Anda di halaman 1dari 20

Laporan Presentasi Kelompok

SISTEM OPERASI
Manajemen Proses

Kelas 2017 A
Kelompok 4
Anggota :

1. Ahmad Nasri NIM 1715015009


2. Fitri Ameliani Syawalidah NIM 1715015021
3. Hawi Natalino NIM 1715015031
4. Muhammad Setiawan NIM 1715015042

UNIVERSITAS MULAWARMAN
Teknik Informatika
2018
I. PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Perencanaan Proses
Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufacturing yang menetapkan proses dan
parameter apa yang digunakan untuk merubah part awal menjadi part akhir, yang didahului
adanya gambar teknik (Chang, 1998).
Proses planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan pengurutan dimana
proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan prosduk dari bentuk awal sampai bentuk akhir
(Groover, 2001). Langkah-langkah dari proses planning meliputi :
1.      Interpretasi gambar rancangan
2.      Proses dan urutan
3.      Pemilihan peralatan
4.      Pemilihan tools, dies, mold, dan gages
5.      Metode Analisa
6.      Standar kerja
7.      Cutting tools dan cutting condition
Secara umum tugas utama menajeman proses meliputi :
1. Mengelola siklus hidup proses-proses
2. Melakukan penjadwalan proses
3. Menangani komunikasi antar proses
4. Mengelola alokasi sumber daya komputer ke proses.

Sinkronisasi yang merupakan bentuk khusus komputer antar proses dalam


pengaksesan sumber daya komputer akan dibahasa secara khusus. Selain itu, masalah
deadlock, yang merupakan kasus khusus dalam pengalokasian sumber daya pada proses-
proses serta penanganannya.

B. MATERI

1. PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PROSES

Proses merupakan konsep inti dalam system opersai. System operasi bertanggung
jawab atas pengelolaan siklus hidup proses meliputi penciptaan proses, penghentian
proses, serta pengalihan eksekusi proses.
PENCIPTAAN PROSES

Terdapat sejumlah kondisi dan perintah yang memicu penciptaan proses.


Penciptaan proses dapat dipicu oleh permintaan pengguna untuk menjalankan suatu
aplikasi melalui aplikasi shell, baik yang berbasis antarmuka teks maupun grafis.
Proses dapat juga diciptakan oleh suatu proses lain yang seang berjalan, seperti
aplikai shell yang menciptakan proses aplikasi lain yang diminta pengguna. Selain
itu, proses dapat pula diciptakan dalam suatu eksekusi batch seperti eksekusi shell
script, misalnya eksekusi berkas autoexec.bat di sistem operasi keluarga Windows
ataupun eksekusi berkas script berekstensi *.bash di sistem operasi Linux.

Selama penciptaan, ada sejumlah tahap yang dilalui, yaitu :

1. Sistem operasi akan membangkitkan suatu nomor identitas atau ID unik untuk
proses yang diciptakan
2. Setelah itu sistem operasi akan membuat suatu rekaman data dengan nomor ID
tersebut dan menyisipkan rekaman tersebut pada suatu struktur data di memori
utama yang disebut dengan table proses (process table)
3. Setelah itu, sistem operasi mengalokasi ruang memori utama untuk menyimpan
image proses yang terdiri atas bagian kode program, stack dan PCB (Process
Control Block)
4. Pada tahap berikutnya, sistem operasi akan melakukan inisialisasi PCB proses
yang diikuti dengan proses no 5 berikut.
5. Penyisipan PCB proses ke antrian ready dan mengubah status proses menjadi
ready.

PENGHENTIAN PROSES

Penghentian proses yang normal terjadi karena aplikasi telah selesai. Adanya
kondisi kesalahan serta hal-hal yang tidak dikehendaki dapat menyebabkan proses
dihentikan secara paksa.

Dalam penghentian proses secara normal, langkah-langkah yang dilakukan oleh


sistem operasi antara lain :
1. Mengembalikan hasil keluaran ke proses induk (parent process), yaitu proses
yang menciptakan proses bersangkutan.
2. Menghapus rekaman proses di semua antrian dan di tabel proses.
3. Setelah itu, sistem operasi akan menghapus PCB serta image proses tersebut.
Dalam penghentian proses, semua sumber daya yang digunakan, seperti berkas
maupun peranti I/O dibebaskan ataupun dikembalikan ke sistem operasi.
Setelah penghentian proses selesai, sistem operasi akan melakukan operasi
penjadwalan (scheduling) untuk memilih proses lain untuk dieksekusi.

PENGALIHAN EKSEKUSI PROSES (PROCESS SWITCHING)

Sistem operasi juga bertanggung jawab untuk pengalihan eksekusi proses. Ketika
suatu proses yang sedang running sudah habis jatah waktu eksekusinya maka sistem
operasi bertanggung jawab untuk mengalihkan eksekusi ke proses yang lain.

Berbagai penyebab Pengalihan Ekseskusi Proses

1. Interupsi
Interupsi disebabkan oleh aksi ekstenal, misalnya oleh piranti I/O, pewaktu
(timer), ataupun kesalahan akses memori utama. Munculnya interupsi tidak
tergantung pada proses yang pada saat itu sedang running. Pada saat muncul,
kendali lebih dahulu diserahkan ke interrupt handler atau rutin penanganan
interupsi. Secara umum, rutin tersebut akan terlebih dahulu melakukan
penyimpanan konteks prosesor (processor context), yaitu isi seluruh register
prosesor pada saat tersebut, ke PCB proses. Beberapa contoh interupsi :
a. Interupsi waktu (Clock Interrupt)
Interupsi ini digunakan untuk memerikasi pemakaian jatah waktu pengguna
prosesor. Jika jatah waktu telah habis (time-out) maka prosesor akan
dialokasikan ke proses lain.
b. Interupsi I/O (I/O Interrupt)
Interupsi ini dilakukan oleh piranti I/O untuk menginformasikan selesainya
operasi I/O ataupun adanya data baru dari piranti I/O.
c. Interupsi kesalahan Memori (Memory Faul Interrupt)
Interupsi ini umumnya terjadi jika prosesor mencoba mengakses alamat logika
yang datanya belum disalinkan ke memori utama. Ketika interupsi ini terjadi,
rutin penanganannya akan menyelin page/segment yang hendak diakses
tersebut ke memori utama. Dengan kata lain, sistem operasi menggunakan
interupsi seperti ini untuk mengelola penyalinan page/segment proses dari
memori maya pada media sekunder ke memori utama.

2. Trap
Trap adalah interupsi yang dipicu oleh terjadinya kesalahan eksekusi ataupun
kondisi-kondisi khusus (exception condition) dari proses yang sedang running.

3. Supervisor Call atau System Call


Merupakan pemanggilan layanan sistem operasi oleh proses yang sedang running.
Penggunaan system call menyebabkan aliran eksekusi berpindah ke kode instruksi
karnel sistem opersi.
Tahap Pengalihan Eksekusi Proses (Process Switching)

Gambar 1 : Tahap proses pengalihan sistem operasi

Pada gambar diatas merupakan pengalihan proses P0 ke P1 dan kembali ke P0.


Tahap pengalihan proses meliputi langkah-langkah berikut :

1. Sistem operasi menyimpan (backup) konteks prosesor, yaitu ini seluruh register
prosesor, proses yang sedang running (P0) ke PCB proses tersebut (PCB0).
2. Sistem operasi kemudian memperbarui isi PCB proses tersebut (PCB0), termasuk
mengubah status eksekusinya ke status blocked ataupun ready.
3. Selanjutnya, PCB (PCB0) dipindahkan keantrian yang sesuai, yaitu antrian ready
jika status proses beralih ke status ready ataupun ke salah satu antrian I/O jika
beralih ke status blocked.
4. Setelah itu, sistem operasi melakukan dispatch ke proses lainnya P1, dengan
memperbarui PCB proses baru (P1), termasuk mengubah status eksekusinya
menjadi running.
5. Kemudian sistem operasi memperbarui isi struktur data manajemen memori yang
berkaitan dengan proses baru (P1)
6. Terakhir, sistem operasi akan menyalin (restore) konteks prosesor yang
tersimpan di PCB proses baru (PCB1) ke prosesor dan mulai meneksekusi kode
instruksi proses P1.

Jika jatah eksekusi proses P1 telah habis dan tidak ada proses lain dalam sistem
selain P0 maka prosesor akan dialihkan kembali ke P0 mengikuti langkah-langkah
diatas.

2. PENJADWALAN PROSES
Sistem operasi bertanggung jawab untuk melakukan penjadwalan proses. Sistem
operasi modern umumnya merupakan sistem multitasking, yaitu sistem yang memiliki
kemampuan untuk menjalankan sejumlah proses secara konkuren.

Antrian penjadwalan (Scheduling Queue)

Antrian penjadwalan meliputi antrian yang berisi proses-proses yang siap dieksekusi
(ready queue), antrian untuk proses-proses yang menunggu layanan operasi dari
suatu peranti I/O (peranti I/O atau I/O queue seperti disk, magnetic tape dan
terminal). Selain itu, terdapat job (long-term) queue yang berisi semua proses dalam
sistem.

Gambar 2 : Macam-macam antrain penjadwalan proses

Umumnya antrian-antrian ini diimplementasikan dalam bentuk link-list. Header


antrain berisi refrensi atau pointer ke PCB suatu proses, yang pada gilirannya akan
berisi refrensi ke PCB proses lainnya. Header antrian juga berisi refrensi ke PCB
proses yang berada pada ujung antrian. Pada gambar terlihat proses 2 dan 7 berada
pada antrian ready. Ini berarti salah satu proses 2 atau 7 berstatus running, sedangkan
sisanya berstatus ready. Proses 3,5,6,14 bersatus blocked karena menunggu operasi
I/O. Proses 5 sedang menggun inputan dari terminal dan ditempatkan pada antrian
terminal unit 0 sedangkan proses 3,6,14 sedang menunggu operasi pada disk unit o
dan ditempatkan pada antrian dist tersebut.

Kriteria Penjadwala Proses

1. Keadilan (fairness)
Proses-proses harus diperlakukan sama, yaitu mendapatkan jatah waktu prosesor
yang adil, namun tidak selalu berarti jatah waktu yang sama.
2. Efisiensi (Processor utilization)
Penjadwalan menjaga agar prosesor dipakai secara terus menerus selama masih
ada proses yang aktif diantrian ready.
3. Waktu tanggapan (Response time)
Waktu tanggapan diusahakan seminimal dan sependek mungkin.
4. Waiting time
Durasi waktu yang dihabiskan suatu prose dalam antrain ready selama siklus
hidupnya.
5. Turn around time
Durasi waktu dari saat suatu proses mulai aktif dalam sistem sampai proses
tersebut selesai.
6. Throughput
Merupakan rata-rata proses yang dapat diselesaikan persatuan waktu

Pemicu terjadinya Penjadwalan

Gambar 3 : Pemicu terjadinya penjadwalan proses

Sejumlah pemicu yang mengaktifkan fungsi penjadwalan proses antar lain :

1. Proses berubah dari status running ke blocked


Keadaan ini dapat disebabkan karena proses melakukan system call untuk
meminta operasi I/O (I/O request), seperti membaca berkas dari disk ataupun
scanner atau kerena menunggu suatu event atau interupsi.
2. Proses berubah dari status running ke ready
Keadaan ini disebabkan proses yang sedang running sudah habis time-slice-nya.
3. Proses perubahan dari status blocked ke ready
Ketika permintaan akses I/O ataupun event yang ditunggu oleh suatu proses yang
berstatus blocked telah terpenuhi maka akan terjadi interpsi.
4. Proses berhenti (Terminated)
Proses yang berhenti secara normal akan memanggil system call “exit”, sedangan
proses yang berhenti secara abnormal umumnya disertai dengan terjadinya trap.
3. KOMUNIKASI ANTAR PROSES
Munculnya konsep sistem operasi multitasking memungkinkan sejumlah proses
aktif bersamaan pada suatu sistem operasi. Proses-proses ini pada hakikatnya saling
memengaruhi karena menggunakan prosesor dan memori yang sama.

Ada 2 macam model komunikasi antar proses yang saling bekerja sama , yaitu :

1. Model bertukar pesan (massage passing)


2. Model berbagai pakai memori (shared memory)

Gambar 4 : perbedaan kedua model komunikasi prose

(a) Massage Passing. Melibatkan intervensi sistem operasi secara langsung.


Misalnya proses A hendak menyampaikan suatu pesan M ke proses B maka
proses A akan mengirimkan pesannya ke karnel sistem operasi (1) yang
kemudian diteruskan ke proses B (2).
(b) Shared Memory. Perlu dicatat, pesan M harus mengandung informasi alamat
tujuan dari pesan tersebut. Hal ini sama halnya jika kita ingin mengirim kartu
pos ke orang lain. Pada kartu pos dicantumkan pesan dan alamat tujuannya.
Kemudian kita menyampaikan kartu pos tersebut ke kantor pos, dan
kemudian pihak kantor pos menyampaikan pesan tersebut ke pihak penerima.

Komunikas Langsung vs Komunikas tidak Langsung

Model komunikasi Massage-passing sendiri dapat dikelompokkan dalam dua bentuk,


yaitu :

1. Komunikas langsung
2. Komunikasi tidak langsung
Send (Pesan,P2)

 
P1 P2
  bidirection

 
Gambar 5 : Komunikasi Langsung

P1 P2

Send (Pesan,M1)
M1 Receive (Pesan,M1)
(Mailbox 1 )
   
Gambar 6 : Komunikasi tidak Langsung
 
Pada gambar 5 : komunikasi langsung, alamat identitas  atau alamt penerima
dinyatakan secara eksplisit dalam sintax pengiriman pesan, yaitu :
Send (pesan,proses tujuan)

Pada gambar 6 : pada komunikasi tidak langsung, pengiriman dan penerimaan pesan
dilakukan menggunakan suatu perantara yang disebut dengan mailbox. Jadi
pengiriman akan menyampaikan pesan ke mailbox dengan sintax :
Send (pesan, alamat mailbox)
Pada hakekatnya pengiriman tidak menentukan secara rinci proses mana yang
menjadi tujuan proses. Setiap proses yang dapat membaca dari mailbox yang
digunakan, otomatis dapat menjadi pihak penerima pesan. Penerima mengambil
pesan dari mailbox dengan sintax :
Receive (pesan,alamat mailbox)

Gambar 7 : Komunikasi tak langsung lewat sejumlah mailbox

Dari gambar terlihat ada tiga sambungan (link) komunikasi tak langsung yang
mungkin dilakukan.
1. Antara P1 dan P3 lewat M2 dan komunikasinya bersifat bidirectional
2. Antara P1 dan P3 lewat M1 dan komunikasinya bersifat unidirectional, yaitu
dari P1 ke P3 saja dan tidak sebaliknya.
3. Antara P1 dan P2 lewat M1 dan komunikasinya bersifat unidirectional, yaitu
dari P1 ke P2 saja.
Perhatikan, sekalipun P2 dan P3 punya akses M1, namun keduanya tidak dapat
menyelenggarakan komunikasi. Ini dikarenakan keduanya hanya memiliki akses
baca dari M1.

4. SINKRONISASI PROSES

Sistem konkuren umumnya memungkinkan proses-proses melakukan akses secara


konkuren ke suatu sumber data yang dibagi pakai bersama. Hal ini menimbulkan
race conditional, yaitu kondisi saat lebih dari satu proses berusaha mengakses suatu
sumber daya pada suatu saat yang bersamaan. Race condition ini membawa dampak
terhadap konsistensi dan keabsahan kondisi dari sumber daya yang diakses tersebut.

Implementasi Sinkronisasi
Pada umumnya implementasi sinkronisasi harus dilakukan pada tiga bagian lapisan
sistem komputer, yaitu aplikasi pengguna, perangkat keras dan sistem operasi

Gambar 8 : Sinkronisasi pada aplikasi (softwere)

Pada program aplikasi menerapkan sinkronisasi, ada kode tambahan yang harus
ditambahakan sebagai implementasi dari mekanisme sinkronisasi. Kode tambahan ini
disebut entry section dan exit section dan harus diletakka mengeapit bagian kode
yang diidentifikasi sebagai critical section seperti gambar diatas.
Entry section berfungsi untuk memastikan mutual exclusive. Bagian ini menguji
apakah proses dapat melanjutkan ke critical sectionnya. Misalnya pada kasus diatas,
terdapat dua proses P1 dan P2 yang hendak melakukan critical section-nya masing-
masing. Pengaturan eksekusi critical section menggunakan variabel kontrol giliran,
yaitu nilai gilitan=0 berarti P1 diijinkan untuk eksekusi critical section-nya, dan nilai
giliran=1 berarti P2 yang diijinkan eksekusi critical section-nya.
Entry section pada proses P1 akan menguji nilai giliran terus menerus dan selama
nilai giliran tidak sama dengan 0 maka pengujian akan diulang terus. Hal yang mirip
terjadi pada proses P2, tetapi proses P2 akan melakukan pengujian nilai terus
menurus selama nilai giliran tidak sama dengan 1. Pengujian yang terus menurus
atau looping ini disebut dengan busy waiting dan tetap menggunakan siklus eksekusi
prosesor.
Fungsi bagian exit section adalah untuk memastikan sifat progress dari
mekanisme sinkronisasi, yaitu jika P1 sudah selesai mengeksekusi critical section-
nya maka P1 tidak boleh menghalangi proses lainnya untuk melanjutkan ke critical
section-nya. Oleh sebab itu, bagian exit section P1 mengubah nilai giliran=1, artinya
P1 mempersilahkan P2 untuk menlanjutkan critical section-nya jika P2 sedang
menunggu di bagian entry section-nya sendiri.

Gambar 9 : Sinkronisasi pada Hardwere

Jika proses yang disinkronisasi berjumlah banyak maka dapat disederhanakan


dengan memakai variabel yang menyerupai fungsi kunci yang hanya bernilai benar
(true) dan salah (false). Konstruksi entry section dan exit section menjadi seperti
gambar di atas.

Entry section proses bertugas menguji nilai kunci (lock). Jika lock tertutup atau
lock=true maka proses tersebut harus melakukan busy waiting. Jika lock terbuka atau
lock=false maka proses dapat melanjutkan eksekusi ke bagian critical section
sekaligus mengubah nilai lock=true. Dibagian exit section, proses mengubah nilai
lock=false sehingga proses lain yang menunggu terbukanya lock tersebut dapat
melanjutkan ekseskusi ke bagian critical mereka juga.

Gambar 10 : Sinkronisasi pada Sistem Operasi

Untuk mengoptimalkan pemakaian prosesor maka sinkronisasi membutuhkan


campur tangan rutin sistem operasi untuk meniadakan terjadinya busy waiting pada
bagian entry section dari suatu proses. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan
fungsi atau rutin sistem operasi yang dapat dipanggil pada bagian entry section dan
exit section.

Baik fungsi wait (lock) maupun signal (lock) merupkan rutin yang disediakan oleh
sistem operasi. Mengapa harus sistem operasi? Ini dikarenakan kita membutuhkan
kemampuan untuk mengatur siklus atau status dari proses yang telibat. Yaitu
mengubah suatu proses berstatus running menjadi blocked ataupun sebaliknya.

Fungsi wait diletakkan pada bagian entry section, sedangkan fungsi signal diletakkan
pada bagian exit section. Fungsi wait berfungsi untuk menguji status lock. Jika lock
terbuka maka proses akan melanjutkan eksekusinya ke critical section sekaligus
mengunci lock. Namun jika lock terkunci maka fungsi wait akan membuat status
proses bersangkutan menjadi blocked dan dimasukkan dalam antrian lock
bersangkutan. Setelah suatu proses menyelesaikan bagian critical section maka
proses akan melanjutkan eksekusi ke bagian exit section dengan memanggil fungsi
signal. Fungsi signal akan membebaskan lock dan sekaligus membangunkan, operasi
wake-up, semua proses yang menggungu diantrian lock tersebut.
II. TANYA JAWAB

1. Apakah definisi dari manajemen proses?

Manajemen proses merupakan konsep pokok dalam sistem operasi, sehingga masalah
manajemen proses adalah masalah utama dalam perancangan sistem operasi. Proses
adalah program yang sedang dieksekusi. Proses dapat juga didefinisikan sebagai unit
kerja terkecil yang secara individu memiliki sumber daya dan dijadwalkan oleh
sistem operasi. Proses berisi instruksi, data, program counter, register pemroses,
stack data, alamat pengiriman dan variabel pendukung lainnya.
Sebagaimana proses bekerja, maka proses tersebut merubah state
(keadaan statis/ asal). Status dari sebuah proses didefinisikan dalam bagian oleh
aktivitas yang ada dari proses tersebut. Tiap proses mungkin adalah satu dari keadaan
berikut ini:
a. New: Proses sedang dikerjakan/ dibuat.
b. Running: Instruksi sedang dikerjakan.
c. Waiting: Proses sedang menunggu sejumlah kejadian untuk terjadi
(seperti sebuah penyelesa penyelesaian I/O
d. Ready: Proses sedang menunggu untuk ditugaskan pada sebuah prosesor.
e. Terminated: Proses telah selsesai melaksanakan tugasnya/ mengeksekusi.

2. Apakah definisi dari ready queue?

Struktur data antrean atau queue adalah suatu bentuk khusus dari linear list, dengan
operasi penyisipan (insertion) hanya diperbolehkan pada salah satu sisi, yang disebut
sisi belakang (REAR), dan operasi penghapusan (deletion) hanya diperbolehkan pada
sisi lainnya, yang disebut sisi depan (FRONT), dari list. Sebagai contoh dapat kita
lihat antrean (Q1, Q2,...,QN). Kita notasikan bagian depan dari antrean Q sebagai
FRONT (Q) dan bagian belakang sebagai REAR (Q). Jadi untuk antrean Q = [Q1,
Q2,...,QN] : FRONT (Q) = Q1 dan REAR (Q) = QN kita menggunakan notasi NOEL
(Q) untukmenyatakan jumlah elemen di dalam antrean Q. NOEL (Q) mempunyai
harga integer. Untuk antrean Q = [Q1, Q2,..., QN], maka NOEL(Q) = N. Operator
penyisipan (insertion) disebut INSERT dan operator penghapusan (deletion) disebut
REMOVE.

3. Berikan contoh dari perencanaan proses, penciptaan proses, dan


penghentian proses?
a. Perencanaan Proses

Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufacturing yang menetapkan


proses dan parameter apa yang digunakan untuk merubah part awal menjadi part
akhir, yang didahului adanya gambar teknik (Chang, 1998).
Proses planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan
pengurutan dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan prosduk dari
bentuk awal sampai bentuk akhir (Groover, 2001). Langkah-langkah dari proses
planning meliputi :
-      Interpretasi gambar rancangan
-      Proses dan urutan
-      Pemilihan peralatan
-      Pemilihan tools, dies, mold, dan gages
-      Metode Analisa
-      Standar kerja
-      Cutting tools dan cutting condition

b. Penciptaan proses

Penciptaan proses dapat dipicu oleh permintaan pengguna untuk menjalankan suatu
aplikasi melalui aplikasi shell, baik yang berbasis antarmuka teks maupun grafis.
Selain itu, proses dapat pula diciptakan dalam suatu eksekusi batch seperti
eksekusi shell script, misalnya eksekusi autoexec.bat di sistem operasi Windows
ataupun eksekusi berkas script berekstensi *.bash di sistem operasi Linux.
Tabel penyebab penciptaan proses :

 Tahap penciptaan proses :


- Sistem operasi akan membangkitkan suatu nomor identitas atau ID unik untuk
- Setelah itu sistem operasi akan membuat suatu rekaman data dengan nomor ID
- Setelah itu, sistem operasi mengalokasikan ruang memori utama untuk
menyimpan image process yang terdiri atas bagian kode program, stack dan PCB
(Process Control Block).
- Pada tahap berikutnya, sistem operasi akan melakukan inisialisasi PCB proses
yang diikuti dengan,
- penyiapan PCB proses ke antrian Ready dan mengubah status proses
menjadi Ready.

c. Penghentian proses

Penghentian proses yang normal terjadi karena aplikasi telah selesai. Adanya kondisi
kesalahan serta hal-hal yang tidak dikehendaki dapat menyebabkan proses dihentikan
secara paksa.
Dalam penghentian proses secara normal, langkah-langkah SO untuk penghentian
proses sebagai berikut :

- Mengembalikan hasil keluaran ke proses induk (Parent Process), yaitu proses


yang menciptakan proses yang bersangkutan.
- Menghapus rekaman proses di semua antrian dan di tabel proses.
-Setelah itu, sistem operasi akan menghapus PCB serta image process tersebut.
Dalam penghentian proses, semua sumber daya yang digunakan seperti berkas
maupun I/O dibebaskan atau dikembalikan ke sistem operasi.
Setelah penghentian proses selesai, SO akan melakukan operasi
penjadwalan (Scheduling) untuk memilih proses lain yang dieksekusi selanjutnya.

Tabel penghentian proses :


III. KESIMPULAN

 proses adalah program dalam eksekusi. Suatu proses adalah lebih dari kode
program. Proses termasuk aktivitas yang sedang terjadi, sebagaimana digambarkan
oleh nilai pada program counter dan isi dari daftar prosesor/ processor’s register.
Suatu proses umumnya termasuk process stack, yang berisikan data temporer (seperti
parameter metoda, address yang kembali, dan variabel lokal) dan sebuah data
section, yang berisikanvariabel global.

Program itu bukanlah sebuah proses; suatu program adalah satu entitas pasif; seperti
isi dari sebuah berkas yang disimpan didalam disket, sebagaimana sebuah proses
dalam suatu entitas aktif, dengan sebuah program counter yang mengkhususkan pada
instruksi selanjutnya untuk dijalankan dan seperangkat sumber daya/ resource yang
berkenaan dengannya.
Walau dua proses dapat dihubungkan dengan program yang sama, program tersebut
dianggap dua urutan eksekusi yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa pengguna
dapat menjalankan copy yang berbeda pada mail program, atau pengguna yang sama
dapat meminta banyak copy dari program editor. Tiap-tiap proses ini adakah proses
yang berbeda dan walau bagian tulisan-text adalah sama, data section bervariasi.
Juga adalah umum untuk memiliki proses yang menghasilkan banyak proses begitu
ia bekerja.

IV. REFRENSI

Kusnadi, S.T.,M.Eng.S,dkk. 2008. “SISTEM OPERASI”. Bandung : Andi Bambang


haryanto, informatika,bandung,2007.
V. TAKARIR

 Deadlock : Jalan buntu


 Script : Program penerjemah
 Process table : Proses tabel
 Ready : Siap
 Parent process : Induk proses
 Scheduling : Penjadwalan
 Process switching : Pengalihan proses
 Timer : Pewaktu
 Interrupt : Interuksi
 Running : Menjalankan
 Image : Gambar
 Processor context : Konteks prosessor
 Clock : Jam
 Time-out : Waktu habis
 Memory Faul Interrupt : Interupsi kesalahan Memori
 Page/segment : Bagian
 Exception condition : Kondisi Pecualian
 System Call : Memanggil sistem
 Backup : Penyimpanan
 Blocked : Diblokir
 Restore : Penyimpanan
 Multitasking : Tugas Banyak
 Ready queue : Antrian siap
 Disk : Disket
 Long-tern : Jangka panjang
 Link-list : Daftar tautan
 Header : Tajuk
 Fairness : Keadialan
 Processor utilization : Efisiensi
 Response time : Tanggapan waktu
 Waiting time : Menunggu waktu
 Turn around time : Waktu penyelesaian
 Throughput : Keluaran
 Request : Permintaan
 Event : Kegiatana
 Terminated : Pemberhentian
 Exit : Keluar
 Trap : Perangkap
 Massage passing : Bertukar pesan
 Shared memory : Menggunakan emori
 Send : Mengirim
 Mailbox : Kotak surat
 Link : Sambungan
 Bidirectional : Dua arah
 Unidirectional : Searah
 Race condition : Perebutan sumber daya
 Sotfwere : Perangkat lunak
 Entry section : Bagian Entri
 Exit section : Bagian keluar
 Critical section : Bagian kritik
 Mutual exclusive : Saling eksklusif
 Looping : Perulangan
 Busy waiting : Sibuk mengunggu
 Hardwere : Perangkat keras
 True : Benar
 False : Salah
 Lock : Kunci
 Wake-up : Membangun
 Wait : Menunggu

Anda mungkin juga menyukai