Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS KEDAUNG BARAT


Nomor :
TENTANG

PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KEDAUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA PUSKESMAS,

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin pelayanan kesehatan dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien dengan memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien Kedaung Barat
b. Bahwa dalam memberikan pelayanan perlu acuan bagi tenaga
kesehatan di Puskesmas Kedaung Barat
c. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
di Puskesmas Kedaung Barat
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a,b,c perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala
Puskesmas Kedaung Barat tentang PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS KEDAUNG BARAT

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/PER/X/2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Tahun 671);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyrakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan primer;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN


KLINIS PUSKESMAS KEDAUNG BARAT

Kesatu : Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Kedaung Barat sebagaimana


tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sepatan Timur


pada tanggal :
Kepala Puskesmas

NETTY MAWATY TAMBUNAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KEDAUNG BARAT
NOMOR:
TENTANG: PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS KEDAUNG BARAT

PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KEDAUNG BARAT


BAB I

PENDAHULUAN

Puskesmas Kedaung Barat adalah penanggung jawab seluruh upaya pembangunan


kesehatan di wilayah Kecamatan Kedaung Barat dalam pelaksanaan teknisnya Puskesmas
Kedaung Barat memberikan pelayanan klinis dengan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Puskesmas Kedaung Barat yang dibedakan menurut kelompok yaitu dokter, perawat, bidan,
farmasi, gizi, analis laboratorium dan tenaga kesehatan lainnya.

TUJUAN :

1. Sebagai acuan bagi semua tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan klinis,
2. Berkewajiban menjaga mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien juga
keselamatan dirinya sendiri dan orang lain dimana mutu pelayanan kesehatan sangat
ditentukan oleh fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang berkualitas.

BAB II

STANDAR PELAYANAN KLINIS

Dalam penyusunan Standar Pelayanan Klinis di Puskesmas Kedaung Barat harus


memenuhi indikator antara lain :

1. Dasar hukum, sebagai landasan dasar untuk memberikan pelayanan kepada


masyarakat,
2. Persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan yang dimaksud,
3. Prosedur pengajuan pelayanan yang harus diikuti oleh setiap pasien,
4. Waktu yang cepat dan tepat untuk memberikan Pelayanan,
5. Jenis pelayanan yang akan diterima oleh pasien,
6. Sarana dan prasarana yang di sediakan baik untuk pasien maupun untuk petugas
pelayanan dalam proses penyelesaian pelayanan termasuk fasilitas pelayanan
bagi penyandang cacat/disabilitas,
7. Kompetensi masing-masing petugas yang terlibat dalam proses pemberian /
penyelesaian pelayanan,
8. Pemantauan dan pengawasan internal,
9. Penanganan pengaduan/ komplain, saran dan masukan,
10. Pelayanan yang sesuai standar mulai dari pendaftaran sampai pasien pulang.

A. DASAR HUKUM

Adapun Dasar Hukum yang digunakan sebagai pedoman Keputusan ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 052/Menkes/PER/X/2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Tahun 671);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyrakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014, tentang
Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015, tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;

B. PERSYARATAN PELAYANAN
1. Pasien Jaminan : KTP, kartu keanggotaan JKN (BPJS, KIS, Askes), atau Ka
2. Pasien Umum : KTP, biaya pendaftaran sebesar Rp. 3000,-

C. PROSEDUR PELAYANAN
Menggunakan SOP di setiap unit pelayanan dari Pendaftaran sampai rujukan/
pemulangan pasien.

D. WAKTU/JAM BUKA PELAYANAN


Senin - Kamis : 08:00 – 13:00 WIB
Jumat : 08:00 – 11.00
Sabtu : 08:00 – 11.00
Minggu/Tanggal Merah : Libur
Pelayanan Persalinan & PONED : 24 jam setiap hari
Tim Reaksi Cepat- Siaga Bencana : 24 jam setiap hari

