Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DASAR STATISTIK

PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR STATISTIK

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari data dan


menghitung, karena manusia hidup selalu memerlukan kegiatan untuk
menarik suatu kesimpulan dari pelbagai data yang ada yang pada akhirnya
mampu mempermudah setiap kehiduapan, sehingga untuk itu lah manusia
membutuhkan statistik.

Dalam bidang kesehatan kehadiran statistik sangat banyak sekali manfaat


dan kegunaannya seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan
bidang kesehatan tersebut. Oleh sebab itu pemahaman terhadap statistik
sudah menjadi suatu keharusan, khususnya bagi para mahasiswa
kesehatan, akademisi dan praktisi bidang kesehatan.
1. Pengertian Statistik
Secara terminilogis dan arti lebih luas kata statistik berasal dari kata state
yang mempunyai arti Negara. Hal ini disebabkan pada awal
perkembangannya statistik banyak di pergunakan dalam hal hal yang
berhubungan dengan ketatanegaraan seperti menghitung jumlah
pendudukan,pertambahan pendudukan, penghasilan masyarakat, dan
berbagai masalah kenegeraan lainnya.

Namun demikian pengertian statistik dalam arti sempit adalah ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan data, pengolahan data (analisa
data),intepretasi data dan penyajian data.

2. Manfaat dan Kegunaan Statistik.

Manfaat dan kegunaan statistik dalam bidang kesehatan sangat banyak


sekali dinataranya adalah :

a. Bagi Akademisi
Bagi para akademisi yaitu para dosen dan mahasiswa yang sedang
melakukan bimbingan dan penyusunan skripsi, tesis atau desertasi (baca :
Karya tulis ilmiah), keberadaan statistik sangat dibutuhkan sekali, terutama
dalam merancang tekinik pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka
di butuhkan metoda untuk menganalisanya, yang diharapkan dari sekian
banyak data tersebut dapat diolah dan menghasilkan suatu informasi yang
bermakna.
Penarikan suatu kesimpulan dari informasi hasil pengolahan data
merupakan suatu hal yang sangat urgen. Penarikan kesimpulan merupakan
suatu proses formulasi dari berbagai data yang telah di analisa sehingga
menghasilkan satu pernyataan akhir yang tepat dan akurat. Setelah semua
data dianalisa dan menghasilkan suatu kesimpulan,maka diperlukan
penyajian data yang tepat agar setiap orang mampu membaca dan
memahami serta tertarik dengan karya tulis itu.
Bagi para dosen yang sering bertindak sebagai pembimbing dan penguji
Karya tulis ilmiah memahami statistik sangat penting sekali sehingga tidak
hanya sekedar memahami substansi materi karyatulis tersebutakan tetapi
juga lebih lengkap jika memahami metode statistiknya
b. Bagi Peneliti
Manfaat Statistik bagi para peneliti diperlukan untuk memenej semua
tahapan penelitian dari mulai usulan penelitian sampai pelaporan penelitian.
Statistik mampu memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian,
sehingga setiap peneliti akan mampu merumuskan kegiatan setiap tahapan
penelitian, mulai identifikasi masalah sapai dengan membuat kesimpulan.
Dengan adanya statistik setiap peneliti juga akan mampu membuat
perencaan pendanaan yang diperlukan untuk penelitian tersebut sehingga
mampu memanfaatkan biaya penelitian secara efektif dan efisien.
c. Bagi Praktisi Kesehatan
Bagi praktisi kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas maupun instusi
pelayanan kesehatan lainnya peranan statistik dapat berperan sebagai alat
untuk melakukan pengkajian data (assessment), merumuskan diagnose,
membuat perencanaan kesehatan (intervensi), melaksanakan kegiatan
bidang kesehatan (implementasi) dan membuat suatu penilaian bidang
kesehatan (evaluasi).
d. Bagi Administrator dan Manajer
Bagi para administrator dan manajer bidang kesehatan dalam tataran dinas
kesehatan statistik mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya yaitu :
1. Berperan dalam pengumpulan data, pengolahan, intepretasi dan
penyajian data berbagai masalah kesehatan.
2. Berperan dalam merumuskan angka kelahiran, angka kematian dan
angka kesakitan di suatu wilayah.
3. Berperan dalam memprediksi timbulnya risiko penyakit baik menular
maupun tidak menular.
4. Menentukan proporsi penyakit, prevalensi, insiden dan ratio kejadian
suatu masalah kesehatan.
5. Membantu merumuskan perencanaan dan keputusan kebijakan
kesehatan.
6. membantu melakukan penilaian terhadap program kesehatan.

3. Jenis Statistik
Jika di pandang dari fungsinya maka staitistik dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Statistik Deskriptif
Yang dimaksud dengan statistik deskriptif adalah statistik yang menyajikan
susunan angka-angka yang berupaya memberikan gambaran tentang data,
yang disajikan dalam bentuk naratif, tabel atau diagram.
Misalkan :
1. Angka kejadian penyakit TBC diwilayah Puskesmas A tahun 2010 adalah
5/100.000 penduduk.
2. Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan ibu hamil di Desa B sebagian
besar adalah SMP.

b. Statistik Inferensial
Statistik inferensial sering disebut juga statistik induktif, yaitu statistik yang
berfungsi menafsirkan data dan menarik kesimpulan secara umum
(menjeneralisasi).
Statistik inferensial merupakan statistik yang berkaitan dengan dugaan
populasi dan pengujian hypotesa suatu data sehingga dapat berfungsiuntuk
menggambarkan (to describe), befungsi untuk menjelaskan (to explan),
berfungsi untuk memprediksi ( to predict) dan berfungsi untuk
mengendalikan ( to control). Berikut merupakan contoh yang melibatkan
pernyataan statistik inferensial :
1. Pengawas Minum Obat ( PMO) berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
pasien TBC dalam berobat.
2. Umur pasien dan berat badan pasien mempunyai efek sinergis terhadap
peningkatan tekanan darah pasien Decompensatio Cordis.
Sedangkan jika di lihat dari distribusi datanya maka statistik dibagi menjadi
dua yaitu statistik parametric dan statistik non parametric
a. Statistik Parametrik.
Yang dimaksud dengan statistik parametric adalah statistik yang bekerja
pada sebaran data yang berdistribusi normal.
b. Statistik Non Parametrik
Sedangkan statistik non parametric yaitu statistik yang berkerja pada
parameter populasi yang berdistribusi tidak normal.

JENIS STATISTIK
1. Berdasarkan Pengolahannya

a. Statistika Deskriptif / Statistika Deduktif


GAMBARAN SCRA UMUM KE KHUSUS
Statistika yang berkenaan dengan metode atau cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data sehingga mudah dipahami.
Statistika deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data,
menyajikan, dan menganalisis data. Menata, menyajikan, dan menganalisis data
dapat dilakukan dengan menentukan nilai rata-rata hitung, median, modus, standar
deviasi, dan persen/proporsi. Cara lain untuk menggambarkan data adalah dengan
membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik.
– Contoh : pasien terkena c-19 digolongkan laki2 brpa perempuan brpa.
Kelemahan : Tidak menarik kesimpulan
b. Statistika Inferensial / Statistika Induktif
DARI KHUSUS KE UMUM
Statistika yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu
populasi.
Pada statistika inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan
pendugaan mengenai karakteristik atau ciri dari suatu populasi, seperti mean dan
standar deviasi.
– Contoh : bb, pola makan, dapat ditarik kesimpulan.

:
2). Berdasarkan ruang lingkup penggunaannya
a. Statistika Sosial
b. Statistika Pendidikan
c. Statistika Ekonomi
d. Statistika Perusahaan
e. Statistika Pertanian
f. Statistika Kesehatan

3). Berdasarkan bentuk parameternya/ PENGUKURANNYA.

a. Statistika Parametrik
Statistika parametrik adalah bagian statistika yang parameter dari populasinya
mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal, dan memiliki varians
yang homogen
EX: missal di RS ada data kemudian diolah data bisa tdk menggunakan parametric.
Misal distribusi normal maka menggunakan statistic parameetrik, misalnya uji T
PEARSON PRODUCT MOMENT/ ( PERBANDINGAN)

b. Statistika Nonparametrik
Statistika nonparametrik adalah bagian statistika yang parameter dari populasinya
tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari
persyaratan, dan variansnya tidak perlu homogen.

Pakai ini jika distribusinya tidak normal CHI SQUARE ( KAI KUADRAT)
STATISTIK KEPERAWATAN
DATA

A. DEFENISI DATA
Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk
jamak (plural) dari kata dotum, data adalah himpunan angka yang
merupakan nilai dari unit sampel kita sebagai hasil
mengamati/mengukurnya.
Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan
angka/huruf hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita
teliti. Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan riset
(Dempsey, 2002)
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk
jamak dari datum yang berasal dari bahasa latin yang berarti sesuatu yang
diberikan (wawan dan munir 2006, blogspot.com, diakses tanggal 22
November 2010)

B. KLASIFIKASI DATA ATAU JENIS DATA


1. Data berdasarkan tingkat pengolahannya
 raw data : merupakan data mentah yang belum diolah.
 Array data : data yang belum dikelompok tetapi sudah disusun besar
kecilnya.
 Ungrouped data : merupakan raw data yang belum diketahui kelompoknya.
2. Menurut sifatnya:
 Data Kuantitatif: data yang berwujud angka
 Data Kualitatif; Data yang tidak berwujud angka
3. Menurut sumbernya:
 Data Primer; Data yang didapat langsung
 Data Sekunder; Data yang didapat tidak secara langsung, atau dari orang
lain, organisasi tertentu yang sudah diolah
4. Menurut skala pengukuran
 Skala untuk data kualitatif; skala nominal dan ordinal
 Skala untuk data kuantitatif; skala interval dan ratio
Menurut skala pengukurannya, variabel dibagi empat jenis, yaitu
nominal, ordinal, interval dan rasio
1. Nominal, variable yang hanya dapat membedakan nilai datanya dan tidak
tahu nilai data mana lebih tinggi atau rendah, contohnya jenis kelamin, suku
dll.
2. Ordinal, variabel yang dapat membedakan nilai datanya dan juga sudah
diketahui tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, tetapi belum diketahui
besar beda antaranilai datanya. Contoh pendidikan, pangkat, stadium
penyakit dll.
3. Interval, variabel yang dapat dibedakan, diketahui tingkatannya dan diketahui
juga besar beda antara nilainya, namun pada variable interval belum
diketahui kelipatan suatu nilai terhadap nilai yang lain dan pada skala interval
tidak mempunyai titik nol mutlak. Contoh misalnya variabel suhu,misalnya
benda A suhunya 40 derajat dan benda B 10 derajat. Benda A lebih panas
dari benda B dan beda panas antara benda A dan benda B 30 derajat,
namun kita tidsk bias mengatakan bahwa benda A panasnya 4 kali dari
benda B (ini berarti tidak ada kelipatannya)
4. Rasio, variable yang paling tinggi skalanya, yaitu bias dibedakan, ada
tinggkatan, ada besar beda dan ada kelipatannya serta ada nol mutlak.
Contoh berat badan, tinggi badan.
Dalam analisis seringkali digunakan pembagian data/variabel menjadi
dua kelompok yaitu : data kategorik dan data numerik.
a. Katagorik (kualitatif), merupakan data hasil pengkalifikasian/penggolongan
suatu data. Cirinya : isinya berupa kata-kata. Contoh sex, jenis pekerjaan,
pendidikan.
b. Numerik (kuantitatif), merupakan variable hasil dari penghitungan dan
pengukuran, cirinya : isi variable berbentuk angka-angka. Variable numeric
dibagi menjadi dua macam : diskrit dan kontinyu.
5. Menurut bentuk angka
 data diskrit yaitu data dalam bentuk angka bulat (hasil menghitung)
 data Kontinu adalah data yang berbentuk pecahan (Desimal) hasil
mengukur, contoh Berat Badan dan Tinggi Badan.

C. SUMBER DATA
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa sumber data ialah tempat
data yang kita inginkan. Sumber data dapat berupa rekam medik di rumah
sakit, badan ataun instansi resmi yang berkaitan dengan kesehatan, seperti
survey demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilakukan oleh BPS atau
publikasi-publikasi ilmiah tentang kedokteran. Sumber data dapat pula
berasal dari masyarakat atau penderita yan datang berobat ke rumah sakit
atau petugas rumah sakit (Eko Budiarto 2002).
Menurut Hartono (2009). Sumber data statistik dapat diperoleh dari
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan gejala atau peristiwa yang
terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti dari
pihak lain (pihak kedua) atau disebut juga sumber sekunder. Teknik
mengumpulkan data dapat dilakukan dengan berbagai macam instrument,
instrument yng dapat digunakan antara lain: Tes, wawancara, angket,
observasi, dokumentasi, skala bertingkat, dan lain-lain.

D. MACAM DATA
Data dapat dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Dikatakan
data primer bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti
terhadap sasaran, misalnya pada penelitian tentang khasiat dua macam
obat untuk pengobatan suatu penyakit dan pengumpulan data dilakukan
secara langsung oleh peneliti terhadap penderita yang dating ke rumah
sakit. Selanjutnya data tersebut diolah, dianalisis, disajikan dan dilaporkan
oleh peneliti. Sedangkan data sekunder adalah pengumpulan data yagn
diinginkan diperoleh dari orang lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri,
misalnya data rekam medik (Eko Budiarto 2002).
Data Sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis
oleh penelitian.
Contoh Instansi penyedia data:
1. Biro Pusat Statistik (BPS)
2. Bank Indonesia
3. Badan Meteorologi dan Geofisika
4. dll.
Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan alat dan metode
pengumpulan data
Macam-macam metode pengumpulan data penelitian:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
4. Pengukuran Fisik
5. Percobaan Laboratorium
6. Dokumentasi
Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti
dan jelas. Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data,
pencatatan data harus dilengkapi dengan:
1. Nama pengumpul data
2. Tanggal dan waktu pengumpulan data
3. Lokasi pengumpulan data
4. Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden
Responden: orang yang menjadi sumber data, Semua butir (item) yang
ditanyakan dalam semua metode pengumpulan data haruslah sejalan
dengan rumusan masalah dan/atau hipotesis penelitian. Karenanya
diperlukan proses Dekomposisi variabel penelitian menjadi sub-variabel,
dimensi dan butir penelitian merupakan pekerjaan yang harus dilakukan
dengan hati-hati Proses dekomposisi ini juga memudahkan proses
pengukuran dan pengumpulan data.
Jenis data menurut waktu pengumpulannya.
1. data cross Section
data cross Section adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu.
Contohnya laporan keuangan per 31 Desember 2010.
2. data time series/berkala
data time series/berkala adalah data yang mengambarkan sesuatu dari
waktu ke waktu atau periode secara histories. Contoh data tentang
pertukaran nilai tukar dolar terhadap euro Eropa dari tahun 2005-2010.
Menurut Hartono (2009). Dari sudut pandang statistik, data dapat dibagi
menjadi dua:
1. Data Kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya
jenis pekerjaan seseorang (Petani, Pedagang, Pegawai Negeri, ABRI,
Wiraswasta, dan lain-lain). Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan
Tinggi, dan lain-lain).
2. Data Kuantitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka misalnya
berat badan Fahma 65 kg, tinggi badan Nada 165 cm, kecepatan berlari Emi
25 Km/jam, frekuensi kunjungan ke perpustakaan Zaki 25 kali dalam satu
semester, dan lain-lain.

PENYAJIAN DATA
A. Pengertian
Suatu cara menyampaikan data dalam berbagai bentuk, tergantung
jenis data dan skala pengukurannya.
Suatu bentuk penyajian dalam berbagi bentuk tergantung jenis data dan
pengukurannya.
1. Tujuan
a. Memberikan gambaran atau mendiskripkan hasil suatu
penelitian/pengumpulan data.
b. Memberikan informasi yang ada disdalam kumpulan data tersebut.
c. Memberikan gambaran tentang tiori dan ilmu baru keterkaitan dengan
informasi yang didapat dari data tersebut.
2. Syarat umum penyajian data.
a. Lengkap
Memberikan gambaran mengenai apa yang disajikan, dimana keadaan
tersebut berlaku dan bilamana.
b. Jelas
c. Sederhana
3. Tekhnik penyajian data
Tekstular (tulisan), tabular (tabel) dan grafikal (gafik atau diagram)
a. Tulisan (textular): penyajian dalam bentuk tulisan
1) Menggunakan bahasa yang benar
2) Ringkat tetapi efektif
3) Menghindari bahasa berbunga
4) Paragraph
- Tema
- Data/pendukung tema
- Pendapat/opini
5) Mengunakan kalimat-kalimat.
6) Untuk keterangan-keterangan yang bersifat deskriptif
7) Tata bahasa yang baik
8) Pada kesimpulan hanya menggunakan tekstular. Contoh pada penelitian ini
didapatkan berdasarkan perhitungan tinggi badan/umur, gambaran status
gizi adalah sebagai berikut : gizi buruk 13 %, gizi kurang 15 % dan gizi baik
72 %.
b. Tabel (tabular): penyajian dengan memakai kolom dan baris
Tabel adalah : suatu susunan sistematis dari data numeric yang
tersusun dalam kolom dan baris agar dapat dibandingkan. Tabel adalah
suatu susunan sistematis dari data numeric yang tersusun dalam kolom dan
baris agar dapat dibandingkan.
Tabel adalah suatu agreget daro data yang berbentuk angka yang
tersusun dengan singkat dan jelas dalam baris dan kolom.
Bagian penting dalam penyajian data berbentuk tabel adalah :

1) Judul
 Letakan ditengah-tengah
 Bila judulpanjang ditulis dua baris
 Baris panjang diatas
 Baris pendek dibawah.
 Panjang judul tidak boleh melebihi panjang table
 Judul ditulis dengan huruf besar
 Mengandung unsure, apa, dimana, kapan
 Jangan melakukan pemecahan bagian kata

2) Stub : “ keterangan baris”

3) Box head : “keterangan kolom”

4) Body : “berisikan data berupa angka-angka.

5) Nomor tabel (harus ada)


6) FOOT NOTE ”keterangan tambahan atau penjelasan-penjelasan khusus

7) SUMBER atau source “bila tabel hasil kutipan”.

Macam-macam bentuk tabel :

 General table (master table)

Adalah tabel yang berikan semua hasil pengumpulan data yang berbentuk data

mentah, biasanya table disajikan dalam lampiran suatu laporan pengumpulan data.
- Tabel yang menampung semua data penelitian
- Digunakan sebagai rujukan
- Tidak diambil kesimpulan apa-apa’
- Master tabel (tabel induk)
Tabel yang berisikan semua hasil pengumpulan data yang masih dalam
bentuk data mentah, biasanya tabel ini disajikan dalam lampiran suatu
laporan pengumpulan data.
 Text tabel (tabel rincian)
Merupakan uraian dari data yang diambil dari tabel induk, contoh:
- Distribusi Frekwensi
- Distribusi relatif
- Distribusi kumulatif
- Tabel silang (kontingensi tabel)
Prinsip dasar penyajian data tabel adalah:
1) Sederhana
2) Self explanatory
 Kode,singkat, sombol foot note
 Tiap baris dan kolom singkat dan jelas
 Unit pengukuran ada
 Judul jelas, singkat dan to the point
 Harus ada kolom total.

3) Jika tidak hasilsendiri sumbernya.


4) Judul dan body harus ada jarak.
5) Judul tabel lengkap
6) Badan tabel terdiri dari :
 Variabel/konsep
 Distribusi fekuensi
 Distribusi proporsi
 Uji statistis kalau perlu.
7) Hindari tabel yang kompleks
8) Desimal seperlunya
9) Hindari duplikat (tabel kemudian diikuti oleh teks dan/atau gafik)
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam penyajian data tabel :
c. Gambar/grafik (diagram): penyajian dalam bentuk grafik/gambar

Adalah suatu bentuk penyajian dan secara visual, ada beberapa macam jenis

penyajian dalam bentuk diagram atau grafik. Prinsp dasar dalam penyajian grafik atau

diagram adalah: data biasanya berbentuk data kuantitatif, System koordinat,

Sederhana,Self exsplanatory, Judul boleh diatas atau dibawah, Bila lebih dari satu

variabel bedakan dengan jelas. Garis grafik lebih tebal dari koordinat, Frekuensi garis

vertical, Skala disesuaikan.

Macam-macam bentuk penyajian data diagram atau grafik:


- Histogram
- Frekwensi poligon
- Ogive
- Diagram garis (line diagram)
- Diagram batang (bar diagram)
- Diagram Pinca (pie diagram)
- Diagram tebar (scatter diagram)
- Pictogram
- Mapgram
- Box Whisker Plot
- Stem and LeafPlot
- Pareto

PENYIMPULAN DATA
Untuk dapat menganalisis data angka, data itu terlebih dulu perlu disusun menurut

beberapa cara. Jika data yang kita miliki terdiri dari banyak observasi, kita tidak dapat

langsung mendapatkan informasi data tersebut. Untuk memudahkannya, data disusun

dalam distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.

A. Distribusi Frekuensi

Adalah susunan data angka menurut besarnya(kuantitas) atau menurut


kategorinya (kwalitas). Distribusi frekuensi adalah susunan data angka
menurut besarnya (kuantitas) atau menurut kategorinya (kualitas). Susunan
data angka menurut besarnya disebut distribusi frekuensi kuantitatif,
sedangkan yang disusun menurut kategorinya disebut distribusi frekuensi
kualitatif. Contoh data kuantitatif adalah data yang mencakup berat badan,
tinggi badan, kadarkolesterol dll, sedangkan contoh data kualitatif adalah
data mengenai jenis pekerjaaan, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan.
B. Nilai Tengah
Beberapa harga/nilai yang dapat dianggap sebagai wakil dari
sekelompok data tersebut:
1. Mean
2. Median
3. Modus
4. Geometrik mean
5. Harmonic mean
6. Quadratic mean
Dari sekumpulan data (distribusi), ada beberapa harga/nilai yang dapat kita anggap

sebagai wakil dari kelompok data tersebut. Nilai-nilai yang biasa digunakan untuk

mewakili data tersebut adalah mean, median, modus. Nilai-nilai tersebut disebut sebagai

nilai tengah (Central Tendency).


1. Rata-Rata Hitung (Mean)

Rata-rata hitung atau arithmetic mean atau lebih dikenal dengan mean saja adalah

nilai yang baik untuk mewakili suatu data. Sebenarnya ada pembagian mean yang lain,

seperti harmonic mean dan geometri mean.

Sifat dari mean :


a. Merupakan wakil dari keseluruhan nilai;
b. Mean sangat dipengaruhi nilai ekstrem baik ekstrem kecil maupun ekstrem besar;
c. Nilai mean berasal dari semua nilai pengamatan.

2. Median

Mean adalah nilai yang terletak pada observasi yang ditengah, kalau data tersebut

telah disusun (array)

Posisi median adalah :

3. Modus (mode)

Modus adalah nilai yang paling banyak ditemui di dalam suatu pengamatan. Dari

sifatnya ini maka untuk sekelompok data pengamatan ada beberapa kemungkinan :
a. Tidak ada nilai yang lebih banyak diobservasi, jadi tidak ada modus.
b. Ditemui satu modus (unimodal)
c. Ada dua modus (bimodal)
d. Lebih dari tiga modus (multimodal)

Hubungan antara nilai mean, median dan modus adalah sebagai


berikut :

a. Pada distribusi yang semetris ketiga nilai ini sama besarnya.


b. Nilai median selalu terletak antara nilai modus dan mean pada distribusi yang menceng.

c. Apabila nilai mean lebih besar dari pada median dan modus, makadistribusi menceng

kekanan.

d. Bila nilai mean lebih kecil dari pada nilai median dan modus, maka distribusi menceng

ke kiri.

Rata-rata harmonik, rata-rata kuadratik, dan rata-rata geometric


didalam biostatistik jarang dipakai.

C. Nilai letak (posisi)

Bila data kita susun mulai dari data yang terkecil sampai terbesar, maka kita dapat

membagi pengamatan menjadi beberapa bagian. Pembagian pengamatan ini disebut

sebagai nilai letak atau posisi. Posisi pengamatan yang umumnya dipakai adalah

pembagian menjadi dua pengamatan, empat pengamatan, sepuluh pengamatan, atau

seratus pengamatan.

Pada pembagian pengamatan menjadi dua, nilai median merupakan nilai

pengamatan pada posisi paling tengah kalau data itu disusun (array). Nilai – nilai posisi

lainnya adalah kwartil, nilai yang membagi pengamatan menjadi empat. Karena itu ada

tiga kwartil (kwarti I, kwartil II, kwartil III)

Desil nilai yang membagi pengamatan menjadi sepuluh, sehingga ada Sembilan

desil. Persentil adalah nilai yang membagi data menjadi 100 bagian, sehingga ada 99

pensentil

Adalah nilai pengamatan pada posisi paling ditengah kalau data disusun
berdasarkan:
1. Kwartil ; Nilai yang membagi pengamatan menjadi 4, krn itu ada 3 kwartil
2. Desil; nilai yang membagi pengamatan menjadi 10, shg ada 9 kwartil
3. Persentil; Nilai yang membagi data menjadi 100 bagian, sehingga ada 99
persentil

D. Nilai Variasi atau Deviasi

Dengan mengatahui nilai rata-rata saja, informasi yang didapat kadang-kadang bias

salah interprestasi . misalnya, dari dua kelompok data diketahui rata-ratanya sama. Kalau

dari informasi ini kita sudah menyatakan bahwa dua kelompok ini sama, mingkin saja kita

bias salah satu tidak diketahui bagaimana bervariasinya data dalam kelompok masing-

masing.

Nilai variasi atau deviasi adalah nilai yang menunjukan bagaimana variasinya data

didalam kelompok data itu terhadap nilai rata-ratanya, jadi semakin besar nilai variasi,

maka semakin variasi data tersebut.

Adalah nilai yang menunjukan bagaimana bervariasinya data didalam kelompok

data itu terhadap nilai rata-ratanya. Ada bermacam-macam nilai variasi, adalah sebagai

berikut.

1. Range : Nilai yang menunjukan perbedaan nilai pengamatan yang paling


besar dg nilai yg paling kecil
2. Rata-rata deviasi (Mean deviation): Rata-rata dari seluruh perbedaan
pengamatan dibagi banyaknya pengamatan,untuk diambil nilai mutlak
3. Varian adalah: rata-rata perbedaan antara mean dg nilai masing-maisng
observasi
4. Standar deviasi adalah: akar dari varian
5. Koefisien Varian

KESIMPULAN

Data adalah bentuk jamak (plural) dari kata dotum, data adalah
himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel kita sebagai hasil
mengamati/mengukurnya. kumpulan angka/huruf hasil dari penelitian
terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti. Data merupakan materi
mentah yang membentuk semua laporan riset.
Berdasarkan tingkat pengolahannya data terdiri dari : raw data :
merupakan data mentah yang belum diolah.dan Array data : data yang
belum dikelompok tetapi sudah disusun besar kecilnya.
Serta Ungrouped data : merupakan raw data yang belum diketahui
kelompoknya. Menurut sifatnya data dibagi atas; data kuantitatif: yaitu data
yang berwujud angka, dan data kualitatif; yaitu data yang tidak berwujud
angka
Sedangkan menurut sumbernya data terdiri dari Data Primer yaitu data
yang didapat langsung, kemudian data sekunder adalah data yang didapat
tidak secara langsung, atau dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah
diolah. Kemudian menurut skala pengukurannya data juga dibagi atas skala
untuk data kualitatif; yaitu skala nominal dan ordinal. Kemudian skala untuk
data kuantitatif skala interval dan ratio
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa sumber data ialah tempat
data yang kita inginkan. Sumber data dapat berupa rekam medik di rumah
sakit, badan ataun instansi resmi yang berkaitan dengan kesehatan, seperti
survey demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilakukan oleh BPS atau
publikasi-publikasi ilmiah tentang kedokteran. Sumber data dapat pula
berasal dari masyarakat atau penderita yan datang berobat ke rumah sakit
atau petugas rumah sakit.
Tekhnik penyajian data terdiri dari

1. Tulisan (textular): penyajian dalam bentuk tulisan

2. Tabel (tabular): penyajian dengan memakai kolom dan baris

Tabel adalah : suatu susunan sistematis dari data numeric yang tersusun
dalam kolom dan baris agar dapat dibandingkan. Tabel adalah suatu
susunan sistematis dari data numeric yang tersusun dalam kolom dan baris
agar dapat dibandingkan. Tabel adalah suatu agreget daro data yang
berbentuk angka yang tersusun dengan singkat dan jelas dalam baris dan
kolom.

3. Gambar/grafik (diagram): penyajian dalam bentuk grafik/gambar

Adalah suatu bentuk penyajian dan secara visual, ada beberapa macam jenis penyajian

dalam bentuk diagram atau grafik. Prinsp dasar dalam penyajian grafik atau diagram

adalah: data biasanya berbentuk data kuantitatif, System koordinat, Sederhana, Self

exsplanatory, Judul boleh diatas atau dibawah, Bila lebih dari satu variabel bedakan

dengan jelas. Garis grafik lebih tebal dari koordinat, Frekuensi garis vertikal, Skala

disesuaikan.
Untuk dapat menganalisis data angka, data itu terlebih dulu perlu disusun menurut

beberapa cara. Jika data yang kita miliki terdiri dari banyak observasi, kita tidak dapat

langsung mendapatkan informasi data tersebut. Untuk memudahkannya, data disusun

dalam distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.

Distribusi frekuensi adalah susunan data angka menurut besarnya


(kuantitas) atau menurut kategorinya (kualitas). Susunan data angka
menurut besarnya disebut distribusi frekuensi kuantitatif, sedangkan yang
disusun menurut kategorinya disebut distribusi frekuensi kualitatif. Contoh
data kuantitatif adalah data yang mencakup berat badan, tinggi badan,
kadarkolesterol dll, sedangkan contoh data kualitatif adalah data mengenai
jenis pekerjaaan, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan.

Dari sekumpulan data (distribusi), ada beberapa harga/nilai yang dapat kita anggap

sebagai wakil dari kelompok data tersebut. Nilai-nilai yang biasa digunakan untuk

mewakili data tersebut adalah mean, median, modus. Nilai-nilai tersebut disebut sebagai

nilai tengah (Central Tendency).

Bila data kita susun mulai dari data yang terkecil sampai terbesar, maka kita dapat

membagi pengamatan menjadi beberapa bagian. Pembagian pengamatan ini disebut

sebagai nilai letak atau posisi. Posisi pengamatan yang umumnya dipakai adalah

pembagian menjadi dua pengamatan, empat pengamatan, sepuluh pengamatan, atau

seratus pengamatan. Pada pembagian pengamatan menjadi dua, nilai median

merupakan nilai pengamatan pada posisi paling tengah kalau data itu disusun (array).

Nilai – nilai posisi lainnya adalah kwartil, nilai yang membagi pengamatan menjadi empat.

Karena itu ada tiga kwartil (kwarti I, kwartil II, kwartil III). Desil nilai yang membagi
pengamatan menjadi sepuluh, sehingga ada Sembilan desil. Persentil adalah nilai yang

membagi data menjadi 100 bagian, sehingga ada 99 pensentil.

Dengan mengatahui nilai rata-rata saja, informasi yang didapat kadang-kadang bias

salah interprestasi . misalnya, dari dua kelompok data diketahui rata-ratanya sama. Kalau

dari informasi ini kita sudah menyatakan bahwa dua kelompok ini sama, mingkin saja kita

bias salah satu tidak diketahui bagaimana bervariasinya data dalam kelompok masing-

masing. Nilai variasi atau deviasi adalah nilai yang menunjukan bagaimana variasinya

data didalam kelompok data itu terhadap nilai rata-ratanya, jadi semakin besar nilai

variasi, maka semakin variasi data tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Z. Metode Statistik. Jakarta: Tans Info Media, 2010.


Dempsey P.A, Riset Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC, 2002.
Eko Budiarto. Biostatika.Untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Cetakan I Jakarta: EGC, 2002
Hartono. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Kedua. Yogyakarta. Pustakan
Pelajar, 2009
Hastono SP. Analisis Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2007.
Sabri L. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada cetakan ke
empat, 2010.
www. gunadarma.ac.id. Siregar. Pengumpulan_Data.
http//:www.Mages.dalyerni.multiply.multiplycontent.com/.../METODE%20PENG
OLAHAN%20DATA%20PENELITIAN.doc?... - Mirip-->
http//:www.lpmpjogja.diknas.go.id/.-->pengolahan dan analisis data penelitian.
http//:www.damandiri.or.id-->metodologi penelitian.
http//:www.repository.ui.ac.id-->penyajian data.
http//:www.adiprtm.dikti.net/-->metode penelitian ilmiah.
http//:www.damandiri.or.id---_metode penelitian.
http//:www.meydian_s.staff.gunadarma.ac.id-->jenis dan prosedur peneitian
M erancang pengumpulan data

A. CARA PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data terdiri dari berbagai cara yaitu:

a. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mengamati atau mengukur dan mencatat
kejadian dalam sebuah lembar observasi yang berisi variabel variabel
yang akan diteliti. Seperti mengamati perilaku anak dengan lembar
DDST, mengukur pembukaan kala I pada ibu bersalin

b. Metode Dokumentary-Historikal
Dilakukan jika tidak mungkin melakukan kontak langsung dengan
obyek atau peristiwa. Sebagai contoh, mengkaji aktifitas yang telah
dilakukan sehingga pasien mengalami ketuban pecah dini, melihat
lembar catatan keperawatan tentang adanya riwayat eklampsia

c. Metode Survai
Metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau
wawancara untuk mendapatkan data berupa tanggapan atau respon.
Sebagai contoh melakukan pendataan tentang jenis alat kontrasepsi
yang digunakan oleh PUS, melakukan survei imunisasi yang telah
diberikan pada bayi di sebuah desa.

d. Metode Eksperimental
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara manipulasi atau
melakukan pengubahan pada variabel bebas ( independent variable)
untuk mengetahui dampak atau akibatnya pada variabel terikat atau
dependent. Sebagai contoh melakukan perawatan tali pusat dengan
alkohol, mengajarkan senam hamil.

Menurut waktu pengumpulan data, maka pengumpulan data dapat


dilakukan dengan cara:

a. Retrospektif, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari data kejadian


yang telah berlalu. Cara ini disebut juga dengan metode dokumentary-
historikal, yaitu mengumpulkan data dari berbagai catatan keperawatan
pasien yang telah lalu.
b. Cross sectional, yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data diperoleh
saat ini juga. Cara ini dilakukan dengan melakukan survei, wawancara
atau dengan menyebarkan kuesioner.
c. Prospektif, yaitu data yang dikumpulkan secara terus menerus secara
simultan.

B. INSTRUMEN PENELITIAN

Langkah berikutnya adalah membuat instrumen pengumpulan data atau


disebut alat pengumpul data. Dalam pembuatannya mengacu pada
variabel, definisi operasional dan skala pengukuran data yang dipilih. Item
pertanyaan kita susun berdasarkan variabel sedangkan jawabanya kita
susun berdasarkan skala pengukuran data yang tepat. Berikut ini contoh
instrumen pengumpul data berupa kuesioner yang disusun dari contoh
kerangka kerja tentang motivasi kerja yang telah diterangkan sebelumnya.
Pertanyaan yang telah disusun berasal dari variabel motivasi dan jawaban
yang digunakan menggunakan skala ordinal.

No Pertanyaan Jawaban

1 Saya selalu berkeinginan untuk melaksanakan tugas lebih baik dari


orang lain
STS TS S SS

2 Saya membutuhkan umpan balik/ tanggapan dari orang lain


terhadap hasil pekerjaan saya
STS TS S SS

3 Menurut saya, dalam melaksanakan tugas dibutuhkan keuletan


agar berhasil
STS TS S SS

Berikut ini dijelaskan beberapa jenis instrumen pengumpulan data sebagai


berikut :

a. Daftar wawancara.
Adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan.

Contoh.

1. Menurut Sdr, apakah perawat disini melayani Sdr dengan baik?

a. Jika ya, jelaskan alasan dan contohnya

b. Jika tidak, jelaskan alasan dan contohnya

2. Apakah sdr sudah puas dengan pelayanan keperawatan disini?


a. Jika sudah, jelaskan mengapa?

b. Jika belum , jelaskan mengapa?

b. Lembar Observasi
Adalah lembar pencatatan pengamatan yang dilakukan terhadap obyek
yang sedang diamati, berikut ini contohnya.

LEMBAR OBSERVASI

TANDA TANDA INFEKSI LUKA OPERASI SECTIO

Kode Pasien: …………. Hari Tgl :…………… Ruang Rawat:……………

Tanda Infeksi Ada Tidak Ada


Bengkak
Kemerahan
Panas
Nyeri
Kotor bernanah

Selain itu dapat berupa lembar check-list seperti contoh berikut ini:

PERAWATAN PAYUDARA

Kode Pasien: …………. Hari Tgl :…………… Ruang Rawat:……………


Waktu
PERIKSA
MASASE
HANGAT

MASA

BERSIH
AIR

LAP

c. Kuesioner
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dibaca dan dijawab oleh
responden penelitian . Berikut ini akan diuraikan cara menyusun sebuah
kuesioner penelitian.

a. Kuesioner disusun berpedoman pada kerangka konsep/ kerja


penelitian.
b. Pertanyaan dalam kuesioner disusun berdasarkan variabel penelitian
yang telah diturunkan kedalam definisi operasional.
c. Tetapkan skala pengukuran data dari setiap jawaban kuesioner.
Sebaiknya gunakan satu skala pengukuran untuk satu variabel agar
mempermudah dalam menganalisa data.
d. Pertimbangkan beberapa hal berikut ini dalam menyusun kuesioner:
1. Gunakan kata kata yang jelas artinya, tidak bias atau bermakna ganda
misalnya “aspirasi”
2. Hindarkan pertanyaan terlalu luas seperti: Dimanakah ibu
melahirkan. Responden akan bingung, melahirkan anak yang nomer
berapa yang ditanya.
3. Hindarkan dua pertanyaan yang digabung dalam sebuah
pertanyaan: Apakah ibu menjadi akseptor KB dan apakah jenisnya ?
4. Hindarkan pertanyaan double negatif misalnya: Bukankah sebaiknya
keluarga yang sudah tiga anaknya tidak menambah anak lagi ?
5. Responden sering tidak dapat menjawab pertanyaan jika ditanya
berapa jumlah anak, sebab belum punya anak.
6. Berikan alternatif jawaban untuk mempermudah responden
menjawab pertanyaan
7. Susun pertanyaan dalam bentuk sederhana.
8. Pertanyaan dimulai dari hal sederhana, menyenangkan dan mudah
jawabannya.
9. Gunakan format kuesioner yang dapat mempermudah responden
menjawab pertanyaan.

CONTOH KUESIONER
MOTIVASI KERJA DI RUMAH SAKIT

Berikan tanda silang (X) pada kotak jawaban sesuai dengan pendapat Saudara tentang motivasi
kerja Saudara di tempat kerja saat ini.

STS = Sangat Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut sangat tidak sesuai

dengan pendapat atau perasaan Saudara

TS = Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pendapat

atau perasaan Saudara.

S = Setuju, artinya dan pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat atau perasaan Saudara

SS = Sangat Setuju, artinya pernyataan tersebut sangat sesuai dengan

pendapat atau perasaan Saudara

1. Saya membutuhkan tantangan untuk bekerja STS TS S SS


dengan lebih baik

2. Saya seharusnya mempunyai hasrat untuk


mengatasi tantangan yang timbul dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan STS TS S SS

3. Saya selalu mempunyai keinginan untuk mengikuti


perlombaan bidan teladan
STS TS S SS

4. Saya harus meningkatkan kemampuan saya


dalam pekerjaan dengan mengikuti pendidikan
STS TS S SS
atau latihan

5. Saya seharusnya merasa bangga bila dapat


memberikan pelayanan kepada pasien dengan
STS TS S SS
baik

6. Bila mendapat perlakuan tidak baik dari pasien


atau keluarganya, saya tetap akan bersikap sabar
STS TS S SS

7 Dalam memberikan asuhan perawatan, saya


berusaha agar dapat bekerjasama dengan teman
STS TS S SS
atau tenaga kesehatan lain

8 Saya berusaha menjaga kebersihan diri dan


lingkungan saya agar dicontoh oleh teman, pasien
STS TS S SS
atau keluarganya

9 Saya selalu mencari jalan keluar jika mendapat


kesulitan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
STS TS S SS

10 Saya ingin orang lain dapat bekerjasama dengan


saya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
STS TS S SS

11 Saya memerlukan dorongan untuk bersaing


dengan orang lain agar saya dapat bekerja lebih
STS TS S SS
baik lagi

12 Bila hasil kerja saya tidak dihargai oleh orang lain,


saya akan merasa kecewa
STS TS S SS

13 Saya seharusnya sering mengikuti kegiatan yang


diselenggarakan oleh rumah sakit tempat saya
STS TS S SS
bekerja
D. KESAHIHAN DAN KEHANDALAN (VALIDITY AND RELIABILITY)

Validitas ( kesahihan) alat pengumpul data (instrumen) sangat diperlukan


sebelum dipergunakan. Instrumen tersebut harus benar benar mengukur
apa yang akan diukur. Sebagai misal alat timbangan untuk menimbang
beras akan sahih bila digunakan untuk menimbang beras dan tidak sahih
untuk menimbang emas karena akan menghasilkan berat yang tidak akurat.
Contoh lain termometer sebagai alat pengukur suhu. Termometer suhu
ruangan tidak sahih bila digunakan untuk mengukur suhu tubuh sehingga
hasilnya tidak akurat.

Demikian halnya dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data


yang telah disusun. Kuesioner tersebut selanjutnya dilakukan tes validitas.
Sehingga kuesioner motivasi kerja bidan tersebut adalah memang kuesioner
yang dapat mengukur motivasi kerja bidan.

Selanjutnya, selain validitas instrumen pengumpulan data juga harus


dilakukan uji reliabilitas (kehandalan). Instrumen tersebut handal, tidak
berubah ubah hasil ukurnya menskipun digunakan berulang kali. Sebagai
contoh untuk mendapatkan data dinamika jantung melalui gelombang EKG
yang baik, maka instrumen EKG harus dikalibrasi sehingga handal. Dipakai
berulang ulang menghasilkan gelombang yang baik. Demikian halnya
dengan kuesioner, harus handal (reliable) yaitu bahwa alat ukur tersebut
memiliki konsistensi yang baik, tidak berubah ubah meskipun digunakan
berkali kali.

Berikut ini kita bahas cara melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
kuesioner.

1. Validitas
Ada beberapa jenis teknik validitas yang dapat dilakukan pada sebuah
kuesioner yaitu:

a. Validitas konten, yaitu melakukan validasi dengan menggunakan


logika. Bagaimanakah instrumen tersebut, kata kata atau kalimat
yang digunakan apakah logis sebagai alat ukur penelitian dan sesuai
dengan teori?
b. Validitas konstruk, yaitu validasi yang digunakan untuk melihat
struktur instrumen penelitian. Apakah sudah sesuai dengan teori
yang digunakan dalam penelitian tersebut. Salah satu cara validasi
yaitu dengan melakukan konsultasi pada ahli sehingga diperoleh
pendapat ahli tersebut (judgement experts) tentang instrumen
penelitian tersebut. Atau dengan cara melakukan uji coba dengan
responden sekitar 30 orang. Selanjutnya dilakukan analisa dengan
bantuan metode korelasi. Kita akan mengetahui apakah pertanyaan
pertanyaan dalam kuesioner tersebut valid atau tidak. Misalnya,
pertanyaan nomor 2 memiliki korelasi yang bermakna (signifikan),
maka pertanyaan nomor 2 tersebut disebut valid.
Sebagai contoh:

Sebuah kuesioner tentang pendapat pasien terhadap pelayanan


keperawatan RS Abdul Moeloek Bandar Lampung, menggunakan skala
ordinal:

Skor 0, diberikan bila responden menjawab tidak tahu

Skor 1, diberikan bila responden menjawab tidak setuju

Skor 2, diberikan bila responden menjawab setuju

Skor 3, diberikan bila responden menjawab sangat setuju

Skor hasil uji coba terhadap 10 orang responden dari 10 nomer pertanyaan
kuesioner adalah sebagai berikut:

Nomer Pertanyaan
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
/Responden

01/ Ny N 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 14

02/ Ny B 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15

03/ Ny C 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 13

04/ Ny S 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 16

05/ Ny D 1 2 2 2 1 0 1 1 1 2 13

06/ Ny T 2 1 2 0 1 1 1 1 1 2 12

07/ Ny G 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 13
08/ Ny F 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 16

09/ Ny P 2 2 2 1 1 0 2 1 1 0 12

10/ Ny R 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 14

Sebagi contoh kita ingin mengetahui validitas soal nomor 1, maka hitung korelasi skor
pertanyaan nomor 1 terhadap skor total dengan menggunakan rumus:

N (Σ XY) - ( ΣX ΣY)

r. =  ----------------------------------------

[NΣX² - (ΣX)² ] [NΣY² - (ΣY)²]

Penggunaan rumus tersebut dapat dipermudah dengan tabel penolong sebagai berikut:

Kode X Y X² Y² XY

01/ Ny N 2 14 4 196 28

02/ Ny B 2 15 4 225 30

03/ Ny C 2 13 4 169 26

04/ Ny S 2 16 4 256 32

05/ Ny D 1 13 1 169 13

06/ Ny T 2 12 4 144 24

07/ Ny G 1 13 1 169 13

08/ Ny F 2 16 4 256 32

09/ Ny P 2 12 4 144 24

10/ Ny R 2 14 4 196 28

N=10 ∑ X = 18 ∑ Y=138 ∑ X²= 36 ∑ Y²=1924 ∑ XY =250

Dimana:

X = Skor jawaban nomor 1

Y = Skor total

XY = Skor jawaban pertanyaan nomor 1 dikali skor total


Dengan demikian dapat dihitung korelasi pertanyaan nomer 1:

( 10 x 250) – (18 x 138)

r=  -----------------------------------------

(10 x 36) – (18)² (10 x 1924) – (138) ²

16 16

r=  ---------- =  -------- = 0,190

7056 84

Untuk mengetahui apakah validitas soal nomor 1 tersebut signifikan, maka bandingkan
dengan nilai tabel Pearson Product Moment pada N=10 dan signifikan 5 %( lihat
lampiran). Diketahui bahwa nilainya adalah 0,632, berarti soal nomor 1 tidak signifikan
karena nilai soal nomr 1= 0,190 memiliki nilai dibawah/ kurang dari 0,632. Dengan
demikian pertanyaan nomor 1 perlu direvisi atau diganti dan bila perlu di drop
(dihilangkan).

2. Reliabilitas
Guna melihat apakah instrumen yang telah disusun handal bila
digunakan, maka perlu dilakukan uji reliabilitas antara lain dengan
metode:

a. Test dan Re-test


Metode ini digunakan dengan cara mengulang ulang hingga beberapa
kali uji instrumen. Skor korelasi setiap uji coba dicari dan dilihat signifikansinya.
Bila signifikan maka instrumen tersebut reliable.
b. Split Half
Metode ini digunakan dengan cara memilah instrumen menjadi dua
bagian. Bagian pertama berisi nomor ganjil dan bagian kedua berisi
nomor genap. Skor korelasi kedua bagian tersebut harus signifikan.

Instrumen penelitian yang valid dan reliabel mutlak diperlukan agar dalam
pengumpulan data, peneliti mendapatkan data yang sahih, baik dan akurat sehingga
penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan yang optimal dan tepat.

SKALA PENGUKURAN DATA


skala pengukuran yang tepat maka variabel penelitian akan terukur dengan baik
sehingga nantinya akan mempermudah analisa data.
Skala data atau skala pengukuran data adalah tingkatan besar – kecil, jauh – dekat,
bodoh – pandai dan sebagainya yang menunjukkan perbedaan derajat. Adapun
skala pengukuran data penelitian terdiri dari:
1. Skala Ratio
Skala ratio adalah skala yang digunakan untuk data kuantitas sebenarnya, yang
dapat dihitung, atau dibagi atau dikurangi. Sebagai contoh : jumlah cairan 500
cc, kadar Hb 13 gr%, pembukaan 4, nadi 80 kali/menit, suhu tubuh 38 C.
2. Skala Interval
Skala interval digunakan untuk mengukur derajat atau tingkatan, digambarkan
dalam garis kontinum yang menunjukkan jarak dari satu satuan dengan satuan
lainnya selalu sama. Sebagai contoh jarak suhu 36 C– 38 C (= 2 satuan) sama
dengan 38 C – 40 C ( = 2 satuan)
3. Skala Ordinal
Data yang dikategorikan dan dapat diurutkan dalam kisaran terendah sampai
tertinggi disebut data ordinal. Misalnya mengukur perilaku ibu ibu saat
menyusui, pendapat suami tentang alat kontrasepsi. Sebagai contoh mengukur
tingkat pengetahuan ibu ibu tentang imunisasi di Posyandu menggunakan skala
ordinal sebagai berikut : 1= Baik, 2= sedang, 3= buruk
4. Skala Nominal
Skala nominal atau disebut data kategorik atau data kelompok adalah
pengukuran yang tidak dapat ditambah, dikurangi atau diperbandingkan, jadi
data tersebut hanyalah label dari sebuah data seperti jenis kelamin : 1. Pria 2.
Wanita atau agama : 1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha

TABEL NILAI r PRODUCT MOMENT

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi

n. 0,05 0,01 n. 0,05 0,01 n. 0,05 0,01

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345

4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330

5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306

7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296

8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278

10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263

12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256


13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230

14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210

15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181

17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148

18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128

19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091

23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 100 0,062 0,081

25 0,396 0,505 49 0,281 0,364

26 0,388 0,496 50 0,279 0,361

Anda mungkin juga menyukai