Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENGARUH IMPLEMENTASI PERATURAN OJK

No.11/POJK/2020 TERHADAP FAKTOR RENTABILITAS, KUALITAS


ASET PRODUKTIF DAN NON PERFORMING LOAN PADA BPR DI
SURAKARTA

Harin setiani,
041201503@ecampus.ut.ac.id
Fakultas Ekonomi - Universitas Terbuka
Prodi S1 - Akuntansi

ABSTRAK
Bank Perkreditan Rakyat atau disingkat BPR adalah Lembaga intermediasi keuangan
yang berbasis konvensional tetapi tidak memberikan layanan dalam lalu lintas pembayaran.
Penyebaran global penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) secara langsung atau tidak langsung
telah mempengaruhi stabilitas BPR dan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban kredit
atau keuangan mereka.Maka dari itu Otoritas Jasaa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan
tentang Stimulus Perekonomian Nasional. Dalam penelitian ini dilakukan analisa pada Rasio
Keuangan BPR yang terpengaruh akibat imlementasi POJK No.11/POJK/2020. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif diskriptif dengan objek
penelitian dalam penelitian ini adalah 13 BPR Konvensional pada Maret 2019, Maret 2020 dan
Maret 2021 dengan mengunakan data yang diperoleh dari website resmi OJK. Hasil kajian
menunjukkan bahwa Keputusan OJK menerbitkan peraturan Nomor 11/Pojk.03/2020 tentang
tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan counterclycal dampak penyebaran
corona virus disease 2019 berpengaruh pada Pendapatan atau factor rentabilitas, Kualitas Aset
Rasio (KAP) dan Non Performing Loan (NPL) BPR di Surakarta Kesimpulan dari penelitian ini
adalah penerapan Peraturan OJK nomor 11/Pojk.03/2020 dapat menjaga stabilitas kesehatan
BPR konvensional dari segi KAP dan NPL, namun tidak dari segi Rentabilitas.

Kata Kunci: POJK Nomor 11/Pojk.03/2020, Rentabilitas, Kualitas asset Produktif, Non
Performing Loan, Bank Perkreditan Rakyat, BPR Konvensional, Stimulus covid-9.
PENDAHULUAN
Corona Virus Disease 2019 disingkat COVID-19 merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh SARS-CoV-2. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering,
dan kesulitan/ gagal bernafas. Wabah Covid-19 dilaporkan kepada World Health Organization
(WHO) pada tanggal 19 Desember 2019 oleh China. Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali
dilaporkan pada Maret 2020, namun pemerintah tidak segera menghentikan penerbangan dari
dan ke Wuhan. Pemerintah Indonesia menilai cukup melakukan langkah preventif, antara lain
dengan penggunaan warning card atau kartu kuning dan thermal scanner untuk memeriksa suhu
tubuh lebih dari 38,5 derajat Celsius pada gerbang pintu masuk dan keluar Indonesia. Langkah
tersebut ternyata tidak efektif mengingat kasus konfirmasi positif Covid-19 yang setiap hari
semakin meningkat secara signifikan.

Dampak Penyebaran Covid-19 dirasakan oleh seluruh dunia. Banyak negara menerapkan
pembatasan mobilitas dan usaha begitu juga pemerintah Indonesia yang menerapkan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tanggal 31 Maret 2020 guna mencegah,
meminimaliris serta mengurangi resiko penyebaran Covid-19. Peraturan PSBB meliputi:
Meliburkan kegiatan sekolah dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Dampak dari penerapan kebijakan tersebut
dapat dirasakan oleh berbagai sektor perekonomian di Indonesia, salah satu sektor yang
terdampak adalah sektor perbankan dalam hal ini khususnya adalah usaha BPR.

Bank Perkreditan Rakyat atau disingkat BPR adalah Lembaga intermediasi keuangan
yang berbasis konvensional. BPR menjadi jembatan antara masyarakat yang memiliki uang
berlebih dan Masyarakat yang membutuhkan Uang. Pada masa wabah Covid-19, banyak usaha
masyarakat yang sepi bahkan tutup sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran kewajiban
kepada bank. Selain itu isu Resesi ekonomi menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan
masyarakat dalam menyimpan dana di bank. Hal tersebut menjadi fokus utama bagi usaha BPR,
karena akan berdampak pada faktor Rentabilitas, Kualitas Aset Produktif dan Non performing
Loan yang nantinya aka berdampak pada kinerja bank. Munawir (2001:86) untuk mengukur
profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan dalam operasi disebut rasio rentabilitas”.
Rasio KAP digunakan untuk menghitung penghasilan kembali atas Aset Produktif yang ada.
Sedangkan rasio NPL digunakan untuk menilai berapa persen kredit yang bermasalah dari total
kredit yang disalurkan. Kekhawatiran resiko yang akan timbul akibat COVID-19 dinilai akan
mengganggu kinerja perbankan serta stabilitas system keuangan sehingga dapat memengaruhi
pertumbuhan ekonomi, maka Otoritas Jasa keuangan menerbitkan Peraturan
No.11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian Nasional sebagai countercyclical dampak
penyebaran corona virus desease 2019. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan dapat
mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas
system keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui definisi serta perhitungan Faktor Retabilitas, Rasio KAP dan Rasio
NPL.
2. Untuk mengetahui apakah implementasi POJK No.11/POJK.03/2020 mempengaruhi
Faktor Rentabilitas.
3. Untuk mengetahui apakah implementasi POJK No.11/POJK.03/2020 mempengaruhi
Rasio KAP dan NL

METODE PENELITIAN
Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018),
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori dengan cara
mengukur variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan menggunakan
metode statistik. Penelitian kuantitatif deskriptif dilakukan dengan cara menggambarkan dan
menganalisis data yang sudah diolah yang kemudian dituangkan dalam statistik untuk
memperoleh gambaran tentang penelitian.
Objek dalam penelitian ini adalah 13 BPR Konvensional yang ada di Surakarta.
Penelitian dilakukan dengan melihat laporan keuangan YOY pada Maret 2019 atau sebelum
pandemi, Maret 2020 setelah pandemi dan pada saat awal berlakunya POJK
No.11/POJK.03/2020 dan Maret 2021setelah implementasi POJK tersebut.
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data
laporan keuangan, laporan Kualitas aset, dan rasio keuangan BPR di Surakarta. Sumber data
yang digunakan adalah laporan keuangan BPR di Surakarta yang telah di audit oleh Otoritas Jasa
Keuangan dan publikasikan di website OJK setiap triwulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Definisi dan Contoh perhitungan Faktor Rentabilitas, Kualitas Aset Produktif dan
Non Performing Loan
a. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan tingkat keuntungan pada periode tertentu. Dalam Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR/1997 Penilaian terhadap
faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio yaitu :
1) Rasio Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan pendapatan sebelum pajak
dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang
sama.
Contoh : PT BPR Buana Artha pada bulan Maret 2021
Laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir : 6,589,210,000
Rata-rata Asset Volume Usaha pada Maret 2021: 251,337,820,000
Maka Rasio ROA PT BPR Buana Artha pada bulan Maret 2021 adalah :

Laba selama 12 bulan 6,589,210,000


ROA= = x 100 % = 2.62
Rata-rata aset 251,337,820,000

Predikat Rasio ROA


>= 1.215% SEHAT
>=0.999% sd <1.215% CUKUP SEHAT
>0.765 sd < 0.999% KURANG SEHAT
<0.765 TIDAK SEHAT

Hasil dari perhitungan diatas adalah 2,62 % dengan demikian Rasio ROA PT
BPR Buana Artha lestari pada Maret 2021 termasuk dalam kategori “SEHAT”
karena lebih dari 1.215%.
2) Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) merupakan perbandingan beban
usaha 12 bulan terakhir dengan hasil usaha pada periode yang sama.
Contoh : PT BPR Buana Artha Lestari pada bulan Maret 2021
Beban Operasional dalam 12 bulan terakhir : 25,545,269,000
Pendapatan Operasional pada Maret 2021: 31,919,797,000
Maka Rasio BOPO PT BPR Buana Artha Lestari pada bulan Maret 2021 adalah :

Biaya ops selama 12 bulan 25,739,575,000


BOPO= = x 100 % = 80,04
Pendatan ops 12 bulan 32,157,238,000

Predikat Rasio BOPO


<93.52% SEHAT
>93.52% sd <94.72% CUKUP SEHAT
>94.72% sd <95.92% KURANG SEHAT
>=95.92% TIDAK SEHAT

Hasil dari perhitungan diatas adalah 80,04 % dengan demikian Rasio BOPO PT
BPR Buana Artha lestari pada Maret 2021 termasuk dalam kategori “SEHAT”
karena dibawah dari 93,52%.