E. JENIS – JENIS PELAYANAN YANG DIBERIKAN


Dalam Gedung :
1. Loket Pendaftaran : Senin s/d Sabtu
2. Ruang Tindakan : Senin s/d Sabtu
3. Pelayanan Umum : Senin s/d Sabtu
4. Pelayanan Anak : Senin s/d Sabtu
5. Pelayanan KIA : Senin s/d Sabtu
6. Pelayanan KB : Senin s/d Sabtu
7. Pelayanan Gigi : Senin s/d Sabtu
8. Pelayanan Lansia : Senin dan Kamis
9. Pelayanan TB Paru : Setiap hari Kamis dan Jumat
10. Pelayanan Kusta : Setiap hari Rabu
11. Pelayanan Imunisasi : Setiap hari Selasa, Rabu dan Sabtu
12. Pelayanan Remaja : Setiap hari Jumat dan Sabtu
13. Pelayanan Gizi : Setiap hari Rabu
14. Pelayanan Sanitasi : Setiap hari Senin dan Rabu
15. Farmasi : Senin s/d Sabtu
16. Laboratorium : Senin s/d Sabtu
17. PONED : Setiap hari

Luar Gedung :
1. Puskesmas Pembantu Desa Kp Kelor : Senin s/d Kamis
2. Pos Kesehatan Desa Sangiang : Setiap hari Rabu
3. Puskesmas Keliling : Terjadwal setiap bulan
4. Posbindu : Terjadwal setiap bulan
5. Posyandu : Terjadwal setiap bulan
6. KPKIA : Terjadwal setiap bulan
7. BUBAL : Terjadwal setiap bulan

F. SARANA DAN PRASARANA


Mengacu ke Permenkes No 75 tahun 2014
termasuk fasilitas pelayanan bagi penyandang cacat/disabilitas,
G. KOMPETENSI PETUGAS

Petugas a. Memberikan Informasi D III Rekam Menguasai 0 Komunik


Pendaftaran tentang Jenis-jenis Medis Komputer Tahun asi
Pasien / Layanan yang SLTA Maou salam interpers
Rekam Medis dilaksanakan di UPT pengalaman 1 pengisian data onal
Puskesmas Kedaung Tahun dasar rekam Rekam
Barat medis medis
b. Memberikan nomor antri
kartu status ke petugas
c. Mencatat dan mengentry
hasil pemeriksaan ke pe
care
d. Menyimpan kembali
kartu status pasien ke
rak family folder
e. Menyusun kembali no
antri

Dokter a. Sangat dianjurkan untuk SI Diagnosis 0 Mengiku


Umum mengetahui semua jenis Pendidikan Tindakan Tahun ti
penyakit karena dokter dokter Pengobatan Pelatihan
umum merupakan lini KIE ATLS
pertama dari sebagian Mengiku
besar pengobatan sebuah ti
penyakit. Pelatihan
b. Dapat mengenali dan ACLS
menempatkan gambaran Diklat
klinis sesuai penyakit Teknis
c. Mampu membuat Fungsion
diagnostic klinik al Dokter
berdasar pemeriksaan
dan pemeriksaan
tambahan yang diminta
seperti : Laboratorium
sederhana atau X-ray.
d. Mampu memberikan
terapi pendahuluan dan
merujuk pada spesialis
yang relevan ( bukan
kasus gawat darurat )
e. Mampu memberikan
terapi pendahuluan dan
merujuk pada spesialis
yang relevan ( kasus
gawat darurat )
f. Dapat memutuskan dan
mampu menangani
problem itu secara
mandiri hingga tuntas
Dokter Gigi a. Mampu melakukan S1 Melakukan 0 Kegawat
anamnesa & pendidikan tindakan dan Tahun daruratan
pemeriksaan fisik dokter gigi member therapy Pengobat
kesehatan gigi dan mulut KIE an
b. Mampu merumuskan Mendokumentas Rasional
diagnosa medis pada ikan hasil Service
kasus gigi pemeriksaan Exellent
c. Mampu melakukan
tindakan dan
memberikan terapi
sesuai diagnosa &
Protap
d. Mampu memberikan
KIE pada pasien,
keluarga dan masyarakat
e. Mampu
mendokumentasikan
hasil pemeriksaan,
diagnosa &
terapi/tindakan
f. Mampu bekerja sama
dengan semua pegawai
g. Mampu melakukan
supervisi&bimbingan
teknik pada perawat
h. Mampu mengoperasikan
Komputer dan
mendokumentasikan
data pasien ke SIK
Petugas Ruang Farmasi Apoteker Penanganan 0 Mengiku
Farmasi obat Tahun ti
a. Menerima dan mencatat Tenaga Penyimpanan Pelatihan
penerimaan obat dari Teknis obat Kefarma
gudang obat Kefarmasian KIE sian
b. Membuat dan mengisi (Sarjana Puskesm
buku pengeluaran obat Farmasi, Ahli as
harian Madya
c. Mencatat dan Farmasi,
melaporkan obat-obat Analis
yang telah habis kepada Farmasi,
petugas gudang obat Tenaga
d. Melayani pasien yang Menengah
membawa kertas resep Farmasi/Asist
e. Memberikan obat sesuai en Apoteker)
resep dokter DIII
f. Menerangkan Kesehatan
penggunaan obat kepada lain yang
pasien sudah dilatih
g. Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas.

Gudang Obat
a. Menerima dan mencatat
penerimaan obat dari
Gudang Farmasi dan
dari sumber lain ( bila
ada )
b. Membuat dan mengisi
kartu stok obat di
gudang obat
c. Mencatat dan
melaporkan penerimaan
dan pengeluaran obat
dari gudang obat
d. Memonitor obat di
apotek,Pustu dan pos
puskesling
e. Membantu Kepala
Puskesmas dalam
merencanakan
kebutuhan obat
f. Membuat LPLPO
g. Membantu pengelolaan
obat di poli dan gudang
obat
h. Membantu kegiatan
pelayanan di apotek
i. Mengumpulkan laporan
LPLPO dari Bidan Desa
j. Membuat laporan
LPLPO ke Dinas
Kesehatan
k. Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas
Petugas a. Membuat perencanaan Analis Pengambilan 0 Pelatihan
Laboratorium kebutuhan alat/sarana, Kesehatan Spesimen Tahun Tenaga
reagensia dan bahan habis (DIII) Pemeriksaan Teknis
pakai lainnya yang DIII Spesimen Laborato
dibutuhkan selama 1 Kesehatan Penggunaan Alat rium
tahun. yang sudah dan Reagen Puskesm
b. Membuat perencanaan dilatih Pemeliharaan Alat as
pengembangan kegiatan dan Reagen
laboratorium. KIE
c. Melaksanakan kegiatan
pemeriksaan laboratorium
sesuai prosedur.
d. Melaksanakan pencatatan
dan pelaporan kegiatan
laboratorium.
e. Melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas.

BAB III
TATA KELOLA PELAYANAN KLINIS

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan tiga (3) cara dari cara
identifikasi sebagai berikut: nama pasien, umur pasien, alamat/tempat
tinggal.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan,
ketersediaan tempat tidur , dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas
kesehatan yang lain harus dapat terlayani di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran sampai pemulangan pasien.
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib yang berlaku di puskesmas
b. Mendapatkan pelayanan kesehatan optimal / sebaik-baiknya sesuai
dengan standar profesi kedokteran
c. Hak atas rahasia kedokteran / data penyakit, status, diagnosis, dll
d. Hak untuk memberikan persetujuan / menolak atas tindakan medis yang
akan dilakukan pada pasien
e. Hak untuk mengehentikan pengobatan
f. Hak atas isi rekaman medis / data medis
g. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis
h. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
i. Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang
dikenakan / dokumen pembayaran
j. Hak untuk mendapatkan ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan
yang tidak mengikuti standar operasi kesehatan
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di puskesmas
l. Hak memilih tenaga kesehatan (bila memungkinkan) dan rumah sakit
yang akan merawat sang pasien
m. Hak untuk mencari pendapat kedua / pendapat dari dokter lain / rumah
sakit lain
n. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan puskesmas terhadap
dirinya
8. Kewajiban pasien meliputi:
a. Memberikan keterangan yang jujur tentang penyakit dan perjalanan
penyakit kepada petugas kesehatan
b. Mematuhi nasihat dokter dan perawat
c. Harus ikut menjaga kesehatan dirinya
d. Memenuhi imbalan jasa pelayanan

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian oleh tenaga profesi kesehatan lainnya sesuai
dengan kebutuhan pasien.
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar
asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang dari dokter ke
perawat/bidan, dari perawat ke bidan atau sebaliknya.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan dan sudah pernah mendapat pelatihan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas kesehatan.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien dan
keluarga pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien dan keluarga pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, gizi dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan dengan membuat Informed
Concent.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (Informed Concent) wajib
didokumentasikan di rekam medis.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor/dipantau, diawasi,
dievaluasi, dan ditindaklanjuti.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
proseduraseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindaklanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat, terencana dan tercatat di
rekam medis untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan dengan mendandatangani surat
penolakan pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
dengan menandatangani surat penolakan rujukan.
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, konsekwensi
akibat dari keputusan penolakan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut dan memberi informasi pengobatan
alternative lainnya.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas
yang kompeten.
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter
yang menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten selama proses rujukan.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Pasien Umum : semua penyakit yang tidak dapat di tangani di
Fasilitas kesehatan pertama.
b. Pasien PONED
 Ibu hamil
1. Riwayat bedah sesar,
2. Perdarahan pervaginam,
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari
37 minggu),
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental,
5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam),
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari
37 minggu),
7. Ikterus,
8. Anemia berat,
9. Tanda/gejala infeksi,
10. Preeklampsia/hipertensi dalam kehamilan,
11. Tinggi fundus  40 cm/lebih,
12. Gawat janin,
13. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi
kepala janin masih 5/5,
14. Presentasi bukan belakang kepala,
15. Presentasi ganda,
16. Kehamilan gemelli,
17. Tali pusat menumbung,
18. Syok.
 Bayi
a. bayi dengan usia gestasi kurang dari 32 minggu,
b. bayi dengan asfiksia ringan dan sedang yang tidak
menunjukkan perbaikan selama 6 jam,
c. bayi dengan kejang meningitis,
d. bayi dengan kecurigaan sepsis. Selain itu,
e. jika diduga terdapat infeksi pra/ intra/ post partum,
f. adanya kelainan bawaaan,
g. bayi dengan distres nafas yang menetap,
h. bayi yang tidak menunjukan kemajuan selama perawatan,
i. bayi yang mengalami kelainan jantung,
j. bayi hiperbilirubinemia dan
k. bayi dengan kadar bilirubin total lebih dari 10 mg/dl
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.

E. MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU


I. Definisi
Menghindari pengulangan yang tidak perlu adalah hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menciptakan keterpaduan, (Tindakan baik pengkajian atau tindakan yang
tidak perlu dilakukan pada pasien yang disebabkan telah dilakukan sebelumnya).
II. Prosedur
1. Petugas menerima status pasien dari petugas pendaftaran,
2. Petugas memanggil pasien masuk keruang pemeriksaan,
3. Petugas melakukan anamnesa terhadap masalah yang dihadapi pasien,
4. Petugas menanyakan riwayat penyakit dan pengobatan pasien dari unit
pelayanan lain,
5. Petugas menanyakan keluhan yang sekarang,
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien sesuai penyakit,
7. Petugas melakukan terapi sesuai dengan yang direncanakan pasien saat ini,
8. Petugas menuliskan resep dan meminta pasien untuk menebus resep di ruang
farmasi puskesmas,
9. Petugas mencatat semua hasil anamnesa dan tindakan di rekam medis pasien,
untuk mencegah terjadinya pengulanagan yang tidak perlu,
10. Jika terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik atau tindakan,
atau pemberian obat, petugas kesehatan wajib memberitahu kepada
pemeriksa yang bersangkutan,
11. Petugas meginput data pasien kekomputer (bila diruangan terdapat
komputer),
12. Petugas menyerahkan rekam medis kepada petugas pendaftaran.

F. KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTAR PRAKTISI KLINIS


Adanya mekanisme koordinasi petugas di ruang pendaftaran dengan unit lain
yang terkait, yang meliputi: Rapat antar unit kerja, Transfer pasien.

G. PEMBENTUKAN TIM KESEHATAN ANTAR PROFESI


Jika diperlukan penanganan kasus secara tim, wajib dibentuk tim kesehatan antar
profesi. Pembentukan tim antar profesi adalah suatu proses dalam pembentukan tim
yang berisi petugas kesehatan yang professional untuk melakukan kajian bila
diperlukan penanganan secara tim.

H. PENANGANAN KASUS SECARA TIM


Penanganan kasus secara tim mengatur tentang tindakan dan pengobatan serta
rencana layanan terpadu jika diperlukan penangan oleh tim kesehatan antar profesi
disusun dengan tujuan yang jelas, terkoordinasi dan melibatkan pasien/ keluarga

I. PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN


Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun terapi atau
pengobatan yang akan dilakukan untuk pasien sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi pasien agar pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan
maksimal.

J. KEBIJAKAN PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN DILAKUKAN DENGAN


MEMPERTIMBANGKAN KEBUTUHAN BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL,
DAN TATA NILAI BUDAYA.
Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun rencana tindakan
dan pengobatan yang akan dilakukan kepada pasien sesuai dengan kesehatan yang
dihadapi, agar pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal,

K. KEWAJIBAN IDENTIFIKASI RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI PADA


PASIEN
Petugas mengidentifikasi resiko yang mungkin terjadi pasien seperti resiko jatuh
pada pasien lansia, resiko alergi obat, dan resiko selama dan setelah pengobatan.
L. MEWAJIBKAN DILAKUKAN PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN
Pendidikan atau Penyuluhan pasien adalah : Kegiatan untuk menyampaikan
informasi atau pengetahuan secara luas kepada pasien guna menanamkan sikap dan
perilaku sesuai dengan informasi yang diberikan
M. PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
Penanganan pasien gawat darurat adalah suatu pertolongan yang cepat dan
tepat pada pasien untuk mencegah kematian maupun kecacatan.

N. PENANGANAN PASIEN RESIKO TINGGI


Penanganan pasien resiko tinggi adalah proses memberikan pelayanan klinis
kepada pasien dengan penyakit yang bisa menimbulkan kematian ataupun pasien
dengan yang bisa menularkan penyakit baik pada petugas maupun pasien lainnya.

O. KEWAJIBAN UNTUK MENJAMIN KESINAMBUNGAN DALAM


PELAYANAN
Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan adalah pelayanan
klinis yang dilakukan untuk pasien mencakup kebutuhan biopsikososial spiritual
dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
pasien.

P. PETUGAS BERHAK BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MEMULANGKAN


PASIEN
Pemulangan pasien dan tindak lanjut pasien adalah kegiatan mempersiapkan
pasien pulang meliputi perawatan selama di tumah, informasi perubahan pola
hidup, obat untuk diteruskan di rumah dan tindak lanjut pasien untuk periksa
kembali ke Puskesmas atau perlunya pemeriksaan lain/ dirujuk ke fasilitas
pelayanan yang lebih tinggi.
BAB IV
PENUTUP

Penyelenggaraan pelayanan klinis di Puskesmas Kedaung Barat meliputi pelayanan


dari mulai pendaftaran sampai pasien pulang/rujukan dimana pelayanan yang diberikan
harus sesuai dengan standar pelayanan dan diberikan oleh tenaga kesehatan yg kompeten.
Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis digunakan sebagai acuan dan
pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan untuk memenuhi tuntutan
aspek legalitas sehingga Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kedaung Barat dapat berjalan
sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai