KIMIA KELAS XI
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
Sebelumnya kalian sudah mempelajari konsep mol pada kelas 10,
apa yang kalian ingat tentang istilah mol?
Apakah yang kalian pikirkan setelah mendengar istilah persamaan
reaksi?
Jika kalian ingin membuat roti sandwich yang membutuhkan 2
lembar roti tawar dan 1 lembar daging ham dan kalian mempunyai
10 lembar roti dan 7 lembar daging, berapakah roti sandwich yang
terbetuk? bahan apa yang tersisa?
Amati gambar berikut!
Apabila kita melarutkan garam dalam 2 gelas air (Volume awal sama)
dengan jumlah yang berbeda. Pada gelas A ditambahkan 1 sendok
garam dan pada gelas B ditambahkan 2 sendok garam. Idetifikasi lah
perbedaan yang terjadi:
a. Adakah perbedaan diantara kedua gelas tersebut? apa saja
perbedaannya?.
b. Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan diantara kedua gelas
tersebut?.
c. Bagaimana kesimpulan terkait istilah “mol” dan hubungan mol
dalam suatu reaksi?
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
(20 menit)
Kegiatan Inti Pertemuan ke-1
(Berdiferensiasi 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Proses) Guru menanyangkan video pembelajaran
(https://www.youtube.com/watch?v=AkPEyluicYA)
(5 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Guru membahas kembali materi yang telah diajarkan pada kelas X
dengan mengaktifkan kelas
(15 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru memberikan soal dengan menggunakan bantuan LKPD.
Peserta didik mengerjakan soal secara berkelompok dengan
menggunakan berbagai sumber belajar.
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
(20 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan istilah mol, persamaan reaksi,
hubungan mol dengan persamaan reaksi, dan cara menghitung mol
berdasarkan suatu reaksi kimia.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Guru memberikan tugas mandiri
c. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
E. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
Lembar Penilaian Peserta Didik
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
Materi : Soal narasi
Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
Sebelumnya, Anda telah mempelajari penyetaraan persamaan reaksi kimia dengan
membandingkan jumlah setiap jenis atom dalam reaktan dan produk. Koefisien di depan rumus
kimia menyatakan jumlah molekul atau satuan rumus (tergantung jenis zat). Di sini, kami akan
memperluas arti koefisien dalam persamaan kimia.
Persamaan reaksi kimia yang sudah seimbang:
2 H2 + O2→2 H2O
Konvensi untuk menulis persamaan kimia seimbang adalah dengan menggunakan rasio
bilangan bulat terendah untuk koefisien. Namun, persamaannya seimbang selama koefisien
berada dalam rasio 2:1:2. Misalnya, persamaan ini juga seimbang jika ditulis sebagai:
4 H2 + 2 O2→4 H2O
Rasio koefisiennya adalah 4:2:4, yang dikurangi menjadi 2:1:2. Persamaannya juga
seimbang jika kita menulisnya sebagai berikut:
22 H2 + 11 O2→ 22 H2O
Misalkan kita ingin menggunakan angka yang lebih besar. Pertimbangkan koefisien berikut:
Koefisien ini juga memiliki rasio 2:1:2 (periksa dan lihat), jadi persamaan ini
seimbang. Tetapi 6,022 × 10 23
adalah 1 mol, sedangkan 12,044 × 10 23
adalah 2 mol (dan
angkanya ditulis seperti itu agar lebih jelas), jadi kita dapat menyederhanakan versi persamaan
ini dengan menuliskannya sebagai:
Kita dapat menghilangkan kata mol dan tidak menuliskan koefisien 1 (seperti kebiasaan
kita), jadi bentuk akhir dari persamaan tersebut, tetap setara, adalah
2 H2 + O2 → 2 H2O
Sekarang kita dapat menafsirkan koefisien sebagai mengacu pada jumlah molar, bukan
molekul individu. Kesetaraan persamaan kimia disetarakan tidak hanya pada tingkat molekul
tetapi juga dalam jumlah molar reaktan dan produk. Jadi, kita dapat membaca reaksi ini sebagai
“dua mol hidrogen bereaksi dengan satu mol oksigen menghasilkan dua mol air.”
Di sini koefisien N2 =1
Koefisien H2 = 3
Koefisien NH3 = 2
Koefisien ini memberikan informasi molekuler untuk persamaan kimia.
Dalam persamaan kimia ini 1 mol nitrogen (N2 ) bereaksi dengan 3
mol hidrogen (H2 ) menghasilkan 2 mol amonia (NH3 ) . Untuk menentukan rasio
mol dari dua komponen persamaan, bandingkan koefisien masing-masing komponen
dalam persamaan.
Rasio mol antara N2 dan H2 = ( 1 mol N2 / 3 mol H2 ) = 1:3
Rasio mol antara N2 dan NH3 = ( 1 mol N2 / 2 mol NH3 ) = 1:2
Perbandingan mol antara H2 dan NH3 = ( 3 mol H2 / 2 mol NH3 ) = 3:2
Perbandingan mol antara H2 dan N2 = ( 3 mol H2 / 1 mol N2 ) = 3:1
Rasio mol antara NH3 dan N2 = ( 2 mol NH 3 / 1 mol N2 ) = 2:1
Rasio mol antara NH3 dan H2 = ( 2 mol NH3 / 3 mol H2 ) = 2:3
2. Perhatikan reaksi setimbang
2H 2 + O 2 → 2H 2 O
Di sini koefisien N2 =2
Koefisien O2 = 1
Koefisien H2O = 2
Dalam reaksi ini 2 mol H2 bereaksi dengan 1 mol O2 menghasilkan 2 mol H2O.
Perbandingan mol antara H2 dan O 2 = ( 2 mol H 2 / 1 mol O2 ) = 2:1
Rasio mol antara H2 dan H2O = ( 2 mol H2 / 2 mol H2O) = 2:2
Rasio mol antara O2 dan H2O = ( 1 mol O2 / 2 mol H2O) = 1:2
Rasio mol adalah unit tanpa dimensi . Karena menghasilkan mol:mol, maka satuan mol
dapat dihilangkan.
PEREAKSI PEMBATAS
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak
selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Apabila zat-zat yang direaksikan tidak
ekivalen, maka salah satu pereaksi akan habis lebih dahulu sedangkan pereaksi yang lain bersisa.
Cara menentukan pereaksi pembatas adalah mol masing-masing zat pereaksi dibagi
koefisien, kemudian pilih hasil bagi yang kecil sebagai pereaksi pembatas.
Contoh Soal:
Satu mol larutan natrium hidroksida (NaOH) direaksikan dengan 1 mol larutan asam sulfat
(H2SO4) sesuai reaksi:
2 NaOH(aq) + H2SO4 (aq) ⎯⎯→ Na2SO4 (aq) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi yang sisa
c. mol Na2SO4 dan mol H2O yang dihasilkan
Penyelesaian
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) ⎯⎯→ Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Mula-mula: 1 mol 1 mol - -
Bereaksi : 1 mol 0,5 mol 0,5 mol 1 mol
Sumber :
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
Sitanggang, S., Sudiarto, B., & Prasetyo, Y. D. (2019). E-modul kimia Kelas XII: sifat koligatif
larutan.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memprediksikan persamaan reaksi berdasarkan narasi yang
diberikan
Peserta didik dapat memutuskan kesetaraan dalam suatu persamaan reaksi kimia
Peserta didik dapat mengaitkan konsep mol dengan persamaan reaksi kimia
C. Latihan Soal
1. Mengapa dalam menentukan mol dengan menggunakan persamaan reaksi,
persamaan reaksi tersebut harus dalam kondisi seimbang?
Alasan:
2. Apa saja langkah yang diperlukan dalam menentukan mol suatu senyawa
berdasarkan persamaan reaksi kimia? Berikan contoh dan jelaskan langkahnya!
Alasan:
Alasan:
4.
Senyawa kimia Ceramic Magnets Ferrites terdiri dari Fe2O3 sebagai komponen
utama. Bahan ini digunakan untuk membuat magnet permanen, seperti Core Ferit
untuk transformator, dan berbagai aplikasi lain. Untuk membuat Fe2O3 dapat
mereaksikan atom Fe dengan molekul O2.
a. Bagaimana persamaan reaksi setimbangnya?
b. Berapa mol molekul Fe yang akan bereaksi dengan 0,27 mol molekul O2
dalam persamaan reaksi tersebut?
Alasan:
5. Didalam proses metabolisme tubuh dihasilkan amonia yang merupakan zat sisa
yang memiliki sifat beracun yang dihasilkan dari proses metabolisme protein.
Amonia dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan hidrogen.
a. Bagaimana persamaan reaksi dari pembentukan amonia?
b. Berapa mol amonia yang dihasilkan jika 4,20 mol hidrogen direaksikan
dengan nitrogen berlebih?
Alasan:
6. Didalam proses metabolisme tubuh dihasilkan amonia yang merupakan zat sisa
yang memiliki sifat beracun yang dihasilkan dari proses metabolisme protein.
Amonia dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan hidrogen.
a. Bagaimana persamaan reaksi dari pembentukan amonia?
b. Berapa mol amonia yang dihasilkan jika 4,20 mol hidrogen direaksikan
dengan nitrogen berlebih?
Alasan:
Alasan:
Alasan:
Alasan:
10. Mangan(IV) oksida yang massanya 72,5 gram direaksikan dengan 58,6 gram asam
klorida hingga membentuk mangan(II) klorida, gas klorin dan uap air. Dari reaksi
tersebut, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah (Ar Mn = 55, O = 16, H
= 1, Cl = 35,5)
a. MnO2 d. Cl2 b. HCl e. H2O c. MnCl2
Alasan:
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Hubungan mol dengan Persamaan Reaksi
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Didik Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
7. Karena jumlah mol pada hidrogen yaitu 2, dan 1 mol bernilai 6,022 x 1023
Mol Hidrogen = 2 x 6,022 x 1023
= 12,044 x 1023
Rubrik Penilaian Asesmen Sumatif
No Rubrik Skor
1. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 10
2. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 10
3. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 10
4. 1. Siswa dapat menjawab soal a dengan benar 5
2. Siswa dapat menjawab soal b dengan benar 5
3. Siswa dapat menjawab soal a dan b dengan benar 10
5. 1. Siswa dapat menjawab soal a dengan benar 5
2. Siswa dapat menjawab soal b dengan benar 5
3. Siswa dapat menjawab soal a dan b dengan benar 10
6. 1. Siswa dapat menjawab soal a dengan benar 5
2. Siswa dapat menjawab soal b dengan benar 5
3. Siswa dapat menjawab soal a dan b dengan benar 10
7. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
8. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
9. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
10. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan benar 5
2. Siswa dapat menjelaskan alasan memilih jawaban tersebut 7,5
3. Siswa dapat menjelaskan alasan tidak memilih jawaban tersebut 7,5
B. KOMPETENSI AWAL
Pengetahuan stoikiometri
Pengetahuan konsep mol
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
Berkebinekaan global,
Mandiri,
Bergotong-Royong,
Kreatif,
Bernalar kritis.
K. ASESMEN
Asesmen Formatif:
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Asesmen Sumatif:
A. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
Materi : Soal narasi
Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR
PERHITUNGAN MOLARITAS
Larutan merupakan campuran homogen yang membentuk satu fasa, yaitu mempunyai sifat
dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain di dekatnya. Kebanyakan
larutan mempunyai salah satu komponen yang besar jumlahnya. Komponen yang besar itu
disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebut zat terlarut (solute). Untuk menyatakan komposisi
larutan secara kuantitatif, digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut Perbandingan itu dapat
diungkapkan dengan dua cara yaitu: jumlah zat terlarut terhadap jumlah pelarut. jumlah zat
terlarut terhadap jumlah larutan. Berdasarkan hal ini, muncullah beberapa satuan konsentrasi,
seperti kemolaran, kemolalan dan fraksi mol.
