Moderasi (wasatya) adalah pendekatan yang diterima dalam Islam Pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi yang dapat menyelesa ikan permasalahan rakyat, khususnya terkait dengan penyelesaian konflik untuk perdamaian Sikap moderat dengan jalan tengah dapat menjadikan Islam hadir di Indonesia sebagai agama Rahmatan Lil Alamein dan agama yang aman Moderasi beragama dapat diartikan sebagai suatu pandangan atau sikap yang selalu berusaha menempati jalan tengah antara dua sikap yang bertentangan dan berlebihan serta tidak satu pun dari kedua kemungkinan sikap tersebut yang mendominasi pemikiran atau tindakan seseorang meningkatkan Moderasi beragama, menurut pengertian “moderasi” di atas, berarti moderasi agama Dengan moderasi beragama, seseorang tidak bertindak ekstrim atau berlebihan dalam mengamalkan ajaran suatu agama Mereka yang mempraktikkannya disebut moderat
B Nilai Moderasi Beragama
Moderasi (wasatya) adalah prinsip agama yang harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari Ada sembilan nilai moderasi yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat Nilai-nilai moderasi ini diyakini berkaitan dengan ajaran Islam 1 Tawassuth (ambil jalan tengah) Tawasuth atau Wasatiya memilih jalan tengah antara ekstrem ideologis keagamaan fundamentalisme dan liberalisme Ciri- ciri postur tawassuth ini adalah: Tidak ekstrim dalam menyebarkan ajaran agama Meyakinkan non-Muslim untuk kafir tidaklah mudah karena keyakinan agama mereka berbeda Memposisikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dengan selalu berpegang pada prinsip persaudaraan (uhuwa) dan toleransi (tasam) Mereka hidup berdampingan dengan Muslim lain dan warga agama lain 2 I'tidal (lurus dan vertikal) I'tidal berarti menempatkan sesuatu dalam perspektif, menggunakan hak dan melakukan tugas secara proporsional I'tidal merupakan bagian dari penerapan keadilan dan etika kepada seluruh umat Islam Nilai-nilai agama terasa kering dan tidak bermakna tanpa dijunjungnya keadilan, karena keadilan mempengaruhi kehidupan banyak orang Oleh karena itu, moderasi beragama juga harus mempromosikan perjuangan untuk realisasi kebaikan bersama (al-Mashraha al-Ammah) 3 Tasam (toleransi) a Pengertian Toleransi Toleransi adalah ``tasāmuh'' dan berarti sikap yang baik dan terbuka terhadap perbedaan dengan orang lain yang tidak sejalan dengan keyakinan dan akidah sendiri Manusia diciptakan dengan berbagai ras, bangsa, kaum, bahasa, adat istiadat, budaya dan agama Menghadapi kenyataan ini, semua manusia harus menjadi toleran, atau Tatham Toleransi dan keterbukaan Tatham akan bermuara pada munculnya masyarakat yang saling menghargai dan menghormati, membangun kehidupan yang harmonis di antara para anggotanya, bangsa, bangsa, dan kehidupan pada umumnya Toleransi dianjurkan dalam urusan muammara dan hubungan sosial, tetapi tidak dalam urusan iman dan ibadah Toleransi dalam urusan ibadah dan iman ditolak b Bentuk-Bentuk Toleransi Dalam Islam 1) Islam mengajarkan kita untuk membantu semua orang, yang miskin dan yang sakit, Muslim dan non-Muslim, bahkan hewan 2) menjaga kekerabatan dengan orang tua atau saudara non muslim; 3) Dibolehkan memberikan hadiah kepada non-Muslim Islam membolehkan Muslim memberikan hadiah kepada non-Muslim agar mereka tertarik pada Islam, membuat mereka ingin berdakwah, atau menghindari menyakiti Muslim c Toleransi Beragama Toleransi dapat dimaknai dalam konteks agama dan sosial budaya Artinya setiap sikap atau perilaku yang melarang atau melarang diskriminasi terhadap berbagai kelompok tidak dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Misalnya, toleransi beragama ketika pemeluk agama mayoritas dalam suatu masyarakat mentolerir keberadaan agama minoritas lainnya Toleransi antar umat beragama dengan demikian mengandung arti sikap manusiawi sebagai umat beragama dan beriman yang menghormati dan menghargai umat beragama lain 4 Shura (Konseling) Shura mengacu pada mekanisme pengambilan keputusan berdasarkan dialog, komunikasi dan pertukaran ide tentang masalah Karena sistem musyawarah merupakan salah satu ciri masyarakat beradab dan demokratis, maka hak setiap warga negara untuk memilih dijamin dan dilindungi oleh undang- undang 5 Ishra (kreatif dan inovatif) Ishra adalah usaha untuk memperbaiki kehidupan manusia dengan menghilangkan terjadinya kesengsaraan dan perpecahan di antara manusia agar tercipta keadaan yang aman, tenteram dan sejahtera bagi kehidupannya Ishra juga dapat dipahami sebagai tindakan dan gerakan yang ditujukan untuk mengubah keadaan masyarakat yang korup melalui moral dan keyakinan, menyebarkan ilmu pengetahuan dan memerangi kebodohan Tujuan Ishra adalah untuk mengakhiri konflik dan perselisihan serta membangun hubungan yang damai dan bersahabat 6 Kudwa (contoh) Teladan adalah jalan atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses pendidikan melalui keteladanan dan tingkah laku (teladan) Namun, apa yang kita tuju dengan menggunakan metode keteladanan sebagai alat pendidikan Islam terbukti keteladanan sebagai bentuk perilaku individu yang bertanggung jawab berdasarkan praktik langsung Penerapan langsung metode latihan memberikan hasil yang efektif dan maksimal Kudwa berarti berprakarsa dalam ikhtiar yang baik untuk kemaslahatan hidup manusia (kebaikan dan kesejahteraan bersama), sehingga umat Islam yang mengamalkan Wasatya dapat menjadi saksi (syahadat) 7 Mwatana (Menghormati Negara dan Rakyat) Al-Mwatana dapat diartikan bahwa patriotisme atau nasionalisme dan pengakuan terhadap kedaulatan negara lain merupakan bagian dari prinsip-prinsip menjalankan Islam moderat Agama berperan sangat penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air (nasionalisme Indonesia) Faktor sejarah juga erat kaitannya dengan hal ini Indonesia ditaklukkan dan dimenangkan atas dasar agama Dan para pemuka agama dengan tegas menyatakan bahwa kemerdekaan di atas segalanya adalah berkat rahmat Allah SWT, dan baru kemudian didorong oleh cita-cita yang luhur Ikrar ini menunjukkan kebhinekaan dan penghargaan bangsa Indonesia, khususnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Akibatnya, agama menikmati status dan perhatian yang sangat tinggi dalam hukum juga 8 Al-La Unf (Anti Kekerasan) Non-kekerasan berarti menolak ekstremisme yang mengarah pada kehancuran dan kekerasan baik terhadap diri sendiri maupun tatanan sosial Ekstremisme dalam Konteks Moderasi Agama ini dipahami sebagai ideologi tertutup Ini bertujuan untuk mengubah sistem sosial dan politik Non- kekerasan dalam moderasi beragama ditandai dengan mengutamakan penanganan konflik secara damai, tidak main- main dengan hukum, menyerahkan urusan kepada penguasa, dan mengakui wilayah negara sebagai satu kesatuan adalah 9 I'tiraf Al-Urf (ramah budaya lokal) “Serigala adalah sesuatu yang sudah dikenal masyarakat dan sudah menjadi tradisi baik berupa perkataan maupun perbuatan, atau berupa benda yang disebut juga adat meninggalkan sesuatu ” tidak ada Dalam ilmu Ushur-Fik, 'Serigala' digunakan di antara manusia atau sebagian manusia dalam pengertian muamalat, yaitu yang terus-menerus dilihat/ditentukan dalam beberapa hal yang diterima oleh akal sehat Maksudku
C Menegakkan Moderasi Beragama
