Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI MANUS PADA KASUS

DISLOKASI DI RSUP PROF KANDOU MANADO

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tubuh kita terdiri dari berbagai organ penting yang berguna untuk kelangsungan
hidup kita sendiri. Oleh karena itu kita memerlukan suatupelindung untuk
melindungi organ-organ penting tersebut. Pelindung itu adalah tulang yang dibuat sangat
kuat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selain bisa melindungi organ penting, tulang juga
bisa berfungsi sebagai penegak tubuh, membentuk persendian dan sebagai tempat
melekatnya ligamen-ligamen dan otot-otot. Kita memiliki banyak susunan tulang tetapi
ada satu susunan tulang yang kelihatannya sepele dan kecil tetapi fungsinya sangat vital
bagi kehidupan kita, yaitu tulang tangan (Ossamanus).
Manus merupakan bagian paling distal dari kerangka gerak atas yang disusun
dalam beberapa kelompok tulang, yaitu carpal, metacarpal, dan phalang. Carpal(tulang
pangkal manus) atau tulang yang masuk formasi wrist jointadalah tulang pendek.
Metacarpalmembentuk kerangka telapak tangan dan berbentuk tulang pipa. Phalangadalah
tulang jari tangan yang berbentuk tulang pipa (Pearce, cit.Hasna, 2021).
Lima tulang metacarpalmelekat padacarpal,tulang dan membentuk kerangka tulang
tangan (Tulang metacarpal sejajar dengan lima digit: ibu jari dan jari lainnya) Mereka
diberi nomor 1 sampai 5, dari ibu jari sampai jari kelingking. Jari terdiri dari tiga tulang
kecil yang disebut phalang(Vanputte et al., 2017).

Sendi utama pada manusadalah Carpometacarpal,metacarpophalangeal,dan


interphalangeal.Semua sendi sinovial yang disuplai oleh cabang-cabang pembuluh
darah dan saraf yang berdekatan(Netter, 2018).
Dislokasi adalah kondisi ketika tulang keluar atau bergeser dari posisi normalnya
pada sendi. Semua persendian yang ada di tubuh dapat mengalami dislokasi,
terutama saat terjadi benturan akibat kecelakan berkendara atau terjatuh ketika
berolahraga. Dislokasi paling sering terjadi pada bahu dan jari tangan, walau sebenarnya
dislokasi dapat terjadi di semua sendi, termasuk lutut, siku, rahang, dan panggul.Menurut
Damayanti et al., (2019)
Pemeriksaan radiografi ossa manus pada kasus dislokasi dilakukan 3 proyeksiyaitu
postero anterior(PA), lateral, dan oblique. Menurut Suci Zasneda et al., (2019)
Pada radiografi Ossamanus dengan dugaan dislokasi proyeksi yang digunakan adalah
proyeksi postero anterior(PA) dan proyeksi Oblique. Menurut Telich-Tarriba et al.,
(2020)pemeriksaan radiografi ossamanus pada kasus dislokasiproyeksiyang digunakan
adalah anteroposterior,oblique, dan lateral, dalam kasus tertentu, computed
tomographydengan 3-D rekonstruksi dilakukan.
Berdasarkan artikel-artikelyang telah dijabarkan di atas, ada beberapa
perbedaanpenatalaksanaan pada pemeriksaan radiografi manuspada kasus dislokasi.Oleh
sebab itu,penulis tertarik untukmengkaji lebih lanjut serta mengangkat prosedur
pemeriksaanradiografimanuspada kasus dislokasidalam bentuk Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi Manus Pada Kasus Dislokasi: Case Series
Review”

B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana prosedur pemeriksaan manus pada kasus dislokasi ?
2.Bagaimana peranan setiap proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaanradiografi
manus pada kasus dislokasi menurut kajian literatur?

C.Tujuan Penelitian
1.Mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi manus pada kasus dislokasi menurut
kajian literatur.
2.Mengetahui peranan setiap proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi
manus pada kasus dislokasi menurut kajian literatur.