1. Kemolaran/Molaritas (M)
Kemolaran adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran
dapat ditentkan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volme larutan
adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.
2. Kemolalan/Molalitas (m)
Kemolalan adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1 kg pelarut murni. Untuk
menentukan molalitas suatu larutan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Keterangan: n = mol zat terlarut
p = massa pelarut
massa = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif
Sumber:
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
Sitanggang, S., Sudiarto, B., & Prasetyo, Y. D. (2019). E-modul kimia Kelas XII: sifat koligatif
larutan.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas/kelompok :
Nama Anggota :
Perhitungan 1. Massa kafein yang terkandung dalam secangkir kopi (200 gram) dengan
Molaritas kadar 0,015% adalah . . . .
a. 0,003 gram b. 0,75 gram c. 0,03 gram d. 0,075 gram e. 3 gram
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Rubrik Peniliaian
Nilai = Soal benar x 25
Rumus Empiris dan Rumus Molekul
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Wiranda, S.Pd, M.Si
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Sub Materi : Rumus Empiris dan Rumus
Molekul Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 2 JP/Pertemuan
B. KOMPETENSI AWAL
Pengetahuan stoikiometri
Pengetahuan konsep mol
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
Berkebinekaan global,
Mandiri,
Bergotong-Royong,
Kreatif,
Bernalar kritis.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan terkecil
jumlah atom-atom pembentuk senyawa/ rumus kimia yang paling sederhana. Misalnya
senyawa etena yang memiliki rumus molekul C2H4, maka rumus empiris senyawa tersebut
adalah CH2.
Rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan apabila diketahui salah satu:
-
massa dan Ar masing-masing unsurnya
-
% massa dan Ar masing-masing unsurnya
-
perbandingan massa dan Ar masing-masing unsurnya
Contoh soal :
Suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hidrogen. Tentukan rumus
empiris senyawa hidrokarbon tersebut jika diketahui Ar C = 12 dan Ar H = 1 !
Langkah 1 : Misalkan massa Karbon + Hidrogen = 100 gram
Langkah 2 : Hitung massa setiap unsur
Langkah 3 : Hitung perbandingan mol karbon dan Hidrogen
Unsur Massa Mol
Karbon (C) Massa C = 84% x 100 gram = 84 Mol C = massa/ Ar C
gram = 84 / 12
= 7 mol
Hidrogen (H) Massa H = 16% x 100 gram = Mol H = massa/ Ar H
16 gram = 16 / 1
= 16 mol
Perbandingan mol C : H = 7 : 16
Rumus empirisnya = C7H16
unsur.
Sumber:
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas/Kelompok :
Nama Anggota :
Korban dalam kasus berikut ini adalah seorang pria berusia 35 tahun bernama Iwan.
Penyelidik mengatakan mereka menemukan beberapa tanda di sekitar lokasi kematian yang
menunjukkan adanya kejanggalan dalam kematian Iwan. Empat kemungkinan penyebab
kematian yang dianggap janggal telah dikemukakan oleh istrinya yang telah disingkirkan dari
daftar tersangka karena alibi yang terbukti. Tugas Anda adalah mengidentifikasi siapa dan apa
yang membunuh Iwan.
Petunjuk:
1) Bukan zat yang jumlah total angka indeks pada molekul atau rumusnya adalah 20.
2) Bukan zat yang jumlah angka indeks pada rumus molekul dibagi dengan jumlah angka
indeks pada oksigen adalah 9
3) Bukan zat yang rumus empiris dan molekulnya berbeda
1. Sebuah botol obat tak berlabel ditemukan di lemari obat kamar mandi Iwan. Sebuah sampel
obat dianalisis dan ditemukan mengandung 346,12 g C, 23,98 g H, 108,52 g O, dan 54,36 g
S. Massa molar dari senyawa itu diketahui sebesar 314.38 g/mol.
Clue: Secara kebetulan, artritis yang diderita Iwan menjadi sangat parah dalam beberapa
minggu terakhir sehingga dia harus bergantung pada bantuan tongkat jalan untuk
mobilitasnya. Toni yang merupakan dokter Iwan memiliki reputasi diam-diam meresepkan
obat berbahaya untuk "membuang" pasien yang tidak diinginkannya. Akhir-akhir ini, Iwan
telah mendapatkan lebih banyak pengakuan di masyarakat karena penelitian terbarunya
tentang hidrokarbon aromatik. Terdapat dugaan kecemburuan Toni menjadi penyebab
kematian Iwan
2. Beberapa sidik jari penuh atau sebagian Iwan ditemukan dari cangkir yang ditemukan di
dekat TKP. Aroma almond samar terdeteksi di sekitar tepi. Diketahui sampel cairan
senyawa A ditemukan mengandung 3,74% H, 44,43% C, dan 51,83% N. Massa molar
ditelusuri sebesar~27,03 g/mol.
Clue: Seorang teman Iwan memberikan keterangan bahwa telah memperhatikan syamil,
tetangga Iwan yang dikenal memiliki kepribadian yang kurang ramah dengan secara
janggal sangat ingin memberikan isi ulang minum kepada Iwan sebelum kematian iwan.
3. Ditemukan sebotol obat dalam bentuk pil, setelah dinalisis secara kimia dari satu pil obat
analgesik mengandung 924,08 g C, 87,39 g H, 134,80 g N, dan 307,83 g O. Massa molar
obat diketahui 151,18 g/mol.
Clue: Istri Iwan menyebutkan bahwa osteoarthritis yang diderita Iwan telah menjadi sangat
parah akhir-akhir ini sehingga dia sangat sering mengonsumsi Obat analgesik. Obat
penghilang rasa sakit tertentu bahkan lebih berbahaya dalam jumlah besar daripada yang
lain. Salah satu indikasi bahwa ini mungkin menjadi penyebab kematian adalah sebagian
penuh botol analgesik ditemukan di tempat kejadian. Mungkinkah penyebab kematian Iwan
karena indikasi overdosis?
4. Diketahui sebelumnya bahwa Iwan sedang melakukan penelitian terbaru dan paling
cemerlang pada jenis senyawa hidrokarbon aromatik tertentu. Karena penelitiannya,
Iwan menjadi individu yang paranoid. Hasil penelitian Iwan diketahui mengandung
karbon dan hidrogen. Hidrogen menyumbang 7,76% dari total massa dan massa molar
diketahui sebesar ~78,12 g/mol.
Clue: Laboratorium memiliki aliran udara yang diatur dengan hati-hati untuk
mencegah inhalasi tingkat tinggi. Iwan secara berkala mengatakan kepada istrinya
bahwa dia mencurigai rekan labnya, Katy, sedang mengubah laju alirannya. Ditelusuri
lebih lanjut, terdapat fakta bahwa tanpa Iwan, penelitian yang diterbitkan bisa
menghasilkan keuntungan ratusan juta untuk Katy sendiri. Apakah karena motif uang
Katy tega membunuh Iwan?
1) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 346,12 g x (1 mol/12,01 g) = 28,82/1,70 = 17
H: 23,98 g x (1 mol/1,01 g) = 23,65/1,70 = 14
O: 108,52 g x (1 mol/16 g) = 6,78/1,70 = 4
S: 54,36 x (1 mol/32,07 g ) = 1,70/1,70 = 1
Rumus Empiris Senyawa adalah 𝑪𝟏𝟕𝑯𝟏𝟒𝑶𝟒𝑺
Selanjutnya dicari rumus dari molekul senyawa:
Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) + Jumlah atom O (Ar O) + Jumlah
atom S (Ar S) = 17(12,01) + 14(1,01) + 4(16) + 32,07(1) = 314,38
Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 314,38/314,38 = 1
Rumus molekul senyawa 𝑪𝟏𝟕𝑯𝟏𝟒𝑶𝟒𝑺 (Obat rofecoxib)
2) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 37,4 g x (1 mol/12,01 g) = 3,70/3,70 = 1
H: 44,43 g x (1 mol/1,01 g) = 3,70/3,70 = 1
N: 51,83 g x (1 mol/14,01) = 3,70/3,70 = 1
Rumus Empiris Senyawa adalah HCN
Selanjutnya dicari rumus dari molekul
senyawa:
Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) + Jumlah atom N (Ar N) =
12,01(1) 1,01(1) + 14,01(1) = 27,3
Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 27,3/27,3 = 1
Rumus molekul senyawa adalah HCN
3) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 924,08 g x (1 mol/12,01 g) = 76,94/9,62 = 8
H: 87,39 g x (1 mol/1,01 g) = 87,39/9,62 = 9
N: 134,80 g x (1 mol/14,01 g) = 9,62/9,62 = 1
O: 307,83 g x (1 mol/16 g) = 19,23/9,62 = 2
Rumus Empiris Senyawa adalah 𝑪𝟖𝑯𝟗𝑵𝑶𝟐
Selanjutnya dicari rumus dari molekul senyawa:
Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) + Jumlah atom O (Ar O) + Jumlah
atom N (Ar N) = 8(12,01) + 9(1,01) + 2(16) + 1(14,01) = 151,17
Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 151,18/151,17 = 1
Rumus molekul senyawa 𝑪𝟖𝑯𝟗𝑵𝑶𝟐 (Obat acetaminophen)
4) Penyelesaian:
Dicari terlebih dahulu rumus empiris senyawa:
C: 7,76 g x (1 mol/12,01 g) = 7,68/7,68 = 1
H: 92,24 g x (1 mol/1,01 g) = 7,68/7,68 = 1
Rumus Empiris Senyawa adalah HC
Selanjutnya dicari rumus dari molekul
senyawa:
Jumlah atom C (Ar C) + jumlah atom H (Ar H) = 12,01(1) + 1,01(1) = 13,02
Rumus molekul = Mr Senyawa/Mr rumus empiris = 78,12/13,02 = 6
Rumus molekul senyawa adalah 𝑪𝟔𝑯𝟔 (benzene)
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Keterangan : Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
1) Apa perbedaan rumus empiris dan molekul? Rumus empiris memberikan rasio
bilangan bulat paling sederhana dari
atom-atom unsur yang ada dalam suatu
senyawa. Rumus molekul memberikan
jumlah sebenarnya dari setiap jenis
atom yang ada dalam molekul atau
satuan rumus suatu senyawa.
B. KOMPETENSI AWAL
Pengetahuan stoikiometri
Pengetahuan konsep mol
KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasi perbedaaan kristal hidrat dan kristal anhidrat
Menentukan pengaruh pemanasan pada kristal hidrat
Menghitung rumus senyawa hidrat dan % komposisi
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat memahami korelasi kristal hidrat dengan molekul air dan memahami
perhitungan kristal hidrat dengan hubunganya terhadap koefisien dalam persamaan reaksi serta
secara kritis dapat memahami konsep pemanasan terhadap perubahan kristal hidrat menjadi
kristal anhidrat
I. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa yang kalian ketahui dari senyawa hidrat?
Apa perbedaan senyawa hidrat dengan senyawa anhidrat?
Apakah kalian masih mengingat hubungan koefisien dengan persamaan reaksi?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
f. Guru menampilkan gambar kristal NaCl
K. ASESMEN
Asesmen Formatif:
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Asesme Sumatif:
Air kristal merupakan molekul air yang terjebak di dalam suatu kristal. Kristal merupakan
zat padat yang memiliki bentuk teratur. Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul
air sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh :
Terusi (CuSO4 .5H2O) : tembaga(II) sulfat
pentahidrat Gipsum (CaSO4 .2H2O) : kalsium sulfat
dihidrat
Garam inggris (MgSO4 .7H2O) : magnesium sulfat heptahidrat
Jumlah kristal air dalam suatu kristal dapat kita tentukan dengan beberapa cara,diantaranya:
a. Dengan memanaskan suatu kristal hingga air kristalnya terlepas setelah dipanaskan.
