Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AKHIR FLUIDA DINAMIS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika untuk Sekolah

Dosen Pengampu:

Drs.Sutrisno Mpd.

Oleh : Syahraja Agilang Az-Zuhud


2107950
Pendidikan Fisika

PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
I. Kompetensi Inti (KI)

KI SPIRITUAL (K1) DAN KI SOSIAL (K2)


K1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI KETERAMPILAN
KI PENGETAHUAN (K3)
(K4)
K3. Memahami, menerapkan, menganalisis K4. Mengolah, menalar,
pengetahuan faktual, konseptual, dan menyaji dalam
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya ranah konkret dan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ranah abstrak terkait
budaya, dan humaniora dengan wawasan dengan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan pengembangan dari
peradaban terkait penyebab fenomena dan yang dipelajarinya di
kejadian, serta menerapkan pengetahuan sekolah secara
prosedural pada bidang kajian yang mandiri, dan mampu
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya menggunakan metode
untuk memecahkan masalah. sesuai kaidah
keilmuan.

II. Kompetensi dasar, Indikator pencapaian, dan Materi Esensial

Kompetensi Dasar
Indikator Materi Esensial
(KD)
3.7 Menerapkan 3.7.1 Menjelaskan 1. Pengertian tentang
prinsip fluida pengertian fluida fluida dinamis
dinamik dalam dinamik 2. Pengertian tentang
teknologi fluida ideal
3. Ciri-ciri dari fluida
ideal
4

3.7.2 Menjabarkan 1. Pengertian debit


hukum Kontinuitas 2. Penurunan rumus
pada fluida dinamik dari debit
3. Penurunan
Persamaan
Kontinuitas
4. Perbandingan
Kecepatan Fluida
dengan Luas
Diameter
Penampang
5. Daya oleh Debit
Fluida
3.7.3 Menjabarkan 1. Asas Bernoulli
hukum Bernoulli 2. Hukum Bernoulli
pada fluida dinamis 3. Persamaan
Bernoulli

3.7.4 Menerapkan 1. Menggunakan luas


hukum Kontinuitas penampang
pada fluida dinamis kelajuan air (dalam
dalam kehidupan video)
sehari-hari

3.7.5 Menganalisis 1. Persamaan fluida


hukum Bernoulli tak bergerak
pada fluida dinamis 2. Persamaan fluida
dalam kehidupan mengalir
sehari-hari 3. Persamaan tangki
berlubang
4. Persamaan
venturimer
5. Persamaan pipa
pitot
6. Alat penyemprot
7. Persamaan gaya
angkat pesawat
3.7.6 Merancang 1. Praktikum tentang
praktikum hukum Bernoulli
penerapan prinsip (tabung venturi)
fluida dinamik
dalam teknologi
5

III. Materi Prasyarat


1. Tekanan
2. Energi potensial gravitasi
3. Energi kinetik
4. Energi mekanik

IV. Materi Ajar


Fluida Dunamik

V. Bagan Materi

Pengertian Fluida
Dinamik dan jenis
Fluida

Hukum
FLUIDA Kontinuitas Tangki Air
DINAMIK Berlubang

Hukum Bernoulli Venturimeter

Tabung pipot
Hukum
Kontinuitas dalam
kehidupan sehari
Gaya angkat
pesawat

Hukum Bernoulii
dalam kehidupan
sehari-hari

Praktikum
penenrapan Fluida
Dinamik dalam
kehidupan sehari-
hari
VI. Peta konsep

Pengertian &
rumus Debit
Tekanan

Energi Potensial Gravitasi


Daya Persamaan
Energi Kinetik
Hukum Kontinuitas
Kontinuitas Ter
Dipengaruhi oleh Luas, kelajuan
Daya oleh
FLUIDA debit Fluida
DINAMIK Dipengaruhi oleh

Perbandingan
diameter luas
penampang dengan
kecepatan fluida
Hukum Bernoulli

Energi Mekanik

Ketinggian
kecepa Tekanan
Luas Massa
tan
jenis

Tangki Air Gaya angkat


Ventu Tabung
Berlubang pesawat
rimet pipot
er
VII. Tabel Taksonomi
-
G. Uraian Materi
Fluida dinamis adalah fluida yang sedang bergerak atau mengalir. Contoh fluida
dinamis antara lain air atau minyak yang sedang mengalir dalam tangki, udara
yang sedang mengalir relatif terhadap pesawat terbang yang sedang mengangkasa.
Fluida dapat berupa zat cair atau gas. Jika yang diamati adalah zat cair, maka
disebut hidrodinamika. Fluida yang dipelajari dalam fluida dinamis dianggap
sebagai fluida ideal. Fluida ideal adalah fluida yang inkompresibel,
artinya fluida yang kerapatannya (massa jenisnya) sulit diubah dan tidak
memiliki gesekan dalam (viskositas). Sifat-sifat fluida ideal adalah sebagai
berikut:
a. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik
tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada
aliran yang pelan.
b. Alirannya tak rotasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki
momentum sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus
(streamline).
c. Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami
perubahan volume (massa jenis) karena pengaruh tekanan.
d. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida di
sekitarnya maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada
aliran fluida berkaitan dengan viskositas.

