Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS )

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS STIKOM AMBON

Nama : Alexsander Sutrino Lesiela


Nim : 220101143
Kelas : TIE2

Jawaban!!

1. Arti "statistik" dan "statistika" sering kali disalahpahami sebagai sinonim, tetapi
sebenarnya keduanya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya. Berikut
adalah penjelasan perbedaan antara arti "statistik" dan "statistika":
 Statistik (Noun): Statistik merupakan kata benda yang merujuk pada disiplin ilmu
yang berkaitan dengan pengumpulan, analisis, interpretasi, penyajian, dan
pengambilan keputusan berdasarkan data. Dalam konteks ini, statistik mengacu pada
metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
serta menyajikan informasi yang relevan dari data tersebut. Jadi, "statistik" merujuk
pada disiplin ilmu itu sendiri.
Contoh penggunaan: "Dia belajar statistik di universitas."
 Statistika (Adjective):Statistika, dalam konteks ini, adalah kata sifat yang digunakan
untuk menggambarkan sesuatu yang terkait dengan statistik atau menggunakan
metode statistik. Dalam penggunaan ini, "statistika" mengacu pada penggunaan
konsep, metode, dan teknik statistik dalam konteks tertentu atau dalam analisis data.
Contoh penggunaan: "Dia melakukan analisis statistika untuk menguji
hipotesisnya."
Dalam rangkaian kata yang lebih panjang, "statistik" sering digunakan sebagai kata
benda dan mengacu pada data yang dikumpulkan dan diolah dalam suatu konteks
tertentu, sedangkan "statistika" sering digunakan sebagai kata sifat dan mengacu
pada analisis atau pendekatan yang menggunakan metode statistik.
Perlu dicatat bahwa penggunaan kata-kata ini dapat berbeda dalam bahasa dan
konteks tertentu. Namun, dalam konteks umum, perbedaan tersebut mencerminkan
perbedaan dalam makna dan penggunaannya.
2. Statistik deskriptif dan statistik inferensial adalah dua cabang utama dalam ilmu statistik.
Meskipun keduanya berfokus pada analisis data, ada perbedaan mendasar antara
keduanya, tetapi juga ada hubungan yang erat.
Perbedaan antara statistik deskriptif dan statistik inferensial adalah sebagai berikut:
a) Tujuan: Statistik deskriptif bertujuan untuk menyajikan dan merangkum data
secara rinci agar mudah dipahami. Ini melibatkan metode seperti perhitungan
ukuran pemusatan (seperti rata-rata dan median) dan ukuran penyebaran (seperti
variansi dan rentang). Di sisi lain, statistik inferensial bertujuan untuk membuat
kesimpulan atau generalisasi tentang populasi berdasarkan sampel data yang
terbatas. Ini melibatkan teknik-teknik seperti uji hipotesis, estimasi parameter,
dan konstruksi interval kepercayaan.
b) Populasi vs. Sampel: Statistik deskriptif menganalisis dan menggambarkan data
dari seluruh populasi. Misalnya, jika kita memiliki data tentang tinggi siswa di
sebuah sekolah, kita dapat menghitung tinggi rata-rata di seluruh populasi siswa.
Di sisi lain, statistik inferensial bekerja dengan sampel data yang diambil dari
populasi. Berdasarkan sampel tersebut, kita membuat inferensi tentang populasi
secara keseluruhan. Misalnya, dengan mengambil sampel acak dari populasi
siswa, kita dapat membuat estimasi tentang tinggi rata-rata siswa di sekolah
tersebut.
c) Pengambilan Kesimpulan: Statistik deskriptif memberikan gambaran yang jelas
tentang data yang ada. Ini menggambarkan karakteristik data secara terperinci,
seperti kecenderungan sentral, dispersi, distribusi, dan pola. Namun, statistik
deskriptif tidak memungkinkan kita untuk membuat generalisasi atau kesimpulan
tentang populasi yang lebih luas. Di sisi lain, statistik inferensial menggunakan
teknik-teknik yang memungkinkan kita untuk membuat generalisasi dan inferensi
tentang populasi berdasarkan sampel data. Dengan menggunakan metode
statistik inferensial, kita dapat menguji hipotesis, membuat estimasi parameter,
dan mengambil keputusan berdasarkan data sampel.
Meskipun ada perbedaan ini, statistik deskriptif dan statistik inferensial juga
memiliki hubungan yang erat. Statistik deskriptif sering kali menjadi langkah
awal dalam proses analisis data. Dengan menganalisis dan merangkum data
menggunakan metode statistik deskriptif, kita dapat memahami dan mendapatkan
wawasan awal tentang karakteristik data yang ada. Informasi ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk membuat inferensi dan mengambil keputusan menggunakan
statistik inferensial. Dengan demikian, statistik deskriptif dan statistik inferensial
saling melengkapi dalam proses analisis data yang komprehensif.

3. .Pernyataan tersebut termasuk dalam statistika deskriptif.


 Statistika deskriptif berkaitan dengan pengumpulan, penataan, dan penyajian data
secara sistematis untuk memberikan gambaran tentang suatu populasi atau
sampel. Pernyataan dalam contoh tersebut menyajikan informasi tentang proporsi
atau persentase pasien yang mengalami efek samping setelah menerima suntikan
obat tertentu. Pernyataan ini tidak melakukan inferensi atau generalisasi tentang
populasi yang lebih besar, tetapi hanya memberikan gambaran tentang proporsi
di antara pasien yang telah menerima suntikan obat tersebut.Statistika inferensial,
di sisi lain, berkaitan dengan proses pengambilan kesimpulan, inferensi, atau
generalisasi tentang populasi berdasarkan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Ini melibatkan penggunaan teknik statistik, seperti pengujian hipotesis
atau interval kepercayaan, untuk membuat kesimpulan tentang populasi secara
keseluruhan berdasarkan data sampel yang tersedia.
Dalam contoh ini, pernyataan tersebut hanya memberikan informasi tentang
pasien yang menerima suntikan obat tertentu, tanpa melakukan inferensi atau
generalisasi lebih lanjut. Oleh karena itu, pernyataan tersebut termasuk dalam
statistika deskriptif.

4. Berikut adalah penentuan level pengukuran yang paling cocok untuk setiap soal:
a) . Tinggi badan pemain sepak bola: Interval atau Rasio
b) Temperatur saat ini di dalam kelas: Interval
c) Rating suatu televisi: Ordinal
d) Nomor punggung pemain basket: Nominal
e) Nomor telepon pada buku telepon: Nominal
f) Majalah konsumen yang memberikan rating: Ordinal
g) Kodepos: Nominal

5. Berikut adalah perbedaan antara data kontinu dan data diskrit:


a) Gaji yang diperoleh oleh pekerja Indonesia diluar negeri mencapai 3.000.000,-
rupiah setiap bulannya:Data ini dapat dianggap sebagai data kontinu. Meskipun
gaji tersebut diberikan dalam satuan rupiah yang diskrit, dalam konteks ini gaji
dapat dianggap sebagai variabel kontinu karena bisa memiliki berbagai nilai di
antara angka-angka bulat. Misalnya, gaji bisa saja menjadi 3.100.000,- atau
2.850.000,- rupiah.
b) Dalam 1560 orang pria yang disurvey ditemukan 38% dari mereka adalah
perokok aktif: Data ini termasuk dalam data diskrit. Persentase perokok aktif
adalah kategori yang terbatas pada angka-angka bulat tertentu, yaitu 0%, 1%,
2%, dst. Jumlah persentase ini terbatas pada bilangan bulat dan tidak memiliki
nilai di antara bilangan-bilangan tersebut.
c) Suatu sampel terdiri dari sejumlah mobil, ditemukan bahwa rata-rata beratnya
adalah 1500 kg: Data ini dapat dianggap sebagai data kontinu. Meskipun berat
mobil diukur dalam satuan kilogram yang diskrit, dalam konteks ini berat mobil
dapat dianggap sebagai variabel kontinu karena bisa memiliki berbagai nilai di
antara angka-angka bulat. Misalnya, berat mobil bisa saja menjadi 1490 kg atau
1510 kg.

Anda mungkin juga menyukai