Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU MENGENAI GIZI BAYI DAN BALITA

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan”

Dosen Pembimbing :
1. Rita Yulifah S.Kp., M.Kes
2. Erni Dwi Widyana SST., M.Kes

Kelompok 1 :

1. Farah Nabila Maharani (P17311191003)


2. Kharismah Ulumiyah (P17311191004)
3. Maulida Khofifah (P17311191007)
4. Nikmatul Khoiriyah (P17311193014)
5. Ameilia Haqqui (P17311193015)
6. Silvi Eka Wulandari (P17311193021)
7. Nina Sefia Sari (P17311193029)
8. Dina Muawana (P17311193036)
9. Arlita Novi Arivianti (P17311193037)
10. Silvia Ochta Ayunda A. (P17311193041)
11. Dwi Alfiatul Ma’rifah (P17311193046)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. IDENTITAS SAP
Topik : Pendidikan Kesehatan Pada Ibu
Sub Topik : Gizi Bayi dan Balita
Sasaran : WUS, Ibu hamil, Ibu yang mempunyai anak yang masih bayi & balita
Penyuluh : Kelompok 1
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 April 2022
Minggu, 24 April 2022
Pukul : 09.00-10.30 WIB
09.00-10.00 WIB
Waktu : 90 Menit
60 Menit
Tempat : Balai Desa Sitirejo

B. IDENTIFIKASI MASALAH Commented [P1]:


Dituliskan epidemologi/ gambaran gizi di desa sitirejo, apakah
Gizi merupakan unsur yang sangat penting bagi pembentukan tubuh manusia ada masalah ?, dan dituliskan alasannya memberikan
penyuluhan
yang berkualitas, maka dipelajari tentang cara pemberian makanan pada bayi dan anak
di mana golongan ini merupakan generasi yang akan mengisi masa depan. Untuk itu
perlu pengetahuan mengenai tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan anak terutama kaitannya dengan kebutuhan pangan atau zat gizi.

Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum dijumpai
di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab
yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik itu sendiri merupakan
akibat dari berbagai faktor yang saling berkaitan terutama faktor ekonomi, sosial,
budaya, dan politik. Status gizi yang buruk pada bayi dan anak dapat menimbulkan
pengaruh yang sangat menghambat pada pertumbuhan fisik, mental maupun
kemampuan berpikir yang pada gilirannya akan menurunkan produktivitas kerja.
Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang
akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia (Adriani, M, 2016).

Status gizi adalah salah satu yang menjadi perhatian khusus karena untuk
menjadi bangsa yang maju harus memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan
produktivitas yang tinggi. Status gizi yang baik akan mendukung perkembangan dan
pertumbuhan anak, namun sebaliknya apabila status gizi balita buruk maka akan mudah
sekali terjangkit penyakit. Kesejahteraan masyarakat dapat ditunjukkan dengan
membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, seperti
meningkatnya status gizi, tumbuh kembang, kesejahteraan dan perlindungan anak, serta
terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk (Suharto, A. 2022).

Di Indonesia berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021


menyebutkan prevalensi stunting sebesar 24,4%. Angka ini masih jauh dari angka
prevalensi yang ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14% (SSGI, 2021).

Dalam Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Malang tahun 2019 jumlah anak usia
bawah lima tahun (balita) adalah sebesar 43.766 balita yang ditimbang diperoleh balita
dengan gizi kurang sebesar 2.867 balita atau sebesar 6,6%, balita yang pendek sebanyak
5.839 balita atau sebesar 13,3% dan untuk balita kurus sebanyak 1.544 balita (Dinkes
Malang, 2020). Data menunjukkan 4% balita di kabupaten Malang mengalami gizi
buruk, 13% balita mengalami gizi kurang. 12% balita terukur sangat pendek dan 20%
balita terukur pendek (Riskesdas Jatim, 2019). Dari hasil pengkajian dari awal Januari
hingga akhir Maret di Desa Sitirejo tahun 2022 dari 409 bayi/balita terdapat 56 yang
masih belum tercukupi status gizinya.

Malnutrisi atau gizi buruk disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang dan tidak
tepat, kurangnya pengetahuan orangtua tentang nutrisi pada anak, pola pengasuhan anak
yaitu kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian serta dukungan
terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental
maupun sosial, ketahanan pangan dalam keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam jumlah yang cukup dan bergizi seimbang
dan ekonomi keluarga (Ariani, 2017). Setelah melakukan FGD pada desa sitirejo
didapatkan data bahwa penyebab bayi/balita kurang gizi di desa tersebut sebagian besar
disebabkan oleh ibu yang bekerja, kebanyakan ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan
diberikan MPASI tidak sesuai takaran, kebanyakan balita diasuh oleh neneknya.