b. Rasio Kualitas Aset Produktif


Asset produktif adalah : Penyediaan dana BPR untuk memperoleh penghasilan
kembali. Penyediaan dana tersebut bisa berupa Kredit, sertifikat Bank Indonesia, dan
penempatan pada bank lain. Kualitas Aset Produktif selanjunya disingkat menjadi
KAP yaitu Rasio untuk menilai tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan. Menurut POJK No. 33 /POJK.03/2018 Rasio KAP dinilai dengan
beberapa kentuan untuk kualitas Aset Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan
menjadi: Lancar, Dalam perhatian khusus, kurang lancar, Diragukan,Macet. Raio
KAP didapatkan dengan membandingkan Aset yang di klasifikasikan dengan jumlah
asset produktif.

Contoh : Rasio KAP PT BPR Buana periode Maret 2021

Aset Produktif Bobot Aset yang


(Rp) % Diklasifikasikan
PINJAMAN YANG DIBERIKAN
1 Lancar 170,758,900,000 0 0
Dalam Perhatian 13,525,604,000
2 Khusus 0 0
3 Kurang Lancar - 50 0
4 Diragukan 899,999,000 75 674,999,000
5 Macet 6,468,201,001 100 6,468,201,000
SUBTOTAL 191,652,704,000 7,143,200,000
PENEMPATAN DANA
1 Deposito 0 0 0
2 Tabungan 0 0 0
3 Giro 78,715,146,000 0 0
270,367,850,000 7,143,200,000
Table 1.1
Sumber : https://www.ojk.go.id

Akt. Prod. yang Diklasifikasikan 7,143,200,000


KAP = = x100%= 2.64
Aktiva Produktif 270,367,850,000

Predikat atas dasar Rasio


0.0% s/d 10.35% = SEHAT
>10.35% s/d <12.60% = CUKUP SEHAT
Rasio KAP menunjukan angka
<12.60% s/d <14.85% = KURANG SEHAT
2.64% dengan demikian Rasio KAP
>14.85% = TIDAK SEHAT
PT BPR Buana Artha pada Maret
2021 termasuk dalam kategori “SEHAT” karena dibawah dari 10.35%.

c. Rasio Non Performing Loan


Merupakan Aset perusahaan yang di berikan kepada kreditur dalam bentuk pinjaman
namun terdapat hambatan, hambatan tersebut biasanya disebabkan oleh pihak
perbankan dalam menganalisis atau dari pihak kreditur yang dengan sengaja atau
tidak sengaja tidak melakukan pembayaran atas kewajibannya. (Kasmir, 2013:155)
NPL merupakan perbandingan antara jumlah kredit bermasalah dibandingkan dengan
total kredit sesuai dengan SE BI Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2020. Contoh
dari table 1.1

Kredit
7,368,200,000 x100%
NPL = Bermasalah = 3,84
=
Total Kredit 191,652,704,000

Kriteria Kesehatan Rasio NPL


Ratio Predikat
NPL < 5 % Sehat
NPL > 5 % Tidak Sehat

Rasio NPL menunjukan angka 3,84 maka Rasio NPL BPR Buana Artha pada Maret
2021termasuk dalam kategori “SEHAT”.

2. Pengaruh ketentuan Peraturan OJK No.11/POJK.03/2020 terdap Rasio


Rentabilitas, KAP dan NPL BPR

Peraturan OJK No.11/POJK.03/2020 ini merupakan salah satu kebijakan khusus terhadap
dampak penyebaran Covid-19 yang berlaku untuk BUK, BUS, UUS, BPR dan BPRS.
Garis besar ketentuan ini mengatur tentang :Penetapan Kualitas Aset, Restrukturisasi,
Penyediaan dana baru dan Pelaporan.

Penetapan Kualitas Aset : Jika menurut POJK 33 tahun 2018, kualitas kredit berdasarka
ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga dengan jumlah pinjaman maksimal 5m
untuk satu nasabah atau pembiyayaan satu proyek, untuk jumlah pinjaman 5-10 maka
kualitas Aset tidak hanya berdasarkan ketepatan pembayaran bunga dan atau pokok
namun juga dengan dilakukan dengan : penilaian prospek usaha, kinerja Debitur dan
Kemampuan membayar. Namun dengaan adanya POJK No.11 ini maka Kredit atau
pembiayaan dan/atau penyediaan dana lain, penetapan kualitas asset bisa dilakukan hanya
berdasatkan ketepatan pembayaran budan atau pokok dengan jumlah pinjaman maksimal
Rp.10M. Maka dengan di perlakukannya peraturan ini, akan berpengaruh terhadap Rasio
Kualitas Aset produktif, dan Rasio Non Performing Loan.

Restrukturisasi
Kredit merupakan usaha yang dilakukan BPR/ LJK terhadap Debitur yang mengalami
kesulitan untuk memenuhi kewajiban : Retrukturisasi tersebut bisa dilakukan dengan
beberapa cara, berikut dibawah ini adalah jenis retrukturisasi dan pengaruh terhadap rasio
kesehatan Bank
1) Penurunan suku bunga : dengan penurunan bunga, maka data menurunkan
pendapatan Bank, yang akan berpengaruh terhadap rasio Rentabilitas
2) Perpanjangan jangka waktu : mempengruhi Kualitas Aktiva produktif (Asset
Quality)
3) Pengurangan tunggakan pokok; tindakan ini dapat mengurangi pendapatan
perusahaan yang mempengaruhi rentabilitas dan penurunan KYD yang nantinya
akan mempengaruhi Rasio Rentabilitas dan NPL.
4) Pengurangan tunggakan bunga : Tindakan ini dapat mempengaruhi pendapatan
Bank. Dan akan berpengaruh terhadap rasio Rentabilitas
5) Penambahan fasilitas kredit/pembiayaan; Tindakan ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan KYD dan Non performing loan.
6) Konversi kredit/pembiayaan menjadi Modal Sementara. Akan mempengaruhi
rasio Capacity atau Modal Namun menurut Peraturan OJK in tidak di
perkenankan.

Restrukturisasi kredit ini dapat dilakukan seluruh kredit/pembiayaan kepada seluruh


debitur, termasuk debitur UMKM yang terdampak COVID-19. Selama POJK ini
ditetapkan, Kualitas kredit Debitur yang didaftarkan dalam program restrukturisasi
Covid ini dapat ditetapkan menjadi kualitas lancar, perlakuan khusus ini tanpa melihat
batasan plafon kredit/pembiayaan.

Penyediaan dana baru


1) Debitur yang terkena dampak covid dapat diberikan kredit/pembiayaan yang baru.
Hal ini akan menyebabkan peningkatan jumlah KYD dan tentunya akan
berpengaruh terhadap rasio KAP dan NPL
2) Kualitas kredit/pembiayaan/penyediaan dana lain tersebut dapat ditetapkan secara
terpisah dengan kualitas kredit/pembiayaan/penyediaan dana lain sebelumnya.
Sudah sangat jelas, hal ini akan mempengatuhi rasio KAP dan NPL.
3) Penetapan Kualitas Kredit dapat didasarkan hanya pada ketepatan membayar
untuk plafond sampai dengan Rp10 miliar (dihitung dari jumlah plafond baru).
Penetapn kualits kredit dengan aturan seperti ini akan akan mempengaruhi rasio
KAP dan NPL.

3. ANALISIS DATA

Setelah mengetahui tentang penilaian Rentabilitas, KAP dan NPL, serta pengaruh POJK
No.11/POJK.03/2020 jika di implementasikan, saatnya mengkomparasi Rasio keuangan
yang sebelumnya sudah di hitung oleh BPR-BPR yang berkedudukan di surkarta secara
mandiri dan di publikasikan di web portal OJK. Objek penelitian ini adalah BPR-BPR
yang berkedudukan di kota Surakarta, karena kota ini merupakan kota detinasi wisata
namun karena pandemi COVID-19 maka banyak segmen bisnis pada setor wisata
mengalami penurunan omset bahkan ada yang berhenti total. Segmen bisnis yang
terpengatuh contohnya adalah Destinsai wisata, travel agent wisata, kuliner, pusat oleh-
oleh, batik dan lain-lin. Hal ini dirasa sejalan dengan apa dikhawatirkan oleh pemerintah
bahwa pandemic COVID-19 akan menganggu kestabilan ekonomi, yang akan berakibat
juga terhadap kondisi kesehatan keuangan BPR. Menurut Data publikasi OJK, terdapat
15 BPR yang berkedudukan di Surakarta, Namun 1 BPR yang di likuidasi pada tahun
2017 dan satu BPR yang laporan keuangannya tidak tersedia di web portal OJK. Maka
penelitian ini dilakukan terhadap 13 BPR di Surakarta dirasa sudah mewakili mayoritas
populasi penelitian. Penelitian menggunakan rasio laporan keuangan sebelum terdampak
COVID-19 yaitu bulan Maret 2019, pada saat Covid-19 yaitu Maret 2020 dan setelah
No.11/POJK.03/2020 berakhir. Berikut adalah Rasio keuangan 13 BPR di Surakarta.

RASIO MARET 2019 RASIO Maret 2020 RASIO Maret 2021


Nama Bpr
ROA BOPO KAP NPL ROA BOPO KAP NPL ROA BOPO KAP NPL
PT. BPR Adipura
Santosa 0.47 93.12 15.51 19.05 (2.14) 118.26 13.34 14.75 (1.76) 115.07 9.23 11.88
PT BPR Artha
Daya 5.38 82.52 4.85 5.39 3.73 91.49 3.59 3.80 3.70 85.91 2.67 0.74
PT BPR
Suryamas 3.78 75.27 4.85 6.43 5.33 73.70 7.05 8.14 3.83 80.62 7.81 9.64
PT BPR Central
International (2.44) 120.35 24.92 33.22 (1.76) 131.19 28.92 36.05 (0.11) 116.25 14.21 24.09
PT BPR
Binalanggeng
Mulia 5.01 76.18 2.61 3.06 3.76 80.94 2.66 4.62 2.90 82.92 3.34 3.90
Perumda BPR
Bank Solo 2.43 82.06 0.93 0.04 2.69 80.01 0.94 0.51 2.04 82.90 0.60 1.56
PT BPR Rejeki
Insani 2.71 81.38 1.57 2.45 2.35 83.74 1.33 1.89 2.70 79.80 1.74 2.44
PT. BPR
SUKADANA 3.18 81.75 9.47 12.71 3.14 83.65 8.90 12.34 2.33 84.97 10.76 14.82
PT. BPR Buana
Artha Lestari 3.69 76.13 3.54 4.72 3.31 77.99 2.72 4.32 2.62 80.04 2.64 3.42
PT BPR Sabar
Artha Prima (0.84) 105.05 12.87 17.46 (0.04) 101.02 12.93 26.38 1.54 90.15 8.59 16.85
PT BPR Lestari
Jateng 2.10 83.71 1.56 2.72 1.28 98.51 2.98 8.59 1.89 86.53 3.86 9.92
PT. BPR
Sukadyarindang 2.29 91.11 0.05 - 2.27 85.79 - - 2.25 84.20 0.04 0.10
PT. BPR Usaha
Madani Karya
Mulia 4.07 80.74 2.47 2.23 2.27 87.64 6.65 10.85 1.80 86.96 6.18 6.42
Tabel 1.2
Sumber : https://www.ojk.go.id
a. Kajian Faktor Rentabilitas
Terdapat 2 Rasio dalam Faaktor Rentabilitas, yaitu Rasio ROA dan BOPO

Rasio ROA (Return on Asset) Rasio ini membandingkan antara Laba dengan Aset,
maka kegunaan Rasio ini adalah untuk menilai bagaimana kemampuan aset
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau seberapa efektif perusahaan
mendapatkan keuntungan melalui pengelolaan asset perusahaan. ROA dikatakan
sehat apabila z 1,25 %, yang artinya, semakin besar persentase rasio ini, maka
semakin effektif perusahaan dalam mengelola aset untuk mendapatkan laba. Berikut
adalah Rasio ROA 13 BPR di Surakarta :

ROA
Nomor Nama BPR Mar-
Mar-19 Mar-20
21
1 PT. BPR Adipura Santosa 0.47 (2.14) (1.76)
2 PT BPR Artha Daya 5.38 3.73 3.70
3 PT BPR Suryamas 3.78 5.33 3.83
4 PT BPR Central International (2.44) (1.76) (0.11)
5 PT BPR Binalanggeng Mulia 5.01 3.76 2.90
6 Perumda BPR Bank Solo 2.43 2.69 2.04
7 PT BPR Rejeki Insani 2.71 2.35 2.70
8 PT. BPR SUKADANA 3.18 3.14 2.33
9 PT. BPR Buana Artha Lestari 3.69 3.31 2.62
10 PT BPR Sabar Artha Prima (0.84) (0.04) 1.54
11 PT BPR Lestari Jateng 2.10 1.28 1.89
12 PT. BPR Sukadyarindang 2.29 2.27 2.25
PT. BPR Usaha Madani Karya
13 Mulia 4.07 2.27 1.80
Tabel 1.3
Sumber : https://www.ojk.go.id

Jika data tabel tersebut di buat dalam grafik maka bentuk grafik adalah sebagai
berikut:
6.00
5.00
4.00
3.00
ROA maret 2019
2.00
ROA maret 2020
1.00
ROA maret 2021
-
0 5 10 15
(1.00)
(2.00)
(3.00)

Grafik Berwarna biru merupakan Rasio ROA pada Maret 2019, Grafik merah
menunjukan Rasio ROA Bulan Maret 2020 dan Hijau merupakan Rasio ROA Maret
2021. Dari grafik tersebut dapat di ambil kita baca, bahwa Rasio ROA dari maret
sampai 2019 sampai dengan maret 2021 mengalami penurunan, hal ini terlihat dari
grafik warna bitu mayoritas lebih tinggi dari pada warna merah dan hijau.

b. Rasio BOPO
BOPO adalah rasio yang membandingkan beban operasional dengan pendapatan
operasional. Melalui rasio ini maka perusahaan dapat mengetahui kemampuan dalam
mengelola beban oprasional. BOPO dikatakan sehat apabila <93.52% jadi Semakin
kecil presentase rasio ini, maka semakin sehat dan efektif perusahaan dalam
mengelola biaya. Berikut adalah Rasio BOPO 13 BPR di Surakarta :

BOPO
No. Nama Bpr
Mar-19 Mar-20 Mar-21
1 PT. BPR Adipura Santosa 93.12 118.26 115.07
2 PT BPR Artha Daya 82.52 91.49 85.91
3 PT BPR Suryamas 75.27 73.70 80.62
4 PT BPR Central International 120.35 131.19 116.25
5 PT BPR Binalanggeng Mulia 76.18 80.94 82.92
6 Perumda BPR Bank Solo 82.06 80.01 82.90
7 PT BPR Rejeki Insani 81.38 83.74 79.80
8 PT. BPR SUKADANA 81.75 83.65 84.97
9 PT. BPR Buana Artha Lestari 6.13 77.99 80.04
10 PT BPR Sabar Artha Prima 105.05 101.02 90.15
11 PT BPR Lestari Jateng 83.71 98.51 86.53
12 PT. BPR Sukadyarindang 91.11 85.79 84.20
13 PT. BPR Usaha Madani Karya Mulia 80.74 87.64 86.96
Tabel 1.4
Sumber : https://www.ojk.go.id

Jika data tabel tersebut di buat dalam grafik maka bentuk grafik adalah sebagai
berikut:

140.00

120.00

100.00

80.00 BOPO Mar-19

60.00 BOPO Mar-20


BOPO Mar-21
40.00

20.00

-
0 2 4 6 8 10 12 14

Grafik Berwarna biru merupakan Rasio BOPO pada Maret 2019, Grafik merah
menunjukan Rasio BOPO Bulan Maret 2020 dan Hijau merupakan Rasio BOPO
Maret 2021. Dari grafik terebut dapat di kita baca, bahwa Rasio BOPO diatas pada
bulan maret 2020 mengalami kenaikan rasio lebih dari yang lain,

c. Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP)

Seperti yang sudah di jabarkan sebelumnya Rasio KAP merupakan rasio untuk
menilai tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Rasio
KAP dinyatakan Sehat apabila hasil perhitungan rasiso adalah 0.0% s/d 10.35%,
maka semakin kecil rasio ini, berarti semakin besar kemungkinan perusahaan
menerima kembali dana yang diterima. Berikut adalah Rasio KAP 13 BPR di
Surakarta :

KAP
No. Nama BPR
Mar-19 Mar-20 Mar-21
1 PT. BPR Adipura Santosa 15.51 13.34 9.23
2 PT BPR Artha Daya 4.85 3.59 2.67
3 PT BPR Suryamas 4.85 7.05 7.81
4 PT BPR Central International 24.92 28.92 14.21
5 PT BPR Binalanggeng Mulia 2.61 2.66 3.34
6 Perumda BPR Bank Solo 0.93 0.94 0.60
7 PT BPR Rejeki Insani 1.57 1.33 1.74
8 PT. BPR SUKADANA 9.47 8.90 10.76
9 PT. BPR Buana Artha Lestari 3.54 2.72 2.64
10 PT BPR Sabar Artha Prima 12.87 12.93 8.59
11 PT BPR Lestari Jateng 1.56 2.98 3.86
12 PT. BPR Sukadyarindang 0.05 - 0.04
13 PT. BPR Usaha Madani Karya Mulia 2.47 6.65 6.18
Tabel 1.5
Sumber : https://www.ojk.go.id

Untuk lebih mengetahui perbedaan Rasio pada table data diatas, maka dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :

35.00

30.00

25.00

20.00 KAP Mar-19

15.00 KAP Mar-20


KAP Mar-21
10.00

5.00

-
0 2 4 6 8 10 12 14

Grafik Berwarna biru merupakan Rasio KAP pada Maret 2019, Grafik merah
menunjukan Rasio KAP Bulan Maret 2020 dan Hijau merupakan Rasio KAP Maret
2021. Dari grafik terebut dapat di kita baca, bahwa Rasio KAP pada bulan maret
2019 dan Maret 2020 mengalami kenaikan, sedangkan Maret 2021 rasio KAP
cenderung menurun, hal ini bisa dikatakan bahwa implementasi
No.11/POJK.03/2020 berhasil membuat tasio KAP menjadi lebih baik.

d. Non Performing Loan (NPL)

Rasio NPL merupakan indikator kesehatan aset dari suatu lembaga keuangan. Dalam
Pedoman Akuntansi BPR menyebutkan bahwa yang termasuk dalam kategori NPL
adalah pinjaman dengan kualitas diragukan, kurang lancar, dan macet. Berikut adalah
Rasio NPL 13 BPR di Surakarta :

NPL
No. Nama Bpr
Mar-19 Mar-20 Mar-21
1 PT. BPR Adipura Santosa 19.05 14.75 11.88
2 PT BPR Artha Daya 5.39 3.80 0.74
3 PT BPR Suryamas 6.43 8.14 9.64
4 PT BPR Central International 33.22 36.05 24.09
5 PT BPR Binalanggeng Mulia 3.06 4.62 3.90
6 Perumda BPR Bank Solo 0.04 0.51 1.56
7 PT BPR Rejeki Insani 2.45 1.89 2.44
8 PT. BPR SUKADANA 12.71 2.34 14.82
9 PT. BPR Buana Artha Lestari 4.72 4.32 3.42
10 PT BPR Sabar Artha Prima 17.46 26.38 16.85
11 PT BPR Lestari Jateng 2.72 8.59 9.92
12 PT. BPR Sukadyarindang 0 0 0.10
13 PT. BPR Usaha Madani Karya Mulia 2.23 10.85 6.42
Tabel 1.6
Sumber : https://www.ojk.go.id

Jika data tabel tersebut di buat dalam grafik maka bentuk grafik adalah sebagai
berikut:
40.00
35.00
30.00
25.00
NPL Mar-19
20.00
NPL Mar-20
15.00
NPL Mar-21
10.00
5.00
-
0 2 4 6 8 10 12 14