Pengenalan nilai moderasi di sekolah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1 Pengembangan PAI berdasarkan nilai-nilai moderasi beragama melalui budaya sekolah Strategi peningkatan budaya sekolah dilaksanakan dengan mendorong pimpinan sekolah sebagai pengambil keputusan untuk mengembangkan kebijakan terkait perwujudan dan implementasi nilai-nilai moderasi beragama melalui berbagai program kebijakan Kebijakan ini meliputi pengelolaan interaksi yang tidak diskriminatif di antara semua warga sekolah, tata pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan, peningkatan suasana sekolah yang damai, penguatan keakraban, dan dorongan pembangunan positif Termasuk isu-isu yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan kemahasiswaan Dan pertukaran aktif mempromosikan rasa saling menghormati, menjaga moderasi, mencegah ekstremisme teroris, dan menciptakan suasana sekolah yang harmonis 2 Peningkatan Nilai Keagamaan Melalui Budaya Kelas Program Budaya Kelas mengedepankan keceriaan belajar PAI dan mempertebal rasa menghargai perbedaan, interaksi tidak diskriminatif dan bullying, wasatya, nasionalisme dan nilai-nilai agama pancasila Selain itu, budaya pendidikan memperkuat toleransi dan anti ekstremisme Program tersebut juga dapat dilanjutkan dengan membangkitkan kesadaran akan perlunya keberagaman dengan menghadirkan perbedaan kelas, baik dalam wacana, pendapat, pemahaman, agama, golongan, maupun kepercayaan Kunci untuk mengembangkan budaya kelas yang baik adalah menciptakan pengertian dan saling pengertian serta memperkuat nilai-nilai Islam Memperkuat nilai mempromosikan agama melalui budaya kelas mempertegas nilai promosi agama di kelas melalui pembelajaran semua mata pelajaran, terutama mata pelajaran PAI-nya Guru PAI menyiapkan materi pembelajaran yang mendorong menghargai perbedaan, mempertegas nilai-nilai Islam Rahmathan Li Al-Aramin, dan menanamkan budaya damai di kelas perwujudan Budaya kelas ini menjadikan pembelajaran PAI lebih terbuka, inklusif dan toleran 3 Peran ustadz dalam penguatan promosi agama di sekolah Peran kunci guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama adalah faktor penguasaan konten agama Islam, keteladanan, sikap dalam mengamalkan nilai-nilai moderasi beragama, dan perilaku sehari-hari Unsur-unsur tersebut merupakan bagian integral dari keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru muslim: profesionalisme dan karakter Keluasan dan kedalaman konten keislaman merupakan prasyarat terpenting untuk memperkuat dan mengembangkan moderasi beragama 4 Mengintegrasikan Fasilitasi Keagamaan ke dalam Materi PAI di Sekolah Masalah yang akan dibahas dalam hasil pembelajaran materi agama Islam terkait dengan nilai fasilitasi keagamaan dan kerangka kompetensi dan standar isi yang terintegrasi Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik, dan mencakup perilaku kognitif, emosional, dan psikomotorik Sedangkan standar isi adalah standar mengenai jumlah materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu Standar isi mencakup kerangka kerja dan struktur kurikulum, volume pembelajaran, kurikulum tingkat unit, dan kalender akademik/pendidikan
• Implementasi moderasi beragama, karena masih banyak
Daftar materi pada KB guru maupun siswa yang belum memahi Sembilan nilai- 2 yang sulit dipahami nilai moderasi beragama
➢ Implementasi moderasi beragama karena masih banyak
guru dan siswa yang belum paham ➢ Bentuk-bentuk toleransi, karena dalam hal toleransi Daftar materi yang sering beragama masih terdapat perbedaan tafsir maupun 3 mengalami miskonsepsi pendapat dari beberapa ulama, misalnya dalam hal dalam pembelajaran mengucapkan selamat hari raya untuk agama lain, ada yang membolehkan dan ada juga yang melarang