D.Manfaat Penelitian
1.Manfaat TeoritisDiharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah
wawasan, kepustakaan, informasi, dan referensi serta memberikan informasi terhadap
pembaca yang berkaitan dengan prosedur pemeriksaan radiografi manus dengan
kasus dislokasi.
2.Mafaat PraktisDiharpkan dapat dijadikan bahan masukan untuk megevaluasi
dan memberikan pelayanan radiologi yang lebih baik khusus nya pada
pemeriksaan radiografi manuspada kasus dislokasi.

E.Keaslian Penelitian
1.Suci Zasneda et al., (2019), Ossa manus (tulang-tulang tangan) adalah anggota
gerak bagian atas pada manusia. Dislokasi metacarpophalangeal jointdigiti III adalah
dimana terlepasnya kepalanya sendiri dari mangkok sendi itu sendiri. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa bergeser sendi dari pada
dislokasi metacarpophalangeal jointdigiti III.Pada radiografi Ossa Manus
dengan sangkaan dislokasi metacarpophalangeal joint digiti III ini proyeksi yang
digunakan adalah proyeksi postero anterior (PA) dan proyeksi oblique. Karena dengan
kedua proyeksi tersebut sudah dapat memperlihatkan kelainan pada ossa manus dari dua
aspek.
2.Damayanti et al., (2019),Dislokasi terbuka pada interphalang proksimal jari merupakan
kasus umum yang memerlukan tindakan pembedahan.Pemeriksaan radiologi yang
cukup untuk mendiagnosis yaitu dengan 3 proyeksi yaitu antero posterior (AP), lateral,
dan oblique.
3.Telich-Tarriba et al., (2020), Dislokasi sendi carpometacarpal adalah cedera tangan
yang jarang terjadi. Dislokasi ini biasanya salah didiagnosis karena tanda-tandaklinis
yang tidak spesifik dan cenderung sulit diidentifikasi pada pemeriksaan rontgen
sederhana. Proyeksi yang digunakan yaitu antero posterior, lateral, dan oblique.
4.Rincón Cardozo et al., (2016), Dislokasi sendi trapezium-metacarpal adalah kejadian
yang jarang terjadi karena stabilitas sendi, dan hanya ada sedikit laporan kasus dalam
literatur. Cedera ini disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung yang
menyebabkan dislokasi posterior pada sebagian besar kasus. Proyeksi radiografi
yang diperlukan adalah pandangan anteroposterior (AP) dan lateral.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Anatomi Manus
Ossa manus merupakan anggota gerak tubuh bagian atas, dimana fungsinya untuk
memberikan sokongan dan fleksibilitas pada jaringan lunak atau otottangan. Manus disusun
dalam beberapa kelompok tulang, yaitu carpal, metacarpal, dan phalang. Carpal (tulang
pangkal manus) atau tulang yang masuk formasi wrist joint adalah tulang pendek.
Metacarpal membentuk kerangka telapak tangan dan berbentuk tulang pipa. Phalang adalah
tulang jari tangan yang berbentuk tulang pipa (Anne Waugh cit. Hasna, 2021). Gambar
anatomi dari organ manus dapat ditampilkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Manus

