PDFelement
SKRIPSI
Oleh:
Join Parlindungan
NIM. P19010011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh:
Join Parlindungan
NIM. P19010011
i
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
HALAMAN PENGESAHAN
(SKRIPSI)
ii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
ABSTRAK
iii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
ABSTRACT
iv
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyusun skripsi penelitian ini dengan
Mandailing Natal Tahun 2020”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
3. Ns. Asnil Adli Simamora, M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang telah
penelitian ini.
i
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
4. dr. Kholilah Batubara, selaku Kepala Puskesmas Patiluban Mudik yang telah
ibu pimpin.
skripsi ini.
9. Ayahanda dan Ibunda, Istri tercinta dan anak-anakku tersayang, serta seluruh
keluarga tercinta atas do’a, motivasi, dukungan moril dan materil, hingga
10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti
Peneliti
ii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDUHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
iii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Daftar Pustaka
Lampiran
iv
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR SKEMA
Halaman
v
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Surat Izin survey Penelitian Dari Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan
Lampiran 9. Biodata
vii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
BAB 1
PENDAHULUAN
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera tumbuh koloni bakteri yang yang
disekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru, Mekanisme pembentukan dinding itu
(Balitbangkes, 2018).
Tuberculosis (TB) paru karena ada faktor yang mempengaruhi salah satunya
ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat secara teratur (Pusdatin, 2018). Hal ini
1
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
2
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustin (2019) ada pengaruh terhadap
Penatalaksanaan Tuberculosis (TB) terbagi atas 2 fase yaitu fase intensif (2-
3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan adalah
panduan obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama (lini I) adalah INH,
1990-an dan kemudian menjadi landasan bagi the Stop TB Strategy, yang
diluncurkan bersamaan dengan the Global Plan to Stop TB 2006-2015 pada tahun
2006 (Jordan & Davies, 2010). Salah satu komponen DOTS yang dikembangkan
dukungan pasien.
(TB) untuk meminum obat secara teratur. Pengawas minum obat (PMO) sangat
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
3
optimal (Depkes, 2000). Keluarga dapat dijadikan sebagai Pengawas minum obat
(PMO) , karena dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan
maupun penderita, selain itu harus disegani, dihormati dan tinggal dekat dengan
mengingatkan tentang obat - obatan, dan memberi makan dan nutrisi bagi
semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti
dokter, perawat, dan apoteker mengenai segala sesuatu yang harus dilakukan
minum obat, hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan
yang dilakukan (Niven, 2013). Menurut penelitian Sri Lestari (2012) Sebagian
besar peran PMO adalah mendukung yaitu sebanyak (54,0%), sebagian besar
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
4
Padang.
Pengawas minum obat (PMO) adalah seseorang yang tinggal dekat rumah
penderita atau yang tinggal satu rumah dengan penderita hingga dapat
tidak terjadi putus obat dan ini di lakukan dengan suka rela. Pengawas
minum obat (PMO) sebaiknya adalah anggota keluarga sendiri yaitu anak atau
pasangannnya dengan alasan lebih bisa dipercaya. Selain itu adanya keeratan
didukung oleh Napitupulu (2020) ada hubungan bermakna antara Pengawas minum
obat (PMO) dengan keberhasilan minum obat pasien TB, sejalan dengan penelitian
hubungan antara PMO dengan kepatuhan minum obat pasien TB di wilayah kerja
Puskesmas Sario.
Pada tahun 2018, data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara (2018), jumlah kasus Tuberculosis (TB) sebanyak 26.418 dengan persentase
122%, meningkat dibandingkan dengan kasus yang ditemukan pada tahun 2017
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
5
2018 dengan 942 kasus. Puskesmas Patiluban Mudik memiliki proporsi suspek
Tuberculosis (TB) Paru adalah 25,5%. Tahun 2019 Puskesmas Patiluban Mudik
Paru. Penyebab utama kejadian putus obat karena ketidakpatuhan minum obat
serta peran PMO dan keluarga yang kurang maksimal melaksanakan perannya
masalah pada penelitian ini yaitu untuk melihat seperti apa Hubungan Peran
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
6
Tujuan secara khusus pada pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu untu:
Mudik.
Patiluban Mudik.
Diharapkan dari hasil penelitian ini penderita khususnya dan masyarakat pada
minum obat (PMO) terhadap kepatuhan minum obat penderita Tuberculosis (TB)
c. Bagi institusi
Pengawas minum obat (PMO) dan peran keluarga terhadap kepatuhan minum
(TB) paru
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan peran keluarga sebagai
Tuberculosis (TB) .
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1.1. Defenisi
berbagai organ terutama paru-paru. Penyakit ini apabila tidak diobati atau
infeksi kronik yang sudah sangat lama menyerang manusia. Penyakit ini
dihubungkan dengan tempat tinggal didaerah urban dan lingkungan yang padat.
ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui
(Notoatmodjo, 2016).
2.1.2. Phatofisologis
infeksi, menderita sakit dan meninggal dunia. Tahap paparan dipengaruhi oleh
intensitas dan banyak dahak batuk yang dikeluarkan oleh sumber penular.
8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
9
Tahap infeksi, tahap ini terjadi setelah tahap paparan. Tahap infeksi ini
berkaitan dengan sistem imun seseorang yang telah terpapar kuman TB. Reaksi
daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6–14 minggu setelah infeksi. Reaksi imun
dimulai ketika kuman masuk ke alveolus kemudian dimakan oleh makrofag dan
terjadi reaksi antigen-antibodi. Setelah itu dilanjutkan dengan reaksi imun seluler
yang ditandai dengan tes uji tuberkulin positif. Lesi yang terbentuk umumnya
dapat sembuh atau kuman tetap hidup di dalam lesi dan suatu saat dapat aktif
kembali. Penyebaran melalui limfe dan melalui aliran darah terjadi sebelum lesi
1. Tuberkulosis primer
mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari udara
melaui saluran pernapasan dan mencapai alveoli atau bagian terminal saluran
pernapasan, maka bakteri akan ditangkap dan dihancurkan oleh magrofag yang
berada di alveoli. Jika pada proses ini, bakteri ditangkap oleh magrofag yang lemah,
maka bakteri akan berkembang biak dalam tubuh magrofak yang lemah itu dan
Tidak semua magrofag pada granula TB mempunyai fungsi yang sama. Ada
colony stimulating factor untuk merangsang produksi monosit dan granulosit pada
hipersensitivitas) terhadap bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu dan akan
terlihat pada tes tubetkulin. Hipersensitivitas seluler terlihat sebagai akumulasi lokal
Bakteri TB yang berada di alveoli akan membentuk fokus lokal (fokus ghon),
(kolpleks primer ranks) dan disebut juga TB primer. Fokus primer paru biasanya
bersifat unilateral dengan subpleura terletak diatas atau dibawah fisura interlobaris,
atau dibagian basal dari lobus inferior. Bakteri menyebar lebih lanjut melalui saluran
limfe atau aliran darah dan akan tersangkut pada bagian organ. Jadi, TB primer
2. Tuberkulosis sekunder
Setelah terjadi resolusi dari infeksi primer, sejumlah kecil bakteri TB masih
hidup dalam keadaan dorman dijaringan parut. Sebanyak 90% diantaranya tidak
terjadi bila daya tahan tubuh menurun, alkoholisme, keganasan , silokosis, diabetes
organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas dan terlokalisasi. Reaksi imunoligis
terjadi dengan adanya pembentukan granuloma, mirip dengan yang terjadi pada TB
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
11
primer. Tetapi, nekrosis jaringan lebih menyolok dan menghasilkan lesi kaseosa
(perkijuan) yang luas dan disebut tuberkuloma. Protease yang dikeluarkan oleh
magrofag aktif akan menyebabkan pelunakan bahan kaseosa. Secara umum, dapat
adalah akibat dari reaksi nekrotik yang dikenal sebagai hipersensitivitas seluler
(delayed hipersensitivity).
TB paru pasca primer dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari sumber
eksogen, terutama pada usia tua dengan riwayat semasa muda pernah terinfeksi
bakteri TB. Biasanya, hal ini terjadi pada daerah apikal atau segmen posterior lobus
superior (fokus simon), 10-20 mm dari pleura, dan segmen apikal lobus inferior. Hal
ini mungkin disebabkan oleh kadar oksigen yang tinggi didaerah ini sehingga
oleh produksi sitokin (tumor necroting factor) yang berlebihan. Kavitas yang terjadi
diliputi oleh jaringan fibrotik yang tebal dan berisi pembuluh darah pulmonal.
Kavitas yang kronis diliputi oleh jaringan fibrotik yang tebal. Masalah lainnya pada
kavitas yang kronis adalah kolonisasi jamur seperti aspergilus yang menumbuhkan
2.1.3. Klasifikasi
a. BTA mikroskopis langsung (+) atau biakan (+) dengan kelainan foto thoraks
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
12
b. BTA mikroskopis langsung (-) atau biakan (-) tetapi terdapat kelainan rontgen
dan klinis sesuai dengan Tuberkulosis. Tipe ini harus diberikan terapi
c. Bekas Tuberkulosis Paru. Ada riwayat tuberkulosis pada pasien dimasa lalu
abnormal tetapi sputum BTA (-) dan foto serial stabil. Kelompok ini tidak
a. Tersangka Tuberkulosis Paru yang diobati ( sputum BTA (-) tetapi tanda-
b. Tersangka Tuberkulosis Paru yang tidak diobati (sputum BTA (-) dan tanda-
TB di rongga dada atau efusi pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang
TB paru.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
13
contoh uji dari Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa:
a. Mono resistan (TB MR) adalah resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama
b. Poli resistan (TB PR) adalah resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
c. Multi drug resistan (TB MDR) adalah resisten terhadap isoniazid (H) dan
d. Extensive drug resistan (TB XDR) adalah TB MDR yang juga resisten
terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan resistan minimal salah
satu dari OAT lini kedua jenis suntikan seperti kanamisin, kapreomisin, dan
amikasin
e. Resistan Rifampisin (TB RR) adalah resistan terhadap rifampisin dengan atau
tanpa resistan terhadap OAT jenis lain yang terdeteksi menggunakan uji
dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak
mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid
pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan
asam (BTA), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik. Bakteri tuberkulosis juga
tahan dalam keadaan kering dan dingin bersifat dorman dan aerob.
1. Usia
Usia bayi kemungkinan besar mudah terinfeksi karena imaturitas imun tubuh
bayi. Pada masa puber dan remaja terjadi masa pertumbuhan cepat namun
adekuat.
2. Jenis kelamin
Angka kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan
3. Herediter
4. Keadaan stres
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
15
Situasi yang penuh stres menyebabkan kurangnya asupan nutrisi sehingga daya
Kemungkinan mudah terinfeksi karena daya tahan tubuh anak ditekan oleh
obat kortikosteroid.
oleh:
langsung dengan mikroskop pada sediaan dahaknya (BTA positif) dan sangat
infeksius. Sedangkan penderita yang kumannya tidak dapat dilihat langsung dengan
mikroskop pada sediaan dahaknya (BTA negatif) dan sangat kurang menular.
sangat kecil dan pada waktu bersin atau batuk. Droplet yang sangat kecil ini
Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhisap orang lain. Jika kuman
tersebut sudah menetap dalam paru orang yang menghirupnya, kuman ini membelah
diri (berkembang biak) dan terjadi infeksi. Orang yang serumah dengan penderita TB
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
16
BTA positif adalah orang yang besar kemungkinannya terpapar kuman tuberkulosis.
2.1.5. Penatalaksanaan TB
1. Prinsip pengobatan
pengobatan TB. Pengobatan TB adalah merupakan salah satu upaya paling efisien
untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB. Pengobatan yang adekuat
c. Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO sampai selesai
pengobatan.
d. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal
2. Tahapan Pengobatan TB
Pada tahap intensif (awal) menderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak
menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif
menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Pada tahap lanjutan penderita
mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
antara lain:
a. Sembuh
apusan dahak ulang (Follow-up) hasilnya negatif pada AP dan pada satu
pemeriksaan sebelumnya
b. Pengobatan lengkap
ada hasil pemeriksaan apusan dahak ulang pada AP dan pada satu pemeriksaan
sebelumnya.
c. Meninggal
Pasien yang dipindah ke unit pencatatan dan pelaporan (register) lain dan hasil
e. Putus berobat(Defaulted)
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
18
Pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa
pengobatannya selesai.
f. Gagal
Pasien yang pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif
atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
Jumlah yang sembuh dan pengobatan lengkap. Digunakan pada pasien dengan
a. Isoniazid (H)
Obat ini bekerja berdifusi kedalam semua jaringan dan cairan tubuh, dan efek
yang amat merugikan sangat rendah. Obat ini diberikan melalui oral atau
intramuskular. Dosis obat harian biasa 10 mg/kg, dengan kadar puncak obat dalam
Isoniazid memiliki dua pengaruh toksik utama yaitu neuritis perifer dan hepatotoksik.
Tanda klinis fisik pada neuritis perifer yang paling sering adalah mati rasa dan rasa
gatal pada tangan dan kaki. Tanda klinis pada hepatotoksik jarang terjadi, namun
lebih mungkin terjadi pada anak dengan tuberkulosis berat dan anak remaja
(Astuti, 2017).
b. Rifampisin (R)
Obat ini merupakan obat kunci pada manajemen terapi tuberkulosis modern.
Rifampisin diserap dengan baik disaluran pencernaan selama puasa. Obat ini bekerja
dengan berdifusi luas kedalam jaringan dan cairan tubuh termasuk cairan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
19
rifampisin diberikan melalui oral dan intravena. Rifampisin tersedia dalam takaran
150 mg dan 300 mg sesuai berat badan anak. Suspensi dapat digunakan sebagai
malabsorpsi. Kadar puncak serum dicapai dalam waktu 2 jam. Efek samping
rifampisin adalah terjadinya perubahan warna oranye pada urin dan air mata,
c. Etambutol (E)
obat lain. Kemungkinan toksisitas utama obat ini adalah neuritis optik. Etambutol
tidak dianjurkan untuk penggunaan umum pada anak yang muda karena
dipikirkan pada anak dengan tuberkulosis terjadi resistensi obat, bila obat lain
d. Pirazinamid (Z)
rasa mual hebat yang disertai nyeri ulu hati dan muntah (Danusantoso, 2017).
e. Streptomisin
untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama. Efek
samping yang harus di waspadai dari penggunaan streptomisin antara lain: rasa
kesemutan disekitar mulut dan muka beberapa saat setelah obat disuntikan. Juga
dapat timbul urtikaria dan skin-rash, tetapi yang akan memaksa penghentian
2017).
Tahap intensif terdiri dari HRZE . Obat-obat tersebut diberikan setiap hari
selama 2 bulan (2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri
dari HR diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan (4H3R3). Obat ini diberikan
Keterangan : H = Isoniasid
R = Rifampisin
Z = Pirasinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
21
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya (pengobatan ulang). Obat ini berikan untuk: (Kemenkes RI, 2018)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif
kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari) (Kemenkes RI, 2011).
eliminasi secara global yakni eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia
yaitu :
klinik, dan dokter praktik mandiri (DPM) serta fasilitas kesehatan rujukan
Pemerintah dan swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai Besar/Balai Kesehatan
penanggulanagn TB.
TB.
menggunakan obat (Manurung et al, 2016). Salah satu dari komponen DOTS
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
24
melakukan pengobatan secara kombinasi, yang mana secara umum bisa sembuh
memperoleh hal itu perlu untuk memastikan bahwa setiap orang yang mengalami
RI, 2016).
2. Orang yang berdekatan tempat tinggal atau bisa juga serumah dengan
penderita;
seorang PMO merupakan seorang pegawai yang ahli dalam bidang TB, bisa juga
Imunisasi, dan lain lain. Namun jika tidak ada pegawai dalam bidang kesehatan
yang bisa dijadikan sebagai PMO bisa juga seorang kader dalam bidang
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
25
kesehatan, guru, seorang anggota PPTI, PKK, hingga tokoh masyarakat lainnya
pada penderita TB Paru, baik keberhasilan dari factor pemeriksaan BTA, kenaikan
berat badan dan kelengkapan minum obat. Keluarga berperan sebagai PMO
Pasien yang memiliki kinerja PMO baik memiliki kemungkinan untuk teratur
berobat 5 kali lebih besar dibandingkan pasien yang memiliki kinerja PMO buruk,
(Jufrizal, 2016).
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau
orang lain (Smet, 1994). Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti
Haynes (1997) dalam Afriani (2016), kepatuhan adalah secara sederhana sebagai
diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk medis.
atau teori yang mengacu pada masalah-masalah yang akan diteliti atau
berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram (Hidayat, 2016).
a. Variabel Independen
atau timbulnya variabel dependen. Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel
bebas yaitu bebas dalam mempengaruhi variabel lain atau variabel yang
(PMO).
b. Variabel dependen
akibat karena variabel lain. Variabel ini tergantung dari variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang termasuk variabel dependen adalah kepatuhan minum obat TB
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
27
(Notoatmodjo, 2016).
H0 : Tidak ada Hubungan Peran keluarga Sebagai Pengawas minum obat (PMO)
Mandailing Natal.
Mandailing Natal.
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
(Dharma, 2011). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross
efek, dan dengan suatu pendekatan, observasi ataupun dengan pengumpulan data
pada suatu saat tertentu (point time approach). Menurut Sudjana (2017)
menyatakan studi kolerasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni
sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam
variabel lain. Hal ini senada dengan Arikunto (2017) penelitian kolerasi bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya
28
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
29
Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2020. Wilayah kerja puskesmas
patiluban mudik terdiri dari 14 desa yakni Desa Pasar Natal I, Desa Pasar Natal II, Desa
Pasar Natal III, Desa Pasar Natal IV, Desa Pasar Natal V, Desa Pasar Natal VI, Desa
Pardamean Baru, Desa Patiluban Mudik, Desa Patiluban Hilir, Desa Bondokase, Desa
Balimbing, Desa Perkebunan Patiluban Mudik, Desa Sinunukan Dan Desa Tegal Sari.
karena peneliti melihat kurangnya peran keluarga sebagai Pengawas minum obat
Juli 2021 dilanjutkan seminar hasil pada bulan September 2021. Adapun waktu
penelitian yang telah dilaksanakan peneliti terurai dalam bentuk tabel. Berikut
Bulan
N Nov 2020
Kegiatan Okt Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept
o 2020
s/d Jan
2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
2021
Pengajuan
1. Judul
Pem
2. buatan
Proposal
Seminar
3. Proposal
Pelaksanaan
4. Peneli
tian
Penyusunan
5.
Laporan
Seminar
6. Hasil
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
akan dijadikan responden pada penelitian ini yaitu penderita TB paru yang sedang
2. Sampel
yang ada (Nursalam, 2013). Menurut Dharma (2017), Sampling adalah suatu cara
yang ditetapkan peneliti untuk menentukan atau memilih sejumlah sampel dari
populasi. Sampel penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total
sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel dalam
adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar manusia. Manusia
a. Informed Consent
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
32
alat ukur dan hanya menuliskan kode lembar pengumpulan data atau hasil
c. Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
Dalam penelitian ini variabel peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat
Pertanyaan yang digunakan adalah angket tertutup atau berstruktur dimana angket
tersebut dibuat sedemikan rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau
menjawab yang sudah ada (responden hanya memberikan tanda () pada jawaban
kuesioner yang di adobsi dari penelitian Wiranata (2019) dengan judul Hubungan
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
33
PMO (Pengawas Menelan Obat) Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
kuesioner baku Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS) yang terdiri dari
jawaban responden hanya terbatas pada dua jawaban, “IYA” dan “TIDAK” nilai
Tabel 3.2. Pertanyaan pada MMAS-8 versi Indonesia (Morisky et al., 2011)
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah terkadang anda lupa minum obat anti ya Ya (0) Tidak (1)
tuberkulosis?
2. Pikirkan selama 2 minggu terakhir, apakah Ya (0) Tidak (1)
ada hari dimana Anda tidak meminum obat
anti tuberkulosis?
3. Apakah anda pernah mengurangi atau Ya (0) Tidak (1)
menghentikan pengobatan tanpa memberi
tahu dokter karena saat minum obat tersebut
anda merasa lebih tidak enak badan?
4. Saat sedang bepergian, apakah anda
terkadang lupa membawa obat anti Ya (0) Tidak (1)
tuberkulosis?
5. Apakah anda meminum obat anti tuberkulosis Ya (1) Tidak (0)
anda kemarin?
6. Saat anda merasa kondisi anda lebih Ya (0) Tidak (1)
baik, apakah anda pernah menghentikan
pengobatan anda?
7. Apakah anda pernah merasa terganggu Ya (0) Tidak (1)
atau jenuh dengan jadwal minum obat rutin
anda?
8. Seberapa sulit anda mengingat meminum a. Tidak pernah (1)
semua obat anda? b. Pernah sekali
(0,75)
c. Kadang-kadang (0,50)
d. Biasanya (0,25)
e. Selalu (0)
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
34
Keterangan:
al., 2009).
a. Validitas
menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang
diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah nilai indeks valid
adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016). Oleh karena itu, semua
pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena
b. Reliabilitas
objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012). Adapun
= ( )−( )( )
√(( 2) − ( )2)( ( 2) − ( )2))
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
35
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh
c. Ancaman Validitas
Ancaman terhadap validitas adalah alasan khusus mengapa kita dapat salah
mengenai konstruksi atau mengenai apakah hubungan kausal berlaku bagi variasi
orang, seting, perlakuan dan dampak perlakuan. menurut Shadish, et.al (2002),
terhadap asumsi uji statistic, permasalahan fishing and error rate, alat ukur yang
inferensi bahwa ada hubungan kausal antara dua variabel mungkin tidak benar.
1. Prosedur Administratif
2. Prosedur Teknis
penelitian.
mudik.
3. Tahap pelaksanaan
responden.
Mandailing Natal
4. Tahap Terminasi
b. Hasil dari kuesioner dilakukan pengolahan data yang diperoleh dari data
yang diamati/ diteliti. Selain itu juga bermanfaat mengarahkan kepada pengukuran
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
Definisi
Variabel Cara ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Peran Peran keluarga Self report PMO Ordinal 1. Peran PMO
keluarga sebagai PMO 15 tidak
sebagai yang mengawasi pertanyaan mendukung
PMO pasien TB dalam skor < 50%
melaksanakan (<7,5)
kepastian obat TB 2. Peran PMO
dapat diminum mendukung
secara tepat oleh skor ≥ 50%
pasien. (>7,5)
a) Pengolahan Data
menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empat tahapan dalam
pengolahan data yang peneliti harus lalui yaitu editing, coding, processing,
cleaning dan Tabulating. Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini
tahapan yaitu merekapitulasi hasil jawaban kuesioner yang diisi oleh responden
kemudian dilakukan:
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
40
memeriksa data hasil pegumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu,
Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan
diklasifikasikan.
3. Processing
4. Cleaning
b) Analisa Data
a. Analisis Univariat
distribusi frekuensi dari seluruh data yang diteliti. Data yang diolah kemudian
b. Analisis Bivariat
uji normalitas data, berdasarkan uji normalitas data maka akan dapat ditentukan
alat uji apa yang paling sesuai digunakan, apabila bentuk tabel kontingensi 2 X
2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang memiliki frekuensi harapan atau
disebut juga expected count (“Fh”) kurang dari 5; 3. apabila bentuk tabel lebih
dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah sel dengan frekuensi harapan yang kurang
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil
Pengolahan data, maka berikut ini akan disajikan analisis univariat dan analisis
bivariat.
A. Karakteristik Responden
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karekteristik responden di Puskesmas Patiluban
Mudik Kecamatan Natal (n=58)
Karakteristik Frekuensi Persentase
JenisKelamin
Laki-laki 40 69 %
Perempuan 18 31 %
Total 58 100 %
Umur
26-35 Tahun 14 24.1 %
36-45 Tahun 11 19.0 %
46-55 Tahun 24 41.4 %
56-65 Tahun 8 13,8 %
>66 Tahun 1 1,7 %
Total 58 100 %
Pekerjaan
IbuRumahTangga 9 15.5 %
Petani/ Pekebun 38 65,5 %
Wiraswasta 7 12,1%
PNS 4 6,9 %
Total 58 100 %
42
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
43
pekebun.
Tabel 4.4. Tabel silang antara peran keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat
TB di Puskesmas Patiluban Mudik (n=58)
Kepatuhan Minum Obat
P-
Peran Keluarga TB Jumlah Value
Sebagai PMO Tidak Patuh Patuh
f % F % f %
Tidak Mendukung 11 57,9% 8 42,1% 19 100,0
0,001
Mendukung 6 15,4% 33 84,6% 39 100,0
Jumlah 17 29,3% 41 70,7% 58 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 bahwa peran keluarga sebagai PMO yang tidak
responden (57,9%), keluarga tidak mendukung tetapi patuh dalam minum obat
responden (84,6%).
Hasil uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square peran Keluarga
Puskesmas Patiluban Mudik didapatkan nilai P Value 0,001 < 0,05, artinya ada
hubungan yang signifikan antara peran keluarga sebagai pengawas minum obat
BAB 5
PEMBAHASAN
hidup tidak sehat, salah satunya dengan kebiasaan merokok. Hasil penelitian ini
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2019) dengan pasien
Tuberculosis lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu sebesar 65% dan 35% pada
perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki mobilitas yang lebih tinggi
alkohol, keluar malam hari yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh serta
di Puskesmas Patiluban Mudik terbanyak pada berusia 46-56 tahun (41,4%). Menurut
tubuh berhubungan dengan menurunnya fungsi kekebalan tubuh humoral dan selular
misalnya pada percobaan yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa sel T CD4
menjadi kurang respon terhadap stimulus antigen. Hasil penelitian ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2019) yang menunjukkan bahwa dari 60
responden penderita Tuberculosis di Tapanuli Utara terbanyak pada berusia >46 tahun
(48,33%).
Patiluban Mudik pada usia > 46 tahun, hal ini kemungkinan disebabkan karena pada usia
45
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
46
lanjut kekebalan tubuh yang menurun akibat efek dari merokok, begadang di kedai kopi
sampai larut malam, paginya dilanjutkan bekerja di kebun/ sawah rokok tidak pernah
umumnya mata pencarian penduduk di lokasi penelitian adalah bertani. Jenis pekerjaan
UMR akan mengkonsumsi makanan dengan kadar gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan bagi setiap anggota keluarga, sehingga mempunyai status gizi yang
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar keluarga yang berperan sebagai
Pengawasa Minum Obat (PMO) mendapat dukungan (67,2%), hal ini disebabkan karena
sebagian besar responden sudah berkeluarga sehingga mendapat dukungan dari istri dan
disebabkan karena ada usaha dari keluarga untuk membantu responden dalam keuangan,
kasih sayang, perhatian, semangat dan motivasi. Hasil penelitian sama dengan penelitian
yang dilakukan Siregar (2019) yang menunjukkan bahwa sebagian besar penderita
Tuberculosis mendapat dukungan dari keluarga yang berperan sebagai Pengawas Minum
masalah penyakit yang dialami oleh penderita karena khawatir jika tidak dibantu
untuk menyelesaikan akan berdampak tidak baik bagi anggota keluarganya yang
lainnya.
yang tidak diinginkan. Pengawasan yang ketat dalam tahap intensif sangat penting
untuk mencegah terjadinya kekebalan kuman terhadap obat. Pada tahap lanjutan
pasien akan menerima kombinasi yang lebih sedikit tetapi dalam jangka waktu
yang lama
melakukan pengobatan, hal ini karena adanya PMO yang ikut serta membantu
mengawasi penderita minum OAT secara teratur. Hal ini sesuai dengan teori yang
saat ini semua penderita secara teoritis harus dapat disembuhkan, asal saja yang
bersangkutan rajin berobat sampai dinyatakan selesai, terkecuali bila dari awal
yang lazim dipakai. Hal ini mudah dimengerti karena kalau penderita tidak tekun
Obat Tuberculosis Paru, sebagian besar responden mendapat dukungan keluarga yang
berperan sebagai PMO sehingga tingkat kepatuhan juga tinggi, Kepatuhan penderita
dalam minum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu pengobatan
(Siswanto et al, 2015). Dari (57,9%) Peran keluarga sebagai PMO tidak mendukung, hal
ini menyebabkan penderita tidak patuh terhadap kepatuhan minum obat Tuberculosis,
sedangkan (42,1%) peran keluarga sebagai PMO tidak mendukung tetapi penderita
patuh terhadap aturan kepatuhan minum obat Tuberculosis. Hal ini disebabkan
karena kemungkinan pasien memiliki dorongan kuat untuk sembuh, begitu juga dengan
penderita yang tetap patuh walaupun keluarga tidak mendukung terhadap aturan
minum memiliki dorongan untuk sembuh. Untuk itu keluarga perlu di bekali
Jika Keluarga tidak berperan dalam pengawasan minum obat Tuberculosis dan
Hasil uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square peran Keluarga
penelitian Yoisangaji (2016) dengan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
49
sebesar P Value 0,001 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara peran keluarga
dengan kepatuhan minum obat TB pada pasien TB di wilayah kerja Puskesmas Sario.
pemberdayaan keluarga sehingga anggota rumah tangga yang lain dapat berperan
sebagai pengawas menelan obat (PMO), sehingga tingkat kepatuhan minum obat
(Irnawati, 2016).
minum obat sangat penting, karena penderita selama menjalani pengobatan yang
panjang kemungkinan ada rasa bosan harus setiap hari mengkonsumsi obat,
sehingga dikhawatirkan terjadi putus obat atau lupa minum obat karena putus asa
(PMO) diharapkan dapat mencegah putus obat karena bila terjadi untuk
Peran keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) untuk anggota keluarga
yang sakit yaitu memenuhi kebutuhan makan dan minum, dan juga menanggung biaya
untuk berobat. Jika ada masalah yang dihadapi penderita, keluarga harus memberikan
nasehat untuk pemecahan masalah. Dukungan dari keluarga membuat penderita tidak
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
50
merasa terbebani dengan penyakit yang dideritanya. Hal ini disebabkan karena adanya
perhatian dari keluarganya, sehingga penderita tidak merasa sendirian (Irnawati et al,
2016).
Dari kepatuhan itu diharapkan kemampuan bakteri dalam tubuh dapat berkurang dan
mati. Apabila penderita TB tidak patuh dalam minum obat maka dapat menyebabkan
angka kesembuhan penderita rendah, angka kematian tinggi, dan kekambuhan meningkat
serta lebih fatal adalah terjadinya resisten kuman terhadap beberapa obat anti
Brunner & Suddarth (2016) menyatakan bahwa kepatuhan yang buruk atau terapi
yang tidak lengkap adalah faktor yang berperan terhadap resistensi individu. Sejalan
minum obat (PMO) dalam kepatuhan pengobatan mempunyai hubungan yang erat
dan terdapat hubungan sejalan semakin baik peran PMO dalam menjalankann
kepatuhan minum obat karena jika tidak patuh dalam menjalani pengobatannya
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
disimpulkan bahwa ;
berusia 46-55 tahun sebanyak 24 orang (41,4%) dan mayoritas responden bekerja
6.1.2 Mayoritas responden dengan Peran keluarga sebagai pengawas minum obat
6.1.3 Terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga sebagai pengawas
6.2. Saran
terkontrol.
51
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
52
teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. (2011). Asuhan Keperawatan TB Paru.
Jakarta : Salemba Medika
Hastono, S., & Sabri, L. (2016). Statistik Kasehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Lampiran 1
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di UPTD Puskesmas Patiluban Mudik
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Keperawatan Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Padangsidimpuan Di Kota Padangsidimpuan,
Nama : Join Parlindungan
NIM : 19010011P
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian
dengan judul : “Hubungan Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat
(PMO) Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Kabupaten
Mandailing Natal Tahun 2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
proses gambaran yang dilakukan melalui kuesioner. Data yang di peroleh hanya
digunakan untuk keperluan peneliti. Kerahasiaan data dan identitas saudara tidak
akan di sebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudara/i untuk meluangkan waktu
menanda tangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan
kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(Join Parlindungan)
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Lampiran 2
Oleh:
Join Parlindungan
..................................................
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Kuesioner
Hubungan Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat Terhadap
Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas
Patiluban Mudik
A. Identitas Responden
1. Nomor Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
B. Peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan yang Anda rasakan dengan memberi tanda
check ( √ ) pada kolom yang telah disediakan dan semua pertanyaan harus dijawab
dengan satu pilihan. Jika dalam pengisian Anda mengalami kesulitan dalam membaca
maka dapat meminta bantuan kepada peneliti.
N Pertanyaan Ya Tida
o k
1 Apakah Saudara tahu siapa yang menjadi PMO
2 Apakah ada orang yang mengingatkan saudara untuk menelan obat
setiap hari
3 Apakah PMO selalu mengingkatkan Saudara untuk menelan obat
setiap hari
4 Apakah saudara selalu diingatkan untuk periksa ulang dahak pada
waktu yang telah ditentukan
5 Apakah PMO memberikan penyuluhan tentang gejala-gejala TB
paru kepada anggota keluarga yang lain
6 Apakah PMO menyarankan untuk memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang menederita
batuk lebih dari 3 minggu
7 Apakah PMO pernah menyampaikan ke Saudara bahwa TB paru
bukan penyakit keturunan atau kutukan
8 Apakah PMO pernah menyampaikan kepada Saudara bahwa TB
paru dapat disembuhkan dengan berobat teratur
9 Apakah PMO memberikan penyuluhan tentang pentingnya berobat
secara teratur
1 Apakah Saudara percaya dengan PMO
0
1 Apakah PMO memberikan penyuluhan tentang resiko apabila tidak
1 minum obat secara teratur
1 Apakah PMO memberikan penyuluhan tentang cara penularan TB
2 paru
1 Apakah PMO menginformasikan kepada saudara tentang efek
3 samping obat yang ditelan
1 Apakah PMO menginformasikan kepada saudara tentang tindakan
4 yang harus dilakukan apabila terjadi efek samping
1 Apakah PMO menginformasikan kepada saudara tentang tata cara
5 pengobatan TB paru secara lengkap
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Total skor
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Master Tabel
No.
Jenis U Peran Keluarga Kepatuhan
Resp Pekerjaa
Kela m
ond n
min ur Kateg
en P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total
ori
Petani/
Laki- Menduk Tidak
1 27 perkebu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 1 0 0 1 0 1 0 0 3
Laki ung Patuh
n
Tidak
Laki-
2 41 PNS 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6 Menduk 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki
ung
Pere
Wiraswa Menduk Tidak
3 mpu 28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 1 0 0 1 1 0 0 0 3
sta ung Patuh
an
Tidak
Laki- Wiraswa
4 39 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 7 Menduk 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki sta
ung
Pere Petani/ Tidak
5 mpu 51 perkebu 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 7 Menduk 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
an n ung
Petani/
Laki- Menduk
6 61 perkebu 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
7 44 perkebu 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 Menduk 1 0 0 0 1 1 0 0 3
Laki Patuh
n ung
Pere Petani/
Menduk
8 mpu 34 perkebu 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Patuh
ung
an n
Petani/
Laki- Menduk
9 56 perkebu 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Pere Tidak
10 mpu 29 IRT 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 Menduk 1 0 0 1 1 1 1 1 6 Patuh
an ung
Pere
Menduk
11 mpu 34 IRT 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
ung
an
Petani/
Laki- Menduk Tidak
12 42 perkebu 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9 1 0 0 1 0 1 0 0 3
Laki ung Patuh
n
Laki- Menduk
13 63 PNS 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
Pere
Menduk Tidak
14 mpu 60 PNS 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 8
ung Patuh
an
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Petani/
Laki- Menduk
15 51 perkebu 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Petani/
Laki- Menduk Tidak
16 56 perkebu 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 14 0 1 0 1 1 0 0 0 3
Laki ung Patuh
n
Petani/
Laki- Menduk Tidak
17 50 perkebu 1 4 1 4 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 19 0 0 0 1 1 0 0 0 2
Laki ung Patuh
n
Tidak
Laki- Wiraswa Tidak
18 54 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 7 Menduk 1 1 0 0 0 0 0 0 2
Laki sta Patuh
ung
Laki- Wiraswa Menduk
19 49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 12 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki sta ung
Pere Tidak
20 mpu 42 IRT 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 6 Menduk 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
an ung
Pere Petani/ Tidak
21 mpu 61 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7 Menduk 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
an n ung
Petani/
Laki- Menduk
22 31 perkebu 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki ung
n
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
23 26 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 8 Menduk 1 1 0 0 0 0 0 1 3
Laki Patuh
n ung
Laki- Menduk
24 39 PNS 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 1 1 6 Patuh
Laki ung
Petani/
Laki- Menduk
25 42 perkebu 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 0 1 1 0 1 6 Patuh
Laki ung
n
Pere Petani/
Menduk
26 mpu 51 perkebu 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
ung
an n
Laki- Wiraswa Menduk
27 53 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 0 1 1 0 1 6 Patuh
Laki sta ung
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
28 55 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7 Menduk 1 0 0 0 0 1 0 1 3
Laki Patuh
n ung
Laki- Wiraswa Menduk
29 45 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki sta ung
Petani/
Laki- Menduk
30 55 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Pere
Menduk
31 mpu 45 IRT 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
ung
an
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Pere
Menduk
32 mpu 34 IRT 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
ung
an
Petani/
Laki- Menduk
33 36 perkebu 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 9 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki ung
n
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
34 29 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7 Menduk 1 1 1 0 0 0 0 0 3
Laki Patuh
n ung
Pere
Menduk
35 mpu 47 IRT 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 1 1 1 1 0 1 0 1 6 Patuh
ung
an
Petani/
Laki- Menduk
36 52 perkebu 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 10 1 1 0 1 1 1 0 1 6 Patuh
Laki ung
n
Pere Petani/
Menduk
37 mpu 39 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 0 0 1 6 Patuh
ung
an n
Tidak
Laki- Wiraswa Tidak
38 58 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Menduk 1 0 0 1 0 0 0 1 3
Laki sta Patuh
ung
Petani/
Laki- Menduk
39 46 perkebu 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 0 0 0 1 5 Patuh
Laki ung
n
Pere Tidak
Tidak
40 mpu 62 IRT 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Menduk 1 0 0 1 0 0 0 1 3
Patuh
an ung
Petani/
Laki- Menduk
41 27 perkebu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki ung
n
Petani/
Laki- Menduk
42 48 perkebu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Patuh
Laki ung
n
Petani/
Laki- Menduk
43 29 perkebu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
44 56 perkebu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 Menduk 1 0 0 1 0 0 0 1 3
Laki Patuh
n ung
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
45 56 perkebu 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Menduk 1 0 0 1 0 0 0 1 3
Laki Patuh
n ung
Petani/
Laki- Menduk
46 43 perkebu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki ung
n
Petani/
Laki- Menduk
47 60 perkebu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
Laki ung
n
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Pere Petani/
Menduk
48 mpu 33 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 8 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Patuh
ung
an n
Petani/ Tidak
Laki-
49 55 perkebu 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Menduk 1 1 1 1 0 1 1 1 7 Patuh
Laki
n ung
Pere Petani/
Menduk
50 mpu 32 perkebu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
ung
an n
Petani/
Laki- Menduk
51 46 perkebu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
52 60 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7 Menduk 1 0 0 1 0 1 0 0 3
Laki Patuh
n ung
Petani/ Tidak
Laki-
53 54 perkebu 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Menduk 1 1 1 1 0 1 0 1 6 Patuh
Laki
n ung
Petani/
Laki- Menduk
54 34 perkebu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Patuh
Laki ung
n
Pere
Menduk
55 mpu 64 IRT 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 0 0 1 0 1 5 Patuh
ung
an
Pere
Menduk
56 mpu 61 IRT 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 0 1 1 0 1 0 1 5 Patuh
ung
an
Petani/
Laki- Menduk
57 54 perkebu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 1 0 1 0 1 6 Patuh
Laki ung
n
Petani/ Tidak
Laki- Tidak
58 46 perkebu 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7 Menduk 1 1 0 0 0 1 0 0 3
Laki Patuh
n ung
Keterangan:
Peran
Keluarga Kepatuhan
1. Tidak Mendukung 1. Tidak Patuh
2.
Mendukun
g 2. Patuh
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Frequency
Statistics
Valid 58 58 58 58 58
N
Missing 0 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan responden
Crosstabs
Cases
Mendukung Count 6 33 39
Total Count 17 41 58
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.143 1 .001
b
Continuity Correction 9.186 1 .002
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.57.
Dokumentasi
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Lampiran 9
IDENTITAS PENULIS
Nim : 18010028P
Batu
Padangsidimpuan.
Riwayat pendidikan:
Lampiran 10
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Remove Watermark Wondershare
PDFelement