Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR UPT.

RUMAH SAKIT UMUM


HJ. ZUBAEDA BANTILAN TOLITOLI
NOMOR : ---/--.--/DIR/RSU-HZB/VI/2023

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM HJ. ZUBAEDA BANTILAN TOLITOLI

DIREKTUR UPT. RUMAH SAKIT UMUM HJ. ZUBAEDA BANTILAN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan UPT. Rumah Sakit
Umum Hj. Zubaeda Bantilan, maka diperlukan pelayanan dan asuhan
pasien;

b. bahwa agar di UPT. Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan dapat
terlaksana pelayanan dan asuhan pasien dengan baik, perlu adanya
Kebijakan Direktur UPT. Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan
sebagai landasan bagi pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien di UPT.
Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur UPT. Rumah Sakit Umum
Hj. Zubaeda Bantilan.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang


Praktik Kedokteran;

2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan;

3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


131/MENKES/SKVIII/2004 Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : MEMUTUSKAN DIREKTUR UPT. RUMAH SAKIT UMUM HJ.


ZUBAEDA BANTILAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN DAN
ASUHAN PASIEN UPT. RUMAH SAKIT UMUM HJ. ZUBAEDA
BANTILAN.

KESATU : Pembinaan dan Pengawasan pelayanan dan asuhan pasien UPT. Rumah Sakit
Umum Hj. Zubaeda Bantilan dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Medis UPT. Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM HJ. ZUBAEDA BANTILAN
Kebijakan Umum

1. Tanggung jawab rumah sakit dan staf yang terpenting adalah memberikan asuhan dan
pelayanan pasien yang efektif dan aman. Hal ini membutuhkan komunikasi yang
efektif, kolaborasi, dan standarisasi proses untuk memastikan bahwa rencana,
koordinasi dan implementasi asuhan mendukung serta merespon setiap kebutuhan
unik pasien dan target.
2. Asuhan tersebut dapat berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif dan rehabilitatif
termasuk anestesi, tindakan bedah, pengobatan, atau kombinasi yang berdasar atas
asesmen dan asesmen ulang pasien.
3. Asuhan pasien dilakukan oleh professional pemberi asuhan (PPA) dengan banyak
disiplin dan staf klinis lain. Semua staf yang terlibat dalam asuhan pasien harus
memiliki peran yang jelas, ditentukan oleh kompetensi dan kewenangan, kredensial,
sertifikasi, hukum dan regulasi, keterampilan individu, pengetahuan, pengalaman dan
kebijakan atau uraian tugas wewenang.
4. Pelayanan dan asuhan terintegrasi termasuk pengintegrasian pelayanan oleh case
mananger (MMP – manager pelayanan pasien).

Kebijakan Khusus

1. Pemberian pelayanan yang seragam


a. Rumah sakit menetapkan regulasi bagi setiap unit pelayanan untuk bekerja sama
memberikan proses asuhan seragam dan mengacu pada peraturan yang sudah
ditetapkan.
b. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh Dokter Penanggungjawab Pelayanan
(DPJP), perawat dan Profesi Pemberi Asuhan (PPA) lainnya sesudah pasien masuk
rawat inap.
c. Rencana asuhan dibuat untuk semua pasien dan dicatat untuk semua Profesi Pemberi
Asuhan yang memberikan asuhan direkam medis pasien.
d. Rencana pasien yang terintegrasi dibuat dengan sasaran berdasar atas data asesmen
awal dan kebutuhan pasien.
e. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai dengan kondisi pasien,
dimutakhirkan atau direvisi oleh tim PPA berdasar atas asesmen ulang.
f. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat pada Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan diverifikasi
harian oleh DPJP
g. Dalam CPPT, DPJP menulis instruksi untuk PPA lain sesuai dengan penilaian klinis
dan rencana asuhan. Penulisan dalam format S-O-A-P.
h. Rumah sakit menetapkan regulasi tindakan klinis dan diagnostic yang diminta,
dilaksanakan dan diterima hasilnya serta disimpan diberkas rekam medis pasien.
i. Pasien dan keluarga diberitahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil
asuhan yang tidak diharapkan.
j. Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien resiko tinggi dan pemberian
pelayanan resiko tinggi diberikan berdasarkan atas panduan praktik klinis.
k. Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenal) perubahan kondisi pasien memburuk
dan mampu melakukan tindakan.
l. Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
m. Rumah sakit dilakukan asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien dalam tahap
terminal dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan mereka.
n. Rumah sakit tidak memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal dengan
memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan
dan martabat pasien yang didokumentasikan dalam rekam medis.
2. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi
a. Dilakukan identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan
populasi pasiennya serta penetapan risiko tambahan yang mungkin berpengaruh pada
pasien risiko tinggi.
b. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan risiko tinggi
c. Pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dicatat dalam rekam
medis.
d. Pengembangan pelayanan pasien risiko dimasukkan kedalam program peningkatan
mutu rumah sakit.
e. Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat dan
efektif dalam mengurangi risiko. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi
risiko :
1. Perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak
atau keadaan khusus lain.
2. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan
berkomunikasi secara efektif.
3. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
4. Kompetensi atau keterampilan khusus staf yang terlibat dalam proses asuhan.
5. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
f. Bila fasilitas rumah sakit tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan pada pasien
dengan pelayanan lain yang berisiko tinggi seperti pasien penyakit menular, terapi
hiperbarik atau pelayanan radiologi intervensi agar diberitahukan kepada pasien dan
keluarga untuk dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai kebutuhan asuhan
pasien tersebut.
3. Pemberian makanan dan terapi nutrisi
a. Rencana pelayanan / asuhan setiap pasien diintegrasikan dan dikoordinasikan diantara
berbagai unit kerja dan pelayanan.
b. Pendokumentasian perencanaan dan pelaksanaan pelayanan pasien didokumentasikan
dalam catatan perkembangan.
c. Pencatatan terapi nutrisi mencantumkan dengan format S-O-A-P.
4. Pengelolaan nyeri
a. Semua pasien diskrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa
nyerinya.
b. Semua pelayanan dan tindakan yang dilakukan pada pasien, baik diagnostic maupun
terapi, beserta hasilnya harus dicantumkan dalam rekam medis.
c. Pasien dan keluarga harus diberi informasi mengenai penilaian kondisi pasien,
rencana pelayanan, serta diikut sertakan dalam pengambilan keputusan.
d. Pasien dibantu dalam manajemen / mengelola rasa nyeri.
e. Memberikan manajemen / pengelolaan pasien nyeri seperti panduan dan prosedur.
f. Fasilitas pengukuran nyeri harus tersedia dalam skala nyeri dalam rekam medis.
g. Komunikasi dengan pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dalam konteks
pribadi, budaya, dan kepercayaan agama masing-masing.
h. Pengetahuan pengukuran nyeri harus dipahami dan menjadi perhatian petugas rumah
sakit.
i. Pengukuran nyeri harus dilakukan secara berkala untuk memastikan kenyamanan
pasien dan membantu kesembuhan pasien.
j. Penatalaksanaan nyeri di rumah sakit mencakup farmakologis dan non farmakologis.
5. Pelayanan pasien terminal
a. Rumah sakit melaksanakan penatalaksanaan pasien terminal sampai pasien
meninggal.
b. Resusitasi pasien terminal dilakukan dengan pertimbangan kondisi pasien dan
persetujuan keluarga.
c. Asesmen ulang untuk pasien terminal dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan keluarga.
d. Memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien terminal dengan hormat dan
respect.
e. Menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis yang diharapkan dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternatif.
f. Mengikutsertakan keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan.
g. Memperhatikan spiritual pasien dan keluarga.
h. Apabila pasien menginginkan untuk perawatan dirumah, ajarkan cara perawatannya.
i. Menghormati hak pasien apabila menolak pengobatan atau tindakan medis.

UPT. RSU HJ. ZUBAEDA BANTILAN


DIREKTUR

dr. FADLY
Penata Tkt. I (III/d)
NIP. 198706022017041001

Anda mungkin juga menyukai