Agar mudah dipahami, saya akan membuat simulasi sederhana, kenapa kamu harus
meluangkan waktu untuk menyusun strategi content marketing?
Contoh kasus:
1. Aukarin sepatunya rusak ——1. Sebuah masalah
2. Aukarin mencari solusi di internet ——2. Mencari solusi
3. Aukarin menemukan model sepatu yang bagus, dengan harga yang sesuai budget ——3.
Menemukan Solusi
4. Aukarin membeli sepatu dari toko saya ——4. Terjadi transaksi
Jika kamu mencermati contoh kasus di atas, coba jawab pertanyaan saya ini:
Kenapa Aukarin bisa membeli sepatu dari toko saya? Padahal, ada banyak toko sepatu yang
ada di internet.
Oke, saya jawab saja!
1. Pertama, karena konten yang saya buat, ditemukan Aukarin di internet.
2. Kedua, karena konten yang saya buat dapat menyelesaikan masalahnya Aukarin.
3. Ketiga, melalui konten tersebut saya memberikan solusi, dengan menawarkan sepatu
yang dia inginkan.
4. Keempat, terjadilah transaksi dan dia membeli sepatu dari toko saya.
Maka, selanjutnya akan muncul pertanyaan baru: Bagaimana caranya agar konten yang saya
buat dapat ditemukan audience? Dan bagaimana caranya agar konten yang saya buat bisa
menyentuh audience sehingga mereka tertarik dengan produk yang saya tawarkan?
Jawabannya adalah:
Dengan cara membuat strategi content marketing!
Bayangkan jika saya tidak memiliki strategi content marketing yang tepat. Asal saja membuat
konten tanpa tujuan yang jelas, dan tanpa mengetahui goal-nya ke arah mana.
Mungkin hasilnya akan seperti ini:
1. Aukarin tidak menemukan konten saya
2. Aukarin menemukan konten saya, namun tidak tertarik dengan konten saya
3. Aukarin kecewa dengan konten yang saya sajikan, dan tidak pernah membuka lagi
halaman saya.
4. Aukarin menemukan konten orang lain.
Intinya tujuan akhir dari strategi content marketing adalah menarik audience agar mereka
menjadi pelanggan. Kemudian, mengonversi pelanggan menjadi pelanggan potensial. Terkait
penjelasan ini kamu bisa baca artikel: Tujuan content marketing.
Pada bab ini, saya membuat sebuah staregi jitu membuat content marketing. Untuk
mempermudah mengingat, trategi ini saya namakan dengan metode E-MEN.
E-MEN singkatan dari Empat Men, yaitu:
Menganalisa
Mengorganisir
Mendistribusikan
Mengevaluasi
Berikut ini langkah-langkah membuat strategi content marketing yang jitu untuk
mendapatkan pelanggan potensial:
Saya hanya memberi contoh enam poin pokok, kamu bisa menambahkan poin-poin
penting lain. Semakin spesifik data target pasar kita. Maka datanya akan semakin akurat.
Nah data audence tersebut bisa menjadi rule terkait konten yang akan dibuat. Sehingga
konten akan lebih tepat sasaran, kan?
Berikut penjelasannya:
1. Konten Primer
Konten primer adalah konten utama yang wajib dibuat. Konten ini isinya informasi
seputar produk yang akan dipasarkan. Konten primer ini harus bisa menggambarkan
secara utuh produk yang kamu miliki. Agar, audience dapat menerima informasi
dengan jelas dan mengetahui deskripsi terkait produk yang akan mereka beli.
Sebelumnya, saya mencontohkan dengan produk “sepatu wanita”.
Maka konten primer yang wajib saya buat mencakup:
Nama merek sepatu
Harga sepatu
Bahan sepatu
Ukuran sepatu
Dan informasi terkait keunggulan sepatu milik saya.
Beda produk, tentu akan berbeda penyajian konten primernya. Untuk membuat konten
primer, kamu bisa mengacu pada data-data yang sudah dibuat ketika menganalisa
produk. Nah, sampaikan terkait data tersebut dengan menarik dan interaktif.
2. Konten Sekunder
Konten sekunder adalah konten yang bisa menunjang eksistensi konten primer.
Intinya, konten sekunder ini dibuat dengan tujuan mengarahkan audience supaya
melihat konten primer yang sudah dibuat. Agar lebih mudah memahaminya, langsung
saja saya berikan contoh. Masih menggunakan contoh produk “sepatu wanita” ya.
Pada kasus ini, saya bisa membuat konten sekunder dengan topik:
Mengenal ragam dan jenis sepatu wanita
Model sepatu wanita terbaru
Jenis-jenis sepatu wanita kekinian
Jenis sepatu boots wanita
Model high heels jenis sepatu wanita
Nah, pada konten-konten tersier tersebut, kamu bisa menyisipkan konten primer di
dalamnya. Intinya, konten sekunder akan mengarahkan audience untuk melihat
produk yang kamu miliki. Yang sebelumnya sudah dibuat pada konten primer.
3. Konten Tersier
Terakhir, adalah konten tersier. Konten tersier merupakan konten pelengkap.
Meskipun hanya konten pelengkap, konten ini juga sangat menunjang untuk
kebutuhan strategi content marketing. Malahan, biasanya konten tersier diproduksi
jauh lebih banyak, jika dibanding konten primer dan konten sekunder. Langsung saja
saya beri contoh membuat konten tersier dari produk “sepatu wanita”.
Konten tersier yang bisa saya buat seputar topik:
Tips membeli sepatu high heels
Cara merawat sepatu boots
Warna sepatu yang cocok sesuai zodiak
Agar tampil cantik mengenakan high heels
Cara jitu hunting sepatu murah
Manfaatkan jastip untuk membeli sepatu impor
Nah, masih banyak lagi konten yang bisa dibuat. Konten-konten ini harus berkaitan
dengan “sepatu wanita”. Sebab, produk yang saya tawarkan adalah sepatu wanita. Oh
iya, kamu juga bisa memanfaatkan data-data tentang “target pasar” yang sudah dibuat
sebelumnya. Nah, buat konten-konten menarik yang berkaitan dengan target pasar
yang sudah dibidik.
b. Memproduksi Konten
Maka tahap selanjutnya adalah memproduksi konten yang sudah diorganisir. Berdasarkan
contoh sebelumnya, maka konten yang harus saya produksi adalah seperti pada tabel
berikut:
Dengan membuat daftar konten seperti di atas, kamu akan lebih mudah dalam
memproduksi konten. Jadi bisa terlihat, mana konten yang sudah dibuat. Dan mana
konten yang belum dibuat.
Produksilah konten yang saling berkaitan antara konten primer, konten sekunder dan
konten tersier.
Tujuannya agar audience merasa nyaman mencari informasi pada halaman yang kamu
buat. Hal ini juga bisa meningkatkan bounce rate atau engagement rate pada halaman
bisnis.