Anda di halaman 1dari 13

ASAL MULA NEGERI LIPAT KAIN

DISUSUN OLEH:
NUR SYAFA KIRANIA PUTRI
Vll.G

SMP NEGERI 8 PEKANBARU


2022/2023
ASAL MULA NEGERI LIPAT KAIN

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang janda dengan seorang anaknya di sebuah
perkampungan terpencil. Suaminya telah lama meninggal ketika anaknya masih kecil. Anak
tersebut digelar Mikin yang berarti si Miskin. Karena memang mereka hidup dalam
kemiskinan. Mikin, meski kehidupannya serba kekurangan tapi ia terkenal anak yang sangat
baik dan cerdas, sehingga disukai teman-temannya.

Di kampung Mikin mengalir sebuah sungai, namanya Sungai Kampar Kiri. Rumah Mikin
pun tak jauh dari sungai itu. Dengan demikian mereka mudah mendapatkan air. Rumah
Mikin berbentuk panggung terbuat dari kayu beratap rumbia. 

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Mikin dan emaknya berladang. Mereka menanam
padi dan jagung. Ladang mereka tidaklah luas, hanya dua kali lebih besar dari pondok
mereka. 

Karena hasil ladang tidak mencukupi, mereka mencari penghasilan lain dengan menangkap
ikan di sungai dengan peralatan seadanya. Jika mendapatkan ikan mereka jual. Ada yang
laku, ada pula yang tidak laku. Yang tak laku terjual mereka jadikan sebagai lauk-pauk
mereka.

Mikin juga seorang anak yang rajin. Ia selalu membantu emaknya, tidak pernah mengeluh. Ia
juga anak yang sangat sabar dan selalu berdoa agar kelak nasibnya berubah. Hal itu yang
membuat emaknya sedih. Emak Mikin sering menangis dan terkadang putus asa. Emak Mikin
terkadang juga menyesali nasibnya kenapa ayah Mikin terlalu cepat pergi. Jika suaminya
masih ada, tentu keadaan hidupnya tidak akan seperti ini. Dan Mikin bisa bermain bersama
teman-temannya. Tidak seperti sekarang yang sehari-hari bekerja membanting tulang di
ladang, pikir emak Mikin. Tapi jika sudah demikian, dibuangnya jauh-jauh pikiran itu. Tak
elok menyesali yang sudah terjadi, kata emak Mikin pula di ujung lamunannya.

Bagi si Mikin, bekerja sepanjang hari tidaklah menjadi halangan untuk belajar. Malam hari
Mikin belajar mengaji walaupun siangnya sudah lelah bekerja. Ketika belajar mengaji ia
belajar dengan sungguh-sungguh. Tidak heran jika Mikin menjadi anak yang patuh, cepat
mengerti dibanding teman-temannya. Guru mengaji Mikin juga sangat menyayangi Mikin.
Tak hanya mengaji tapi juga diajarinya ilmu-ilmu lain untuk bekal di kemudian hari.

Setelah Mikin mulai menginjak usia dewasa, terniat dalam hatinya untuk mengadu nasib ke
negeri orang. Keinginannya sangat besar untuk menambah pengalaman. Mudah-mudahan
nasibnya dapat berubah di kemudian hari.

Suatu hari, Mikin menyampaikan niat tersebut pada emaknya. 

“Emak…! Sungguh berat hati Mikin menyampaikan masalah ini,” kata Mikin. Ia menarik
napas panjang, terasa berat untuk disampaikan pada emaknya.

“Tapi Mikin sudah berteguh hati untuk mengadu nasib ke negeri orang, Mikin minta izin
emak!” Ujar Mikin kemudian.

“Anakku Mikin, kau adalah satu-satunya anak emak. Engkau adalah penghibur di kala duka,
penolong di waktu susah,” emak Mikin berhenti sejenak, menahan gejolak hatinya.

“Jika engkau pergi, siapa lagi yang akan menemani emakmu yang sudah tua renta ini?”
Lanjutnya lagi. 

“Emak! Mikin tahu pasti emak akan sedih dan risau, tapi Mikin pergi taklah terlalu lama,
Mikin akan selalu berkirim kabar ke emak. Suatu hari nanti Mikin akan pulang,
mempersembahkan kebahagiaan pada emak,” jelas Mikin menyakinkan emaknya.
Betapa sedih emak Mikin mendengar keinginan anaknya tersebut, Mikin adalah anak satu-
satunya sebagai penghibur dan penolongnya sekarang akan pergi meninggalkannya. Namun,
karena keinginan Mikin sangat kuat akhirnya emaknya mengalah. Mikin diizinkan merantau,
melangkah jauh ke negeri orang. 

Mikin berpamitan kepada emaknya. 

“Mikin mohon doa emak” pinta Mikin sambil sujud di kaki emaknya.

“Mikin anakku! Doa emak selalu menyertaimu! Pandai-pandai membawa diri di negeri
orang, ingatlah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung,” nasihat emaknya dengan
meneteskan air mata. 

Mikin pun pergi meninggalkan emak dan kampung halamannya yang tercinta. Kini tinggallah
emak Mikin seorang diri di gubuk reotnya. Gubuk itu terasa sunyi dan lengang sejak
kepergian Mikin. Emaknya pun sering sakit-sakitan.

Mikin berangkat dari kampungnya, menumpang pada seorang saudagar kaya. Saudagar itu
sangat perhatian pada Mikin, ia melihat Mikin adalah anak yang baik dan cerdas. Apalagi
Mikin pandai menempatkan diri, ramah dan berbudi pekerti yang luhur. Karena itu, ia
mengajak Mikin pergi bersama-sama berdagang.

Di perantauan, Mikin berusaha menyesuaikan diri di mana ia berada. Orang-orang yang


mengenal Mikin selalu menyukainya, karena Mikin rajin dan hemat serta cermat. Apapun
pekerjaan yang diberikan kepadanya, Mikin mengerjakannya dengan semangat dan tanggung
jawab yang besar, sehingga majikan Mikin kian hari kian sayang kepadanya. Keberhasilan
Mikin tersebut selalu menjadi buah bibir teman-temannya.  Mikin dipuja-puji, yang akhirnya
majikan Mikin bertambah percaya.  Selama bekerja belum pernah melakukan kesalahan,
hingga akhirnya induk semang Mikin memberikan kepercayaan kepadanya, agar dapat
berdagang sendiri.

Mikin mulai berdagang kecil-kecilan, karena sabar dan pantang menyerah dia lalu menjadi
pedagang besar, yang akhirnya mempunyai sebuah kapal sendiri, anak buah dan para
pengawal yang setia menemaninya ke manapun ia pergi.
Karena sudah punya penghasilan besar, timbul keinginan Mikin untuk berumah tangga.
Mikinpun melamar anak gadis majikannya.

Setelah Mikin berumah tangga, usahanya bertambah maju. Mikin tak jarang mendapat pujian
dari teman-temannya. Sanjungan itu membuat Mikin lupa diri, dan semakin hari kian
sombong. Kekayaannya kini melimpah-ruah dan kekayaan tersebut telah mulai
menyesatkannya.

Suatu hari! Bersama istinya, Mikin pergi berlayar dengan beberapa kapal besar miliknya.
Dalam kapal tersebut terdapat alat-alat rumah tangga hingga alat-alat musik yang nantinya
akan menghibur dirinya dan istri-istrinya.

Beberapa bulan lamanya kapal Mikin di perjalanan. Kadang-kadang mereka singgah di kota-
kota yang berada di tepi pantai. Sambil berdagang Mikin juga menikmati keindahan alam
yang dilaluinya. Karena anak buah Mikin sungguh banyak dan dapat dipercaya Mikin tidak
lagi susah, tinggal mengatur dan menerima hasil.

Perjalanan Mikin dengan rombongannya sudah mulai meninggalkan laut lepas. Kapal Mikin
memasuki wilayah Sungai Kampar, menelusuri hingga ke hulu sungai dan akhirnya
sampailah Mikin di kampung halamannya. 

Seekor elang melihat ada sebuah kapal besar. Konon pada masa itu elang bisa berbicara.
Elang tersebut heran melihat ada kapal sebesar itu.

“Kapal siapakah gerangan?” Bisik elang dalam hati.

Elang lalu berusaha hinggap di atas kapal, lalu masuk keburitan. Sesampai di dalam kapal
elang bertanya kepada salah seorang anak buah Mikin, dan pada akhirnya elang itu tahu,
pemilik kapal itu adalah Mikin beserta istrinya yang cantik.

Dari jauh terdengar sayup-sayup suara elang menyampaikan berita. Pada saat sang elang
menyampaikan berita kedatangan Mikin tersebut, emak Mikin sedang terbaring lemah di
dalam gubuknya. Pada mulanya emak Mikin tidak percaya. Dengan bertongkat rotan emak
Mikin bertanya kepada elang.
“Hai elang! benarkah berita itu?” Dengan tidak ada kesabaran lagi emak Mikin pergi ke
sungai. Ia pura-pura mencari ikan menunggu kedatangan kapal Mikin di pinggir sungai
Kampar itu. Sayup-sayup suara kapal menderu kian lama kian jelas. Berita kedatangan Mikin
pun sampai ke telinga orang sekampung. Orang-orang kampung Mikin pun berebut melihat
ke arah hilir sungai. Mereka kagum, tidak disangka-sangka Mikin yang dulu kumal saat ini
kaya raya mempunyai banyak kapal besar.  

Emak Mikin juga sampai menangis karena amat gembira. Anak satu-satunya yang sangat
dirindukan kini kembali. Tidak sia-sia rasa penantian selama ini, sekarang tentu akan
berkumpul, bahagia pasti akan datang, pikir emak Mikin. 

Beberapa kali emak tua renta itu mengusap matanya, seakan tak percaya melihat  betapa
besar kapal yang berlayar menuju tempatnya berdiri. Kapal Mikin sudah mendekat, orang-
orang kampung memberi jalan kepada emak Mikin, agar Mikin segera melihat emaknya. 
Setelah kapal merapat ke dermaga, keluarlah anak buah Mikin. 

 “Di mana anak saya Mikin?” Tanya emak mikin.

Anak buah kapal memberitahu majikannya, bahwa ada orang tua bangka berpakain lusuh
menanyakannya. Mikin dan istrinya pun keluar dan melihat perempuan tua itu. Dalam
hatinya ia ingat dan sadar bahwa yang ada di hadapannya adalah emaknya yang sudah lama
ditinggalkannya. Tetapi sifat angkuhnya datang dan lupa semua hal yang telah silam.

Orang tua itu pun memanggil.

“Mikin anakku, turunlah nak emak sudah rindu nak.”

Mikin pura-pura terkejut melihat perempuan tua bangka yang begitu kumal yang ada di
depannya. Ia lalu memalingkan muka. Mikin malu sekali kepada istri dan anak buahnya.

“Hey orang tua, siapakah engkau. Jangan mengaku-ngaku emakku. Orang tua saya sudah
lama meninggal.”

Namun emak Mikin tak menghiraukan kata-kata itu, ia berteriak lagi.

“Anakku Mikin! Turunlah emak sangat rindu.” 


 “Hai perempuan tua bangka, siapa engkau sebenarnya?” Ujar Mikin dengan suara lantang, ia
mulai merasa kesal. 

“Ini emakmu Nak, aku yang melahirkanmu, menyusuimu hingga besar, mengapa kamu
hendak melupakan Emak,” jawab Emak Mikin.

“Dasar perempuan penipu, enak saja engkau mengakuiku sebagai anakmu,” Karena
kesombongannya Mikin pura-pura tidak percaya.

kata Mikin kasar, Mikin menjauh dari perempuan tua itu.  Orang-orang kampung yang
melihat peristiwa itu dan mendengar perkataan Mikin seakan tidak pecaya. Mikin yang
dulunya baik, lembut, penyayang, dan patuh kepada orang tuanya kini menjadi anak yang
tidak tahu diuntung, tak ingat diri, bagai kacang lupa kulitnya.

“Percayalah anakku, ini emakmu!” Ujar perempuan itu berkali-kali, meyakinkan anaknya. 

“Mikin jangan kau lupa diri nak, karena telah menjadi kaya raya, aku adalah emakmu,
tanyakanlah pada orang-orang kampung siapa aku sebenarnya!”

“Tidak mungkin, aku tidak percaya, pergilah dari sini! Hei perempuan tua bangka,” kata
Mikin. 

Orang-orang kampung yang melihat kejadian itu mulai menengahi dan membujuk emak
Mikin untuk segera pulang. 

“Baiklah, kalau engkau memang tidak mengakui aku ini emakmu, tidak mengapa. Kudoakan
agar engkau selamat di perjalanan,” kata emak Mikin dengan hati hampa.

Orang tua itu pulang dengan perasaan yang remuk redam dan hati luka yang pilu teramat
sangat. Sesampai di rumah, emaknya lalu menunaikan sholat sunat, setelah selesai sholat ia
pun berdoa.

“Ya Allah! Jika benar Mikin bukan anakku, maka selamatkanlah ia dalam perjalanan. Tapi
jika ia adalah anak kandungku, yang lahir dari rahimku, yang dagingnya berasal dari air
susuku, dan darahnya mengalir darahku, maka tunjukkanlah kepadanya kebesaran-Mu.”
Selesai berdoa demikian, beberapa saat kemudian, cuaca cerah di langit sungai Kampar
berubah menjadi mendung, dan tak lama kemudian mega hitam menggumpal, dan gelap
seperti malam. Disusul kemudian petir menggelegar, sambung menyambung. Permukaan
sungai Kampar yang semula beriak kecil, kini seperti ombak di lautan luas yang maha
dahsyat. 

Sadar apa yang akan terjadi, Mikin pun menyesal. Ia telah durhaka kepada emaknya sendiri,
ia lalu memanggil emaknya. Namun, apa hendak dikata, nasi telah menjadi bubur,
penyesalannya tidak berarti lagi. Sebuah gelombang besar berwarna gelap membumbung
tinggi dan badai ganas menghantam badan kapal Mikin. Disusul kemudian gelombang yang
besar dan tinggi menggulung kapal Mikin. Terus menerus seperti itu, lebih besar dan lebih
tinggi lagi. Badai pun lebih mengganas, akhirnya kapal Mikin hancur berkeping-keping
terhempas di batu cadas. 

Terdengar sayup-sayup suara  mikin memanggil emaknya. 

“Emaaaaaak! Emaaaaaak!” Suara Mikin tenggelam oleh suara badai dan gelombang besar. 

“Emaaaaaak! Ampunkan Mikin mak…!” jerit Mikin lebih keras lagi, tetapi suara itu tak ada
artinya dengan badai yang menerpa.

“Mikin telah menyakiti hati emak, Mikin telah berdoa kepada emak,” dan akhirnya suara itu
hilang tak terdengar lagi.

Mikin dan istri serta anak buahnya yang berjumlah puluhan orang hilang ditelan badai.
Kejadian itu begitu tiba-tiba, sehingga Mikin tidak sempat lagi meminta maaf kepada
emaknya. Mikin telah menjadi anak durhaka.

Keesokan harinya, orang-orang kampung menemukan batu yang bersusun seperti lipatan
kain. Diduga bahwa susunan batu itu adalah pakaian Mikin dan istrinya yang berubah
menjadi batu. Susunan batu yang seperti susunan kain itu, ditemukan di muara Sungai
Sitingkai yang bermuara di Sungai Kampar. 

Konon nama kampung Lipat Kain yang kini dikenal dengan kota Lipat Kain di diambil dari
nama batu yang bersusun seperti kain yang ditemukan di tepi Sungai Subayang Kecamatan
Kampar Kiri tersebut
‫اصل موال نݢري ليڤت کاءين‬

‫ڤد زمان دهولو کاال‪ ،‬هيدوڤله سأورڠ جندا دڠن سأورڠ انقڽ د سبواه ڤرکامڤوڠن ترڤنچيل۔ سواميڽ تله الما منيڠݢل کتيک‬
‫انقڽ ماسيه کچيل۔ انق ترسبوت دݢلر ميكن يڠ ب__ررت س__ي ميس__کين۔ كارن__ا ميم__ڠ مري__ک هي__دوڤ دالم کميس__کينن۔ ميكن‪،‬‬
‫مسکي کهيدوڤنڽ سربا ککورڠن تاڤي ايا ترکنل انق يڠ ساڠت باءيق دان چردس‪ ،‬سهيڠݢ دسوکاءي تمن‪-‬تمنڽ۔ د کامڤوڠ‬
‫ميكن مڠالير سبواه سوڠاي‪ ،‬نام__اڽ س__وڠاي كمڤ__ر ک__يري۔ روم__ه ميكن ڤ__ون ت__ق ج__اءوه دري س__وڠاي ايت۔ دڠن دميکين‬
‫مريک موده منداڤتکن اءير۔ رومه ميكن بربنتوق ڤڠݢوڠ تربوات دري کايو براتڤ رومبيا۔ اونت__وق منچوک__وڤي كبوت__وهن‬
‫سهار‪-‬هار‪ ،‬ميكن دان ايمكڽ برالدڠ۔ مريک منانم ڤادي دان جاݢوڠ۔ الدڠ مريک تيدكل__ه ل__واس‪ ،‬ه__اڽ دوا ک__الي لبي__ه بس__ر‬
‫دري ڤون__دوق مري__ک۔ كارن__ا حاص__يل الدڠ تي__دق منچوک__وڤي‪ ،‬مري__ک منچ__اري ڤڠحاص__يلن الءين دڠن منڠک__ڤ ايکن د‬
‫سوڠاي دڠن ڤرالتن سأداڽ۔ جک منداڤتکن_ ايکن مريک جوال۔ اد يڠ الکو‪ ،‬اد ڤوال ي__ڠ تي__دق الک__و۔ ي__ڠ ت__ق الک__و ترج__وال‬
‫مريک جاديکن سباݢاي الوك‪-‬ڤاوق مريک۔ ميكن جوݢ سأورڠ انق يڠ راجين۔ ايا ساللو ممبنتو_ ايمكڽ‪ ،‬تيدق ڤرنه مڠل__وه۔‬
‫ايا جوݢ انق يڠ ساڠت صبر دان ساللو بردعاء اݢر کلق ناسبڽ بروبه۔ حال ايت يڠ ممبوات ايمكڽ سديه۔ امق ميكن سريڠ‬
‫مناڠيس دان تركادڠ ڤوتوس اسا۔ امق ميكن تركادڠ جوݢ مڽسلي ناسبڽ کناڤ ايه ميكن تراللو چڤت ڤرݢي۔ جک س__واميڽ‬
‫ماسيه اد‪ ،‬تنتو کأداءن هيدوڤڽ تيدق اکن سڤرتي اين۔ دان ميكن بيسا برم_اءين برس_ام تمن‪-‬تمنڽ۔ تي_دق س_ڤرتي س_کارڠ ي_ڠ‬
‫سهار‪-‬هاري بکرجا ممبنتيڠ تولڠ د الدڠ‪ ،‬ڤيكر امق ميكن۔ تاڤي جک سوده دميکين‪ ،‬ديبوءڠڽ جاوه‪-‬جاوه ڤيكيرن ايت۔ ت__ق‬
‫ايلوق مڽسلي يڠ سوده ترجادي‪ ،‬کات امق ميكن ڤ__وال د اوج__وڠ الم__وننڽ۔ ب__اݢي س__ي ميكن‪ ،‬بکرج__ا س__ڤنجڠ ه__اري تيدكل_ه_‬
‫منجادي هالڠن اونتوق بالجر۔ مالم هاري ميكن بالجر مڠاجي واالوڤون سيڠڽ سوده هلل بکرج_ا۔ کتي_ک بالج_ر مڠ_اجي اي_ا‬
‫بالجر دڠن سوڠڬوه‪-‬سوڠڬوه۔ تيدق هرن جک ميكن منجادي انق يڠ ڤاتوه‪ ،‬چڤت مڠرتي ديبنديڠ_ تمن‪-‬تمنڽ۔ ݢورو مڠاجي‬
‫ميكن جوݢ ساڠت مڽايڠي ميكن۔ تق هاڽ مڠاجي تاڤي جوݢ دياجارڽ المو‪-‬لمو الءين اونتوق بکل د کمودين هاري۔ س__تله‬
‫ميكن موالءي مڠينجق اوسيا ديواس‪ ،‬ترنية دالم هاتيڽ اونتوق مڠادو نصيب ک نݢري اورڠ۔ كيڠيننڽ_ ساڠت بسر اونت__وق‬
‫منمبه ڤڠالمن۔ موده‪-‬موداهن ناسبڽ داڤت بروبه د کمودين ه_اري۔ س_واتو ه_اري‪ ،‬ميكن مڽمڤ_ايکن ني_ة ترس_بوت ڤ_د ايمكڽ۔‬
‫“امق…! سوڠݢوه ب_رت ه_اتي ميكن مڽمڤ_ايکن مس_ئله اين‪ ”،‬ک_ات ميكن۔ اي_ا من_اريق ن_اڤس ڤنج_ڠ‪ ،‬ت_راس ب_رت اونت_وق‬
‫ديسمڤاءيكن ڤد ايمكڽ۔ “تاڤي ميكن سوده برتݢوه هاتي اونت__وق مڠ__ادو نص__يب ک نݢ_ري اورڠ‪ ،‬ميكن مينت__ا اي__ذين ام__ق!”‬
‫اوجر ميكن کمودين۔ “انككو ميكن‪ ،‬کاو اداله ساتو‪-‬س__اتوڽ ان__ق ام__ق۔ اڠک_او ادال__ه ڤڠهيب__ور د ک__اال دوک‪ ،‬ڤنول__وڠ د وقت__و‬
‫سوسه‪ ”،‬امق ميكن برهنتي سجنق‪ ،‬مناهن ݢجولق هاتيڽ۔ “جک اڠکاو ڤرݢي‪ ،‬سياڤا الݢي يڠ اکن منمني ايمكمو ي__ڠ س__وده‬
‫توا رنتا اين؟” لنجوتڽ الݢي۔ “امق! ميكن تاهو ڤستي امق اکن سديه دان ريساو‪ ،‬تاڤي ميكن ڤرݢي تكله ترالل_و الم__ا‪ ،‬ميكن‬
‫اکن ساللو برک_يريم ك_ابر ک ام__ق۔ س_واتو ه_اري نن_تي ميكن اکن ڤول_ڠ‪ ،‬ممڤرس_مبهکن کبهاݢي_اءن ڤ__د ام__ق‪ ”،‬جلس ميكن‬
‫مڽاكنكن ايمكڽ۔ بتاڤ سديه امق ميكن مندڠر کأيڠينن انقڽ ترس__بوت‪ ،‬ميكن ادال__ه ان__ق س__اتو‪-‬س__اتوڽ س__باݢاي ڤڠهيب__ور دان‬
‫ڤنولوڠڽ سکارڠ اکن ڤرݢي م_نيڠڬلكنڽ۔ ن__امون‪ ،‬كارن__ا ک_أيڠينن ميكن س_اڠت ق_وات اح_يرڽ ايمكڽ مڠال_ه۔ ميكن دأي__ذينکن‬
‫مرنتاو‪ ،‬ملڠکه جاءوه ک نݢري اورڠ۔ ميكن برڤاميتن کڤد ايمكڽ۔ “ميكن موهون دع_اء ام_ق” ڤينت_ا ميكن س_مبيل س_جود د‬
‫کاکي ايمكڽ۔ “ميكن_ انككو! دعاء امق ساللو مڽرتاءيمو! ڤن__داء‪-‬ڤن__داي ممب__اوا دي__ري د نݢ__ري اورڠ‪ ،‬ايڠتل__ه د م__ان ب__ومي‬
‫ديڤيجق د سيتو الڠيت دجونجوڠ‪ ”،‬نصيحت ايمكڽ دڠن منتسكن اءير مات۔ ميكن ڤون ڤرݢي منيڠݢلکن ام__ق دان ک__امڤوڠ‬
‫هاالمنڽ يڠ ترچينت__ا۔ کي__ني تيڠڬلل__ه ام__ق ميكن س__أورڠ دي__ري د ݢوب__وق روتڽ۔ ݢوب__وق ايت ت__راس س__وڽي دان لڠ__ڠ س__جق‬
‫کڤ__رݢين ميكن۔ ايمكڽ ڤ__ون س__ريڠ س__اكت‪-‬س__اكيتن۔ ميكن ب__راڠکت دري ک__امڤوڠڽ‪ ،‬منومڤ__ڠ ڤ__د س__أورڠ س__اوداݢر ک__اي۔‬
‫ساوداݢر ايت ساڠت ڤرهاتين ڤ__د ميكن‪ ،‬اي__ا مليهت ميكن ادال__ه ان__ق ي__ڠ ب__اءيق دان چ__ردس۔ اڤ__االݢي ميكن ڤن__داي منمڤتکن‬
‫ديري‪ ،‬رامه دان بربودي ڤکرتي يڠ لوهور۔ كارن__ا ايت‪ ،‬اي__ا مڠ__اجق ميكن ڤ__رݢي برس__ام‪-‬س__اما برداݢ__ڠ۔ د ڤرنت__اون‪ ،‬ميكن‬
‫براوسها مڽسوايکن ديري د مان ايا براد۔ اورڠ‪-‬ورڠ يڠ مڠنل ميكن ساللو مڽوك__اءڽ‪ ،‬كارن__ا ميكن راجين دان هيمت س__رتا‬
‫چرمت۔ اڤاڤون ڤکرجاءن يڠ دبريکن کڤدڽ‪ ،‬ميكن مڠرجاكنڽ دڠن سماڠت دان تڠݢوڠ ج__واب ي__ڠ بس__ر‪ ،‬س__هيڠݢ مجيکن‬
‫ميكن کيان هاري کيان سايڠ کڤدڽ۔ کبرحاصيلن ميكن ترسبوت ساللو منجادي بواه بيبير تمن‪-‬تمنڽ۔ ميكن ديڤوج‪-‬ڤ__وج‪ ،‬ي__ڠ‬
‫اح__يرڽ مجيکن ميكن برتمب__ه ڤرچ__اي۔ س__الما بکرج__ا بل__وم ڤرن__ه مالک__وکن کس__الهن‪ ،‬هيڠ__ݢ اح__يرڽ اين__دوق س__مڠ ميكن‬
‫ممبريکن کڤرچاياءن کڤدڽ‪ ،‬اݢر داڤت برداݢڠ سنديري۔ ميكن موالءي برداݢڠ كچل‪-‬كچيلن‪ ،‬كارنا صبر دان ڤانتڠ مڽره دي‬
‫اللو منجادي ڤداݢڠ بسر‪ ،‬يڠ احيرڽ ممڤوڽاءي سبواه کاڤل سنديري‪ ،‬انق بواه دان ڤارا ڤڠاول يڠ ستيا منمانڽ ک ماناڤون ايا‬
‫ڤرݢي۔ كارنا سوده ڤوڽا ڤڠحاصيلن بسر‪ ،‬تيمبول کأيڠينن ميكن اونتوق برومه تڠݢ۔ ميكنڤون مالمر انق ݢ__اديس م__اجيكنڽ۔‬
‫ستله ميكن برومه تڠݢ‪ ،‬اوساهاڽ برتمبه ماجو۔ ميكن تق ج_ارڠ من_داڤت ڤ_وجين دري تمن‪-‬تمنڽ۔ س_انجوڠن ايت ممب_وات‬
‫ميكن لوڤ__ا دي__ري‪ ،‬دان س__ماکين ه__اري کي__ان س__ومبوڠ۔ ككاي__أنڽ کي__ني ملمڤ__ه‪-‬روءه دان ککاي__اءن ترس__بوت تل__ه م__والءي‬
‫مڽستكنڽ۔ سواتو هاري! برسام استڽ‪ ،‬ميكن ڤرݢي برالير دڠن ببراڤ کاڤل بسر ميلكڽ۔ دالم کاڤ__ل ترس__بوت ت__رداڤت الت‪-‬‬
‫الت رومه تڠݢ هيڠݢ الت‪-‬الت موسق يڠ ننتڽ اکن مڠهيبور ديريڽ دان استري‪-‬سترڽ۔ ببراڤ ب__ولن الم__اڽ کاڤ__ل ميكن د‬
‫ڤرجالنن۔ كادڠ‪-‬كادڠ مريک سيڠݢه د كوت‪-‬كوت يڠ براد د تڤي ڤنتاي۔ سمبيل برداݢڠ ميكن ج__وݢ منعم__تي کأين__دهن ع__الم‬
‫يڠ دياللوءڽ۔ كارنا انق بواه ميكن سوڠݢوه باڽق دان داڤت ديڤرچايا ميكن تي__دق الݢي سوس__ه‪ ،‬تيڠݢ__ل مڠ__اتور دان منريم__ا‬
‫حاصيل۔ ڤرجالنن ميكن دڠن رومبوڠنڽ سوده موالءي منيڠݢلکن الءوت لڤس۔ کاڤل ميكن مماسوقي واليه سوڠاي كمڤ__ر‪،‬‬
‫منلوسوري هيڠݢ ک هولو سوڠاي دان احيرڽ سمڤاءيله ميكن د کامڤوڠ هاالمنڽ۔ سأيکور الڠ مليهت اد سبواه کاڤل بس_ر۔‬
‫کونون ڤد ماس ايت الڠ بيسا بربيچارا۔ الڠ ترسبوت هرن مليهت اد کاڤل سبسر ايت۔ “کاڤ__ل س_ياڤاکه ݢ__رڠن؟” بيس__يق ال_ڠ‬
‫دالم هاتي۔ الڠ اللو براوسها هيڠݢڤ د اتس کاڤل‪ ،‬اللو ماسوق كبوريتن۔ سسمڤاي د دالم کاڤل الڠ برت_اڽ کڤ_د س_اله س_أورڠ‬
‫انق بواه ميكن‪ ،‬دان ڤد احيرڽ الڠ ايت تاهو‪ ،‬ڤميليک کاڤل ايت اداله ميكن بس__رت اس__ترڽ ي__ڠ چن__تيق۔ دري ج__اءوه تردڠ__ر‬
‫سايوڤ‪-‬سايوڤ سوارا الڠ مڽمڤايکن بريتا۔ ڤ__د س__اعت س__ڠ ال__ڠ مڽمڤ__ايکن بريت__ا ک__داتڠن ميكن ترس__بوت‪ ،‬ام__ق ميكن س__دڠ‬
‫ترباريڠ لمه د دالم ڬوبوكڽ۔ ڤد موالڽ امق ميكن تيدق ڤرچاي۔ دڠن برتوڠکت روتن امق ميكن برتاڽ کڤد الڠ۔ “ه__اي ال__ڠ!‬
‫بنركه بريتا ايت؟” دڠن تيدق اد کصبرن الݢي امق ميكن ڤرݢي ک سوڠاي۔ ايا ڤور‪-‬ڤورا منچاري ايکن منوڠݢ__و ک__داتڠن‬
‫کاڤل ميكن د ڤيڠݢير سوڠاي كمڤر ايت۔ سايوڤ‪-‬سايوڤ سوارا کاڤل مندرو کيان الما کيان جلس۔ بريتا ک_داتڠن_ ميكن ڤ_ون‬
‫سمڤاي ک تليڠا اورڠ سکامڤوڠ۔ اورڠ‪-‬ورڠ کامڤوڠ ميكن ڤون بربوت مليهت ک اره هيلير سوڠاي۔ مريک کاݢوم‪ ،‬تي__دق‬
‫ديسڠك‪-‬سڠك ميكن يڠ دولو کومل ساعت اين کاي راي ممڤوڽاءي باڽق کاڤل بسر۔ امق ميكن جوݢ سمڤاي من_اڠيس كارن_ا‬
‫امت ݢمبيرا۔ انق ساتو‪-‬ساتوڽ يڠ ساڠت ديرندوكن کيني کمبالي۔ تيدق سي‪-‬سيا راس ڤنن__تين_ س__الما اين‪ ،‬س__کارڠ تنت__و اکن‬
‫برکومڤول‪ ،‬بهاݢيا ڤستي اکن داتڠ‪ ،‬ڤيكر امق ميكن۔ ببراڤ کالي امق توا رنتا ايت مڠوسڤ ماتڽ‪ ،‬سأکن تق ڤرچ__اي مليهت‬
‫بتاڤ بسر کاڤل يڠ برالير منوجو تمڤتڽ برديري۔ کاڤ__ل ميكن س_وده من__دکت‪ ،‬اورڠ‪-‬ورڠ ک_امڤوڠ مم__بري ج_الن کڤ_د ام_ق‬
‫ميكن‪ ،‬اݢر ميكن سݢرا مليهت ايمكڽ۔ ستله کاڤل مراڤت ک درماݢ‪ ،‬كلوءرله انق بواه ميكن۔ “د مان انق ساي ميكن؟” تاڽ‬
‫امق ميكن۔ انق بواه کاڤل ممبريتاهو ماجيكنڽ‪ ،‬بهوا اد اورڠ توا بڠ__ک برڤاك__اءن لوس__وه مناڽ__اكنڽ۔ ميكن دان اس__ترڽ ڤ__ون‬
‫کل__وار دان مليهت ڤرمڤ__وان ت__وا ايت۔ دالم ه__اتيڽ اي__ا ايڠت دان ص__در به__وا ي__ڠ اد د ه__اداڤنڽ ادال__ه ايمكڽ ي__ڠ س__وده الم__ا‬
‫ديتيڠڬلكنڽ۔ تتاڤي صفة اڠكوهڽ داتڠ دان لوڤا سموا حال يڠ تله سيلم۔ اورڠ توا ايت ڤون ممڠݢيل۔ “ميكن_ انكك__و‪ ،‬تورونل__ه‬
‫نق امق سوده ريندو نق۔” ميكن ڤ_ور‪-‬ڤ_ورا ترکج_وت مليهت ڤرمڤ_وان ت_وا بڠ_ک ي_ڠ بݢيت_و کوم_ل ي_ڠ اد د دڤنڽ۔ اي_ا الل_و‬
‫مماليڠکن موک۔ ميكن مالو سکالي کڤد استر دان انق بوءهڽ۔ “هي اورڠ توا‪ ،‬سياڤاکه اڠکاو۔ جاڠن مڠاكو‪-‬ڠاكو ايمكك__و۔‬
‫اورڠ توا ساي سوده الما منيڠݢل۔” نامون امق ميكن ت_ق مڠه_يراوکن ك_ات‪-‬ك_ات ايت‪ ،‬اي_ا برتري_اق الݢي۔ “انكك_و ميكن!‬
‫تورونله امق ساڠت ريندو۔” “هاي ڤرمڤوان توا بڠک‪ ،‬سياڤا اڠکاو سبنرڽ؟” اوجر ميكن دڠن سوارا النت__ڠ‪ _،‬اي_ا م__والءي‬
‫مراس کسل۔ “اين ايمكمو نق‪ ،‬اکو يڠ مالهركنمو‪ ،‬مڽوسوءيمو هيڠݢ بسر‪ ،‬مڠاڤ کامو هندق ملوڤاکن امق‪ ”،‬جواب ام__ق‬
‫ميكن۔ “داسر ڤرمڤوان ڤنيڤو‪ ،‬اين_ق س_اج اڠک_او مڠ__اكوءيكو س_باݢاي انكم_و‪ ”،‬كارن_ا كس_ومبوڠنڽ ميكن ڤ__ور‪-‬ڤ__ورا تي__دق‬
‫ڤرچاي۔ کات ميكن کاسر‪ ،‬ميكن منجاءوه دري ڤرمڤوان توا ايت۔ اورڠ‪-‬ورڠ کامڤوڠ يڠ مليهت ڤريس__تيوا ايت دان من__دڠر‬
‫ڤرکاتاءن ميكن سأکن تيدق ڤچاي۔ ميكن يڠ دولوڽ باءيق‪ ،‬لمبوت‪ ،‬ڤڽايڠ‪ ،‬دان ڤاتوه کڤد اورڠ توءاڽ کيني منج__ادي ان__ق ي__ڠ‬
‫تيدق تاهو ديونتوڠ‪ ،‬تق ايڠت ديري‪ ،‬باݢاي کاچڠ لوڤا كولتڽ۔ “ڤرچاياله انككو‪ ،‬اين ايمكمو!” اوجر ڤرمڤ__وان ايت برك__ال‪-‬‬
‫كال‪ ،‬ميقينکن انقڽ۔ “ميكن جاڠن کاو لوڤا ديري نق‪ ،‬كارنا تله منج_ادي ک_اي راي‪ ،‬اک__و ادال__ه ايمكم__و‪ ،‬تاڽاكنل__ه ڤ__د اورڠ‪-‬‬
‫ورڠ کامڤوڠ سياڤا اکو سبنرڽ!” “تيدق موڠکين‪ ،‬اکو تي__دق ڤرچ__اي‪ ،‬ڤرڬيل__ه دري س__يني! ه ڤرمڤ__وان ت__وا بڠ__ک‪ ”،‬ک__ات‬
‫ميكن۔ اورڠ‪-‬ورڠ کامڤوڠ يڠ مليهت کجادين ايت موالءي منڠهي دان ممبوجوق امق ميكن اونتوق س_ݢرا ڤول_ڠ۔ “باءيقل__ه‪،‬‬
‫کاالو اڠکاو ميمڠ تيدق مڠاکوءي اکو اين ايمكمو‪ ،‬تيدق مڠاڤ۔ كودواكن اݢر اڠکاو سالمت د ڤرجالنن‪ ”،‬کات ام__ق ميكن‬
‫دڠن هاتي همڤا۔ اورڠ توا ايت ڤول_ڠ دڠن ڤراس_اءن ي_ڠ رم_وق ردم دان ه_اتي ل_وک ي_ڠ ڤيل_و ت_رامت س_اڠت۔ سس_مڤاي د‬
‫رومه‪ ،‬ايمكڽ اللو منونايکن شهولت سونت‪ ،‬ستله سلساي شهولت ايا ڤون بردعاء۔ “ي هللا! ج__ک ب__نر ميكن ب__وکن انكك__و‪،‬‬
‫مک سالمتكنله ايا دالم ڤرجالنن۔ تاڤي جک ايا اداله انق كندوڠكو‪ ،‬يڠ الهير دري راهمكو‪ ،‬ي__ڠ داڬيڠڽ براص__ل دري اءي__ر‬
‫سوسوكو‪ ،‬دان دارهڽ مڠ__الير دارهك__و‪ ،‬م__ک تونجوقكنل_ه کڤ_دڽ كبس_ارن‪-‬م_و۔” سلس_اي بردع__اء دميکين‪ _،‬ب_براڤ س_اعت‬
‫کمودين‪ ،‬چواچ چره د الڠيت سوڠاي كمڤر بروبه منجادي مندوڠ‪ _،‬دان تق الما کم__ودين مي__ݢ هيتم مڠݢومڤ__ل‪ ،‬دان ݢل__ڤ‬
‫سڤرتي مالم۔ دسوسولي کمودين_ ڤتير مڠݢلݢر‪ ،‬سامبوڠ مڽامبوڠ۔ ڤرموکاءن سوڠاي كمڤر يڠ س__موال بري__اق کچي__ل‪ ،‬کي__ني‬
‫سڤرتي اومبق د الءوتن لواس يڠ مها دهشت۔ صدر اڤ يڠ اکن ترج__ادي‪ ،‬ميكن ڤ__ون مڽس__ل۔ اي__ا تل__ه دوره__اک کڤ__د ايمكڽ‬
‫سنديري‪ ،‬ايا اللو ممڠݢيل ايمكڽ۔ نامون‪ ،‬اڤ هندق ديكات‪ ،‬ناسي تله منج__ادي بوب__ور‪ ،‬ڤڽس__النڽ تي__دق ب__ررت الݢي۔ س__بواه‬
‫ݢلومبڠ_ بسر_ برورنا_ ݢلڤ_ ممبومبوڠ_ تيڠݢي_ دان_ باداي_ ݢانس_ مڠهنتم_ بادن_ کاڤل_ ميكن۔_ دسوسولي_ کمودين_ ݢلومبڠ_ يڠ_ بسر‬
‫دان تيڠݢي مڠݢولوڠ کاڤل ميكن۔ تروس منروس سڤرتي ايت‪ ،‬لبيه بسر دان لبيه تيڠݢي الݢي۔ ب__اداي ڤ__ون لبي__ه مڠݢ__انس‪،‬‬
‫احيرڽ کاڤل ميكن هنچ__ور بركڤي_ڠ‪-‬كڤي_ڠ ت__رهمڤس د ب_اتو چ_ادس۔ تردڠ_ر س_ايوڤ‪-‬س_ايوڤ س_وارا ميكن ممڠݢي_ل ايمكڽ۔‬
‫“مأاأاأاأاأك! ايمأاأاأاأاأك!” سوارا ميكن تڠݢلم اوليه سوارا باداي دان ݢلومب__ڠ بس__ر۔ “م__أاأاأاأاأك! امڤ__ونكن ميكن م__ق…!”‬
‫جريت ميكن لبيه کرس الݢي‪ ،‬تتاڤي سوارا ايت تق اد ارتڽ دڠن باداي يڠ منرڤا۔ “ميكن_ تله مڽاکيتي ه__اتي ام__ق‪ ،‬ميكن تل__ه‬
‫بردعاء کڤد امق‪ ”،‬دان احيرڽ سوارا ايت هيلڠ تق تردڠر الݢي۔ ميكن دان استر س_رتا ان__ق ب_وءهڽ ي__ڠ برجومل__ه ڤول_وهن‬
‫ايمكڽ۔ ‪ ke¬pada‬اورڠ هيلڠ دتلن باداي۔ کجادين ايت بݢيت_و تيب‪-‬تيب‪ ،‬س_هيڠݢ ميكن تي_دق س_مڤت الݢي ممينت_ا مع__اف‬
‫ميكن تله منجادي انق دورهاک۔ کأيسوقن ه__ارڽ‪ ،‬اورڠ‪-‬ورڠ ک__امڤوڠ منم__وکن ب__اتو ي__ڠ برسوس__ون س__ڤرتي ليڤتن ک__اءين۔‬
‫سوس__ونن ‪ seper¬ti‬ددوݢا بهوا سوسونن باتو ايت اداله ڤاکاين ميكن دان استرڽ يڠ بروبه منجادي باتو۔ سوسونن باتو يڠ‬
‫کاءين ايت‪ ،‬ديتموكن_ د موارا سوڠاي سيتيڠكاي يڠ برموارا د سوڠاي كمڤر۔ کونون نام کامڤوڠ ليڤت کاءين يڠ کيني دکنل‬
‫دڠن کوتا ليڤت کاءين د دأمبيل دري نام باتو يڠ برسوسون سڤرتي کاءين يڠ ديتموكن_ د تڤي سوڠاي سوبايڠ کچامتن كمڤر‬
‫کيري ترسبوت‬

Anda mungkin juga menyukai