Anda di halaman 1dari 17

RMK ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

Oleh :

I Kadek Dicky Suryadi

202033122025

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2022
ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

A. Pengertian Analisa Laporan Keuangan


Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa
mendatang. analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali menggunakan analisa
rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.

Analisis Laporan Keuangan merupakan penggunaan laporan keuangan untuk


menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan serta untuk menilai kinerja
keuangan di masa depan. Menurut Soemarso (2006), Analisis laporan keuangan
adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang
mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Analisis laporan keuangan adalah analisis
terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang
dimuat dalam lampiran-lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang posisi
keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis
laporan keuangan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan
memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki
perusahaan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan
modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki,
akan tergambar kinerja manajemen selama ini. Analisis laporan keuangan perlu
dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat
sehingga hasil yang diharapkan benar – benar tepat. Kesalahan dalam angka atau
rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian,
hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi
keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti,
mendalam, dan jujur.

B. Tujuan Analisa Laporan Keuangan


Secara umum analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat efektif
dan efisiensi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, analisis laporan keuangan juga
digunakan sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja serta
untuk
membandingkan kinerja keuangan setiap periode akuntansi. Tujuan dan Manfaat
Analisis Laporan Keuangan Menurut Para Ahli yaitu :
1. menurut Kasmir (2016: 68):
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode,
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan, - Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki,
c. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
ke deoan yang berkaitan dengan keungan perusahaan saat ini,
d. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal,
e. Digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
2. menurut Sugiono dan Untung (2016:10) :
a. Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan
keuangan itu sendiri,
b. Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan,
c. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan,
- Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atas dengan
perusahaan lain secara industri,
d. Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan,
e. Dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan
pada masa mendatang (proyeksi).
3. menurut (Hutauruk, 2017)
a Dapat menilai prestasi perusahaan.
b Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
c Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu, yaitu posisi keuangan (aset, neraca dan modal), hasil usaha
perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas serta rentabilitas
atau profitabilitas.
d Melihat komposisi struktur keuangan (arus dana).
e Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan dengan periode
sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
f Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
g Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa
yang akan datang.
4. Menurut (Kariyoto, 2017)
a. Alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger.
b. Alat forcasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang.
c. Sebagai proses diagnostik terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau
masalah lainnya.
d. Alat evaluasi terhadap manajemen.
e. Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa
dielakan pada setiap proses pengambilan keputusan.
f. Memberikan dasar yang layak dan sistematis dalam menggunakan
pertimbanganpertimbangan.
C. Prosedur Analisa Laporan Keuangan
Prosedur Analisa Laporan Keuangan Ada berbagai prosedur yang harus ditempuh
dalam menganalisa laporan keuangan. Langkah-langkah yang harus ditempuh tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Memahami Latar Belakang Data Keuangan Perusahaan Pemahaman latar
belakang data keuangan perusahaan yang dianalisa mencakup pemahaman
tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi
yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Memahami latar
belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisa merupakan langkah
yang perlu dilakukan sebelum menganalisa aporan keuangan perusahaan
tersebut.
2. Memahami Kondisi-Kondisi Yang Berpengaruh Pada Perusahaan Selain latar
belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap
perusahaan juga perlu dipelajari. Kondisi-kondisi 1yang perlu dipahami
mencakup mengenai kecenderungan jenis usaha dimana perusahaan
beroperasi, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan
faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan per kapita, tingkat bunga,
tingkat inflasi, dan pajak. Serta perubahan-perubahan yang timbul dari dalam
perusahaan itu sendiri, misalnya perubahan posisi manajemen kunci.
3. Mempelajari Dan Mereview Laporan Keuangan Mempelajari Dan Mereview
Laporan Keuangan Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran
mengenai karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisa
laporan diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan
secara menyeluruh. Apabila dipandang perlu, dapat menyusun kembali
laporan keuangan secara menyeluruh, hal ini dilakukan untuk memperbaiki
laporan keuangan apabila tidak sesuai dengan standar keuangan yang jelas.
Tujuan, langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku.
4. Menganalisa Laporan Keuangan Setelah memahami profil perusahaan dan
mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan
teknis analisa yang ada dapat menganalisa laporan dan menginterpretasikan
hasil analisis tersebut.
Menurut Jumingan (2008:) prosedur analisis meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Review Data Laporan


Aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal,
baik sifat atau jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akntansi
yang berlaku. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam memberi
pengakuan terhadap pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah
pendapatan maupun laba yang dihasilkan perusahaan. Maksud dari
perlunya mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk
meyakinkan pada penganalisis bahwa laporan keuangan itu sudah cukup
jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah
diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat,
sehingga penganalisis akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan
yang dapat diperbandingkan (comparable). Dengan demikian,
kegiatan review merupakan jalan menuju suatu hasil analisis yang
memiliki tingkat pembiasan yang relatif kecil.
2. Menghitung
Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan
perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase
perkomponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain. Dengan metode atau
teknik apa yang akan digunakan dalam perhitungan sangat bergantung
pada tujuan analisis.
3. Membandingkan atau Mengukur
Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah
membandingkan atau mengukur. Langkah ini diperlukan guna mengetahui
kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik, baik, sedang,
kurang baik, dan seterusnya. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat
dilakukan di dalam membandingkan ratio financial perusahaan, yaitu
cross sectional approach dan time series analysis. Cross sectional
approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan
rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang
sejenis pada saat bersamaan. Dengan menggunakan pembandingan cross
sectional haruslah dipenuhi persyaratan:
 perusahaan sejenis.
 periode/tahun pembandingan sama.
 ukuran (size) perusahaan relatif sama besar.
Analsis dapat menggunakan data rasio industri untuk melakukan cross
sectional dengan tetap memeuhi persyaratan pembandingan di atas.
Adapun time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan hasil
yang dicapai perusahaan, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.
Perkembangan keuangan perusahaan terlihat melalui tren dari tahun ke
tahun.
4. Menginterpretasi
Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara
hasil pembandingan/pengukuran dengan kaidah teoritis yang berlaku.
Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa
yang dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.
5. Solusi
Langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan memahami
problem keuangan yang dihadapi perusahaan akan menempuh solusi yang
tepat. Selanjutnya prosedur analisis keuangan dapat diilustrasikan dalam
alur prosedur berikut ini.
D. Metode dan teknik analisa
1. Metode Analisa Laporan Keuangan Secara umum, metode analisa laporan keuangan
dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode analisa horizontal
(dinamis) dan metode analisa vertikal (statis).
a. Metode analisa horizontal (dinamis) \ Metode analis horizontal adalah metode
analisa yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk
beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecenderungannya. Disebut metode analisa horizontal karena analisa ini
membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode
analisa dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik-
teknik analisa yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisa
perbandingan, analisa trend , analisa sumber dan penggunaan dana, analisa
perubahan laba kotor.
b. Metode analisa vertikal (statis) adalah metode analisa yang dilakukan dengan cara
menganalisa laporan keuangan, pada tahun tahun (periode) tertentu, yaitu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama dan periode yang sama. Metode vertikal disebut juga dengan
metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan
keuangan pada tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik analisa yang termasuk
pada
klasifikasi metode ini antara lain teknik analisa common size, analisa rasio, dan
analisa titik impas. Analisa rasio merupakan teknik anlisa laporan keuangan yang
paling banyak dipakai dalam praktik. Menurut Ray H. Gorrison, analisa rasio
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu analisa investor (pemegang saham),
rasio kreditor jangka pendek, rasio kreditor jangka panjang. Analisa laporan
keuangan harus difokuskan pada lima area, yaitu untuk menilai likuiditas, struktur
modal, return on investment, pemanfaatan aktiva dan kinerja operasi. Analisa
laporan keuangan dapat menggunakan berbagai metode dan teknik analisa
tersebut, dan telah difokuskan pada area analisa yang jelas yang akan
menghasilkan dua informasi penting, yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh perusahaan. Informasi yang diperoleh dari hasil analisa tersebut akan
menjadi bahan pertimbangan bagi para pemakai laporan keuangan baik intern
maupun ekstern dalam pengambilan keputusan ekonomi yang menyangkut
perusahaan yang dianalisa.
2. Teknik Analisa Laporan Keuangan
Dalam menganalisis laporan keuangan diperlukan beberapa teknik analisa diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan. Teknik ini dipergunakan dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan minimal 2 periode atau lebih, dengan
menunjukkan:
a. Data absolut atau jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
d. Perbandingan dalam rasio
2. Analisa Tren (trend analysis).
Analisa ini dipergunakan untuk mengetahui tendensi dari pada keuangan
perusahaan. Apakah tendensinya naik, turun atau tetap? Dan analisa ini
dinyatakan dalam prosentase.
3. Analisa Komponen (common size analysis).
Teknik analisa ini dipergunakan untuk mengetahui prosentase investasi dari
masing-masing aktiva. struktur permodalannya, komposisi pembiayaan maupun
pendanaan serta kaitannya dengan penjualan.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja.
Adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal
kerja serta sebab-sebab perubahannya pada periode tertentu.
5. Analisa sumber dan penggunaan kas.
Suatu analisa yang dipergunakan untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya uang
kas beserta sumber-sumber kas.
6. Analisa rasio Analisa rasio adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dari pada laporan keuangan serta kombinasinya.
7. Analisa perubahan laba kotor.
Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisa yang dipakai untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor secara realitis dan anggarannya (budget) dari
laporan tersebut.
8. Analisa Pulang Pokok (break event point analysis).
Analisa Pulang Pokok (break event point analysis) adalah suatu teknik analisa
yang dipergunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai agar
tidak menderita kerugian.
E. Analisa perbandingan laporan keuangan
A. Definisi Analisa Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis perbandingan adalah salah satu metode yang digunakan dalam proses
analisis laporan keuangan suatu perusahaan. Pengertian lainnya menurut Harahap
(1997), analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang
dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan
membandingan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi
keuangan atau data lainnya, baik dalam rupiah maupun dalam unit. Teknik
perbandingan tersebut dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah
atau unit, dan juga persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan
atau rasio.

Objek perbandingannya dapat berupa laporan keuangan dari tahun ke tahun,


laporan keuangan pada perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan sebagainya.

Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan


dengan cara memperbandingkan untuk dua periode atau lebih, atau
memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa periode dari suatu perusahaan
sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan
tersebut, misalnya:

a Laba atau rugi yang sifatnya operasional maupun


insidentil b Diperoleh aktiva baru atau perubahan bentuk
aktiva
c Timbul atau lunas atau perubahan bentuk
hutang d Penambahan atau pengurangan modal
B. Tujuan Analisa Perbandingan Laporan Keuangan

Analisa Perbandingan laporan keuangan dengan tujuan untuk membandingkan


beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecendrungannya. Seperti yang telah disebutkan pada paragraf awal, tujuan
dilakukannya analisis perbandingan adalah untuk mengetahui perubahan yang
terdapat dalam laporan keuangan, baik itu penurunan maupun kenaikan, dalam
rupiah maupun dalam unit.

Penyusunan analisis perbandingan ini sangat bermanfaat bagi pelaku usaha


dan investor. Bagi pelaku usaha, dapat memperoleh data valid terkait perubahan-
perubahan yang terjadi pasa pos-pos dalam laporan keuangan. Dari data ini, pelaku
usaha dapat menarik hasil jika perubahan tersebut menguntungkan atau merugikan
perusahaan.

Selain itu, pelaku usaha juga dapat memanfaatkan analisis perbandingan


laporan keuangan ini untuk membuat perencanaan bisnis yang matang di masa
mendatang. Sedangkan bagi investor, analisis perbandingan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi investor yang ingin menanamkan dananya di suatu perusahaan.

F. Analisa Trend Dalam Prosentase

1. Definisi Analisis Trend


Analisis trend (tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi
keadaan keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan
(Abdullah, 2oo1: 36).
Apa bedaannya dengan teknik analisis perbandingan?. Perbedaan teknik ini dengan
teknik analisis perbandingan terletak pada tahun atau tahun pembanding yang
digunakan. Analisis perbandingan menggunakan tahun sebelumnnya sebagai tahun
pembanding, sedangkan analisis trend menggunakan tahun dasar (base year) sebagai
tahun pembanding.
Salah satu teknik dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan adalah
dengan menggunakan metode trend analisis.
Dimana menurut S. Munawir (2007:17) menjelaskan “Trend atau tendesi posisi dan
kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu
metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan
keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun”.
Dengan menggunakan teknik analisis tersebut akan diketahui perubahan mana yang
cukup penting untuk dianalisa lebih lanjut. Teknik analisa tersebut hanya akan praktis
bila digunakan untuk menganalisa dua atau tiga (periode) laporan keuangan, karena
bila laporan keuangan yang diperbandingkan lebih dari tiga tahun akan ditemui
kesulitan. Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga
tahun tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan
keuangan yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan
dalam persentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih
dari tiga tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi
keuangan ataupun hasil-hasil yang telah dicapaioleh perusahaan yang bersangkutan,
apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
Teknik analisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis laporan keuangan yang
meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan tentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memprediksi
situasi masa itu ke masa yang akan datang.
Selanjutnya menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005:73) mendenifisikan,
“Suatu analisis yang dilakukan dengan mengunakan data-data masa lalu perusahaan
untuk tujuan komparasi, dengan melihat kecenderungan (trend) angka-angka ratio
tertentu, dapat diperoleh gambaran apakah ratio-ratio tersebut cenderung naik, turun
atau relatif konstan. Dari gambaran ini akan dapat dideteksi maslah-maslah yang
sedang dihadapi oleh perusahaan dan dapat diobservasi baik buruknya pengelolaan
perusahaan”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis trend atau tendensi
merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase
tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah
perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, ataupun menetap, serta seberapa
besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.
2. Perhitungan Trend
Hasil perhitungan trend dapat ditunjukkan dalam bentuk persentase atau indeks.
Perhitungan trend dalam bentuk persentase dan indeks dapat dijelaskan sebagai
berikut:
• Trend dalam Bentuk Persentase
Trend dalam persentase dihitung dengan memilih tahun pertama sebagai dasar
perbandingan atau sebagai tahun dasarnya (Djarwanto, 1999: 62). Tahun dasar
menurut Jusuf (2000: 93) adalah tahun pertama dari seluruh periode yang dianalisis.
Misalnya kita mengadakan analisis trend untuk periode tahun 2005, 2006, 2007, 2008,
2009, maka tahun yang dijadikan dasar adalah tahun 2005. Tahun dasar ini diberi
angka 100%. Data tahun-tahun lainnya dibandingkan dengan data tahun dasar
tersebut. Dalam menentukan tahun dasar seperti dikemukakan Harahap (1999: 245)
ditentukan dengan melihat arti suatu tahun bisa tahun pendirian, tahun perubahan,
atau reorganisasi, dan tahun bersejarah lainnya.
• Trend dalam Bentuk Index
Di samping dalam bentuk persentase, juga dapat dilakukan perhitungan
kecenderungan dalam bentuk index. Menurut Jusuf (2000: 97) pada prinsipnya adalah
sama kecuali tidak dikali dengan 100%. Tahun dasar ditetapkan sebagai angka 1. Data
tahun lainnya dibandingkan dengan data tahun dasar. Hasil perhitungan trend dapat
ditunjukkan dalam bentuk persentase atau indeks.
Menurut S. Munawir (2007:52), ada beberapa langkah untuk melakukan analisis trend
ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tahun dasar. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang
paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap
sebagai tahun dasar (base year).
b. Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai
tahun dasar diberikan angka index 100.
c. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka
pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
 Rumus dari analisis trend adalah sebagai berikut :
 Jumlah tahun X – Jumlah tahun X-1
 Fluktuasi (Rp)X
x 100%
Jumlah tahun X-1
 Jumlah tahun X
x100%
Jumlah tahun X-1
3. Misleading dalam Analisis Trend
Analisis ini penting untuk melihat hubungan angka persentase dalam trend dengan
data absolut (jumlah rupiah) yang dipakai sebagai dasar perbandingan.
Analisa dengan trend ratio akan dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai
kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap serta menunjukkan
apakah kecenderungan atau tendensi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
S. Munawir (2007:56) didalam menggunakan teknik analisa trend dalam presentase
ini harus diingat pula hubungan antara angka-angka dalam trend dengan data
absolutnya, karena adanya beberapa kemungkinan sebagai berikut:
 Tahun yang telah dipilih sebagai dasar mungkin tidak representative.
 Suatu pos telah naik dari Rp 10 menjadi Rp 20, dan pos yang lain dan dari Rp
100.000 menjadi Rp 200.000. kedua pos ini dalam presentase telah naik dengan
100% meskipun dalam hal yang pertama kenaikan itu tidak penting artinya.
 Biasanya di dalam menganalisa suatu perubahan, maka perubahan dengan jumlah
100% mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan yang
dalam persentase kecil misalnya hanya 10%, padahal dalam beberapa hal tertentu
hal yang demiian tidaklah tepat.
 Trend dalam presentase menunjukkan tendensi yang tidak menguntungkan,
padahal apabila dilihat dalam angka absolutnya tidaklah demikian.
Oleh karena itu didalam menganalisa dengan menggunakan trend atau perubahan
yang dinyatakan dalam persentase, perlu pula mempelajari perubahanperubahan yang
terjadi dalam angka absolutnya atau jumlah rupiahnya serta tendensitendensi yang ada
ataupun hubungan antara pos-pos yang ada.
G. Analisa prosentase per komponen

