yang terbentuk dari dua atos nonlogam yang sama. Dalam ikatan kovalen nonpolar
kerapatan elektron simetris di antara kedu inti atom. Makin besar perbedaan
keelektronegatifan, makin polar senyawa tersebut (kepolara makin besar). Harga
keelektronegatifan unsur dapat ditentukan berdasarkan skala Paulin seperti yang disajikan
dalam tabel berikut.
Selain keelektronegatifannya, sifat ikatan kovalen juga dipengaruhi oleh momen
dipol, dan bentuk molekul.

5. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam unsur logam yang terbentuk akibat
adanya interaksi antarelektron valensi. Unsur logam mempunyai kecenderungan untuk
menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi yang rendah dan mempunyai elektron
valensi kecil. Oleh karena unsur logam memiliki elektron valensi kecil, kulit terluar unsur
logam relatif lebih longgar (terdapat banyak ruang kosong). Keadaan seperti ini
memungkinkan elektron valensi logam berpindah dari satu atom ke atom lain. Mobilitas
elektron dalam logam semakin bebas sehingga elektron valensi logam mengalami
delokalisasi yaitu keadaan elektron valensi yang tidak tetap posisinya pada satu atom,
tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi
tersebut berbaur menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif logam di
dalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang dibungkus
oleh awan atau lautan elektron valensi. Lautan elektron ini akan bertindak sebagai perekat
atom-atom logam sehingga membentuk ikatan yang disebut ikatan logam. Gerakan
elektron-elektron ini mengakibatkan logam mampu menjadi penghantar listrik yang baik.
Kekuatan ikatan logam bergantung pada banyaknya elektron valensi yang terdapat pada
atom logam tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, ciri-ciri ikatan logam sebagai berikut.
a. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang berjejal rapat satu
sama lain.
b. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga sangat mudah
dilepaskan untuk membentuk ion positif.
c. Kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.
d. Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi
logam mengalami delokalisasi
e. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur mem bentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.
Oleh karena keadaan dan ciri atom logam tersebut, logam mempunyai sifat-sifat berikut.
a. Berupa zat padat pada suhu kamar akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat
antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan, dan dapat direntangkan menjadi
kawat. Sifat ini disebabkan kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya
bergeser, sedangkan ikatannya tidak terputus
c. Penghantar atau konduktor listrik yang baik. Aliran listrik merupakan aliran elektron.
Dengan adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah
dalam logam maka logam dapat menghantarkan arus listrik.
d. Penghantar panas yang baik karena energi panas ikut bergerak ke seluruh permukaan
logam mengikuti gerak bebas elektron valensi. Panas yang mengenai permukaan
logam menga- kibatkan energi kinetik elektron meningkat sehingga elektron-elektron
dalam logam bergerak lebih cepat. Elektron-elektron yang bergerak ini menyerahkan
sebagian energi kinetiknya kepada elektron lain. Dengan demikian, seluruh
permukaan logam menjadi panas.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Struktur Lewis dan Ikatan
Kimia Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan dalam pembuatan struktur lewis.
 Peserta didik dapat menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen,
dan ikatan logam.

A. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.

C. Diskusi Kelompok
Amati kartu yang telah diberikan oleh guru!
F O K Al
Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….

F- O2- K+ Al3+
Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….
F2 H2 HF NH3
Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….

CH4 NF3 SiF4 C2H6


Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….

MgH2 LiH AlH3 BH3


Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….

Buatlah struktur lewis berdasarkan atom, ion, dan molekul diatas yang dimulai dengan
menentukan elektron valensinnya!

D. Latihan Soal
Perhatikan tabel berikut.
Batu Kapur (CaCO3) Asam Flourida (HF) Amonium (NH4)
2 atom Silver (Ag) Asam Klorida (HCl) 2 atom Emas (Au)
Air (H2O) Pasta gigi (NaF) Belerang Trioksida (SO3)
2 atom Nikel (Ni) Metana (CH4) 2 atom Besi (Fe)
Asam Nitrat (HNO3) Baking Soda (NaHCO3) Pemutih (NaOCl)

Yang termasuk dalam ikatan

ion: Alasan:
Yang termasuk dalam ikatan

kovalen: Alasan:

Yang termasuk dalam ikatan kovalen koordinasi:

Alasan:

Yang termasuk kedalam ikatan

logam: Alasan:
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Struktur Lewis dan Ikatan Kimia
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Formatif dan Sumatif

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Didik Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Interval Nilai Predikat Keterangan
92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
Berdasarkan soal yang terdapat dalam Lembar Kerja Peserta Didik
Penyelesaian:
Ikatan ion Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen koordinasi
Ikatan Logam Ikatan Kovalen Ikatan Logam
Ikatan Kovalen Ikatan ion Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan Logam Ikatan Kovalen Ikatan Logam
Ikatan kovalen koordinasi Ikatan ion Ikatan ion
GEOMETRI MOLEKUL DAN HIBRIDISASI
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mempelajari atau mengetahui ikatan kimia dan konfigurasi elektron.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Menentukan bentuk molekul suatu senyawa menurut teori VSEPR dan domain
elektron dengan tepat.
 Mengidentifikasi hibridisasi suatu senyawa.
 Membuat model geometri molekul dengan benar melalui molymod dan program
aplikasi.
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat menganimasikan geometri dan hibridisasi suatu molekul yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah kalian masih mengingat apa itu ikatan kimia?
 Apa saja jenis-jenis dari ikatan kimia?
 Pada senyawa NaCl dan H2O jenis ikatan apa yang terjadi diantara keduanya?
 Mengapa bentuk molekul tersebut berbeda?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru menayangkan video pembelajaran dan gambar terkait dengan
terjadinya pembentukan molekul (https://youtu.be/i3FCHVlSZc4)
(15 menit)
Kegiatan Inti Pertemuan ke-1
(Berdiferensiasi 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Proses) Guru bertanya berdasarkan video pembelajaran tersebut dan
menjelaskan terkait dengan cara menentukan geometri molekul
serta teori hibridisasi.
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (6 orang)
dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Setiap kelompok diberikan beberapa karton yang tertulis beberapa
senyawa kimia. Berdasarkan karton tersebut peserta didik bersama
kelompok menentukan geometri molekulnya dengan bantuan
molymod.
( 15 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Masing-masing anggota kelompok berdiskusi untuk menjawab
senyawa kimia dan geometri molekulnya dengan tepat dengan
bantuan molymod.
(25 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusinya.
Guru bersama-sama dengan peserta didik mencoba menggunakan
Kingdraw untuk menganimasikan salah satu molekul.
(20 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan terkait
dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan j. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
k. Guru memberikan tugas mandiri
l. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
m. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
B. Definisi Geometri Molekul
Molekul merupakan kumpulan dua atau lebih atom yang berada dalam suatu susunan
tertentu yang terikat oleh gaya kimia. Bentuk molekul dapat bervariasi, hal ini disebabkan
oleh atom-atom yang saling berkaitan dan membentuk berbagai macam senyawa atau jenis
molekul yang berbeda-beda agar dapat stabil.
Molekul akan membentuk suatu susunan ruang-ruang atom yang dikenal dengan
geometri molekul. Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan, namun molekul-
molekul sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur
elektron dalam molekul.
Bentuk molekul (geometri molekul) merupakan posisi atom dalam molekul. Bentuk
molekul suatu zat akan memengaruhi sifat zat misal kepolarannya. Penentuan bentuk
molekul zat dilakukan melalui percobaan, di antaranya dengan metode difraksi sinar X dan
metode spektroskopi inframerah.
Bentuk molekul senyawa kovalen ditentukan oleh susunan ruang pasangan elektron di
sekitar atom pusat. Bentuk molekul senyawa kovalen dapat ditentukan berdasarkan teori
domain elektron (VSEPR) dan teori hibridisasi.

1. Teori Domain Elektron (VSEPR)


Berdasarkan bentuk molekul yang diperoleh dari hasil percobaan, para ilmuwan
mengemukakan teori untuk menjelaskan bentuk molekul tersebut. Teori yang dapat
digunakan untuk meramalkan bentuk molekul adalah teori domain elektron atau teori
tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR, Valence Shell Electron Pair Repulsion).
Dasar teori VSEPR adalah jumlah pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas
dalam kulit valensi atom pusat suatu molekul Teori ini menyatakan bahwa bentuk
molekul dapat ditentukan berdasarkan tolakan antarpasangan elektron dalam kulit valensi
atom pusat. Tolakan-tolakan ini mengakibatkan atom-atom yang terikat pada atom pusat
mengarah sedemikian rupa membentuk molekul tiga dimensi yang teratur dengan sudut-
sudut ikatan tertentu.
Terdapat lima macam bentuk dasar molekul kovalen sebagal berikut.
a. Linear

Bentuk molekul yang disusun oleh tiga atom yang berikatan dalam satu garis
lurus. Sebuah atom sebagai pusatnya berikatan dengan 2 atom lainnya dengan sudut
ikat sebesar 180". Contoh BeH2. Bentuk molekul linear digambarkan diatas.

b. Segitiga Planar (Segitiga Datar)

Bentuk molekul segitiga datar atau segitiga sama sisi yang disusun oleh empat
buah atom. Sebuah atom sebagai pusatnya berikatan dengan tiga atom lainnya
dengan sudut ikat 120°. Contoh BF3. Bentuk molekul segitiga datar digambarkan di
atas.

c. Tetrahedral

Bentuk molekul yang tersusun dari lima atom berikatan. Sebuah atom sebagai
pusat yang berikatan dengan empat atom lainnya dengan sudut ikat 109,5°. Contoh
CCI4, Bentuk molekul tetrahedral digambarkan di atas.
d. Trigonal Bipiramida

Bentuk molekul terdiri atas dua bentuk piramida yang bergabung dalam salah satu
bidang Atom pusatnya dikelilingi oleh lima atom lain dengan sudut ikat 120°.
Contoh PCI5, Bentuk molekul trigonal bipiramida digambarkan seperti di atas.

e. Oktahedral

Bentuk molekul terdiri atas delapan bidang yang merupakan segitiga sama sisi
dengan sudut ikat 90. Contoh SF6 Bentuk molekul oktahedral digambarkan seperti di
atas.
Pada molekul BeCl2 berilium berperan sebagai atom pusat dengan dua elektron valensi.
Kedua elektron tersebut digunakan untuk berikatan kovalen dengan atom- atom klor
membentuk dua ikatan kovalen tunggal Rumus Lewis dan bentuk molekul BeCl2 seperti
berikut.
Bentuk molekul BeCl2 Pasangan elektron ikatan dalam kulit valensi atom pusat akan
mengalami tolakan disebabkan muatannya sejenis. Guna meminimalkan tolakan tersebut
maka pasangan elektron ikatan akan menjauh satu sama lain. Tolakan minimum dicapai
jika pasangan elektron ikatan berada pada posisi dengan sudut 180°. Oleh karena sudut
ikatan yang terbentuk antara atom klor dan atom klor yang lain melalui titik pusat (atom
Be) membentuk sudut 180°, bentuk molekul yang paling mungkin adalah linear. Sekarang,
tinjau molekul dengan tiga pasang elektron ikatan dalam kulit valensi atom pusat. Contoh
boron triklorida, BeCl2. Rumus Lewis dan bentuk molekul BCI, sebagai berikut.

Tiga pasang elektron ikatan dalam kulit valensi atom pusat berusaha meminimalkan
tolakan dengan cara memposisikan sejauh mungkin satu sama lain. Tolakan akan minimum
jika ketiga pasang elektron ikatan berada pada posisi 120° satu sama lain. Akibatnya,
bentuk molekul yang terbentuk adalah trigonal planar dengan atom pusat berada di tengah-
tengah segitiga.

Pada molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik pasangan elektron


ikatan (PEI) maupun pasangan elektron bersama (PEB). Oleh karena pasangan-pasangan
elektron mempunyai muatan sejenis, terjadi tolak-menolak antarpasangan elektron.
Kekuatan tolakan PEB-PEB> tolakan PEB - PEI > tolakan PEI - PEI. Akibatnya, PEB
dalam molekul menempati ruang lebih besar dibandingkan dengan PEL. Gaya tolak-
menolak makin menurun dengan makin besarnya sudut ikat antarpasangan elektron.
Ruang yang ditempati oleh pasangan-pasangan elektron valensi di sekitar atom pusat
disebut domain.

Oleh karena itu, teori VSEPR juga disebut dengan teori domain elektron. Domain
elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain
elektron ditentukan sebagai berikut.
a. Setiap elektron ikatan, baik ikatan tunggal rangkap dua, atau rangkap tiga, merupakan 1
domain.
1. Setiap pasangan elektron bebas merupakan 1
domain. Jumlah domain elektron dalam beberapa
senyawa

2. Notasi VSEPR
Notasi VSEPR merupakan metode untuk menentukan bentuk molekul sesuai
dengan teori VSEPR (Valence Shell Electron Repulsion). Notasi VSEPR membantu
menentukan molekul menjadi lima molekul dasar yaitu linear, trigonal, planar,
tetrahedral, trigonal bipiramidal, dan oktahedral. Berikut adalah rumus notasi VSEPR:

Keterangan:
A = atom pusat
X = Elektron terikat
a = jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) yang terikat pada atom pusat
E = kelompok elektron valensi non-ikatan (PEB)
x = Jumlah pasangan elektron bebas (PEB)
3. Hubungan Antara PEI dan PEB pada Atom Pusat terhadap Bentuk Molekul

Beberapa langkah untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik dijelaskan berikut ini.
a. Menghitung jumlah pasangan elektron pada atom pusat
ion Jumlah elektron valensi ± muatan lon
Pasangan elektron = 2

b. Menghitung jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) pada atom


pusat PEI = jumlah atom - 1
c. Menghitung jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat.
Pasangan elektron pusat = pasangan elektron - (3 x jumlah atom ujung (kecuali atom H))
d. Menghitung pasangan elektron
bebas PEB = pasangan elektron
pusat - PEI

4. Kepolaran Senyawa Berdasarkan Bentuk Molekulnya


Sebelumnya telah disebutkan bahwa bentuk molekul memengaruhi sifat zat, salah
satunya kepolaran, Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran
senyawa? Kepolaran suatu senyawa dapat diketahui berdasarkan bentuk molekul dan
perbedaan keelektronegatifan antara atom- atom penyusunnya. Senyawa polar berjadi jika
pasangan elektron yang digunakan untuk membentuk Ikatan kovalen tertarik lebih kuat
pada salah satu atom, misal pada senyawa HCL Oleh karena keelektronegatifan atom Cl
lebih besar daripada atom H, atom Cl menarik pasangan elektron ikatan lebih kuat daripada
atom I sehingga letak pasangan elektron ikatan lebih dekat ke arah atom CL Adanya
distribusi muatan yang tidak seimbang mengakibatkan terjadinya dipol (kutub) dalam
molekul HCI sehingga senyawa ini bersifat polar. Selain itu, ketidaksimetrisan bentuk
molekul juga mengakibatkan senyawa bersifat polar.

Senyawa nonpolar terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama-sama dalam
ikatan kovalen tertarik sama kuat ke semua atom atau harga keelektronegatifan atom-atom
dalam molekul nonpolar sama. Jadi, semua muatannya terdistribusi simetris. Senyawa
nonpolar umumnya terjadi pada senyawa beratom sejenis seperti Cl 2 dan H2 Namun, pada
senyawa- senyawa berbeda atom seperti CO2 , CCI4 , dan CH4 pasangan elektron yang
digunakan untuk berikatan kovalen juga terdistribusi secara simetris.

Pada senyawa CO,, kedua atom O menarik pasangan elektron dengan sama kuat sehingga
pasangan elektron terdistribusi secara simetris. Kondisi ini mengakibatkan bentuk molekul
simetris sehingga dipol-dipol ikatan saling meniadakan. Oleh karena tidak mempunyai
dipol senyawa ini bersifat nonpolar.
5. Teori Hibridisasi
Hibridisasi adalah proses penggabungan orbital-orbital atom membentuk orbital baru
yang disebut orbital hibrida. Orbital hibrida merupakan orbital yang digunakan oleh
elektron- elektron yang berikatan. Teori ini disebut juga teori ikatan valensi.
a. Orbital sp
Hibridisasi sp diamati ketika satu orbital s dan satu orbital p di kulit utama yang
sama dari sebuah atom bercampur untuk membentuk dua orbital ekuivalen baru.
Orbital baru yang terbentuk disebut orbital hibridisasi sp. Ini membentuk molekul
linier dengan sudut 180 °.

 Jenis hibridisasi ini melibatkan pencampuran satu orbital 's' dan satu orbital 'p'
dengan energi yang sama untuk menghasilkan orbital hibrid baru yang dikenal
sebagai orbital hibridisasi sp.
 Hibridisasi sp juga disebut hibridisasi diagonal.
 Setiap orbital hibridisasi sp memiliki jumlah karakter s dan p yang sama – 50% s
dan 50% karakter p.

Contoh Hibridisasi sp:


Semua senyawa berilium , seperti BeF 2 , BeH 2, BeCl 2

Semua senyawa dari ikatan rangkap tiga yang mengandung karbon, seperti
C2H2.

b. Orbital sp2
Hibridisasi sp 2 diamati ketika satu orbital s dan dua orbital p dari kulit atom yang
sama bercampur membentuk 3 orbital ekuivalen. Orbital baru yang terbentuk
disebut orbital hibrid sp 2 .
 hibridisasi sp 2 disebut juga hibridisasi trigonal.
 Ini melibatkan pencampuran orbital satu 's' dan dua orbital 'p' dengan energi yang
sama untuk menghasilkan orbital hibrida baru yang dikenal sebagai sp 2 .
 Campuran orbital s dan p terbentuk dalam simetri trigonal dan dipertahankan pada
120 0 .
 Ketiga orbital hibrid tetap berada dalam satu bidang dan membentuk sudut 120°
satu sama lain. Masing-masing orbital hibrid yang terbentuk memiliki 33,33%
karakter 's' dan 66,66% karakter 'p'.
 Molekul -molekul di mana atom pusat dihubungkan dengan 3 atom dan hibridisasi
sp2 memiliki bentuk planar segitiga.

Contoh Hibridisasi:


Semua senyawa Boron, yaitu BF3 dan BH3

Semua senyawa karbon, mengandung ikatan rangkap karbon-karbon, Etilena
(C2 H4 )

c. Orbital sp3
Ketika satu orbital 's' dan 3 'p' milik kulit atom yang sama bercampur bersama
untuk membentuk empat orbital ekuivalen baru, jenis hibridisasi disebut hibridisasi
tetrahedral atau sp 3 . Orbital baru yang terbentuk disebut orbital hibrid sp 3 .

 Ini diarahkan ke empat sudut tetrahedron biasa dan membuat sudut 109,5° satu
sama lain.
 Sudut antara orbital hibrid sp3 adalah 109,5°
 Setiap orbital hibrid sp 3 memiliki 25% karakter s dan 75% karakter p.
 Contoh hibridisasi sp 3 adalah etana (C 2 H 6 ) dan metana.
d. Orbital sp3d
Hibridisasi sp 3
d melibatkan pencampuran orbital 1s, orbital 3p dan orbital 1d
untuk membentuk 5 orbital hibridisasi sp 3
d dengan energi yang sama. Mereka
memiliki geometri trigonal bipyramidal.

 Campuran orbital s, p dan d membentuk simetri bipiramida trigonal.


 Tiga orbital hibrid terletak pada bidang horizontal dengan sudut 120° satu sama
lain, dikenal sebagai orbital ekuatorial.
 Dua orbital sisanya terletak pada bidang vertikal pada bidang 90 derajat dari
orbital ekuator, yang dikenal sebagai orbital aksial.
 Contoh: Hibridisasi dalam fosfor pentaklorida (PCl 5 )

e. Orbital sp3d2

 Hibridisasi sp 3 d 2 memiliki orbital 1s, 3p dan 2d, yang mengalami percampuran


untuk membentuk 6 orbital hibrida sp 3 d 2 yang identik .
 6 orbital ini diarahkan ke sudut oktahedron.
 Mereka cenderung pada sudut 90 derajat satu sama lain.
Sumber :
Qurniawati, Annik., Risha Rahmawati., Hendra Heryanto. (2020). Kimia Untuk SMA/MA
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Yogyakarta: PT. Penerbit Intan Pariwara
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Geometri Molekul dan
Hibridisasi Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

B. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat menentukan bentuk molekul suatu senyawa menurut teori
VSEPR dan domain elektron dengan tepat.
 Peserta didik dapat mengidentifikasi hibridisasi suatu senyawa dengan tepat.
 Peserta didik dapat membuat model bentuk molekul dengan benar melalui molymod
dan program aplikasi
C. Petunjuk Penggunaan LKPD
 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.

C. Mencocokan Kartu
Perhatikan karton yang diberikan oleh guru!

BeCl2 PCl5
BCl3 SF6
CH4

Tentukanlah geometri molekul yang didapatkan oleh masing-masing kelompok


dengan menentukan PEI dan PEB dari molekulnya terlebih dahulu. Kemudian
implementasikan geometri molekul tersebut dalam molymod!.
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Geometri Molekul dan Hibridisasi
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Didik Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Interval Nilai Predikat Keterangan
92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
Berdasarkan jawaban dalam Lembar Kerja Peserta Didik.
Penyelesaian:
Jawaban :
Rumus Molekul Bentuk Molekul
BeCl2 Linear
BCl3 Segitiga Planar
CH4 Tetrahedral
PCl5 Trigonal Bipiramida
SF6 Oktahedral

Rubrik Penilaian Asesmen Sumatif


No Rubrik Skor
1. 1.
Siswa dapat membuat rumus lewis dari BeCl2 5
2.
Peserta didik dapat menentukan notasi VSEPR dari BeCl2 5
3.
Siswa dapat membuat bentuk molekul dari BeCl2 10
2. 1.
Siswa dapat membuat rumus lewis dari BCl3 5
2.
Peserta didik dapat menentukan notasi VSEPR dari BCl3 5
3.
Siswa dapat membuat bentuk molekul dari BCl3 10
3. 1.
Siswa dapat membuat rumus lewis dari CH4 5
2.
Peserta didik dapat menentukan notasi VSEPR dari CH4 5
3.
Siswa dapat membuat bentuk molekul dari CH4 10
4. 1.
Siswa dapat membuat rumus lewis dari PCl5 5
2.
Peserta didik dapat menentukan notasi VSEPR dari PCl5 5
3.
Siswa dapat membuat bentuk molekul dari PCl5 10
5. 1.
Siswa dapat membuat rumus lewis dari SF6 5
2.
Peserta didik dapat menentukan notasi VSEPR dari SF6 5
3.
Siswa dapat membuat bentuk molekul dari SF6 10

Keterangan : Nilai : total jumlah skor benar


GAYA ANTAR MOLEKUL, PADAT, CAIR
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 3 JP
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mempelajari atau mengetahui ikatan kimia.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Membedakan gaya antar molekul pada padatan dan cairan.
 Mendeskripsikan Gaya Van der Waals (Gaya London, Gaya Dipol Terimbas, Gaya
dipol-dipol) beserta contohnya.
 Mendeskripsikan ikatan hidrogen beserta contohnya.
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat mengetahui alasan mengapa air dan minyak tidak dapat menyatu,
alasan mengapa saat aseton dan air direaksikan keduanya larut sempurna dan terjadi
pemisahaan
saat ditambahkan garam dapur.
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Bagaimana sifat dari air dan minyak polar atau non polar?
 Apakah kedua bahan tersebut dapat laru secara homogen ketika dicampurkan?
 Alasan apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi?
 Bahan apa yang diperlukan untuk menyatukan air dan minyak? Mengapa hal itu
dapat terjadi?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru menampilkan gambar

i. Guru menayangkan video pembelajaran untuk menstimulasi peserta


didik terkait materi gaya antar molekul
(https://youtu.be/o2wlvsSyyqY)
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan gaya antar molekul padat dan cair berdasarkan
Proses) gambar dengan cara mangaktifkan kelas.
Guru bertanya berdasarkan penayangan video pembelajaran yang
menstimulasi wawasan siswa.
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang) dan
mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Setiap anggota kelompok diberikan tugas yang berbeda. Setiap
peserta didik yang mempunyai tugas yang sama berkumpul dan
mendiskusikan tugas tersebut. Kemudian kembali ke kelompok
awal
untuk memaparkan hasil diskusinya. (Gaya Antar Molekul)
(25 menit)
2) Pengumpulan Data (Data Collection)
Peserta didik bersama dengan kelompok saling bertukar informasi
atas apa yang telah mereka telah diskusikan sebelumnya.
Setiap peserta didik membuat resume terkait dengan tugas dirinya
maupun tugas anggota kelompok lainnya dengan semenarik
mungkin.

(35 menit)
3) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik menjawab soal yang terdapat dalam LKPD.
(25 menit)
4) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
Guru mengulas hasil presentasi peserta didik yang telah maju.
(20 menit)
5) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru memberikan tugas.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Gaya Antar Molekul
Gaya antarmolekul, sering disingkat IMF, adalah gaya tarik menarik dan tolak yang
timbul antara molekul suatu zat. Gaya-gaya ini memediasi interaksi antara molekul individu
suatu zat. Gaya antarmolekul bertanggung jawab atas sebagian besar sifat fisik dan kimia
materi.
Gaya juga ada di antara molekul itu sendiri dan ini secara kolektif disebut sebagai gaya
antarmolekul. Gaya antarmolekul terutama bertanggung jawab atas karakteristik fisik
zat. Gaya antarmolekul bertanggung jawab atas keadaan materi yang terkondensasi. Partikel
penyusun zat padat dan cair disatukan oleh gaya antarmolekul dan gaya ini memengaruhi
sejumlah sifat fisik materi di kedua keadaan ini.

B. Gaya Antar Molekul pada Padat dan Cair

Salah satu yang menjadi pembeda antara zat padat dan cair adalah dari susunan partikelnya.
Hal ini dikarenakan partikel zat berukuran sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Oleh karena itu, susunan dan sifat partikel sangat menentukan dalam wujud zat.

 Zat padat : jarak antar molekul-molekul benda padat dan sangat dekat satu sama lain,
memiliki gaya tarik menarik antar molekul yang paling kuat.
 Zat cair : gaya tarik antar molekul zat cair lebih kecil dibandingkan dengan zat padat,
tetapi lebih besar dibandingkan dengan zat berwujud gas. Zat berwujud cair tidak
memiliki bentuk yang tetap.
D. Jenis Gaya Antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya tarik menarik yang muncul antara komponen positif (atau
proton) dari satu molekul dan komponen negatif (atau elektron) dari molekul lain. Berbagai
sifat fisik dan kimia suatu zat bergantung pada gaya ini. Titik didih suatu zat sebanding
dengan kekuatan gaya antarmolekulnya – semakin kuat gaya antarmolekul, semakin tinggi
titik didihnya.
Dengan membandingkan titik didih berbagai zat, kita dapat membandingkan kekuatan
gaya antarmolekulnya. Ini karena panas yang diserap oleh zat pada titik didihnya digunakan
untuk memecah gaya antarmolekul ini dan mengubah cairan menjadi uap.

Gaya antarmolekul kovalen berdasarkan kekuatan dari yang terlemah hingga yang
terkuat sebagai berikut.

1. Gaya Van der Waals


Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik-menarik antarmolekul kovalen. Gaya
Van der Waals dikemukakan pada awal abad XX oleh Johannes Diderik Van der
Waals. Gaya ini dibagi menjadi tiga yaitu gaya London, gaya dipol terimbas, dan
gaya dipol-dipol.

a. Gaya London
Gaya London ditemukan oleh fisikawan Jerman Fritz London pada tahun
1928. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik-menarik antarmolekul
nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan
elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat. Disebut gaya
dipol sesaat karena dipol tersebut hanya terjadi dalam waktu yang sangat
singkat. Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat
mengimbas ke mole sekitarnya disebut polartuabilites Pada umumnya makin
banyak jumlah elektron dalam mo polariabilitasnya makin besar. Oleh karena
makin banyak elektron dalam atom makin ting massa molekul relatif (M), dapat
dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, mole makin mudah
mengalami polarisasi sehingga grys London makin kuat. Makin kaut gaya Lond
makin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena in jika massa molekul
relatif zat mak besar, titik didih dan titik lelehnya makin tinggi
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulya
mengalami gaya t menarik dengan gaya London mempunyal titik didih dan titik
leleh rendah dibandingkan denga zat lain yang massa molekul relatif (Mr-nya)
hampir sama Jika molekul moleculnya kecil maka za tersebut berwujud gas pada
suhu kamar, misal hidrogen (H2), nitrogen (N2) dan helium (He).

b. Gaya Dipol Terimbas (Gaya Dipol Terinduksi)

Gaya antarmolekul ini terjadi saat molekul polar mengimbas


(menginduksi) molekul nonpolar. Akibatnya, molekul nonpolar tersebut
memiliki dipol terimbas Dipol dari molekul polar akan tarik-menarik dengan
dipol terimbas dari molekul nonpolar. Sebagai contoh, molekul air (H2O) yang
bersifat polar dapat menginduksi molekul oksigen (0,) yang bersifat nonpolar
Dipol terimbas inilah yang mengakibatkan gas oksigen larut dalam air.

c. Gaya Dipol-Dipol
Gaya antarmolekul ini terjadi jika dipol positif dari salah satu molekul
polar tarik menarik dengan dipol negatif dari molekul polar lainnya. Interaksi ini
terjadi antarsenyawa kovalen polar seperti HCI dan HBr. Molekul-molekul polar
cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekatkan kutub positif dari
suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain. Mach besar momen
dipol yang
dimiliki suatu senyawa, makin besar gaya dipol-dipol yang dihasilkan Gaya ini
lebih kuat daripada gaya London dan gaya dipol terimbas.

2. Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan ikatan antarmolekul yang terjadi pada molekul-


molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen. Ikatan hidrogen
disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara atom hidrogen dari molekul yang satu
dengan atom molekul lain yang sangat elektronegatif (F. O, atau NJ. Contoh senyawa
yang mempunyai ikatan hidrogen yaitu HF. H,0, dan NH, Dalam molekul air atom O
bersifat sangat elektronegatif sehingga pasangan elektron antara atom O dan H lebih
tertarik ke arah atom O. Dalam keadaan cair, atom hidrogen dalam molekul air yang
parsial positif (5+) ditarik okh pasangan elektron atom O molekul lain yang bersifat
elektronegatif sehingga terbentuk ikatan hidrogen. Akibatnya, atom H dari salah satu
molekul terikat kuat oleh atom yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul
tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom yang mempunyai
keelektronegatifan besar tersebut.
Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya Van der Waals. Zat yang
mempunyai ikatan hidrogen memerlukan energi yang besar untuk memutuskannya.
Oleh Karena itu titik didihnya sangat tinggi.

Sumber:
Qurniawati, Annik., Risha Rahmawati., Hendra Heryanto. (2020). Kimia Untuk SMA/MA
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Yogyakarta: PT. Penerbit Intan Pariwara
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Gaya Antar Molekul, Padat, Cair
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

C. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat membedakan gaya antar molekul pada padatan dan cairan.
 Peserta didik dapat mendeskripsikan Gaya Van der Waals (Gaya London, Gaya
Dipol Terimbas, Gaya dipol-dipol) beserta contohnya.
 Peserta didik dapat mendeskripsikan ikatan hidrogen beserta contohnya.

D. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.

D. Diskusi Kelompok
Instruksi:
Buatlah kelompok yang berisikan 4 orang. Setiap anggota kelompok diberikan
tugas yang berbeda (Gaya London, Gaya Dipol Terimbas, Gaya Dipol-Dipol, Ikatan
Hidrogen). Setiap peserta didik yang mempunyai tugas yang sama berkumpul dan
mendiskusikan tugas tersebut.
Kemudian kembali ke kelompok awal untuk memaparkan hasil diskusinya.
Setelah bertukan informasi, buatlah resume berdasarkan hasil pemaparan setiap anggota
dengan semenarik mungkin serta presentasikan didepan kelas!.
E. Latihan Soal
1. Sebutkan gaya antarmolekul yang terdapat didalam molekul berikut pada setiap
molekul (bisa lebih dari satu gaya antarmolekul). Kemudian lingkari gaya antar
molekul yang paling kuat yang akan menentukan sifat fisik (misalnya titik didih) untuk
setiap molekul.
a.
CH3Cl
b.
H2
c.
HCl
d.
Ne
e.
NH3
f.
HF
g.
CH3OH
h.
C2H4
i.
CO
Penyelesaian:
a.
CH3Cl = London, dipol-dipol
b.
H2 = London
c.
HCl = London, dipol-dipol
d.
Ne = London
e.
NH3 = London, dipol-dipol, hidrogen
f.
HF = = London, dipol-dipol, hidrogen
g.
CH3OH = London, dipol-dipol, hidrogen
h.
C2H4 = London
i.
CO = London, dipol-dipol
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Gaya Antar Molekul, Padat, Cair
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Interval Nilai Predikat Keterangan
92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
1. Jelaskan gaya antar molekul yang bersaiang untuk menentukan ada tidaknya suatu zat
ionik larut dalam air. Gaya manakah yang harus lebih kuat agar suatu zat ionik larut?
2. Bagaimana titik didih dipengaruhi oleh gaya antar molekul?
3. Bagaimana gaya antarmolekul mempengaruhi tegangan permukaan dan viskositas dan
ketika gaya antarmolekul meningkat apa yang terjadi pada masing-masing sifat?
4. Berdasarkan zat-zat berikut, urutkan kenaikan titik didihnya zat-zat dari yang rendah
ke tinggi! BeCl2, H2, CO, HF, Ne, CO2
Penyelesaian:
1. Agar padatan ionik larut, ada persaingan antara gaya ion-ion dalam senyawa dan gaya
ion-dipol antara ion dan molekul air. Jika gaya ion-dipol lebih kuat, padatan akan larut
dalam air.
2. Gaya antarmolekul yang lebih kuat antar molekul membuat molekul-molekul itu lebih
sulit untuk dipisahkan. Oleh karena itu, gaya antarmolekul yang lebih kuat
menghasilkan titik didih yang lebih tinggi.
3. Tegangan permukaan adalah resistensi cairan untuk menyebar. Viskositas adalah
ukuran ketahanan suatu zat untuk mengalir. Sebagai kekuatan peningkatan IMF,
tegangan permukaan dan peningkatan viskositas. Molekul lebih kuat tertarik satu sama
lain dan kecil kemungkinannya untuk menyebar atau mengalir.
4. H2 < Ne < CO2 < CO < HF < BaCl2

Rubrik Penilaian
Nomor Indikator Skor
Soal
1. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
2. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
3. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
4. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25

Keterangan : Nilai = Total Jumlah Skor Keseluruhan


TERMOKIMIA
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Sub Materi : Termokimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2JP/ 3JP (7 Pertemuan)

B. KOMPETENSI AWAL
 Penulisan persamaan reaksi
 Perubahan zat kimia dan fisika

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.

D. SARANA DAN PRASARANA


 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone,
Laptop, bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk menajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Inquiry Learning
 Discovery Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Mendeskripsikan hukum kekekalan energi dan menghubungkannya dengan termokimia.
 Menganalisis hubungan antara sistem dan lingkungan serta mampu menentukan jenis-
jenis sistem disertai dengan contohnya.
 Mendeskripsikan peristiwa eksotermik dan endotermik serta mampu memberikan
contohnya.
 Menentukan jenis-jenis perubahan entalpi reaksi.
 Merancang dan menalisis data percobaan termokimia
 Mengidentifikasi perubahan entalpi standar
 Menganalisis hubungan Hukum Hess dalam perubahan entalpi
 Memperkirakan perubahan entalpi berdasarkan data energi ikat.
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Dengan belajar termokimia peserta didik dapat memahami hubungan kalor pada sistem dengan
lingkungan dan mengetahui bagaimana penerapan termokimia secara aktual. Peserta didik juga
dapat menghubungkan konsep termokimia dengan diagram tingkat energi serta
mengembangkan nilai berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi melalui penanaman
sikap disiplin, jujur. bekerja sama dan bertanggungjawab dalam diskusi menelaah jurnal.

I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah kalian pernah memasak dirumah? Apa yang kalian rasakan saat berada di dekat
kompor yang menyala?
 Jika kalian mendiamkan es batu pada suhu ruangan dalam waktu lama apa yang terjadi?
 jika kalian membakar sebuah kayu, apa hasil yang akan teramati? Bagaimana
fenomena tersebut dijelaskan dalam reaksi kimia?

J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
HK. Kekekalan Energi, Sistem dan Lingkungan, Reaksi Ekso dan Endo
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali materi reaksi
eksotermik dan endotermik.
e. Peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali sistem terisolasi.
(20 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik diajak untuk memerhatikan animasi cara kerja
Proses) kalorimetri
(25 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik berdiskusi dengan kelompok apa yang membedakan
berdasarkan kedua gambar tersebut.
Setiap kelompok memberikan contoh reaksi endotermik dan
eksotermik dalam kehidupam sehari-hari.
(15 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 2
Kalorimetri
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diminta menanggapi pertanyaan permantik yang
diberikan guru
e. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
g. Guru menayangkan video animasi cara kerja kalorimeter
(https://youtu.be/83PpPlk4X84)
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik memperhatikan animasi cara kerja kalorimeter
Proses) (10 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mendiskusikan peralatan yang terdapat dalam
kalorimeter beserta contohnya. Kemudian menganalisis cara kerja
kalorimeter berdasarkan video tersebut.
Setiap Kelompok membuat resume berdasarkan hasil diskusi
kelompok.
(30 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.
Peserta didik lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi
kelompok lain.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru meminta setiap kelompok untuk mendesain rancangan
praktikum kalorimetri. Rancangan tersebut harus dikonsultasikan
kepada guru sebelum pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 3
Praktikum Kalorimetri
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
h. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
fungsi alat dan cara kerja kalorimetri yang mempengaruhi laju
reaksi.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan K3 selama proses pembelajaran di Laboratorium
Proses) Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Peserta didik mulai melakukan praktikum terkait kalorimeter secara
berkelompok.
(40 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mulai mengolah dan menganalisis data yang
dihasilkan selama percobaan.
(45 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
memaparkan data hasil percobaannya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil pemaparan kelompok lain.
(30 menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 4
Persamaan Termokimia dan Entalpi Reaksi
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diajak untuk mengingat kembali kegunaan kalorimeter
dalam menentukan kalor reaksi.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik memerhatikan contoh persamaan termokimia
Proses) Peserta didik diarahkan untuk memahami bahwa kalorimeter
digunakan untuk mengukur kalor pada tekanan tetap.
Peserta didik diajak untuk memahami bahwa kalor yang diukur pada
tekanan tetap disebut dengan perubahan entalpi (ΔH).
Peserta didik diarahkan bahwa perubahan entalpi merupakan
pengurangan entalpi akhir oleh entalpi awal.
(20 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan tugas yang terdapat pada
LKPD.
(15 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Setiap kelompok diminta untuk membuat power point yang
membahas perubahan entalpi standar yang telah dibagi menjadi 2
topik oleh guru.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 5
Perubahan Entalpi Standar
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
f. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
h. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
entalpi reaksi
i. Guru mengecek kesiapan kelompok dalam menyiapkan power point.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Proses) dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Guru menjelaskan langkah dan peraturan selama proses
pembelajaran.
Masing-masing anggota kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok
dimana sub kelompok pertama bertugas untuk mempresentasikan
hasil studi literaturnya kepada kelompok lain dengan semanarik
mungkin dan sub kelompok lainnya bertugas mendengarkan
presentasi kelompok lain. Setelah waktu habis sub kelompok
tersebut akan bertukar peran. (To Stand To Stand)
(40 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Setiap kelompok membuat resume berdasarkan kegiatan To Stand
To Stand
Peserta didik diarahkan untuk mengerjakan soal pada LKPD.
(40 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan apa yang telah dipelajarinya berdasarkan hasil
presentasi kelompok lain. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Perwakilan peserta didik menerangkan hasil pengerjaan soal pada
LKPD
(25 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 6
Hukum Hess
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru memberikan pertanyaan pematik kepada peserta didik
 Bagaimana cara menentukan harga perubahan entalpi reaksi
dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan
standar.
(25 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menyampaikan materi hukum hess dengan cara mengaktifkan
Proses) kelas.
Berdasarkan penjelasan guru Peserta didik menyimpulkan mengenai
deskripsi hukum Hess, setelah diberikan hubungan beberapa
persamaan termokimia.
(30 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan tugas agar dapat
memahami hukum Hess yang terdapat pada LKPD.
(20 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk menjelaskan hasil
jawaban soalnya. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Peserta didik melakukan ice breaking yang di pimpin oleh guru
(35 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(10 menit)
Pertemuan 7
Energi Ikat
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru memberikan pertanyaan pematik kepada peserta didik
 Bagaimana cara menentukan harga perubahan entalpi reaksi
dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan
standar?
e. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi ikatan
kovalen.
f. Peserta didik diajak untuk mendeskripsikan energi ikatan rata-rata.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menampilkan video pembelajaran
Proses) (https://youtu.be/isQlPQYIUE4)
Peserta didik diarahkan untuk memahami bahwa reaksi kimia
merupakan proses penyusunan ulang dari suatu zat (reaktan) menjadi
zat lain (produk). Pada proses penyusunan ulang tersebut terjadi
peristiwa pemutusan ikatan (pada reaktan) dan pembentukan ikatan
(pada produk).
Peserta didik diajak untuk memahami bahwa perubahan entalpi
reaksi dapat ditentukan melalui harga energi ikatan rata-rata.
(20 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan tugas agar dapat
memahami energi ikatan yang terdapat pada LKPD.
(25 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk menjelaskan hasil
jawaban soalnya. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Peserta didik melakukan ice breaking yang di pimpin oleh guru
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
 Asesmen Formatif:
 Asesmen Sumatif:
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR

1. Perubahan Entalpi
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Kalor ini dapat dideteksi dengan
menggunakan indikator suhu zat tersebut, semakin tinggi suhu, semakin tinggi kalor yang
dimiliki benda tersebut. Pada hukum termodinamika, dikenal istilah hukum kekekalan
energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan atau tidak dapat dimusnahkan,
energi hanya dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk energi yang lainnya. Total
energi yang dimiliki oleh suatu benda disebut energi dalam (E). Besarnya energi dalam
tidak dapat ditentukan bila zat tersebut belum mengalami perubahan, yang dapat
ditentukan adalah perubahan energinya, atau 𝛥E. yang mana secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝛥E = q + w
Di mana q merupakan jumlah kalor sistem dan w merupakan kerja, yaitu merupakan
kemampuan melakukan usaha. Hal ini terjadi pada reaksi yang menghasilkan gas,
sehingga akan mampu memberikan tekanan (P) yang diakibatkan karena perubahan
volume (𝛥V) . Secara matematis dituliskan:
w = P𝛥V
Karena reaksi kimia biasa terjadi pada tekanan tetap dan tidak terjadi perubahan
volume, maka nilai 𝛥V = 0, maka kerja (w) akan bernilai = 0. Sehingga besarnya 𝛥E
akan ditunjukan oleh besarnya kalor yang dimiliki oleh benda tersebut, secara matematis
dituliskan: 𝛥E = q
Pada termodinamika, total energi dalam (E) dikenal dengan istilah Entalpi (H), yaitu
jumlah total energi dari suatu sistem yang diukur pada kondisi tekanan tetap. Sama
dengan Energi dalam, entalpi tidak dapat diukur besarnya, yang dapat ditentukan
besarnya adalah perubahan entalpi, 𝛥H. Dengan demikian besarnya perubahan entalpi
merupakan besarnya nilai kalor yang dimiliki oleh suatu sistem.
𝛥H = q
Besarnya perubahan entalpi berarti selisih antara entalpi akhir dan entalpi awal. Secara
matematis dapat dituliskan:
𝛥H = H akhir – H awal

2. Sistem dan Lingkungan


Pada saat mempelajari termokimia, kita harus paham mana yang menjadi pusat
pengamatan, mana yang bukan. Segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan disebut
sistem, sedangkan segala sesuatu di luar sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut
lingkungan. Berdasarkan perpindahan kalor dan materi, sistem dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
- Sistem Terbuka merupakan suatu sistem dimana dapat dimungkinkan terjadinya
perpindahan kalor serta materi.
- Sistem Tertutup merupakan suatu sistem dimana dapat dimungkinkan terjadinya
perpindahan kalor, tetapi tidak terjadi perpindahan materi.
- Sistem Terisolasi merupakan suatu sistem dimana tidak dimungkinkan terjadinya
perpindahan kalor dan materi.

3. Jenis-jenis Reaksi Berdasarkan Perubahan Energi


Pada hukum Termodinamika, perpindahan kalor secara spontan terjadi pada benda
yang memiliki perbedaan suhu. Dalam termokimia, hanya ada 2 kemungkinan perbedaan
suhu, yaitu suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan atau suhu sistem yang lebih
rendah dari suhu lingkungan. Untuk lebih jelasnya kita pelajari satu persatu.
a. Eksoterm
Pada keadaan di mana suhu sistem lebih tinggi maka akan terjadi aliran kalor
dari sistem menuju lingkungan, seperti yang ditunjukan pada tanda panah pada
gambar di atas, dengan kata lain kalor akan keluar menuju lingkungan. Hal ini
dikenal dengan proses eksoterm. Bagaimana besarnya perubahan entalpi dalam
keadaan ini? Pada keaadaan seperti ini kalor sistem dikeluarkan menuju
lingkungan, maka entalpi akhir reaksi akan menjadi lebih kecil dibanding entalpi
awal sebelum reaksi. Dengan demikian besarnya perubahan entalpi (𝛥H) adalah:
𝛥H = H akhir – H awal 𝛥
H = kecil – besar
𝛥H < 0 , atau bertanda negatif ( – )
Dengan demikian pada reaksi eksoterm besarnya nilai perubahan entalpi
bertanda negatif. Ciri reaksi eksoterm ini terjadi pada reaksi yang mengalami
kenaikan suhu.
b. Endoterm
Pada keadaan di mana suhu sistem lebih rendah dari suhu lingkungnan maka
akan terjadi aliran kalor dari lingkungan menuju sistem, seperti yang ditunjukan
pada tanda panah pada gambar di atas, dengan kata lain kalor akan masuk
menuju sistem. Hal ini dikenal dengan proses endoterm. Pada keaadaan seperti
ini kalor sistem bertambah, maka entalpi akhir reaksi akan menjadi lebih besar
dibanding entalpi awal sebelum reaksi. Dengan demikian besarnya perubahan
entalpi (𝛥H) adalah:
𝛥H = H akhir – H awal
𝛥H = besar – kecil;
𝛥H > 0 , atau bertanda positif ( + )
Dengan demikian pada reaksi endoterm besarnya nilai perubahan entalpi
bertanda positif. Ciri reaksi endoterm ini terjadi pada reaksi yang mengalami
penurunan suhu.

4. Persamaan termokimia
Suatu persamaan reaksi kimia yang diikuti dengan nilai perubahan entalpi yang
menyertai reaksi tersebut dikenal dengan istilah persamaan termokimia. Sebagai contoh :
2 𝐻2 (g) + 𝑂2 (g) ⟶ 2 𝐻2𝑂 (g) 𝛥H = – 489,6 kJ
Dari persamaan termokimia di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan 2
mol uap air (𝐻2𝑂) akan disertai pelepasan energi sebesar 489,6 kJ. Tanda negatif pada nilai
𝛥H persamaan termokimia diatas bukan menunjukan nilai sebenarnya, tetapi menunjukan
bahwa pada reaksi tersebut terjadi pelepasan kalor atau bersifat eksoterm.

5. Diagram Tingkat Energi


Suatu reaksi dapat pula dituliskan berupa diagram tingkat energi untuk menunjukan
nilai perubahan entalpinya. Misalkan suatu reaksi tentang proses pencairan es batu
menjadi air dengan persamaan termokimia sebagai berikut:
𝐻2𝑂 (𝑠) → 𝐻2𝑂 (l) 𝛥H = +6,01 kJ

Begitu pula seandainya akan dibuat menjadi diagram tingkat energi pada proses
pembekuan air, berdasar persamaan termokimia di atas maka diagram tingkat energi akan
menjadi:

6. Jenis Entalpi Reaksi


Berdasar jenis reaksinya, entalpi reaksi dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu:
1) Entalpi Pembentukan
Entalpi pembentukan merupakan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya. Apabila pengukuran perubahan
entalpi pembentukan dilakukan pada keadaan standar (25C dan tekanan 1 atm) maka
disebut perubahan entalpi pembentukan standar ( 𝛥𝐻𝑓 )
2) Entalpi Penguraian
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguraian 1 mol
senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya yang diukur pada keadaan standar.
Apabila pengukuran perubahan entalpi penguraian dilakukan pada keadaan standar
(25C dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penguraian standar ( 𝛥𝐻𝑑
)
3) Entalpi Pembakaran
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pembakaran
sempurna 1 mol zat yang diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran
perubahan entalpi pembakaran dilakukan pada keadaan standar (25C dan tekanan 1
atm) maka disebut perubahan entalpi pembakaran standar ( 𝛥𝐻𝐶 )
4) Entalpi Penetralan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penetralan 1 mol
asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam yang diukur pada keadaan standar. Apabila
pengukuran perubahan entalpi penetralan dilakukan pada keadaan standar (25C dan
tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penetralan standar ( 𝛥𝐻𝑛 )
5) Entalpi Penguapan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat
dalam fasa cair menjadi fasa gas yang diukur pada keadaan standar. Apabila
pengukuran perubahan entalpi penguapan dilakukan pada keadaan standar (25C dan
tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penguapan standar (𝛥𝐻𝑣𝑎𝑝)
6) Entalpi Peleburan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pencairan 1 mol zat
dalam fasa padat menjadi fasa cair yang diukur pada keadaan standar. Apabila
pengukuran perubahan entalpi peleburan dilakukan pada keadaan standar (25C dan
tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi peleburan standar (𝛥𝐻𝑓𝑢𝑠)
7) Entalpi Penyubliman
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penyubliman 1 mol
zat dalam fasa padat menjadi fasa gas yang diukur pada keadaan standar. Apabila
pengukuran perubahan entalpi penyubliman dilakukan pada keadaan standar (25C
dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penyubliman standar (𝛥𝐻𝑠𝑢𝑏).
8) Entalpi Pelarutan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pelarutan 1 mol zat
terlarut yang diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi
pelarutan dilakukan pada keadaan standar (25C dan tekanan 1 atm) maka disebut
perubahan entalpi pelarutan standar ( 𝛥𝐻𝑠𝑜𝑙)
7. Hukum Hess
Pada tahun 1848, Germain Hess dari Jerman melalui berbagai eksperimen
mengemukakan bahwa setiap reaksi memiliki H yang tetap dan tidak tergantung pada
jalan reaksi atau jumlah tahap reaksi (Gillespie dkk).
Contoh:

Menurut Hukum Hess:

Hukum Hess digunakan untuk menghitung H suatu reaksi berdasarkan H dari


beberapa reaksi yang sudah diketahui.

8. Energi Ikat
Reaksi kimia merupakan proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini
selalu disertai perubahan energi. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan
kimia dalam suatu molekul gas menjadi atom- atomnya dalam fase gas disebut energi
ikatan atau energi disosiasi (D) Untuk molekul kompleks, energi yang dibutuhkan untuk
memecah molekul itu sehingga membentuk atom-atom bebas disebut energi atomisasi.
Harga energi atomisasi ini merupakan jumlah energi ikatan atom-atom dalam molekul
tersebut. Untuk molekul kovalen yang terdiri dari dua atom, seperti H2, O2, N2, atau HI
yang mempunyai satu ikatan, maka energi atomisasi sama dengan energi ikatan. Energi
yang diperlukan untuk reaksi pemutusan ikatan telah diukur. Misalnya, energi untuk
memutuskan 1 mol ikatan H-H dalam suatu molekul gas H, menjadi atom-atom H adalah
436 kJ mol.

Energi dibutuhkan untuk memutuskan molekul CH4 menjadi sebuah atom C dan 4
atom H:

Besarnya peruabahan entalpi reaksi tersebut dapat dihitung dengan entalpi


pembentukan standar sebagai berikut:

Saat perubahan entalpi tersebut setara untuk memutuskan 4 ikatan (II) maka
besarnya energi ikatan rata-rata C-H adalah 415,8 kJ mol-1, selanjutnya kita sebut energi
ini sebagai energi ikatan rata-rata karena empat ikatan C-H dalam CH4 putus dalam
waktu yang sama.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Termokimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mendeskripsikan hukum kekekalan energi dan
menghubungkannya dengan termokimia.
 Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara sistem dan lingkungan serta
mampu menentukan jenis-jenis sistem disertai dengan contohnya.
 Peserta didik dapat mendeskripsikan peristiwa eksotermik dan endotermik serta
mampu memberikan contohnya.
 Peserta didik dapat menentukan jenis-jenis perubahan entalpi reaksi.
 Peserta didik dapat merancang dan menganalisis data percobaan termokimia
 Peserta didik dapat mengidentifikasi perubahan entalpi standar
 Peserta didik dapat menganalisis hubungan Hukum Hess dalam perubahan entalpi
 Peserta didik dapat memperkirakan perubahan entalpi berdasarkan data energi ikat.

B. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.

C. Latihan Soal Persamaan Termokimia dan Entalpi Reaksi


1. Diketahui entalpi pembentukan standar (A) dari berbagai zat sebagai berikut.
a. H,CO,() = -125 kJ/mol
b. Na,SO(s)-334 kJ/mol
c. FeCl,(x) = -214 kJ/mol
Tulislah persamaan termokimia reaksi pembentukan zat-zat tersebut!

2. Diketahui persamaan termokimia:


2 C(s)+8H2(g)  2 C3H8(s) ΔH = -225 kJ/mol
Tentukan besarnya entalpi pembentukan standar ΔHof C3H8!
3. Pada pembentukan 10 gram CaCO3 (Ar Ca 40, C = 12, O =16) diperlukan kalor sebesar
86 kJ. Tuliskan persamaan termokimia pembentukan CaCO3!

4. Diketahui ΔHof K3PO4 315 kJ/mol, berapakah kalor yang dibutuhkan untuk membentuk
159 gram K3PO4 (Ar K = 39, P = 31, O = 16)!

D. Latihan Soal Hukum Hess


1. Diketahui reaksi:

Tentukan ΔH pada reaksi N2 + O2  2 NO ΔH = -225 kJ/mol


2. Diketahui:

Tentukan ΔH pada pembentuka NO!

3. Diketahui:
ΔH CO2(g)= -394 kJ/mol
ΔH H2O(l)=-286 kJ/mol
ΔH C3H8 = -104 kJ/mol
Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 gram C3H8 (Mr = 44) sesuai
persamaan reaksi:
C3H8 + O2  CO2 + H2O (belum setara)
4. Diketahui entalpi pembentukan C2H5OH, CO2, dan H2O masing-masing berturut-turut
adalah-266 kJ/mol. -394 kJ/mol, dan-286 kJ/mol. Tentukan besarnya entalpi reaksi pada
pembakaran sempurna etanol menurut reaksi:
C2H5OH + 3 O2 →2 CO2 +3 H2O

A. Latihan Soal Energi Ikat


1. Diketahui energi ikatan:

Cl – Cl = 243 kJ/mol
C – H = 415 kJ/mol
C – Cl = 338 kJ/mol
H – Cl = 432 kJ/mol
Hitunglah 𝗈H reaksi CH4 + 4Cl2 → CCl4 + 4HCl!
2. Diketahui data energi ikatan:
C-C = 348 kJ/mol O = O = 500 kJ/mol
C-H = 415 kJ/mol C = O = 724 kJ/mol
O-H = 463 kJ/mol
Tentukanlah 𝗈H pada reaksi pembakaran 1 mol propana (C3H8)!

3. Entalpi pembentukan NH, adalah -46 kJ/mol. Jika energi ikatan H - H dan N-H masing-
masing adalah 436 dan 391 kJ/mol, hitunglah energi ikatan N=N!

4. Diketahui entalpi pembentukan H2O = -242 kJ/mol. energi ikatan H-H = 436 kJ/mol,
dan energi ikatan O = O adalah 495 kJ/mol. Tentukan besarnya energi ikatan rata-rata O-
H dalam H2O!
Lampiran 3
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Termokimia
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemampuan Kekom- Keaktifan Kemampuan Nilai

Kel Nama Peserta Didik Bekerjasama pakan Dalam Menangapi Predikat


Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Interval Nilai Predikat Keterangan


92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
Lampiran 4
Asesmen Sumatif

1. Dalam tabung reaksi terdapat larutan HCl dan larutan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3. Yang dimaksud sistem
dari percobaan tersebut adalah . . . .
A. tabung reaksi, larutan HCl, dan udara di sekitar tabung reaksi
B. tabung reaksi, larutan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3, dan udara di sekitar tabung reaksi
C. larutan HCl, larutan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3, dan hasil reaksi
D. kalor yang terbentuk dari hasil reaksi antara larutan HCl dan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3
E. perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi antara HCl dan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3

2. Sebongkah CaO yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air akan
menyebabkan air mendidih. Reaksi tersebut dapat digolongkan . . . .
A. eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
B. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke system
C. endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
D. endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke system
E. endoterm, energinya tetap

3. Perhatikan proses-proses yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari berikut.


1) Pakaian basah menjadi kering setelah dijemur
2) Pembakaran gas propana
3) Logam besi dilelehkan pada proses pengelasan
4) Perkaratan besi
Pasangan yang termasuk reaksi endoterm adalah …..
A. 1dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4

4. Diketahui diagram tingkat energi berikut


Pernyataan berikut yang tidak tepat untuk menjelaskan diagram tersebut adalah . . . .
A. reaksi eksoterm, karena ∆H negatif
B. terjadi penurunan entalpi
C. reaksi tersebut menyerap kalor
D. perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
E. reaksi melepas kalor

5. Diagram energi suatu reaksi digambarkan sebagai berikut :

Diagram entalpi di atas menunjukan reaksi kimia yang terjadi pada reaksi ....
A. endoterm, karena harga ΔH = +
B. endoterm, karena harga ΔH = 0
C. endoterm, karena harga ΔH = −
D. eksoterm, karena harga ΔH = −
E. eksoterm, karena harga ΔH = +

6. Perhatikan reaksi berikut!

Berdasarkan data tersebut di atas maka 𝛥𝐻𝑐 etana adalah......kJ/mol


A. – 2P
B. – P
C. – P/2
D. + P/2
E. + 2P

7. Perhatikan reaksi berikut!

Berdasar data tersebut di atas maka 𝛥𝐻𝑓 karbon dioksida adalah......kJ/mol


A. + 2S
B. + S
C. – S/2
D. – S
E. – 2S

8. Jika diketahui;

Besarnya perubahan entalpi penguraian standar gas amoniak adalah ….


A. – 92 kJ/mol
B. – 46 kJ/mol
C. + 46 kJ/mol
D. + 92 kJ/mol
E. + 184 kJ/mol

9. Jika diketahui:

Besarnya 𝛥𝐻𝑓 pada reaksi tersebut adalah ….


A. – 92 kJ/mol
B. – 46 kJ/mol
C. + 46 kJ/mol
D. + 92 kJ/mol
E. + 184 kJ/mol
10. Diketahui perubahan entalpi pembentukan standar 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 (s) sebesar – 1.267 kJ.
Persamaan termokimia yang tepat untuk pernyataan di atas adalah ….

Kunci Jawaban:

1. C
2. A
3. B
4. C
5. A
6. C
7. D
8. C
9. B
10. E
Keterangan : Nilai = Jumlah jawaban benar x 10
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

Aspek Keterangan Skor


Tujuan Praktikum Peserta didik dapat menuliskan tujuan praktikum dengan baik 5
dan tepat
Peserta didik dapat menuliskan tujuan praktikum dengan baik 3
namun kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan tujuan praktikum dengan 2
baik dan tepat
Landasan Teori Peserta didik dapat menjabarkan landasan teori praktikum 15
dengan baik dan tepat
Peserta didik dapat menjabarkan landasan teori praktikum 10
dengan baik namun kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menjabarkan landasan teori praktikum 5
dengan baik dan tepat
Alat dan Bahan Peserta didik dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 5
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 3
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 2
dengan tepat
Cara Kerja Peserta didik dapat menuliskan cara kerja praktikum dengan 5
tepat
Peserta didik dapat menuliskan cara kerja praktikum dengan 3
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan cara kerja praktikum 2
dengan tepat
Data Pengamatan Peserta didik dapat menuliskan pengamatan hasil praktikum 10
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan pengamatan hasil praktikum 8
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan pengamatan hasil 3
praktikum dengan tepat
Perhitungan Peserta didik dapat menuliskan perhitungan hasil praktikum 15
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan perhitungan hasil praktikum 10
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan perhitungan hasil 5
praktikum dengan tepat
Analisis Peserta didik dapat menganalisis hasil praktikum dengan tepat 30
Peserta didik dapat menganalisis hasil praktikum dengan 20
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menganalisis hasil praktikum dengan 10
tepat
Kesimpulan Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan praktikum dengan 10
tepat
Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan praktikum dengan 8
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan kesimpulan praktikum 3
dengan tepat
Daftar Pustaka Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka dengan tepat dan 5
benar
Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka dengan kurang 3
tepat dan benar
Peserta didik tidak dapat menuliskan daftar pustaka dengan 2
tepat dan benar

Keterangan : Nilai = Total Jumlah Skor Keseluruhan


LAJU REAKSI
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 14 JP (5 Pertemuan)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mempelajari atau mengetahui persamaan reaksi kimia, menentukan
konsentrasi larutan, dan konsep mol
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
 Game Based Learning
 Inquiry Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Mendeskripsikan teori tumbukan dan energi aktivasi
 Menganalisis hubungan antara teori tumbukan dengan laju reaksi
 Menuliskan rumus laju reaksi
 Mendeskripsikan hubungan antara laju reaksi dengan orde reaksi
 Mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan
menghubungkannya dengan teori tumbukan
 Melakukan percobaan sederhana mengenai faktor-faktor yang memengaruhi laju
reaksi
 Menentukan harga orde reaksi dan menghubungkannya dengan persamaan laju reaksi
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat mengimplementasikan konsep-konsep laju reaksi terutama faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan-sehari-hari.
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Teori Tumbukan
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Diantara proses meledaknya kembang api dan perkaratan besi
yang mana yang terjadi lebih cepat?
 Apakah yang mempengaruhi cepat-lambatnya peristiwa tersebut?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru menayangkan video pembelajaran dan gambar terkait dengan
terjadinya suatu tumbukan. (https://youtu.be/ZIdbyOogl-o)
(30 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru memberikan pertanyaan berdasarkan hasil penanyangan video
Proses) pembelajaran dengan mengaktifkan kelas.
Peserta didik diberi pemahaman bahwa adanya hubungan antara
pengurangan konsentrasi dengan waktu berlangsungnya reaksi
Peserta didik diberi pemahaman mengenai hubungan antara
koefisien reaksi dengan laju reaksi.
Guru menampilkan gambar berikut:

Guru bertanya apakah akan terjadi tabrakan efektif? Apa alasannya?


Guru menyampaikan bahwa terdapat hubungan antara energi
aktivasi dan proses terjadinya tumbukan.
(30 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik membuat kelompok yang terdiri dari 4 orang.
Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat dalam Wordwall.
Untuk menjawab soal tersebut peserta didik perlu mendiskusikan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu tumbukan.
(30 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
(25 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan (laju reaksi).
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Guru memberikan tugas mandiri
c. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(10 menit)
Pertemuan 2
Konsep Laju Reaksi
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru memberikan pertanyaan pemantik yang harus dijawab oleh
siswa
 Bagaimana suatu reaksi dapat terjadi?
 Apa saja yang mempengaruhi laju reaksi?
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menayangkan video pembelajaran dan gambar terkait dengan
Proses) laju reaksi kimia. (https://youtu.be/4n_hKAA87nM )
Guru memberikan pertanyaan berdasarkan hasil demonstrasi.
Perbedaan instruksi:
Level 1 : Guru bertanya kepada peserta didik berdasarkan video
tersebut apa yang terjadi saat hidrogen bertemu dengan oksigen?
Level 2 : Guru bertanya kepada peserta didik apa syarat terjadinya
proses reaksi? Saat dipanaskan apa yang akan terjadi pada setiap
atom?
Level 3 : Guru bertanya kepada peserta didik, berdasarkan jawaban
tersebut bagaimana kesimpulan terkait istilah “laju reaksi”
(20 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik menganalisis hubungan antara laju reaksi pereaksi
dengan laju reaksi hasil reaksi berdasarkan gambar berikut.
Peserta didik mendiskusikan laju reaksi homogen dan heterogen
dan contohnya dalam suatu reaksi dengan menggunakan power
point (40 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
Peserta didik menjawab soal yang terdapat dalam quiziz secara
mandiri.
(40 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan (laju reaksi).
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 3
Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
j. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
teori tumbukan dan konsep laju reaksi
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik diarahkan untuk menyimak penjelasan mengenai
Proses) persamaan laju reaksi
Peserta didik diarahkan untuk menyimak bahwa laju reaksi
dipengaruhi orde reaksi.
Peserta didik diberikan tabel hasil percobaan mengenai hubungan
antara laju reaksi dengan orde reaksi sehingga mereka mampu
menyimpulkan grafik dari setiap persamaan laju reaksi dengan orde
nol, satu, dan dua.
Guru mempraktikan langkah dalam menentukan orde reaksi,
persamaan laju reaksi, orde reaksi total, harga tetapan reaksi K.
(40 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (6 orang)
dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Masing-masing anggota kelompok akan bergiliran menjawab
pertanyaan dari setiap pos yang telah dibuat. Jika kelompok
berhasil menjawab dalam waktu 7 menit maka anggota kelompok
lain dapat maju ke pos selanjutnya. Jika peserta didik kesulitan
dalam menjawab pertanyaan maka dapat dibantu atau digantikan
dengan anggota lainnya.
Peserta didik mengerjakan soal yang terdapat dalam setiap pos
secara bergantian.
(45 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan hasil yang
didapatkan dari setiap kelompok.
Guru bersama dengan peserta didik mengoreksi hasil yang
didapatkan dari setiap soal.
(20 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan e. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
f. Guru memberikan tugas mandiri
g. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
h. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(10 menit)
Pertemuan 4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Mengapa pada saat kita melarutkan garam dengan menggunakan
air panas, garam akan mudah larut?
 Mengapa saat kita memasak daging akan lebih mudah matang
jika daging dipotong-potong terlebih dahulu?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
k. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
teori tumbukan dan konsep laju reaksi
(15 menit)
Kegiatan Inti 5) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai
Proses) faktor melalui peristiwa dalam kehidupan sehari-hari untuk
menstimulasi pengetahuan peserta didik.
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Guru menjelaskan langkah dan peraturan selama proses
pembelajaran.
Masing-masing anggota kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok
dimana sub kelompok pertama bertugas untuk mempresentasikan
hasil studi literaturnya kepada kelompok lain dengan semanarik
mungkin dan sub kelompok lainnya bertugas mendengarkan
presentasi kelompok lain. Setelah waktu habis sub kelompok
tersebut akan bertukar peran. (To Stand To Stand)
( 15 menit)
6) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mulai melakukan kegiatan pembelajaran To Stand To
Stand yang membahas materi faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
(35 menit)
7) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan apa yang telah dipelajarinya berdasarkan hasil
presentasi kelompok lain. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(15 menit)
8) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.

Kegiatan c. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk membuat rancangan


Penutup praktikum secara berkelompok.
d. Rancangan praktikum tersebut harus dikonsultasikan kepada guru
sebelum pertemuan selanjutnya.
e. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 5
Praktikum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
l. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
(15 menit)
Kegiatan Inti 4) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan K3 selama proses pembelajaran di Laboratorium
Proses) Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Peserta didik mulai melakukan praktikum terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi secara berkelompok.
(40 menit)
5) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mulai mengolah dan menganalisis data yang dihasilkan
selama percobaan.
(45 menit)
6) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
memaparkan data hasil percobaannya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil pemaparan kelompok lain.
(30 menit)
Kegiatan d. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
e. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
f. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
J. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
K. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Teori Tumbukan
Teori ini menggambarkan bahwa pertemuan partikel-partikel pereaksi akan menghasilkan
produk apabila terjadi tumbukan yang efektif. Ada 2 faktor yang menyebakan terjadinya
tumbukan efektif yaitu energi kinetik partikel dan arah partikel.
a. Energi Kinetik Partikel
Pada proses tumbukan, partikel-partikel saling mendekat dan terjadi gaya tolak-
menolak antar elektron terluar masing-masing partikel. Gaya tolak menolak ini dapat
diatasi apabila partikel memiliki energi kinetik yang cukup sehingga dapat terjadi
tumbukan yang efektif.
b. Arah Partikel Bertumbukan
Suatu tumbukan efektif dapat terjadi jika partikelpartikel pereaksi juga mempunyai
orientasi atau arah yang tepat pada saat bertumbukan. Untuk jelasnya perhatikan
gambar berikut :

B. Laju Reaksi
Laju reaksi atau laju reaksi adalah kecepatan di mana reaktan diubah menjadi produk.
Laju reaksi mengacu pada kecepatan di mana produk terbentuk dari reaktan dalam reaksi
kimia. Ini memberi beberapa wawasan tentang kerangka waktu di mana suatu reaksi dapat
diselesaikan. Misalnya, laju reaksi pembakaran selulosa dalam api sangat tinggi dan reaksi
selesai dalam waktu kurang dari satu detik. Ketika kita berbicara tentang reaksi kimia,
terdapat fakta bahwa laju terjadinya sangat bervariasi. Beberapa reaksi kimia hampir terjadi
seketika, sementara yang lain biasanya membutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan akhir.

Dari diagram diatas reaksi kimia : A → B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat B
ditentukan oleh jumlah zat A yan bereaksi dan jumlah zat B yang terbentuk tiap satuan
waktu. Pada saat konsentrasi pereaksi zat A berkurang, konsentrasi hasil reaksi zat B
bertambah. Artinya, dalam reaksi kimia yang sedang berlangsung, zat-zat pereaksi
(reaktan) akan berkurang dan zat- zat hasil reaksi (produk) akan bertambah seiring
berkurangnya pereaksi tersebut. Oleh karena itu, laju reaksi dapat didefinisikan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil reaksi setiap
satuan waktu
Dengan demikian konsep laju reaksi kimia untuk reaksi : A → B dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:

 A = Perubahan konsentrasi pereaksi


 B = Perubahan konsentrasi hasil reaksi
 Δt = Perubahan waktu
 v = Laju reaksi

Tanda positif (+) menunjukkan penambahan konsentrasi produk, sedangkan tanda negatif
(-) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan.
persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai:

C. Persamaan Laju Reaksi

Persamaan seperti di atas, disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi.
Persamaan laju reaksi seperti itu menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi
dengan laju reaksi. Bilangan pangkat pada persamaan di atas disebut sebagai orde reaksi
atau tingkat reaksi pada reaksi yang bersangkutan. Jumlah bilangan pangkat konsentrasi
pereaksi-pereaksi disebut sebagai orde reaksi total. Artinya, reaksi berorde x terhadap
pereaksi A dan reaksi berorde y terhadap pereaksi B. orde reaksi total pada reaksi
tersebut adalah (x + y), Faktor k yang terdapat pada persamaan tersebut disebut tetapan
reaksi. Harga k ini tetap untuk suatu reaksi, dan hanya dipengaruhi oleh suhu dan katalis.
D. Orde Reaksi

Dalam laju reaksi, terdapat orde yang menampilkan hubungan antara perubahan
konsentrasi dengan perubahan laju reaksi berupa grafik. Ada tiga jenis grafik orde reaksi.
di antaranya yaitu:

 Orde nol → Menunjukkan bahwa laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi reaksi.

Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi
tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun
peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.

 Orde satu → Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi.

Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya

laju reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat
besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga.

 Orde dua → Ketika konsentrasi dinaikkan n kali, maka laju reaksi akan naik n pangkat
(n2)

Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat sebesar
(2) atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali semula, maka
laju reaksi akan menjadi (3) atau 9 kali semula.
 Orde Negatif

Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya laju
reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi, Artinya, apabila konsentrasi
pereaksi dinaikkan atau diperbesar, maka laju reaksi akan menjadi lebih kecil.

E. Menentukan Persamaan Laju Reaksi


Untuk dapat menentukan rumus laju reaksi, tidak dapat hanya dengan melihat reaksi
lengkapnya saja, tetapi harus berdasarkan percobaan. Yaitu pada saat percobaan,
konsentrasi awal salah satu pereaksi dibuat tetap, sedang konsentrasi awal pereaksi yang
lain dibuat bervariasi. Percobaan harus dilakukan pada suhu yang tetap. Metode penentuan
rumus laju reaksi seperti ini disebut sebagai metode laju awal.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Reaksi kimia dapat berlangsung atau tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
tumbukan. Tumbukan antar partikel akan menghasilkan reaksi apabila memiliki energi
yang cukup serta arah tumbukan yang tepat (tumbukan efektif). Semakin banyak tumbukan
efektif maka semakin cepat laju reaksinya. Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi
yaitu, luas permukaan bidang sentuh, konsentrasi, suhu dan katalis.

1. Luas Permukaan Bidang Sentuh


Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh ukuran partikel zat. Semakin luas permukaan
bidang sentuh zat yang bereaksi akan mempermudah terjadinya tumbukan efektif yang
menyebabkan terjadinya reaksi kimia sehingga mempercepat laju reaksi. Luas
permukaan bidang sentuh bisa dilakukan dengan cara memperkecil ukuran zat. Reaksi
kimia yang menggunakan pereaksi dalam bentuk serbuk akan menghasilkan laju reaksi
yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk kepingan jika direaksikan dengan larutan
yang konsentrasinya sama.
2. Konsentrasi
Pada umumnya laju reaksi akan semakin cepat seiring bertambahnya konsentrasi
pereaksi begitu juga sebaliknya. Jika konsentrasi pereaksi bertambah, maka jumlah
partikel pereaksi akan semakin banyak. Bertambahnya jumlah partikel pereaksi akan
semakin mudah terjadi tumbukan antar partikel pereaksi sehingga kemungkinan
terjadinya reaksi semakin besar. Hal inilah yang menyebabkan jika konsentrasi
pereaksi semakin besar menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Jika diketahui persamaan reaksi:

Laju reaksinya dapat dirumuskan:

Keterangan :

 v = Laju reaksi
 k = Tetapan laju reaksi
 m, n = Orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B

3. Suhu
Kenaikan suhu mempercepat laju reaksi karena kenaikan suhu menyebabkan
gerakan partikel semakin cepat. Gerakan ini menyebabkan energi kinetik partikel-
partikel bertambah sehingga makin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan yang
efektif. Dengan demikian makin banyak partikel-partikel yang bereaksi. Pada
umumnya reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebh tinggi. Para
ahli menemukan bahwa banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat setiap
kenaikan suhu sebesar 10 0C. Hal inilah yang menyebabkan mengapa banyak industri
yang proses produksinya berlangsung pada suhu tinggi.

Keterangan :
 Tx = Kenaikan suhu
 n = Besar laju
 T1 = Suhu awal
 T2 = Suhu akhir

4. Katalis
Katalis dapat mempengaruhi laju reaksi. Pada umumnya katalis dapat
meningkatkan laju reaksi, tanpa mengalami perubahan kimia yang tetap dan akan
terbentuk kembali pada akhir reaksi. Katalis yang dapat mempercepat laju reaksi
disebut katalis positif atau dikenal dengan nama katalisator. Sedangkan katalis yang
memperlambat laju reaksi disebut katalis negatif atau dikenal dengan nama inhibitor.
Peran katalis dalam mempercepat laju reaksi dengan cara membuat mekanisme reaksi
alternatif (yang berbeda) dengan harga energi aktifasi (Ea) yang lebih rendah dengan
harga energi aktifasi (Ea) tanpa katalis. Dengan Ea yang lebih rendah menyebabkan
lebih banyak partikel yang mengalami tumbukan efektif sehingga laju reaksi menjadi
meningkat.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Laju
Reaksi Kelas/Semester :
XI/Ganjil Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

E. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mendeskripsikan teori tumbukan dan energi aktivasi.
 Peserta didik dapat mendeskripsikan hubungan antara teori tumbukan dengan laju
reaksi.
 Peserta didik dapat menuliskan rumus laju reaksi.
 Peserta didik dapat mendeskripsikan hubungan antara laju reaksi dengan orde reaksi.
 Peserta didik dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan
menghubungkannya dengan teori tumbukan.
 Peserta didik dapat m percobaan sederhana mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi.
 Peserta didik dapat menentukan harga orde reaksi dan menghubungkannya dengan
persamaan laju reaksi.

F. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.
G. Diskusi Kelompok (Pertemuan Ke-1)
Instruksi:
Perhatikan dengan seksama gambar terkait laju reaksi yang telah diberikan,
Identifikasi perubahan yang terjadi dalam gambar tersebut terhadap laju reaksi.

Kemudian analisislah hubungan antara laju reaksi pereaksi dengan laju reaksi hasil
reaksi!.

D. Diskusi Kelompok (Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi)


Buatlah kelompok yang terdiri dari 6 orang. Setiap Kelompok membuat Power
Point terkait materi yang telah dibagikan. Kemudian masing-masing anggota kelompok
dibagi menjadi 2 sub kelompok dimana sub kelompok pertama bertugas untuk
mempresentasikan hasil studi literaturnya kepada kelompok lain dengan semanarik
mungkin dan sub kelompok lainnya bertugas mendengarkan presentasi kelompok lain.
Setelah waktu habis sub kelompok tersebut akan bertukar peran.
Setelah waktu habis setiap kelompok saling membagikan informasi yang
didapatkannya kemudian buatlah resume materi dengan semenarik mungkin!
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Laju Reaksi
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Interval Nilai Predikat Keterangan
92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

Aspek Keterangan Skor


Tujuan Praktikum Peserta didik dapat menuliskan tujuan praktikum dengan baik 5
dan tepat
Peserta didik dapat menuliskan tujuan praktikum dengan baik 3
namun kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan tujuan praktikum dengan 2
baik dan tepat
Landasan Teori Peserta didik dapat menjabarkan landasan teori praktikum 15
dengan baik dan tepat
Peserta didik dapat menjabarkan landasan teori praktikum 10
dengan baik namun kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menjabarkan landasan teori praktikum 5
dengan baik dan tepat
Alat dan Bahan Peserta didik dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 5
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 3
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 2
dengan tepat
Cara Kerja Peserta didik dapat menuliskan cara kerja praktikum dengan 5
tepat
Peserta didik dapat menuliskan cara kerja praktikum dengan 3
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan cara kerja praktikum 2
dengan tepat
Data Pengamatan Peserta didik dapat menuliskan pengamatan hasil praktikum 10
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan pengamatan hasil praktikum 8
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan pengamatan hasil 3
praktikum dengan tepat
Perhitungan Peserta didik dapat menuliskan perhitungan hasil praktikum 15
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan perhitungan hasil praktikum 10
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan perhitungan hasil 5
praktikum dengan tepat
Analisis Peserta didik dapat menganalisis hasil praktikum dengan tepat 30
Peserta didik dapat menganalisis hasil praktikum dengan 20
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menganalisis hasil praktikum dengan 10
tepat
Kesimpulan Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan praktikum dengan 10
tepat
Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan praktikum dengan 8
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan kesimpulan praktikum 3
dengan tepat
Daftar Pustaka Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka dengan tepat dan 5
benar
Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka dengan kurang 3
tepat dan benar
Peserta didik tidak dapat menuliskan daftar pustaka dengan 2
tepat dan benar

Keterangan : Nilai = Total Jumlah Skor Keseluruhan


KESETIMBANGAN KIMIA
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 16 JP (6 Pertemuan)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mengetahui persamaan reaksi kimia, menentukan konsentrasi larutan,
konsep mol, dan entalpi.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
 Berkebinekaan global,
 Mandiri,
 Bergotong-Royong,
 Kreatif,
 Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
 Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
 Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
 Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
 Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
 Inquiry Learning
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan reaksi kesetimbangan dan keadaan setimbang.
 Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
 Menentukan harga tetapan kesetimbangan, menganalisa hubungan tetapan
kesetimbangan konsentrasi dan tetapan kesetimbangan tekanan parsial, serta
menggunakan tetapan kesetimbangan dalam perhitungan.
 Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan.
 Menjelaskan penerapan kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan
industri.
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik mampu mengimplementasi konsep kesetimbangan kimia dalam kehidupan
sehari-hari seperti pembuatan amonia melalui proses Haber-Bosch
I. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah kalian pernah bermain jungkat-jungkit? Bagaimana pengalaman kalian saat
bermain jungkat-jungkit?
 Pada kedudukan apa jungkat-jungkit dalam keadaan setimbang?
 Apa itu kesetimbangan?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Konsep Kesetimbangan Kimia
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1) Pemberian rangsangan (stimulation)
(Berdiferensiasi Guru mengajak siswa untuk melakukan demonstrasi terkait materi
Proses) kesetimbangan kimia.
(5 menit)
2) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Guru memberikan pertanyaan berdasarkan hasil demonstrasi.
Perbedaan instruksi:
Level 1 : Guru bertanya kepada peserta didik berdasarkan
demonstrasi tersebut apa yang terjadi saat kedua larutan dimasukan
secara bersamaan?
Level 2 : Guru bertanya kepada peserta didik apa yang terjadi
ketika ditambahkan salah satu larutan kedalam suatu sistem
kesetimbangan kimia?
Level 3 : Guru bertanya kepada peserta didik, berdasarkan jawaban
tersebut mengapa hal itu terjadi?
(10 menit)
3) Pengumpulan Data (Data Collection)
Peserta didik diajak mengasah rasa ingin tahu mereka tentang
fenomena lain yang menunjukkan proses kesetimbangan.
(5 menit)
4) Pengolahan Data (Data Processing)
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (6 orang).
Setiap kelompok diminta untuk untuk mendiskusikan terkait
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
(20 menit)
5) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat dalam
LKPD.
(25 menit)
6) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan d. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
e. Guru memberikan tugas mandiri
f. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
g. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 2
Tetapan Kesetimbangan Kimia
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang dipimpin
Pendahuluan ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Apa yang kalian ingat tentang kesetimbangan kimia?
 Apa itu kesetimbangan homogen dan heterogen?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 6
Proses) peserta didik. Kemudian mendisuksikan tetapan kesetimbangan
konsentrasi dan tetapan kesetimbangan tekanan parsial.
(10 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik bersama kelompok membuat power point berdasarkan
hasil diskusi kelompok.
(20 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
Peserta didik mengerjakan soal ice breaking yang diberikan oleh
guru melalui quiziz
(30 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 3
Perhitungan Kesetimbangan Kimia
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
 Apa itu tetapan kesetimbangan kimia?
 Apa saja jenis dari tetapan kesetimbangan kimia?
 Apa itu tetapan kesetimbangan konsentrasi dan tekanan parsial?
 Apa itu derajat disosiasi?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 3
peserta didik.
(25 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan perhitungan pada materi kesetimbangan kimia
Proses) dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menstimulasi
pengetahuan peserta didik.
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru terkait perhitungan
pada materi kesetimbangan kimia.
(20 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik bersama kelompok mengerjakan soal yang terdapat
dalam LKPD.
(40 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru dan peserta didik membandingkan hasil pengerjaan soal pada
LKPD.
Peserta didik mengerjakan soal ice breaking yang diberikan oleh
guru melalui quiziz
(40 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan d. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
e. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
f. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 4
Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru mereview materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
h. Guru menstimulasi peserta didik bahwa terdapat faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia.
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang) dan
Proses) mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Guru menjelaskan langkah dan peraturan selama proses
pembelajaran.
Masing-masing anggota kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok
dimana sub kelompok pertama bertugas untuk mempresentasikan
hasil studi literaturnya kepada kelompok lain dengan semanarik
mungkin dan sub kelompok lainnya bertugas mendengarkan
presentasi kelompok lain. Setelah waktu habis sub kelompok
tersebut akan bertukar peran. (To Stand To Stand).
Untuk mendapatkan materinya siswa diminta untuk menganalisis
jurnal internasional.
(20 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mulai melakukan kegiatan pembelajaran To Stand To
Stand yang membahas materi faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
(30 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan apa yang telah dipelajarinya berdasarkan hasil
presentasi kelompok lain. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(15 menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Guru memberikan tugas mandiri.
c. Guru meminta setiap kelompok untuk mendesain praktikum untuk
materi pergeseran kesetimbangan kimia. Setiap kelompok harus
menkonsultasikan desain praktikumnya kepada guru sebelum
pertemuan selanjutnya.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 5
Praktikum Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
m. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
(15 menit)
Kegiatan Inti 7) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan K3 selama proses pembelajaran di Laboratorium
Proses) Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Peserta didik mulai melakukan praktikum terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia secara
berkelompok.
(40 menit)
8) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mulai mengolah dan menganalisis data yang dihasilkan
selama percobaan.
(45 menit)
9) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
memaparkan data hasil percobaannya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil pemaparan kelompok lain.
(30 menit)
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 6
Kesetimbangan Kimia dalam Industri
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru mereview materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
i. Guru menstimulasi peserta didik bahwa konsep kesetimbangan
kimia sangat digunakan dalam skala industri.
(20 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Proses) dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Setiap kelompok menganalisis satu penerapan konsep
kesetimbangan kimia dalam skala industri beserta tahapannya
dengan menganalisis melalui jurnal internasional.
Kelompok membuat power point terkait hasil diskusinya.
(45 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Guru menjelaskan langkah dan peraturan selama proses
pembelajaran.
Masing-masing anggota kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok
dimana sub kelompok pertama bertugas untuk mempresentasikan
hasil studi literaturnya kepada kelompok lain dengan semanarik
mungkin dan sub kelompok lainnya bertugas mendengarkan
presentasi kelompok lain. Setelah waktu habis sub kelompok
tersebut akan bertukar peran. (To Stand To Stand).
(35 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan apa yang telah dipelajarinya berdasarkan hasil
presentasi kelompok lain. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(30 menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan e. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
f. Guru meminta setiap kelompok untuk mendesain praktikum untuk
materi pergeseran kesetimbangan kimia. Setiap kelompok harus
menkonsultasikan desain praktikumnya kepada guru sebelum
pertemuan selanjutnya.
g. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
 Materi : Soal narasi
 Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
 Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
 Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
 Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
 Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
 Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
 Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
 Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Reaksi Kimia
Reaksi kimia berdasarkan sifat berlangsungnya dibedakan menjadi 2 yakni reaksi satu
arah dan reaksi dua arah. Berikut ini penjelasan dari reaksi-reaksi yang dimaksud
1. Reaksi Searah/ Irreversible
Tentunya kalian pernah melihat atau melakukan pembakaran kertas bukan? nah,
apa yang terjadi? ya benar sekali, kertas akan menghitam lalu menjadi abu. Apakah abu
bisa kembali lagi menjadi kertas? Tidak bisa ya. Reaksi pada pembakaran kertas
merupakan reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik (reaksi
irreversible).
Reaksi searah yaitu reaksi yang berlangsung dari arah reaktan ke produk atau. ke
kanan pada reaksi ini. Produk tidak dapat bereaksi kembali menjadi zat-zat asalnya.
Ciri- ciri reaksi searah adalah:
 Persamaan reaksi ditulis dengan satu anak panah produk/kanan (→);
 Reaksi akan berhenti setelah salah satu atau semua reaktan habis;
 Produk tidak dapat terurai menjadi zat-zat reaktan; dan
 Reaksi berlangsung tuntas/berkesudahan.
Contoh reaksi searah: NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

2. Reaksi Dua Arah/Reversible


Lalu, pernahkah kalian memperhatikan air yang mendidih di dalam panci? Air
yang direbus melewati titik didihnya akan berubah menjadi uap. Kalau kita meletakkan
penutup di atas panci, uap tersebut akan terperangkap dan terkondensasi kembali
menjadi air. Nah ini adalah contoh reaksi dua arah atau yang dapat balik (reaksi
reversible).
Reaksi dua arah yaitu reaksi yang dapat berlangsung dari reaktan ke produk atau ke kanan
dan juga sebaliknya dari produk ke reaktan atau ke kiri.
Ciri-ciri reaksi dua arah adalah:
 Persamaan reaksi ditulis dengan dua anak panah dengan arah berlawanan (⇄)
 Reaktan bereaksi membentuk produk dan disaat yang bersamaan produk bereksi
kembali membentuk reaktan.
 Reaksi ke arah produk disebut reaksi maju, reaksi ke arah reaktan disebut reaksi
balik.

Contoh reaksi dua arah:


N2 (g)+3H2 (g) ⇄ 2 NH3 (g)
H2O(l) ⇄ H2O (g)

Apabila reaksi dua arah berlangsung dalam ruang tertutup dan laju reaksi ke
kanan sama besar dengan laju reaksi ke kiri, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang.
Reaksinya disebut reaksi kesetimbangan. Dalam keadaan setimbang, jumlah reaktan dan
produk tidak harus sama, asalkan laju reaksi ke kiri dan ke kanan sama besar.

B. Kesetimbangan Kimia
Secara umum kesetimbangan dalam reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua, yaitu
kesetimbangan statis dan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terjadi ketika semua
gaya yang bekerja pada objek bersifat seimbang, yaitu tidak ada gaya yang dihasilkan.
Sementara itu, kesetimbangan dinamis diperoleh ketika semua gaya yang bekerja pada objek
bersifat seimbang, tapi objeknya sendiri bergerak.
Pada persamaan reaksi kesetimbangan kimia setiap terjadi reaksi ke kanan, maka zat-zat
produk akan bertambah, sementara zat-zat reaktan berkurang. Sebaliknya, reaksi juga dapat
bergeser ke arah reaktan sehingga jumlah produk berkurang. Akibatnya terjadi lagi reaksi ke
arah kanan. Demikian ini terjadi terus-menerus, sehingga secara mikroskopis terjadi reaksi
bolak-balik (dua arah) pada reaksi kesetimbangan. Keadaan seperti ini dikatakan bahwa
kesetimbangan bersifat dinamis. Keadaan dinamis hanya terjadi dalam sistem tertutup.
Contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari yaitu proses pemanasan air
dalam wadah tertutup. Saat suhu mencapai 100°C air akan berubah menjadi uap dan tertahan
oleh tutup. Apabila pemanasan dihentikan, uap air yang terbentuk akan berubah menjadi air
kembali sehingga jumlah air di dalam wadah tidak akan habis. Reaksi yang terjadi adalah
H2O(l) ⇄ H2O(g). Reaksi ke kanan adaIah reaksi penguapan sementara reaksi ke kiri adalah
reaksi pengembunan. Lalu bagaimana hubungannya dengan laju reaksi yang terjadi pada
reaksi kesetimbangan? Hal ini akan dijelaskan melalui penjelasan berikut ini.
Hubungan antara konsentrasi reaktan dengan produk, misalnya pada reaksi kesetimbangan
𝐶(𝑠) + 𝐻2𝑂 (𝑔) ⇄ 𝐶𝑂(𝑔) + 𝐻2 (𝑔) dapat digambarkan dengan grafik berikut :

a. Kemungkinan (a) terjadi pada saat kesetimbangan produk > konsentrasi reaktan. Di awal
reaksi, konsentrasi reaktan maksimal, semakin lama semakin berkurang. Saat
kesetimbangan tercapai konsentrasi reaktan tidak berubah, sementara konsentrasi produk
yang semula nol semakin lama semakin benambah hingga konstan pada saat
kesetimbangan.

b. Kemungkinan (b) terjadi jika pada saat kesetimbangan konsentrasi produk < konsentrasi
reaktan. Namun tidak tertutup kemungkinan pada saat kesetimbangan konsentrasi reaktan
= konsentrasi produk.

c. Kemungkinan (c) tercapai jika pada saat kesetimbangan V1 = V2.


Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka kesetimbangan
kimia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Reaksi berlangsung dua arah dan dalam ruang tertutup.
 Laju reaksi ke kiri dan ke kanan sama besar.
 Tidak terjadi perubahan makroskopis tetapi perubahan terjadi secara mikroskopis

C. Jenis Reaksi Kesetimbangan


Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan setimbang, reaksi kesetimbangan kimia
dibedakan menjadi dua, yaitu kesetimbangan homogen dan heterogen
a. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen yaitu kesetimbangan kimia yang di dalamnya terdapat satu
wujud zat, misalnya gas atau larutan.
Contoh :
N2 (g) + 3H2 (g) ⇄ 2NH3 (g)
2SO3 (g) ⇄ 2SO2 (g) + O2 (g)
2HCl (g) + 12O2 (g) ⇄ H2O(g) + Cl2 (g)

b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen yaitu kesetimbangan kimia yang di dalamnya terdapat
berbagai macam wujud zat, misalnya gas, padat, cair dan larutan.
Contoh :
C (s) + H2O (g) ⇄ CO (g) + H2 (g)
2NaHCO3 (s) ⇄ Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
HCO- (aq) + H2O (l) ⇄ CO3 2- (aq) + H3O+ (aq)
Ag+ (aq) + Fe2+ (aq) ⇄ Ag (s) + Fe3+(aq)

D. Tetapan Kesetimbangan
Guldberg dan Waage mengemukakan hukum kesetimbangan dalam reaksi kesetimbangan
kimia sebagai berikut.
"Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi produk dibagi hasil
kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan setelah masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap."
Hasil bagi tersebut dinamakan tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan K. Terdapat
dua tetapan kesetimbangan, yaitu tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan parsial (Kp).
Tetapan kesetimbangan (K) merupakan konstanta (angka/nilai tetap) perbandingan zat
ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu reaksi kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilal K
yang khas, yang hanya berubah dengan pengaruh suhu.
Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu Kc dan
Kp. Perbedaannya:
 Kc diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat (fasa gas dan larutan)
 Kp diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa gas).

1. Rumus Tetapan Kesetimbangan (Kc)


Rumus tetapan kesetimbangan Kc secara garis besar merupakan perbandingan
(hasil bagi) antara konsentrasi molar ([]) zat- zat ruas kanan dengan konsentrasi molar
zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisiennya. Spesi yang masuk dalam
persamaan tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (K) hanya fasa gas (g) dan
larutan (aq). Karena fasa padat (s) dan cair (1) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua
fasa ini tidak dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan Kc (diberi nilai-1)
Perlu diingat:
tanda kurung siku ([]) merupakan simbol untuk konsentrasi molar zat.
2. Derajat Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih
sederhana. Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan
jumlah mol mula-mula.

Contoh:
Gas amonia mengalami disosiasi menurut persamaan reaksi:
2 NH3(g) ⇄ N(g) +3 H(g)
Besarnya nilai derajat disosiasi (α) adalah:
mol zat yang terurai
α=
mol zat mula − mula
mol NH3 yang terurai
α=
mol NH3 mula − mula
Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
0 < α < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagaian).

3. Rumus Tetapan Kesetimbangan Gas (Kp)


Rumus tetapan kesetimbangan Kp merupakan perbandingan (hasil bagi) antara
tekanan parsial (Px) zat-zat ruas kanan dengan tekanan parsial zat ruas kiri yang
dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.
Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan
kesetimbangan Kp. Zat dengan fasa selain gas (S, I, dan aq) tidak dicantumkan dalam
rumus tetapan kesetimbangan, tetapi diberi nilai = 1.
E. Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Apakah yang akan terjadi bila simpanan air di bumi habis? Penggundulan hutan karena
pohon-pohon ditebang untuk diambil kayunya atau membuka lahan untuk ladang. Tidak ada
simpanan air tanah. Siklus air menjadi terganggu, sehingga sistem kesetimbangan air di alam
juga akan terganggu. Kalau ada pengaruh dari luar, sistem kesetimbangan akan mengadakan
aksi untuk mengurangi pengaruh atau gangguan tersebut. Asas Le Chatelier menyatakan:
"Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi
sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya". Perubahan dari
keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau
pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan (Martin S. Silberberg,
2000). Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah:
1. Perubahan konsentrasi
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat
tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan
akan bergeser ke pihak zat tersebut. Bila zat diencerkan dengan menambah air pada
sistem, maka kesetimbangan bergeser pada jumlah molekul terbanyak.

2. Perubahan Volume atau Tekanan


Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan
volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan
reaksi berupa pergeseran kesetimbangan sebagai berikut.
1. Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah koefisien reaksi kecil.
2. Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah koefisien reaksi besar.

3. Perubahan Suhu
Menurut Van't
Hoff:
1. Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm),
2. Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).

4. Pengaruh Katalisator
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya
kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan K
tetap). Hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama
besar.

F. Kesetimbangan dalam Industri


Proses produksi zat-zat pada industri, khususnya industri bahan-bahan kimia, ada yang
menggunakan reaksi kesetimbangan. Misalnya pada pembuatan amonia dan pembuatan
asam sulfat. Pada proses industri bahan-bahan kimia dihadapkan pada masalah bagaimana
mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya sekaligus berkualitas tinggi, namun menggunakan
proses yang efektif, efisien, dan biaya yang tidak terlalu besar.

1. Pembuatan Amonia dengan Proses Haber-Bosch


Unsur nitrogen terdapat di atmosfer dan menyusun sebanyak 78% dari
volumenya, tetapi karena kelembaman nitrogen, senyawa-senyawa nitrogen tidak
banyak terdapat di alam. Metode untuk menyintesis senyawa-senyawa nitrogen yang
dikenal sebagai fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat penting.
Metoxle utama adalah mereaksikan nitrogen dan hidrogen membentuk amonia. Amonia
selanjutnya diubah menjadi senyawa nitrogen lainnya, seperti asam nitrat dan garam
nitrat. Pupuk urea (CO(NH2)2) merupakan bahan kimia yang terbentuk melalui reaksi
NH3 dengan CO2 Amonia juga digunakan dalam pembuatan bermacam-macam
monomer yang mengandung nitrogen untuk industri nilon, polimer-polimer akrilat, dan
busa poliuretan. Amonia juga digunakan dalam industri farmasi, macam-macam bahan
organik, anorganik, detergen dan larutan pembersih, pupuk, dan bahan peledak (TNT
atau trinitrotoluena),
Dasar teori dari reaksi sintesis amonia dan uji laboratorisnya merupakan
penelitian Fritz Haber (1908). Usaha pengembangan proses Haber menjadi proses
besar-besaran. Usaha tersebut merupakan tantangan bagi insinyur insinyur kimia pada
saat itu. Hal ini
karena metode tersebut mensyaratkan reaksi kimia dalam fasa gas pada suhu dan
tekanan tinggi dengan katalis yang sesuai. Pekerjaan ini dipimpin oleh Carl Bosch di
Badishe Anilin and Soda Fabrik (BASF). Pada tahun 1913. pabrik beroperasi dengan
produksi 30,000 kg NH3 per hari. Pabrik amonia modern saat ini mempunyai kapasitas
50 kali lebih besar.
Beberapa data relevan mengenai reaksi sintesis amonia adalah:
N2 (g) + 3H2(g) ⇄ 2 NH3(g)
AH = -92,38 kJ/mol, suhu 298 K, Kp = 6,2 ×
105

Untuk setiap 1 mol gas nitrogen dan 3 mol gas hidrogen dihasilkan 2 mol gas
amonia. Peningkatan tekanan menyebabkan campuran reaksi hervolume kecil dan
menyebabkan terjadinya reaksi yang menghasilkan amonia lebih besar. Reaksi ke kanan
bersifat eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik terjadi jika suhu diturunkan, sehingga
reaksi bergeser ke kanan menghasilkan amonia makin besar. Jadi kondisi optimum
untuk produksi NH3 adalah tekanan tinggi dan suhu rendah. Tetapi, keadaan optimum
ini tidak mengatasi masalah laju reaksi. Sekalipun produksi kesetimbangan NH3 lebih
baik terjadi pada suhu rendah, namun laju pembentukannya sangat lambat, sehingga
reaksi ini tidak layak. Salah satu cara untuk meningkatkan reaksi adalah dengan
menggunakan katalis. Walaupun tidak mempengaruhi kesetimbangan, namun katalis
dapat mempercepat reaksi. Keadaan reaksi yang biasa dilakukan dalam proses Haber-
Bosch adalah pada suhu 550
°C, tekanan dari 150 sampai dengan 500 atm, dan katalis biasanya besi dengan
campuran Al2O3. MgO, CaO, dan K2O. Cara lain untuk meningkatkan laju produksi
NH3 adalah memindahkan NH3 dengan segera setelah terbentuk.
Titik didih gas NH3 lebih tinggi daripada titik didih nitrogen dan hidrogen. Proses
selanjutnya, gas amonia didinginkan sehingga mencair. Gas nitrogen dan gas hidrogen
yang belum bereaksi dan gas amonia yang tidak mencair kemudian diresirkulasi,
dicampur dengan gas nitrogen dan hidrogen, kemudian dialirkan kembali ke dalam
tangki.

