Anda di halaman 1dari 47

1.

Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian


pembelajaran pada kurikulum Merdeka
a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013
Bapak Ibu sering mendengar tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), apa itu SKL? SKL menurut Permendikbudristek No 5
tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan
Menengah, merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian
kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya pada akhir
Jenjang Pendidikan Ketiga kriteria tersebut diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada suatu
jenjang pendidikan.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta
didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar
pengembangan KD.
KD merupakan kemampuan yang harus diperoleh peserta didik
untuk mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu. KD
menjadi rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. KD dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, dan karakteristik suatu mata pelajaran.
Nah apa itu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ? IPK atau
sering disebut indikator merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri
ketercapaian baik ketercapaian pada ranah sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan.

b. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah model kurikulum yang dilaksanakan


pada Program Sekolah Penggerak mengacu kepada profil pelajar
Pancasila dalam rangka penguatan kompetensi dan karakter peserta
didik sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan
pembelajaran.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dirumuskan berdasarkan


pada tujuan pendidikan nasional; tingkat perkembangan Peserta Didik;
kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar tenaga kependidikan, standar sarana prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut dengan
standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini adalah sebagai
berikut :

Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa


Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat
Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya
Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku.
Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk tindakan sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan
melalui
kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta keterampilan motorik
halus dan kasarnya;
Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu memecahkan masalah
sederhana, serta mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang
dipengaruhi oleh hukum alam;
Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan fonemik, memiliki
kemampuan dasar yang diperlukan untuk menulis, memahami instruksi sederhana, mampu
mengutarakan pertanyaan dan gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan
bahasanya untuk bekerja sama; dan
Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan satuan tidak baku,
menyadari adanya persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki
kesadaran ruang dan waktu.
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan Dasar
difokuskan pada: a) persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia; b) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk lain yang sederajat
dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang
terdiri dari:

Mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran pokok
agama/kepercayaan, melaksanakan ibadah dengan bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan
perilaku hidup sehat dan bersih, menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada aturan;
Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya, mengenal dan menghargai
keragaman budaya di lingkungannya, melakukan interaksi antarbudaya, dan mengklarifikasi
prasangka dan stereotip, serta berpartisipasi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi antar sesama dengan
bimbingan di lingkungan sekitar;
Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan
perasaan, serta tak bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif
sederhana, dan mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui
kearifan lokal;
Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan menyampaikan kembali informasi yang
didapat atau masalah yang dihadapi;
Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mencari dan menemukan teks,
menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan mampu menulis pengalaman dan perasaan
sendiri; dan
Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan
konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan diri dan lingkungan terdekat.
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah pertama luar
biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu
dalam bentuk deskripsi kompetensi sebagai berikut:

Mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dalam
kehidupan sehari-hari, memahami ajaran agama, melaksanakan ibadah secara rutin dan
mandiri sesuai dengan
tuntunan agama/kepercayaan, berani menyatakan kebenaran,
menyayangi dirinya, menyadari pentingnya keseimbangan
kesehatan jasmani, mental dan rohani, menghargai sesama manusia,
berinisiatif menjaga alam, serta memahami kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai keragaman
masyarakat dan budaya nasional, terbiasa melakukan interaksi antar budaya, menolak stereotip
dan diskriminasi, serta berpartisipasi aktif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
Menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat dan lingkungan sekitar;
Terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta mampu beradaptasi dan menjaga komitmen untuk
meraih tujuan;
Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan atau karya
kreatif sesuai kapasitasnya, dan terbiasa mencari alternatif tindakan dalam menghadapi
tantangan;
Menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang relevan atau masalah yang
dihadapi, menganalisis, memprioritaskan informasi yang paling relevan atau alternatif solusi
yang paling tepat;
Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menginterpretasikan dan
mengintegrasikan teks, untuk menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan
atas informasi, dan mampu menulis pengalaman dan pemikiran dengan konsep sederhana; dan
Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta
dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, dan
masyarakat sekitar.

Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang


Pendidikan menengah umum difokuskan pada: 1) persiapan Peserta Didik
menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; 2) penanaman karakter yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila; dan 3) pengetahuan untuk meningkatkan
kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

Standar Kompetensi Lulusan pada Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa/ Paket
C/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi kompetensi yang terdiri atas:

Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud cina
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menunjukkan sikap religius dan spiritual sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama/kepercayaan yang
dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan
penghayatan, menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada
kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta
pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga negara;
Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan
menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan adil,
aktif melakukan interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga
komitmen untuk meraih tujuan;
Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan
dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah di
lingkungannya;
Menunjukkan kemampuan permasalahan dan gagasan dan kompleks, menyimpulkan hasilnya
dan argumen yang mendukung berdasarkan data yang akurat;
Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mengevaluasi dan merefleksikan
teks untuk menghasilkan inferensi kompleks menulis ekspositori maupun naratif dengan
berbagai sudut pandang; dan
Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta
dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan
terdekat, masyarakat sekitar, dan masyarakat global.

Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang


Pendidikan menengah kejuruan difokuskan pada: a) persiapan Peserta
Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; b) penanaman karakter yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan c) keterampilan untuk
meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Adapun
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan/bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi
yang terdiri atas:
Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud cinta
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap religius dan spiritualitas sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin
melaksanakan ibadah dengan penghayatan, menegakkan (mengedepankan) integritas dan
kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani,
mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga negara;
Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan
menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan adil,
aktif melakukan interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa beradaptasi dan menjaga
komitmen untuk meraih tujuan;
Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan
dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif solusi masalah di
lingkungannya;
Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang kompleks,
menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang mendukung pemikirannya
berdasarkan data yang akurat;
Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menganalisis teks untuk
menghasilkan inferensi, menyampaikan tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori
maupun naratif yang relevan dengan bidang kejuruannya;
Menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah
praktis yang relevan dengan bidang kejuruannya; dan
Menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya untuk menguatkan
kemandirian serta kesiapan memasuki dunia kerja.

c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi

Bapak Ibu, untuk mengetahui hasil belajar dapat dirumuskan dalam


tiga kelompok ranah taksonomi. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi?
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur
dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang
terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian
ranah perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku
seseorang selama proses pembelajaran sampai pada pencapaian hasil
belajar, dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada
indikator pencapaian kompetensi.
Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan untuk mengukur
perubahan perilaku peserta didik selama proses belajar sampai pada
pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku
(behaviour) tujuan pembelajaran. Umumnya klasifikasi perilaku hasil
belajar yang digunakan berdasarkan taksonomi Bloom (Magdalena, I.,
Islami, N. F.,
Rasid, E. A., & Diasty, N. T., 2020) yang pada Kurikulum 2013 yang telah

disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl (Krathwohl, D. R., &


Anderson, L. W., 2010) dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap
(affective) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan
merasa, (2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual
dalam bentuk pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan (psychomotor)
merupakan keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan.
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama
dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan
rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan.
1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan
Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta didik ditata secara
hirarkis sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar: Tingkatan Ranah Afektif Krathwohl


(sumber: http://kumpulan-artikel-sekolah.blogspot.com/2017/02/Pengertian-dan-Tingkatan-
Ranah-Kognitif-Ranah-Afektif-dan-Ranah-Psikomotorik.html)

Gambar ini menjelaskan adanya 5 tahap dalam mengembangkan


kemampuan sikap peserta didik mulai dari 1) menerima; 2) menanggapi
atau merespon; 3) menghargai atau memberi nilai; 4) menghayati,
mengatur diri, atau internalisasi nilai; dan 5) mengaktualisasikan nilai,
menjadikan pola hidup atau karakter.
2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi
Bloom olahan Anderson, di mana perkembangan kemampuan
mental intelektual peserta didik sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar: Tingkat kemampuan Ranah Kognitif Bloom Revisi Anderson


dkk. 2001
(sumber: http://kumpulan-artikel-sekolah.blogspot.com/2017/02/Pengertian-dan-Tingkatan-
Ranah-Kognitif-Ranah-Afektif-dan-Ranah-Psikomotorik.html)

Gambar ini menjelaskan bahwa terdapat 6 perkembangan kognitif,


yaitu:
a. C1 (Cognitive 1), mengingat (remember): peserta didik mengingat
kembali pengetahuan dari memorinya;
b. C2, memahami (understand): kemampuan mengkonstruksi
makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun
grafik;
c. C3, menerapkan (apply): penggunaan prosedur dalam situasi
yang diberikan atau situasi baru;
d. C4, menganalisis (analyse): penguraian materi ke dalam bagian-
bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur;
e. C5, mengevaluasi (evaluate): kemampuan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar; dan
f. C6, mengkreasi (create): kemampuan menempatkan elemen-
elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau
mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur
baru).

3. Pada ranah keterampilan mengarah pada pembentukan


keterampilan konkrit (yang dapat diindera dan lebih bersifat
motorik) dan keterampilan abstrak (yang tidak dapat diindera dan
lebih bersifat mental skill seperti kemampuan menyaji, mengolah,
menalar, dan mencipta). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar: Keterampilan Abstrak dan Kongkrit


(sumber: https://duniapendidikan.putrautama.id/keterampilan-konkret-keterampilan-
abstrak/)

Tahapan kemampuan keterampilan di atas menggunakan gradasi


dari Dyers mulai dari: mengamati (observing); menanya (questioning);
mencoba (experimenting); menalar (associating); menyaji (communicating);
dan mencipta (creating). Sedangkan pada keterampilan kongkrit memiliki
tahapan dari: imitasi; manipulasi; presisi; artikulasi; dan naturalisasi.
Pembentukan keterampilan konkrit menggunakan gradasi olahan
Simpson dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal.
Perkembangan keterampilan menurut Simpson dan Dave, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 1

Perkembangan Keterampilan Menurut Simpson dan Dave

Tingkat
Tingkat Tingkatan
Kompetensi
NO Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Minimal/
Simpson Dave
Kelas

1. ● Persepsi ● Menunjukkan Imitasi Meniru V/Kelas X


perhatian kegiatan yang
untuk telah
melakukan didemonstrasi
● Kesiapan suatu gerakan. kan atau
● Menunjukkan dijelaskan,
kesiapan meliputi tahap
mental dan coba-coba
fisik untuk hingga
● Meniru melakukan mencapai
suatu gerakan. respon yang
● Meniru tepat.

gerakan secara
terbimbing.

2. Membiasak Melakukan Manipulasi Melakukan V/Kelas XI


an gerakan gerakan suatu
(mechanism) mekanistik. pekerjaan
dengan sedikit
percaya dan
kemampuan
melalui
Tingkat
Tingkat Tingkatan
Kompetensi
NO Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Minimal/
Simpson Dave
Kelas

perintah dan
berlatih.

3. Mahir Melakukan Presisi Melakukan VI/Kelas XII


(complex gerakan suatu tugas
or overt kompleks dan atau aktivitas
response) termodifikasi. dengan
keahlian dan
kualitas yang
tinggi dengan
unjuk kerja
yang cepat,
halus, dan
akurat serta
efisien tanpa
bantuan atau
instruksi.

4. Menjadi Menjadi gerakan Artikulasi Keterampilan


gerakan alami yang berkembang
alami diciptakan dengan baik
(adaptation) sendiri atas sehingga
dasar gerakan seseorang
yang sudah dapat
dikuasai mengubah
sebelumnya. pola gerakan
sesuai dengan
persyaratan
khusus untuk

15
Tingkat
Tingkat Tingkatan
Kompetensi
NO Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Minimal/
Simpson Dave
Kelas

dapat
digunakan
mengatasi
situasi
problem yang
tidak sesuai
SOP.

5. Menjadi Menjadi gerakan Naturalisasi Melakukan


tindakan baru yang unjuk kerja
orisinal orisinal dan level tinggi
(origination) sukar ditiru oleh secara alamiah,
orang lain dan tanpa perlu
menjadi ciri berpikir lama
khasnya. dengan
mengkreasi
langkah kerja
baru.

Perilaku hasil belajar merupakan capaian yang bersifat hirarkis, Pada


tataran realita terkadang seorang guru sudah merasa puas dengan capaian
kognitif peserta didik saja dalam pembelajaran. Padahal ketercapaian
kemampuan kognitif belum menggambarkan ketercapaian pembelajaran
peserta didik secara utuh.
Dalam Islam terdapat 3 konsep untuk mencapai keutuhan pribadi
muslim. 3 Konsep tersebut justru melampaui capaian pada konsep-konsep
taksonomi. Ketiga konsep capaian mencapai pribadi yang sempurna yaitu

16
Konsep Islam, Iman, dan Ihsan yang merupakan capaian tertinggi dalam

pembelajaran dalam Islam. Tiga tingkatan ini adalah sesuatu yang utama
dan penting. Karena dengan begitu, seorang muslim bisa menjadi muslim
yang seutuhnya setelah mencapai ketiga konsep tersebut.
Konsep Islam merupakan amalan lahiriyah yang mencakup
syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Saat seseorang melakukan 5
amalan ini, maka orang tersebut dikatakan sebagai muslim. Pada Konsep
Islam terdapat integrasi kemampuan kognitif dan psikomotorik. Proses
pemberian pengetahuan harus ditindaklanjuti dengan contoh dan
pelaksanaan. Dalam Islam, pemahaman yang dikuatkan dalam
pelaksanaan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kesatuan
ini menunjukkan betapa dalam Islam hanya paham saja belum
menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika tidak sampai
mengimplementasikan.
Tingkatan kedua yaitu Iman, konsep iman merupakan tingkatan
afeksi pada taksonomi bloom. Aspek afektif taksonomi bloom dalam
tinjauan ilmu pendidikan Islam adalah pembinaan sikap mental (mental
attitude) yang baik dan matang. Aspek sikap ini dapat memberikan teladan
bukan hanya pada tataran teoritis. Pada proses pemberian pengetahuan
ini harus ditindaklanjuti dengan contoh yang sebelumnya guru perlu
memberikan pengetahuan terlebih dahulu sebagai landasannya
pembelajaran.
Keimanan merupakan sesuatu yang lebih tinggi dari sekedar paham
dan bisa melakukan. Konsep iman menjadi ruh dalam konsep Islam itu
sendiri. Iman menjadi penentu perbuatan seseorang diterima atau tidak
oleh Allah SWT. seseorang disebut sebagai mukmin, maka orang tersebut
sudah pasti seorang muslim. Namun, tidak setiap muslim adalah seorang
mukmin, karena pelaksanaan yang tidak dibarengi dengan keyakinan
yang kuat maka belum bisa dikatakan mukmin sebagaimana QS AL
Hujurat ayat 14 yang artinya Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami
telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman,
tetapi katakanlah

17
‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu.

Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.”
Tingkatan ketiga yaitu konsep Ihsan. Tingkatan ihsan ini merupakan
tingkatan tertinggi seorang muslim karena melibatkan perkara lahir dan
batin. Seseorang yang mampu menjalani ibadah dengan ihsan hanya akan
berharap pada keridhaan Allah semata. Konsep ini mengajarkan seseorang
untuk tidak lagi berharap pada pujian dunia dan mengajarkan untuk
melakukan apapun dengan sepenuh hati. Prestasi yang didapat semata-
mata hanya untuk kemaslahatan dan berharap hanya pada keridhaan
Allah saja.

d. Hubungan Standar Kelulusan-Kompetensi Inti-Kompetensi


Dasar- Penilaian dan Hasil Belajar

SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta
didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu
yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selanjutnya
SKL diterjemahkan dalam bentuk Kompetensi Inti merupakan tangga
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci
dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti,
dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian
yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut.

18
Gambar: Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa


Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria capaian Kompetensi
yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial)
merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku).(
Sudrajat, Y., 2020) Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Lebih jelasnya bagaimana langkah-langkah analisis CPL, KI, KD dapat
dilihat pada video ini
https://www.youtube.com/watch?v=G3BDeeJtXIU

Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap (Attitude: Krathwohl)

19
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua
dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap
tingkatnya.
a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive
process dimension) peserta didik, yakni perkembangan kognitif pada
tingkat low order thinking skills (LOTS) dan tingkat high order thinking
skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta
didik ada pada tahap mengingat (C1), memahami (C2), dan
menerapkan (C3). Sedangkan tingkat HOTS perkembangan berpikir
mereka berada pada tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5),
dan mengkreasi (C6).

b. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimension):


Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari pengetahuan itu
sendiri, yakni meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif (Anderson dan Krathwohl).

20
1) Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa
berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,
dibaca, atau diraba. Seperti peristiwa peperangan pada jaman
Nabi Muhammad SAW, bukti-bukti masuknya Islam ke
Nusantara, kurban, pisau yang digunakan untuk berkurban, air
untuk berwudhu, dan sebagainya.
2) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih
kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan
generalisasi. Contohnya pengertian ulul albab, karakteristik
atau kriteria ulul albab, prinsip kepemimpinan, teori
pendidikan, dan teori belajar.
3) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana
melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan,
algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian
masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda
seperti langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat, dan haji.
Tahapan penyelesaian masalah pembagian waris, tahapan
mediasi bagi yang bertingkai, dan tahapan berpikir ilmiah.
4) Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi
(mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas
dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian
berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai
contoh memperbaiki hubungan pertemanan yang rusak,
membuat karya tulisan, berpikir mengapa masih banyak orang
yang melakukan dosa, dan sebagainya.

21
Gambar 3. Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan

Pengembangan berfikir peserta didik yang dikenal dengan dimensi


proses kognitif pada rumusan Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3)
memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan (knowledge dimension).
Sebagai contoh mengingat (C-1) bentuk pengetahuannya adalah fakta,
menjelaskan (C2) berkaitan dengan konsep; menerapkan (C3) berkaitan
dengan bentuk pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfikir
menganalisis (C4) sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan
dengan bentuk pengetahuan metakognitif. Lebih jelasnya hubungan
tersebut di uraikan pada tabel 5.

22
Tabel.5
Hubungan Perkembangan Berpikir dan Bentuk Pengetahuan
Perkembangan
Berpikir Taksonomi Bentuk Pengetahuan
No Bloom Revised (Knowledge Keterangan
Anderson Dimension)
(Cognitive Process
Dimension)

1. Mengingat (C1) Pengetahuan Faktual Lower Order Thinking Skills


(LOT’s)
2. Menginterpretasi Pengetahuan
prinsip Konseptual
(Memahami/C2)

3. Menerapkan (C3) Pengetahuan


prosedural

4. Menganalisis (C4) Pengetahuan Higher Order Thinking


Mengevaluasi (C5) Metakognitif Skills (HOT’s)
dan Mengkreasi(C6)

Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung


keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak
lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan
menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada
kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan
kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada
kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan
orisinal. Lebih jelasnya lihat video berikut
https://www.youtube.com/watch?v=FZOk3xow0Ts

23
Gambar 4. Dimensi Kompetensi Keterampilan

Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang


tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk
secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi
Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang
tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus
dicapai peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat
mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan
dampak pengiring (nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu pengembangan sikap
spiritual dan sikap sosial.
Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3),
dengan cara:
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan

24
2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi
pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai
rumusan KD dari KI-4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau
konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap
spiritual dan sikap social.

2. Analisis SKL-KI-KD, penilaian dan Hasil Belajar


Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan
pembelajaran. Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar
pembelajaran yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian SKL
kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian, penerapan kurikulum
nasional diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan keterampilan
saja. Namun untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi
baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar
nantinya unggul dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan
tersebut ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti
critical thinking, creative thinking, collaborating, dan communicating (4C).
Keunggulan-keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan dalam
SKL.
Tujuan analisis SKL adalah untuk mengetahui arah capaian setiap
peserta didik dalam menuntaskan pembelajaran yang dilakukan. Selama
menjalani proses pembelajaran peserta didik harus mampu memenuhi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah ditetapkan pada
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 pada setiap jenjang pendidikan.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh
mata pelajaran.

25
Dalam konteks ini, materi dan proses pembelajaran menjadi instrumen
penting menuju tercapainya SKL yang dicita-citakan. Materi pembelajaran
yang tidak linier dengan SKL akan menjadi penyebab tidak tercapainya
kompetensi yang diinginkan. Demikian juga dengan proses pembelajaran,
terbentuknya kompetensi lulusan pada peserta didik tergantung juga pada
proses pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses
pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru
memahami KD, dan menerapkan kompetensi pedagogiknya agar KD yang
dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri peserta
didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan
dan melinierkan perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang
diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu
sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai
informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang benar. Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan
komponen SKL, KI, dan KD baik KD Pengetahuan maupun KD
Keterampilan. Selain aktivitas menjabarkan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, analisis SKL-KI, dan KD menjabarkan hubungan dan
keterkaitan antar-komponen yang dianalisis tersebut.
Jelas kiranya bahwa silabus dan RPP adalah dokumen yang
diturunkan dari KI-KD, dan KI-KD diturunkan dari SKL satuan
pendidikan (SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA). agar silabus dan RPP yang
dikembangkan benar-benar akurat mengeksekusi keinginan SKL, maka
perlu ada jaminan linieritas KI-KD terhadap SKL-nya. Analisis SKL, KI,
dan KD inilah penjamin linieritas silabus dan RPP terhadap SKL.
Bagaimana langkah analisis SKL KI KD? Analisis dilakukan melalui
dua tahapan, yakni menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan

26
dengan KI-Keterampilan dan menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4
Keterampilan.
Pertama, menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan
KI- Keterampilan yakni dengan cara mengisi tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4
Format Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
Kompetensi Inti (Ki) 3 Kompetensi Inti (4) 4 Analisis Dan
Rekomendasi KI
(Pengetahuan) (Keterampilan)

1 2 3

Pada tabel 4, kolom 1 dan kolom 2 diisi KI-3 dan KI-4 sesuai dengan
Permendikbud RI nomor 24 tahun 2016. Kemudian kolom ketiga
menjelaskan peruntukan KI-3 dan KI-4 tersebut dan menjelaskan
kesesuaian antara keduanya, bila ada ketidaksesuaian bisa dibuatkan
rekomendasi perubahannya, lihat contoh pada tabel 5 sebagai berikut:

27
Tabel 5
(CONTOH) Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan

ANALISIS SKL KI KD

Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (Ki) 3 Analisis Dan
(4) 4
(Pengetahuan) Rekomendasi KI
(Keterampilan)

1 2 3

memahami, menerapkan, dan mengolah, KI-3 pengetahuan dan KI-


menganalisis pengetahuan menalar, dan 4 keterampilan adalah
faktual, konseptual, menyaji dalam untuk program pendidikan
prosedural, dan metakognitif ranah konkret dan 3 tahun.
berdasarkan rasa ingin ranah abstrak
tahunya tentang ilmu terkait dengan
pengetahuan, teknologi, seni, pengembangan KI-3 dan KI-4 tersebut

budaya, dan humaniora dari yang sesuai menjadi rujukan

dengan wawasan dipelajarinya di KD-KD mata pelajaran

kemanusiaan, kebangsaan, sekolah secara Pendidikan Agama

kenegaraan, dan peradaban mandiri, dan Islam pada kompetensi

terkait penyebab fenomena mampu pengetahuan dan

dan kejadian, serta menggunakan keterampilan kelas X,

menerapkan pengetahuan metoda sesuai XI, dan XII.

prosedural pada bidang kajian kaidah keilmuan


yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

Contoh di atas pada kolom 1 dan kolom 2 diambil dari


Permendikbud No. 24 Th 2016 lampiran ke-40 KI-3 dan KI-4 Kelas X.
Sedangkan kolom berikutnya diisi sesuai petunjuk.

28
Kedua, menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4 Keterampilan.
Caranya mengikuti alur isian tabel 6 berikut ini:

Tabel 6
Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan

ANALISIS SKL KI KD

Kompet Kompe
ensi tensi Rekome
Analisi Analisi Rekomend Rekomendasi KD-KD
Dasar Dasar ndasi
s KD-3 s KD-4 asi KD-4 pada Mapel
Pengeta Ketera KD-3
huan mpilan

KD-3 KD-4 Tingkat Kesesuai Bentuk Kesetaraan ● Ketercapaian Dimensi


Dimens an Takson Taksonomi Kognitif dan Bentuk
i Dimensi omi KD dari KI- Pengetahuan semua
Kogniti Kognitif dan 3 dengan KD-3 dalam Mapel
f dan dengan Tingkat KD dari KI- ● Ketercapaian
Bentuk Bentuk Takson 4 Taksonomi semua KD-
Dimens Pengetah omi 4 dalam Mapel
i uan
Penget
ahuan

1 2 3 4 5 6 7

Langkah-langkah pengisian tabel di atas adalah sebagai berikut:


1. Pada kolom 1, masukan ‘Kompetensi Dasar Pengetahuan’ (KD-3)
sesuai mata pelajaran pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
2. Pada kolom 2, masukan ‘Kompetensi Dasar Keterampilan’ (KD-4)
sesuai mata pelajaran pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.

29
3. Pada kolom 3, menentukan tingkat dimensi/proses kognitif dan
bentuk pengetahuan dari kompetensi dasar pengetahuan (analisis
KD-3). Lihat “Gambar 3: Dimensi pada Kompetensi Inti
Pengetahuan” pada pembahasan “Kegiatan Belajar 1”.
4. Pada kolom 4, menentukan rekomendasi kesesuaian tingkat
dimensi/proses kognitif dengan bentuk pengetahuan dari
kompetensi dasar. Bila tidak ada rekomendasi, tidak apa-apa, tulis
saja “tidak ada rekomendasi perubahan” pada kolom tersebut.
5. Pada kolom 5, menentukan tingkat taksonomi dan bentuk taksonomi
dari kompetensi dasar keterampilan (analisis KD-4). Lihat ranah
keterampilan Dyers, Simpson, dan Dave pada pembahasan
“Kegiatan Belajar 1”.
6. Pada kolom 6, menentukan ‘kesetaraan’ taksonomi KD Pengetahuan
dan taksonomi KD Keterampilan dan rekomendasinya.
7. Pada kolom 7, tuliskan rekomendasi di antara KD-3 dari KD-KD
pengetahuan mata pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi
(KKO) tertinggi sesuai KI-3, dan tuliskan rekomendasi diantara KD-4
dari KD-KD keterampilan mata pelajaran yang harus
mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-4. Kolom 7 ini
diisi setelah semua KD pengetahuan dan semua KD keterampilan
untuk suatu mata pelajaran telah dianalisis dalam kolom 1 sampai
dengan 6. Lebih jelasnya dapat dilihta pada video ini
https://www.youtube.com/watch?v=g8DCepnzOJI&t=805s

Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah analisis


sebagaimana dijelaskan di atas, bisa dilihat contoh pengisiannya pada
tabel 7 berikut:

30
Tabel 7
(CONTOH) Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
ANALISIS SKL KI KD

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Analisis KD-3 Rekomendasi Analisis KD-4 Rekomendasi Rekomendasi KD-KD pada
Pengetahuan Keterampilan KD-3 KD-4 Mapel

KD-3 KD-4 Tingkat Dimensi Kesesuaian Bentuk Kesetaraan ● Ketercapaian Dimensi


Kognitif dan Dimensi Taksonomi Taksonomi KD Kognitif dan Bentuk
Bentuk Dimensi Kognitif dan Tingkat dari KI-3 Pengetahuan semua KD-3
Pengetahuan dengan Bentuk Taksonomi dengan KD dari dalam Mapel
Pengetahuan KI-4 ● Ketercapaian Taksonomi
semua KD-4 dalam Mapel

1 2 3 4 5 6 7

3.1 menganalisis QS. al- 4.1.1 membaca Q.S. al- Tingkat dimensi Dimensi kognitif Membaca KD-3.1 KD-3 dari KD-KD
Hujurat [49]: 10-12 Hujurat/49: 10 dan 12, kognitif adalah (C.4, sesuai dengan ‘menganalisis’ pengetahuan mata pelajaran
serta Hadits tentang sesuai dengan kaidah “menganalisis” menganalisis) tajwid dan (C.4) MEMILIKI Pendidikan Agama Islam
kontrol diri tajwid dan makharijul (C.4) dan dipasangkan makharijul KESETARAAN sudah memenuhi dimensi
(mujahadah an-nafs), huruf pengetahuan dengan bentuk huruf adalah dengan KD-4.1.1, kognitif tuntutan KI-3, yaitu
prasangka baik tentang “QS. al- pengetahuan bentuk KD-4.1.2, dan memahami, menerapkan,
(husnuzzan), dan Hujurat [49]: 10- metakognitif taksonomi KD-4.1.3 karena menganalisis, dan

33
persaudaraan 4.1.2 mendemonstrasikan 12 dan Hadits (kontrol diri, ‘keterampilan ketiganya ada mengevaluasi. Sedangkan
(ukhuwah) hafalan Q.S. al- tentang kontrol dst) MEMILIKI konkret’ dan pada tingkat bentuk pengetahuan juga
Hujurat/49: 10 dan 12 diri...” adalah KESESUAIAN, tingkatnya ‘presisi/mahir’ sudah terpenuhi yaitu,
dengan fasih dan lancar bentuk jadi tidak ada adalah ‘presisi’ (setingkat K.4), konseptual, prosedural, dan
pengetahuan rekomendasi (Dave) atau jadi tidak ada metakognitif.
4.1.3 menyajikan hubungan
metakognitif perubahan. tingkat ‘mahir’ rekomendasi
antara kualitas keimanan
(Simpson) perubahan.
dengan kontrol diri
(mujahadah an-nafs),
prasangka baik
(husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
sesuai dengan pesan Q.S.
al-Hujurat/49: 10 dan 12,
serta Hadis terkait

34
Contoh di atas pada kolom 1 dan kolom 2 diambil dari
Permendikbud No. 24 Th 2016 lampiran ke-40 KI-3 dan KI-4 Kelas X.
Sedangkan kolom berikutnya diisi sesuai petunjuk.

a. Perumusan IPK Kurikulum 2013 berorientasi Abad 21


Indikator Pencapaian Kompetensi menjadi pedoman dalam
merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan
jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Apa saja yang
perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator? yang harus
diperhatikan diantaranya adalah:
a. Indikator dirumuskan dari KD.
b. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
c. Indikator dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah
dipahami.
d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
e. Hanya mengandung satu kompetensi atau tindakan
f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan.
Berikut ini langkah-langkah merumuskan indicator;
a. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
1) Memahami Kata Kerja Operasional dalam Taxonomi Bloom.
2) Menetapkan KD yang akan diturunkan menjadi indikator.
3) Menentukan kata kerja dari Kompetensi Dasar sesuai dengan
Taxonomy Bloom.
b. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK
(Urgensi,Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian) kompetensi pada
KD

35
1) UKRK dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah
ketepatan indikator kunci atau indikator penunjang. (Fikri, A., &
Hasudungan, A. N., 021)
2) Kategorikan Indikator:
a) Indikator Kunci
● Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
● Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi
minimal yang terdapat pada KD.
● Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian
standar minimal dari KD.
● Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan
RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
b) Indikator Pendukung atau indikator prasyarat
● Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
● Kompetensi yang sebelumnya telah dikuasai peserta
didik dikaitkan dengan indikator kunci yang
dipelajari.
c) Indikator Pengayaan
● Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari
tuntutan kompetensi dari standar minimal.
● Tidak harus selalu ada.
● Dirumuskan apabila peserta didik berpotensi
memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu
peningkatan dari standar minimal. Lihat lebih detail
pada
● https://www.panduanmengajar.com/2021/12/bag
aimana-merumuskan-indikator.html

36
3. Program Tahunan dan Semester
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya
suatu kegiatan. Program merupakan kata, ekspresi, atau pernyataan yang
memuat asas serta usaha yang dirancang dalam susunan dan rangkaian
yang menjadi satu kesatuan prosedur, kumpulan instruksi tertulis atau
suatu bagian yang executable berupa urutan langkah, untuk menyelesaikan
suatu masalah. Dalam arti lain, ia merupakan rancangan mengenai asas
serta usaha dalam suatu bidang yang akan dijalankan secara harmonis dan
terpadu dalam mencapai suatu sasaran. Dengan demikian, suatu program
pembelajaran adalah mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-sasaran yang
saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya harus
dilaksanakan secara integratif, sistemik, dan sistematis.
Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan
desain atau rancangan. Dalam Qur’an Surah al –Hasyr ayat 18: Konsep
perencanaan memperhatikan kejadian masa lalu untuk menjadi bahan
untuk merencanakan sesuatu di masa mendatang, seperti yang tersirat di
dalam QS. al-Hasyr ayat 18: ” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Wahbah AzZuhaili dalam kitab tafsirnya al-Munir menyatakan bahwa
ayat maa qaddamat lighad dapat berarti mengintropeksi apa yang telah
dilakukan di masa lalu untuk menjadi bekal hari esok, yang merupakan
perintah Allah SWT. untuk menghisab diri sendiri sebelum dihisab oleh
Allah sendiri (Zuhaili, 1962).
Kalimat maa qaddamat lighad, merupakan salah satu dari landasan
teori perencanaan dalam Islam. Dimana memperkenalkan teori
perencanaan yang tidak hanya berorientasi dunia tetapi juga akhirat. Ibnu
Katsir menyebutkan, introspeksilah diri sendiri sebelum Allah SWT

37
mengintrospeksi diri di hari kiamat nanti. Imam al-Ghozali juga
berpendapat bahwa QS. al-Hasyr: 18 merupakan perintah untuk selalu
memperbaiki diri dalam peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT.
yang mana kehidupan sebelumnya (kemarin) tidak boleh sama dengan
hari esok, dan memperhatikan setiap perbuatan serta mempersiapkan diri
dengan baik. (Abdullah, 2004).
Desain dalam perspektif pembelajaran adalah rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran disebut juga dengan program pembelajaran. Untuk
mewujudkan program pembelajaran secara integratif, sistemik, dan
sistematis sekolah membuat dua tahapan, yakni program tahunan (prota)
dan program semester (prosem).
Prota (program tahunan) dan promes (program semester)
merupakan administrasi pembelajaran yang menjadi dasar bagi susunan
administrasi pembelajaran lainnya. Prota adalah susunan alokasi waktu
pembelajaran selama satu tahun untuk mencapai standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang diharapkan. Alokasi waktu sangat
diperlukan agar seluruh SK dan KD bisa diterapkan dan diterima oleh
para peserta didik. penyusunan prota dilakukan setelah jumlah jam
mengajar untuk mapel tertentu sudah diketahui. Prota biasanya dilakukan
di awal tahun ajaran baru. Keberhasilan merencanakan prota akan
berpengaruh pada administrasi pembelajaran yang lain, misalnya
program semester silabus, RPP, dan lainnya. Sedangkan promes
merupakan bentuk penjabaran dari prota yang memuat gambaran
pembelajaran dan pencapaian yang ingin diraih selama satu semester.
Dengan adanya promes, akan lebih mudah dalam menuntaskan mata
pelajaran yang diampu.
Kenapa Prota dan Promes harus dibuat? Beberapa fungsi Prota
adalah: 1) mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan secara optimal;
2) menjadi pedoman untuk menyusun promes; 3) menjadi pedoman
dalam menyusun kalender pendidikan; 4) Digunakan sebagai acuan untuk
mengoptimalkan penggunaan waktu efektif pembelajaran yang tersedia.

38
Sedangkan Fungsi promes adalah: 1) mempermudah tugas guru saat
mengadakan pembelajaran selama satu semester; 2) Mampu mengarahkan
kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diprogram; 3)
Menjadi pola dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap pihak yang
ikut serta dalam pembelajaran; 4) Menjadi pedoman guru dan dalam
bekerja dan belajar; 5) Menjadi tolok ukur efektivitas pada proses
pembelajaran; 6) Menjadi bahan untuk menyusun data, sehingga terbentuk
keseimbangan kerja; 7) Mampu menghemat waktu, tenaga, biaya, dan alat
penunjang karena pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
Fungsi program tahunan dan semester pembelajaran tersebut bagi
guru adalah:
a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan semakin
bagus pula usaha itu dilaksanakan.
b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan
tugas mengajar.
c. Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan
pembelajaran akan berkualitas dan bermakna bagi peserta didik.
d. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi
baik dan efektif.
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester,
program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran
setiap pokok bahasan. Penyusunan program tahunan pada dasarnya
adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi
dasar. Penentuan alokasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran
sesuai

39
dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus
dikuasai oleh peserta didik.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
program tahunan adalah:
1. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah
berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif, belajar, waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari
libur meliputi:
a. Jeda tengah semester
b. Jeda antar semester
c. Libur akhir tahun pelajaran
d. Hari libur keagaman
e. Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
f. Hari libur khusus
3. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam
satu tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia
4. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata
pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu
efektif, sesuai ruang lingkup cakupan materi, tingkat kesulitan dan
pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk
ulangan serta review materi.

Berikut ini format penyusunan program tahunan;

Tabel 8
Format Program Tahunan
Satuan Pendidikan : …………………………………
Mata Pelajaran : …………………………………
Jumlah Minggu Efektif : …………………………………

40
Jumlah Jam / Minggu : …………………………………
Kelas / Semester : …………………………………
Tahun Pelajaran : …………………………………
Kompetensi Inti : …………………………………

Smt No KD Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan

1 3 4 5 6

Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah merancang


program tahunan sebagaimana dijelaskan di atas lihat contoh
pengisiannya pada tabel 10.

a. Tahapan Merancang Program Semester


Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Dalam
program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan
semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-
masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan
dan berdiri sendiri. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan
jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka
dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu ke berapa
atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.
Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok
bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan
keterangan- keterangan.

41
Langkah-langkah perancangan program semester adalah:
1. Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar
Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun.
2. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu
KD serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta
review materi.
Target yang harus dicapai pada pemahaman KD adalah:
a. Materi pokok yang sesuai dengan kompetensi dasar yang
bersesuaian
b. Tingkat kedalaman materi yang dibahas pada kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang bersesuaian
c. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membuat
peserta didik kompeten terhadap kompetensi dasar yang
bersangkutan
3. Guru selanjutnya menentukan alokasi waktu dari setiap KD,
yakni:
a. Alokasi waktu dirinci untuk setiap Kompetensi Dasar.
d. Alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KD tergantung
pada kompleksitas KD, keluasan KD, strategi/metode
pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar yang
tersedia. Lebih detailnya dapat dilihat pada video
https://www.youtube.com/watch?v=f3nIzS2YJxs

42
Berikut ini format penyusunan program semester;

Tabel 9
Format Program Semester
Tahun Pelajaran ............../...............

MATA PELAJARAN : ..........................................................


KELAS / SEMESTER : ..........................................................
KOMPETENSI INTI : ..........................................................

Kompetensi Materi Januari Pebruari Maret April Mei Juni


Indikator AW
Dasar Pokok 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah merancang


program tahunan sebagaimana dijelaskan di atas lihat contoh
pengisiannya pada tabel 11.

Tabel 10
(CONTOH) Program Tahunan

Satuan Pendidikan : …………………………………


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Jumlah Minggu Efektif : …………………………………
Jumlah Jam / Minggu : …………………………………
Kelas / Semester : …………………………………
Tahun Pelajaran: …………………………………
Kompetensi Inti :

43
4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah
5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Smt No Kompetensi Dasar Alokasi Jumlah


KD Waktu Pertemuan

I 3.1 Mengetahui huruf-huruf Hijaiyyah dan


harakatnya secara lengkap
4.1
Melafalkan huruf-huruf hijaiyyah dan
harakatnya secara lengkap

3.2 Memahami pesan-pesan pokok Q.S. al-


Fatihah dan Q.S. al-Ikhlas
4.2.1
Melafalkan Q.S. al-Fatihah dan Q.S. al-
4.2.2
Ikhlas dengan benar dan jelas

Menunjukkan hafalan Q.S. al-Fatihah dan


Q.S. al-Ikhlas dengan benar dan jelas

dst. ....

Jumlah

II

Jumlah

44
Mengetahui ..................................... 2021
Kepala Sekolah .................... Guru Pendidikan Agama Islam

45
Tabel 11
(CONTOH) Program Semester
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

MATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


KELAS / SEMESTER : IV (empat) / 1 (satu)
KOMPETENSI INTI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Januari Pebruari Maret April Mei Juni


Materi A
Kompetensi Dasar Indikator
Pokok W 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3.4 memahami makna 3.4.1menjelaskan Iman


iman kepada makna iman Kepada
malaikat-malaikat kepada malaikat- Malaikat
Allah berdasarkan malaikat Allah
pengamatan terhadap

46
dirinya dan alam 3.4.2 Menyebutkan
sekitar 10 nama Malaikat

dst....
4.4 melakukan
pengamatan diri dan
alam sekitar sebagai
implementasi makna
iman kepada
kmalaikat-malaikat
Allah

Uji Kompetensi 2
JP

Remedial 2
JP

Pengayaan 2
JP

Mengetahui, ………………………, 20…….

Kepala Sekolah Guru Kelas / Guru MP

47
D. TINDAK LANJUT BELAJAR
Untuk meningkatkan kemampuan analisis, Saudara dapat
melakukan beberapa aktivitas tindak lanjut dari kegiatan belajar ini, di
antaranya sebagai berikut:

1. Simaklah sumber belajar dalam bentuk video/artikel pada LMS


Program PPG. Kemudian lakukan analisis berdasarka konten!
2. Kaitkan konten video/artikel dengan nilai-nilai moderasi dalam
proses pembelajarannya di sekolah/madrasah!
3. Ikuti tes akhir modul dan cermati hasil tesnya. Bila hasil tes akhir
modul di bawah standar minimum ketuntasan (70), maka Saudara
melakukan pembelajaran remedial dengan memperhatikan
petunjuk dalam LMS program PPG.
4. Aktifitas tindak lanjut lebih detail, silahkan mengikuti tagihan
tugas yang ada di LMS.

E.
PENUTUP
Glosarium Kegiatan Belajar 1

hard skills sebuah kemampuan yang dapat setiap orang asah melalui
berlatih dan juga menempuh jenjang pendidikan. Hard skills
dapat diasah melalui pendidikan perkuliahan, mengikuti
kursus, serta pelatihan untuk menguasai suatu keahlian

Indikator penanda yang dapat digunakan untuk memberikan suatu


penilaian

Kompetensi kemampuan peserta didik yang mencakup aspek


pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan
standarisasi yang diharapkan

48
prototipe (purwarupa) adalah sebuah skema rancangan sistem yang
membentuk model dan standar ukuran atau skalabilitas yang
akan dikerjakan nantinya

soft skills salah satu keterampilan lebih merujuk pada kemampuan


yang tidak bisa dilihat secara langsung oleh kasat mata, tetap
bisa dirasakan. Misalnya kemampuan berkomunikasi
berpikir kritis, leadership, etos kerja, kerja sama dan
sebagainya
Taksonomi klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi
pengklasifikasian objek

49

Anda mungkin juga menyukai