Anda di halaman 1dari 16

Hukum Acara Pidana

A. UMUM
Hukum acara pidana merupakan hukum formil untuk mempertahankan, menegakan ,
mempertahankan hukum pidana materiil

Fungsinya:
1. Untuk mencari dan meneemukan fakta fakta menurut kebenaran
2. Mengadakan penuntutan hukum yang tepat
3. Menerapkan hukum dengan keputusan bedasarkan keadilan
4. Melaksanakan keputusan secara adil

Intinya mencari kebenaran materiil artinya kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari


suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum secara jujur dan dan tepat,
dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan suatu
pelanggaran hukum,

Norma yang diatur dalam KUHAP adlah norma kewenangan

B. PENYELENGGARAAN PERADILAN PIDANA

Berfungsinnya hukum acara pidana apabila:


1. Ada laporan
2. Ada pengaduan
3. Aparat penegeak hukum mengetahuinnya sendiri
4. Diberitakan di media massa
5. Tertangkap tangan

1 dan 2

Laporan Pengaduan
Pengertian Pemberitahuan yang disampaikan Pemberitahuan disertai permintaan oleh
sesorang karena hak atau kewajiban pihak yang berkepntingan kepada pejabat
bedasarkan uu kepada pejabat yang berwenang untuk menindak
berwenang menurut hukum orang yang melakukan TP

Tidak bisa dicabut Bisa dicabut


Dasar Hukum Pasal 1 Butir 24 KUHAP Pasal 1 Butir 25 KUHAP
Jenis Tindak Semua jenis tindak pidana Delik aduan absolut, ialah delik (peristiwa
Pidana pidana) yang selalu hanya dapat dituntut
apabila ada pengaduan seperti tersebut
dalam pasal-pasal: 284, 287, 293, 310 dan
berikutnya, 332, 322, dan 369. Dalam hal
ini maka pengaduan diperlukan untuk
menuntut peristiwanya, sehingga
permintaan dalam pengaduannya harus
berbunyi: “..saya minta agar peristiwa ini
dituntut”
semua pihak yang terkait dengan
kasusnya harus dituntut.
Ex:  apabila seorang istri mendapati
suaminya berselingkuh, ia tidak dapat
hanya menuntut selingkuhannya saja,
tetapi suaminya juga harus ditindak

Delik aduan relatif, ialah delik-delik


(peristiwa pidana) yang biasanya bukan
merupakan delik aduan, akan tetapi jika
dilakukan oleh sanak keluarga yang
ditentukan dalam Pasal 367, lalu menjadi
delik aduan. Delik-delik aduan relatif ini
tersebut dalam pasal-pasal: 367, 370, 376,
394, 404, dan 411. Dalam hal ini maka
pengaduan itu diperlukan bukan untuk
menuntut peristiwanya, akan tetapi untuk
menuntut orang-orangnya yang bersalah
dalam peristiwa itu
orang yang bersalah dapat dituntut
secara selektif dan tidak semuanya
harus dilaporkan.

Asas Asas dalam Hukum Acara Pidana

1. Equality Before The law


2. Asas Verbod van eigen Richting larangan main hakim sendiri
3. Asas Iudex ne procedat ex officio hakim bersifat pasif
4. Asas Openbaarheid van het proces  Keterbukaan dari proses peradilan
5. Onafhankelijkheid der rechterlijke Mach kebebasan hakim dalam mengadili perkara
6. Asas oportunitas  jaksa diberikan keweangan untuk mengesampingkan perkara
7. Asas legalitas  semua pelaku harus dituntu menurut undang undang
8. Asas teritorialsiapapun baik wni dan wna yang melakukan TP di indonesia terkena
ketentuan pidana indonesia
9. Asas nasional aktif  Ketentuan hkum pidana indo mengikuti dimanapun WNI berada
10. Asas nasional pasip ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua tindak pidana
yang merugikan kepentingan negara (pasal 4 KUHP)

C. PENYIDIKAN DAN PENYELIDIKAN

penyelidikan Penyidikan
DH Pasal 1 angka 5 KUHAP Pasal 1 Angka 2 KUHAP
Definisi Merupakan tindakan untuk Merupakan fungsi dalam rangka
mencari dan menemukan mencari dan mengumpulkan bukti
peristiwa yang diduga sebagai yang mana tindak pidanannya sudah
tindak pidana dan menentukan terang terjadi dan menenmukan
dapat tidaknya dilakukan tersangkannya
penyidikan
Artinya Tindak pidannya belum Tindak Pidanannya sudah jelas
jelas
Organ Pejabat polri Merupakan pejabat polisi berpangkat
minimal pembantu letnan dua
dan PPNS minimal pengatur muda
tingkat 1

Penyidik dapat menajdi saksi yaitu


saksi verbalisan

D. UPAYA PAKSA
Pada hakikatnnya merupakan pelanggaran HAM namun diatur secara limitatif oleh undang
undang untuk memudahkan proses penyidikan
1 Pengeledahan
Merupakan tindakan penyidik untuk mengeladah guna melakukan tindakan
pemerikasaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dengan cara yang diatur
menurut undang undang

Bedasarkan pasal 33 KUHAP syarat penggeledahan yaitu:


1. Dengan surat izin ketua pengadilan negeri stempat
2. Setiap kali masuk rumah harus disaksikan oleh dua orang saksi dalam hal tersangka
atau penghuni menyetujuinnya
3. Dalam waktu dua hari setelah memasuki dan atau menggeledah rumah harus dibuat
seuatu berita acara yang disampaikan ke pemilik atau penghuni rumah yang
berseangkutan

Pasal 35 KUHAP menyatakan Penyidik tidak diperkenankan :

A. Ruangan dimana sedang beralangsung sidang MPR


B. Tempat sedang berlangsungnya ibadah atau upacara keagamaan
C. Ruang sedang berlangsungnya sidang pengadilan
2. Penyitaan
Merupakan serangkain tindakan penyidik untuk mengambil alih atau menyimpan
dibawah penguasaannnyabenda bergerak atau tidak berwujud untuk kepentingan
penyidikan (pasal 1 angka 6 KUHAP)

Bedasarkan pasal 38 syarat Penyitaan:


1. Harus ijin KPN setempat
2. Bisa disimpangi apabila
a. Dikhawatirkan tersangka melarikan diri, mengulangi TP, benda yang akan disita
akan dimusnakahkan dan dihilangkan

Benda yang dapat disita adalah


1. Corpora delecti barang atau benda yang merupakan hasil suatu tindak pidana,
misalnya : motor curian
2. Instrumenta Delecti yaitu barang atau benda yang merupakan alat untuk
melakukan tindak pidana
3. Bukan keduannya seperti kaos yang ada bercak darah , gelas yang ada sidik
jari

3. Penangkapan

Merupakan suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan


tersangka atau terdakwa apabila terdapat bukti yang kuat guna kepentingan
penyidikan(pasal 1 angka 20)

Perintah penangkapan dilakukan bedasarakn bukti permulaan yang cukup menurut pasal
17 KUHAP  yaitu bukti permulaan untuk menduga adannya tindak pidana

Pelaku pelanggaran tidak dapat dilakukan penangkapan kecuali telah dipanggil secara
sah 2 kali berturut turut tidak ememnuhi panggilan tanpa alasan yang sah

Syarat melakukan penangkapan diatur dalam pasal 18 KUHAP yaitu:


1. Dilakukan oleh aparat polisi
2. Memperlihatkan surat tugas
3. Memberikan surat perintah penangkapan kepada tersangka
4. Mencantumkan identitas tersangka
5. Menyebutkan alasan penangkapan
6. Tembusan surat perintah penangkapan diberikan kepada keluarga

Jangka waktu penangkapan adalah 1 x 24 jam , apabila pemerikasaan belum selesai


maka dilanjutkan dengan penahanan
Untuk perkara terorisme jangka waktunya 7x24 jam

4. Penahanan
Merupakan penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau
penuntut umum atau hakim dengan penetapannya (pasal1 angka 21 KUHAP)

Syarat menurut pasal 21 KUHAP


1. harus ada surat perintah
2. Harus ada bukti yang cukup
3. Harus memenuhi persayaratan
a. Objektif =kepentingan menurut hukum (pasal 21 ayat 4 KUHAP )
b. Sbujektif = kepentingan menurut keperluan ( Pasal 21 KUHAP)

Penahanan bersifat fakultatif (tidak wajib) bukan imperatif


Jaminan penangguhan penahanan :
a. Uang apabila tersangka atau terdakwa mealarikan diri dan setelah lewat waktu
tiga bulan tidak diketemukan uang jaminan tersebut disetorkan ke kas negara,
basarnya diteteapkan oleh pejabat yang berwenang
b. Orang

