Anda di halaman 1dari 13

2019

LAPORAN DESAIN STRUKTUR


RAHMAN FAUZIE
PEMBANGUNAN GEDUNG
#2_2019
PERPUSTAKAAN KOTA SAMARINDA
(REVISI 02, Pondasi Borepile)

GEDUNG PELAYANAN
BAB I
METODE DESAIN STRUKTUR
Berdasarkan data dari gambar denah yang disampaikan, dihitung dan dievaluasi struktur
bangunan dengan data data pembebanan yang berlaku. Evaluasi struktur dilakukan dengan
bantuan program komputer STAAD PRO 2004.

Dalam pengecekan struktur ini dilakukan beberapa asumsi pembebanan dan mutu bahan.
Beban – beban yang ditinjau dalam pengecekan ini terdiri dari berat sendiri struktur,
beban mati dan beban hidup.

MODEL DESAIN STRUKTUR


Bangunan Perpustkaan Kota Samarinda, pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 buah
bangunan, yaitu Gedung Pelayanan dan Gedung Manajemen. Mengingat panjang
keseluruhan bangunan 66,4m, maka bangunan ini dibuat menjadi 2 (dua) bangunan.

Kantin

Gedung Pelayanan Gedung Manajemen

+8.00

+4.00

+0.00

Profil Galian Tanah Gedung Pelayanan

1.1 Berat Sendiri.


Dihitung secara otomatis oleh software

1
1.2 Beban mati.
Terdiri dari beban tetap yang dipergunakan, dengan asumsi-asumsi pada SNI
1727:2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.

Dinding menggunakan bata : 250 kg/m2


Dinding Beton Bertulang, t=20cm : 480 kg/m2
Beton : 2400 kg/m3
KeramikLantai 60/60 : 25 kg/m2

1.3 Beban Hidup.


Beban yang terjadi akibat penggunaan banagunan. (SNI 1727:2013 Beban
Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain).
Kantor : 2,40 kN/m2
GedungPertemuan (kursidapatdipindahkan) : 4,79 kN/m2
LobiRuangPertemuan : 4,79 kN/m2
RuangPenyimpanan : 7,18 kN/m2
Perpustakaan : 7,18 kN/m2
Ruang Baca : 2,89 kN/m2
Arsip : 4,79 kN/m2
Lantai Dak : 0,96 kN/m2

1.4 Beban Angin.


Sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Bangunan, SKBI 1.3.53.1987, untuk ketinggian bangunan < 16m,
beban angin diabaikan.

1.5 Kombinasi Beban


Kombinasi pembebanan yang diambil yaitu .
a. Kombinasi Total Beban Mati + Beban Hidup.

1.6 Mutu Bahan


a. Mutu Beton (fc) : 20 Mpa (Silender) atau≅ k-250
b. Mutu Baja Tulangan (fy) ≥ 13 mm : 3800 kg/cm2(380 Mpa)
c. Mutu Baja Tulangan (fy) < 13 mm : 2400 kg/cm2(240 Mpa)

2
BAB II
MODEL PERHITUNGAN / DESAIN STRUKTUR
GEDUNG PELAYANAN

2.1 Model Struktur Bangunan.

3
2.1.1 Model Struktur Lantai Dasar / 1

2.1.2 Model Struktur Lantai 2

2.1.3 Model Struktur Lantai 3

2.1.2 Model Struktur Ringbalk

4
3. PONDASI.

Reactions

Horizontal Vertical Horizontal Moment


FX FY FZ MX MY MZ
Node L/C
(kg) (kg) (kg) (kg-m) (kg-m) (kg-m)
182 4:DL+LL 7.23E 3 62.5E 3 4.49E 3 -57.217 -20.915 490.710
183 4:DL+LL 11.6E 3 99.3E 3 -975.560 -521.701 -17.448 426.484
184 4:DL+LL 9.49E 3 97E 3 -344.738 -11.530 13.901 1.15E 3
185 4:DL+LL 9.82E 3 94.9E 3 1.23E 3 637.222 36.527 396.669
186 4:DL+LL 7.32E 3 62.2E 3 -4.3E 3 132.276 17.430 126.487
187 4:DL+LL -3.38E 3 109E 3 6.56E 3 -227.039 9.430 1.72E 3
188 4:DL+LL -6.46E 3 148E 3 -1.47E 3 -950.940 12.703 2.64E 3
189 4:DL+LL -4.51E 3 110E 3 -463.776 -61.358 10.265 3E 3
190 4:DL+LL -3.77E 3 142E 3 1.75E 3 1E 3 0.890 1.92E 3
191 4:DL+LL -2.52E 3 109E 3 -6.38E 3 232.860 -13.269 1.18E 3
192 4:DL+LL -30.430 108E 3 6.74E 3 -834.423 5.263 706.171
193 4:DL+LL -255.861 125E 3 -2.06E 3 -1.5E 3 9.777 905.728
194 4:DL+LL -2.28E 3 48.2E 3 28.163 -9.719 6.669 1.37E 3
195 4:DL+LL -1.14E 3 123E 3 1.56E 3 1.37E 3 3.864 778.487
196 4:DL+LL -447.461 105E 3 -6.29E 3 840.860 -8.542 309.245
197 4:DL+LL -2.05E 3 108E 3 6.75E 3 -869.376 -26.985 935.589
198 4:DL+LL -2.31E 3 126E 3 -2.07E 3 -1.53E 3 -10.305 1.12E 3
199 4:DL+LL -457.147 48.3E 3 -37.618 -40.461 11.645 495.084
200 4:DL+LL -397.441 123E 3 1.54E 3 1.34E 3 34.772 361.503
201 4:DL+LL -52.913 105E 3 -6.28E 3 813.922 30.974 -55.891
202 4:DL+LL -1.8E 3 107E 3 6.2E 3 -389.879 -26.141 1.08E 3
203 4:DL+LL -2.75E 3 139E 3 -1.83E 3 -1.17E 3 -11.926 1.43E 3
204 4:DL+LL -3.38E 3 105E 3 -236.586 -259.804 16.413 747.637
205 4:DL+LL -173.390 140E 3 1.23E 3 573.511 39.590 103.142
206 4:DL+LL 6.16E 3 120E 3 -5.23E 3 -31.340 21.973 -1.72E 3
207 4:DL+LL 409.494 86.6E 3 7.82E 3 -749.109 62.975 1.32E 3
208 4:DL+LL 1.42E 3 135E 3 -2.7E 3 -1.46E 3 18.119 1.66E 3
209 4:DL+LL 2.69E 3 134E 3 390.555 -70.548 14.915 961.831
210 4:DL+LL -11E 3 72.5E 3 -2.09E 3 397.248 20.741 257.746
211 4:DL+LL -727.708 24.7E 3 1.06E 3 1.72E 3 3.344 1.22E 3
212 4:DL+LL -1.02E 3 41.4E 3 -155.249 -267.449 -0.201 1.71E 3
213 4:DL+LL -1.01E 3 41.2E 3 122.405 187.838 0.645 1.68E 3
214 4:DL+LL -510.959 21.6E 3 -1.09E 3 -1.8E 3 -0.663 850.101
315 4:DL+LL 2.89E 3 7.5E 3 16.022 32.943 -1.870 -881.933
316 4:DL+LL -2.87E 3 7.56E 3 -19.055 15.741 -1.874 859.064
317 4:DL+LL -3.75E 3 116E 3 -3.43E 3 -0.738 -2.625 858.233

Reaction Summary

Horizontal Vertical Horizontal Moment


FX FY FZ MX MY MZ
Node L/C
(kg) (kg) (kg) (kg-m) (kg-m) (kg-m)
Max FX 183 4:DL+LL 11.6E 3 99.3E 3 -975.560 -521.701 -17.448 426.484
Min FX 210 4:DL+LL -11E 3 72.5E 3 -2.09E 3 397.248 20.741 257.746
Max FY 188 4:DL+LL -6.46E 3 148E 3 -1.47E 3 -950.940 12.703 2.64E 3
Min FY 315 4:DL+LL 2.89E 3 7.5E 3 16.022 32.943 -1.870 -881.933
Max FZ 207 4:DL+LL 409.494 86.6E 3 7.82E 3 -749.109 62.975 1.32E 3
Min FZ 191 4:DL+LL -2.52E 3 109E 3 -6.38E 3 232.860 -13.269 1.18E 3
Max MX 211 4:DL+LL -727.708 24.7E 3 1.06E 3 1.72E 3 3.344 1.22E 3
Min MX 214 4:DL+LL -510.959 21.6E 3 -1.09E 3 -1.8E 3 -0.663 850.101
Max MY 207 4:DL+LL 409.494 86.6E 3 7.82E 3 -749.109 62.975 1.32E 3
Min MY 197 4:DL+LL -2.05E 3 108E 3 6.75E 3 -869.376 -26.985 935.589
Max MZ 189 4:DL+LL -4.51E 3 110E 3 -463.776 -61.358 10.265 3E 3
Min MZ 206 4:DL+LL 6.16E 3 120E 3 -5.23E 3 -31.340 21.973 -1.72E 3