Metacarpus(meta = luar) atau telapak tangan, adalah daerah perantara tangan dan
terdiri dari lima tulang yang disebut metacarpal. tulang metacarpaldiberi nomor I sampai
V (atau 1-5), dimulai dengan ibu jari, dari lateral ke medial. Basis beratikulasi dengan deretan
distal tulang carpaluntuk membentuk carpometacarpal joint.Bagian distal berartikulasi dengan
phalangproksimal untuk membentuk metacarpophalangeal joint. Kepala metakarpal, biasa
disebut "buku-buku jari," mudah terlihat dalam kepalan tangan(Tortora, 2017).
Phalangatau tulang jari, membentuk bagian distalmanus. Ada 14 phalangdi lima jari
masing-masing tangan dan, seperti metacarpal, jari-jari diberi nomor I sampai V (atau 1-5),
dimulai dengan ibu jari, dari lateral ke medial. Satu tulang jari disebut sebagai phalang. Setiap
phalangterdiri dari basis proksimal, poros perantara, dan kepala distal. Jempol (pollex)
memiliki dua phalang, dan ada tiga phalangdi masing-masing dari empat digit lainnya.
Diurutkan dari ibu jari, empat digit lainnya biasa disebut sebagai jari telunjuk, jari
tengah, jari manis, dan jari kelingking.Baris pertama dari phalang, baris proksimal,
berartikulasi dengan tulangmetacarpal. Baris kedua dari phalang, baris tengah,
berartikulasi dengan baris proksimal. Dan baris ketiga, disebut baris distal. Ibu jari tidak
memiliki tengah ruas. Sambungan antar phalangdisebut interphalangeal joint (Tortora,
2017).
Semua basis metacarpalberartikulasi dengan tulang carpal. selain itu, dasar
metacarpaltulang jari saling mengartikulasikan. Semua head metacarpal berartikulasi
dengan phalang proksimal jari-jari. Kepala membentuk buku-buku jari pada permukaan
punggung tangan Ketika jari tertekuk (Drake et al., 2017).
Ada sendi synovial antar tulangcarpal. antara tulang carpaldan tulang metacarpal,
antara tulang metacarpaldan phalang proksimal dan di antara phalang. Gerakan pada
meracarpophalangeal joint dikendalikan oleh otot di lengan bawah. Tidak ada otot di
phalang, gerakan phalang dihasilkan oleh tendon yang memanjang dari otot di lengan bawah
(Anne Waugh Hasna, 2021). Carpometacarpal, metacarpophalangeal, dan
interphalangeal adalah semua sendi sinovial yang disuplai oleh cabang-cabang pembuluh
darah dan saraf yang berdekatan(Netter, 2018).
B.Patologi
1.Definisi
Dislokasi (dis-lo-ka-si) berarti perubahan atau pemindahan lokasi. Dislokasi sendi
Dislokasi sendi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Sebuah sendi yang
ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi kendor. Akibatnya
sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali.
Dislokasi adalah terlepasnya kepala sendi dari mangkok sendi. Untuk memberikan hasil
akhir yang memuaskan maka semua dislokasi harus diketahui dan direduksi sejak dini.
Adapun gejala yang diakibatkan oleh dislokasi sering dijumpai, yaitu: adanya rasa sakit atau
nyeri. Oleh karena sebab itu dibutuhkan suatu tindakan yang benar secara radiografi
dengan menggunakan sinar-X yang dapat mengetahui bentuk, fungsi dan kelainan
dari pada dislokasi. (Anderson et al, cit Zasneda, 2019).
2.Penyebab dislokasi
Dislokasi terjadi ketika sendi mengalami benturan atau tekanan yang keras. Kondisi yang
dapat menyebabkan dislokasi antara lain:a.Terjatuh, misalnya akibat terpelesetb.Kecelakaan
kendaraan bermotorc.Cedera akibat olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepak bola
atau bela diri
3.Gejala dislokais
Sendi adalah area di mana dua atau lebih tulang bertemu. Sendi terbentuk dari jaringan
ikat dan tulang rawan, serta berfungsi sebagai penghubung di antara tulang-tulang saat
bergerak. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala dan keluhan berupa:
a.Sakit dan nyeri pada sendi yang cedera
b.Sendi bengkak dan memar
c.Bagian sendi yang cedera menjadi kemerahan atau menghitam
d.Bentuk sendi menjadi tidak normal
e.Sakit ketika bergerak
f.Mati rasa di bagian sendi yang cedera

C.Prosedur Pemeriksaan Radiografi Manus


1.Persiapan pasien
Pada pemeriksaan radiografi manus pasien diintruksikan untuk melepas aksesoris yang
berada pada tangan yang akan di periksa. Seperti cincin, gelang ataupun aksesesoris lain
yang dapat menganggu hasil radiograf. Setelah itu pasien dipakaikan apron sebagai alat
proteksi radiasi.
2.Persiapan alat dan bahan
Peralatan yang perlu disiapkan yaitu, pesawat sinar-x, film, image receptor (IR) 24
x 30 cm, marker L atau R, alat bantu fiksasi, apron, processing film atau digital
processing. Gambar alat dan bahan yang diperlukan pada pemeriksaan radiografi manusdapat
ditampilkan dalam gambar 2.2 sebagai berikut :

Keterangan :
1.Fiksasi
2.Apron
3.IR
4.Pesawat sinar-x
5.Digitalprocessing
6.Marker R dan L

Gambar 2.2 Alat dan Bahan (Bontrager, 2018)


3.Teknik pemeriksaan radiografi manus
Menurut (Bontrager, 2018) pemeriksaan radiografi manus ada beberapa proyeksi
diantaranya posteroanterior (PA), PA oblique, “FAN” Lateral-Lateromedial, lateral in
extensionand flexion. AP oblique bilateral (Norgaard method). Proyeksi yang digunakan
pada pemeriksaan radiografi manus dengan kasus dislokasi adalah proyeksi
posteroanterior(PA) dan proyeksi PA oblique.
a.Proyeksi posteroanterior (PA)
1) Posisi pasien
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan posisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian meja pemeriksaan sehingga posisi lengan yang
berada di atas meja pemeriksaan nyaman

2) Posisi objek
a)Tangan diletakan pada meja pemeriksaaan dan letakkantelapak tangan menempel
diatas kaset.
b)Tangan diletakkan tepat berada pada pertengahanlapangan penyinaran
c)Jari jaritangan direnggangkanagar tidak saling berhimpit
d)Beritahu pasien supaya rileks untuk menghindari pergerakan

3) Arah sumbu sinar : tegak lurus terhadap IR

4) Titik bidik : Metacarpophalangeal jointdigiti III

5) SourceImage Distance(SID) : 102 cm

6) Image receptor (IR) : 24 x 30 cm

7) Kolimasi : mengatur kolimasi seluas objek

8) Gambar posisi objek pada pemeririksaan radiografi manus proyeksi PA dapat


ditampilkan dalam gambar 2.3 sebagai berikut
9) Kriteria Radiograf :
a) Proyeksi PA terlihatkeseluruhantangan dan pergelangan tangan terlihat sekitar 2,5 cm
(1 inci) dari lengan distal.
b) Sumbu panjang tangan dan pergelangan tangan sejajar dengan sumbu panjang dari
IR.
c) Tidak ada rotasi tangan
d) Jari jari harus dipisahkan sedikit dengan jaringan lunak tidak tumpang tindih.
e) Metacarpophalangeal joint dan interphalangeal joint tampak terbuka, menunjukkan
lokasi CR yang benar dan tangan itu sepenuhnya prone
f) Central ray dan central point harus pada metacarpophalangeal joint digiti IIIGambar
Radiograf dari manus Proyeksi PA dapat ditampilkan dalam gambar 2.4sebagai
berikut :

Keterangan :
1. distal haling
2. proximal phalang
3. metacarpal
4. Radius
5. phalang
6. metacarpal

Gambar 2.4 Radiograf PA manuskanan


(Bontrager, 2018)

b.Proyeksi PA Oblique
1) Posisi pasien Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan posisi yang sakit
dekat dengan meja pemeriksaan, atur ketinggian meja pemeriksaan sehingga posisi
lengan yang berada di atas meja pemeriksaan nyaman.
2) Posisi objek
a) Lengandifleksikanpada meja pemeriksaan dan atur tangan tepat di pertengahan
lapangan penyinaran.
b) Tangan diletakkan secara tegak miring diatas kaset sehingga sisi jari
kelingking menempel pada kasetkemudian tangandirotasikansehingga
membentuk sudut 45 derajat terhadap kaset pada posisi prone.
c) Jari jari tangan diatur sedemikian rupa sehingga jari jari tangan membuka dan
tidak saling bertumpuk. Jika ada gunakanspon yang sudah dibentuk 45
derajat untuk menempatkan masing masing jari.Gambar posisi objek pada
pemeririksaan radiografi manus proyeksi Oblique dapat ditampilkan dalam
gambar 2.5sebagai berikut:

Gambar 2.5 posisi objek proyeksi PA oblique manus


(Bontrager, 2018)

3) Arah sumbu sinar : tegak lurus terhadap IR


4) Titik bidik : Metacarpophalangeal jointdigiti III
5) Source Image Distance(SID) : 102 cm
6) Image receptor (IR) : 24 x 30 cm
7) Kolimasi : mengatur kolimasi seluas objek
8) Kriteria Radiograf
a) Proyeksi miring dari seluruh tangan dan pergelangan tangan dan sekitar 2,4 cm (1
inci) dari lengan bawah distal terlihat.
b) Sumbu panjang tangan dan pergelangan tangan harus sejajar dengan IR
c) 45° miring dibuktikan dengan bagian tengah metacarpaltidak boleh tumpang
tindih. beberapa tumpang tindih ada pada kepala distal metacarpalketiga, keempat
dan kelima, tetapi tidak ada tumpang tindih metacarpalkedua dan ketiga.
Tumpang tindih metacarpal yang berlebihan menunjukkan rotasi yang berlebihan,
dan pemisahan yang terlalu banyak menunjukkan rotasi yang kurang.
d) metacarpophalangeal joint dan interphalangeal jointterbuka tanpa pemendekan
phalangtengah atau phalangdistal, menunjukkan bahwa jari-jari sejajar dengan IR.
e) Central ray dan central point kolimasi harus berada pada metacarpophalangeal joint
digiti III.
f) Kepadatan (kecerahan) dan kontras yang optimal tanpa gerakan menunjukkan soft
tissue dan tanda trabekula tulang yang jelas dan tajam.Gambar radiograf dari manus
proyeksi oblique dapat ditampilkan dalam gambar 2.6sebagai berikut :

Gambar 2.6 radiograf PA Oblique manus (Bontrager, 2018)


METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Jenis penelitian dalam Karya Ilmiah ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif
dengan desain penelitian study caseseriesreviewdengan pendekatan case series
review.Penelitian kualitatif adalah penganut aliran fenomenologis, yang menitik beratkan
kegiatan penelitian ilmiahnya dengan jalan penguraian (describing) dan pemahaman
(understanding) terhadap gelaja-gelaja sosial yang diamatinya. Pemahaman
bukan saja dari sudut pandang peneliti (researcher’s perspective) tetapi yang lebih
penting lagi adalah pemahaman terhadap gelaja dan fakta yang diamati berdasarkan
sudut pandang subjek yang diteliti(Hardani, Ustiawaty, 2020).Penelitian case series
reviewadalah kumpulan dari beberapa kasus yangbertujuan untuk menggambarkan
beberapa aspek klinis, patofisiologis atau operasional dari suatu penyakit, pengobatan atau
prosedur diagnostik.
B.Database
Database yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini berasal dari artikel
jurnal, google scholar, sciencedirect, sertarepositoryyang diakses melaluigoogle scholardan
repository Poltekkes Semarang.
C.KeywordsPenulis
mengumpulkan data dari literatur terkait prosedur pemeriksaan radiografi
manusdengan kasus dislokasi yang didapatkan dengan kata kunci : Pemeriksaan
Radiografi manus, dislokasi, Teknik radiografi dislokasi manus
Sintesis Penelitian
Pada penelitian ini akan membahas secara rinci terkait proyeksi pada pemeriksaan
radiografi manuspada kasus dislokasi dengan metode penelitian case series review, poin
poin yang akan dijabarkan pada penelitian ini yaitu mengenai pemeriksaan tersebut pada
beberapa jurnal yang akan dijabarkan dan dikaji secara rinci dan juga melihat dari tinjauan
teori yang ada pada buku pedoman teknik radiografi yang adapada buku Bontrager’s, dan
sejenisnya

Anda mungkin juga menyukai