1. Hukum Kontinuitas
a. Pengertian Debit
Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu teretentu.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑉
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝑡
𝑆𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Satuan SI untuk debit adalah m3/s atau m3s-1. Misalkan sejumlah fluida melalui
penampang pipa seluas A setelah selang waktu t menempuh jarak L. Volume fluida
6

adalah V= AL, sedangkan jarak L= vt, sehingga debit Q dapat dinyatakan


sebagai berikut:
𝑉 𝐴𝐿 𝐴 (𝑣𝑡)
𝑄 = 𝑡𝑡𝑡= =

Maka definisi debit


𝑄 = 𝐴𝑣

b. Penurunan Persamaan Kontinuitas

Gambar 1. Aliran fluida pada pipa yang berbeda penampangnya

Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka masaa fluida yang masuk
ke salah satu ujung pipa harusalah sama dengan masaa fluida yang keluar dari
ujung pipa yang lain selama selang waktu yang sama. Hal ini berlaku karena
pada aliran tunak tidak ada fluida yang dapat meninggalkan pipa melalui
dinding-dinding pipa. Tinjaulah suatu fluida yang mengalir dengan aliran
tunak dan perhatikan bagian 1 dan 2 dari pipa (Gambar 1). Misalkan:
A1 dan A2 adalah luas penampang pipa pada ujung 1 dan 2
ρ1 dan ρ2 adalah massa jenis fluida pada 1 dan 2
v1 dan v2 adalah kecepatan partikel-partiekel pada 1 dan 2

Selama selang waktu ∆t, fluida pada 1 bergerak ke kanan menempuh jarak x1
= v1 ∆t dan fluida pada 2 bergerak ke kanan menempuh jarak x2 = v2 ∆t. Oleh
karena itu, volume V1 = A1 x1 akan masuk ke pipa pada bagian 1 dan volume V2
= A2 x2 akan keluar dari bagian 2.Maka diperoleh persamaan kontinuitas:
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2 = 𝐴3 𝑣3 = ⋯ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛…………….. (1)
7

Pada fluida tak termampatakn hasil kali antara kelajuan fluida dan luas
penampang selalu konstan. 𝐴𝑣 = 𝑄, dimana Q adalah debit fluida. Oleh karena
itu, persamaan kontinuitas untuk fluida tak termampatkan dapat juga dinyatakan
sebagai persamaan debit konstan.
𝑄1 = 𝑄2 = 𝑄3 = ⋯ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛………………. (2)

Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.

c. Perbandingan Kecepatan Fluida dengan Luas Diameter Penampang

Persamaan kontinuitas yang dinyatakan oleh persamaan 1 dapat diubah dalam


bentuk
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
𝑣1 𝐴2
= … … … … … … … . (3)
𝑣𝐴
2 1

Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan luas


penampang yang dilaluinya.

Pernyataan di atas menyatakan bahwa jika penampang pipa lebih besar,


kelajuan fluida di titik itu lebih kecil. Umumnya, diameter pipa dapat dianggap
πD2
berbentuk lingkaran dengan luas A =4 π r 2 = , dimana r adalah jari-jari
pipa dan D
adalah diameter pipa. Jika dimasukkan ke dalam persamaan 3 maka diperoleh:
𝜋𝐷 2
2 2
𝐴2
𝑣1 =→== 𝑣1 𝜋 𝑟2 4
𝑣2 𝐴1 𝑣2 𝜋 𝑟12 𝜋𝐷12
4
2 2
𝑣1 𝑟2 𝐷2
= ( ) = ( ) … … … … … … … … . (4)
𝑣𝑟𝐷
2 1 1
8

Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan kuadrat


jari-jari atau diameter penampang.

d. Daya oleh Debit Fluida


Sejumlah massa air m yang berada pada ketinggian h memiliki energi potensial
EP=mgh. Daya P yang dibangkitkan oleh energi potensial adalah
𝐸𝑝 𝑚𝑔ℎ (𝜌𝑉)
𝑝 = 𝑡𝑡𝑡= = , 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑚 = 𝜌𝑉
𝑉 𝑉
𝑝 = 𝜌 ( ) 𝑔ℎ = 𝜌𝑄𝑔ℎ, 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑡 = 𝑄
𝑡
Daya yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air setinggi h dan debit air Q adalah
𝑝 = 𝜌𝑄𝑔ℎ
Jika air ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efesiensi sistem
generator adalah η
𝑝 = 𝜂𝜌𝑄𝑔ℎ

2. Hukum Bernoulli
A. Asas Bernoulli

Gambar 1. Pipa mendatar


Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah
pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecill
adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling besar.
Pernyataan ini dikemukaan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700-1782),
sehingga asas ini dikenal sebagai asas Bernoulli.

B. Hukum Bernoulli
9

Gambar 2. Kekekalan energi pada aliran fluida


Titik 1 lebih rendah daripada titik 2, energi potensial fluida di 1 lebih kecil
daripada energi potensial fluida di 2 (EP=mgh). Luas penampang 1 lebih besar
daripada luas penampang 2. Menurut persamaan kontinuitas (A𝑣=konstan),
kecepatan fluida di 2 lebih besar daripada di 1, dan energi kinetik fluida di 1
lebih 1

kecil daripada energi kinetik fluida di 2 (EK= 𝑚𝑣 2 ). Jumlah energi


2

potensial dan energi kinetik adalah energi mekanik. Maka energi mekanik
fluida di 1 lebih kecil daripada energi mekanik fluida di 2. Menurut teorema
usaha-energi fluida dapat berpindah dari 1 ke 2. Usaha adalah gaya kali
perpindahan (𝑊 = (𝐹∆𝑠). Agar usaha W
1 positif,
2 beda gaya ∆𝐹 = 𝐹 − 𝐹
haruslah bernilai positi. Gaya adalah tekanan kali luas penampang 𝐹 = 𝑃𝐴,
sehingga
1 agar beda
2 gaya ∆𝐹 positif, ∆𝐹 = 𝑃 𝐴1 − 𝑃 𝐴2 harus positif. Dari
sinilah Bernoulli menemukan besaran ketiga yang berhubungan dengan
usaha positif yang dilakukan fluida, yaitu tekanan P sehingga fluida dapat
berpindah dari 1 ke 2 walaupun energi mekanik di 1 lebih kecil daripada energi
mekanik di 2.

Melalui penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besaran tekanan P


(mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi
kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi
potensial), akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan
yang menghubungkan ketiga besaran ini secara matematis, yaitu
11 22
𝑃12+ 2 𝜌𝑣1 + 𝜌 𝑔 ℎ1 = 𝑃 + 2 𝜌𝑣2 + 𝜌 𝑔 ℎ2
10

1
Jika 𝜌𝑣12 mirip dengan 𝐸𝐾 = 𝑚𝑣 2 dan 𝜌 𝑔 ℎ mirip dengan energi potensial
2
1
𝐸𝑃 = 𝑚 𝑔 ℎ. Ternyata 𝜌𝑣12 tak lain adalah energi kinetik per satuan volume
2
𝑀
(𝜌 = ) dan 𝜌 𝑔 ℎ tak lain adalah energi potensial per satuan volume. Oleh
𝑉

karena itu, persamaan Bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut


1
𝑃 + 2 𝜌𝑣 2 + 𝜌 𝑔 ℎ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

Persamaan di atas pertama kali dinyatakan oleh Daniel Bernoulli pada tahun
1738. Sebagai penghargaan atas karyanya ini, hukum ini dinamakan hukum
Bernoulli. Di mana hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan,
energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

3. Penerapan dari persamaan Bernoulli


1. Fluida tak bergerak
Untuk fluida tak bergerak, kecepatan 𝑣1 = 𝑣2 = 0, sehingga persamaan
11
𝑃12+ 2 𝜌𝑣122+ 𝜌 𝑔 ℎ1 = 𝑃 + 2 𝜌𝑣2 + 𝜌 𝑔 ℎ2

Akan menjadi
𝑃1 + 0 + 𝜌 𝑔 ℎ1 = 𝑃2 + 0 + 𝜌 𝑔 ℎ2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 (ℎ2 − ℎ1 )
Persamaan ini adalah bentuk lain dari persamaan tekanan hidrostatis dalam
cairan yang telah dibahas di kelas X.
2. Fluida mengalir
Fluida mengalir di dalam pipa horizontal dimana tidak ada perbedaan ketinggian
diantar bagian-bagian fluida.
1 1
𝑃1 + 2 𝑣12 + 𝑔 ℎ1 = 𝑃2 + 2 𝑣22 + 𝑔 ℎ2

Oleh karena ketinggian ℎ1 = ℎ2 = 0, maka


11
𝑃12+ 2 𝑣122= 𝑃 + 2 𝑣2
11

1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 )

Persamaan di atas menyatakan jika 𝑣2 > 𝑣1 maka 𝑃1 > 𝑃2 yang berarti bahwa
di tempat yang kelajuan alirannya besar, maka tekannaannya kecil dan berlaku
sebaliknya.

3. Tangki berlubang

Gambar 3. Kecepatan aliran zat cair pada lubang dipengaruhi ketinggian


lubang
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan kecepatan zat cair
yang keluar dari lubang pada dinding tabung (Gambar 3). Dengan
menganggap diameter tabung lebih besar dibandingkan diameter lubang, maka
permukaan zat cair pada tabung turun perlahan-lahan, sehingga kecepatan v1
dapat dianggap nol. Titik 1 (permukaan) dan 2 (lubang) terbuka terhadap
udara sehingga tekanan pada kedua titik samadengan tekanan atmosfer, P1=
P2, sehingga persamaan Bernoulli dinyatakan:
11 22
2 𝜌 𝑣1 + 𝜌 𝑔 ℎ = 2 𝜌 𝑣2 + 𝜌 𝑔 ℎ2

1
2 𝜌 𝑣22 = 𝜌 𝑔 ℎ

𝑣 = √2 𝑔 ℎ
Persamaan di atas disebut teori Torricelli, yang menyatakan bahwa kecepatan
aliran zat cair pada lubang samadengan kecepatan benda yang jatuh bebas dari
ketinggian yang sama.
12

4. Venturimeter
Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran
zat cair. Ada dua jenis venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer
dan venturimeter yang menggunkan manometer yang berisi zat cair lain.
a. Venturimeter tanpa manometer

Gambar 4. Venturimeter tanpa sistem manometer

Kelajuan aliran zat cair V1 dinyatakan dalam besaran-besaran luas


penampang A1 dan A2, serta perbedaan ketinggian zat cair dalam kedua
tabung vertikal adalah h. Zat cair yang akan diukur kelajuannya mengailir
pada titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian (h1=h2) sehingga sesuai
dengan persamaan Bernoulli

11
𝑃1122
+ 𝜌𝑃𝑉 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃 + 𝜌𝑃𝑉 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 ) … … … … … … … … … (∗)

Berdasarkan persamaan kontinuitas diperoleh


𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
𝐴1
𝑣2 = 𝑣2 … … … … … … … … … (∗∗)
𝐴2
Dengan memasukkan nilai 𝑣2 dari (∗∗) ke dalam (*), diperoleh
2
1𝐴 1
𝑃1 − 𝑃2 = [2 𝜌 ( ) 𝑣12 − 𝑣12 ]
𝐴2
13

2
1𝐴 2 1
= 2 𝜌𝑣1 [( ) − 1] … … … … … … (∗∗∗)
𝐴2
Selisih tekanan 𝑃1 dan 𝑃2 sama dengan tekanan hidrostatis cairan setinggi h,
yaitu
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 𝑔 ℎ
Dengan memasukkan nilai 𝑃1 − 𝑃2 ini ke dalam (***) diperoleh
2
1𝐴 2 1
𝜌 𝑔 ℎ = 2 𝜌𝑣1 [( ) − 1]
𝐴2

2 2𝑔ℎ
𝑣1 = (𝐴1 )2 − 1
𝐴2

2𝑔ℎ
𝑣1 = √ (𝐴1 ) − 1
2

𝐴2

Sehingga pada saat fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil
(A2), maka laju fluida bertambah (ingat persamaan kontinuitas). Menurut
prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka tekanan fluida
tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih
kecil akan tetapi laju aliran fluida akan menjadi lebih besar. Peristiwa ini
dikenal dengan nama efek Venturi yang menujukkan secara kuantitatif
bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil.

5. Pipa Pitot

Gambar 5. Tabung pitot dilengkapi manometer


Pipa pitot digunakan untuk mengukur kecepatan aliran fluida dalam pipa.
Biasanya pipa ini digunakan untuk mengukur laju fluida berbentuk gas.
Pipa pitot dilengkapi dengan manometer yang salah satu kakinya tegak
lurus
14

aliran fluida sehingga V2 = 0. Ketika air mengalir terjadi perbedaan


ketinggian (h) raksa dengan masa jenis 𝜌𝑟 pada kedua pipa manometer.
Dalam hal ini berlaku ℎ1 = ℎ2 sehingga 𝜌𝑔ℎ1 = 𝜌𝑔ℎ2 . Persamaan benouli
pada pipa pitot adalah sebagai berikut:
11
𝑃12+ 𝜌𝑣1 2 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃 + 𝜌𝑣2 2 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
1
𝑃12+ 𝜌𝑣1 2 = 𝑃
2
1
𝑃11+ 𝜌𝑣1 2 = 𝑃 𝜌𝑟 𝑔ℎ
2
1
𝜌𝑣1 2 = 𝜌𝑟 𝑔ℎ
2
Dengan demikian kecepatan aliran fluida dalam pipa pitot adalah:

𝑣 ′
2𝜌 𝑔ℎ
1 =√ 𝜌

dengan:
v = laju aliran gas (m/s)
𝜌 = massa jenis gas (kg/m)
𝜌 ′ = massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m)
h = selisih tinggi permukaan zat cair dalam manometer (m)
g = percepatan gravitasi (m/s)

6. Alat Penyemprot

Gambar 5. Alat penyemprot menerapkan Hukum Bernoulli


Apabila pengisap ditekan, udara keluar dengan cepat melalui lubang sempit
pada ujung pompa. Berdasarkan Hukum Bernoulli, pada tempat yang
kecepatannya besar, tekanannya akan mengecil. Akibatnya, tekanan
udara
15

pada bagian atas penampung lebih kecil daripada tekanan udara pada
permukaan cairan dalam penampung. Karena perbedaan tekanan ini cairan
akan bergerak naik dan tersembur keluar dalam bentuk kabut bersama
semburan udara pada ujung pompa.

7. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang

Gambar 6. Pesawat terbang menggunakan prinsip Bernoulli agar


bisa terbang
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang tajam
dan sisi bagian atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawah. Bentuk ini
membuat kecepatan aliran udara melalui sisi bagian atas pesawat v1 lebih
besar daripada kecepatan aliran udara di bagian bawah sayap v2. Sesuai
Hukum Bernoulli, pada tempat yang mempunyai kecepatan lebih tinggi
tekanannya akan lebih rendah.

Misalnya, tekanan udara di atas sayap adalah P1 dan tekanan udara di bawah
sayap pesawat sebesar P2 maka:

11
𝑃12+ 2 𝜌 𝑣122= 𝑃 + 2 𝜌 𝑣2

1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌 (𝑣22 − 𝑣12 )
16

Karena v1 > v2, maka P1 < P2, selisih tekanan antara sisi atas dan bawah
sayap inilah yang menimbulkan gaya angkat pada sayap pesawat.
Jika luas penampang sayap pesawat adalah A, maka gaya angkat yang
dihasilkan adalah:
𝐹 = 𝑃. 𝐴
1
𝐹 = (𝑃2 − ).1 𝐴 = 2 𝜌. 𝐴(𝑣1 2− 𝑣2 )2

D. Miskonsepsi
Adapun miskonsepsi dari materi fluida dinamis ini yaitu:
1. Besarnya debit air selalu berubah-ubah sesuai dengan besarnya pipa fluida.
Seharusnya debit fluida selalu konstan.
2. Aliran fluida tak termampatkan dimana fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volume (massa jenis) ketika ditekan.
3. Luas penampang fluida selalu lingkaran. Seharusnya bisa berupa apa saja.
4. Besarnya tekanan fluida di atas pesawat lebih besar daripada di awah pesawat.
Seharusnya sebaliknya dimana pada atas sayap pesawat tekanan yang ada di
atas sayap lebih kecil dibandingkan dengan tekanan yang berada pada bawah
sayap pesawat sehingga menyebabkan kecepatan pada sayap bawah
pesawat lebih besar dibandingkan kecepatan pada atas sayap pesawat dan
pesawat tersebut dapat me
18
III. PENUTUP

Tujuan dari pembelajaran adalah peserta didik diharapkan mampu menjelaskan


prinsip Kontinuitas dan prinsip Bernoulli pada fluida dinamik dalam
kehidupan sehari-hari, mampu menganalisis prinsip Kontinuitas dan
prinsip Bernoulli pada fluida dinamik, dan siswa mampu menerapkan
prinsip Kontinuitas dan prinsip Bernoulli pada fluida dinamik dalam
kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani Sri, Ari Damari. 2009. Fisika 2 untuk SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 2 untuk SMA /MA KELAS XI . Jakarta:Grahadi

Setiawan, Toni. 2015. Fluida Dinamis. Di unduh dari


https://tonisetiawann.wordpress.com/2015/02/25/fluida-dinamis/. Pada
tanggal 15 September 2016 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai