Di sebuah desa, ada dua gadis yang bersahabat baik. Mereka adalah gadis pertama dan gadis
kedua.
Mereka selalu melakukan apa pun bersama-lama. Di desa itu pula, ada satu gadis yang tak
mempunyai teman.
Suatu hari, dua gadis yang bersahabat itu sedang mencuci baju di sungai.
Sementara gadis yang tak memiliki teman, seorang diri mencuci baju di tepi sungai yang lain.
“Wah, bahagianya jika memiliki teman. Mencuci bisa bersama-sama, main bersama-sama.
Pasti tidak kesepian.” ucap gadis yang tak memiliki teman itu,
“Aha! Aku rebut saja teman gadis itu. Pasti aku akan memiliki teman,” gumam gadis itu.
Suatu ketika, dua gadis yang bersahabat itu sedang tidak bersama. Muncullah ide di benak
gadis yang tak memiliki teman.
“Kamu tahu, sebenarnya temanmu itu tidak tulus. Ia hanya berpura-pura baik kepadamu,”
ucap gadis yang tak memiliki teman itu.
Gadis pertama awalnya tak percaya. Namun, gadis yang tak memiliki teman itu terus
menghasut gadis pertama.
Rupanya, gadis yang tak memiliki teman itu tidak hanya menghasut gadis pertama.
Kepada gadis kedua pun, ia mengatakan hal serupa.
Awalnya, gadis kedua tak percaya. Tapi, lama-kelamaan, gadis kedua percaya.
Seiring berjalannya waktu, gadis pertama dan gadis kedua tak pernah lagi bertemu.
Mengetahui kebenaran itu, gadis pertama dan gadis kedua kembali menjadi sahabat.
Sedangkan gadis pencuri teman, dijauhi oleh teman itu kembali menjadi gadis yang tak
memiliki teman.