Anda di halaman 1dari 4

TUKANG KAYU MISKIN yang JUJUR

Pada jaman dahulu kala ada seorang tukang kayu miskin yang tinggal

bersama keluarganya di dekat sebuah sungai yang sangat dalam. Pada

suatu hari, tukang kayu sedang bekerja di tepi sungai, namun tiba-

tiba saja kapaknya terlempar ke dalam sungai.

          “Oh, apa yang harus aku lakukan? Aku kehilangan kapak

milikku satu-satunya. Sementara aku tidak punya uang untuk

membeli yang baru,”gumamnya sedih. Untungnya ia tidak menyerah

begitu saja. Tukang kayu mulai memanggil Mercury untuk meminta

bantuan. Tiba-tiba saja Mercury telah muncul dan berdiri

dihadapannya.

          “Ada masalah apa, Pak, sehingga anda memanggilku?”tanya

Mercury sopan.

          “Tolong bantulah saya, Mercury. Aku kehilangan kapakku yang

masuk ke dalam sungai sementara aku tidak punya uang untuk


membeli kapak baru karena aku sangat miskin,”jawab tukang kayu

lirih.

          “Saya akan membantumu,”ucap Mercury yang dengan sigap

langsung menyelam ke dalam sungai yang dalam. Tidak berapa lama

kemudian ia muncul di permukaan dengan kapak emas yang indah di

tangannya. ”Inikah kapak milikmu?”tanya Mercury.

 Tukang kayu orang yang jujur. Ia menggelengkan kepalanya. ”Bukan.


Itu bukan punyaku. Kapakku hanyalah kapak biasa dan tidak terbuat
dari emas.”
          Maka Mercury kembali menyelam ke dalam sungai dan tak
lama kemudian ia sudah kembali dengan kapak baru yang cantik
karena terbuat dari perak. ”Inikah kepunyaan Bapak?”tanya Mercury
lagi.
Tukang kayu kembali menggeleng. ”Bukan. Itu bukan kapakku.
Punyaku tidak sebagus itu,”jawab tukang kayu dengan jujur.
Mercurypun kembali menyelam ke dasar sungai lalu kembali ke
daratan dengan membawa sebuah kapak yang terbuat dari besi biasa.
Bentuknya juga sudah tidak bagus lagi karena terlalu sering dipakai
tapi ia terlihat sangat senang melihat kapaknya telah ditemukan.
“Ya, ini kapak milikku sesungguhnya. Terimakasih banyak
Mercury atas bantuannya,”ucap tukang kayu tulus. Matanya tampak
berkaca-kaca.
“Bapak orang yang sangat jujur, oleh karena itu berhak atas
ketiga kapak yang aku temukan ini. Terimalah sebagai hadiah
dariku,”ucap Mercury lalu menghilang begitu saja.
Tukang kayu sekali lagi mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga atas kebaikan Mercury. Ia lalu pulang ke rumah. Keesokan
harinya, ia menjual kapak yang terbuat dari emas dan perak ke pasar.
Ia mendapat uang yang sangat banyak dan menjadi orang yang kaya
raya. Tetangga dan teman-temannya sangat terkejut dengan ceritanya
tentang Mercury dan kapak miliknya yang terpental ke dalam sungai.
Salah seorang di antara mereka ada yang tertarik dan ingin
meniru langkah tukang kayu tersebut. Ia orang yang sangat rakus dan
tamak.
“Mudah-mudahan aku bisa ikut kaya seperti tukang kayu
itu,”ucap orang tersebut pada diri sendiri. Ia lalu membuang kapak
miliknya ke dalam sungai dan menangis sedih memanggil Mercury.
Mercury kemudian muncul dihadapannya dan bertanya apa
yang terjadi. Orang tamak tersebut lalu bercerita bahwa ketika sedang
bekerja tanpa disengaja kapak miliknya terlempar ke dalam sungai.
Mercury kemudian menyelam ke dalam sungai dan keluar
dengan membawa kapak emas yang berkilauan indah diterpa sinar
mentari.
“Inikah kapak milikmu?”tanya Mercury.
“Oh, ya, itu kapak milikku,”jawab si tamak sambil menjulurkan
tangan hendak mengambil kapak emas dari tangan Mercury.
“Oh, tidak, kapak ini sesungguhnya bukan milikmu. Kau
seorang pembohong dan tamak yang ingin mendapatkan kapak emas
dengan cara licik. Kau sendiri yang telah membuang kapak milikmu.
Jadi aku tidak akan mengambilkannya untukmu. Kalau bisa ambillah
sendiri ke dasar sungai yang dalam itu,”jelas Mercury seraya
menghilang dari pandangan lelaki yang tamak itu.
Lelaki licik itu hanya bisa terperangah sedih. Ia tidak hanya
gagal mendapatkan kapak emas incarannya tetapi juga kapak
miliknya ikut lenyap di telan dalamnya sungai.

Anda mungkin juga menyukai