Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

ACARA 4
TEBAL DAN KEDALAMAN

NAMA : SATRIA NUR RAMADAN


NIM : 2109056010
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : BRIGITHA LORA LOLONGAN
NIM : 20090586009

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Suatu lapisan batuan yang terdapat disetiap benua memiliki karakteristik atau infromasi
mengenai keadaan nya masing masing. Mulai dari warna, bentuk, struktur, tekstur, tebal, dan
kedalaman. Warna pada setiap lapisan dapat mengindikasikan mineral mineral yang terkandung
atau mineral penyusun nya, untuk bentuk lapisan sebenarnya dapat bermacam macam karna
bentuk lapisan sendiri merupakan hasil dari proses primer dan sekunder dari pembentukan
lapisan nya, bentuk lapisan ada bermacam macam mulai dari lensa cekung atau cembung, bentuk
lonjong kebawah atau menyamping dan berbagai bentuk lainnya. Sedangkan tekstur dapat
diartikan sebagai fisik pada lapisan atau batuan yang dapat dilihat dan juga dipegang atau
dirasakan menggunakan tangan, entah tekstur nya padat, lembut, rapuh, retak retak, berbentuk
menyudut, membundar dan lain lainnya.

Tebal pada suatu lapisan batuan dapat diartikan sebagai jarak antara dua bidang yang
sejajar satu dengan yang lain, tebal dari suatu lapisan dapat bermacam macam karna ada
perbedaan volume pada saat pembentukan (primer) dan tebal dari suatu lapisan dapat berubah
karna adanya geologi (sekunder). Sedangkan kedalaman pada suatu lapisan merupakan besaran
jarak suatu lapisan yang dihitung dari MDPL (meter diatas permukaan laut) kearah bawah yang
menuju suatu garis, bidang ataupun suatu lapisan dan beberapa hal lainnya. Kedalaman suatu
lapisan di ukur dari atas kebawah secara vertikal meskipun lapisan yang akan di ukur memiliki
dimensi yang diagonal (miring), pengukuran kedalaman menggunakan berbagai jenis rumus
yang tergantung pada bentuk dan arah dari lapisan itu sendiri

Oleh karna itu, dilakukannya praktikum ini agar para praktikan dapat mengetahui dan
memahami konsep tebal dan kedalaman serta dapat melakukan pengukuran tebal dan kedalaman
terhadap berbagai jenis bentuk yang berbeda beda agar memiliki pengalaman ketika suatu saat
melakukan pengukuran langsung ke lapangan
1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui tebal sebenarnya dari singkapan

- Untuk mengetahui kedalaman sebenarnya dari singkapan

- Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan dari pengukuran tebal atau ketebalan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan jenis lapisan yang ada di setiap daerah membuat kita diharuskan untuk dapat
mengenali lapisan lapisan tersebut, hal hal yang harus dikenali pada setiap lapisan tersebut dapat
bermacam macam mulai dari struktur, tekstur, kenampakan, sifat fisik dan mekanik, keberadaan,
dan lain lainnya. Dengan mengetahui hal hal tersebut akan membuat kita lebih mengenali
karakteristik dari suatu lapisan. Sebagai contoh, dengan mengenali karakteristik dari lapisan
batupasir maka kita akan bias mengetahui prilaku nya, prilaku yang dimaksud tersebut seperti
kebiasaan nya yang mudah hancur (meskipun termasuk batu), namun tetap saja karna komponen
utama nya merupakan pasiran. Selain mudah hancur apabila sering terkena air atau terendapkan
air maka akan mulai untuk terkikis dan lama lama volume nya akan berkurang.
Itu adalah salah satu hal yang didapat ketika kita mengetahui beberapa karakteristik dari suatu
lapisan batuan dan menyimpulkannya, data lain yang penting adalah ketebalan dan kedalaman
suatu lapisan batuan. Dengan mengetahui kedua variabel ini kita dapat menentukan volume
semu dari lapisan tersebut, perhitungan hal semacam ini hanya dilakukan pada lapisan batuan
yang dinilai memiliki nilai jual bersifat ekonomis. Karna dengan mengetahui kedalaman dan
ketebalan kita dapat menghitung volume nya dan menentukan bentuk serta berapa banyak
cadangan nya untuk nanti nya saat dilakukan proses eksploitasi (penambangan). Sehingga untuk
melakukan pengukuran terhadap kedalaman dan ketebalan dari suatu lapisan batuan yang dinilai
ekonomis harus dilakukan dengan hati hati dann teliti, karna apabila ada kesalahan maka hasil
akhirnya akan berbeda dari data asli yang ada dilapangan yang akan membuat suatu perusahaan
akan mengalami kerugian (Rama, 2002).

Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang merupakan batas
anatara dua lapisan.Kedalaman adalah jarak vertical dari suatu ketinggian tertentu terhadap suatu
titik ( misalnya muka air laut) terhadap suatu titik atau bidang lihat gambar 2.1 . Pengukuran
ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu cara pengukuran secara
langsung maupun tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah relative
datar dengan kedudukan hamper tegak atau pada tebing terjal dengan lapisan relatif mendatar.
Dengan kata lain pengkuran ketebalan secara langsung diterapkan bila topografi tegak lurus
dengan kemiringan batuan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan pada kondisi
medan tertentu, sehingga pengukuran secara langsung sulit dilaksanakan
Perhitungan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:
1. Cara matematis
2. Cara grafis.

Gambar 2.1 ketebalan lapisan batuan.


(Pramumijoyo, 2008)

Pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan Pemerintah perlu dukungan seluruh


sektor-sektor yang ada, termasuk sektor pertambangan. Sektor pertambangan, utamanya
pertambangan batubara semakin hari semakin berkembang. Hal ini salah satunya didasari
oleh pengalihan energi dari bahan bakar minyak ke batubara. Terlebih lagi batubara
merupakan salah satu fokus dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Indonesia (MP3EI) yang direncanakan mulai 2011 hingga 2025 mendatang.
Salah satu rangkaian kegiatan yang paling mendasar dalam industri pertambangan,
termasuk tambang batubara adalah eksplorasi. Model endapan batubara, banyaknya
sumberdaya maupun cadangan batubara yang pada akhirnya diketahui, sebelum diputuskan
apakah akan ditambang atau tidak, dihasilkan dari kegiatan eksplorasi tersebut.
Pemboran merupakan salah satu kegiatan penting dalam eksplorasi batubara.
Berdasarkan hasil data pemboranlah gambaran mengenai lithologi batuan di dalam lapisan
kulit bumi diketahui. Gabungan dari sebaran titik bor akan semakin menggambarkan
bagaimana model dari lapisan batubara yang ada di suatu lokasi eksplorasi.
Hanya saja mengingat biaya eksplorasi yang mahal, maka seringkali tidak semua
lokasi akan dilakukan pemboran secara pemboran dalam, tetapi hanya sekedar pemboran
dangkal guna membuktikan kemenerusan sekaligus ketebalan batubara yang ada.
Berdasarkan pengalaman pemboran dangkal tersebut, tidak jarang pemboran tidak
menghasilkan apa-apa, ada yang disebabkan karena posisinya di belakang cropline, atau
tetap menembus lapisan batubara, tetapi terlalu dalam dari prediksi rencana. Akibatnya,
biaya pemboran kembali mahal karena harus mengulang titik bor dangkal baru. Guna
menghindari pemborosan anggaran pemboran akibat salah prediksi tersebut, maka
penentuan titik bor dangkal menjadi sangat penting. Umumnya penentuan rencana titik bor
dangkal (detil) dibuat berdasarkan peta kontur struktur lapisan batubara. Peta tersebut dibuat
baik secara manual maupun komputerisasi. Penggambaran peta kontur struktur manual
mengandalkan metode trianggulasi. Sedangkan penggambaran dengan komputer
menggunakan software surfer. Namun, pilihan metodenya juga tetap metode trianggulasi,
karena lebih mendekati penggambaran manual. Hanya saja dalam penggambaran
menggunakan komputer terdapat pilihan metode lain selain trianggulasi. Salah satunya
adalah metode kriging.
Metode trianggulasi adalah metode yang sederhana dan banyak digunakan dalam
interpolasi data. Trianggulasi dengan metode interpolasi linier di Surfer menggunakan
triangulasi delaunay yang optimal. Algoritma ini menciptakan segitiga/trianggulasi dengan
menarik garis antar titik data. Titik yang asli terhubung sedemikian rupa sehingga tidak ada
tepi segitiga yang berpotongan dengan segitiga lainnya. Hasilnya adalah kerangka pola
segitiga di atas grid. Setiap segitiga mendefinisikan sebuah permukaan di atas grid yang
berada di dalam segitiga tersebut, dengan kemiringan dan elevasi dari segitiga ditentukan
oleh tiga titik data asli tersebut. Semua jaringan grid dalam segitiga ditentukan oleh
permukaan segitiga. Karena data asli yang digunakan untuk mendefinisikan segitiga, maka
kerapatan data menjadi syarat yang mutlak diperlukan. Trianggulasi dengan interpolasi
linier bekerja paling baik bila data yang ada merata di atas area grid.
Kriging adalah istilah yang dikenalkan oleh G. Matheron pada tahun 1963 setelah
DG Krige. Metodenya didasarkan pada model statistik dari sebuah fenomena, bukan sekedar
fungsi interpolasi. Kriging juga menganggap data spasial bersifat menerus sehingga
interpolasi didasarkan atas nilai data di sekitarnya. Kriging dianggap sebagai metode yang
optimal karena bobot interpolasi yang dipilih menghasilkan estimasi linier takbias terbaik
(BLUE: best linear unbiased estimate) untuk nilai pada suatu titik tertentu.
Selain memiliki kemampuan menghasilkan nilai interpolasi, kriging juga memberikan
beberapa ukuran kepercayaan atau keakuratan dalam memprediksi. Kriging mengasumsikan
bahwa jarak dan orientasi antara sampel data menunjukkan korelasi spasial yang penting
dalam hasil interpolasi. Kriging juga tetap dapat berfungsi untuk sejumlah data tertentu atau
semua data dalam radius tertentu, guna menentukan nilai output dari setiap lokasi. Kriging
paling baik jika diketahui hubungan antar jarak spasial data dan orientasi dari data. Hal ini
cocok digunakan dalam ilmu tanah dan geologi (Sutrisno, 2017)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
- Pensil 2B
- Penggaris 30 cm
- Busur 360°
- Jangka
- Jacob Staff
- Meteran

