Pada tinjauan teori yang digunakan pelepasan plasenta terjadi pada kala III persalinan, mengakibatkan peningkatan tekanan pada fundus dan kontraksi uterus secara simultan. Hal ini menyebabkan penyusutan rahim, mengakibatkan perlekatan yang sangat kecil dari plasenta ke dinding rahim, dan pemisahan lebih lanjut dari plasenta dari dinding rahim. Pada kala III persalinan, jika kontraksi rahim lemah atau gagal berkontraksi, ada bahaya perdarahan yang dikenal dengan atonia uteri. Jika tidak segera diatasi maka akan terjadi perdarahan postpartum, yaitu perdarahan yang melebihi batas pasca persalinan. Persalinan kala III merupakan salah satu tahapan persalinan yang relatif singkat, namun dapat berbahayakan karena kemungkinan adanya risiko perdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu. Sedangkan dalam jurnal yang digunakan Kala III biasanya berlangsung 5-15 menit dan jika melewati 30 menit dianggap melebihi batas waktu yang seharusnya dan kemungkinan terjadi masalah potensial. Dapat disimpulkan bahwa Kala III yang berlangsung melewati dari 30 menit maka kemungkinan terjadi masalah potensial, dalam tinjauan teori disebutkan bahwa Pada kala III persalinan, jika kontraksi rahim lemah atau gagal berkontraksi, ada bahaya perdarahan yang dikenal dengan atonia uteri sesuai dengan jurnal bahwa lebih dari 30 menit maka kemungkinan terjadi masalah potensial. Dari simpulan tersebut maka antara tinjauan teori yang digunakan dan juga jurnal yang digunakan tidak ada kesenjangan.
2.2 Manajemen Aktif Kala III
Dalam tinjauan teori yang digunakan manajemen aktif kala III bertujuan untuk meningkatkan efektifitas kontraksi uterus guna menjadikan durasi kala III lebih singkat, mencegah terjadinya perdarahan, dan mengurangi jumlah darah yang hilang pada kala ini. Kejadian atonia uteri dan tertahannya plasenta dapat dicegah dengan cara melakukan MAK III secara aktif setelah melahirkan. Sedangkan di dalam jurnal ditemukan kasus penelitian Kala III persalinan berlangsung 10 menit dengan menerapkan manajemen aktif kala III. Selain itu juga melaksanakan IMD. Plasenta dapat dilahirkan sengan kotiledon dan selaput yang utuh dan perkiraan jumlah darah ±150 cc. Meskipun pada studi ini ibu A memiliki risiko terjadi perdarahan karena paritas yang tinggi namun dengan penerapan manajemen aktif kala III dan IMD dapat mencegah terjadi perdarahan dan plasenta lahir dalam waktu kurang dari 15 menit. Simpulan dari tinjauan teori yang digunakan dan jurnal penelitian bahwa manajemen aktif kala III dapat mencegah terjadinya perdarahan dan plasenta lahir dalam kurun waktu tidak lebih dari 30 menit, jadi dapata disimpulkan bahwa teori yang digunakan tidak ada kesenjangan dengan jurnal penelitian.