Upaya pencegahan dan penanganan sudah dilakukan pemerintah Indonesia


untuk masalah gizi yang tercantum dalam peraturan menteri kesehatan nomor 23 tahun
2004 tentang upaya perbaikan gizi. adapun upaya yang dilakukan untuk mengenal,
mencegah, dan mengatasi masalah gizi yaitu dengan cara menimbang berat badan
secara teratur, memberikan ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan, menu makanan yang
bervariasi, menggunakan garam beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai
anjuran petugas kesehatan. Maka dari itu kami ingin meningkatkan pengetahuan ibu
dengan memberi edukasi mengenai bagaimana cara pemberian makanan pada balita
bahwa mengkonsumsi zat gizi dalam tubuh balita adalah hal yang sangat penting karena
dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum Commented [P2]:
Meningkatkan pemahaman sasaran tentang …….
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan (penyuluhan) diharapkan Ibu Commented [P3]:
Sasaran
mampu meningkatkan pengetahuan mengenai gizi bayi dan balita.
2. Tujuan Instruksional Khusus Commented [P4]:
Lihat taksonomi bloom revisi
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mampu : Commented [P5]:
Sasaran
1. Menjelaskan [C2] pengertian gizi bayi dan balita
2. Menjelaskan [C2] pentingnya pengenalan makanan pada bayi dan balita.
3. Menjelaskan [C2] pentingnya pemenuhan gizi bayi dan balita.
4. Menyebutkan [C1] syarat bahan makanan bayi.
5. Mendemonstrasikan [P3] cara pemenuhan gizi bayi dan balita dengan Commented [P6]:
C3
berpedoman pada standar porsi dan jadwal makan bayi dan balita. Mempraktekkan/mencoba/membuat (P3)

6. Membuat [P3] menu makan yang berpedoman pada isi piringku untuk satu
kali makan.

D. MATERI
1. Pengertian gizi bayi dan balita
2. Pentingnya pengenalan makanan pada bayi dan balita.
3. Cara Pemenuhan Gizi pada Bayi dan Balita
4. Syarat Bahan Makanan Bayi
5. Makanan yang Dihindari Sebelum 12 Bulan
6. Standar Porsi 5532 + air
7. Isi Piringku
8. Jadwal Pemberian Makan

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Hari/Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 23 April 2022


Pukul : 09.00-10.30 WIB

Waktu : 90 Menit

No Tahapan Kegiatan Waktu


.
Penyuluhan Sasaran

1. Pendahuluan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5-9 menit Commented [P7]:


Pre test soalnya brp? Butuh waktu untuk 1 soal minimal 1
2. Memperkenalkan diri 2. Peserta menit

3. Menjelaskan maksud memperhatikan dan


dan tujuan mendengarkan
4. Memberikan Pre-test 3. Peserta
5. Apersepsi mendengarkan dan
memfokuskan topik mengerjakan Pre-
(menayangkan test
gambaran anak 4. Peserta
stunting dan anak mendengarkan dan
yang sehat) dan memahami
menanyakan kepada 5. Peserta
ibu maksud gambar mendengarkan dan
dengan benar. memahami

2. Penyajian 1. Menjelaskan 1. Peserta melakukan 72-81 Commented [P8]:


Tambahkan brain storming terlebih dahulu bgm biasanya
mekanisme aktif melakukan menit sasaran menyiapkan makanan sehari-hari.
Commented [P9]:
PROGRAZI kegiatan. Manajement waktu???

(Program Perbaikan 2. Peserta


Gizi) dan permainan. mendengarkan dan
2. Melakukan memperhatikan.
PROGRAZI 3. Peserta mengajukan
(Program Perbaikan pertanyaan terkait
Gizi) tentang porsi materi yang kurang
dan jadwal makan dipahami.
bayi dan balita serta
melakukan
permainan sederhana 4. Peserta
ular tangga dengan mendengarkan dan
menjawab berbagai menyimak.
kasus.
3. Memberikan
penyuluhan atau
pendidikan mengenai
pentingnya
pemenuhan gizi pada
bayi dan balita
4. Memberikan
kesempatan peserta
untuk bertanya hal-
hal yang belum
dipahami
5. Menjawab
pertanyaan peserta
penyuluhan.
3. Penutup 1. Merangkum atau 1. Peserta menyimak 5-9 menit Commented [P10]:
???
menyimpulkan rangkuman yang
serangkaian kegiatan dipaparkan
yang telah dilakukan
2. Peserta
2. Memberikan Post-test
mendengarkan dan
3. Foto Bersama
mengerjakan Post-
test
3. Peserta melakukan
kegiatan foto
bersama.

Hari/Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 24 April 2022

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Waktu : 60 Menit
No Tahapan Kegiatan Waktu
.
Penyuluhan Sasaran

1. Pendahuluan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 3-6 menit Commented [P11]:


???
2. Memperkenalkan 2. Peserta
diri memperhatikan dan
3. Menjelaskan maksud mendengarkan
dan tujuan 3. Peserta
4. Menjelaskan mendengarkan dan
mekanisme memahami
Perlombaan
“Indahnya Menu di
Piring Makanku”
2. Penyajian 1. Melakukan kegiatan 1. Peserta melakukan 48-54
perlombaan kegiatan menit
2. Juri dapat berkeliling perlombaan dengan
menanyakan aktif
berbagai hal yang 2. Peserta menjawab
berhubungan dengan pertanyaan yang
perlombaan ke diberikan oleh juri
masing-masing
peserta dan
melakukan penilaian
dengan kriteria
(Proses penilaian
berdasarkan kriteria
citarasa, variasi
pengolahan,
penampilan,
penyajian, ketepatan
porsi, dan
kebersihan)
3. Penutup 1. Menyampaikan skor 1. Peserta menyimak 3-6 menit
hasil penilaian dan dan mendengarkan.
mengumumkan 2. Peserta melakukan
pemenang kegiatan foto
2. Foto Bersama bersama.

F. METODE
1. Ceramah: Penyuluhan atau pendidikan mengenai pentingnya pemenuhan gizi Commented [P12]:
Metode pikirkan yang lain jangan hy ceramah, cr metode yg
pada bayi dan balita lebih aktraktif, shg sasaran lebih byk terlibat.

2. PROGRAZI (Program Perbaikan Gizi): Tentang porsi makan buah hatiku dan
waktu makan buah hatiku
3. Diskusi
4. Perlombaan: “Indahnya Menu Di Piring Makanku”
G. MEDIA
1. Video
2. LCD
3. Laptop
4. Booklet yang di dalamnya berisi materi dan juga resep MP-ASI serta dilengkapi
dengan QR Code yang apabila di scan akan terhubung pada video penjelasan materi
dan video tata cara pembuatan MP-ASI.
5. Alat dan bahan PROGRAZI (Program Perbaikan Gizi) berupa porsi makan buah
hatiku
- Piring kertas/kertas lingkaran yang sudah dilaminating
- Stiker jenis makanan
- Spidol
- Penghapus
6. Alat dan bahan PROGRAZI (Program Perbaikan Gizi) waktu makan buah hatiku
- Stiker jenis makan
- Stiker benar/salah
- Gambar jam
- Kertas putih ukuran 1 m x 1 m yang sudah dilaminating
7. Alat dan bahan Permainan Ular Tangga:
- Dadu 2 buah
- Spanduk Ular Tangga (Berbentuk Lingkaran), dimana dalam setiap kotak
angka untuk dicocokkan dengan kartu pertanyaan seputar gizi bayi/balita
- Kartu Soal dan Jawaban.
8. Alat dan bahan “Indahnya Menu Di Piring Makanku”
- Sayur
- Buah
- Sumber karbohidrat
- Lauk-pauk
- Lauk yang tidak sesuai/tidak bergizi
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
- Menyiapkan alat dan tempat
- Sudah di bentuk struktur organisasi atau pembagian peran
- Menyiapkan penyuluh dan peserta/sasaran
2. Evaluasi proses
- Penyuluhan dimulai pada pukul 09:00 WIB
- Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
- Awal kegiatan pemateri memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan
- Peserta mengisi daftar hadir
- Peserta antusias, mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi, didapatkan hasil bahwa :
- 80 % peserta dapat memahami dan menjawab dari materi yang telah Commented [P13]:
Hy sekedar menjawab?
disampaikan melalui hasil post test yang telah diberikan
I. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Farah
Tugas:
- Membuat satuan acara penyuluhan
- Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal sampai akhir
2. Moderator: Ayunda
Tugas:
- Membuka dan menutup acara
- Memperkenalkan anggota
3. Demonstrator : Arlita
Tugas
- Prograzi tentang porsi dan jadwal makan bayi dan balita
4. Observer: Silvi
Tugas:
- Mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan penyuluhan mulai dari persiapan,
pelaksanaan sampai evaluasi.
- Membantu jalannya acara jika ada hal-hal yang diperlukan. seperti membantu
peserta dalam pemahaman materi
5. Penyaji materi : Risma dan Alfiya
Tugas:
- Menyajikan dan menjelaskan tentang materi gizi bayi dan balita.
6. Peserta : WUS, Ibu hamil, Ibu yang mempunyai anak yang masih bayi & balita
Tugas:
- Mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengajukan pertanyaan.
J. SETTING TEMPAT Commented [P14]:
Observer tertulis 1 org
Lay out ada 3 observer??

Moderator Pemateri dan Demonstrator

Audience Observer
Observer

Observer

SETTING TEMPAT PERLOMBAAN

Moderator Juri

Observer Observer
Audience
K. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., Bambang Wirjatmadi. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Prenada Media Group.
Pusat Data dan Informasi Indonesia. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Commented [P15]:
Tidak digunakan sebagai sitasi sebaiknya dihapus
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Suharto, A., Budi Joko S. 2022. Monograf Status Gizi Belief Model (Model
Kepercayaan Balita Berbasis Health Kesehatan). Media Sains Indonesia

L. LAMPIRAN
Lampiran Materi
1. Pengertian Gizi Bayi dan Balita
Gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan
manusia yang berkualitas. Usia balita merupakan usia yang rawan, karena
pertumbuhan pada masa ini sangat menentukan perkembangan fisik dan mental
selanjutnya. Oleh karena itu, asupan makanan yang bergizi sangat penting bagi
pertumbuhan sel otak dan fisiknya. Pada periode emas ini, pertumbuhan sel otak
berlangsung sejak bayi sampai usia sekitar 2 tahun, dan terus berkembang hingga
usia 3-4 tahun.
Pada masa balita, orang tua harus benar-benar memperhatikan agar tumbuh
kembang si buah hati bisa maksimal. Oleh karena itu, pemenuhan gizi merupakan
keharusan sangat berpengaruh pada masanya, terutama pada 5 tahun pertama.
Gizi merupakan elemen dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Gizi yang seimbang sangat dibutuhkan balita selama masa pertumbuhan.
2. Pentingnya pengenalan makanan pada bayi dan balita
Bayi yang sudah memasuki 6 bulan dianggap sudah tepat untuk
mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Karena di usia tersebut,
beberapa refleks bayi sudah lebih terorganisir dibandingkan bulan-bulan awal
kelahirannya. Saat si kecil sudah memasuki waktu pemberian MPASI, tak jarang
membuat orang tua merasa kebingungan dalam memilih makanan apa saja yang
bisa diberikan pada anak mereka.
Kebingungan ini juga tak jarang membuat bayi merasa bosan dengan
makanan yang itu-itu saja. Sama seperti orang dewasa, bayi pun bisa merasakan
demikian. Jika bayi sudah merasa bosan dengan makanan yang ia konsumsi, ini
akan mengakibatkan pada hilangnya nafsu makan, bahkan melakukan gerakan
tutup mulut (GTM). Nah, guna menghindari rasa bosan dengan makanan yang itu-
itu saja, orang tua bisa mengatasinya dengan mengenalkan variasi makanan sejak
dimulainya MPASI.
Ada 5 alasan mengapa sangat penting memperkenalkan variasi makanan
kepada bayi dan balita.
- Mencegah Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jika si Kecil sudah merasa
bosan dengan makanan yang dikonsumsinya, ini akan berakhir pada
hilangnya nafsu makan dan membuat anak menjadi GTM. Saat si Kecil
mengalami GTM, ini tentu membuat ibu merasa bingung menghadapinya.
Untuk itu, memperkenalkan variasi makanan bisa dilakukan sejak awal
pemberian MPASI sebagai cara mencegah terjadinya GTM.
- Menghindari anak menjadi pemilih makanan
Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya menjadi picky eater atau
pemilih makanan. Sebab saat besar nanti, ini akan membuatnya lebih sulit
dalam mengonsumsi makanan tertentu. Dilansir dari Babycenter, anak yang
pemilih makanan umumnya terjadi karena mereka tidak diberi variasi
makanan. Itulah mengapa memperkenalkan makanan sejak awal pemberian
MPASI bisa membantunya mencegah agar tidak pilih-pilih makanan di
kemudian hari.
- Memperkaya perbendaharaan rasa
Agar anak tidak hanya memilih makanan yang ia suka atau ia ketahui,
ibu bisa membantu si Kecil untuk memperkaya perbendaharaan rasanya
dengan memberikan ragam makanan sejak dini. Dengan begitu, nantinya
anak ibu akan lebih banyak mengenal rasa dan tidak membuatnya menjadi
pemilih makanan di kemudian hari.
- Mendukung kelengkapan gizi seimbang
Ada banyak makanan yang bisa diolah untuk MPASI dan memiliki
ragam gizi yang dibutuhkan, mulai dari vitamin, protein, mineral, dan nutrisi
lainnya. Agar bayi dan balita tidak mendapat nutrisi yang itu-itu saja, ibu juga
bisa memberikan makanan yang lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan
nutrisi hariannya. Sehingga mengenalkan varian makanan juga penting untuk
membantu memenuhi gizi seimbang sejak dini.
- Mendukung perkembangan sensorik
Setiap kali ibu memperkenalkan makanan baru pada si Kecil, maka
ini juga dapat membantu perkembangan sensoriknya. Seperti indra
penciuman dan perasa si Kecil yang terus terlatih dengan makanan baru yang
ia konsumsi.
Itulah 5 alasan mengapa pentingnya memperkenalkan variasi makanan sejak
bayi. Jadi, saat si Kecil sudah memasuki usia MPASI, orang tua bisa mulai berikan
ragam makanan berbeda agar lebih kaya nutrisi dan kaya perbendaharaan rasanya.

3. Syarat Bahan Makanan Bayi


Memilih makanan bayi harus berhati-hati, termasuk memilih jenis bahan,
komposisi, porsi dan penanaman pola makan yang benar. Sesuai dengan kriteria
gizi seimbang, maka jenis bahan makanan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Sumber hidrat arang/zat tenaga, yaitu kentang, nasi, mie, roti, jagung,
tepung-tepungan dan gula.
b. Sumber protein/zat pembangun, yaitu ayam, telur, ikan, daging, ati, tahu,
tempe dan kacang-kacangan
c. Sumber vitamin dan mineral/zat pengatur, yaitu buah-buahan dan sayur
mayur
d. Lemak sebagai sumber tenaga yaitu lemak hewan, santan, kelapa dan minyak.
Bahan makanan di atas merupakan jenis bahan makanan yang dapat dipadu
menjadi hidangan yang memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak, yang dalam
pemberiannya tentu perlu disesuaikan dengan usianya. Gizi seimbang perlu
dijadikan pola makan sejak anak dapat diberikan makanan pendamping ASI.
Dengan demikian, berat badan anak akan terus normal dipertahankan. Selain
menjamin berat badan normal, kondisi gizi dan kondisi gizi seimbang juga
membuat anak terhindar dari risiko penyakit yang diakibatkan faktor kegemukan
atau gizi lebih.
Kebiasaan pola makan seimbang yang diterapkan oleh orang tua nantinya
akan menjadi pola makannya sampai dewasa. Sebaliknya jika menerapkan
kebiasaan makan berlebih sejak kecil maka kebiasaan inipun akan terus terbawa
hingga dewasa. Akibatnya terjadi kegemukan sejak kecil yang juga akan terus
terbawa sampai dewasa.
4. Makanan yang sebaiknya dihindari
a. Pemanis
ibu sebaiknya menghindari menambahkan pemanis seperti gula, madu, sirup
dan susu kental manis pada bayi 6-8 bulan. hal ini untuk menghindari kelebihan
berat badan bayi dan mengganggu sistem pencernaan bayi
b. Bahan makanan yang mengandung gas
bahan makanan yang mengandung gas tinggi karena akan mengganggu sistem
pencernaan pada bayi seperti perut kembung. makanan yang mengandung gas
tinggi seperti tape, durian, nangka, kol, lobak, dan sawi putih
c. Makanan yang bercita rasa tajam
makanan yang bercita rasa tajam dapat mengganggu sistem pencernaan pada
bayi. penambahan makanan seperti lada/merica, cabai, asam, buat jeruk yang
asam, nanas sirsak
d. Makanan awet/kalengan
makanan ini sangat tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai makanan untuk
bayi. kandungan yang sangat berbahaya bagi perkembangan bayi, nanti seperti
pengawet makanan, pemanis, kadar garam tinggi
e. Lemak dan jeroan
tekstur lemak dan jeroan sulit dicerna oleh bayi seperti menyebabkan sembelit
f. Makanan yang beresiko alergi
kacang tanah, tepung terigu, udang, putih telur, dan lainnya yang memiliki risiko
alergi yang paling tinggi pada bayi. sebaiknya hindari jika orangtua bayi
memiliki riwayat alergi yang dapat menurun ke bayi. bila ragu, berikan sedikit
makanan tersebut dan dan tunggu makanan tersebut dan tunggu bayi. sebaiknya
diuji cobakan pada usia bayi lebih dari 9 bulan.
5. Cara Pemenuhan Gizi Pada Bayi Dan Balita
a. Usia 0-6 bulan
Pada usia ini bayi memiliki periode emas sehingga pemenuhan gizi sangat
penting. pada usia ini bayi hanya boleh diberikan ASI saja tanpa tambahan
makanan apapun.
b. Usia 7-9 bulan
Pada usia ini bayi tetap diberikan ASI sebanyak 2-3 sdm bertahap hingga 125
ml tetapi bisa diselingi dengan makanan pendamping ASI. pada usia 7 bulan
bayi sudah mulai belajar menggenggam makanan, meski seolah seperti
menghancurkan makanan tetapi, ini merupakan ciri khas bayi mengenali
makanan. pemberian makanan pendamping ASI bisa diberikan 2-3x makan lali
1-2x selingan perhari. makanan pendamping ASI berupa bubur dengan tekstur
yang lumat dan kental selain itu bubur harus disaring.
c. Usia 9-12 bulan
Pada usia ini bayi tetap diberikan ASI. ketika bayi menginjak usia 9-12 bulan
umumnya ia sudah bisa merapatkan bibir sehingga bayi dapat menghabiskan 1
sendok makan yang telah diberikan. selain itu gigi yang mulai tumbuh artinya
ia sudah bisa menggigit makanan. pemberian makanan pada bayi usia 9-10
bulan berupa makanan yang ditumbuk dengan tekstur yang agak kasar. pada
usia 11-12 bulan pemberian makanan dapat berupa makanan yang dicincang
kasar dengan frekuensi 3-4x makan dan 1-2x selingan perhari.
d. Usia >12 bulan
Pada usia lebih dari 12 bulan ibu tetap dianjurkan untuk memberikan ASI
hingga 2 tahun atau lebih. pemberian ASI sebesar 100 ml hingga 250ml. pada
usia ini bayi sudah mulai bisa mengonsumsi makanan yang hampir sama
dengan yang dikonsumsi ibu. pada usia ini juga bayi sudah mulai tahu selera
lidahnya. pemberian makanan dapat disamakan dengan orang dewasa namu
rasa dari makanan harus disesuaikan dengan bayi. untuk frekuensi 3-4x makan
dan 1-2x selingan perhari.
6. Standar Porsi 5532 + air
Standar Porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam berat
bersih untuk setiap jenis hidangan .Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan
makanan yang direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan
penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku (Permenkes, 2013).
Pengawasan standar porsi dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas suatu
makanan yang dihasilkan. Hal ini tentu akan mempengaruhi terpenuhinya
kebutuhan gizi seseorang. Standar porsi juga akan sangat mempengaruhi terhadap
nilai gizi suatu hidangan . Pembagian porsi makan sehari–hari adalah makan pagi
20%, makan siang 30%, makan malam 25% serta 2-3 porsi untuk selingan masing–
masing 10-15% .

Balita Anda membutuhkan berbagai makanan dari 4 kelompok makanan


utama. Setiap hari menawarkan tentang:
● 5 porsi makanan bertepung
● 5 porsi buah & sayuran
● 3 porsi makanan olahan susu
● 2 porsi makanan berprotein (atau 3 porsi jika vegetarian)
Makanan ini dapat ditawarkan sebagai makanan dan makanan ringan. Bagan
praktis ini memberikan contoh ukuran porsi sebagai panduan, tetapi ini akan
bervariasi untuk balita dari berbagai usia dan selera.Preferensi dan selera makanan
anak-anak bervariasi dari hari ke hari, jadi biarkan anak Anda memutuskan berapa
banyak yang harus dimakan dan tetap menawarkan makanan baru di samping
makanan favorit yang sudah dikenalnya.Lemak dan minyak mengandung nutrisi
penting dan sejumlah kecil dapat dimasukkan dalam makanan balita gunakan
mentega dan olesi secukupnya dan sedikit minyak untuk memasak.
Anak-anak di bawah 5 tahun harus mendapatkan suplemen vitamin A, C, dan
D setiap hari. Tanyakan kepada dokter umum, pengunjung kesehatan, atau apoteker
Anda untuk informasi lebih lanjut.Anda dapat menawarkan makanan manis dalam
porsi kecil (misalnya coklat, biskuit, kue) atau makanan ringan kaki asin. keripik,
camilan jagung) kadang-kadang tetapi ini tidak boleh menjadi bagian rutin dari
makanan sehari-hari balita.Tawarkan 6-8 minuman per hari. Air adalah pilihan
yang baik.
7. Isi piringku

Makanan pokok di negara kita juga tidak hanya


terdiri dari satu jenis saja. Makanan Pokok yang
mengandung karbohidrat yang memiliki fungsi sebagai
sumber tenaga utama bagi tubuh juga tidak luput dari
keberagaman. Makanan pokok di Indonesia tidak hanya
terbatas pada nasi saja. Syarat makanan dijadikan sebagai
makanan pokok : mengandung karbohidrat, bersifat
menyenangkan, rasanya netral, murah harganya, mudah ditanam, mudah
didapat, mudah diolah, dapat disimpan lebih lama.
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber
protein nabati.
Lauk pauk hewani : daging (sapi, kambing, dll), unggas (ayam, bebek, dll), ikan,
telur, susu dan olahan lainnya.
Lauk pauk nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang merah, kacang tanah,
kacang hijau, dll)

Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (Vit. A, B, B1, B6, C),


mineral dan serat pangan. Sebagai vitamin, mineral yang terkandung dalam
buah-buahan berperan sebagai antioksidan. Contoh : semangka, pisang, melon,
pepaya, jeruk, mangga, apel, jambu air, belimbing, salak, rambutan, dll.
Ada banyak pilihan buah yang bisa jadi pilihan, contohnya 150 gram pepaya,
setara 2 buah jeruk sedang (110 gram), atau 1 buah kecil pisang ambon (50
gram)

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama karoten, Vit A, Vit
C, zat besi dan fosfor. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam
sayuran berperan sebagai antioksidan. Beberapa sayuran dapat dikonsumsi
mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, sementara yang lainnya dapat dimasak
dengan cara dikukus, direbus, dan di tumis. Contoh : Terong, Timun, Selada
Air, Labu Siam, Rebung, Kangkung, Lobak, Kembang Kol, Buncis, Brokoli,
Daun Singkong, Kol, Wortel, Tomat, Pare, dan Bayam. Untuk porsi sayuran di
dalam isi piringku sekali makan = 150 gram = 1 mangkok sedang.
8. Jadwal Pemberian Makan Bayi dan Balita
Jadwal Pemberian MP-ASI Bayi

Waktu Usia 6-8 bulan Usia 9-11 bulan Usia 12-24 bulan

06.00 ASI ASI ASI

08.00 Makan pagi dengan Makan pagi dengan Makan pagi,


MPASI yang MPASI yang mengikuti menu
dihaluskan dicincang halus, makan keluarga
kasar, finger food

10.00 ASI atau buah yang ASI atau buah yang Cemilan, olahan
dihaluskan dicincang kasar buah yang
dipotong kecil-
kecil

12.00 Makan siang Makan siang, Makan siang


dengan MPASI MPASI yang mengikuti menu
yang dihaluskan dicincang makan keluarga
halus/kasar

14.00 ASI ASI ASI

16.00 ASI atau buah yang Cemilan, buah yang Cemilan, olahan
dihaluskan dicincang kasar buah yang
dipotong kecil-
kecil

20.00 ASI ASI ASI

22.00 ASI ASI

24.00 ASI ASI

03.00 ASI

Jadwal Pemberian Makan Balita

Waktu Usia >24 bulan

08.00 Makan pagi, mengikuti menu makan keluarga

10.00 Makanan selingan misalnya cemilan kue/buah

12.00 Makan siang mengikuti menu makan keluarga

14.00 Susu UHT atau Formula jika ada

16.00 Makanan selingan misalnya cemilan kue/buah


18.00 Makan malam mengikuti menu makan keluarga

Lampiran Instrumen Pre-test dan Post-test


1. Gizi yang baik merupakan …
a. Salah satu unsur penting dalam mewujudkan manusia yang berkualitas.
b. Salah satu unsur yang tidak penting bagi manusia
c. Salah satu unsur bermanfaat bagi nusa dan bangsa
d. Salah satu unsur yang dapat disepelekan
2. Kapan bayi mulai diberi MPASI?
a. Memasuki 8 bulan
b. Memasuki 6 bulan
c. Memasuki 4 bulan
d. Memasuki 7 bulan
3. Seberapa penting pengenalan makanan pada bayi dan balita?
a. Agar anak sulit dalam memilih makanan
b. Agar anak mengerti macam-macam makanan
c. Agar menghindari anak menjadi pemilih makanan, memperkaya
perbendaharaan rasa, mendukung kelengkapan gizi seimbang, mendukung
perkembangan sensorik
d. Agar anak bosan
4. Mengapa anak menjadi pemilih makanan?
a. Karena mereka tidak dapat membedakan makanan
b. Karena mereka tidak diberi variasi makanan. Itulah mengapa memperkenalkan
makanan sejak awal pemberian MPASI bisa membantunya mencegah agar
tidak pilih-pilih makanan di kemudian hari.
c. Karena mereka rewel ketika disuruh makan
d. Karena mereka tidak ingin makan
5. Menurut ibu bahan makanan apa yang menjadi sumber energi?
a. Tahu, tempe, ikan dan daging
b. Beras, singkong dan jagung
c. Bayam, wortel dan kangkung
d. Susu, ikan dan sayur
6. Menurut ibu bahan makanan apa yang menjadi sumber protein?
a. Susu, ikan dan sayur
b. Beras, singkong dan jagung
c. Bayam, wortel, kangkung
d. Tahu, tempe, ikan dan daging
7. Sebutkan standar porsi 5532?
a. 5 porsi makanan bertepung ,5 porsi buah & sayuran ,3 porsi makanan olahan
susu dan 2 porsi makanan berprotein (atau 3 porsi jika vegetarian)
b. 5 porsi makanan berprotein, 5 porsi makanan bertepung ,5 porsi buah &
sayuran ,3 porsi makanan olahan susu dan 2 porsi makanan bertepung
c. 3 porsi makanan bertepung ,5 porsi buah & sayuran ,3 porsi makanan olahan
susu dan 2 porsi makanan berprotein (atau 5 porsi jika vegetarian)
d. 2 porsi makanan bertepung ,5 porsi buah & sayuran ,3 porsi makanan olahan
susu dan 3 porsi makanan berprotein (atau 5 porsi jika vegetarian)
8. Bagaimana prinsip pemberian makan anak yang benar yaitu?
a. 1 jam sebelum makan, anak tidak diberikan camilan
b. 1 jam sesudah makan, anak diberikan camilan
c. 1 jam sebelum makan, anak diberikan camilan
d. 4 jam sebelum makan, anak tidak diberikan cemilan
9. Menurut ibu makanan yang sebaiknya dikonsumsi anak yaitu
a. Makanan yang mengandung pemanis: susu kental manis, sirup
b. Makanan yang mengandung gas : tape, durian, sawi putih
c. Makanan yang mengandung tinggi protein dan karbohidrat
d. Makanan berkaleng
10. Mengapa sangat penting memperkenalkan variasi makanan kepada bayi dan balita,
kecuali.
a. Mencegah Gerakan Tutup Mulut (GTM)
b. Meningkatkan keinginan anak untuk menjadi pemilih makanan
c. Memperkaya perbendaharaan rasa dan kelengkapan gizi seimbang
d. Menghindari anak menjadi pemilih makanan

Lampiran Media
1. Porsi Makan Buah Hatiku

Alat dan Bahan:


- piring kertas/kertas lingkaran yang sudah dilaminating
- stiker jenis makanan
- spidol
- penghapus

Langkah-langkah:

- Setiap sasaran diberikan alat dan bahan


- Sasaran diminta untuk menggambar garis untuk mengelompokkan
kategori makanan yaitu: sayur, nasi, dan lauk pauk di piring yang telah
disediakan dan menempelkan stiker masing-masing kategori di garis
yang telah dibuat.
- Perwakilan dari sasaran menunjukkan hasil karyanya
- Diskusi bersama, apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan porrsi
makan, maka dibenarkan bersama-sama
2. Waktu Makan Buah Hatiku

Alat dan Bahan:

- stiker makanan
- stiker cemilan
- stiker menyusui
- stiker benar/salah
- gambar jam
- kertas putih ukuran 1 m x 1 m yang sudah dilaminating
Langkah-langkah:

- Bagi sasaran menjadi 3 kelompok

Kelompok 1 untuk bayi berumur 5 bulan

Kelompok 2 untuk bayi berumur 1 tahun

Kelompok 3 untuk bayi berumur 2 tahun

- Tunjukkan poster jadwal pemberian makan (dalam 24 jam) dan keempat


jenis stiker. minta setiap kelompok berada di depan kertas putih (poster)
- Minta setiap kelompok mendiskusikan jadwal pemberian ASI, makan
dan cemilan, dengan menempelkan stiker makanan, cemilan, menyusu
pada setiap jam, apabila ada beberapa jam (jadwal pemberian makan
yang telah diisi petugas) kelompok wajib untuk menempelkan stiker
benar/salah
3. Permainan Ular Tangga

Alat dan Bahan:

- Dadu 2 buah
- Spanduk Ular Tangga (Berbentuk Lingkaran), dimana dalam setiap kotak
angka untuk dicocokkan dengan kartu pertanyaan seputar gizi bayi/balita
- Kartu Soal dan Jawaban.

Langkah-langkah:

- Sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai para peserta diberikan penjelasan


maksud dan tujuan dari kegiatan.
- Pelaksanaan permainan ular tangga dilakukan oleh semua sasaran dengan
melemparkan dadu terlebih dahulu dengan tujuan untuk menentukan berapa
langkah yang harus dilakukan, setelah itu membacakan nomor dan kartu soal
yang ada di gambar dengan keras agar didengar oleh peserta yang lain. Jika
bertepatan dengan tangga, maka peserta akan naik ke kotak yang telah
ditunjukkan oleh gambar. Gambar yang menunjukkan tangga menunjukkan hal
yang positif. Gambar yang menunjukkan ular berarti peserta harus turun menuju
kotak di bawahnya dan hal ini menunjukkan hal negatif. Pada langkah
dikegiatan ini, ibu atau peserta yang lain bisa langsung menanyakan atau
langsung berdiskusi sesuai dengan tema yang ada dalam kotak. Contohnya
adalah bagaimana cara mencegah stunting..
- Setelah permainan selesai dilakukan diskusi tentang materi sesuai dengan game
ular tangga, dan hal lain yang berkaitan dengan tema yang didiskusikan hari ini.
- Setelah itu dilakukan post test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan
para peserta tentang gizi bayi/balita Commented [P16]:
Lampirkan kuesioner pretest-post test

Anda mungkin juga menyukai