Kristal tersebut ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui selisih beratnya dengan
kristal yang sudah mengalami pemanasan. Dari selisih berat tersebut kita dapat
menentukan jumlah air kristal.
b. Dengan menganalisis melalui reaksi
kimia Contoh Soal
1) Suatu hidrat tembaga(II) sulfat dipanaskan, ternyata beratnya berkurang sebanyak 36%.
Tentukan rumus molekul hidrat tersebut! (Ar Cu=63,5; S=32; O=16; H=1)
Penyelesaian
CuSO4.xH2O → CuSO4 + x H2O
100% (100-36)% 36%
100% 64% 36%
Mr CuSO4 = (1 x Ar Cu) + ( 1 x Ar S) + (4 x Ar O)
= (1 x 63,5) + (1 x 32) + (4 x 16) =
159,5 Mr H2O = (2 x Ar H) + (1 x Ar O)
= (2 x 1) + (1 x 16) = 18
Perbandingan jumlah mol CuSO4 dengan H2O = mol CuSO4 : mol H2O
= 1 : x
= 64/159,5 : 36/18
= 0,4 mol : 2 mol
=1:5
Jadi, rumus senyawa hidrat tersebut adalah CuSO4 . 5H2O
Sumber:
Kusumaningrum, W. I. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA Kelas X: stoikiometri.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Senyawa Kristal atau Hidrat
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaaan kristal hidrat dan kristal anhidrat
Peserta didik dapat menentukan pengaruh pemanasan pada kristal hidrat
Peserta didik dapat enghitung rumus senyawa hidrat dan % komposisi
C. Latihan Soal
Hidrat adalah senyawa lonik dengan molekul air yang terikat secara longgar pada struktur
kristalnya. Air berada dalam rasio tertentu untuk setiap unit formula garam. Misalnya,
rumus CuSO4.5H20 Menunjukkan bahwa ada lima molekul air untuk setiap satu unit
rumus CuSO4. Jawab pertanyaan di bawah.
1. Berapa persentase air yang terdapat dalam CuSO, 5H₂0?
2. Berapa persentase air yang ditemukan pada Na2S.9H2O?
3. 5,0 g sampel hidrat dari BaCl2 dipanaskan dan hanya tersisa 4,3 g garam anhidrat.
Berapa persentase hidrat?
4. Zat berikut mempunyai persentase massa: 23% seng; 11% belerang; 22%
oksigen; 44% air. Tentukan rumus empiris zat tersebut?
Ar unsur-unsur: Zn = 65,4; S = 32; O = 16; H = 1
5. Garam Epsom mempunyai rumus kimia MgSO 4⋅nH2O. Kandungan oksigen dalam
hidrat tersebut ternyata 71,55%. Hitung jumlah molekul air dalam setiap mol
magnesium sulfathidrat.
Diketahui Mr MgSO4 = 120; Mr H2O = 18; Ar O = 16
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Senyawa Kristal atau Hidrat
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
Rubrik Penilaian
Nomor Indikator Skor
Soal
1. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
2. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
3. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
4. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
5. 1. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
2. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 10
3. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 20
B. KOMPETENSI AWAL
Pengetahuan stoikiometri
Pengetahuan konsep mol
Pengetahuan konfigurasi elektron
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diminta menanggapi pertanyaan permantik yang
diberikan guru
e. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Peserta didik diminta menyimak video pembelajaran yang diberikan
oleh guru
i. Guru menjelaskan materi mekanika kuantum dengan cara
mengaktifkan kelas
(32 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif:
b. Asesmen Sumatif:
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
Materi : Soal narasi
Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR
MEKANIKA KUANTUM
Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat
berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga
energi elektron atom itu tidak berkurang. Model atom Bohr ini merupakan model atom yang
mudah dipahami, namun Bohr hanya dapat menjelaskan untuk atom berelektron sedikit dan tidak
dapat menjelaskan bagaimana adanya sub lintasan-lintasan yang terbentuk diantara lintasan-
lintasan elektron. Karena itu dalam perkembangan selanjutnya, teori atom dikaji dengan
menggambarkan pendekatan teori atom mekanika kuantum.
1. Dualisme Gelombang dan Partikel
Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas
elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di
samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas. Sifat partikel dan gelombang suatu
materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan
panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi
dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori
ini adalah petir dan kilat
2. Erwin Schrodinger
Model atom modern yang kita yakini sekarang, telah disempurnakan oleh Erwin
Schrodinger pada 1926. Schrodinger menjelaskan partikel tak hanya gelombang, melainkan
gelombang probabilitas. Kulit-kulit elektrin bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron,
namun hanya suatu probabilitas atau kebolehjadian saja.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Model atom
dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika
kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
BILANGAN KUANTUM
A. Bilangan Kuantum Utama (n)
Lambang dari bilangan kuantum utama adalah “n” (en kecil). Bilangan kuantum utama
menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat
positif. Nilai bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dampai ke-n.
Jenis Nilai n
Kulit
K 1
L 2
M 3
N 4
Tabel ini dapat dibuktikan bahwa untuk kulit K memiliki nilai bilangan kuantum utama
(n) = 1, kulit L memiliki nilai bilangan kuantum utama (n) = 2 dan seterusnya. Semakin
dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum utama semakin kecil
(mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama dapat Anda gunakan untuk menentukan
ukuran orbit (jari- jari) berdasarkan jarak orbit elektron dengan inti atom. Kegunaan lainnya,
Anda dapat mengetahui besarnya energi potensial elektron. Semakin dekat jarak orbit
dengan inti atom maka kekuatan ikatan elektron dengan inti atom semakin besar, sehingga
energi potensial elektron tersebut semakin besar.
bila searah jarum jam maka memiliki nilai s = +1 / 2 dan dalam orbital dituliskan
dengan tanda panah ke atas. Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum
jam maka memiliki nilai s = -1 / 2 dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke
bawah.
Hubungan Keempat Bilangan Kuantum
Bila kulit atom sama (bilangan kuantum utama sama), subkulit (bilangan kuantum azimut)
dan orbital (bilangan kuantum magnetik) serta arah (bilangan kuantum spin) dapat berbeda.
Contohnya kulit ke 2 dapat memiliki bilangan kuantum azimut 0 atau 1 dan bilangan kuantum
magnetiknya bisa –1, 0 atau +1 sesuai dengan posisi dalam kotak serta memiliki bilangan
kuantum spin yang dapat berbeda sesuai arah panahnya.
B. Kaidah hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan
pengisian elektron pada orbital yaitu : “orbital-orbital dengan energi yang sama,
masing- masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah (spin) yang sama atau setelah
semua orbital masing-masing terisi satu elektron kemudian elektron akan memasuki
orbital- orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan”.
C. Azas Larangan Pauli
W. Pauli (1924) mengemukakan Azas Larangan Pauli “Tidak boleh ada elektron
dalam satu atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama”
Contoh:
Sebuah atom memiliki 8 elektron pada kulit L. Posisi elektron-elektron tersebut
digambarkan dalam orbital sebagai berikut:
Tuliskan ke empat bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron ke-3 dan elektron ke-6
pada subkulit p tersebut!
Penyelesaian:
Elektron ke-3
pada subkulit p dan kulit L Pada kulit L memiliki bilangan kuantum utama n=2.
Sedangkan untuk subkulit p memiliki bilangan kuantum azimut l =1 dan orbital
pada kolom ke-3 memiliki bilangan kuantum magnetik m=+1, serta arah rotasi
ke atas maka bilangan kuantum spin s=+½. Jika digabungkan n=2, l =1, m=+1,
s=+½
Elektron ke-6
hanya berbeda pada arah rotasi dengan elektron ke-3, maka ke empat bilangan
kuantum yang dimiliki elektron ke-6 adalah n=2, l =1, m=+1, s=-½
Sumber:
Myranthika, F. O. (2020). Modul pembelajaran Kimia SMA kelas X: perkembangan model Atom.
Sirat, Niyata. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM DAN SISTEM PERIODIK.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas/Kelompok :
Nama Anggota :
1. Sodium memiliki 11, apa saja bilangan kuantum dari unsur sodium?
1. Na (11)
Penyelesaian:
Konfigurasi: 1𝑆22𝑆22𝑃63𝑆1
Elektron terakhir kulit valensi adalah 3𝑆1 :
Nomor Kuantum Utama, n = 3,
Bilangan Kuantum Azimut, l = 0,
Bilangan Kuantum Magnetik, ml = 0,
Bilangan Kuantum spin, s = +1/2
2. Penyelesaian:
Konfigurasi: 1𝑆22𝑆22𝑃63𝑆23𝑃4
Elektron terakhir kulit valensi adalah 3𝑃4 :
Nomor Kuantum Utama, n = 3,
Bilangan Kuantum Azimut, l = 1,
Bilangan Kuantum Magnetik, m = -1,
Nomor Kuantum spin, s = -1/2
3. Penyelesaian:
Jika n=3,
maka:
Sub kulitmya dapat berupa s p d
Bilangan Kuantum Azimut, l = 0; 1 = 1; 1 = 2
Bilangan Kuantum Magnetik:
m=0
m = -1, 0, +1
m = -2, -1, 0, +1, +2
Bilangan Kuantum spin, s = +1/2 atau -1/2
4. Penyelesaian:
N = 4, maka sub kulit dapat berupa 4s/4p/4d/4f
I = 1, maka sub kulit berupa sub kulit p
m = 0, maka electron valensi dapat sebesar 2 atau 5 pada orbital p
s = +1/2, maka arah spin menunjukan ke atas/searah jarum jam yang menjelaskan
elektron valensi sebanyak 2, unsur berupa:
Ge : [Ar] 4𝑆23𝑑104𝑃2
5. Penyelesaian:
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Mekanika Kuantum Kaitannya Terhadap SPU
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
2. Tidak boleh ada elektron dalam satu atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum
yang sama. Pernyataan ini dikemukakan oleh…
A. Hund B. Pauli C. Aufbau D. Planck E. Heisenberg
5. Keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari atom X dengan nomor atom 24
adalah…
A. n=3, l=0, m=0, s=+½
B. n=3, l=1, m=+1, s=-½
C. n=3, l=2, m=+1, s=+½,
D. n=3, l=2, m=-1, s=+½
E. n=3, l=2, m=0, s=-½
Kunci Jawaban:
1. E
2. B
3. A
4. A
5. C
-
Unsur 13Al : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 , mempunyai elektron valensi tiga, sesuai kaidah
oktet unsur ini akan stabil dengan cara melepaskan 3e tersebut membentuk ion Al3+ .
Al → Al3+ + 3e-
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )
-
Unsur 8O : 1s2 2s2 2p4 , mempunyai elektron valensi 6, sesuai kaidah oktet unsur ini
akan stabil dengan cara menyerap 2e- membentuk ion O2- .
O + 2e- → O2-
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )
Unsur 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 , mempunyai elektron valensi 7, sesuai kaidah oktet
unsur ini akan stabil dengan cara menyerap 1 elektron membentuk ion Cl
Cl + e- → CI-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 18Ar )
Jadi unsur logam akan melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif (+),
sedangkan unsur nonlogam akan menangkap elektron membentuk ion negatif (-),
Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pada kulit terluar yang
berperan yaitu elektron valensi. Elektron valensi dapat digambarkan dengan struktur
Lewis yaitu lambang kimia suatu atom atau ion yang dikelilingi oleh titik-titik elektron
valensi. Coba cermati tabel berikut :
1. Ikatan Ion
Ikatan ion sering disebut ikatan elektrovalen. Ikatan ini terbentuk dari fon positif
dan lon negant lon positif terbentuk karena atom melepaskan elektron, sedangkan ion
negatif terbentuk karena atom menangkap elektron. Ikatan ion terbentuk dari unsur logam
dan unsur nonlogam. Sebagai contoh senyawa MgO. Unsur Mg merupakan unsur logam,
sedangkan unsur O merupakan unsur nonlogan Oleh karena itu, senyawa MgO
merupakan senyawa lon karena terbentuk melalui ikatan ion.
Pelepasan dan penangkapan elektron ini berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas
elektron Masih ingatkah Anda dengan pengertian energi ionisasi dan afinitas elektron?
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan suatu atom untuk melepas 1
elektron pada kulit terluarnya, sedangkan afinitas elektron adalah kemampuan suatu atom
untuk menangkap 1 elektron pada kulit terluarnya. Jika harga energi ionisasi suatu atom
tinggi, atom tersebut akan lebih sulit melepaskan elektron terluarnya sehingga atom
cenderung untuk menarik elektron daripada melepaskan elektronnya (atom tersebut
mempunyai afinitas elektron besar).
Akibatnya, atom akan membentuk ion negatif. Sebaliknya, jika energi ionisasi
suatu atom rendah dan afinitas elektronnya juga rendah, atom tersebut cenderung lebih
mudah melepaskan elektron pada kulit terluarnya daripada menangkap elektron ke dalam
kulit terluarnya. Akibatnya, atom ini mudah membentuk ion positif.
Contoh natrium klorida (NaCl). Natrium memiliki nomor atom 11, sedangkan
klor memiliki nomer atom 17. Dengan demikian, dapat disusun konfigurasi elektron
unsur Na dan Cl sebagai berikut
11Na: 1s2 2s2 2p6 3s1 → cenderung melepaskan 1e- membentuk ion Na+
17CI: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → cenderung menangkap le membentuk ion Cl Keduanya
bereaksi menjadi:
Na → Na+ + e-
Cl + e- → CI-
Na + Cl → NaCl
2. Ikatan Kovalen
Rumus molekul asam klorida adalah HCl Unsur H memiliki nomor atom 1, sedangkan
unsur Cl memiliki nomor atom 17. Konfigurasi elektron unsur H dan Cl dituliskan sebagai
berikut.
1H: 1s1 elektron valensi = 1
17Cl: 15² 2s2 2p6 3s2 3p5 elektron valensi = 7
Unsur H tidak dapat melepaskan elektronnya untuk diberikan kepada unsur CL Untuk
tetap dap memenuhi kaidah duplet maupun kaidah oktet, unsur H dan unsur Cl harus
menggunakan pasanga elektron secara bersama-sama tanpa ada unsur yang melepas
maupun menangkap elektron. Ikata yang terjadi pada asam klorida dapat digambarkan
dengan rumus Lewis berikut
.
Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen. Jadi, ikatan kovalen adalah ikatan yang
terbentuk karena pemakaian elektron bersama. Ikatan kovalen terjadi antarunsur nonlogam
yang mempunyai daya tari elektron relatif besar.. Setelah Anda mempelajari uraian di atas,
coba berikan contoh senyawa kovalen lainnya.
5. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam unsur logam yang terbentuk akibat
adanya interaksi antarelektron valensi. Unsur logam mempunyai kecenderungan untuk
menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi yang rendah dan mempunyai elektron
valensi kecil. Oleh karena unsur logam memiliki elektron valensi kecil, kulit terluar unsur
logam relatif lebih longgar (terdapat banyak ruang kosong). Keadaan seperti ini
memungkinkan elektron valensi logam berpindah dari satu atom ke atom lain. Mobilitas
elektron dalam logam semakin bebas sehingga elektron valensi logam mengalami
delokalisasi yaitu keadaan elektron valensi yang tidak tetap posisinya pada satu atom,
tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi
tersebut berbaur menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif logam di
dalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang dibungkus
oleh awan atau lautan elektron valensi. Lautan elektron ini akan bertindak sebagai perekat
atom-atom logam sehingga membentuk ikatan yang disebut ikatan logam. Gerakan
elektron-elektron ini mengakibatkan logam mampu menjadi penghantar listrik yang baik.
Kekuatan ikatan logam bergantung pada banyaknya elektron valensi yang terdapat pada
atom logam tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, ciri-ciri ikatan logam sebagai berikut.
a. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang berjejal rapat satu
sama lain.
b. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga sangat mudah
dilepaskan untuk membentuk ion positif.
c. Kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.
d. Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi
logam mengalami delokalisasi
e. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur mem bentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.
Oleh karena keadaan dan ciri atom logam tersebut, logam mempunyai sifat-sifat berikut.
a. Berupa zat padat pada suhu kamar akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat
antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan, dan dapat direntangkan menjadi
kawat. Sifat ini disebabkan kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya
bergeser, sedangkan ikatannya tidak terputus
c. Penghantar atau konduktor listrik yang baik. Aliran listrik merupakan aliran elektron.
Dengan adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah
dalam logam maka logam dapat menghantarkan arus listrik.
d. Penghantar panas yang baik karena energi panas ikut bergerak ke seluruh permukaan
logam mengikuti gerak bebas elektron valensi. Panas yang mengenai permukaan
logam menga- kibatkan energi kinetik elektron meningkat sehingga elektron-elektron
dalam logam bergerak lebih cepat. Elektron-elektron yang bergerak ini menyerahkan
sebagian energi kinetiknya kepada elektron lain. Dengan demikian, seluruh
permukaan logam menjadi panas.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Struktur Lewis dan Ikatan
Kimia Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan dalam pembuatan struktur lewis.
Peserta didik dapat menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen,
dan ikatan logam.
C. Diskusi Kelompok
Amati kartu yang telah diberikan oleh guru!
F O K Al
Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….
F- O2- K+ Al3+
Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….
F2 H2 HF NH3
Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:…. Elektron Valensi:….
Buatlah struktur lewis berdasarkan atom, ion, dan molekul diatas yang dimulai dengan
menentukan elektron valensinnya!
D. Latihan Soal
Perhatikan tabel berikut.
Batu Kapur (CaCO3) Asam Flourida (HF) Amonium (NH4)
2 atom Silver (Ag) Asam Klorida (HCl) 2 atom Emas (Au)
Air (H2O) Pasta gigi (NaF) Belerang Trioksida (SO3)
2 atom Nikel (Ni) Metana (CH4) 2 atom Besi (Fe)
Asam Nitrat (HNO3) Baking Soda (NaHCO3) Pemutih (NaOCl)
ion: Alasan:
Yang termasuk dalam ikatan
kovalen: Alasan:
Alasan:
logam: Alasan:
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Struktur Lewis dan Ikatan Kimia
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Formatif dan Sumatif
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Didik Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru menayangkan video pembelajaran dan gambar terkait dengan
terjadinya pembentukan molekul (https://youtu.be/i3FCHVlSZc4)
(15 menit)
Kegiatan Inti Pertemuan ke-1
(Berdiferensiasi 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Proses) Guru bertanya berdasarkan video pembelajaran tersebut dan
menjelaskan terkait dengan cara menentukan geometri molekul
serta teori hibridisasi.
Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (6 orang)
dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Setiap kelompok diberikan beberapa karton yang tertulis beberapa
senyawa kimia. Berdasarkan karton tersebut peserta didik bersama
kelompok menentukan geometri molekulnya dengan bantuan
molymod.
( 15 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Masing-masing anggota kelompok berdiskusi untuk menjawab
senyawa kimia dan geometri molekulnya dengan tepat dengan
bantuan molymod.
(25 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusinya.
Guru bersama-sama dengan peserta didik mencoba menggunakan
Kingdraw untuk menganimasikan salah satu molekul.
(20 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan terkait
dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan j. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
k. Guru memberikan tugas mandiri
l. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
m. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
Materi : Soal narasi
Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
B. Definisi Geometri Molekul
Molekul merupakan kumpulan dua atau lebih atom yang berada dalam suatu susunan
tertentu yang terikat oleh gaya kimia. Bentuk molekul dapat bervariasi, hal ini disebabkan
oleh atom-atom yang saling berkaitan dan membentuk berbagai macam senyawa atau jenis
molekul yang berbeda-beda agar dapat stabil.
Molekul akan membentuk suatu susunan ruang-ruang atom yang dikenal dengan
geometri molekul. Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan, namun molekul-
molekul sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur
elektron dalam molekul.
Bentuk molekul (geometri molekul) merupakan posisi atom dalam molekul. Bentuk
molekul suatu zat akan memengaruhi sifat zat misal kepolarannya. Penentuan bentuk
molekul zat dilakukan melalui percobaan, di antaranya dengan metode difraksi sinar X dan
metode spektroskopi inframerah.
Bentuk molekul senyawa kovalen ditentukan oleh susunan ruang pasangan elektron di
sekitar atom pusat. Bentuk molekul senyawa kovalen dapat ditentukan berdasarkan teori
domain elektron (VSEPR) dan teori hibridisasi.
Bentuk molekul yang disusun oleh tiga atom yang berikatan dalam satu garis
lurus. Sebuah atom sebagai pusatnya berikatan dengan 2 atom lainnya dengan sudut
ikat sebesar 180". Contoh BeH2. Bentuk molekul linear digambarkan diatas.
Bentuk molekul segitiga datar atau segitiga sama sisi yang disusun oleh empat
buah atom. Sebuah atom sebagai pusatnya berikatan dengan tiga atom lainnya
dengan sudut ikat 120°. Contoh BF3. Bentuk molekul segitiga datar digambarkan di
atas.
c. Tetrahedral
Bentuk molekul yang tersusun dari lima atom berikatan. Sebuah atom sebagai
pusat yang berikatan dengan empat atom lainnya dengan sudut ikat 109,5°. Contoh
CCI4, Bentuk molekul tetrahedral digambarkan di atas.
d. Trigonal Bipiramida
Bentuk molekul terdiri atas dua bentuk piramida yang bergabung dalam salah satu
bidang Atom pusatnya dikelilingi oleh lima atom lain dengan sudut ikat 120°.
Contoh PCI5, Bentuk molekul trigonal bipiramida digambarkan seperti di atas.
e. Oktahedral
Bentuk molekul terdiri atas delapan bidang yang merupakan segitiga sama sisi
dengan sudut ikat 90. Contoh SF6 Bentuk molekul oktahedral digambarkan seperti di
atas.
Pada molekul BeCl2 berilium berperan sebagai atom pusat dengan dua elektron valensi.
Kedua elektron tersebut digunakan untuk berikatan kovalen dengan atom- atom klor
membentuk dua ikatan kovalen tunggal Rumus Lewis dan bentuk molekul BeCl2 seperti
berikut.
Bentuk molekul BeCl2 Pasangan elektron ikatan dalam kulit valensi atom pusat akan
mengalami tolakan disebabkan muatannya sejenis. Guna meminimalkan tolakan tersebut
maka pasangan elektron ikatan akan menjauh satu sama lain. Tolakan minimum dicapai
jika pasangan elektron ikatan berada pada posisi dengan sudut 180°. Oleh karena sudut
ikatan yang terbentuk antara atom klor dan atom klor yang lain melalui titik pusat (atom
Be) membentuk sudut 180°, bentuk molekul yang paling mungkin adalah linear. Sekarang,
tinjau molekul dengan tiga pasang elektron ikatan dalam kulit valensi atom pusat. Contoh
boron triklorida, BeCl2. Rumus Lewis dan bentuk molekul BCI, sebagai berikut.
Tiga pasang elektron ikatan dalam kulit valensi atom pusat berusaha meminimalkan
tolakan dengan cara memposisikan sejauh mungkin satu sama lain. Tolakan akan minimum
jika ketiga pasang elektron ikatan berada pada posisi 120° satu sama lain. Akibatnya,
bentuk molekul yang terbentuk adalah trigonal planar dengan atom pusat berada di tengah-
tengah segitiga.
Oleh karena itu, teori VSEPR juga disebut dengan teori domain elektron. Domain
elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain
elektron ditentukan sebagai berikut.
a. Setiap elektron ikatan, baik ikatan tunggal rangkap dua, atau rangkap tiga, merupakan 1
domain.
1. Setiap pasangan elektron bebas merupakan 1
domain. Jumlah domain elektron dalam beberapa
senyawa
2. Notasi VSEPR
Notasi VSEPR merupakan metode untuk menentukan bentuk molekul sesuai
dengan teori VSEPR (Valence Shell Electron Repulsion). Notasi VSEPR membantu
menentukan molekul menjadi lima molekul dasar yaitu linear, trigonal, planar,
tetrahedral, trigonal bipiramidal, dan oktahedral. Berikut adalah rumus notasi VSEPR:
Keterangan:
A = atom pusat
X = Elektron terikat
a = jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) yang terikat pada atom pusat
E = kelompok elektron valensi non-ikatan (PEB)
x = Jumlah pasangan elektron bebas (PEB)
3. Hubungan Antara PEI dan PEB pada Atom Pusat terhadap Bentuk Molekul
Beberapa langkah untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik dijelaskan berikut ini.
a. Menghitung jumlah pasangan elektron pada atom pusat
ion Jumlah elektron valensi ± muatan lon
Pasangan elektron = 2
Senyawa nonpolar terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama-sama dalam
ikatan kovalen tertarik sama kuat ke semua atom atau harga keelektronegatifan atom-atom
dalam molekul nonpolar sama. Jadi, semua muatannya terdistribusi simetris. Senyawa
nonpolar umumnya terjadi pada senyawa beratom sejenis seperti Cl 2 dan H2 Namun, pada
senyawa- senyawa berbeda atom seperti CO2 , CCI4 , dan CH4 pasangan elektron yang
digunakan untuk berikatan kovalen juga terdistribusi secara simetris.
Pada senyawa CO,, kedua atom O menarik pasangan elektron dengan sama kuat sehingga
pasangan elektron terdistribusi secara simetris. Kondisi ini mengakibatkan bentuk molekul
simetris sehingga dipol-dipol ikatan saling meniadakan. Oleh karena tidak mempunyai
dipol senyawa ini bersifat nonpolar.
5. Teori Hibridisasi
Hibridisasi adalah proses penggabungan orbital-orbital atom membentuk orbital baru
yang disebut orbital hibrida. Orbital hibrida merupakan orbital yang digunakan oleh
elektron- elektron yang berikatan. Teori ini disebut juga teori ikatan valensi.
a. Orbital sp
Hibridisasi sp diamati ketika satu orbital s dan satu orbital p di kulit utama yang
sama dari sebuah atom bercampur untuk membentuk dua orbital ekuivalen baru.
Orbital baru yang terbentuk disebut orbital hibridisasi sp. Ini membentuk molekul
linier dengan sudut 180 °.
Jenis hibridisasi ini melibatkan pencampuran satu orbital 's' dan satu orbital 'p'
dengan energi yang sama untuk menghasilkan orbital hibrid baru yang dikenal
sebagai orbital hibridisasi sp.
Hibridisasi sp juga disebut hibridisasi diagonal.
Setiap orbital hibridisasi sp memiliki jumlah karakter s dan p yang sama – 50% s
dan 50% karakter p.
Semua senyawa berilium , seperti BeF 2 , BeH 2, BeCl 2
Semua senyawa dari ikatan rangkap tiga yang mengandung karbon, seperti
C2H2.
b. Orbital sp2
Hibridisasi sp 2 diamati ketika satu orbital s dan dua orbital p dari kulit atom yang
sama bercampur membentuk 3 orbital ekuivalen. Orbital baru yang terbentuk
disebut orbital hibrid sp 2 .
hibridisasi sp 2 disebut juga hibridisasi trigonal.
Ini melibatkan pencampuran orbital satu 's' dan dua orbital 'p' dengan energi yang
sama untuk menghasilkan orbital hibrida baru yang dikenal sebagai sp 2 .
Campuran orbital s dan p terbentuk dalam simetri trigonal dan dipertahankan pada
120 0 .
Ketiga orbital hibrid tetap berada dalam satu bidang dan membentuk sudut 120°
satu sama lain. Masing-masing orbital hibrid yang terbentuk memiliki 33,33%
karakter 's' dan 66,66% karakter 'p'.
Molekul -molekul di mana atom pusat dihubungkan dengan 3 atom dan hibridisasi
sp2 memiliki bentuk planar segitiga.
Contoh Hibridisasi:
Semua senyawa Boron, yaitu BF3 dan BH3
Semua senyawa karbon, mengandung ikatan rangkap karbon-karbon, Etilena
(C2 H4 )
c. Orbital sp3
Ketika satu orbital 's' dan 3 'p' milik kulit atom yang sama bercampur bersama
untuk membentuk empat orbital ekuivalen baru, jenis hibridisasi disebut hibridisasi
tetrahedral atau sp 3 . Orbital baru yang terbentuk disebut orbital hibrid sp 3 .
Ini diarahkan ke empat sudut tetrahedron biasa dan membuat sudut 109,5° satu
sama lain.
Sudut antara orbital hibrid sp3 adalah 109,5°
Setiap orbital hibrid sp 3 memiliki 25% karakter s dan 75% karakter p.
Contoh hibridisasi sp 3 adalah etana (C 2 H 6 ) dan metana.
d. Orbital sp3d
Hibridisasi sp 3
d melibatkan pencampuran orbital 1s, orbital 3p dan orbital 1d
untuk membentuk 5 orbital hibridisasi sp 3
d dengan energi yang sama. Mereka
memiliki geometri trigonal bipyramidal.
e. Orbital sp3d2
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menentukan bentuk molekul suatu senyawa menurut teori
VSEPR dan domain elektron dengan tepat.
Peserta didik dapat mengidentifikasi hibridisasi suatu senyawa dengan tepat.
Peserta didik dapat membuat model bentuk molekul dengan benar melalui molymod
dan program aplikasi
C. Petunjuk Penggunaan LKPD
Berdoalah sebelum memulai mengerjakan LKPD.
Persiapkan alat dan bahn yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKPD.
Selesaikan tugas-tugas di LKPD dengan baik, benar, dan bertanggung jawab.
Gunakan berbagai sumber belajar dari berbagai sumber baik modul pembelajaran,
buku peserta didik, internet, dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan.
Kumpulkan LKPD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tanyakanlah kepada guru apabila ada kesulitan dalam mengerjakan LKPD.
C. Mencocokan Kartu
Perhatikan karton yang diberikan oleh guru!
BeCl2 PCl5
BCl3 SF6
CH4
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Didik Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
Baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahamannya dari
pertanyaan pemantik.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 5- 6
peserta didik.
h. Guru menampilkan gambar
(35 menit)
3) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik menjawab soal yang terdapat dalam LKPD.
(25 menit)
4) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusinya. Peserta didik
lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok
lain.
Guru mengulas hasil presentasi peserta didik yang telah maju.
(20 menit)
5) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari Sumber terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru memberikan tugas.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
Materi : Soal narasi
Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Gaya Antar Molekul
Gaya antarmolekul, sering disingkat IMF, adalah gaya tarik menarik dan tolak yang
timbul antara molekul suatu zat. Gaya-gaya ini memediasi interaksi antara molekul individu
suatu zat. Gaya antarmolekul bertanggung jawab atas sebagian besar sifat fisik dan kimia
materi.
Gaya juga ada di antara molekul itu sendiri dan ini secara kolektif disebut sebagai gaya
antarmolekul. Gaya antarmolekul terutama bertanggung jawab atas karakteristik fisik
zat. Gaya antarmolekul bertanggung jawab atas keadaan materi yang terkondensasi. Partikel
penyusun zat padat dan cair disatukan oleh gaya antarmolekul dan gaya ini memengaruhi
sejumlah sifat fisik materi di kedua keadaan ini.
Salah satu yang menjadi pembeda antara zat padat dan cair adalah dari susunan partikelnya.
Hal ini dikarenakan partikel zat berukuran sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Oleh karena itu, susunan dan sifat partikel sangat menentukan dalam wujud zat.
Zat padat : jarak antar molekul-molekul benda padat dan sangat dekat satu sama lain,
memiliki gaya tarik menarik antar molekul yang paling kuat.
Zat cair : gaya tarik antar molekul zat cair lebih kecil dibandingkan dengan zat padat,
tetapi lebih besar dibandingkan dengan zat berwujud gas. Zat berwujud cair tidak
memiliki bentuk yang tetap.
D. Jenis Gaya Antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya tarik menarik yang muncul antara komponen positif (atau
proton) dari satu molekul dan komponen negatif (atau elektron) dari molekul lain. Berbagai
sifat fisik dan kimia suatu zat bergantung pada gaya ini. Titik didih suatu zat sebanding
dengan kekuatan gaya antarmolekulnya – semakin kuat gaya antarmolekul, semakin tinggi
titik didihnya.
Dengan membandingkan titik didih berbagai zat, kita dapat membandingkan kekuatan
gaya antarmolekulnya. Ini karena panas yang diserap oleh zat pada titik didihnya digunakan
untuk memecah gaya antarmolekul ini dan mengubah cairan menjadi uap.
Gaya antarmolekul kovalen berdasarkan kekuatan dari yang terlemah hingga yang
terkuat sebagai berikut.
a. Gaya London
Gaya London ditemukan oleh fisikawan Jerman Fritz London pada tahun
1928. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik-menarik antarmolekul
nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan
elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat. Disebut gaya
dipol sesaat karena dipol tersebut hanya terjadi dalam waktu yang sangat
singkat. Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat
mengimbas ke mole sekitarnya disebut polartuabilites Pada umumnya makin
banyak jumlah elektron dalam mo polariabilitasnya makin besar. Oleh karena
makin banyak elektron dalam atom makin ting massa molekul relatif (M), dapat
dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, mole makin mudah
mengalami polarisasi sehingga grys London makin kuat. Makin kaut gaya Lond
makin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena in jika massa molekul
relatif zat mak besar, titik didih dan titik lelehnya makin tinggi
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulya
mengalami gaya t menarik dengan gaya London mempunyal titik didih dan titik
leleh rendah dibandingkan denga zat lain yang massa molekul relatif (Mr-nya)
hampir sama Jika molekul moleculnya kecil maka za tersebut berwujud gas pada
suhu kamar, misal hidrogen (H2), nitrogen (N2) dan helium (He).
c. Gaya Dipol-Dipol
Gaya antarmolekul ini terjadi jika dipol positif dari salah satu molekul
polar tarik menarik dengan dipol negatif dari molekul polar lainnya. Interaksi ini
terjadi antarsenyawa kovalen polar seperti HCI dan HBr. Molekul-molekul polar
cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekatkan kutub positif dari
suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain. Mach besar momen
dipol yang
dimiliki suatu senyawa, makin besar gaya dipol-dipol yang dihasilkan Gaya ini
lebih kuat daripada gaya London dan gaya dipol terimbas.
2. Ikatan Hidrogen
Sumber:
Qurniawati, Annik., Risha Rahmawati., Hendra Heryanto. (2020). Kimia Untuk SMA/MA
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Yogyakarta: PT. Penerbit Intan Pariwara
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Gaya Antar Molekul, Padat, Cair
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat membedakan gaya antar molekul pada padatan dan cairan.
Peserta didik dapat mendeskripsikan Gaya Van der Waals (Gaya London, Gaya
Dipol Terimbas, Gaya dipol-dipol) beserta contohnya.
Peserta didik dapat mendeskripsikan ikatan hidrogen beserta contohnya.
D. Diskusi Kelompok
Instruksi:
Buatlah kelompok yang berisikan 4 orang. Setiap anggota kelompok diberikan
tugas yang berbeda (Gaya London, Gaya Dipol Terimbas, Gaya Dipol-Dipol, Ikatan
Hidrogen). Setiap peserta didik yang mempunyai tugas yang sama berkumpul dan
mendiskusikan tugas tersebut.
Kemudian kembali ke kelompok awal untuk memaparkan hasil diskusinya.
Setelah bertukan informasi, buatlah resume berdasarkan hasil pemaparan setiap anggota
dengan semenarik mungkin serta presentasikan didepan kelas!.
