Anda di halaman 1dari 2

Cerpen Tentang Bullying: Si Gundul

Oleh Fahmi Nurdian Syah

Di sebuah kampung yang dekat dengan pedalaman. Hiduplah sebuah keluarga yang tinggal di
rumah sederhana. Mereka memiliki seorang anak layak yang bernama Rian. Ia bertubuh
tinggi dan kurus, serta kepalanya yang tak lentabat sahelei rambut.
Jika terkena pancaran sinar matahari yang terik kapala anak laki-laki itu menjadi berkilau dan
nampak lucu. Karena kepalanya yang tidak terdapat rambut, ia dipanggil si gundul.
Si Gundul di kampung itu tidak memiliki seorang pun teman. la selalu dijauh dan diejak oleh
teman-temannya karena kepalanya yang botak. Hal ini menyebabkan diri pada si gundul
menjadi rendah dan tersisih.
Setiap hari sepulang sekolah, ia selalu berjalan melihat temannya yang tengah asik bermain
bersama.
Ketika si gundul mendekati mereka dan ingin ikut bermain. Teman-temannya itu mengusir
dia.
Sampai pernah terjadi karena keinginan hatinya yang kuat untuk ikut bermain membuat
temannya menjadi berperilaku kasar dan ia di dorong sampai jatuh.
Semenjak kejadian itu, di dalam benak si gundul tak pernah lagi ada keinginan untuk bermain
bersama mereka.
Ia hanya menghabiskan waktunya berdiam diri di ruang tamu. Tetapi, jujur saja aktivitas
berdiam diri merupakan hal yang sangat membosankan. Dan sini lah si gundul mendapatkan
ide.
Karena ia merasa bosan, si gundul berpikir untuk melakukan sesuatu hal untuk mengisi
waktunya dan menghilangkan kejenuhan yang ia rasakan Di samping rumah si gundu
terdapat pohon bambu yang sudah tumbuh tinggi.
Si gundul merupakan anak yang punya kelebihan atau bisa dibilang bertalenta.
Dengan bantuan ibunya ia menebang pohon bambu yang besar itu. Kemudian dibelah dengan
ukuran yang tak begitu kecil.
Setelah itu potongan-potongan bambu itu dibuatnya menjadi sebuah layangan yang cukup
besar. Dan layangan semacam itu tidak pernah ada sebelumnya di kampung.
Pada suatu hari setelah pulang sekolah, si gundul pergi ke lahari kosong yang cukup luas la
mulai mengayunkan tangannya dan memainkan layangan yang dibuatnya sendiri. Sampai
layangan tersebut telah terbang jauh tinggi mendekati angkasa.
Salah satu teman si gundul yang tengah asik bermain bersama dengan yang lainnya di tempat
yang berbeda tak sengaja melihat layangan si gundul.
“Wuhhh, besar banget layangannya, punya siapa itu?” Tanya Adit salah satu teman si gundul
yang pemah mengejeknya.
“Gak tau gak pernah lihat sebelumnya.” jawab salah satu di antara mereka

Karena penasaran, mereka secara bersama-sama berjalan menu sumber layang-layang itu
diterbangkan. Dan hasilnya tak pernah disangka oleh mereka satu pun.
Netra mereka menangkap sosok laki-laki berkepala botak yang sedang memainkan layangan
itu. Lelaki itulah yang selama ini meraka jauhi.
Teman-teman si gundul tak habis pikir, mereka tetap mendekatinya dan bertanya dari mana ia
mendapatkan layangan itu.
Si gundul yang masih memainkannya menjawab bahwa dia sendinilah yang membuatnya.
Mereka tertawa seakan tak percaya bahwa si gundul lah yang membuat layangan itu
Keesokan harinya, ia pun membuktikannya dengan mengajak seluruh teman-temannya itu
pergi ke rumahnya.
Setelah terbukti bahwa si gundul lah yang membuat layangan itu, mereka baru lah percaya.
Saat itu juga mereka meminta maaf kepada si gundul karena selama ini telah menjauhinya
dan gak pernah mau bermain bersamanya. Dengan murah hati si gundul memaafkan semua
temannya.
Teman-temannya pun meminta si gundul untuk membuatkan layangan itu satu per satu, si
gundul pun menyanggupinya dengan senang hati.
Mereka juga membantu si gundul dalam membuat layang-layang tersebut sehingga yang
dibuatnya itu pun cepat jadi.
Setelah semuanya memegang layangannya sendiri-sendiri, mereka bergegas pergi ke tempat
yang sama ketika pertama kali si gundul memainkan layangan itu.
Kini mereka bermain bersama-sama dengan hati yang gembira tanpa ada perselisihan di
antara mereka.

-Selesal-

Nah demikianlah secarik cerpen tentang bullying singkat yang bisa sajikan pada kesempatan
kali ini.
Adapun pesan moral yang bisa kita petik yaitu janganlah melihat seseorang hanya dari
tampak farknya saja, tetapi lihatlah pula dari sisi kepribadiannya.
Meskipun Si Gundul mempunyai bentuk tubuh dan berduk rupa yang tidak bagus. Tetapi
kebesaran hatinyalah yang membuat semua hinaan itu tidak berarti baginya.

Salam

Anda mungkin juga menyukai