5
3.1 Pemilihan Tipe Pondasi
Berdasarkan bentuk dan kedalamannya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam.
Pondasi tiang termasuk jenis pondasi dalam. Terdapat beberapa macam jenis pondasi
tiang, diantaranya adalah tiang pancang dan tiang bor.

Tiang Pancang (Driven Piles)


Tiang pancang adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada
kedalaman tertentu. Bentuk tiang pancang bisa berupa silinder segiempat atau segitiga. Pada
umumnya, tiang pancang ini dari beton, walaupun untuk struktur yang sederhana dan ringan,
tiang pancang ini bisa aja terbuat dari kayu.
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai
dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan
berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang
cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan
pemancangan.

Keuntungan :
a. Pelaksanaan Pemancangan cepat
b. Lapangan bersih
c. Mutu tiang terjamin
d. Daya dukung tiang terkontrol dari final set

Kelemahan :
a. Kesulitan dalam transportasi, terutama untuk akses lokasi yang sulit.
b. Daya dukung per tiang kecil. Dengan demikian memerlukan adanya pile group yang besar

6
c. Tidak dapat menembus lapisan tanah keras. Dengan demikian, daya dukung lateral tiang
kecil. Tidak cocok untuk daerah dengan potensi pergerakan tanah yang besar.
d. Menganggu sekitar, karena bising dan getaran.

Permasalahan Desain Pondasi Tiang Pancang


a. Lapisan tanah yang terlalu keras dan bervariasi letak dan kedalamannya.
b. Adanya lensa
c. Syarat sambungan tiang, jika harus menahan gaya lateral
d. Kondisi tanah yang terlalu bervariasi, menyebabkan perhitungan daya dukung yang berbeda
beda
e. Lapisan tanah keras terlalu dalam

Driven Piles

Lapisan Tanah Pondasi tiang pancang


berhenti setelah menemui
tanah keras.

Tanah keras

Untuk itu, pemilihan tipe hammer sangat penting sesuai situasi dan kondisi pekerjaan. Hammer yang
terlalu ringan, mungkin tidak dapat memancang tiang sampai lapisan yang diinginkan, sedangkan
bila hammer terlalu berat, disamping mahal, juga dapat merusak tiang jika tinggi jatuhnya terlalu
besar.

Tiang Bor (Bored Piles)


Bored Pile merupakan sejenis pondasi dengan elemen beton bertulang yang dimasukan
ke dalam lubang bor. Pondasi jenis ini adalah jenis pondasi dalam dengan desain berbentuk
tabung. Fungsinya yaitu untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah yang keras,
sama dengan pondasi dalam lainnya layaknya pondasi tiang pancang.
Type pondasi ini memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut :
1. Diameter dan panjang tiang dapat disesuaikan dengan kebutuhan daya dukung, baik
vertical maupun lateral.
2. Pemasangannya tidak menciptakan gangguan suara ataupun getaran. Dengan
demikian, type pondasi ini lebih aman dan dapat diterapkan pada daerah yang padat
bangunan.
3. Pelaksanaan pondasi type ini dapat dilaksanakan dilokasi yang sempit, karena peralatan
dan bahan yang digunakan dapat didatangkan ke lokasi secara terpisah-pisah.

Walaupun demikian, pondasi bored pile juga mengalami kelemahan-kelemahan,


diantaranya :
1. Perlu metode pelaksanaan yang ketat, dalam rangka upaya menjaga mutu beton sesuai
desain. Metode yang dilaksanakan diantaranya adalah menggunakan beton dengan
nilai slump yang tinggi (18±2), beton tidak boleh terlalu cepat mengeras serta
menggunakan pipa tremi.
2. Bila dilakukan dengan system pemboran basah (continuous mud circulation technique),
maka lokasi pekerjaan menjadi becek, sehingga memerlukan penanganan aliran lumpur
yang lebih baik dalam rangka menjaga lokasi pekerjaan lebih bersih dan kering.
Pengeboran dengan Sistem Basah ini digunakan apabila diketahui level mata air tanah
cukup tinggi sehingga untuk mengantisipasi keluarnya air di konstruksi lubang bor.
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan lebih lama.

