E-mail: pkm.senori@gmail.com
TUBAN 62365
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................... i
BAB I DEFINISI ......................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA .......................................................................................... 10
BAB IV DOKUMENTASI ........................................................................................... 12
BAB I
DEFINISI
RUANG LINGKUP
Keterangan:
- Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungin terjadi dan 10=
sangat sering terjadi
- Rentang nilai SV milai 0-10; dimana 0= tidak gawat dan 10= sangat gawat
- Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0= mudah di deteksi dan 10= sangat
sulit dideteksi
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) Kemudian ditentukan apakah
memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.
2. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur yang
seharusnya
3. Analisis Barrier
Tujuan dari Barrier Analysis adalah :
Untuk mengidentifikasi jalur yang tidak terproteksi, atau Barrier dan
pengendalian yang ada namun tidak efektif. Kesuksesan dari Barrier analysis
tergantung pada kelengkapan dan ketelitian identifikasi dari seluruh jalur
(pathways).
4. Analisis Fish Bone
Metode sederhana yang dapat dipergunakan untuk menelusuri penyebab
suatu permasalahan terjadi melibatkan partisipasi semua orang dasarnya
adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber dari orang bayak lebih baik
dari satu orang.
5. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi mengunakan formulir FMEA dan analisis
penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused Analisis). Tingkat
risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan
pemecahan masalah. Identifikasi risiko dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.
6. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan rencana
tindakan pernaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan
perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan
kepada petugas Puskesmas lainya.