Anda di halaman 1dari 3

- 168 -

hingga kadar berturut-turut lebih kurang 280 g per ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
mL (Larutan baku encer A), 140 g per mL (Larutan Larutan uji dan Larutan baku; L adalah jumlah
baku encer B), 84 g per mL (Larutan baku encer ranitidin yang tertera pada etiket, dalam mg per mL
C), 28 g per mL (Larutan baku encer D) dan 14 g injeksi; D adalah kadar ranitidin dalam mg per mL
per mL (Larutan baku encer E). Larutan Uji berdasarkan jumlah yang dinyatakan
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah pada etiket dan faktor pengenceran; 314,40 dan
Senyawa Sejenis A Ranitidin BPFI, larutkan dalam 350,87 berturut-turut adalah bobot molekul ranitidin
metanol P hingga kadar lebih kurang 1,27 mg per dan ranitidin hidroklorida; C adalah kadar Ranitidin
mL. Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing baku;.
10 µL Larutan baku, Larutan baku encer A, B, C, D
dan E, sejumlah volume Larutan uji, yang setara Wadah dan penyimpanan Simpan larutan dalam
dengan 250 g ranitidin, pada lempeng. Pada dosis tunggal atau dosis ganda dalam wadah gelas
lempeng yang sama tapi pada titik penotolan yang tipe I, terlindung dari cahaya. Simpan dibawah 30.
lain, totolkan sejumlah volume yang sama Larutan Tidak boleh dibekukan.
uji, dan tambahkan 10 µL Larutan resolusi diatas
totolan tersebut. Biarkan totolan kering dan
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf Tambahan monografi
berisi Fase gerak biarkan Fase gerak merambat TABLET RIFAMPISIN DAN ISONIAZID
hingga tidak kurang dari 15 cm. Angkat lempeng, Rifampicin and Isoniazid Tablets
tandai batas rambat dan biarkan Fase gerak
menguap. Amati lempeng memakai uap iodum dan Tablet Rifampisin dan Isoniazid mengandung
tandai bercak yang tampak. Bandingkan intensitas rifampisin, C43H58N4O12, dan isoniazid, C6H7N3O,
bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dengan bercak utama dari Larutan baku dan Larutan dari jumlah yang tertera pada etiket.
baku encer (A, B, C, D dan E). Kesesuaian sistem
dipenuhi jika terjadi pemisahan sempurna antara Baku pembanding Rifampisin BPFI. Hindari
bercak utama Larutan uji dan Larutan resolusi dan paparan oksigen. Simpan dalam wadah tertutup
ada bercak pada kromatogram Larutan baku encer rapat, terlindung cahaya dan kelembaban, dalam
E. Bercak lain selain bercak utama yang terbesar lemari pendingin. Isoniazid BPFI. Simpan dalam
mempunyai ukuran dan intensitas tidak lebih besar wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan
dari bercak utama Larutan baku (2,0%) dan tidak dalam lemari pendingin. Rifampisin Kuinon BPFI.
ada bercak lain yang ukuran dan intensitasnya lebih
dari Larutan baku encer A (1,0%). Identifikasi Waktu retensi puncak utama rifampisin
dan isoniazid dalam kromatogram Larutan uji sesuai
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera dengan Larutan baku yang diperoleh pada
pada Injeksi. Penetapan kadar.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Disolusi <1231>


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Media disolusi: 900 mL asam hidroklorida 0,1 N.
pada Kromatografi <931>. Alat tipe 1: 100 rpm.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian Waktu: 45 menit.
sistem dan Sistem kromatografi Buat seperti yang Lakukan penetapan jumlah rifampisin,
tertera pada Penetapan kadar dalam Ranitidin C43H58N4O12 terlarut dengan cara spektrofotometri
Hidroklorida. seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Cahaya <1191>.
injeksi, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar Larutan baku Timbang sejumlah Rifampisin
ranitidin lebih kurang 0,1 mg per mL. BPFI dan Isoniazid BPFI, larutkan dan encerkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dengan Media disolusi hingga kadar berturut-turut
volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan lebih kurang 0,165 mg dan 0,0825 mg per mL.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Larutan uji 1 Pipet sejumlah volume alikot dan
kromatogram dan respons puncak utama. Hitung saring melalui penyaring membran dengan porositas
jumlah dalam mg, ranitidin C13H22N4O3S, dalam tidak lebih dari 0,8 µm, buang beberapa mL filtrat
jumlah injeksi yang digunakan, dengan rumus: pertama. Jika perlu encerkan dengan Media disolusi.
Lakukan penetapan jumlah rifampisin,
𝑟𝑢 𝐿 314,40 C43H58N4O12 yang terlarut dengan mengukur
( )( )( )𝐶 serapan Larutan baku dan Larutan uji 1 pada
𝑟𝑠 𝐷 350,87
panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 475 nm.
- 169 -

Lakukan penetapan jumlah isoniazid, C6H7N3O, Rifampisin Kuinon BPFI, larutkan dalam asetonitril
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja P hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. per mL. Pipet 5 mL ke dalam labu tentukur 50-mL,
Dapar Buat larutan kalium dihidrogen fosfat P encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
0,05 M, atur pH hingga 6,2 dengan penambahan Larutan uji Timbang dan serbukkan sejumlah
natrium hidroksida 0,1 M. tablet setara dengan lebih kurang 200 mg rifampisin,
Fase gerak Campuran Dapar -asetonitril P masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan
(99:1), atur pH hingga 4,0 ± 0,05 dengan dalam asetonitril P sampai tanda, saring. Pipet 5 mL
penambahan larutan asam fosfat P 2%, saring dan filtrat ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dengan Pengencer sampai tanda.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja
Kromatografi <931>. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan
Larutan uji 2 Jika perlu encerkan Larutan uji 1 kolom 4,6 mm x 10 cm yang berisi bahan pengisi L7
dengan Dapar. dengan ukuran partikel 5 m. Pertahankan suhu
Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja kolom pada 30º. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1 kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
dengan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih kurang respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap resolusi, R, antara rifampisin dan rifampisin kuinon
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons tidak kurang dari 4; efisiensi kolom tidak kurang
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan dari 2000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih
tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 2,0.
dari 1500 lempeng teoritis, dan simpangan baku Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan uji 2 dan kromatogram dan ukur semua respons puncak.
Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam Hitung persentase cemaran berdasarkan
kromatogram dan ukur respons puncak isoniazid. perbandingan puncak kromatogram.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) rifampisin, C43H58N4O12 dan Tabel
isoniazid, C6H7N3O dari jumlah yang tertera pada Nama Waktu Faktor Batas (%)
etiket. retensi Respons
relatif Relatif
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Rifampisin 1,0 1,0 -
Rifampisin 0,55 1,19 Tidak lebih dari
kuinon empat kali
Cemaran organik Tidak lebih dari yang tertera
respons puncak
pada Tabel. Lakukan penetapan dengan cara utama Larutan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada baku (4,0%)
Kromatografi <931>. [Catatan Semua larutan Rifampisin 1,25 1,03 Tidak lebih dari
dibuat segera sebelum digunakan]. n-oksida 1,5 kali respons
Larutan A Buat campuran larutan asam sitrat P puncak utama
21,01%- larutan kalium dihidrogen fosfat P 13,61%- Larutan baku
larutan dikalium hidrogen fosfat P 17,42% (1,5%)
Pengencer Buat campuran Larutan A – larutan 3-formil 1,51 1,22 Tidak lebih dari
dikalium dihidrogen fosfat P 17,42% – air – asetonitril rifamisin SV lima kali
isonikotinil respons puncak
P (10:77:640:250).
hidrazon utama Larutan
Larutan B Buat campuran larutan asam fosfat P baku (5,0%)
0,1%, natrium perklorat P 0,19%, asam sitrat P 3-formil 2,61 1,25 Tidak lebih dari
0,59%, dan kalium dihidrogen fosfat P 2,09% rifamisin SV respons puncak
Fase gerak Campuran Larutan B dan asetonitril utama Larutan
P (65:35). Saring dan awaudarakan. Jika perlu baku (1,0%)
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem - - Tidak lebih dari
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Cemaran lain 1,5 kali respons
Larutan baku Timbang saksama sejumlah puncak utama
Rifampisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan baku
(1,5%)
asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per
mL. Pipet 1 mL larutan ke dalam labu tentukur 100-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
Kromatografi <931>. [Catatan Semua larutan
masing-masing sejumlah Rifampisin BPFI dan
dibuat segera sebelum digunakan].
- 170 -

Dapar Larutkan 1,4 g natrium fosfat dibasa rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
anhidrat P dalam 1 L air, atur pH hingga 6,8 dengan Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar
penambahan asam fosfat P. Rifampisin BPFI atau Isoniazid BPFI dalam mg per
Larutan A Campuran asetonitril P-Dapar (4:96), mL Larutan baku berdasarkan yang tertera pada
saring dan awaudarakan. etiket.
Larutan B Campuran asetonitril P-Dapar (55:45)
saring dan awaudarakan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan rapat, terlindung dari lembap.
A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem
kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Tambahan monografi
Kromatografi <931>. TABLET DISPERSIBEL RIFAMPISIN,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah ISONIAZID, DAN PIRAZINAMIDA
Rifampisin BPFI dan Isoniazid BPFI, larutkan
Rifampicin, Isoniazid and Pyrazinamide
dalam metanol P hingga kadar masing-masing lebih
kurang 0,8 dan 0,4 mg per mL. Pipet 10 mL larutan
Dispersible Tablets
ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan
Dapar sampai tanda. Tablet Dispersibel Rifampisin, Isoniazid dan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Pirazinamida mengandung rifampisin, C43H58N4O12,
dari 20 tablet . Timbang saksama sejumlah serbuk isoniazid, C6H7N3O, dan pirazinamida, C5H5N3O,
tablet setara dengan lebih kurang 40 mg isoniazid, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
masukkan kedalam labu tentukur 500-mL, larutkan dari jumlah yang tertera pada etiket, dalam basis
dalam 100 mL metanol P. Encerkan dengan Dapar dispersibel yang sesuai. Dapat mengandung perisa
sampai tanda. yang sesuai.
Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 238 nm dan Baku pembanding Rifampisin BPFI; hindari
kolom 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 paparan oksigen, simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya dan kelembapan, dalam
dengan ukuran partikel 5 m. Pertahankan suhu
lemari pendingin. Isoniazid BPFI; simpan dalam
kolom pada 30º. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam
menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
lemari pendingin. Pirazinamida BPFI; simpan
dalam wadah tertutup rapat. Rifampisin Kuinon
Waktu Larutan A(%) Larutan B(%)
(menit) BPFI.
0 100 0
5 100 0 Identifikasi Lakukan identifikasi A dan B, atau C.
6 0 100 A. Waktu retensi puncak utama isoniazid dan
15 0 100 pirazinamida pada kromatogram Larutan uji sesuai
16 100 0 dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
20 100 0 Penetapan kadar isoniazid dan pirazinamida.
[Catatan Jenuhkan kolom dengan Larutan B selama satu B. Waktu retensi puncak utama rifampisin pada
jam sebelum penyuntikan] kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rifampisin.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak C. Lakukan identifikasi C1, atau jika tidak ada
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom lampu UV lakukan identifikasi C2.
rifampisin dan isoniazid berturut-turut tidak kurang C1. Lakukan penetapan seperti tertera pada
dari 25.000 dan 3.000 lempeng teoritik, faktor ikutan Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada Fase gerak Campuran metanol P-amonium
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. hidroksida P (100:1,5).
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan baku Timbang saksama sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Isoniazid BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam diperoleh kadar 1 mg per mL dan sejumlah
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Rifampisin BPFI dan Pirazinamida BPFI secara
Hitung persentase rifampisin, C43H58N4O12, dan proporsional sesuai perbandingan kekuatan dalam
isoniazid, C6H7N3O, dalam serbuk tablet dengan tablet, larutkan dalam metanol P.
rumus: Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
𝑟𝑈 tablet setara dengan lebih kurang 5 mg isoniazid,
( ) × 𝐶 × 100 kocok dengan 5 mL metanol P selama 15 menit,
𝑟𝑆 saring, dan gunakan filtrat.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
5 μL Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng

Anda mungkin juga menyukai