7
Permasalahan yang sering ditemui dalam pelaksanaan bored pile :
1. Kebersihan dasar lubang bor. Ujung lubang bor tidak mungkin bisa dibersihkan secara
sempurna, karena muka air tanah dan terjadi guguran tanah selama proses
pengeboran, penulangan, pemasangan tremi dan lain sebagainya.
2. Dengan adanya endapan lumpur di ujung tiang, akan mempengaruhi daya dukung
ujung (end bearing) tiang bor.
3. Tulangan yang terlalu padat, mengakibatkan permasalahan dalam pengaliran beton.
4. Buruknya Quality Control dan Metode Pelaksanaan.
5. Van Weet, A.F. (1988), Pengeboran lubang mengurangi kekuatan tanah hingga
setengahnya dalam radius 2D- 3D.
Bored Piles

Lapisan Tanah
Pondasi bisa lebih masuk ke
tanah keras, untuk
memperoleh daya dukung
lateral lebih baik
Tanah keras

Perbedaan antara Driven Pile dan Bored Piles hanya terletak pada cara pengerjaannya.
Pengerjaan pondasi bored pile ini dimulai dengan melubangi tanah sebelumnya hingga
kedalaman yang diperlukan. Kemudan, lanjut ke tahap pemasangan tulangan besi yang
dilanjutkan dengan pengecoran beton.
Berikut ini adalah langkah-langah yang dilakukan dalam desain pondasi tiang :
1. Tentukan daya dukung vertikal tiang tunggal. Pada beberapa type bangunan, perlu juga
dipertimbangkan daya dukung angkat (uplift) tiang. Perhitungan daya dukung tiang ini
tergantung dari karakteristik tanah dan material pondasi.
2. Tentukan Jumlah Kebutuhan Tiang untuk setiap type pilecap.
3. Cek Efesiensi dalam kelompok tiang. Daya Dukung sebuah tiang yang berada pada suatu
kelompok tiang akan berkurang. Agar daya dukung tiang tunggal tidak berkurang terlalu
besar, biasanya diberlakukan jarak antar tiang dalam kelompok tiang berkisar antara 2,5 –
3x diameter tiang.
4. Tentukan gaya tarik atau tekan yang bekerja pada tiang.
5. Tentukan daya dukung horizontal tiang

3.2 Daya Dukung Pondasi Borpile

Perkiraan daya dukung pondasi berdasarkan data N-SPT, dapat dilakukan dengan
persamaan (Meyerhof) :

𝑞𝑞𝑐𝑐 𝑥𝑥𝐴𝐴𝑝𝑝 ∑ li fi xAst


𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = +
𝑆𝑆𝑆𝑆1 SF2
dimana:
Pijin = daya dukung pondasi tunggal
qC = 20 N, untuk silt/clay
= 40 N, untuk sand
N = Nilai SPT
AP = luas penampang pondasi
Ast = keliling penampang pondasi
8
li = panjang segmen tiang yang ditinjau
fi = gaya geser pada selimut segmen tiang
= N maksimum 12 t/m2, untuk silt/clay
= N/5, maksimum 10 t/m2, untuk sand
SF1, SF2 = safety factor, 3 dan 5

Tiang Pancang ∅ 30
Luas TP 706,5 cm2
Keliling TP 94,2 cm Safety Factor
Tahanan Ujung 3
BOR 2 Tahanan Gesek 5

KEDALAMAN li
Jenis
N qc Luas TP
Keliling
fi* li.fi nli.fi Pall / SF
Tanah TP

(Clay / Ujung Friction Total


(m) (M) SPT (t/m2) (m2) (m) (t/m2) (t/m) (t/m)
Sand) (ton) (ton) (ton)
2 2 C 5 100 0,07065 0,942 5 10 10 2,36 1,88 4,24
4 2 C 10 200 0,07065 0,942 10 20 30 4,71 5,65 10,36
6 2 C 15 300 0,07065 0,942 12 24 54 7,07 10,17 17,24
8 2 C 35 700 0,07065 0,942 12 24 78 16,49 14,70 31,18
10 2 S 40 1600 0,07065 0,942 8 16 94 37,68 17,71 55,39
12 2 S 50 2000 0,07065 0,942 10 20 114 47,10 21,48 68,58
14 2 S 50 2000 0,07065 0,942 10 20 134 47,10 25,25 72,35
16 2 S 50 2000 0,07065 0,942 10 20 154 47,10 29,01 76,11
18 2 S 50 2000 0,07065 0,942 10 20 174 47,10 32,78 79,88
20 2 S 50 2000 0,07065 0,942 10 20 194 47,10 36,55 83,65

Tiang Pancang ∅ 40
Luas TP 1256 cm2
Keliling TP 125,6 cm Safety Factor
Tahanan Ujung 3
BOR 2 Tahanan Gesek 5

KEDALAMAN li
Jenis
N qc Luas TP
Keliling
fi* li.fi nli.fi Pall / SF
Tanah TP

(Clay / Ujung Friction Total


(m) (M) SPT (t/m2) (m2) (m) (t/m2) (t/m) (t/m)
Sand) (ton) (ton) (ton)
2 2 C 5 100 0,1256 1,256 5 10 10 4,19 2,51 6,70
4 2 C 10 200 0,1256 1,256 10 20 30 8,37 7,54 15,91
6 2 C 15 300 0,1256 1,256 12 24 54 12,56 13,56 26,12
8 2 C 35 700 0,1256 1,256 12 24 78 29,31 19,59 48,90
10 2 S 40 1600 0,1256 1,256 8 16 94 66,99 23,61 90,60
12 2 S 50 2000 0,1256 1,256 10 20 114 83,73 28,64 112,37
14 2 S 50 2000 0,1256 1,256 10 20 134 83,73 33,66 117,39
16 2 S 50 2000 0,1256 1,256 10 20 154 83,73 38,68 122,42
18 2 S 50 2000 0,1256 1,256 10 20 174 83,73 43,71 127,44
20 2 S 50 2000 0,1256 1,256 10 20 194 83,73 48,73 132,47

9
Tiang Pancang ∅ 50
Luas TP 1962,5 cm2
Keliling TP 157 cm Safety Factor
Tahanan Ujung 3
BOR 2 Tahanan Gesek 5

KEDALAMAN li
Jenis
N qc Luas TP
Keliling
fi* li.fi nli.fi Pall / SF
Tanah TP

(Clay / Ujung Friction Total


(m) (M) SPT (t/m2) (m2) (m) (t/m2) (t/m) (t/m)
Sand) (ton) (ton) (ton)
2 2 C 5 100 0,19625 1,57 5 10 10 6,54 3,14 9,68
4 2 C 10 200 0,19625 1,57 10 20 30 13,08 9,42 22,50
6 2 C 15 300 0,19625 1,57 12 24 54 19,63 16,96 36,58
8 2 C 35 700 0,19625 1,57 12 24 78 45,79 24,49 70,28
10 2 S 40 1600 0,19625 1,57 8 16 94 104,67 29,52 134,18
12 2 S 50 2000 0,19625 1,57 10 20 114 130,83 35,80 166,63
14 2 S 50 2000 0,19625 1,57 10 20 134 130,83 42,08 172,91
16 2 S 50 2000 0,19625 1,57 10 20 154 130,83 48,36 179,19
18 2 S 50 2000 0,19625 1,57 10 20 174 130,83 54,64 185,47
20 2 S 50 2000 0,19625 1,57 10 20 194 130,83 60,92 191,75

Perkiraan daya dukung pondasi berdasarkan data SPT, juga dapat dilakukan dengan
persamaan :

𝑃𝑃 = 40 𝑥𝑥𝑥𝑥′𝑥𝑥𝑥𝑥 , dalam ton


Dimana :
N’ = 15 + ½(N-15), untuk lapisan pasir halus dan kelanauan (menurut Terzaghi dan Peck)
A = luas penampang pondasi (m2)
SF = Safety Factor, umumnya diambil 2 – 2,5.