5. Pemanggilan
Syarat sahnnya pemanggilan yaitu
 disampaikan dengan surat panggilan kepada terdakwa pasal 145 KUHAP
 Memuat tanggal , hari , serta jam sidang dan untuk perkara apa ia dipanggil
 Selambat lambatnya 3 hari sebelum sidang dimulai
 Harus jelas kasus posisinya
 Yang dipanggil saksi,ahli, tsk
E. PRAPERADILAN
Praperadilan adalah weweang pengadilan negeri untuk memerikasa dan memutus menurut
cara yang diaur dalam KUHAP ttg:
1. Sah tidaknnya suatu
a. Penangkapan
b. Penahanan
c. Pengehntian penyidikan
d. Pengehentian penuntutan
2. Ganti rugi dan rehabilitasi
3. Tuntutuan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnnya atas penagkapana atau
penahanan serta tindakan lain tanpa alasan
DH: Pasal 77 KUHAP vide pasal 95 (1),97(3) KUHAP

Pihak Pihak yang berhak mengajukan permohonan Praperadilan

Pemohon Termohon Alasan praperadilan


Tersangka 1. Kapolri/kapolda/kapolres/kapolsek Sah atau tidaknnya :
2. Jaksa agung/kajati/kajari 1. Pengeledahan
3. KPK 2. Penangkapan
3. Penyitaan
4. Penahanan
5. Penetapan tersangka
Penyidik Jaksa agung /kajati/kajari Kejakasaan tidak melimpahkan
perkara ke pengadilan negeri
(padahal perkara sudah p21)
Penuntut Kapolri/kapolda/kapolres/kapolsek Penyidik tidak menyerahkan berita
umum acara pemerikasaan polisi ke
kejaksaan (padahal sudah ada surat
pemberintahuan dimulainnya
penyidikan ke kejaksaan)
Pihak ke 3 1. Kapolri /kapolda/kapolres/kapolsek 1. Penghentian penyidikan
2. Jaksa agung /kajati/kajari tidak sah
2. Pengehntian penuntutan
tidak sah
Contoh tersangka meminjam mobil
ke pihak ke 3 lalu mobil disita orang
yang punya mobil dapat mengajukan
praperadilan

Fungsi praperadilan adalah sebagai:

1. Kontrol vertikal masyarakat dapat mengontrol kinerja penyidik dan kejaksaan dan atasan
bisa melakukan kontrol terhadap bawahan
2. Kontrol horizontal sesama penegak hukum

Proses pengajuan (pasal 82 KUHAP)

a. Harus ada permohonan baik lisan maupun tertulis


b. Diajukan ke PN setempat
c. Tiga hari setelah diterimannya permohonan , hakim yang ditunjuk KPN menetapkan hari
sidang
d. pemeriksaan dengan hakim tunggal
e. putusan bersifat penetapan (beschiking)

Semua putusan praperadilan tidak dapat dimintakan banding (pasal 83 (1) KUHAP

Tidak bisa kasasi (Putusan MK No 65PUU ix/2011)

Ganti rugi dalam Praperadilan

Dalam ganti rugi timbul karena adannya peristiwa hukum yang timbul dan akibat yang telah
dilakukan oleh aparat penegak hukum yang menimbulkan kerugian materiil akibat

eror in persona

 Salah penerapan hukum

Diajukan dalam 3 waktu yaitu:

sebelum persidangan

 Pasca putusan pengadilan

pasca PK

Pihak yang dapat mengajukan :

3T

 ahli waris

Pihak ketiga

Rehabilitasi

Memulihkan kembali harkat dan martabat karena error in persona dan salah penerapan hukum.
Pihak yang dapat mengajukan adalah:

Tersangka,Terdakwa, Terpidanana

Jangka waktunyya 14 hari setelah praperadilan

F. PENUNTUT UMUM DAN PENUNTUTAN


1. Jaksa dan penuntut umum
jaksa adalah pejabat yang diberi wewang oleh uu untuk bertindak sebagai PU dan
melaksanakan putusan
 PU adalah jaksa yang diberi weweang oleh UU untuk melakukan penuntutuan
2. Surat Dakwaan
Fungsi surat dakwaan adalah
 PU
- Sebagai dasar penuntutan
- Dasar pembuktian
- Dasar melakukan upaya hukum
 Bagi terdakwa /penasihat hukum
- Mengetahui dengan tepat dan teliti tentang apa yang didakwakan kepadannya
- Dapat mempersiapkan pembelaan dan atau mengajukan bukti sebaliknnya
- Dasar melakukan upaya hukum
 Bagi hakim
- Sebagai dasar sekaligus batas pmerikasaan dan penilaian di persidangan

Syarat surat dakwaan

a. Syarat Formal
- Nama lengkap agar tidak eror in persona
- Pekerjaan  berhungungan dengan tindak pidana propira
- Kebangsaan  berhubungan dengan perwakilan negara asing

Akibat Hukum jika tidak terpenuhi : Batal demi hukum

b. Syarat materiil
- Uraian secara cermat
- Uraian secara jelas
- Uraian secara lengkap

Vide SE jaksa agung -004/J.A/11 1993

Akibat hukum jika tidak terpenuhi : batal demi hukum

Bentuk Surat Dakwaan

a. Surat dakwaan tunggal


 Hanya didakwa satu tindak pidana saja

b. Surat dakwaan alternatif


Terdakwa secara faktual atau nyata didakwa lebih dari satu tindak pidana , tapi
pada hakikatnnya terdakwa hanya dipersalahkan satu tindak pidana
 Memuat beberapa dakwaan yang kualifikasinnya berbeda , tetapi yang dipilih
hanya satu tindak pidana saja
Cirinya ada kata kata “atau”
Contoh:
Dakwaan kesatu: Pasal 378 KUHP
Atau
Dakwan Kedua pasal 362 KUHP
c. Surat dakwaan Subsidir = Berlapis
Memuat beberapa dakwaan yang kualifikasinnya sama akan tetapi berada di
klasifikasi berat ringannya ,Konsekuensinnya harus dibuktikan semua
 Dakwaan yang terberat ke lebih umum
Contoh:
Dakwaan Primair : pasal 340 KUHP
Dakwaan subsidair: Pasal 338 KUHP
Dakwaan lebih subsidair: pasal 355 (2) KUHP

d. Surat dakwaan kumulatif


 Memuat beberapa dakwaan yang berdiri sendiri
Jika terbukti semua , maka yang dijatuhkan hanya satu tindak pidana saja
(concursus)
Cirinya ada kata “dan”
Contoh:
Dakwaan Kesatu: 36 KUHP
Dan
Dakwaan kedua : 303(1) KUHP
Dan
Dakwaan ketiga :359 KUHP

3. Pelimpahan Perkara
a. Voeging
DH pasal 141 KUHAP
Melakukan penggabungan perkara dan membuatnnya dalam satu surat dakwaan
b. Splitsing
DHpasal 142 KUHAP
Penuntut umum dapat melakukan penuntutan terhadap masing masing terdakwa secara
terpisah, dalam pemisahan disini tidak menutup kemungkinan terdakwa saling menjdai
saksi
4. Surat tuntutan =requisitoir
Berisikan:
1. Identitas terdakwa
2. Dakwaan melanggar pasal...
3. Unsur unsur pasal yang didakwakan
4. Keterangan keterangan saksi
5. Barang bukti
6. Petunjuk
7. Keterangan terdakwa
8. Hal hal yang memberatkan
9. Hal hal yang meringannkan
10. Tuntutanpidana
G. PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI
 Pemeriksaan perkara di PN terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan :
1. Kompentensi Absolut:
berkaitan dengan peradilan apa yang berwenang apakah kasus tersebut merupakan
suatu tindak pidana atau bukan tindak pidana ,
2. Kompetensi Relatif:
 Berkaitan dengan peradilan mana yang dapat mengadili
Parameternnya bedasarkan:
- Locus delecti (tempat)
- Bedasarkan domisili sebagian besar saksi
- Berkaitan dengan perkara tindak pidana yang dilakukan di luar negeri maka
pengadilan negeri jakarta pusat yang berwenang mengadili

Jika pengadilan negeri yang bersangkutan tidak berwenang bedasarkan kompetensi


abosulut maupun relatif maka pengadilan negeri akan melakukan:

a. Menyerahkan surat pelimpahan perkara tersebut ke pengaidlan negeri lain yang


berwenang dengan surat penetapan yang memuata alasannya
b. Surat pelimpahan perkara tersebut diserahkan kembali kepada penuntut umum
selanjutnya kejaksaan negeri yang bersangkutan menyampaikan kepada
kejaksaan di tempat pengadilan negeri yang tercantum.

 Jenis Jenis perkara pidana


1. Perkara pidana biasa (143,147,153 KUHAP)
2. Perkara singkat (203 KUHAP)
3. Perkara acara cepat
 Prinsip Prinsip pemeriksaan di persidangan
1. Terbuka untuk umum kecuali Pidana anak dan kesusilaan
2. Terdakwa hadir saat perkara diperiksa Kecuali
a. Tindak pidana ekonomi
b. Terorisme
c. Korupsi
3. Pimpinan sidang
4. Pemeriksaan secara langsung dan pake bahasa indonesia
5. Keterangan terdakwa/saksi secara bebas
6. Keterangan saksi dahulu , keterangan terdakwa belakangan
7. Semua putusan hakim dicuapkan terbuka untuk umum
8. Putusan harus memuat
a. Irah irah
b. Identitas terdakwa
c. Dakwaan
d. Pertimbangan
e. Tuntutan pidana
f. Dasar hukum pemidanaan pelaku
g. Hari dan tanggal musyawarah majelis
h. Peryataan kesalahan terdakwa
i. Ketuntuan kepada siapa biaya perkara dibebankan
j. Ketentuan bahwa seluruh surat ternaya palsu atau keterangan dimana letak
kepalsuan itu
k. Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahaan atau dibebaskan
l. Hari tanggal putusan
m. Tidak dipenuhinnya ketuntuan huruf A-L mengakibatkan putusan batal demi hukum

 Jenis Putusan
a. Pemidanaan = veroodeling
b. Pembebasan = vrijspraak
Jika tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan suatu tindak pidana (pasal
191 (1) KUHAP
saksi yang dihadikan hanya satu
c. Pelepasan = ontslag
Jika perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana
- Perbuatan tersebut tidak ada aturannya dalam UU
- Ada alasan pembenar

Perbuatan tersebut merupakan tindak pidana , tapi terdakwa tidak dapat dipidana
karena:

- Pasal 44 KUHP
- Alasan Pemaaf (vide pasal 49 (2) dan 51 Ayat 2 KUHP)

H. , BARANG BUKTI DAN TEORI PEMBUKTIAN


Bedasarkan pasal 184 KUHAP disebutkan alat bukti yang sah adalah :
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
 Keterangan Saksi
DH pasal 1 angka 26 KUHAP vide pasal 185 ayat 1 KUHAP
Tidak termasuk keterangan saksi yang dihasilkan dari testimonio de auditu
Syarat:
1. Syarat obyektif:
a. Tidak ada hubungan keluarga
b. Mampu bertanggung jawab
- Usia 15 tahun
- Atau sudah pernah kawin
- Tidak gila
2. Syarat Subyektif
a. Menerangkan apa ynag ia lihat, dengar, dan alami sendiri
b. Dasar dasar atau alasan mengapa saksi melihat mendengar dan mengalami sesuatu
yang diterangkan tersebut
3. Sayarat Formal
a. Keterangan saksi dicupakan dalam sidang di pengadilan
b. Diucapkakn dibawah sumpah
c. Tidak boleh hanyas satu saksi

- Saksi wajib hadir apabila dipanggil ,apabila tidak hadir ,dicancam dengan pasal
224,522KUHP
- Tiga Kelompok yang tidak wajib menjadi saksi yaitu:
1. Merekayang mempunyai hubungan saudara semenda
2. Jabatannya menyimpan rahasia
3. Secara mutlak tidak dapat menjadi saksi, yaitu yang belum cakap

Penggolongan saksi

Bedasarkan kedudukan

- Saksi korban
- Saksi biasa
Bedasarkan keterangan yang diberikan
- Skasi biasa
- Keterangan Ahli
Bedasarkan siapa yang membawa
- Saksi a charge ( Yang Dibawa PU Bersifat memberatkan)
- Saksi A de charge (Yang dibaawa PH fungsinnya meringankan )

Saksi mahkota dan verbalisan

MahkotaSaksi yang sekaligus menjadi terdakwa

Verbalisansaksi yang merupakan jaksa


 Keterangan Ahli
 Bedasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki
 Harus ditanyakan dengan ilustrasi

 Surat
 Terdiri dari akta autentik dan akta dibawah tangan

 Keterangan terdakwa
 Tetang perbuatan yang ia lakukan
 Hanya dapat dipergunakan untuk disirnnya sendiri

barang bukti atau corpus delicti adalah barang bukti kejahatan


a. Barang-barang yang menjadi sasaran tindak pidana (corpora delicti)
b. Barang-barang yang terjadi sebagai hasil dari tindak pidana (corpora delicti)
c. Barang-barang yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana (instrumenta delicti)

I. UPAYA HUKUM
a. Upaya hukum Biasa
1. Perlawanan
2. Banding Memeriksa fakta fakta
3. Kasasi  Memeriksa penerapan hukum
Alasannya
- Tidak berweanang atau meampaui batas weweang
- Salah menerapkan atau melanggar hukum yang beralaku

Diajukan 14 hari setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa

Anda mungkin juga menyukai