Makalah SPM - Kelompok5
Makalah SPM - Kelompok5
Makalah SPM - Kelompok5
Oleh :
Kelompok 5
I MADE SURYA ADI PUTRA (202033121088)
ANAK AGUNG DIYAH TRI UTARI (202033122036)
NI KOMANG VINA REZKY MILGADILI (202233122040)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
anugerah dari- Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Pusat
Pertanggungjawaban:Pusat Laba" ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu A.A. AYU ERNA
TRISNADEWI, S.E.,M.Si selaku Dosen mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen dengan judul "Pusat
Pertanggungjawaban:Pusat Laba". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah artikel ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat,
kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar….................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Hendaknya ad acara tertentu untuk mengukur seberapa efektifnya seorang
manajer membuat pertukaran (trade-off) seperti ini.
2.1.2 Keuntungan Pusat Laba
Unit organisasi yang didesentralisasikan menjadi suatu pusat laba mempunyai
beberapa keuntungan, yakni :
1. Keputusan tentang operasional bisa lebih cepat diambil karena banyak
keputusan tidak perlu lagi pertimbangan dari kantor pusat.
2. Kualitas keputusan lebih baik karena yang memutuskan adalah orang yang
benar-benar mengerti tentang keputusan tersebut.
3. Manajemen kantor pusat bisa lebih memfokuskan diri pada keputusan yang
lebih luas, tidak sekedar keputusan harian saja.
4. Kesadaran laba akan lebih meningkat karena manajer divisi benar-benar
bertanggung jawa untuk meningkatkan laba divisinya karena nantinya
merupakan ukuran prestasi bagi manajer yang bersangkutan.
5. Manajer divisi lebih bebas berkreasi dan berinisiatif.
3
2.1.4 Keterbatasan Wewenang Pada Unit Usaha/Divisi
1. Keterbatasan yang disebabkan oleh unit usaha lain.
Masalah yang timbul dengan adanya divisionalisasi adalah jika terjadi transaksi
dengan divisi lain dalam satu perusahaan. Yang menjadi bahan pertimbangan
bagi seorang manajer puncak adalah keputusan tentang produk apa yang akan
dibuat dan dijual, cara pembuatan produk atau jasa, dan keputusan pemasaran
menyangkut tentang berapa banyak barang tersebut dijual. Jika tiga hal ini
diperhatikan oleh seorang manajer divisi maka tidak sulit bagi seorang manajer
divisi untuk membebankan laba dan pengukuran prestasi.
2. Keterbatasan dari manajemen puncak.
- Pertimbangan strategi
Kebanyakan perusahaan mempertahankan suatu keputusan khususnya soal
keuangan pada level puncak.
- Adanya keharusan untuk penyeragaman sistem.
Sistem yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak belum tentu cocok
dengan kondisi pada divisi yang bersangkutan.
- Pemikiran bahwa sentralisasi lebih menguntungkan secara ekonomis.
4
- Unit organisasi pemasaran
Unit organisasi pemasaran menerima masukan berupa produk jadi dari unit
produksi, memproses produk tersebut hingga siap dijual dan
mendistribusikannya.
- Unit organisasi produksi
Unit produksi dalam perusahaan manufaktur membutuhkan masukan
berupa bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, kemudian
memprosesnya untuk menghasilkan keluaran berupa unit produk jadi.
- Unit pendukung dan jasa
Bagian pemeliharaan, pemrosesan data, transportasi, pelayanan pelanggan,
dan unit pendukung lainnya bisa dijadikan sebagai pusat laba. Bagian-
bagian ini bisa merupakan divisi pelayanan dikantor pusat, atau bisa juga
merupakan unit yang sejajar dengan pusat laba.
2. Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan yang mempunyai cabang dan bertanggung jawab terhadap
pemasaran produk perusahaan apalagi cabang tersebut berbeda tempat secara
alamiah dianggap sebagai pusat laba. Walaupun manajer cabang tidak
melakukan kegiatan produksi, pengukuran prestasinya adalah tingkat laba yang
dihasilkan. Pengukuran prestasi dengan car aini menjadi yang terbaik untuk
memotivasi mereka menghasilkan laba yang tinggi. Contohnya adalah bisnis
eceran, jaringan hotel, jaringan restaurant dan lain-lain.
atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik dan tujuan organisasi yang
5
Anthony dan Govindarajan (2005) mengatakan terdapat dua jenis
dan pemberian motivasi kerja para manajer pusat laba. Penilaian ini hanya
sebatas pada pendapatan dan biaya yang memang dapat dipengaruhi atau
dikendalikan oleh manajer pusat laba yang diukur Untuk menyatakan tingkat
terjadi diantaranya akan menunjukkan seberapa baik prestasi atau kinerja yang
dicapai.
dan biaya yang dapat dikendaliakan saja tetapi juga meliputi pendapatan dan
biaya dari alokasi. Pengukuran kinerja ekonomi ini menekankan pada prestasi
prestasi manajemen.
Maksud dari kedua ukuran di atas berbeda satu sama lain. sebagai contoh,
6
manajer toko tersebut memiliki kinerja yang sangat baik; tetapi laporan kinerja
di pasar dan harus ditutup karena adanya kondisi persaingan dan ekonomi yang
profitabilitas, yaitu:
utama mengapa ini digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba
adalah bahwa karena beban tetap berada di luar kendali manajer tersebut,
margin kontribusi.
Pendapatan XXX
7
apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba atau tidak (Anthony
kantor pusat tidak termasuk dalam perhitungan ini. Kelemahan dari pengukuran
laba langsung adalah bahwa ia tidak memasukkan unsur manfaat motivasi dari
Pendapatan XXX
departemen
dan biaya yang tidak dapat dikendalikan. Contoh dari biaya yang dapat
Pendapatan XXX
departemen yang berperan sebagai pusat laba dengan berdasarkan jumlah relatif
dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Anthony dan Govindarajan (2005)
8
mengatakan ada dua argumen yang menentang alokasi ini. Pertama, karena
dikendalikan oleh manajer pusat laba, maka manajer tersebut sebaiknya tidak
mengalokasikan jasa staf korporat dengan cara yang secara wajar mencerminkan
jumlah biaya yang dikeluarkan oleh setiap pusat laba. Meskipun demikian, ada
laporan kinerja dari pusat laba. Pertama, unit jasa korporat memiliki
keseluruhan. Kedua, kinerja setiap pusat laba akan lebih realistis dan lebih dapat
diperbandingkan dengan kinerja para pesaing yang memberikan jasa yang sama.
Ketiga, ketika para manajer mengetahui bahwa pusat laba mereka tidak akan
menunjukkan laba kecuali semua biaya tertutupi, maka mereka akan termotivasi
harga, bauran produk, dan lain-lain, yang akan memberikan manfaat bagi
Pendapatan XXX
9
Pendapatan Lain-lain XXX
5. Laba Bersih (net income). Ada dua argument utama yang menentang metode
ini: (1) laba setelah pajak sering kali merupakan persentase yang konstan atas
laba sebelum pajak, dalam kasus mana tidak terdapat manfaat dengan
memasukkan unsure pajak penghasilan; dan (2) karena banyak keputusan yang
jika para manajer pusat laba harus menanggung konsekuensi dari keputusan-
keputusan tersebut.
Pendapatan XXX
Pajak XXX
kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajer pusat laba biasanya
10
terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran
kinerja manajer dengan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Jika seseorang
sering kali tampak nyata: para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang
penuh terhadap pos tersebut. Dalam perusahaannya pada umumnya, pos-pos ini
mungkin meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pusat laba. Namun,
masalah terpecahkan. Tingkat pengaruh yang ada sangat bervariasi dan selalu
ada pos-pos yang dipengaruhi oleh manajer tetapi hanya sedikit kendalinya.
Jadi, analisis varians merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kinerja
manajemen. Tetapi sistem analisis varians yang paling baikpun masih tetap
membutuhkan unsur penilaian, dan salah satu cara untuk membuat penilaian ini
dapat diandalkan adalah dengan mengeliminasi semua pos untuk mana manajer
Dalam mengukur prestasi pusat laba, ada empat masalah yang memerlukan
Pada dasarnya, konflik bisa timbul atas alokasi pendapatan di antara pusat laba.
Hal ini bisa terjadi jika salesman satu divisi meningkatkan penjualan produk
yang dibuat oleh divisi lain dengan menawarkan pada pelanggan. Jika suatu
divisi tidak menerima kredit atas penjualan produk divisi lain, ada sedikit
11
motivasi dalam mengupayakan penjualan seperti itu. Masalah yang sama timbul
jika bank-bank cabang dievaluasi sebagai pusat laba. Seorang nasabah mungkin
kerjanya. Konflik antar cabang bisa terjadi jika semua pendapatarl dari deposito
dengan lokasi usaha. Padh kondisi seperti itu, tampaknya bisa diterima untuk
kompensasi dari divisi produk pada seorang nasabah dari divisi lain yang
membuat penjualan dan dari bank tuan rumah ke bank yang memberi jasa
pelayanan.
Dalam akuntansi dikenal biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost) atau sering disebut biaya bersama (common cost). Biaya langsg
adalah biaya yang dapat diidentifikasikan secara khusus atau dapat ditelusuri
pada suatu produk, departemen, atau proses tertentu. Biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang terkait secara langsung pada
produk yang dihasilkan. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat
tertentu. Beberapa jenis biaya bersama yang perlu dialokasikan antara lain
meliputi:
12
1) Biaya overhead pabrik tetap, Biaya ini harus dialokasikan kepada setiap
keuangan eksternal.
secara individual.
3) Joint cost merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
Salah satu tujuan pengalokasian biaya adalah untuk evaluasi prestasi pusat
pertanggungjawaban lain.
tahap yaitu:
atau divisi.
3) Memilih metode atau dasar untuk menghubungkan biaya pada langkah ke-1
dan penerima biaya pada langkah ke-2 secara logis. Langkah ke-3
merupakan tahap yang paling sulit. Karena bila dasar pengalokasian kurang
13
tepat, tidak mempunyai hubungan logis dengan biaya yang terjadi, evaluasi
prestasi pusat
Harga transfer mempunyai dua peran yang bisa saja mengakibatkan konflik.
keputusan lokal.
Terdapat beberapa konsep laba yang biasa digunakan untuk menilai prestasi
pusat
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pusat laba dalam organisasi merupakan suatu proses pertanggungjawaban dimana
biaya dan pendapatan diukur menurut ukuran moneter. Pembuatan pusat laba bisa
mendorong pembuatan keputusan pada tingkat yang lebih rendah dimana informasi relevan
mengenai keseimbangan biaya dan pendapatan bisa dihasilkan.
Suatu unit usaha biasanya adalah pusat laba. Untuk keadaan-keadaan tertentu,
fungsi produksi atau fungsi pemasaran bisa dianggap sebagai pusat laba. Namun diperlukan
pertimbangan dalam mendesain unit fungsional untuk dijadikan pusat laba, seperti
pemasaran atau produksi.
Pengukuran laba juga melibatkan penilaian yang berkaitan dengan bagaimana
pendapatan dan laba diukur. Dalam hal pendapatan, pilihan pengakuan pendapatan
sangatlah penting. Dalam hal biaya, pengukuran bisa menyangkut biaya variabel yang
terjadi pada pusat laba termaksud biaya overhead yang secara penuh dialokasikan pada
pusat laba termasuk pajak penghasilan. Pertimbangan dalam pengukuran pendapatan dan
biaya seharusnya tidak hanya melibatkan pertimbangan Teknik akuntansi tetapi yang lebih
penting pertimbangan perilaku dan motivasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2008). Management Control System. Salemba Empat
Utami F.2011.Analisis Tipe Laba Sebagai Dasar Ukuran Kinerja Pusat Laba (Studi Kasus
Pada Balai Sidang Jakarta Convention Center).Skripsi.Sekolah Tinggai Ilmu
Ekonomi Indonesia Banking School: Jakarta.
Sistem pengendalian manajemen / Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein.
Edisi revisi
16