Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muh Akbar Rivai

Nim : 10400120033

Kelas : Ih A

1. Pengusaha nasional/internasional
• Jack ma, bos e-commerce asal China ,Alibaba. Sebelum
masyarakat dunia mengenalnya sebagai orang yang sangat
sukses, ia pernah merasakan berkali-kali kegagalan. Namun,
dengan sifatnya yang pantang menyerah ia dapat melalui
rintangan hingga menjadi sebesar ini.
• Steve jobs, ia berhasil mengembangkan dan merevolusi
setidaknya enam industri, yaitu komputer pribadi, film animasi,
musik, ponsel, komputer tablet, hingga penerbitan digital. Namun
siapa sangka, Jobs pernah mengalami berkali-kali kegagalan.
Namun, ia mengalami kegagalan hebat ketika ia dipecat dari
perusahaannya sendiri, Apple. Setelah ia didepak dari perusahaan
yang ia ciptakan sendiri, ia mulai bangkit dengan mendirikan
perusahaan IT bernama NeXT Computer. Dari NeXT Steve Jobs
kembali mengembangkan bisnis dengan membeli studio animasi
Pixar. Jobs kemudian kembali lagi ke perusahaan Apple dan
semakin meraup kesuksesannya.
• Jeff bezos, Jeffrey Preston Bezos merupakan pengusaha terkaya di
dunia sepanjang sejarah modern. Ia adalah pendiri, ketua, CEO,
presiden dan pemilik saham mayoritas perusahaan teknologi
terbesar di dunia Amazon.com. Meskipun ia kini menjadi
pengusaha terkaya, namun ia juga pernah mengalami
kegagalan. Bezos belajar dari kesalahannya, beradaptasi, dan
akhirnya berkembang secara signifikan memasuki tahun 2000.
2. Pengusaha lokal daerah Kab Pangkep

• Muhammad Nasrul, pengusaha keripik. Dia anak bungsu


dari 5 bersaudara. Ayahnya meninggal di saat ia berumur 7
tahun, otomatis ayahnya adalah ibunya. Perekonomian keluarga
yang tak menentu di Pangkep membuat ibunya merantau ke
Tana Toraja.
"Ibuku, Yasse (65) namanaya, membuka usaha kue kering dan
basah, kebetulan kebutuhan kue di sana sangat tinggi di situlah
saya di ambil oleh tante untuk tinggal dan disekolahkan,"
katanya lelaki kelahiran Pangkep 1993 itu.
Setelah tamat SMA, ia mencoba daftar SMPTN tahun 2011. "Saya
agak setengah-setengah daftar. Soalnya kasihan ibu ku harus
cari uang. Tetapi dia paksakan. Dan Alhamdulillah saya lulus di
Unhas jurusan Administrasi Publik," katanya.
Namun, di saat menjalani kuliah selama 3 semester, ia sudah
tidak tahan melihat kondisi ibunya. Ia pun memutuskan
berhenti kuliah, dan balik kampung.
"Kiri kanan telingahku penuh cemoan orang. Namun Ibuku
bilang okelah kalau itu pilihanmu nak," ujarnya.
Dari situ, ia membuat kelompok usaha Cahaya Desa, di Desa
Pitue, Kecamatan M'arang, Kabupaten Pangkajene, Kepulauan
Pangkep, Sulawesi Selatan, berhasil memberdayakan
perempuan pesisir dan potensi lokal di wilayah tersebut.
Cahaya Desa merupakan kelompok yang berbasis usaha rumah
tangga yang memproduksi olahan hasil perikanan laut dan
pesisir. Kelompok ini memanfaatkan potensi lokal sebagai
bahan utama seperti, kepiting, ikan bandeng dan rumput laut.
Nama produknya pun dibuat menggunakan bahasa lokal yang
dipadukan dengan Bahasa Inggris, agar terdengar lebih unik dan
lucu, seperti Puang Crab, yang berartikan Raja Kepiting.
Produknya ini dikemas secara modern dan telah memiliki izin
Pangan Industri dan Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan.
Bahkan audah bersertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Kelompok Cahaya Desa sendiri dibentuk sejak tahun 2012 silam
oleh muhammad Nasrul dengan beranggotakan 10 orang. Di
tahun yang sama kelompok ini mendapat dukungan dari
program Restoring Coastal Livelihood (RCL) Oxfam sehingga
anggotanya bertambah menjadi 28 orang.

"Kepiting sojo ini kami inovasi dengan membuatkan sarinya


untuk kemudian diolah menjadi kerupuk. Kami coba pasarkan
dan ternyata laris manis. Awalnya pemasaran hanya di warung-
warung sekitar rumah sini dan sekolah-sekolah. Sekarang sudah
dijual kemana-mana, termasuk di Makassar sampai luar keluar
kota.”jelas nasrul.
Selain puang crab Ada juga produk andalan lainnya seperti
Arung Bolu, my agara dan kacang bandeng, harganya pun cukup
terjangkau berkisar Rp 8 ribu-Rp 10 ribu/bungkus.
Pada awal usaha, sebulan omzet usaha kelompok milikn Nasul
bisa mencapai Rp 7 juta - Rp 18 juta. Produknya pun tidak lagi
hanya sebatas produksi dari Kelompok Cahaya Desa, tapi juga
dari produk mitra usaha mereka, kelompok-kelompok lain yang
ada di Kecamatan Ma’rang.
“Alhamdulillah sekarang sudah mempekerejakan 28 orang dan
semuanya merupakan ibu - ibu yang tinggal di daerah pesisir
Desa Pitue, mereka membantu perekonomian suaminya yang
notabene merupakan seorang nelayan, awalnya suaminya tidak
setuju bahkan ada yang datang memaki maki saya, katanya
jangan ajak lagi istri saya ketempat ini kerja seperti ini, namun
itu dulu sebelum pemikiran mereka terbuka," katanya.
Tetapi setelah mereka melihat hasilnya ternyata cukup bagus
dan bisa meningkatkan perekonomian keluarga, akhirnya
mereka pun setuju.
Sekarang dia sudah beromzet Rp 35 juta perbulan, dengan
Jumlah anggota kelompok 25 orang, kelompok perempuan yang
dibina18 kelompok, dan Jumlah perempuan yang digerakkan
210 orang.
Dan akhirnya tiga mimpinya telah terwujud. Melanjutkan kuliah
dengan isi dompet sendiri, mensejahterakan perempuan pesisir.
Usaha tersebut masuk di bidang kuliner/makanan.

Anda mungkin juga menyukai