Dalam era globalisasi dan persaingan dalam dunia kerja yang semakin ketat, mahasiswa dihadapkan pada tantangan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan yang dapat mendukung keberhasilan mereka di masa depan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan pengalaman kuliah adalah dengan terlibat dalam berbagai organisasi mahasiswa di perguruan tinggi. Ada banyak jenis organisasi yang ada ada di dalam lingkup kampus seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HIMA (Himpunan Mahasiswa), dan juga berbagai organisasi baik dalam maupun luar kampus, Organisasi mahasiswa tidak hanya sekadar menjadi wadah kegiatan sosial, tetapi juga memiliki peran yang penting dalam pengembangan pribadi, pembentukan karakter, dan persiapan menuju dunia profesional. Bergabung dalam organisasi mahasiswa memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan diri serta menambah keterampilan di luar lingkup akademik. Menurut Binkley dalam Hamia, Muhiddin dan Andi menjelaskan “ada 18 macam, salah satu keterampilan abad 21 ialah Learning and Innovation Skills (keterampilan belajar dan berinovasi) yang terdiri dari 4 aspek, yaitu critical thinking (berpikir kritis), communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi/ kerjasama), dan creativity atau kreativitas”. Dari pernyataan diatas, keterampilan komunikasi menjadi salah satu bagian dari kualitas SDM yang baik di abad 21, terlibat dalam organisasi mahasiswa juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, keterampilan komunikasi, dan kemampuan beradaptasi. Mahasiswa memiliki peluang untuk menjalani peran aktif dalam mengorganisir acara, mengelola proyek, dan berinteraksi dengan anggota organisasi lainnya. Hal ini memberi mereka pengalaman berharga yang tidak dapat diperoleh melalui pembelajaran di dalam kelas. Keterlibatan dalam organisasi mahasiswa juga memiliki dampak positif pada perkembangan kepemimpinan mahasiswa terutama dalam kepercayaan diri. Menurut Hendriana buku dalam Hard Skills dan Soft Skills "Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas tindakannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta mengenal kelebihan serta kekurangan dirinya". Sesuai dengan pernyataan diatas, Kepercayaan diri ini juga membantu mahasiswa belajar bagaimana memimpin dan mempengaruhi orang lain dengan efektif, sebuah kemampuan yang penting dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja. Organisasi mahasiswa juga berperan sebagai wadah untuk membangun jaringan dan koneksi yang berharga. Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi juga memiliki peluang untuk berinteraksi dengan rekan mahasiswa dari berbagai jurusan, fakultas, dan latar belakang yang tentunya sangat bermanfaat karena bisa menambah relasi. Selain itu, mereka juga dapat berhubungan langsung dengan dosen dan profesional yang terlibat dalam kegiatan organisasi. Jaringan ini dapat membantu mahasiswa dalam mencari peluang kerja, magang, atau kolaborasi di masa depan. Selain memberikan pengembangan pribadi dan kepemimpinan, organisasi mahasiswa juga memberikan pengalaman yang berharga. Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi memiliki kesempatan untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas ke dalam situasi nyata. Misalnya, mahasiswa yang terlibat dalam organisasi sosial dapat belajar tentang manajemen proyek, penggalangan dana, dan advokasi sosial. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pribadi, pembentukan karakter, dan persiapan menuju dunia profesional bagi mahasiswa. Melalui keterlibatan dalam organisasi, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, kepemimpinan, serta membangun jaringan yang bermanfaat. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus terus mendorong dan mendukung partisipasi aktif mahasiswa dalam organisasi mahasiswa sebagai bagian integral dari pengalaman pendidikan mereka.