10
PERHITUNGAN BEBERAPA ALTERNATIF DIMENSI BORPILE
PEMBANGUNAN GEDUNG PELAYANAN, PERPUSTAKAAN DAERAH SAMARINDA

∅ 30 ∅ 40 ∅ 50
DIMENSI PONDASI BORE PILES L 11,5 L 11,5 L 11,5
49.455 kg / tiang 87.920 kg / tiang 137.375 kg / tiang
Beban Pondasi kg 147.515 Type 1 8 buah 147.515 Type 1 24 buah 147.515 Type 1 4 buah
Jumlah Pondasi per Pilecap titik 4 2 2
Efesiensi Kelompok Tiang % 79,517 1,000 1,000
Jumlah Pondasi titik 32 48 8
Volume Beton Pondasi m3 26,00 69,33 18,06
Ukuran Pilecap m 1,80 x 1,80 2,40 x 1,20 3,00 x 1,50
Tebal Pilecap m 0,60 0,60 0,60
Volume Beton Pilecap m3 15,55 41,47 10,80
Beban Pondasi kg Type 2 16 buah 86.584 Type 2 10 buah 134.733 Type 2 30 buah
Jumlah Pondasi per Pilecap titik 3 1 2
Efesiensi Kelompok Tiang % 82,931 100,000 89,758
Jumlah Pondasi titik 48 10 60
Volume Beton Pondasi m3 39,00 14,44 135,41
Ukuran Pilecap m 1,80 x 1,80 1,20 x 1,20 1,50 x 1,50
Tebal Pilecap m 0,50 0,55 0,55
Volume Beton Pilecap m3 25,92 7,92 37,13
Beban Pondasi kg Type 3 4 buah 7.557 Type 3 2 buah 7.557 Type 3 2 buah
Jumlah Pondasi per Pilecap titik 2 1 1
Efesiensi Kelompok Tiang % 89,758 100,000 100,000
Jumlah Pondasi titik 8 2 2
Volume Beton Pondasi m3 6,50 1,00 1,57
Ukuran Pilecap m 1,80 x 0,90 1,00 x 1,00 1,00 x 1,00
Tebal Pilecap m 0,40 0,40 0,40
Volume Beton Pilecap m3 2,59 0,80 0,80
Beban Pondasi kg Type 4 8 buah - Type 4 0 buah Type 4 0 buah
Jumlah Pondasi per Pilecap titik 1 0 0
Efesiensi Kelompok Tiang % 100,000 0,000 0,000
Jumlah Pondasi titik 8 0 0
Volume Beton Pondasi m3 6,50 0,00 0,00
Ukuran Pilecap m 0,90 x 0,90 0,00 x 0,00 0,00 x 0,00
Tebal Pilecap m 0,40 0,00 0,00
Volume Beton Pilecap m3 2,59 0,00 0,00
Beban Pondasi kg Type 5 0 buah - Type 5 0 buah Type 5 0 buah
Jumlah Pondasi per Pilecap titik 0 0 0
Efesiensi Kelompok Tiang % 0,000 0,000 0
Jumlah Pondasi titik 0 0 0
Volume Beton Pondasi m3 0,00 0,00 0,00
Ukuran Pilecap m 0,00 x 0,00 0,00 x 0,00 0,00 x 0,00
Tebal Pilecap m 0,00 0,00 0,00
Volume Beton Pilecap m3 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pondasi Borpile m' 1104,00 690,00 805,00
Jumlah titik Pondasi Borpile titik 96,00 60,00 70,00
Jumlah Volume Beton Pondasi Bored Pile m3 78,00 84,78 155,04
Jumlah Volume Beton Pilecap m3 46,66 36 buah 50,19 36 buah 48,73 36 buah

KESIMPULAN :
Volume pekerjaan pondasi borepile, paling sedikit adalah bila menggunakan diameter 40cm, yaitu sebanyak 60 titik pondasi

11
Tipe Pondasi :

Tipe 1, ukuran 240 x 120 x 60 cm (2 pondasi bor pile ∅ 40cm, panjang 11,5m)

Tipe 2, ukuran 120 x 120 x 60 cm (1 pondasi bor pile ∅ 40cm, panjang 11,5m)

Tipe 3, ukuran 100 x 100 x 40 cm (1 pondasi bor pile ∅ 40cm, panjang 4 m)

10 D16

∅10-150

Catatan :
1. Jarak Antar Tiang borpile, 120 cm (3D). Daya Dukung Tiang Tunggal Rencana = 87,92 ton
2. Penulangan pilecap tipe 1 ; arah x (pendek) D16 – 150 ; arah y (panjang) D16 – 150
3. Penulangan pilecap tipe 2 ; arah x (pendek) D16 – 150 ; arah y (panjang) D16 – 150

12

Anda mungkin juga menyukai