2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak


Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan produk
yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Bahan yang digunakan pada proses ini
adalah belerang dan melalui proses berikut.
a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan gas
belerang dioksida.

b. Belereng dioksida direaksikan dengan oksigen dan dihasilkan belerang trioksida


Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan katalis vanadium
pentaoksida (V2O5) pada suhu ±450 oC.

c. SO2 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan direaksikan dengan air untuk
menghasilkan asam sulfat.

d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan asam sulfat yang sangat
korosif. Untuk mengatasi hal ini, gas SO3 dialirkan melalui menara yang di dalamnya
terdapat aliran H2SO4 pekat, sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau
disebut "oleum". Asam pirosulfat direaksikan dengan air sampai menghasilkan asam
sulfat.

Beberapa manfaat asam sulfat adalah untuk pembuatan pupuk, di antaranya pupuk
superfosfat. detergen, cat kuku, cat warna, fiber, plastik, industri logam, dan pengisi aki.
Asam sulfat kuat 93% sampai dengan 99% digunakan untuk pembuatan berbagai bahan
kimia nitrogen, sintesis fenol, pemulihan asam lemak dalam pembuatan sabun,
pembuatan asam fosfat dan tripel superfosfat. Oleum (H2S2O7) digunakan dalam
pengolahan minyak bumi, TNT (trinitrotoluena), dan zat warna serta untuk memperkuat
asam lemah.
Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang menggunakan
pembakaran belerang dan absorpsi tunggal dengan injeksi udara (pengenceran) antar
tahap.
Sumber:
Wulandari, Erna Tri., Risha Rahmawati., Narum Yuni Margono. (2021). Buku Interaktif Kimia
Untuk SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Yogyakarta: PT. Penerbit
Intan Pariwara
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Kesetimbangan Kimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat menjelaskan reaksi kesetimbangan dan keadaan setimbang.
 Peserta didik dapat membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
 Peserta didik dapat menentukan harga tetapan kesetimbangan, menganalisa
hubungan tetapan kesetimbangan konsentrasi dan tetapan kesetimbangan tekanan
parsial, serta menggunakan tetapan kesetimbangan dalam perhitungan.
 Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran
kesetimbangan.
 Peserta didik dapat menjelaskan penerapan kesetimbangan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dan industri.

B. Petunjuk Penggunaan LKPD


 Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
 Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
 Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
 Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
 Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.
C. Soal Tetapan Kesetimbangan Kimia dan Kesetimbangan Homogen & Heterogen
1. Bagaimana tetapan kesetimbangan kimia Kc berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia
dibawah ini?
PbCl2(s)⇌Pb2+ (aq)+2Cl−(aq)
a.

b.

c.

d.

2. Bagaimana tetapan kesetimbangan kimia Kc berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia


dibawah ini?
N2(g)+3H2(g)⇌2NH3(g)
a.

b.

c.

d.
3. Tetapan kesetimbangan (Kc) untuk peruraian HI adalah 4. menurut
persamaan reaksi:
2 HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g)
Bila mula-mula terdapat 4 mol HI dalam ruang satu liter, tentukan:
a. derajat disosiasi HI
b. mol H dan I2 yang terbentuk

4. N2O4 (l) adalah komponen penting dari bahan bakar roket, Pada suhu 25 °C N 2O4
adalah gas tak berwarna yang sebagian terdisosiasi menjadi NO 2. Warna campuran
kesetimbangan dari 2 gas ini bergantung pada proporsi relatifnya, yang bergantung
pada suhu. Kesetimbangan terbentuk dalam reaksi N2O4 (g)⇌2NO2(g) pada 25 °C.
Volume sebesar 3,00L dengan 7,64 g N2O4 dan 1,56g NO2. Berapa tetapan
kesetimbangan Kc untuk reaksi ini?
5.
N2(g) + O2(g) ⇌ 2NO(g) merupakan contoh dari kesetimbangan…
a. kesetimbangan homogen
b. kesetimbangan heterogen
c. keduanya bukanlah kesetimbangan homogen dan heterogen
d. keduanya merupakan kesetimbangan homogen dan heterogen
6. Bagaimana cara kita mengidentifikasi bahwa suatu reaksi merupakan reaksi
kesetimbangan homogen dan heterogen? Berikan alasanmu…

7.
Dalam ruang 2 liter. 4 mol gas COCI2 berdisosiasi menurut reaksi:
COCl2(g) ⇌ CO(g) + Cl2 (g)
Bila terbentuk 1 mol gas CO, tentukan besarnya:
a. derajat disosiasi
b. tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc)!

8. Tuliskan tetapan kesetimbangan tekanan gas (Kp) dari reaksi kesetimbangan berikut.
a. 2 BrCl(g) ⇌ Br2(g) + Cl2 (g)
b. 2 N2O5 (g) ⇌ 4 NO2 (g) + O2 (g)
c. SF6 (g) +2 SO(g) ⇌ 3 SO2F2 (g)
d. N2O(g) + 4H2 (g) ⇌ 2NH2 (g) + H2O(g)
e. CCI4 (g) + HF(g) ⇌ CFCI3 (g) + HCl(g)

9. Dalam ruang 2 liter, 2 mol NaHCO3 terurai menurut reaksi:


2NaHCO3(s) ⇌ Na2CO3(s)+CO2(g)+H2O(g)
Bila terbentuk I mol gas CO2 dan 1 mol gas H2O, dan tekanan total 4 atm, tentukan
hesarnya Kc dan Kp!

10. Zat A2B terurai menurut reaksi:


2 AB(g) ⇌ 2 A (g) + B2 (g) Kc = 2.5 x 10
Tentukan Kp pada suhu 27 °C (R=0,082 L atm mol-1 K-1)!
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Kesetimbangan Kimia
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik

Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Interval Nilai Predikat Keterangan
92-100 A Sangat Baik
83-91 B Baik
75-83 C Cukup Baik
<75 D Kurang
2. Asesmen Sumatif
1. Untuk reaksi berikut, tuliskan bagaimana masing-masing perubahan akan
mempengaruhi besaran yang ditunjukkan, misalkan sebuah wadah bervolume tetap. Tulis
“naik”, “turun”, atau “tidak ada perubahan”. (Atau gunakan panah "naik" untuk
menunjukkan "naik", dan panah "turun". Tanda panah untuk menunjukkan “penurunan”.)
(Untuk bahan kimia yang ditambahkan, tulis bagaimana reaksinya SETELAH
penambahan.)

H2(g) + Br2(g) ⇌ 2HBr(g) ΔHº = -103.7kJ


Perubahan [H2] [Br2] [HBr] Nilai
Kesetimbangan
1. Beberapa H2 ditambahkan
2. Beberapa HBr ditambahkan
3. Beberapa H2 dihapus
4. Beberapa HBr dihapus
5. Suhu dinaikkan
6. Suhu diturunkan
7. Tekanan diturunkan
8. volume pada wadah
diturunkan
2. Untuk reaksi berikut, tuliskan bagaimana masing-masing perubahan akan
mempengaruhi besaran yang ditunjukkan, misalkan sebuah wadah bervolume tetap. Tulis
“naik”, “turun”, atau “tidak ada perubahan”. (Atau gunakan panah "naik" untuk
menunjukkan "naik", dan panah "turun" tanda panah untuk menunjukkan “penurunan”.)
(Untuk bahan kimia yang ditambahkan, tulis bagaimana reaksinya SETELAH
penambahan.)

NO2(g) ⇌ 2NO(g) + O2 (g) ΔHº = + 62 kJ


Perubahan [H2] [Br2] [HBr] Nilai
Kesetimbangan
1. Beberapa NO2 ditambahkan
2. Beberapa O2 ditambahkan
3. Beberapa NO2 dihapus
4. Beberapa O2 dihapus
5. Suhu dinaikkan
6. Suhu diturunkan
7. Tekanan dinaikkan
(Sehingga volume wadah
menurun)
8. Tekanan diturunkan
(Sehingga volume wadah
meningkat)
Jawaban :

1. Untuk reaksi berikut, tuliskan bagaimana masing-masing perubahan akan


mempengaruhi besaran yang ditunjukkan, misalkan sebuah wadah bervolume tetap. Tulis
“naik”, “turun”, atau “tidak ada perubahan”. (Atau gunakan panah "naik" untuk
menunjukkan "naik", dan panah "turun". Tanda panah untuk menunjukkan “penurunan”.)
(Untuk bahan kimia yang ditambahkan, tulis bagaimana reaksinya SETELAH
penambahan.)

H2(g) + Br2(g) ⇌ 2HBr(g) ΔHº = -103.7kJ


Perubahan [H2] [Br2] [HBr] Nilai
Kesetimbangan
1. Beberapa H2 ditambahkan Turun Turun Naik -
2. Beberapa HBr ditambahkan Naik Naik Turun -
3. Beberapa H2 dihapus Naik Naik Turun -
4. Beberapa HBr dihapus Turun Turun Naik -
5. Suhu dinaikkan Naik Naik Turun Turun
6. Suhu diturunkan Turun Turun Naik Naik
7. Tekanan diturunkan - - - -
8. Volume pada wadah - - - -
diturunkan

2. Untuk reaksi berikut, tuliskan bagaimana masing-masing perubahan akan


mempengaruhi besaran yang ditunjukkan, misalkan sebuah wadah bervolume tetap. Tulis
“naik”, “turun”, atau “tidak ada perubahan”. (Atau gunakan panah "naik" untuk
menunjukkan "naik", dan panah "turun" tanda panah untuk menunjukkan “penurunan”.)
(Untuk bahan kimia yang ditambahkan, tulis bagaimana reaksinya SETELAH
penambahan.)

NO2(g) ⇌ 2NO(g) + O2 (g) ΔHº = + 62 kJ


Perubahan [H2] [Br2] [HBr] Nilai
Kesetimbangan
1. Beberapa NO2 ditambahkan Turun Naik Naik -
2. Beberapa O2 ditambahkan Naik Turun Turun -
3. Beberapa NO2 dihapus Naik Turun Turun -
4. Beberapa O2 dihapus Turun Naik Naik -
5. Suhu dinaikkan Turun Naik Naik Naik
6. Suhu diturunkan Naik Turun Turun Turun
7. Tekanan dinaikkan Naik Turun Turun Turun
(Sehingga volume wadah
menurun)
8. Tekanan diturunkan Turun Naik Naik Naik
(Sehingga volume wadah
meningkat)
Rubrik Penilaian Asesmen
Sumatif Soal Nomor 1
No Rubrik Skor
1. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
2. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
3. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
4. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
5. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
6. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
7. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
8. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25

Soal Nomor 2
No Rubrik Skor
1. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
2. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
3. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
4. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
5. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
6. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
7. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
8. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25

Keterangan : Nilai : Total jumlah skor benar


Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

Aspek Keterangan Skor


Tujuan Praktikum Peserta didik dapat menuliskan tujuan praktikum dengan baik 5
dan tepat
Peserta didik dapat menuliskan tujuan praktikum dengan baik 3
namun kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan tujuan praktikum dengan 2
baik dan tepat
Landasan Teori Peserta didik dapat menjabarkan landasan teori praktikum 15
dengan baik dan tepat
Peserta didik dapat menjabarkan landasan teori praktikum 10
dengan baik namun kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menjabarkan landasan teori praktikum 5
dengan baik dan tepat
Alat dan Bahan Peserta didik dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 5
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 3
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan alat dan bahan praktikum 2
dengan tepat
Cara Kerja Peserta didik dapat menuliskan cara kerja praktikum dengan 5
tepat
Peserta didik dapat menuliskan cara kerja praktikum dengan 3
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan cara kerja praktikum 2
dengan tepat
Data Pengamatan Peserta didik dapat menuliskan pengamatan hasil praktikum 10
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan pengamatan hasil praktikum 8
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan pengamatan hasil 3
praktikum dengan tepat
Perhitungan Peserta didik dapat menuliskan perhitungan hasil praktikum 15
dengan tepat
Peserta didik dapat menuliskan perhitungan hasil praktikum 10
dengan kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan perhitungan hasil 5
praktikum dengan tepat
Analisis Peserta didik dapat menganalisis hasil praktikum dengan tepat 30
Peserta didik dapat menganalisis hasil praktikum dengan 20
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menganalisis hasil praktikum dengan 10
tepat
Kesimpulan Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan praktikum dengan 10
tepat
Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan praktikum dengan 8
kurang tepat
Peserta didik tidak dapat menuliskan kesimpulan praktikum 3
dengan tepat
Daftar Pustaka Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka dengan tepat dan 5
benar
Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka dengan kurang 3
tepat dan benar
Peserta didik tidak dapat menuliskan daftar pustaka dengan 2
tepat dan benar

Keterangan : Nilai = Total Jumlah Skor Keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai