Anda di halaman 1dari 5

5.1.

1 SI Penataan Ruang (e-Spatial)

Sistem Informasi Penataan Ruang (SIPR) berfungsi untuk menampilkan informasi berupa
Peta Online, Data Tabular, dan Statistik yang teranimasi. Implementasi SIPR di  DIY sudah
sukses digunaan selama beberapa tahun sampai dengan saat ini. SIPR sempat mendapat
apresiasi positif dari Bakosurtanal sehingga menunjuk DIY sebagai simpul meta data untuk
region Jateng DIY. 
SIPR  memungkinkan pengguna untuk bisa membuat peta tematik sebaran data tertentu
hanya dengan menginputkan angka-angka di lokus yang ditentukan (misal mengentrikan
data kualitas udara tiap kabupaten). Sistem akan otomatis men- generate peta tematik yang
ditampilkan secara online. Jadi untuk membuat peta tematik sebaran data sudah tidak
dibutuhkan tenaga kartografi lagi. Siapapun sanggup untuk menggunakannya. Sebuah
revolusi dalam dunia GIS untuk E-Gov sebagai solusi susahnya menjaga posisi SDM
kartografi mengingat kencangnya mutasi di dalam tubuh Pemda.
 
Berikut ini beberapa screenshoot SIPR:
1. Halaman Depan
 
2. Halaman Katalog Peta
Di sini jumlah peta tidak dibatasi, bisa ditambahkan sebanyak mungkin.

 
3. Menu Informasi Pendukung Keputusan
Dengan mengamati peta para pengambil kebijakan akan langsung memahami di mana saja
daerah-daerah yang menjadi kantong-kantong permasalahan.

 
4. Menu Analisis RTRW
Melalui menu ini Bappeda dapat memberikan informasi ketidaksesuaian RTRW antara
kabupaten dengan provinsi sehingga bisa disempurnakan lagi untuk mendapatkan
keselarasan. Dengan adanya SIPR, proses analisis yang tadinya harus melibatkan banyak
pakar dan memakan waktu hingga berbulan-bulan dapat dilakukan hanya dalam hitungan
detik.
 
DASAR HUKUM:
1. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan Telematika di
Indonesia
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tantang Sistem Perencanaan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataaan Ruang
 
MANFAAT SIPR:
1. Mampu berfungsi sebagai katalog dan perpustakaan semua data spasial;
2. Mampu memberikan informasi akurat terkait dengan data tata ruang kepada
masyarakat, pemerintah, elemen pendidikan dan berbagai elemen lainnya;
3. Mampu membuat peta tematik berdasarkan data tabular profil daerah dalam
hitungan waktu 5 menit melalui input data yang sangat mudah bahkan oleh seorang
operator yang tidak menguasai ilmu pemetaan sekalipun.
4. SIPR memiliki menu khusus yang ditujukan kepada para pemangku kebijakan agar
dapat dengan cepat memahami kondisi sebuah wilayah. Melalui alat bantu GIS pada
aplikasi ini, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat dengan
didukung data yang akurat.
5. “Perencanaan yang baik adalah yang didukung dengan data spasial.” (Esri)
6. SIPR mampu melakukan analisis RTRW yang dapat melakukan pemeriksaan
kesesuaian tata ruang, pola ruang, dan kawasan strategis Kabupaten terhadap
Provinsi. Hal ini bisa membantu Bappeda untuk mengetahui di mana letak
ketidaksesuaian yang terjadi untuk diperbaiki dan disesuaikan sesuai amanah yang
terkandung dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 mengenai Tata Ruang. Proses analisis
yang sebelumnya bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan bahkan harus dengan
bantuan pakar berbagai bidang, saat ini dengan aplikasi kebutuhan tersebut dapat
dilakukan dalam hitungan detik.
7. Mengingat sangat dinamisnya faktor mutasi dan promosi jabatan yang terjadi di
pemerintahan khususnya pada sebuah SKPD, untuk menyediakan SDM yang ahli
dalam hal pemetaan bukanlah hal yang mudah. Dengan menggunakan aplikasi ini,
kesulitan tersebut bisa diatasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai