Anda di halaman 1dari 3

Nama: Qirara Boyke

Kelas: 9i

TUKANG KAYU MISKIN YANG JUJUR


Pada zaman dahulu kala ada seorang tukang kayu miskin yg tinggal bersama keluarganya
di dekat sebuah sungai yg sangat dalam. Pada suatu hari,tukang kayu sedang bekerja di tepi
sungai, namun tiba-tiba saja kapaknya terlempar ke dalam sungai.
“Oh, apa yg harus aku lakukan? Aku kehilangan kapak milikku satu-satunya. Sementara aku
tidak memiliki uang untuk membeli yg baru,” gumamnya sedih. Untungnya ia tidak
menyerah begitu saja. Tukang kayu mulai memanggil Mercury untuk meminta bantuan. Tiba-
tiba saja Mercury telah muncul dan berdiri dihadapannya.
“Ada masalah apa, Pak, sehingga memanggilku?” tanya Mercury sopan.
“Tolong bantulah saya, Mercury. Aku kehilangan kapakku yg masuk ke dalam sungai
sementara aku tidak punya uang untuk membeli kapak baru karena aku sangat miskin,” jawab
tukang kayu lirih.
“Saya akan membantu kamu!” ucap Mercury dengan sigap langsung menyelam ke dalam
sungai yg dalam. Tidak berapa lama kemudian ia muncul dipermukaan dengan kapak emas
yg indah di tangannya, “Inikah kapak milikmu?” tanya Mercury.
Tukang kayu orang yg jujur. Ia menggelengkan kepalanya, “Bukan. Itu bukan punyaku.
Kapakku hanyalah kapak biasa dan tidak terbuat dari emas.”
Maka Mercury kembali menyelam ke dalam sungai dan tak lama kemudian ia sudah kembali
dengan kapak baru yg cantik karena terbuat dari perak, “Inikah kepunyaan Bapak?” tanya
Mercury lagi.
Tukang kayu kembali menggeleng, “Bukan, itu bukan kapakku. Punyaku tidak sebagus itu.”
jawab tukang kayu dengan jujur.
Mercury pun kembali menyelam ke dasar sungai lalu kembali ke daratan dengan membawa
sebuah kapak yg terbuat dari besi biasa. Bentuknya juga sudah tidak bagus lagi karena terlalu
sering dipakai. Tapi, ia terlihat sangat senang melihat kapaknya telah ditemukan.
“Ya, ini kapak milikku sesungguhnya. Terimakasih banyak Mercury atas bantuannya,” ucap
tukang kayu tulus. Matanya tampak berkaca-kaca.
“Bapak orang yg sangat jujur, oleh karena itu berhak atas ketiga kapak yg aku temukan ini.
Terimalah sebagai hadiah dariku,” ucap Mercury lalu menghilang begitu saja.
Tukang kayu sekali lagi mengucapkan terimakasih yg tak terhingga atas kebaikan
Mercury. Ia pulang kerumah. Keesokan harinya, ia menjual kapak yg terbuat dari emas dan
perak ke pasar. Ia mendapat uang yg sangat banyak dan menjadi orang yg kaya raya.
Tetangga dan teman-temannya sangat terkejut dengan ceritanya tentang Mercury dan kapak
miliknya yg terpental ke dalam sungai.
Salah seorang diantara mereka ada yg tertarik dan ingin meniru langkah tukang kayu
tersebut. Ia orang yg sangat rakus dan tamak.
“Mudah-mudahan aku bisa ikut kaya seperti tukang kayu itu,” ucap orang tersebut pada
dirinya sendiri. Ia lalu membuang kapak miliknya ke dalam sungai dan menangis sedih
memanggil Mercury.
Mercury kemudian muncul dihadapannya dan bertanya apa yg terjadi. Orang tamak tersebut
lalu bercerita bahwa ketika sedang bekerja, tanpa disengaja kapak miliknya terlempar ke
dalam sungai.
Mercury kemudian menyelam ke dalam sungai dan keluar dengan membawa kapak emas yg
berkilauan indah diterpa sinar matahari.
“Inikah kapak milikmu?,” tanya Mercury.
“Oh, ya, itu kapak milikku,” jawab si tamak sambil menjulurkan tangan hendak mengambil
kapak emas dari tangan Mercury.
“Oh, tidak, kapak ini sesungguhnya bukan milikmu. Kau seorang pembohong dan tamak yg
ingin mendapatkan kapak emas dengan cara licik. Kau sendiri yg telah membuang kapak
milikmu. Jadi aku tidak akan mengambilkannya untukmu. Kalau bisa ambillah sendiri ke
dasar sungai yg dalam itu!,” jelas Mercury seraya menghilang dari pandangan lelaki yg tamak
itu.
Lelaki licik itu hanya bisa terperangah sedih. Ia tidak hanya gagal mendapatkan kapak emas
incarannya, tetapi juga kapak miliknya ikut lenyap ditelan dalamnya sungai.

###

KALIMAT UTAMA
Pada suatu hari tukang kayu sedang bekerja di tepi sungai, namun tiba-tiba saja kapaknya
telempar ke dalam sungai.

KESIMPULAN
Dari cerita diatas, amanat yg dapat kita petik adalah, jika kita selalu berbuat jujur dan tidak
pantang menyerah pasti hal-hal baik akan selalu mengikuti kita. Sebaliknya, jika kita berbuat
dusta dan tamak hal yg akan mengikuti kita adalah hal-hal yg merugikan. Jadilah seperti
tukang kayu yg walaupun sedang ditimpa masalah tetap berkata jujur, sehingga masalah yg ia
punya malah digantikan dengan hal yg sangat menguntungkan. Janganlah ikuti sifat lelaki
tamak yg berkata dusta demi keuntungan tadi, karena yg akan terjadi malah hal-hal yg
merugikan. Dapat disimpulkan bahwa sikap baik akan membawa kita ke hal-hal yg baik,
sedangkan sikap buruk akan membawa kita ke hal-hal yg buruk pula.
TANGGAPAN
Ada banyak cerpen moral yg dapat kita cari di media massa, salah satunya adalah cerpen
fiksi yg berjudul ‘Tukang Kayu Miskin yang Jujur’. Cerpen ini diunggah Irfan Pachrudin
tanggal 2 Maret 2017. Cerpen ini sudah dibaca dan dibagikan sampai ratusan orang. Cerpen
yg diunggah Irfan Pachrudin ini bertemakan tentang kejujuran dan sudah menuai banyak
komentar positif dari netizen. Kali ini, saya akan mendeskripsikan serta menilai cerpen yg
berjudul ‘Tukang Kayu Miskin yang Jujur’ tersebut.
Suatu hari ada tukang kayu yg sedang bekerja dengan kapak jadul miliknya, tapi tiba-tiba
kapak miliknya terlempar ke dalam sungai. Ia lalu meminta tolong ke Mercury. Mercury
dengan sigap datang dan membantunya dengan menyelam ke dalam sungai. Sebelum
memberikan kapak aslinya, Mercury membawa kapak emas dan kapak perak lalu bertanya
kepada tukang kayu apa ini miliknya. Tukang kayu menjawab bahwa dua kapak itu bukan
miliknya. Ternyata, tukang kayu adalah orang yg jujur. Sehingga setelah memberikan kapak
yg asli, Mercury pergi meninggalkan kapak emas dan kapak perak sebagai hadiah untuk
tukang kayu. Tukang kayu sangat terharu sekaligus berterimakasih.
Dengan bertemakan kejujuran, cerpen fiksi yg satu ini dapat menggambarkan dengan baik
mengenai apa yg akan terjadi bila kita bertindak jujur dan juga apa yg terjadi bila kita
bertindak dusta. Bertindak jujur akan selalu membawa keuntungan. Sebaliknya, bertindak
dusta akan selalu membawa kerugian. Selain mengajarkan untuk selalu berbuat jujur, cerpen
ini juga mengajarkan kita untuk selalu sabar dan tidak pantang menyerah walaupun sedang
tertimpa musibah sekalipun. Moral yg terkandung dalam cerpen ini mudah dipahami
sehingga cocok untuk bacaan segala umur, terutama untuk anak-anak guna membangun
karakter yg baik. Cerpen ini tidak memakan banyak waktu untuk dibaca, tetapi kita bisa
mendapatkan hikmah dari bacaan singkat yg satu ini.

Anda mungkin juga menyukai