net/publication/314002317
CITATIONS READS
2 6,283
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Automatic Object Extraction from Aerial Images and LiDAR Point Clouds View project
All content following this page was uploaded by Eli Juniati on 25 February 2017.
Abstrak
UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mensyaratkan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Nasional pada peta skala 1:10.000, dan Rencana Detil tata Ruang pada peta
skala 1:5.000. Adanya Inpres No. 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan,
Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi
Tinggi, memungkinkan optimalisasi pemanfaatan data penginderaan jauh resolusi tinggi. Pada
Inpres tersebut disebutkan bahwa, LAPAN memiliki tugas untuk menyediakan data satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi, sedangkan BIG berkewajiban untuk membuat citra tegak
satelit penginderaan jauh resolusi tinggi, untuk keperluan survei dan pemetaan, melaksanakan
penyimpanan dan pengamanan, serta melaksanakan penyebarluasan citra tegak satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi.
Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi merupakan solusi sementara dalam penyediaan IG dasar
skala besar yang belum tersedia di seluruh wilayah Indonesia. Dalam hal ini, citra satelit yang
digunakan adalah citra satelit SPOT hasil akuisisi LAPAN dengan resolusi lebih baik dari
empat (4) meter. Pada kegiatan ini BIG merupakan instansi yang melakukan koreksi
orthorektifikasi data penginderaan jauh, sekaligus memastikan penggunaan referensi tunggal.
Makalah ini akan membahas mekanisme penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi,
khususnya untuk penyediaan IG dasar untuk penataan ruang. Mulai dari alur kegiatan,
spesifikasi teknis, koreksi orthorektifikasi, hingga penyebarluasannya.
1. PENDAHULUAN
Dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2012 disebutkan penggunaan citra tegak satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi yang disediakan oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG) berdasarkan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi dengan ukuran piksel
lebih kecil dan/atau sama dengan 4 (empat) meter yang disediakan oleh Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Penyampaian rencana kebutuhan data
satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untuk pelaksanaan program dan kegiatan tahun
anggaran berikutnya kepada BIG melalui Rapat Koordinasi Penyediaan Data Satelit
Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi.
Selain itu, dalam Inpres tersebut juga disebutkan tugas LAPAN dan BIG selaku
Lembaga Pemerintah yang berkontribusi aktif dalam penyediaan, penggunaan,
pengendalian kualitas, pengolahan dan distribusi data satelit penginderaan jauh resolusi
tinggi.
Makalah ini menjelaskan mekanisme penyelenggaraan citra satelit tegak resolusi tinggi,
yang terdiri atas: penjelasan tugas dan kewenangan instansi yang berkontribusi aktif
dibahas dalam alur kegiatan citra satelit tegak resolusi tinggi. Pembahasan mengenai
spesifikasi teknis penyelenggaraan citra satelit tegak resolusi tinggi, proses koreksi
orthorektifikasi dan penyebarluasan data citra satelit tegak resolusi tinggi.
Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2012 mengatur hal-hal terkait penyediaan, penggunaan,
pengendalian kualitas, pengolahan dan distribusi data satelit penginderaan jauh resolusi
tinggi. Inpres Nomor 6 tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian
Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi
menugaskan kepada BIG untuk menyediakan citra tegak satelit penginderaan jauh
resolusi tinggi untuk keperluan survei dan pemetaan berdasarkan hasil pengolahan atas
data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi berupa koreksi radiometrik dan spektral
yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Alur penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi ditunjukkan pada gambar 1
berikut:
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Kementrian/Lembaga atau Pemda dapat
menyampaikan kebutuhan data Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi (CSRT) melalui
mekanisme satu pintu, dengan tata cara tertentu dan pengisian formulir tertentu.
Kementrian/Lembaga atau Pemda menyampaikan kebutuhan data satelit penginderaan
jauh resolusi tinggi untuk pelaksanaan progam dan kegiatan tahun anggaran berikutnya,
pada Rapat Koordinasi Penyediaan Data CSRT. Dari hasil Rakor diperoleh rekapitulasi
kebutuhan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untuk program dan kegiatan
tahun anggaran berikutnya.
BIG dan LAPAN diwajibkan berkontribusi secara aktif dalam penyelenggaraan data
CSRT untuk memenuhi kebutuhan Kementrian/Lembaga atau Pemerintah Daerah. Data
citra satelit penginderaan jauh resolusi tinggi yang diakuisisi dan/atau disediakan oleh
LAPAN, kemudian di koreksi orthorektifikasi oleh BIG, kemudian data citra satelit
tegak resolusi tinggi tersebut disebarluaskan kepada Kementrian/Lembaga atau
Pemerintah Daerah yang membutuhkan yang sebelumnya telah menyampaikan
kebutuhannya di Rakor CSRT.
Setiap permohonan data CSRT ditujukan kepada BIG dan LAPAN dan harus
melampirkan surat resmi permintaan data CSRT yang dilengkapi dengan:
Isian formulir pemohon
Isian formulir lokasi dan cakupan
Lampiran yang berisi TOR kegiatan dan copy RKAKL (catatan: tidak
menganggarkan pembelian citra satelit resolusi tinggi)
2.2 Spesifikasi Teknis Penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi
Kegiatan CSRT merupakan strategi percepatan pemenuhan kebutuhan data dasar untuk
pemetaan skala besar. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan peta skala besar yang
semakin tinggi (misalnya untuk keperluan RDTR tiap daerah, kadaster, dll) sedangkan
penyelenggaraan pemetaan rupabumi skala besar belum dapat memenuhi kebutuhan di
seluruh wilayah Indonesia. Untuk memenuhi spesifikasi peta skala besar dibutuhkan
data dasar yang lebih detil dan akurat dari peta yang dihasilkan, dan citra resolusi tinggi
cukup memberikan informasi kenampakan bumi cukup detil namun belum tentu
memberikan tingkat akurasi yang dibutuhkan. Telah banyak Pemerintah Daerah yang
membutuhkan informasi dan bahkan telah melakukan proses orthorektifikasi secara
swadaya akibat kebutuhan yang mendesak akan informasi geospasial dasar, dengan
demikian disusunlah prosedur penyelenggaraan data citra tegak.
Prosedur penyelenggaraan data geospasial citra tegak resolusi tinggi dalam rangka
menjamin ketersediaan data dan informasi geospasial yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pembangunan nasional tertuang dalam Standard
Operational Procedure (SOP). Beberapa SOP yang telah disusun oleh Pokja
Penyelenggaraan Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi di Lingkungan
Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 6
tahun 2012 terdiri atas:
Pengolahan citra satelit tegak resolusi tinggi sebagai implementasi Inpres No. 6/2012,
membutuhkan data dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Citra SPOT6 Primary Data (Raw) dan pansharpened
2. Citra SPOT 5 Level 1A (Raw) dan pansharpened
3. GCP dengan spesifikasi :
Akurasi Horisontal : 20 cm
Akurasi Vertikal : 40 cm
Penyelenggaraan data geospasial citra tegak resolusi tinggi yang dilakukan BIG, pada
dasarnya adalah melakukan koreksi orthorektifikasi terhadap citra satelit resolusi tinggi
yang diperoleh dari LAPAN. Untuk menghindari ketidakseragaman data IGD antar
wilayah administrasi dan menjamin One Map maka dilakukan koreksi geometri secara
menyeluruh sehingga memenuhi akurasi absolut dan relatif sesuai spesifikasi.
Sudut pengambilan objek dari sensor satelit pada saat akuisisi data citra satelit dan
adanya variasi topografi permukaan bumi, mempengaruhi kualitas posisi pada citra
satelit yang dihasilkan. Semakin besar sudut pengambilan objek dari sensor satelit pada
saat akuisisi maka makin besar kemungkinan pergeseran posisi terjadi. Semakin
bervariasinya terrain/topografi (pegunungan dan perbukitan) semakin besar
kemungkinan pergeseran posisi terjadi. Pergeseran posisi objek di citra dan di lapangan
dapat mencapai puluhan meter.
Gambar 3: Proses Orthorektifikasi
Nilai RMSE (Root Mean Square Error) tersebut dibuktikan dengan uji citra
terorthorektifikasi terhadap titik uji/ICP (Independent Control Point).
Data Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi hasil dari proses koreksi orthorektifikasi yang
dihasilkan BIG perlu dikelola serta dibagi-pakaikan ke Kementrian/Lembaga atau
Pemerintah Daerah yang membutuhkan. Pelaksanaan penyebarluasan data citra satelit
tegak resolusi tinggi dilakukan melalui simpul jaringan data spasial Nasional.
2.5 Persiapan dan Rencana Kerja BIG untuk Implementasi Inpres Nomor 6
Tahun 2012
Pengolahan citra tegak, dengan tersedianya data GCP dan DEM teliti di Tahun
2014, maka BIG diharapkan untuk mampu menyediakan data citra tegak (SPOT)
seluas 600.000 km persegi di wilayah Indonesia. Data yang dibutuhkan adalah
citra satelit SPOT yang diakuisisi oleh LAPAN dalam level “data primary”.
Program kerja yang dilaksanakan oeh BIG pada Tahun 2014 terkait implementasi Inpres
No.6/2012 sebagaimana dilihat dalam Tabel 1.
3. KESIMPULAN
Inpres Nomor 6 Tahun 2012 bertujuan untuk menjamin ketersediaan data satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi wilayah Indonesia untuk mendukung kebijakan
penggunaan satu peta (One Map Policy). Penyelenggaraan citra satelit tegak resolusi
tinggi, dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan data penginderaan jauh resolusi
tinggi bagi seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk pembangunan
nasional, serta mengurangi duplikasi anggaran di Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
Ucapan Terimakasih
Penulis berterimakasih kepada segenap Tim yang tergabung dalam Pokja
Penyelenggaraan Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi di Lingkungan
Badan Informasi Geospasial (BIG) atas semangat dan upaya untuk
mengimplementasikan Inpres Nomor 6 Tahun 2012. Penulis berterimakasih kepada
seluruh staf Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT-BIG) atas tenaga dan
semangatnya dalam pelaksanaan kegiatan CSRT. Penulis berterimakasih kepada
LAPAN yang berkontribusi aktif dalam implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI SINGKAT