Anda di halaman 1dari 5

TABEL SENGKALAN

WATAK 1 ( siji ) WATAK 2 ( Loro )


 Tunggal : Berkumpul, Satu  Asta : tangan, memegang
 Gusti : Raja, Ratu, Allah  Kalih, ro : dua
 Janma : orang baik, manusia terpelajar  Nembah : menyembah
 Semedi : bertapa, berkhalwat  Ngabekti : berbakti
 Badan : raga  Netra : mata
 Nabi : nabiyullah, pusar  Kembar : sama sepasang, rangkap
 Rupa : jenis  Myat, : melihat
 Maha : lebih, sangat,sengaja  Mandeng : memandang, menatap, mulat
 Budha : sang Budha Gautama, Budi  Nayana : air muka, mata
 Niyata : nyata, benar-benar  Swiwi : sayap
 Luwih : lebih, luar biasa  Lar : bulu, sayap
 Pamase : raja  Sikara : pengacauan, tangan, campur tangan.
 Wong : orang, manusia  Dresthi : alis, khianat, ingkar janji
AjAji : Bapa  Dwi : dua
 Kanthi : dengan, rangkai, teman
 Buweng : bulatan, lingkaran  Buja : makanan
 Rat : dunia, alam semesta  Bujana : hidangan, suguhan.
 Lek : hari pertama, bulan  Gandheng : rangkai, sambung
 Iku : itu, ekor  Paksa : harus
 Surya : matahari  Apasang : memasang, sepasang
 Candra : bulan  Sungu : tandhuk
 Kartika : bintang  Athi-athi : bulu/rambut pada pelipis
 Urip : hidup  Talingan : telinga
 Ron : daun
 Eka : Satu
 Prabu : raja, bertanggungjawab, pantas
 Kenya : gadis
 Nekung : bertapa
 Raja : raja
 Putra : anak
 Sasa : bintang, cepat
 Dhara : bintang, gadis, perut.
 Peksi : burung
 Dara : merpati, perut
 Tyas : hati, perasaan
 Wungkul : utuh, lengkap
 Sudira : berani
 Wani : mau, berani
 Hyang : dewa, Allah, Tuhan
 Budi : pikiran, pemikiran
 Jagat : alam semesta, dunia, bumi
 Nata : raja.
Watak 3 ( Telu ) Watak 4 ( Papat )
 Bahni : api  Catur : bicara, pembicaraan, empat
 Ujwala : sinar, nyala, cahaya  Warna : gubahan puisi, syair, air, bangsa,
 Kaeksi : tampak, kelihatan,terlihat  Wahana : kendaraan, uraian, arti, makna
 Katon : tampak, kelihatan,terlihat  Pat : empat
 Murub : berkobar  Warih : air
 Dahana : api  Waudadi : laut
 Payudan : peperangan  Dadya : menjadi, jadi, jadilah
 Katingalan : tampak, kelihatan  Keblat : kiblat, penjuru mata angin.
 Kaya : seperti, penghasilan  Papat : empat
 Benter : panas  Toya : air
 Nala : hati, api  Suci : bersih, suci, jernih
 Uninga : mengetahui, obor  Udaka : air
 Kawruh : pengetahuan  We : air
 Lir : seperti  Woh : buah, hujan
 Wrin : mengetahui  Nadi : sungai, laut
 Weda : pegangan pokok, ajaran,ilmu  Jaladri : laut
 Naut : menyahut, menjawab  Sindu : air
 Nauti : cacing, menjawab, mengulangi  Yoga : anak, sebaiknya, jaman
 Teken : tongkat  Gawe : buat, membuat, perbuatan.
 Siking : upet ( pematik ), tongkat  Tlaga : danau, telaga
 Pawaka : api  Her : air
 Kukus : asap, uap  Wening : jernih
 Api : api  Udan : hujan
 Apyu : api  Bun : embun, kabut tipis
 Brama : api  Tirta : air
 Rana : perang, tirai, penyekat, perempuan  Marta : jernih, dingin
 Rananggana : peperangan, medan perang  Karya : membuat, perbuatan, buatan
 Utawaka : api  Sumber : sumur, mata air, asal sesuatu
 Uta : lintah  Sumur : sumur, perigi
 Ujel : belut  Masuh : membasuh
 Kobar : terbakar, menyala  Marna : berkata, menggubah puisi
 Agni : api  Karti : membuat, perbuatan, buatan
 Wignya : dapat, pandai  Karta : makmur, sejahtera, kecukupan.
 Guna : luar biasa, dapat, manfaat, tipu.  Jalanidhi : laut
 Tri : tiga  Samodra : samudera
 Jatha : rambut lengket, taring, wadah.  Udaya : laut
 Tasik : bedak, laut
 Tawa : tawar, tawar terhadap bisa,
menawarkan
 Segara : laut
 Wedang : air yang telah mendidih.
WATAK 5 ( Lima ) WATAK 6 ( Enem )
 Pandhawa : anak-anak Pandudewanata  Rasa : rasa, perasaan
 Lima : lima  Nenem : enam
 Wisikan : bisikan, sebutan, terbaring  Rinaras : mapantas-pantaskan, dirasakan,
 Gati : aturan, keperluan, perbuatan, ulah diselaraskan
 Indri : angin yang bertiup lembut.  Artati : manis, syair lagu Dandanggula.
Indriya : hati, perasaan, pancaindera.  Lona : pedhas
Warastra : barang tajam, panah  Tikta : pahit
Wrayang : panah  Madura : manis
 Astra : senjata, panah.  Sarkara : gula, manis.
 Lungid : tajam, runcing  Amla : masam
 Sara : senjata, panah  Kayasa : rasa sepet
 Sare : tidur  Karaseng : terasa oleh ( terasa pada )
 Guling : tidur, berguling  Hoyag : bergerak, gerak, goyang
 Raseksa : raksasa  Obah : bergerak
 Diyu : diyu  Nem : enam
 Buta : raksasa  Kayu : kayu, batang pohon.
 Galak : galak, ganas  Wreksa : kayu, batang kayu, pohon.
 Wil : anak raksasa  Glinggang : tebangan pohon
 Yaksa : raksasa  Prabatang : kayu rebah, pohon tumbang
 Yaksi : raksasa betina  Oyig : bergerak, bergoyang
 Saya : makin, tipuan, alat, perkakas  Sad : enam
 Bana : hutan, panah  Anggas : belalang, tebangan pohon
 Jemparing : panah  Anggang-anggang: serangga mengapung di
 Cakra : panah bermata roda, renung atas air.
 Hru : panah  Mangsa : waktu, makan ( untuk binatang buas
 Tata : atur, angin, cara )
 Nata : mengatur, memuat  Naya : air muka, musim keenam.
 Bayu : urat, otot, angin.  Retu : pahit, huru-hara, kekacauan
 Bajra : senjata, angin  Wayang : wayang, bergerak, gerak
 Samirana : angin  Winayang : digerakkan
 Pawaka : angin  Anggana : sendiri, lebah
 Maruta : angin  Ilat : lidah
 Angin : angin  Kilatan : kilat
 Panca : lima  Lidhah : lidah, kilat
 Marga : jalan  Lindhu : gempa
 Margana : panah, Arjuna.  Carem : puas, senggama
 Manis : manis, bagus, baik, perempuan
 Tahen : kayu, menahan, menderita
 Osik : bergerak, tergerak hatinya
 Karengnya : terdengar, didengarkan.

WATAK 7 ( Pitu ) WATAK 8 ( Wolu )


 Sapta : tujuh  Astha : delapan
 Prawata : gunung  Basu : kokek, ular, delapan dewa
 Acala : gunung  Anggusti : membicarakan, merundingkan
 Giri : gunung, luar biasa, sangat  Basuki : selamat, raja ular
 Ardi : gunung  Slira : tubuh
 Gora : lebah, gunung  Murti : sangat
 Prabata : gunung  Bujangga : pujangga, ular besar
 Himawan : gunung  Manggala : pemuka, pemimpin, pembesar,
 Pandhita : pendeta, pertapa gajah.
 Pitu : tujuh  Taksaka : ular besar, naga
 Kaswareng : terkenal, tersebut  Menyawak : biawak
 Resi : pendeta, orang suci  Tekek : tokek
 Sogata : hidangan, guru, pendeta  Dwipa : gajah
 Wiku : pendeta  Dwipangga : gajah
 Yogi : sebaiknya, baik, pendeta.  Bajul : buaya
 Swara : suara, bunyi  Gajah : gajah
 Dwija : guru, pendeta  Liman : gajah
 Suyati : pendeta sakti, pendeta pandai  Dwirada : gajah
 Wulang : nasihat, petunjuk, pelajaran  Dirada : gajah
 Weling : pesan  Esthi : gajah, pemikiran, kehendak, perasaan
 Wasita : nasihat, petunjuk, pelajaran  Estha : kehendak
 Tunggang : naik, menaiki, menunggang  Matengga : menunggu, menantikan, gajah
 Turangga : kuda  Brahma : api, brahmana
 Gung : besar  Brahmana : brahmana
 Swa : kuda  Wewolu : delapan, sebanyak delapan
 Aswa : kuda  Baya : halangan, buaya, barangkali, janji
 Titihan : kuda, kendaraan, tunggangan  Bebaya : halangan, bahaya
 Kuda : kuda  Kunjara : penjara, gajah
 Ajar : pendeta, pelajaran, ajaran  Tanu : bunglon
 Arga : gunung, harga  Sarpa : ular
 Sabda : berbicara, suara, bersabda  Samaja : gajah
 Nabda : berbicara, bersuara, bertitah  Madya : tengah, sedang,cukup, pinggang
 Angsa : angsa, keturunan, terlanjur  Mangesti : berniat, memikirkan, merenungkan
 Muni : berbunyi, berbicara, pendeta  Panagan : sarang naga, hitungan jalan naga
 Suka : Gembira, memberi  Ula : ular
 Biksu : sapi, pendeta  Naga : ular besar.
 Biksuka : sapi, pendeta Lawon : Kain mori

WATAK 9 ( Sanga) WATAK 0 ( Nol )


