Di hutan belantara hiduplah seekor landak. Namanya Landa. Jarang sekali dia bermain
dengan binatang lain. Si landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri
yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. Setiap hari Landa bermain sendiri. Mencari
makan pun dia hanya berani pada malam hari di saat binatang lain tidur pulas. Hatinya sedih
karena tidak mempunyai teman yang bisa di ajak berbicara dan bermain. Beberapa waktu lalu si
Landa mengajak monyet, kambing, kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama. Akan
tetapi, mereka menolak ajakan itu.
“Teman-teman, ayo main bersamaku?” ajak Landa.
“Maaf, Landa, bukannya tidak mau bermain bersamamu, tetapi kami takut tertusuk duri di
badanmu itu,” seru teman-temannya.
Aku akan berhati-hati agar duri di tubuhku tidak menusuk kalian.”
“Tapi maaf, Landa, kami belum bisa,” seru teman-temannya.
Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, Si Landa bertambah sedih. Landa tetap
berusaha sekuat tenaga agar dia dapat diterima oleh teman-temannya. Landa berusaha menghibur
diri. Dia bernyanyi-nyanyi kecil. Landa selalu berpikir tentang nasibnya yang nahas itu. Dia
berpikir bahwa ini adalah nasibnya.
Setelah kejadian itu, Landa semakin tidak berani ke luar rumah. Dia hanya bisa memandang
dari balik jendela binatang lain yang sedang bermain. Landa semakin sedih melihat hal itu. Ingin
rasanya dia bergabung dengan temantemannya, tetapi apa daya teman-temannya tidak mau
bermain dengannya.
Setelah mendengar cerita itu Kuku merasa iba kepada Landa. Kuku berusaha menghibur
Landa. Dia juga mengundang Landa ke pesta di rumahnya. Landa senang mendapat undangan
itu.
Keesokan harinya Landa datang ke rumah Kuku. Dengan senang dan bergembira dia segera
menuju ke rumah Kuku. Setelah sampai di rumah Kuku ternyata sudah banyak binatang lain
yang hadir dalam pesta tersebut, termasuk monyet, kambing, dan kancil.
Kuku menerima kedatangan Landa dengan gembira. Dia mengenalkan Landa kepada teman-
temannya. Sebagian dari tamu-tamu itu ada yang mau bersalaman dengan Landa dan sebagian
lain menolaknya.
“Mengapa kamu tidak mau bersalaman denganku?” tanya Landa.
“Maaf Landa, aku takut durimu menusuk tanganku,” jawab Kancil.
Kura-kura, monyet, kancil, dan kambing sudah tertangkap oleh serigala. Seketika itu juga
Landa marah. Dia tidak terima melihat teman-temannya ditangkap serigala.
Landa langsung menggulung badannya menjadi bulat, seperti bola duri. Kemudian dia
menggelindingkan ke arah gerombolan serigala. Dengan lincah Landa menabrakkan badannya ke
gerombolan serigala itu. Serigala itu kesakitan dan gerombolan itu terpecah.