E. Latihan Soal
1. Sebutkan gaya antarmolekul yang terdapat didalam molekul berikut pada setiap
molekul (bisa lebih dari satu gaya antarmolekul). Kemudian lingkari gaya antar
molekul yang paling kuat yang akan menentukan sifat fisik (misalnya titik didih) untuk
setiap molekul.
a.
CH3Cl
b.
H2
c.
HCl
d.
Ne
e.
NH3
f.
HF
g.
CH3OH
h.
C2H4
i.
CO
Penyelesaian:
a.
CH3Cl = London, dipol-dipol
b.
H2 = London
c.
HCl = London, dipol-dipol
d.
Ne = London
e.
NH3 = London, dipol-dipol, hidrogen
f.
HF = = London, dipol-dipol, hidrogen
g.
CH3OH = London, dipol-dipol, hidrogen
h.
C2H4 = London
i.
CO = London, dipol-dipol
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Formatif
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Gaya Antar Molekul, Padat, Cair
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
Rubrik Penilaian
Nomor Indikator Skor
Soal
1. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
2. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
3. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
4. 4. Siswa dapat menjawab soal dengan tidak tepat 3
5. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 15
6. Siswa dapat menjawab soal dengan kurang tepat 25
B. KOMPETENSI AWAL
Penulisan persamaan reaksi
Perubahan zat kimia dan fisika
I. PERTANYAAN PEMANTIK
Apakah kalian pernah memasak dirumah? Apa yang kalian rasakan saat berada di dekat
kompor yang menyala?
Jika kalian mendiamkan es batu pada suhu ruangan dalam waktu lama apa yang terjadi?
jika kalian membakar sebuah kayu, apa hasil yang akan teramati? Bagaimana
fenomena tersebut dijelaskan dalam reaksi kimia?
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
HK. Kekekalan Energi, Sistem dan Lingkungan, Reaksi Ekso dan Endo
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali materi reaksi
eksotermik dan endotermik.
e. Peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali sistem terisolasi.
(20 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik diajak untuk memerhatikan animasi cara kerja
Proses) kalorimetri
(25 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik berdiskusi dengan kelompok apa yang membedakan
berdasarkan kedua gambar tersebut.
Setiap kelompok memberikan contoh reaksi endotermik dan
eksotermik dalam kehidupam sehari-hari.
(15 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 2
Kalorimetri
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diminta menanggapi pertanyaan permantik yang
diberikan guru
e. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
g. Guru menayangkan video animasi cara kerja kalorimeter
(https://youtu.be/83PpPlk4X84)
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik memperhatikan animasi cara kerja kalorimeter
Proses) (10 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mendiskusikan peralatan yang terdapat dalam
kalorimeter beserta contohnya. Kemudian menganalisis cara kerja
kalorimeter berdasarkan video tersebut.
Setiap Kelompok membuat resume berdasarkan hasil diskusi
kelompok.
(30 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan dan menjelaskan hasil diskusi kelompoknya.
Peserta didik lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi
kelompok lain.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru meminta setiap kelompok untuk mendesain rancangan
praktikum kalorimetri. Rancangan tersebut harus dikonsultasikan
kepada guru sebelum pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 3
Praktikum Kalorimetri
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
f. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
g. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
h. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
fungsi alat dan cara kerja kalorimetri yang mempengaruhi laju
reaksi.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menjelaskan K3 selama proses pembelajaran di Laboratorium
Proses) Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Peserta didik mulai melakukan praktikum terkait kalorimeter secara
berkelompok.
(40 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik mulai mengolah dan menganalisis data yang
dihasilkan selama percobaan.
(45 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
memaparkan data hasil percobaannya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil pemaparan kelompok lain.
(30 menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 4
Persamaan Termokimia dan Entalpi Reaksi
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Peserta didik diajak untuk mengingat kembali kegunaan kalorimeter
dalam menentukan kalor reaksi.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Peserta didik memerhatikan contoh persamaan termokimia
Proses) Peserta didik diarahkan untuk memahami bahwa kalorimeter
digunakan untuk mengukur kalor pada tekanan tetap.
Peserta didik diajak untuk memahami bahwa kalor yang diukur pada
tekanan tetap disebut dengan perubahan entalpi (ΔH).
Peserta didik diarahkan bahwa perubahan entalpi merupakan
pengurangan entalpi akhir oleh entalpi awal.
(20 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan tugas yang terdapat pada
LKPD.
(15 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Peserta didik lainnya
mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi pada
pertemuan berikutnya.
c. Setiap kelompok diminta untuk membuat power point yang
membahas perubahan entalpi standar yang telah dibagi menjadi 2
topik oleh guru.
d. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 5
Perubahan Entalpi Standar
Kegiatan a. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
Pendahuluan dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
b. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru menyampaikan informasi tentang tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan assesmen yang akan dilaksanakan.
e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
f. Guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4
peserta didik.
h. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali mengenai
entalpi reaksi
i. Guru mengecek kesiapan kelompok dalam menyiapkan power point.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1) Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok (4 orang)
Proses) dan mempersiapkan ruangan kelas sesuai dengan arahan guru.
Guru menjelaskan langkah dan peraturan selama proses
pembelajaran.
Masing-masing anggota kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok
dimana sub kelompok pertama bertugas untuk mempresentasikan
hasil studi literaturnya kepada kelompok lain dengan semanarik
mungkin dan sub kelompok lainnya bertugas mendengarkan
presentasi kelompok lain. Setelah waktu habis sub kelompok
tersebut akan bertukar peran. (To Stand To Stand)
(40 menit)
2) Pengolahan Data (Data Processing)
Setiap kelompok membuat resume berdasarkan kegiatan To Stand
To Stand
Peserta didik diarahkan untuk mengerjakan soal pada LKPD.
(40 menit)
3) Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik dari setiap kelompok untuk
menjelaskan apa yang telah dipelajarinya berdasarkan hasil
presentasi kelompok lain. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Perwakilan peserta didik menerangkan hasil pengerjaan soal pada
LKPD
(25 menit)
4) Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan terkait dengan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang
telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau
mencari di internet.
b. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
Pertemuan 6
Hukum Hess
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru memberikan pertanyaan pematik kepada peserta didik
Bagaimana cara menentukan harga perubahan entalpi reaksi
dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan
standar.
(25 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menyampaikan materi hukum hess dengan cara mengaktifkan
Proses) kelas.
Berdasarkan penjelasan guru Peserta didik menyimpulkan mengenai
deskripsi hukum Hess, setelah diberikan hubungan beberapa
persamaan termokimia.
(30 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan tugas agar dapat
memahami hukum Hess yang terdapat pada LKPD.
(20 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk menjelaskan hasil
jawaban soalnya. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Peserta didik melakukan ice breaking yang di pimpin oleh guru
(35 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(10 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(10 menit)
Pertemuan 7
Energi Ikat
Kegiatan a. Guru memberi salam dan meminta peserta didik untuk merapihkan
Pendahuluan barang disekitar meja dan meminta peserta didik untuk
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
b. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum belajar yang
dipimpin ketua kelas/ wakil ketua kelas.
c. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
d. Guru memberikan pertanyaan pematik kepada peserta didik
Bagaimana cara menentukan harga perubahan entalpi reaksi
dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan
standar?
e. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi ikatan
kovalen.
f. Peserta didik diajak untuk mendeskripsikan energi ikatan rata-rata.
(15 menit)
Kegiatan Inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement)
(Berdiferensiasi Guru menampilkan video pembelajaran
Proses) (https://youtu.be/isQlPQYIUE4)
Peserta didik diarahkan untuk memahami bahwa reaksi kimia
merupakan proses penyusunan ulang dari suatu zat (reaktan) menjadi
zat lain (produk). Pada proses penyusunan ulang tersebut terjadi
peristiwa pemutusan ikatan (pada reaktan) dan pembentukan ikatan
(pada produk).
Peserta didik diajak untuk memahami bahwa perubahan entalpi
reaksi dapat ditentukan melalui harga energi ikatan rata-rata.
(20 menit)
2. Pengolahan Data (Data Processing)
Peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan tugas agar dapat
memahami energi ikatan yang terdapat pada LKPD.
(25 menit)
3. Pembuktian (Verification)
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk menjelaskan hasil
jawaban soalnya. Peserta didik lainnya mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Peserta didik melakukan ice breaking yang di pimpin oleh guru
(20 menit)
4. Menarik Simpulan/Generalisasi (Generalization)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan simpulan.
(5 Menit)
Refleksi : Peserta didik melakukan refleksi mengenai pemahaman yang
didapatkan setelah proses pembelajaran yang dipandu oleh guru.
Kegiatan a. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
Penutup memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di
internet.
b. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk persiapan materi
pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan menggunakan salam.
(5 menit)
K. ASESMEN
Asesmen Formatif:
Asesmen Sumatif:
L. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
Materi : Soal narasi
Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
Metode : Memberikan soal narasi yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi
pengayaan.
Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian
tinggi kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran
maupun di luar jam.
2. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes
sumatif).
Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : Memberikan soal remedial yang berbeda tetapi memiliki bobot
soal sama dengan soal yang dijawab salah oleh peserta didik pada tes sumatifnya.
Lampiran 1
BAHAN AJAR
1. Perubahan Entalpi
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Kalor ini dapat dideteksi dengan
menggunakan indikator suhu zat tersebut, semakin tinggi suhu, semakin tinggi kalor yang
dimiliki benda tersebut. Pada hukum termodinamika, dikenal istilah hukum kekekalan
energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan atau tidak dapat dimusnahkan,
energi hanya dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk energi yang lainnya. Total
energi yang dimiliki oleh suatu benda disebut energi dalam (E). Besarnya energi dalam
tidak dapat ditentukan bila zat tersebut belum mengalami perubahan, yang dapat
ditentukan adalah perubahan energinya, atau 𝛥E. yang mana secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝛥E = q + w
Di mana q merupakan jumlah kalor sistem dan w merupakan kerja, yaitu merupakan
kemampuan melakukan usaha. Hal ini terjadi pada reaksi yang menghasilkan gas,
sehingga akan mampu memberikan tekanan (P) yang diakibatkan karena perubahan
volume (𝛥V) . Secara matematis dituliskan:
w = P𝛥V
Karena reaksi kimia biasa terjadi pada tekanan tetap dan tidak terjadi perubahan
volume, maka nilai 𝛥V = 0, maka kerja (w) akan bernilai = 0. Sehingga besarnya 𝛥E
akan ditunjukan oleh besarnya kalor yang dimiliki oleh benda tersebut, secara matematis
dituliskan: 𝛥E = q
Pada termodinamika, total energi dalam (E) dikenal dengan istilah Entalpi (H), yaitu
jumlah total energi dari suatu sistem yang diukur pada kondisi tekanan tetap. Sama
dengan Energi dalam, entalpi tidak dapat diukur besarnya, yang dapat ditentukan
besarnya adalah perubahan entalpi, 𝛥H. Dengan demikian besarnya perubahan entalpi
merupakan besarnya nilai kalor yang dimiliki oleh suatu sistem.
𝛥H = q
Besarnya perubahan entalpi berarti selisih antara entalpi akhir dan entalpi awal. Secara
matematis dapat dituliskan:
𝛥H = H akhir – H awal
4. Persamaan termokimia
Suatu persamaan reaksi kimia yang diikuti dengan nilai perubahan entalpi yang
menyertai reaksi tersebut dikenal dengan istilah persamaan termokimia. Sebagai contoh :
2 𝐻2 (g) + 𝑂2 (g) ⟶ 2 𝐻2𝑂 (g) 𝛥H = – 489,6 kJ
Dari persamaan termokimia di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan 2
mol uap air (𝐻2𝑂) akan disertai pelepasan energi sebesar 489,6 kJ. Tanda negatif pada nilai
𝛥H persamaan termokimia diatas bukan menunjukan nilai sebenarnya, tetapi menunjukan
bahwa pada reaksi tersebut terjadi pelepasan kalor atau bersifat eksoterm.
Begitu pula seandainya akan dibuat menjadi diagram tingkat energi pada proses
pembekuan air, berdasar persamaan termokimia di atas maka diagram tingkat energi akan
menjadi:
8. Energi Ikat
Reaksi kimia merupakan proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini
selalu disertai perubahan energi. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan
kimia dalam suatu molekul gas menjadi atom- atomnya dalam fase gas disebut energi
ikatan atau energi disosiasi (D) Untuk molekul kompleks, energi yang dibutuhkan untuk
memecah molekul itu sehingga membentuk atom-atom bebas disebut energi atomisasi.
Harga energi atomisasi ini merupakan jumlah energi ikatan atom-atom dalam molekul
tersebut. Untuk molekul kovalen yang terdiri dari dua atom, seperti H2, O2, N2, atau HI
yang mempunyai satu ikatan, maka energi atomisasi sama dengan energi ikatan. Energi
yang diperlukan untuk reaksi pemutusan ikatan telah diukur. Misalnya, energi untuk
memutuskan 1 mol ikatan H-H dalam suatu molekul gas H, menjadi atom-atom H adalah
436 kJ mol.
Energi dibutuhkan untuk memutuskan molekul CH4 menjadi sebuah atom C dan 4
atom H:
Saat perubahan entalpi tersebut setara untuk memutuskan 4 ikatan (II) maka
besarnya energi ikatan rata-rata C-H adalah 415,8 kJ mol-1, selanjutnya kita sebut energi
ini sebagai energi ikatan rata-rata karena empat ikatan C-H dalam CH4 putus dalam
waktu yang sama.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Termokimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat mendeskripsikan hukum kekekalan energi dan
menghubungkannya dengan termokimia.
Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara sistem dan lingkungan serta
mampu menentukan jenis-jenis sistem disertai dengan contohnya.
Peserta didik dapat mendeskripsikan peristiwa eksotermik dan endotermik serta
mampu memberikan contohnya.
Peserta didik dapat menentukan jenis-jenis perubahan entalpi reaksi.
Peserta didik dapat merancang dan menganalisis data percobaan termokimia
Peserta didik dapat mengidentifikasi perubahan entalpi standar
Peserta didik dapat menganalisis hubungan Hukum Hess dalam perubahan entalpi
Peserta didik dapat memperkirakan perubahan entalpi berdasarkan data energi ikat.
4. Diketahui ΔHof K3PO4 315 kJ/mol, berapakah kalor yang dibutuhkan untuk membentuk
159 gram K3PO4 (Ar K = 39, P = 31, O = 16)!
3. Diketahui:
ΔH CO2(g)= -394 kJ/mol
ΔH H2O(l)=-286 kJ/mol
ΔH C3H8 = -104 kJ/mol
Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 gram C3H8 (Mr = 44) sesuai
persamaan reaksi:
C3H8 + O2 CO2 + H2O (belum setara)
4. Diketahui entalpi pembentukan C2H5OH, CO2, dan H2O masing-masing berturut-turut
adalah-266 kJ/mol. -394 kJ/mol, dan-286 kJ/mol. Tentukan besarnya entalpi reaksi pada
pembakaran sempurna etanol menurut reaksi:
C2H5OH + 3 O2 →2 CO2 +3 H2O
Cl – Cl = 243 kJ/mol
C – H = 415 kJ/mol
C – Cl = 338 kJ/mol
H – Cl = 432 kJ/mol
Hitunglah 𝗈H reaksi CH4 + 4Cl2 → CCl4 + 4HCl!
2. Diketahui data energi ikatan:
C-C = 348 kJ/mol O = O = 500 kJ/mol
C-H = 415 kJ/mol C = O = 724 kJ/mol
O-H = 463 kJ/mol
Tentukanlah 𝗈H pada reaksi pembakaran 1 mol propana (C3H8)!
3. Entalpi pembentukan NH, adalah -46 kJ/mol. Jika energi ikatan H - H dan N-H masing-
masing adalah 436 dan 391 kJ/mol, hitunglah energi ikatan N=N!
4. Diketahui entalpi pembentukan H2O = -242 kJ/mol. energi ikatan H-H = 436 kJ/mol,
dan energi ikatan O = O adalah 495 kJ/mol. Tentukan besarnya energi ikatan rata-rata O-
H dalam H2O!
Lampiran 3
Pedoman Penilaian Peserta Didik
Mata Pelajaran/Kelas : Kimia
Materi : Termokimia
Hari/Tanggal :
Teknik Penilaian : Observasi Peserta Didik
Bentuk Penilaian : Penilaian Diskusi dan Presentasi Peserta Didik
Aspek Penilaian
No Kemampuan Kekom- Keaktifan Kemampuan Nilai
1. Dalam tabung reaksi terdapat larutan HCl dan larutan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3. Yang dimaksud sistem
dari percobaan tersebut adalah . . . .
A. tabung reaksi, larutan HCl, dan udara di sekitar tabung reaksi
B. tabung reaksi, larutan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3, dan udara di sekitar tabung reaksi
C. larutan HCl, larutan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3, dan hasil reaksi
D. kalor yang terbentuk dari hasil reaksi antara larutan HCl dan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3
E. perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi antara HCl dan 𝑁𝑎2𝐶𝑂3
2. Sebongkah CaO yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air akan
menyebabkan air mendidih. Reaksi tersebut dapat digolongkan . . . .
A. eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
B. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke system
C. endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
D. endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke system
E. endoterm, energinya tetap
Diagram entalpi di atas menunjukan reaksi kimia yang terjadi pada reaksi ....
A. endoterm, karena harga ΔH = +
B. endoterm, karena harga ΔH = 0
C. endoterm, karena harga ΔH = −
D. eksoterm, karena harga ΔH = −
E. eksoterm, karena harga ΔH = +
8. Jika diketahui;
9. Jika diketahui:
Kunci Jawaban:
1. C
2. A
3. B
4. C
5. A
6. C
7. D
8. C
9. B
10. E
Keterangan : Nilai = Jumlah jawaban benar x 10
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
B. Laju Reaksi
Laju reaksi atau laju reaksi adalah kecepatan di mana reaktan diubah menjadi produk.
Laju reaksi mengacu pada kecepatan di mana produk terbentuk dari reaktan dalam reaksi
kimia. Ini memberi beberapa wawasan tentang kerangka waktu di mana suatu reaksi dapat
diselesaikan. Misalnya, laju reaksi pembakaran selulosa dalam api sangat tinggi dan reaksi
selesai dalam waktu kurang dari satu detik. Ketika kita berbicara tentang reaksi kimia,
terdapat fakta bahwa laju terjadinya sangat bervariasi. Beberapa reaksi kimia hampir terjadi
seketika, sementara yang lain biasanya membutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan akhir.
Dari diagram diatas reaksi kimia : A → B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat B
ditentukan oleh jumlah zat A yan bereaksi dan jumlah zat B yang terbentuk tiap satuan
waktu. Pada saat konsentrasi pereaksi zat A berkurang, konsentrasi hasil reaksi zat B
bertambah. Artinya, dalam reaksi kimia yang sedang berlangsung, zat-zat pereaksi
(reaktan) akan berkurang dan zat- zat hasil reaksi (produk) akan bertambah seiring
berkurangnya pereaksi tersebut. Oleh karena itu, laju reaksi dapat didefinisikan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil reaksi setiap
satuan waktu
Dengan demikian konsep laju reaksi kimia untuk reaksi : A → B dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
Tanda positif (+) menunjukkan penambahan konsentrasi produk, sedangkan tanda negatif
(-) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan.
persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai:
Persamaan seperti di atas, disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi.
Persamaan laju reaksi seperti itu menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi
dengan laju reaksi. Bilangan pangkat pada persamaan di atas disebut sebagai orde reaksi
atau tingkat reaksi pada reaksi yang bersangkutan. Jumlah bilangan pangkat konsentrasi
pereaksi-pereaksi disebut sebagai orde reaksi total. Artinya, reaksi berorde x terhadap
pereaksi A dan reaksi berorde y terhadap pereaksi B. orde reaksi total pada reaksi
tersebut adalah (x + y), Faktor k yang terdapat pada persamaan tersebut disebut tetapan
reaksi. Harga k ini tetap untuk suatu reaksi, dan hanya dipengaruhi oleh suhu dan katalis.
D. Orde Reaksi
Dalam laju reaksi, terdapat orde yang menampilkan hubungan antara perubahan
konsentrasi dengan perubahan laju reaksi berupa grafik. Ada tiga jenis grafik orde reaksi.
di antaranya yaitu:
Orde nol → Menunjukkan bahwa laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi reaksi.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi
tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun
peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.
laju reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat
besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga.
Orde dua → Ketika konsentrasi dinaikkan n kali, maka laju reaksi akan naik n pangkat
(n2)
Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat sebesar
(2) atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali semula, maka
laju reaksi akan menjadi (3) atau 9 kali semula.
Orde Negatif
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya laju
reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi, Artinya, apabila konsentrasi
pereaksi dinaikkan atau diperbesar, maka laju reaksi akan menjadi lebih kecil.
Keterangan :
v = Laju reaksi
k = Tetapan laju reaksi
m, n = Orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B
3. Suhu
Kenaikan suhu mempercepat laju reaksi karena kenaikan suhu menyebabkan
gerakan partikel semakin cepat. Gerakan ini menyebabkan energi kinetik partikel-
partikel bertambah sehingga makin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan yang
efektif. Dengan demikian makin banyak partikel-partikel yang bereaksi. Pada
umumnya reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebh tinggi. Para
ahli menemukan bahwa banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat setiap
kenaikan suhu sebesar 10 0C. Hal inilah yang menyebabkan mengapa banyak industri
yang proses produksinya berlangsung pada suhu tinggi.
Keterangan :
Tx = Kenaikan suhu
n = Besar laju
T1 = Suhu awal
T2 = Suhu akhir
4. Katalis
Katalis dapat mempengaruhi laju reaksi. Pada umumnya katalis dapat
meningkatkan laju reaksi, tanpa mengalami perubahan kimia yang tetap dan akan
terbentuk kembali pada akhir reaksi. Katalis yang dapat mempercepat laju reaksi
disebut katalis positif atau dikenal dengan nama katalisator. Sedangkan katalis yang
memperlambat laju reaksi disebut katalis negatif atau dikenal dengan nama inhibitor.
Peran katalis dalam mempercepat laju reaksi dengan cara membuat mekanisme reaksi
alternatif (yang berbeda) dengan harga energi aktifasi (Ea) yang lebih rendah dengan
harga energi aktifasi (Ea) tanpa katalis. Dengan Ea yang lebih rendah menyebabkan
lebih banyak partikel yang mengalami tumbukan efektif sehingga laju reaksi menjadi
meningkat.
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Laju
Reaksi Kelas/Semester :
XI/Ganjil Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat mendeskripsikan teori tumbukan dan energi aktivasi.
Peserta didik dapat mendeskripsikan hubungan antara teori tumbukan dengan laju
reaksi.
Peserta didik dapat menuliskan rumus laju reaksi.
Peserta didik dapat mendeskripsikan hubungan antara laju reaksi dengan orde reaksi.
Peserta didik dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan
menghubungkannya dengan teori tumbukan.
Peserta didik dapat m percobaan sederhana mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi.
Peserta didik dapat menentukan harga orde reaksi dan menghubungkannya dengan
persamaan laju reaksi.
Kemudian analisislah hubungan antara laju reaksi pereaksi dengan laju reaksi hasil
reaksi!.
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
Apabila reaksi dua arah berlangsung dalam ruang tertutup dan laju reaksi ke
kanan sama besar dengan laju reaksi ke kiri, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang.
Reaksinya disebut reaksi kesetimbangan. Dalam keadaan setimbang, jumlah reaktan dan
produk tidak harus sama, asalkan laju reaksi ke kiri dan ke kanan sama besar.
B. Kesetimbangan Kimia
Secara umum kesetimbangan dalam reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua, yaitu
kesetimbangan statis dan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terjadi ketika semua
gaya yang bekerja pada objek bersifat seimbang, yaitu tidak ada gaya yang dihasilkan.
Sementara itu, kesetimbangan dinamis diperoleh ketika semua gaya yang bekerja pada objek
bersifat seimbang, tapi objeknya sendiri bergerak.
Pada persamaan reaksi kesetimbangan kimia setiap terjadi reaksi ke kanan, maka zat-zat
produk akan bertambah, sementara zat-zat reaktan berkurang. Sebaliknya, reaksi juga dapat
bergeser ke arah reaktan sehingga jumlah produk berkurang. Akibatnya terjadi lagi reaksi ke
arah kanan. Demikian ini terjadi terus-menerus, sehingga secara mikroskopis terjadi reaksi
bolak-balik (dua arah) pada reaksi kesetimbangan. Keadaan seperti ini dikatakan bahwa
kesetimbangan bersifat dinamis. Keadaan dinamis hanya terjadi dalam sistem tertutup.
Contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari yaitu proses pemanasan air
dalam wadah tertutup. Saat suhu mencapai 100°C air akan berubah menjadi uap dan tertahan
oleh tutup. Apabila pemanasan dihentikan, uap air yang terbentuk akan berubah menjadi air
kembali sehingga jumlah air di dalam wadah tidak akan habis. Reaksi yang terjadi adalah
H2O(l) ⇄ H2O(g). Reaksi ke kanan adaIah reaksi penguapan sementara reaksi ke kiri adalah
reaksi pengembunan. Lalu bagaimana hubungannya dengan laju reaksi yang terjadi pada
reaksi kesetimbangan? Hal ini akan dijelaskan melalui penjelasan berikut ini.
Hubungan antara konsentrasi reaktan dengan produk, misalnya pada reaksi kesetimbangan
𝐶(𝑠) + 𝐻2𝑂 (𝑔) ⇄ 𝐶𝑂(𝑔) + 𝐻2 (𝑔) dapat digambarkan dengan grafik berikut :
a. Kemungkinan (a) terjadi pada saat kesetimbangan produk > konsentrasi reaktan. Di awal
reaksi, konsentrasi reaktan maksimal, semakin lama semakin berkurang. Saat
kesetimbangan tercapai konsentrasi reaktan tidak berubah, sementara konsentrasi produk
yang semula nol semakin lama semakin benambah hingga konstan pada saat
kesetimbangan.
b. Kemungkinan (b) terjadi jika pada saat kesetimbangan konsentrasi produk < konsentrasi
reaktan. Namun tidak tertutup kemungkinan pada saat kesetimbangan konsentrasi reaktan
= konsentrasi produk.
b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen yaitu kesetimbangan kimia yang di dalamnya terdapat
berbagai macam wujud zat, misalnya gas, padat, cair dan larutan.
Contoh :
C (s) + H2O (g) ⇄ CO (g) + H2 (g)
2NaHCO3 (s) ⇄ Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
HCO- (aq) + H2O (l) ⇄ CO3 2- (aq) + H3O+ (aq)
Ag+ (aq) + Fe2+ (aq) ⇄ Ag (s) + Fe3+(aq)
D. Tetapan Kesetimbangan
Guldberg dan Waage mengemukakan hukum kesetimbangan dalam reaksi kesetimbangan
kimia sebagai berikut.
"Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi produk dibagi hasil
kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan setelah masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap."
Hasil bagi tersebut dinamakan tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan K. Terdapat
dua tetapan kesetimbangan, yaitu tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan parsial (Kp).
Tetapan kesetimbangan (K) merupakan konstanta (angka/nilai tetap) perbandingan zat
ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu reaksi kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilal K
yang khas, yang hanya berubah dengan pengaruh suhu.
Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu Kc dan
Kp. Perbedaannya:
Kc diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat (fasa gas dan larutan)
Kp diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa gas).
Contoh:
Gas amonia mengalami disosiasi menurut persamaan reaksi:
2 NH3(g) ⇄ N(g) +3 H(g)
Besarnya nilai derajat disosiasi (α) adalah:
mol zat yang terurai
α=
mol zat mula − mula
mol NH3 yang terurai
α=
mol NH3 mula − mula
Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
0 < α < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagaian).
3. Perubahan Suhu
Menurut Van't
Hoff:
1. Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm),
2. Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).
4. Pengaruh Katalisator
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya
kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan K
tetap). Hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama
besar.
Untuk setiap 1 mol gas nitrogen dan 3 mol gas hidrogen dihasilkan 2 mol gas
amonia. Peningkatan tekanan menyebabkan campuran reaksi hervolume kecil dan
menyebabkan terjadinya reaksi yang menghasilkan amonia lebih besar. Reaksi ke kanan
bersifat eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik terjadi jika suhu diturunkan, sehingga
reaksi bergeser ke kanan menghasilkan amonia makin besar. Jadi kondisi optimum
untuk produksi NH3 adalah tekanan tinggi dan suhu rendah. Tetapi, keadaan optimum
ini tidak mengatasi masalah laju reaksi. Sekalipun produksi kesetimbangan NH3 lebih
baik terjadi pada suhu rendah, namun laju pembentukannya sangat lambat, sehingga
reaksi ini tidak layak. Salah satu cara untuk meningkatkan reaksi adalah dengan
menggunakan katalis. Walaupun tidak mempengaruhi kesetimbangan, namun katalis
dapat mempercepat reaksi. Keadaan reaksi yang biasa dilakukan dalam proses Haber-
Bosch adalah pada suhu 550
°C, tekanan dari 150 sampai dengan 500 atm, dan katalis biasanya besi dengan
campuran Al2O3. MgO, CaO, dan K2O. Cara lain untuk meningkatkan laju produksi
NH3 adalah memindahkan NH3 dengan segera setelah terbentuk.
Titik didih gas NH3 lebih tinggi daripada titik didih nitrogen dan hidrogen. Proses
selanjutnya, gas amonia didinginkan sehingga mencair. Gas nitrogen dan gas hidrogen
yang belum bereaksi dan gas amonia yang tidak mencair kemudian diresirkulasi,
dicampur dengan gas nitrogen dan hidrogen, kemudian dialirkan kembali ke dalam
tangki.
c. SO2 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan direaksikan dengan air untuk
menghasilkan asam sulfat.
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan asam sulfat yang sangat
korosif. Untuk mengatasi hal ini, gas SO3 dialirkan melalui menara yang di dalamnya
terdapat aliran H2SO4 pekat, sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau
disebut "oleum". Asam pirosulfat direaksikan dengan air sampai menghasilkan asam
sulfat.
Beberapa manfaat asam sulfat adalah untuk pembuatan pupuk, di antaranya pupuk
superfosfat. detergen, cat kuku, cat warna, fiber, plastik, industri logam, dan pengisi aki.
Asam sulfat kuat 93% sampai dengan 99% digunakan untuk pembuatan berbagai bahan
kimia nitrogen, sintesis fenol, pemulihan asam lemak dalam pembuatan sabun,
pembuatan asam fosfat dan tripel superfosfat. Oleum (H2S2O7) digunakan dalam
pengolahan minyak bumi, TNT (trinitrotoluena), dan zat warna serta untuk memperkuat
asam lemah.
Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang menggunakan
pembakaran belerang dan absorpsi tunggal dengan injeksi udara (pengenceran) antar
tahap.
Sumber:
Wulandari, Erna Tri., Risha Rahmawati., Narum Yuni Margono. (2021). Buku Interaktif Kimia
Untuk SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Yogyakarta: PT. Penerbit
Intan Pariwara
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Kesetimbangan Kimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan reaksi kesetimbangan dan keadaan setimbang.
Peserta didik dapat membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
Peserta didik dapat menentukan harga tetapan kesetimbangan, menganalisa
hubungan tetapan kesetimbangan konsentrasi dan tetapan kesetimbangan tekanan
parsial, serta menggunakan tetapan kesetimbangan dalam perhitungan.
Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran
kesetimbangan.
Peserta didik dapat menjelaskan penerapan kesetimbangan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dan industri.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
3. Tetapan kesetimbangan (Kc) untuk peruraian HI adalah 4. menurut
persamaan reaksi:
2 HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g)
Bila mula-mula terdapat 4 mol HI dalam ruang satu liter, tentukan:
a. derajat disosiasi HI
b. mol H dan I2 yang terbentuk
4. N2O4 (l) adalah komponen penting dari bahan bakar roket, Pada suhu 25 °C N 2O4
adalah gas tak berwarna yang sebagian terdisosiasi menjadi NO 2. Warna campuran
kesetimbangan dari 2 gas ini bergantung pada proporsi relatifnya, yang bergantung
pada suhu. Kesetimbangan terbentuk dalam reaksi N2O4 (g)⇌2NO2(g) pada 25 °C.
Volume sebesar 3,00L dengan 7,64 g N2O4 dan 1,56g NO2. Berapa tetapan
kesetimbangan Kc untuk reaksi ini?
5.
N2(g) + O2(g) ⇌ 2NO(g) merupakan contoh dari kesetimbangan…
a. kesetimbangan homogen
b. kesetimbangan heterogen
c. keduanya bukanlah kesetimbangan homogen dan heterogen
d. keduanya merupakan kesetimbangan homogen dan heterogen
6. Bagaimana cara kita mengidentifikasi bahwa suatu reaksi merupakan reaksi
kesetimbangan homogen dan heterogen? Berikan alasanmu…
7.
Dalam ruang 2 liter. 4 mol gas COCI2 berdisosiasi menurut reaksi:
COCl2(g) ⇌ CO(g) + Cl2 (g)
Bila terbentuk 1 mol gas CO, tentukan besarnya:
a. derajat disosiasi
b. tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc)!
8. Tuliskan tetapan kesetimbangan tekanan gas (Kp) dari reaksi kesetimbangan berikut.
a. 2 BrCl(g) ⇌ Br2(g) + Cl2 (g)
b. 2 N2O5 (g) ⇌ 4 NO2 (g) + O2 (g)
c. SF6 (g) +2 SO(g) ⇌ 3 SO2F2 (g)
d. N2O(g) + 4H2 (g) ⇌ 2NH2 (g) + H2O(g)
e. CCI4 (g) + HF(g) ⇌ CFCI3 (g) + HCl(g)
Aspek Penilaian
No Kemapuan Kekompakan Keaktifan Kemampuan Nilai
Kel Nama Peserta Didik Bekerjasa Dalam Menangapi Predikat
Kelompok perbedaan
Pendapat
Rubrik Penilaian
No Aspek Penskoran
Skor 4 bila dapat menunjukan kerjasama dengan sangat baik
1 Bekerjasama Skor 3 bila dapat menunjukan kerjasama dengan baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kerjasama dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kerjasama dengan kurang baik
Skor 4 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
2 Kekompakan sangat baik
Skor 3 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
baik
Skor 2 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
cukup baik
Skor 1 bila dapat menunjukan kekompakan dalam kelompok dengan
kurang baik
Skor 4 bila selalu aktif dalam kegiatan diskusi
3 Keaktifan Skor 3 bila sering aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 2 bila kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi
Skor 1 bila kurang aktif dalam kegiatan diskusi
Kemapuan Skor 4 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
4 Menaggapi pendapat dengan sangat baik
Perbedaan Skor 3 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
Pendapat pendapat dengan baik
Skor 2 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan cukup baik
Skor 1 bila dapat memahami penjelasan teman dan menerima perbedaan
pendapat dengan kurang baik
Soal Nomor 2
No Rubrik Skor
1. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
2. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
3. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
4. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
5. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
6. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
7. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25
8. 1. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 1 jawaban benar 1,5
2. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 2 jawaban benar 3
3. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 3 jawaban benar 4,5
4. Siswa dapat menjawab satu baris dengan 4 jawaban benar 6,25