Anda di halaman 1dari 14

Bab 2.

Pengantar Sistem Komputer

Komponen Sistem Komputer :

1. Pemroses.
2. Memory utama.
3. Perangkat Input/output
4. Interkoneksi antar komponen.

Pemroses/CPU
Pemroses melakukan langkah-langkah kerja sbb :

1. Mengambil instruksi dari memory utama ( RAM ).


2. Men-dekode instruksi menjadi aksi-aksi sederhana.
3. Melaksanakan aksi-aksi.

Operasi dari Komputer ada 3 tipe :

1. Operasi aritmatika.
2. Operasi Logika.
3. Operasi Pengendalian.

CPU terdiri dari 3 komponen :

1. ALU ( Aritmatik Logic unit ), berfungsi utk melakukan operasi aritmatik dan logika.
2. Register, berfungsi membantu peklaksanaan operasi yg dilakukan oleh pemroses.
3. CU ( Control Unit ), berfungsi mengendalikan operasi yg dilaksanakan dalam sistem
computer.

Register ada 2 kategori :

1. Register yg terlihat oleh pemakai, ada 2 jenis yaitu register data dan register alamat.
2. Register untuk kendali dan status.

Register untuk alamat dan buffer :

1. MAR ( Memory address register ), untuk mencatat alamat memory yg akan diakses (
baik yg dibaca maupun di tulis).
2. MBR ( Memory Buffer Register ), untuk menampung data dari/ke memory yg alamatnya
ditunjuk oleh MAR.
3. I/O AR ( I/O Address register ), untuk mencatat alamat port I/O yg akan diakses, baik
baca maupun tulis.
4. I/O BR ( I/O Buffer register ), untuk menampung data yg akan dibaca/tulis dari/ke port
yg alamatnya ditunjuk oleh I/O address.

Register untuk eksekusi instruksi :

1. PC ( Program Counter), untuk mencatat alamat memory yg di dalamnya berupa data instruksi yg
akan dieksekusi.
2. IR ( instruksi Register ), untuk menampung instruksi yg akan dieksekusi.

Komponen Interkoneksi.
Di implementasikan dalam bentuk bus system, terdiri dari 3 macam :

1. Bus Alamat ( Address Bus),


2. Bus Data ( data Bus ),
3. Bus Kendali ( control Bus).

Eksekusi Instruksi.
Tugas CPU adalah mengeksekusi program. Bahwa program di simpan di dalam memory. Tahap
pemrosesan instruksi dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :

1. Tahap fetch, yaitu mengambil instruksi dari RAM.


2. Tahap execute, yaitu mengeksekusi instruksi.
BAB 3
Cara Kerja Booting Komputer.

Setiap kali sebuah komputer diaktifkan, maka sebuah proses yang disebut
booting akan terjadi pertama kali. Ada tiga tahap proses dalam proses booting,
yaitu CPU reset, Power-On-Self-Test (POST), dan disk boot.

4.1.1.CPU reset.

CPU reset merupakan proses yang dilakukan PC pertama kali. Hal ini karena
CPU merupakan komponen yang paling penting. Maka CPU reset dilakukan
pertama untuk memulai semua aktifitas. CPU reset biasanya dipicu oleh
tombol power, namun bisa juga dilakukan dari jaringan atau sistem lainnya.
Setelah CPU aktif maka Basic Input Output System (BIOS) akan aktif juga.
BIOS bekerja melayani pergerakan data diseputar komputer karena disinilah
informasi sistem input dan output ditentukan. BIOS dapat dilindungi dengan
menggunakan password untuk dapat mulai bekerja. Jadi tanpa password
BIOS yang benar komputer tidak akan bekerja. Pada BIOS terdapat program
yang bernama Power-On-Self-Test (POST).

4.1.2.POST
Akan melakukan testing terhadap komponen dasar dari komputer. Ketika
CPU mengaktifkan BIOS, program POST di jalankan. Yang pertama kali
diperiksa oleh POST adalah integritas CPU dan program POST itu sendiri.
Selebihnya, program POST akan memeriksa disk drive, monitor, RAM, dan
keyboard. Pada saat BIOS sudah aktif dan POST belum selesai dilakukan,
Anda dapat menginterupsi proses booting dan melakukan konfigurasi CMOS.
CMOS merupakan memori kecil untuk menyimpan BIOS beserta konfigurasi
pentingnya seperti media yang melakukan booting, pengaturan processor,
memori, dan banyak lagi. Di sini juga disimpan waktu dan penanggalan yang
akurat untuk komputer tersebut. CMOS dilengkapi dengan batere khusus
agar data-data di dalamnya tidak hilang.
4.1.3.Disk boot.

Disk boot dibutuhkan setelah POST selesai karena komputer telah siap untuk
menjalankan sistem operasi yang sangat berguna untuk menghubungkan
manusia dengan komputer. Menjalankan sistem operasi diperlukan sebuah
sistem inisialisasi awal yang akan menggabungkan semua fungsi komputer
menjadi satu dan siap digunakan. Sistem awal ini kemudian disimpan dalam
media yang dapat dibaca komputer. Media ini disebut dengan istilah disk
boot.
Untuk melanjutkan penggunaan komputer, disk boot mutlak harus ada
apapun medianya. Pengaturan media mana yang akan menjadi disk boot bisa
Anda lakukan di dalam BIOS. Setelah semuanya selesai, Anda sudah siap
untuk menggunakan komputer.

4.1.4.Loading Sistem Operasi.

Setelah tiga proses awal dilalui, maka komputer akan dikendalikan


menggunakan sistem operasi. Seperti Anda ketahui, banyak sekali sistem
operasi yang beredar saat ini, seperti sistem operasi Windows, Linux, dll.
Tiga hal penting yang harus dimengerti tentang sistem operasi adalah cara
kerja sistem operasi itu sendiri (kernel), file system, dan user interface (shell),
dan jangan lupakan aplikasi yang berjalan di atasnya.
BAB 4
SEKILAS SISTEM OPERASI

Fungsi dan sasaran Sistem operasi


Tugas utama SO :
1. Pengelola sumber daya System Komputer.
Ada 2 sumber daya, yaitu :
a. sumber daya fisik ( keyboard, mouse, Ram, hardisk, Flahdisk, dll),
b. sumber daya abstrak ( Data ( PCB, Tabel Segmen, table page, i-node, dll) dan Program )
2. SO sebagai penyedia layanan. Pd era generasi petama ( 1945-1950), bahwa system computer diberi
instruksi secara langsung, maka SO berperan untuk memberi layanan terhadap akses sumber daya
yg dapat digunakan oleh pengembang aplikasi. Sehingga pemrogram tidak dirumitkan dengan
rincian operasi terhadap perangkat keras.

Menururt Stalling, bahwa SO mempunyai 3 sasaran :


1. Kenyamanan, bahwa SO dapat membuat pengguna computer menjadi lebih nyaman.
2. Efisiensi, SO menjadikan penggunaan sumber daya system computer secara efisien.
3. Mampu berevolusi, SO dibangun sehingga memungkinkan dan memudahkan pengembangan,
pengujian dan pengajuan fungsi-fungsi yg baru tanpa menggangu layanan yg dijalankan system
komputer.
Pandangan ke system komputer dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Pemakai, sebagai pemakai awam dan administrator system, pada umumnya sebagai pengguna
aplikasi.
2. Pemrogram, yg mengembangkan aplikasi, sehingga mempunyai akses terhadap sumber daya
system computer. Untuk mengendalikan akses perangkat keras maka pemrogram dimudahkan
oleh pengembang SO, dimana pengembang SO menyediakan layanan terhadap sumber daya,
seperti akses perangkat input/output, pengelolaan berkas, dll.
3. Perancang Sistem Operasi, membuat system operasi utk mengelola sumber daya dan
menyediakan layanan.
BAB 5
MANAJEMEN PROSES

PROSES adalah program yg sedang berjalan/ sedang dieksekusi. Proses merupakan entitas
dinamis yg didalamnya memuat program counter, Instruksi, data, register pemroses, stack, dll.

Multiprogramming (multitasking), banyak proses dijalankan bersamaan, masing-masing


mendapatkan memori dan kendali sendiri.

Multiprocessing,

Distributed processing,

Status proses.

1. New, proses sedang dibuat.


2. Running, Proses bisa dieksekusi, karena CPU tidak sedang mengerjakan tugas yang lain.
3. Waiting, proses sedang menunggu beberapa event yang akan terjadi ( mis : menunggu utk
menyelesaikan I/O).
4. Ready, Proses menunggu jatah waktu dari processor.
5. Terminated, proses selesai di eksekusi.

Atau

State Dasar:

1. Ready, proses sedang dibuat.


2. Running, Proses bisa dieksekusi, karena CPU tidak sedang mengerjakan tugas yang lain.
3. Block, proses sedang menunggu beberapa event yang akan terjadi ( mis : menunggu utk
menyelesaikan I/O).

State lanjutan:

1. Ready, proses sedang dibuat.


2. Running, Proses bisa dieksekusi, karena CPU tidak sedang mengerjakan tugas yang lain.
3. Block, proses sedang menunggu beberapa event yang akan terjadi ( mis : menunggu utk
menyelesaikan I/O).
4. SuspendBlock
5. SuspendReady

PCB ( Proses Control Block), yaitu tempat menhyimpan informasi lengkap tentang proses. Di dalamnya
memuat :
a. Status proses ( new, ready, running, waiting, terminate).
b. Program Counter ( Menunjukan alamat berikutnya yang akan dieksekusi).
c. Register,
d. Informasi penjadwalan CPU.
e. Informasi status I/O, deretan I/O device yg dialokasikan untuk proses tersebut, deretan file yg
dibuka, dll.
f. Informasi manajemen memory, informasi tsb berisi nilai ( basis) dan limit register, page table
atau segmen table (tergantung dari system memory yg digunakan oleh SO).

