Kata kunci “Siswa harus bebas dari rasa takut dan tertekan (beban pelajaran, guru, persaingan,
bahkan ancaman perundungan)” menjadi sebuah tantangan yang amat serius dan tidak bisa
dianggap ringan bagi perubahan dunia pendidikan di Indonesia. Tetapi di Norwegia, upaya
menjaga iklim sekolah nir-kekerasan adalah dengan menerapkan program “kakak asuh” (di
sana disebut “faddertime” yang bermakna waktu istirahat bersama teman). Seorang murid
kelas 1 mendapat dua kakak damping dari kelas 6. Saat istirahat, mereka akan berkumpul.
Fungsi kakak damping adalah menjaga dan membimbing adiknya. Waktu istirahat dapat
dimanfaatkan dengan aktivitas apapun dengan tujuan utamanya agar adik kelas merasa
nyaman di sekolah. Di Norwegia, peringkat kelas dan pencapaian akademis di tingkat SD
bukan menjadi prioritas. Ujian tiap semester dilaksanakan untuk memetakan kemampuan
akademis siswa. Hasil akhir (rapor) hanya berisi grafik disertai komentar guru. Hal tersebut
diterapkan agar belajar menjadi kegiatan sukacita, bukan semata-mata mengejar angka.
Sosialisme pergaulan, kebahagiaan, ketenangan, dan rasa aman ketika siswa di sekolah
menjadi fokus pendidikan Norwegia, khususnya pendidikan dasar sebagai pondasi utama
(hlm. 9-10). »»» lebih lengkap https://warung-arsip.blogspot.com/2023/08/resensi-sekolah-nir-
kekerasan.html