 Bolong : berlubang, tembus  Byoma : langit
 Nawa : sembilan, menawar  Musna : hilang, lenyap
 Dwara : pintu, gerbang  Nis : hilang, pergi
 Pintu : pintu  Mletik : terpercik, meloncat, melesat
 Kori : pintu  Langit : langit
 Bedah : terbelah  Sirna : hilang, habis
 Lawang : pintu  Ilang : hilang
 Wiwara : liang, pintu  Kombul : terangkat, terapung, terkenal
 Gapura : gerbang  Awang-awang : angkasa
 Rong : berlubang, liang sarang binatang,  Mesat : pergi, menghindar, melesat
rongga  Muluk : melambung, terangkat, naik
 Song : lubang, liang sarang binatang  Gegana : angkasa, langit
 Wilasita : liang, liang kumbang  Ngles : menghindar, pergi menjauh
 Angleng : jelas pada pendengaran, masuk  Tumenga : menengadah, melihat ke atas
liang.  Nenga : menengadah, melihat ke atas
 Trustha : gembira, puas, berlubang tembus  Luhur : tinggi, di atas, agung, mulia
 Trusthi : berlubang tembus  Suwung : kosong
 Trus : terpenuhi, bocor, langsung tembus  Sonya : sepi, pertapaan
 Butul : berlubang, tembus  Muksa : moksa, hilang, menghilang
 Dewa : dewa  Doh : jauh
 Sanga : sembilan  Tebih : jauh
 Wadana : muka, wajah  Swarga : surga, kahyangan
 Jawata : dewa-dewa  Tanpa : tanpa
 Manjing : masuk  Barakan : ternak curian, berkata, sebaya
 Arum : harum, cantik, perempuan  Tan : tidak
 Ganda : bau  Rusak : rusak
 Kusuma : bunga, perempuan, terhormat  Brastha : rusak, lenyap, lebur, hancur
 Muka : wajah, depan  Swuh : rusak, lenyap, lebur, hancur, sepi
 Rudra : galak, marah  Walang : belalang, khawatir
 Masuk : memasuki  Kos : angkasa, bersinar
 Rago : gua, halangan  Pejah : mati
 Angrong : masuk ke dalam liang  Akasa : langit, angkasa
 Guwa : gua  Tawang : langit, angkasa
 Menga : terbuka  Wiyat : langit, angkasa
 Babahan : lubang, galian jalan pencuri  Oncat : pergi, naik, menghindar, lari
 Leng : liang  Windu : basi, sangat, hitungan delapan tahu
 Ambuka : membuka, menyingkap  Widik-widik : langit, angkasa, segan-segan
 Gatra : macam, warna, gambar, tiruan  Nir : hilang, rusak, habis, tiada
 Anggangsir : membuat lubang untuk mencuri. Wuk : rusak, busuk, tak jadi, urung
 Nanda : bicara, bersuara, musim kesembilan  Sat : kering, kering air
 Wangi : harum  Surud : berkurang, tinggal, meninggal
Sempal : terbabat, patah.
CARANÉ GAWE SENGKALAN
Yèn arep gawé ukara sengkalan kang perlu digatekake yaiku:
1. Sepisanan kudu nggoleki tembung luwih dhisik kanggo guru dasanama (persamaan arti
tembung), tegese tetembung sing darbe tegese padha duwé watak wilangan sing padha.
Umpamane: gunung, prawata, arga, giri, haldaka, lan redi.
2. Kaping loro, guru sastra (persamaan tembung), tetembungan sing duwé wujud tukisan sing
padha, dianggep duwé wilangan sing padha. Thuladhane: esthi sing tegese gajah. Lan tembung
esthi iku, uga mengku teges kekareban kang duwé watak wolu (8).
3. Kaping telu, nggoleki guru warga (persamaan golongan). Tetembungan sing duwé golongan
padha dianggep darbe watak wilangan sing pdha, contoné: rembulan, srengéngé, bumi, iku duwé
watak wilanagan siji (1).
4. Sing Kaping papat, guru wanda (persamaan suku tembung), ya iku tetembungan sing duwé suku
tembung utawa unine padha dianggep duwé watak wilangan sing padha ya iku papat (4)
5. Kaping lima, ya iku migatekake anané guru sarana (persamaan fungsi), ya iku sarana utawa
piranti.Watak wilangan dianggep padha karo fungsine (pigunane). Tuladha: lidah (ilat).Sing
nggunakaké rasa dianggep duwé watak wilangan padha ya iku enem.
6. Kaping enem, nggoleki guru karya (persamaan sipat kerja) ya iku barang lan kerjane, watak
wilangane dianggep padha, upama mata lan madeng, dianggep darbe watak wilangan padha ya
iku loro (2)
7. Kaping pitu, guru darwa (persamaan sipat), ya iku sipat salah sawijining barang (benda)
dianggep darbe watak lan wilangan sing padha karo panas, dianggep duwé watak wilangan sing
padha ya iku telu (3)
8. Kaping wolu, ya iku nggoleki guru jarwa persamaan arti utawa sinonim). Tetembungan sing
duwé teges makna (arti) sing padha. Contoné, retu,obah lan horeg, dianggep duwé watak
wilangan sing padha ya iku enem (6)

CARANÉ MACA SENGKALAN

Maca sengkalan padha karo maos ukara racaké, nanging angka sing kinandhut ing ukara
sengkalan mau diwaos saka mburi mengarep utawa saka tengen mangiwa kaya maca
tulisan Arab. Tegese, angka saka ukara sing keri saka sengkelan mau dadi angka taun sing
ngarep dhéwé, kosok baline angka sing kinandhut ing tembung sepisan, saka
sengkalan Buta Cakil kang unine: Tangan Yaksa satataning Janma (penyempurnaan
wujud wayang) Buta Cakil dhek jaman Sultan Agung.Tangan: 2, Yaksa: 5, Satataning: 5, lan
janma:1, dadi diwaca taun 1552 Jawa utawa taun 16700 Masehi.

Anda mungkin juga menyukai