Dari grafik terebut dapat di kita baca, bahwa Rasio NPL pada bulan maret 2019 dan
Maret 2020 sama- sama tinggi, sedangkan Maret 2021 rasio NPL cenderung
menurun, hal ini bisa dikatakan bahwa implementasi No.11/POJK.03/2020 berhasil
membuat tasio NPL menjadi lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah implementasi POJK
No.11/POJK.03/2020 angka Rasio KAP menurun dan semakin meningkatya rasio BOPO, arti
adalah kualitas Rasio Rentabilitas menurun sehingga mempengaruhi turunnya profit BPR. Hal
ini terjadi karena banyak kredit yang diberikan penurunan suku buga, pengurangan bunga, dan
pengurangan pokok. Dari segi Kualitas Aset Produktif terkhususnya Kredit, POJK ini
menyebabkan Rasio KAP dan NPL menurun atau lebih sehat dari sebelumnya. Hal ini karena
selama POJK ini berlaku penilaian Kualitas Aset hanya di hitung berdasarkan ketepatan
pembayaran pokok dan atau bunga, penyaluran kredit baru bagi UMKM terdampak dan kredit
yang ikut dalam restruturisasi ditetapkan menjadi status Lancar. Sebagai Stimulus Nasional
dalam mengantisipasi peningkatan risiko kredit yang berpotensi mengganggu kinerja dan
stabilitas system keuangan POJK ini sagatlah efektif, terbukti dengan adana penurunan angka
Rasio KAP dan Rasio NPL setelah POJK No. 11 ini ditetapkan. Namun disisilain implementasi
POJK ini menurunkan profit BPR di Surakarta. Bagi Nasabah/ Debitur Bank sebaiknya hati-hati
dan tetap berusaha menyelesaikan pembayaran kewajiban sesuai dengan perjanjan. Bagi BPR
sebeagai lembaga Keuangan sebaiknya mengimplementasi POJK No.11 dengan prinsip kehati-
hatian agar ketika POJK ini tidak berlaku lagi, Rasio Keuangan BPR tidak memburuk.
Daftar Pustaka

BUKU
Otoritas Jasa Keuangan (2020) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020
Tentang Stimulus Perekonomian Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019.
Bank Indonesia (1997) Surat Keputusan Direktur Nomor 30/12/KEP/DIR/1997 tentang
penilaian kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.
Otoritas Jasa Keuangan (2018). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 33
/POJK.03/2018 Kulitas asset produktif dan pembentukan penyisihan penghapusan asset
produktif bank Perkreditan Rakyat. OJK
Kurniawan, Muhammad. (2018). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Teori dan Aplikasi).
Bandung: Penerbit Adab, 2021.Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta: Bandung
Kasmir. (2015). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Ed. Rev., Cet. 16 PT Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Nuryadi, dkk. (2017) Dasar-Dasar Statistik Penelitian. Sibuku Media: Yogyakarta.
Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No. 21 Tahun 2020 tentang
pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan corona virus
disease 2019 (COVID-19). Jakarta. 7 Juni 2023
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

JURNAL
“OJK Siapkan Strategi Penguatan dan Pengembangan BPR”, ekonomi.republika.co.id, 25
Oktober 2019, 11 Juni 2023.
https://ekonomi.republika.co.id/berita/pzwu68370/ojk-siapkan-strategi-penguatan-dan-
pengembangan-bpr
“BANK PERKREDITAN RAKYAT”, www.ojk.go.id, 11 Juni 2023.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Perkreditan-Rakyat.aspx
“OJK Siapkan Strategi Penguatan dan Pengembangan BPR”, ekonomi.republika.co.id, 25
Oktober 2019, 11 Juni 2023.
https://ekonomi.republika.co.id/berita/pzwu68370/ojk-siapkan-strategi-penguatan-dan-
pengembangan-bpr
DWI SAPUTRA, RIYAN . “ANALISIS PENGARUH PERATURAN OJK NOMOR
11/POJK.03/2020 TENTANG STIMULUS PEREKONOMIAN NASIONAL SEBAGAI
KEBIJAKAN COUNTERCYCLICAL DAMPAK PENYEBARAN CORONA VIRUS
DISEASE 2019 DAN NON PEFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP JUMLAH
PEMBIAYAAN BANK SYARI’AH DI INDONESIA.” repository.radenintan.ac.id.
http://repository.radenintan.ac.id, 11 Apr. 2021. Web. 20 Jun. 2023.
http://repository.radenintan.ac.id/16263/
Otoritas jasa keuangan. “ Bank Perkreditan Rakyat.” ojk.go.id. humas ojk, 12 Dec. 2017.
Web. 20 Jun. 2023.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Perkreditan-Rakyat.aspx
Aqsalwisani, andi. “Apa Itu Bank Perkreditan Rakyat (BPR).” https://universalbpr.co.id/, 4 Dec.
2020. Web. 22 Jun. 2023.
Https://universalbpr.co.id/blog/apa-itu-bank-perkreditan-rakyat/

Anda mungkin juga menyukai