Mekanika Sekolah - Fluida Dinamik - Syahraja Agilang Az-Zuhud - 2107950 - Doc
Mekanika Sekolah - Fluida Dinamik - Syahraja Agilang Az-Zuhud - 2107950 - Doc
Dosen Pengampu:
Drs.Sutrisno Mpd.
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
I. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Esensial
(KD)
3.7 Menerapkan 3.7.1 Menjelaskan 1. Pengertian tentang
prinsip fluida pengertian fluida fluida dinamis
dinamik dalam dinamik 2. Pengertian tentang
teknologi fluida ideal
3. Ciri-ciri dari fluida
ideal
4
V. Bagan Materi
Pengertian Fluida
Dinamik dan jenis
Fluida
Hukum
FLUIDA Kontinuitas Tangki Air
DINAMIK Berlubang
Tabung pipot
Hukum
Kontinuitas dalam
kehidupan sehari
Gaya angkat
pesawat
Hukum Bernoulii
dalam kehidupan
sehari-hari
Praktikum
penenrapan Fluida
Dinamik dalam
kehidupan sehari-
hari
VI. Peta konsep
Pengertian &
rumus Debit
Tekanan
Perbandingan
diameter luas
penampang dengan
kecepatan fluida
Hukum Bernoulli
Energi Mekanik
Ketinggian
kecepa Tekanan
Luas Massa
tan
jenis
1. Hukum Kontinuitas
a. Pengertian Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu teretentu.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑉
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝑡
𝑆𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Satuan SI untuk debit adalah m3/s atau m3s-1. Misalkan sejumlah fluida melalui
penampang pipa seluas A setelah selang waktu t menempuh jarak L. Volume fluida
6
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka masaa fluida yang masuk
ke salah satu ujung pipa harusalah sama dengan masaa fluida yang keluar dari
ujung pipa yang lain selama selang waktu yang sama. Hal ini berlaku karena
pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan pipa melalui
dinding-dinding pipa. Tinjaulah suatu fluida yang mengalir dengan aliran
tunak dan perhatikan bagian 1 dan 2 dari pipa (Gambar 1). Misalkan:
A1 dan A2 adalah luas penampang pipa pada ujung 1 dan 2
ρ1 dan ρ2 adalah massa jenis fluida pada 1 dan 2
v1 dan v2 adalah kecepatan partikel-partiekel pada 1 dan 2
Selama selang waktu ∆t, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak x1
= v1 ∆t dan fluida pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 ∆t. Oleh
karena itu, volume V1 = A1 x1 akan masuk ke pipa pada bagian 1 dan volume V2
= A2 x2 akan keluar dari bagian 2.Maka diperoleh persamaan kontinuitas:
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2 = 𝐴3 𝑣3 = ⋯ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛…………….. (1)
7
Pada fluida tak termampatakn hasil kali antara kelajuan fluida dan luas
penampang selalu konstan. 𝐴𝑣 = 𝑄, dimana Q adalah debit fluida. Oleh karena
itu, persamaan kontinuitas untuk fluida tak termampatkan dapat juga dinyatakan
sebagai persamaan debit konstan.
𝑄1 = 𝑄2 = 𝑄3 = ⋯ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛………………. (2)
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
2. Hukum Bernoulli
A. Asas Bernoulli
B. Hukum Bernoulli
9
potensial dan energi kinetik adalah energi mekanik. Maka energi mekanik
fluida di 1 lebih kecil daripada energi mekanik fluida di 2. Menurut teorema
usaha-energi fluida dapat berpindah dari 1 ke 2. Usaha adalah gaya kali
perpindahan (𝑊 = (𝐹∆𝑠). Agar usaha W
1 positif,
2 beda gaya ∆𝐹 = 𝐹 − 𝐹
haruslah bernilai positi. Gaya adalah tekanan kali luas penampang 𝐹 = 𝑃𝐴,
sehingga
1 agar beda
2 gaya ∆𝐹 positif, ∆𝐹 = 𝑃 𝐴1 − 𝑃 𝐴2 harus positif. Dari
sinilah Bernoulli menemukan besaran ketiga yang berhubungan dengan
usaha positif yang dilakukan fluida, yaitu tekanan P sehingga fluida dapat
berpindah dari 1 ke 2 walaupun energi mekanik di 1 lebih kecil daripada energi
mekanik di 2.
1
Jika 𝜌𝑣12 mirip dengan 𝐸𝐾 = 𝑚𝑣 2 dan 𝜌 𝑔 ℎ mirip dengan energi potensial
2
1
𝐸𝑃 = 𝑚 𝑔 ℎ. Ternyata 𝜌𝑣12 tak lain adalah energi kinetik per satuan volume
2
𝑀
(𝜌 = ) dan 𝜌 𝑔 ℎ tak lain adalah energi potensial per satuan volume. Oleh
𝑉
Persamaan di atas pertama kali dinyatakan oleh Daniel Bernoulli pada tahun
1738. Sebagai penghargaan atas karyanya ini, hukum ini dinamakan hukum
Bernoulli. Di mana hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan,
energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Akan menjadi
𝑃1 + 0 + 𝜌 𝑔 ℎ1 = 𝑃2 + 0 + 𝜌 𝑔 ℎ2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 (ℎ2 − ℎ1 )
Persamaan ini adalah bentuk lain dari persamaan tekanan hidrostatis dalam
cairan yang telah dibahas di kelas X.
2. Fluida mengalir
Fluida mengalir di dalam pipa horizontal dimana tidak ada perbedaan ketinggian
diantar bagian-bagian fluida.
1 1
𝑃1 + 2 𝑣12 + 𝑔 ℎ1 = 𝑃2 + 2 𝑣22 + 𝑔 ℎ2
1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 )
Persamaan di atas menyatakan jika 𝑣2 > 𝑣1 maka 𝑃1 > 𝑃2 yang berarti bahwa
di tempat yang kelajuan alirannya besar, maka tekannaannya kecil dan berlaku
sebaliknya.
3. Tangki berlubang
1
2 𝜌 𝑣22 = 𝜌 𝑔 ℎ
𝑣 = √2 𝑔 ℎ
Persamaan di atas disebut teori Torricelli, yang menyatakan bahwa kecepatan
aliran zat cair pada lubang samadengan kecepatan benda yang jatuh bebas dari
ketinggian yang sama.
12
4. Venturimeter
Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran
zat cair. Ada dua jenis venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer
dan venturimeter yang menggunkan manometer yang berisi zat cair lain.
a. Venturimeter tanpa manometer
11
𝑃1122
+ 𝜌𝑃𝑉 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃 + 𝜌𝑃𝑉 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 ) … … … … … … … … … (∗)
2
1𝐴 2 1
= 2 𝜌𝑣1 [( ) − 1] … … … … … … (∗∗∗)
𝐴2
Selisih tekanan 𝑃1 dan 𝑃2 sama dengan tekanan hidrostatis cairan setinggi h,
yaitu
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 𝑔 ℎ
Dengan memasukkan nilai 𝑃1 − 𝑃2 ini ke dalam (***) diperoleh
2
1𝐴 2 1
𝜌 𝑔 ℎ = 2 𝜌𝑣1 [( ) − 1]
𝐴2
2 2𝑔ℎ
𝑣1 = (𝐴1 )2 − 1
𝐴2
2𝑔ℎ
𝑣1 = √ (𝐴1 ) − 1
2
𝐴2
Sehingga pada saat fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil
(A2), maka laju fluida bertambah (ingat persamaan kontinuitas). Menurut
prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka tekanan fluida
tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih
kecil akan tetapi laju aliran fluida akan menjadi lebih besar. Peristiwa ini
dikenal dengan nama efek Venturi yang menujukkan secara kuantitatif
bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil.
5. Pipa Pitot
𝑣 ′
2𝜌 𝑔ℎ
1 =√ 𝜌
dengan:
v = laju aliran gas (m/s)
𝜌 = massa jenis gas (kg/m)
𝜌 ′ = massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m)
h = selisih tinggi permukaan zat cair dalam manometer (m)
g = percepatan gravitasi (m/s)
6. Alat Penyemprot
pada bagian atas penampung lebih kecil daripada tekanan udara pada
permukaan cairan dalam penampung. Karena perbedaan tekanan ini cairan
akan bergerak naik dan tersembur keluar dalam bentuk kabut bersama
semburan udara pada ujung pompa.
Misalnya, tekanan udara di atas sayap adalah P1 dan tekanan udara di bawah
sayap pesawat sebesar P2 maka:
11
𝑃12+ 2 𝜌 𝑣122= 𝑃 + 2 𝜌 𝑣2
1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 )
16
Karena v1 > v2, maka P1 < P2, selisih tekanan antara sisi atas dan bawah
sayap inilah yang menimbulkan gaya angkat pada sayap pesawat.
Jika luas penampang sayap pesawat adalah A, maka gaya angkat yang
dihasilkan adalah:
𝐹 = 𝑃. 𝐴
1
𝐹 = (𝑃2 − ).1 𝐴 = 2 𝜌. 𝐴(𝑣1 2− 𝑣2 )2
D. Miskonsepsi
Adapun miskonsepsi dari materi fluida dinamis ini yaitu:
1. Besarnya debit air selalu berubah-ubah sesuai dengan besarnya pipa fluida.
Seharusnya debit fluida selalu konstan.
2. Aliran fluida tak termampatkan dimana fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volume (massa jenis) ketika ditekan.
3. Luas penampang fluida selalu lingkaran. Seharusnya bisa berupa apa saja.
4. Besarnya tekanan fluida di atas pesawat lebih besar daripada di awah pesawat.
Seharusnya sebaliknya dimana pada atas sayap pesawat tekanan yang ada di
atas sayap lebih kecil dibandingkan dengan tekanan yang berada pada bawah
sayap pesawat sehingga menyebabkan kecepatan pada sayap bawah
pesawat lebih besar dibandingkan kecepatan pada atas sayap pesawat dan
pesawat tersebut dapat me
18
III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Handayani Sri, Ari Damari. 2009. Fisika 2 untuk SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga