Contoh-SAP GIZI BAYI - BALITA - Revisi B Rita
Contoh-SAP GIZI BAYI - BALITA - Revisi B Rita
Dosen Pembimbing :
1. Rita Yulifah S.Kp., M.Kes
2. Erni Dwi Widyana SST., M.Kes
Kelompok 1 :
A. IDENTITAS SAP
Topik : Pendidikan Kesehatan Pada Ibu
Sub Topik : Gizi Bayi dan Balita
Sasaran : WUS, Ibu hamil, Ibu yang mempunyai anak yang masih bayi & balita
Penyuluh : Kelompok 1
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 April 2022
Minggu, 24 April 2022
Pukul : 09.00-10.30 WIB
09.00-10.00 WIB
Waktu : 90 Menit
60 Menit
Tempat : Balai Desa Sitirejo
Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum dijumpai
di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab
yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik itu sendiri merupakan
akibat dari berbagai faktor yang saling berkaitan terutama faktor ekonomi, sosial,
budaya, dan politik. Status gizi yang buruk pada bayi dan anak dapat menimbulkan
pengaruh yang sangat menghambat pada pertumbuhan fisik, mental maupun
kemampuan berpikir yang pada gilirannya akan menurunkan produktivitas kerja.
Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang
akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia (Adriani, M, 2016).
Status gizi adalah salah satu yang menjadi perhatian khusus karena untuk
menjadi bangsa yang maju harus memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan
produktivitas yang tinggi. Status gizi yang baik akan mendukung perkembangan dan
pertumbuhan anak, namun sebaliknya apabila status gizi balita buruk maka akan mudah
sekali terjangkit penyakit. Kesejahteraan masyarakat dapat ditunjukkan dengan
membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, seperti
meningkatnya status gizi, tumbuh kembang, kesejahteraan dan perlindungan anak, serta
terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk (Suharto, A. 2022).
Dalam Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Malang tahun 2019 jumlah anak usia
bawah lima tahun (balita) adalah sebesar 43.766 balita yang ditimbang diperoleh balita
dengan gizi kurang sebesar 2.867 balita atau sebesar 6,6%, balita yang pendek sebanyak
5.839 balita atau sebesar 13,3% dan untuk balita kurus sebanyak 1.544 balita (Dinkes
Malang, 2020). Data menunjukkan 4% balita di kabupaten Malang mengalami gizi
buruk, 13% balita mengalami gizi kurang. 12% balita terukur sangat pendek dan 20%
balita terukur pendek (Riskesdas Jatim, 2019). Dari hasil pengkajian dari awal Januari
hingga akhir Maret di Desa Sitirejo tahun 2022 dari 409 bayi/balita terdapat 56 yang
masih belum tercukupi status gizinya.
Malnutrisi atau gizi buruk disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang dan tidak
tepat, kurangnya pengetahuan orangtua tentang nutrisi pada anak, pola pengasuhan anak
yaitu kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian serta dukungan
terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental
maupun sosial, ketahanan pangan dalam keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam jumlah yang cukup dan bergizi seimbang
dan ekonomi keluarga (Ariani, 2017). Setelah melakukan FGD pada desa sitirejo
didapatkan data bahwa penyebab bayi/balita kurang gizi di desa tersebut sebagian besar
disebabkan oleh ibu yang bekerja, kebanyakan ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan
diberikan MPASI tidak sesuai takaran, kebanyakan balita diasuh oleh neneknya.
C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum Commented [P2]:
Meningkatkan pemahaman sasaran tentang …….
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan (penyuluhan) diharapkan Ibu Commented [P3]:
Sasaran
mampu meningkatkan pengetahuan mengenai gizi bayi dan balita.
2. Tujuan Instruksional Khusus Commented [P4]:
Lihat taksonomi bloom revisi
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mampu : Commented [P5]:
Sasaran
1. Menjelaskan [C2] pengertian gizi bayi dan balita
2. Menjelaskan [C2] pentingnya pengenalan makanan pada bayi dan balita.
3. Menjelaskan [C2] pentingnya pemenuhan gizi bayi dan balita.
4. Menyebutkan [C1] syarat bahan makanan bayi.
5. Mendemonstrasikan [P3] cara pemenuhan gizi bayi dan balita dengan Commented [P6]:
C3
berpedoman pada standar porsi dan jadwal makan bayi dan balita. Mempraktekkan/mencoba/membuat (P3)
6. Membuat [P3] menu makan yang berpedoman pada isi piringku untuk satu
kali makan.
D. MATERI
1. Pengertian gizi bayi dan balita
2. Pentingnya pengenalan makanan pada bayi dan balita.
3. Cara Pemenuhan Gizi pada Bayi dan Balita
4. Syarat Bahan Makanan Bayi
5. Makanan yang Dihindari Sebelum 12 Bulan
6. Standar Porsi 5532 + air
7. Isi Piringku
8. Jadwal Pemberian Makan
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu : 90 Menit
Waktu : 60 Menit
No Tahapan Kegiatan Waktu
.
Penyuluhan Sasaran
F. METODE
1. Ceramah: Penyuluhan atau pendidikan mengenai pentingnya pemenuhan gizi Commented [P12]:
Metode pikirkan yang lain jangan hy ceramah, cr metode yg
pada bayi dan balita lebih aktraktif, shg sasaran lebih byk terlibat.
2. PROGRAZI (Program Perbaikan Gizi): Tentang porsi makan buah hatiku dan
waktu makan buah hatiku
3. Diskusi
4. Perlombaan: “Indahnya Menu Di Piring Makanku”
G. MEDIA
1. Video
2. LCD
3. Laptop
4. Booklet yang di dalamnya berisi materi dan juga resep MP-ASI serta dilengkapi
dengan QR Code yang apabila di scan akan terhubung pada video penjelasan materi
dan video tata cara pembuatan MP-ASI.
5. Alat dan bahan PROGRAZI (Program Perbaikan Gizi) berupa porsi makan buah
hatiku
- Piring kertas/kertas lingkaran yang sudah dilaminating
- Stiker jenis makanan
- Spidol
- Penghapus
6. Alat dan bahan PROGRAZI (Program Perbaikan Gizi) waktu makan buah hatiku
- Stiker jenis makan
- Stiker benar/salah
- Gambar jam
- Kertas putih ukuran 1 m x 1 m yang sudah dilaminating
7. Alat dan bahan Permainan Ular Tangga:
- Dadu 2 buah
- Spanduk Ular Tangga (Berbentuk Lingkaran), dimana dalam setiap kotak
angka untuk dicocokkan dengan kartu pertanyaan seputar gizi bayi/balita
- Kartu Soal dan Jawaban.
8. Alat dan bahan “Indahnya Menu Di Piring Makanku”
- Sayur
- Buah
- Sumber karbohidrat
- Lauk-pauk
- Lauk yang tidak sesuai/tidak bergizi
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
- Menyiapkan alat dan tempat
- Sudah di bentuk struktur organisasi atau pembagian peran
- Menyiapkan penyuluh dan peserta/sasaran
2. Evaluasi proses
- Penyuluhan dimulai pada pukul 09:00 WIB
- Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
- Awal kegiatan pemateri memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan
- Peserta mengisi daftar hadir
- Peserta antusias, mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi, didapatkan hasil bahwa :
- 80 % peserta dapat memahami dan menjawab dari materi yang telah Commented [P13]:
Hy sekedar menjawab?
disampaikan melalui hasil post test yang telah diberikan
I. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Farah
Tugas:
- Membuat satuan acara penyuluhan
- Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal sampai akhir
2. Moderator: Ayunda
Tugas:
- Membuka dan menutup acara
- Memperkenalkan anggota
3. Demonstrator : Arlita
Tugas
- Prograzi tentang porsi dan jadwal makan bayi dan balita
4. Observer: Silvi
Tugas:
- Mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan penyuluhan mulai dari persiapan,
pelaksanaan sampai evaluasi.
- Membantu jalannya acara jika ada hal-hal yang diperlukan. seperti membantu
peserta dalam pemahaman materi
5. Penyaji materi : Risma dan Alfiya
Tugas:
- Menyajikan dan menjelaskan tentang materi gizi bayi dan balita.
6. Peserta : WUS, Ibu hamil, Ibu yang mempunyai anak yang masih bayi & balita
Tugas:
- Mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengajukan pertanyaan.
J. SETTING TEMPAT Commented [P14]:
Observer tertulis 1 org
Lay out ada 3 observer??
Audience Observer
Observer
Observer
Moderator Juri
Observer Observer
Audience
K. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., Bambang Wirjatmadi. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Prenada Media Group.
Pusat Data dan Informasi Indonesia. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Commented [P15]:
Tidak digunakan sebagai sitasi sebaiknya dihapus
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Suharto, A., Budi Joko S. 2022. Monograf Status Gizi Belief Model (Model
Kepercayaan Balita Berbasis Health Kesehatan). Media Sains Indonesia
L. LAMPIRAN
Lampiran Materi
1. Pengertian Gizi Bayi dan Balita
Gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan
manusia yang berkualitas. Usia balita merupakan usia yang rawan, karena
pertumbuhan pada masa ini sangat menentukan perkembangan fisik dan mental
selanjutnya. Oleh karena itu, asupan makanan yang bergizi sangat penting bagi
pertumbuhan sel otak dan fisiknya. Pada periode emas ini, pertumbuhan sel otak
berlangsung sejak bayi sampai usia sekitar 2 tahun, dan terus berkembang hingga
usia 3-4 tahun.
Pada masa balita, orang tua harus benar-benar memperhatikan agar tumbuh
kembang si buah hati bisa maksimal. Oleh karena itu, pemenuhan gizi merupakan
keharusan sangat berpengaruh pada masanya, terutama pada 5 tahun pertama.
Gizi merupakan elemen dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Gizi yang seimbang sangat dibutuhkan balita selama masa pertumbuhan.
2. Pentingnya pengenalan makanan pada bayi dan balita
Bayi yang sudah memasuki 6 bulan dianggap sudah tepat untuk
mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Karena di usia tersebut,
beberapa refleks bayi sudah lebih terorganisir dibandingkan bulan-bulan awal
kelahirannya. Saat si kecil sudah memasuki waktu pemberian MPASI, tak jarang
membuat orang tua merasa kebingungan dalam memilih makanan apa saja yang
bisa diberikan pada anak mereka.
Kebingungan ini juga tak jarang membuat bayi merasa bosan dengan
makanan yang itu-itu saja. Sama seperti orang dewasa, bayi pun bisa merasakan
demikian. Jika bayi sudah merasa bosan dengan makanan yang ia konsumsi, ini
akan mengakibatkan pada hilangnya nafsu makan, bahkan melakukan gerakan
tutup mulut (GTM). Nah, guna menghindari rasa bosan dengan makanan yang itu-
itu saja, orang tua bisa mengatasinya dengan mengenalkan variasi makanan sejak
dimulainya MPASI.
Ada 5 alasan mengapa sangat penting memperkenalkan variasi makanan
kepada bayi dan balita.
- Mencegah Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jika si Kecil sudah merasa
bosan dengan makanan yang dikonsumsinya, ini akan berakhir pada
hilangnya nafsu makan dan membuat anak menjadi GTM. Saat si Kecil
mengalami GTM, ini tentu membuat ibu merasa bingung menghadapinya.
Untuk itu, memperkenalkan variasi makanan bisa dilakukan sejak awal
pemberian MPASI sebagai cara mencegah terjadinya GTM.
- Menghindari anak menjadi pemilih makanan
Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya menjadi picky eater atau
pemilih makanan. Sebab saat besar nanti, ini akan membuatnya lebih sulit
dalam mengonsumsi makanan tertentu. Dilansir dari Babycenter, anak yang
pemilih makanan umumnya terjadi karena mereka tidak diberi variasi
makanan. Itulah mengapa memperkenalkan makanan sejak awal pemberian
MPASI bisa membantunya mencegah agar tidak pilih-pilih makanan di
kemudian hari.
- Memperkaya perbendaharaan rasa
Agar anak tidak hanya memilih makanan yang ia suka atau ia ketahui,
ibu bisa membantu si Kecil untuk memperkaya perbendaharaan rasanya
dengan memberikan ragam makanan sejak dini. Dengan begitu, nantinya
anak ibu akan lebih banyak mengenal rasa dan tidak membuatnya menjadi
pemilih makanan di kemudian hari.
- Mendukung kelengkapan gizi seimbang
Ada banyak makanan yang bisa diolah untuk MPASI dan memiliki
ragam gizi yang dibutuhkan, mulai dari vitamin, protein, mineral, dan nutrisi
lainnya. Agar bayi dan balita tidak mendapat nutrisi yang itu-itu saja, ibu juga
bisa memberikan makanan yang lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan
nutrisi hariannya. Sehingga mengenalkan varian makanan juga penting untuk
membantu memenuhi gizi seimbang sejak dini.
- Mendukung perkembangan sensorik
Setiap kali ibu memperkenalkan makanan baru pada si Kecil, maka
ini juga dapat membantu perkembangan sensoriknya. Seperti indra
penciuman dan perasa si Kecil yang terus terlatih dengan makanan baru yang
ia konsumsi.
Itulah 5 alasan mengapa pentingnya memperkenalkan variasi makanan sejak
bayi. Jadi, saat si Kecil sudah memasuki usia MPASI, orang tua bisa mulai berikan
ragam makanan berbeda agar lebih kaya nutrisi dan kaya perbendaharaan rasanya.
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama karoten, Vit A, Vit
C, zat besi dan fosfor. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam
sayuran berperan sebagai antioksidan. Beberapa sayuran dapat dikonsumsi
mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, sementara yang lainnya dapat dimasak
dengan cara dikukus, direbus, dan di tumis. Contoh : Terong, Timun, Selada
Air, Labu Siam, Rebung, Kangkung, Lobak, Kembang Kol, Buncis, Brokoli,
Daun Singkong, Kol, Wortel, Tomat, Pare, dan Bayam. Untuk porsi sayuran di
dalam isi piringku sekali makan = 150 gram = 1 mangkok sedang.
8. Jadwal Pemberian Makan Bayi dan Balita
Jadwal Pemberian MP-ASI Bayi
Waktu Usia 6-8 bulan Usia 9-11 bulan Usia 12-24 bulan
10.00 ASI atau buah yang ASI atau buah yang Cemilan, olahan
dihaluskan dicincang kasar buah yang
dipotong kecil-
kecil
16.00 ASI atau buah yang Cemilan, buah yang Cemilan, olahan
dihaluskan dicincang kasar buah yang
dipotong kecil-
kecil
03.00 ASI
Lampiran Media
1. Porsi Makan Buah Hatiku
Langkah-langkah:
- stiker makanan
- stiker cemilan
- stiker menyusui
- stiker benar/salah
- gambar jam
- kertas putih ukuran 1 m x 1 m yang sudah dilaminating
Langkah-langkah:
- Dadu 2 buah
- Spanduk Ular Tangga (Berbentuk Lingkaran), dimana dalam setiap kotak
angka untuk dicocokkan dengan kartu pertanyaan seputar gizi bayi/balita
- Kartu Soal dan Jawaban.
Langkah-langkah: