Anda di halaman 1dari 13

Legenda Batu Kuwung

Linang Saphirekhan W Nadya Mutiara Reynalda Dwi A Silmina Widya Putri Utami

Sinopsis
Seorang saudagar kaya yang angkuh, sombong, dan kikir yang hidup di suatu desa semakin sewenang-wenang ketika diberi hak monopoli perdagangan beras dan lada oleh sang Sultan. Banyak warga dan petani yang menderita karena sikapnya. Suatu hari sang Saudagar mendapat pelajaran yang berharga dan membuat dirinya menyadari semua kesalahannya. Tiba-tiba kakinya lumpuh akibat kesombongannya selama ini. Akhirnya, dia berjanji akan berubah apabila diberi kesembuhan, Setelah sembuh, sang saudagar tersebut memenuhi janjinya dan berubah menjadi baik, dan menikahi gadis miskin. Dan pada akhirnya sang Saudagar dicintai warganya karena kepemimpinannnya yang arif dan bijaksana.

Alur
Awal: Seorang saudagar kaya yang sombong dan kikir diangkat menjadi kepala desa Konflik. Warga desa yang tidak senang dan benci dengan saudagar tersebut, lalu saudagar itu dikutuk oleh seorang pengemis sakti. Penyelesaian: Saudagar yang ingin sembuh dari penyakit lumpuhnya dan memenuhi 3 syarat untuk sembuh dari pengemis sakti. Akhir: Saudagar yang bertobat menjadi lebih baik dan menikahi seorang gadis cantik dari keluarga yang miskin

Penokohan dan Perwatakan


Saudagar: Kikir dan Angkuh, Hai dasar pemalas! Enak saja kau meminta minta kepadaku Pengemis: Baik, suka menolong, Jika ingin sembuh dari kelumpuhan ini ,tuan harus memenuhi 3 syarat Pengawal: Setia Apa yang terjadi dengan tuan?

Tempat: Desa: Alkisah, pada masa pemerintahan Sultan Haji, hiduplah seorang saudagar yang tinggal di sebuah desa. Rumah Saudagar: Suatu pagi, ia mendatangin rumahnya dengan menyamar sebagai pengemis dan berkaki pincang. Gunung Karang: Setelah itu, berangkatlah ia ke Gunung Karang dengan ditandu oleh empat orang pengawal pribadinya.

Latar

Kantor Kepala Desa: Penderitaan para warga pun semakin menjadi-jadi ketika saudagar kaya itu diangkat menjadi kepala desa di daerah itu.
Kolam Air Panas Kaki Gunung: Dalam waktu singkat, tempat itu tergenang air dan membentuk kolam kecil

Suasana Mengharukan: Oh, terima kasih Tuhan! Engkau telau menyembuhkan kaki hamba. Menegangkan: Hai, Saudagar kaya yang sombong dan kikir! Bersiap-siaplah untuk menerima balasan yang setimpal. Kamu akan merasakan betapa pedihnya menjadi orang miskin. Bahagia: Dengan perasaan senang dan gembira, sang saudagar bersama para pengawalnya segera kembali ke desa.

Waktu Pagi: Suatu pagi, ia mendatangi rumahnya dengan menyamar sebagai pengemis dan berkaki pincang. Malam: Ketika hari mulai gelap, sang Saudagar pun segera memulai pertapaannya.

Konflik
Konflik Internal: Seorang pengemis yang sakit hati ketika diusir, dan dicaci maki oleh sang saudagar hingga terkusut ke tanah. Sang Saudagar yang ingin sembuh dari penyakit lumpuhnya dan memohon-mohon kepada pengemis sakti itu. Konflik Eksternal: Warga yang benci dan sakit hati akan sifat yang dimiliki sang Saudagar

Sudut Pandang
Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu

Bahasa
Bahasa yang digunakan : bahasa sehari-hari

Amanat dan pesan


Moral: orang yang tidak pandai mensyukuri nikmat Tuhan, maka harta, pangkat, dan jabatannya akan membawa kebinasaan kepada dirinya sendiri, seperti yang dialami oleh sang Saudagar. Karena kegemarannya menumpuk-numpuk harta dan hidup berfoya-foya, serta menyalahgunakan jabatannya untuk menindas dan berbuat dhalim kepada warga, akhirnya ia dibenci oleh semua orang dan dimurkahi oleh Tuhan. Akibatnya, ia pun terkena penyakit lumpuh, meskipun pada akhirnya sembuh dari kelumpuhan karena telah bertobat. Terkait dengan sifat tidak pandai mensyukuri nikmat Tuhan, dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:

rezki jangan mematikan, harta jangan membutakan, nikmat jangan menyesatkan.

Religius: Lumpuhnya kaki sang Saudagar telah menyadarkan semua kekhilafannya dan menggerakkan hatinya untuk menjadi manusia yang lebih baik, sehingga ketika kakinya sembuh sang Saudagar berjanji menjadi manusia yang lebih baik dan lebih bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa

Edukatif: Sifat sombong, angkuh, dan kikir ternyata tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang didunia

Ciri-ciri cerita rakyat


Anonim Prologis(kalimat yang tidak masuk akal) : ketika pengemis tiba-tiba hilang(sakti) Perkembangan bahasa statis/dinamis: statis Istana sentries/rakyat : rakyat Tokoh hitam putih (Antagonis & Protagonis) Saudagar = Antagonis Pengemis= Protagonis Istri dan pengawal= pendukung

Anda mungkin juga menyukai