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
- Kertas HVS

3.2 Prosedur Percobaan


- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Ditentukan batas persetiap lapisan batuan
- Diukur dari lapisan batuan yang paling muda
- Diukur arah strike dan dip pada setiap lapisan batuan
- Diukur jarak horizontal batuan persetiap lapisan batuan dengan menggunakan Jacob Staff
dan meteran
- Dideskripsi batuan persetiap lapisan batuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini ditentukan tebal dan kedalaman pada data-data yang telah ditentukan
dan diproyeksikan pada mmblock. Data-data yang diperlukan yaitu Distance bernilai 210m, Dip
bernilai 20°, kemudian Tebal semu bernilai 12m dan Slop bernilai 15°. Dari data-data tersebut
dapat ditentukan nilai tebal dan kedalaman pada suatu bidang yang diamati. Dari hasil proyeksi
didapatkan ketebalan dari bidang yang dicari adalah 0,68 m, sementara untuk nilai kedalaman
yang didapat adalah 71 m dari hasil penarikan garis pada titik Distance yang bernilai 210m ke
titik Dip yang bernilai 20° sehingga garis tersebut bersentuhan atau memotong tepat pada titik
kedalaman 71 m.

Gambar 4.1 Proyeksi Tebal dan Kedalaman

4.2 Manfaat dan Kegunaan


Dasar Teori Dalam tahap eksplorasi kita perlu mengetahui sumber daya cebakan mineral
secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran
geologi. Perhitungan ketebalan dan kedalaman merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam mempelajari geologi struktur yang pengaplikasiaannya pada tahap eksplorasi. Sebab
dengan mengetahui ketebalan, maka dapat diketahui struktur geologi seperti kemiringan lapisan
pada kedudukan batuan serta berbagai kedudukan lainnya dari suatu struktur. Data dalam ilmu
kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum kali ini, didapat kesimpulan bahwa :
- Nilai dari tebal sebenarnya yang telah dihitung pada singkapan adalah sepanjang 0,68
Meter
- Kedalaman sebenarnya pada singkapan berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian
adalah sebesar 71 Meter
- Kegunaan atau manfaat dari pengukuran ketebalan atau tebal adalah untuk mengetahui
struktur geologi seperti kemiringan lapisan pada kedudukan batuan serta berbagai
kedudukan lainnya dari suatu struktur

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan diberi referensi yang sesuai mengenai materi
praktikum seeperti video youtube, artikel, dan beberapa website lainnya yang sekiranya
berhubungan dengan materi agar praktikan dapat lebih memahami materi dengan cara menyimak
dari beberapa sumber yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA

Pramumijoyo Sutrisno. 2008. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Universitas Gadjah
Mada.Yogyakarta

Prasetyadi Cahyo. 2014. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”.Yogyakarta

Sutrisno Dwi Agung. 2017. “Prediksi Kedalaman Batubara Menggunakan Trianggulasi dan
Kriging”. Vol 2 No 1 Hal : 4-8. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta : Deepublish.

Ramdhan, Fatah, 2015, STRUKTUR GEOLOGI SEPANJANG SUNGAI CINAMBO


MAJALENGKA JAWA BARAT, vol. 1, 1-2.

Samarinda, 22 September 2022

Asisten Praktikum Praktikan

Brighita Lora Lolongan Satria Nur Ramadan

2009086009 2109056010

Anda mungkin juga menyukai