Operasi Pada Proses.


Diantaranya:

1. Penciptaan proses ( create a process ).


2. Penghancuran ( destroy a process ).
3. Penundaan proses ( Suspend a process).
4. Melanjutkan kembali proses ( resume a process).
5. Pengubahan prioritas proses.
6. Mem-block proses.
7. Membangunkan proses.
8. Menjadwalkan proses.
9. Memungkinkan berkomunikasi dengan proses lain.
BAB 6
PENJADWALAN PROSES

Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di Sistem operasi yang berkaitan
dengan urutan kerja yg dilakukan oleh system computer.

Sasaran utama penjadwalan proses :

1. Adil (fairness), bahwa proses akan mendapatkan layanan dari pemroses.


2. Efisiensi, menjaga agar pemroses dalam keadaaan sibuk dalam memberikan layanan.
3. Waktu tanggap,
4. Turn around time, waktu yang dibutuhkan saat job masuk ke sistem sampai proses diselesaikan
sistem.
5. Throughput, jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam unit waktu.

Tipe Penjadwalan :

1. Penjadwalan jangka pendek, menjadwalkan proses-proses yg sudah ready yg berada dalam


memori utama untuk di eksekusi oleh CPU.
2. Penjadwalan jangka menengah, ruang lingkup pada area proses yang status waiting (karena
suspend atau block), dimana proses dari memori utama akan dialihkan ke memory sekunder
(Swapping). Sampai dengan menjadwalkan atas proses yg waiting dibalikan proses ke status
ready.
3. Penjadwalan jangka panjang.

Strategi penjadwalan :

1. Penjadwalan non-preemptive, begitu proses diberi jatah waktu oleh pemroses (CPU), maka
pemroses (CPU) tidak dapat diambil alih oleh proses lain sampai prose situ selesai.  tdk dpt di
sela.
2. Penjadwalan Preemptive, pemroses dapat di ambil alih oleh proses lain sebelum selesai. 
dapat disela.

Algoritma penjadwalan :
Non-preemtive :

1. FIFO (Firs In Firs Out)


2. SJF ( Shortest Job First )
3. HRN ( Highest-Ratio next )
4. MFG ( Multiple Feedback Queues).
Preemtive :

1. RR ( Round robin )
2. SRF ( Shortest Remaining First)
3. PS ( Priority Schedulling )
4. GS (Guaranteed Schedulling).
BAB 7
KONGKURENSI

Proses disebut kongkuren jika lebih dari 1 proses berada pada saat yg sama. Proses-proses
yang berinteraksi memerlukan sinkronisasi agar terkendali dengan baik.

Pada proses-proses kongkuren yang berinteraksi mempunyai beberapa masalah yg harus


diselesaikan, yaitu :

 Mutual exclusion,
 Deadlock
 Starvation,
 Sinkronisasi.

Kesulitan yg ditimbulkan dari kongkurensi.

1. Pemakaian bersama sumber daya global,


2. Pengelolaan sumber daya agar optimal,
3. Pencarian kesalahan pemrograman.

Proses-proses kongkuren mengharuskan ada hal-hal yg harus ditangani, yaitu :

1. Mengetahui proses-proses yg aktif,


2. Alokasi dan dealokas beragam sunber daya untuk tiap proses yg aktif.
3. Proteksi data dan sumber daya fisik proses,
4. Hasil-hasil proses harus independen.

Beberapa masalah yg muncul pada kongkurensi :

 Mutual exclusion, adalah jaminan hanya satu proses yg mengakses sumber daya pada
suatu interval waktu tertentu. Ada sumber daya yg tidak dapat dipakai bersama pada
saat bersamaan.
 Deadlock
 Starvation,
DEADLOCK
Proses disebut deadlock jika proses menunggu suatu kejadian tertentu yg tak akan pernah
terjadi.

Ada 4 syarat terjadinya deadlock :

1. Mutual exclusion,
2. Kondisi genggam dan tunggu,
3. Kondisi non-preemtive,
4. Kondisi menunggu secara sirkuler.

Metode-metode untuk mengatasi deadlock :

1. Metode Pencegahan terjadinya deadlock ( deadlock prevention),


2. Metode Penghindaran terjadinya deadlock (deadlock avoidance),
3. Metode Deteksi dan pemulihan dari deadlock ( deadlock detection and recovery).

Pencegahan deadlock :
Menurut Havender strategi untuk meniadakan syarat terjadinya deadlock :

1. Setiap proses harus meminta sumber daya yg diperlukan sekaligus dan tidak akan
berlanjut sampai semuanya diberikan.
2. Jika proses sedang memegang sumber daya tertentu, untuk permintaan berikutnya
proses harus melepas dulu sumber daya yang dipegangnya. Jika diperlukan proses
meminta kembali sumber daya sekaligus dengan sumber daya yg baru.
3. Beri pengurutan linier terhadap tipe-tipe sumber daya pada semua proses.
BAB 8

Manajemen Memory

Tujuan memory utama harus diatur sebaik mungkin adalah :

1. Meningkatkan utilitas CPU sebesar-besarnya,


2. Data dan instruksi dapat diakses dengan cepat oleh CPU,
3. Memory utama memiliki kapasitas yg terbatas, sehingga pemakaian harus seefisien
mungkin,
4. Transfer data dari/ke memory utama ke/dari CPU dapat efisien.

Manajemen memory mempunyai fungsi berikut :

1. Mengelola memory yg dipakai dan tidak terpakai,


2. Mengalokasikan memory ke proses yg memerlukan,
3. Mendealokasi memory dari proses yg telah selesai,
4. Mengelola swapping antara memory utama dan disk.

Syarat pengelolaan memory :

1. Relokasi, CPU dan SO harus dapat mentranslasikan memory referensi ke alamat fisik yg
mengalokasikan program dalam memory utama,
2. Proteksi, user tidak boleh mengakses beberapa bagian dari wilayah Sistem Operasi ( SO),
3. Sharing, manajemen memory harus dapat mengontrol sharing area pada memory
utama,
4. Organisasi logika, So dan hardware diusahakan untuk dapat berhubungan dengan user
program dalam satu modul,
5. Organisasi fisik, ada pengaturan yg jelas antara memory utama dengan memory
sekunder.

Dynamic Loading, yaitu bahwa tidak semua bagian program diambil ke memory, hanya bagian-
bagian yg diperlukan saja yg harus tetap tinggal dalam memory.

Dynamic Linking.

Overlay, membagi program yg besar mernjadi bagian-bagian yg lebih kecil dan dapat dimuat
dalam memory utama.
Swapping, suatu proses dialihkan sementara dari Ram ke penyimpanan permanen dan
dipanggil lagi jika akan melanjutkan eksekusi.

Pencatatan Pemakaian memori


1. Peta Bit ( bit map ),

2. Linked list, setiap node memuat informasi tentang proses (P) atau hole (H), lokasi awal, dan
panjang lokasi.

Alokasi proses ke dalam memory.


Pada system Monoprogramming.

Relative sederhana, dimana masing-masing proses dialokasikan dalam memory dengan


proteksi base register dan limit register.

Pada System Multiprogramming.

1. Partisi Statis, dilakukan dengan cara membagi memori menjadi beberapa partisi dengan
ukuran tetap.
a. Ukuran Partisi sama besar, beberapa proses yg hendak masuk dapat diletakkkan
pada partisi yg kosong. Model ini mengakibatkan proses yg memiliki ukuran lebih
besar dari partisi, maka tidak dapat langsung dialokasikan ke dalam memory, tapi
harus dilakukan overlay terlebih dulu. Sebaliknya jika ada proses yg kecil menempati
ruang memory maka akan terdapat sisa memory yg tidak dapat dipakai oleh proses
yg lain.
b. Ukuran partisi berbeda, ada 2 strategi, yaitu : i. dengan banyak antrian, ii. dengan
satu antrian.
i. Pada model banyak antrian, proses ditempatkan pada partisi dengan ukuran
terkecil yg dapat memuatnya.
ii. Satu antrian utk seluruh partisi, proses diantrikan pada satu antrian tunggal.

2. Partisi Dinamis, partisi baru akan dibuat setelah suatu proses masuk ke memory utama.
Ada 5 metode untuk mencari ruang kosong :
- First-fit, pencarian dimulai dari awal dan akan berhenti jika ditemukan lokasi
pertama yg cukup besarnya untuk menempatkan proses.

- Next-fit, sama dengan first fit, hanya saja pencarian tidak dimulai dari awal, namun
dari lokasi terakhir dan akan berhenti jika ditemukan lokasi pertama yg cukup unutk
menempatkan proses.
- Best-fit, pencarian dimulai dari awal dan akan berhenti jika ditemukan lokasi terkecil
yg cukup untuk menempatkan proses tersebut.
- Wors-fit, pencarian dimulai dari awal dan akn berhenti jika ditemukan lokasi yang
paling besar yg cukup untuk menempatkan proses.
- Quick-fit,
3. Sistem Buddy.

Anda mungkin juga menyukai