a. Definisi Analisis Comman Size


Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan
(untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan
dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-
masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan
laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode
analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size
statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran
tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai
posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan
(operasi, investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta
kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva
yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari
laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri
sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah
investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over
investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian
untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan – kebijaksanaan
yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu
besar. Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan
modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada
aktiva tersebut. Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan
sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh
perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak
luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of
safety yang dimiliki
oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari
tahun ke tahunnya akan menunjukan trend dari hubungannya (trend of
relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut.
Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi
perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan
dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-
laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang
diserap tiap – tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk
income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh
perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya
hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk
neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua
komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih
meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos
atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga
dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya
komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap
jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan
sebagainya.
Contoh Analisis Common-Size:
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
NERACA 31 Desember Common-Size (%)
2009 2010 2009 2010
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.300 Rp 1.200 9,29 7,50
Piutang Dagang Rp 1.200 Rp 1.000 8,57 6,25
Persediaan Rp 2.200 Rp 2.600 15,71 16,25
Total Aktiva Lancar Rp 4.700 Rp 4.800 33,57 30,00
Aktiva Tetap
Tanah Rp 2.300 Rp 3.700 16,43 23,13
Gedung Rp 4.000 Rp 4.000 28,57 25,00
Mesin Rp 4.000 Rp 5.000 28,57 31,25
Akumulasi Depresiasi Rp(1.000) Rp(1.500) (7,14) (9,38)
Total Aktiva Tetap Rp 9.300 Rp11.200 66,43 70,00
Total Aktiva Rp14.000 Rp16.000 100% 100%
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar Rp 2.500 Rp 2.200 17,86 13,75
Utang Jangka Panjang Rp 4.500 Rp 6.000 32,14 37,50
Modal Rp 7.000 Rp 7.800 50,00 48,75
Total Utang & Modal Rp14.000 Rp16.000 100% 100%

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca


dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini
(total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing
pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas
dasar total aktiva atau pasiva (kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa
selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya
kas, persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).

PT. BAGAS PERKASA JAYA


Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI Tahun Common-Size (%)
2009 2010 2009 2010
Penghasilan Rp 150.000 Rp 200.000 100% 100%
Harga Pokok Penjualan Rp (50.000) Rp (60.000) (33,33) (30,00)
Laba Kotor Rp 100.000 Rp 140.000 66,67 70,00
Biaya Pemasaran Rp (25.000) Rp (34.000) (16,67) (17,00)
Biaya Administrasi Rp (20.000) Rp (28.000) (13,33) (14,00)
Biaya Bunga Rp (10.000) Rp (14.000) (6,67) (7,00)
Laba Sebelum Pajak Rp 45.000 Rp 64.000 30,00 32,00
Pajak (15%) Rp (6.750) Rp (9.600) (4,50) (4,80)
Laba Bersih Rp 38.250 Rp 54.400 25,50 27,20

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan


laba- rugi yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total
penghasilan (total penghasilan dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x
100%
= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan
kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun
distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total
mengalami kenaikan

Anda mungkin juga menyukai