Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO

PUSKESMAS PALANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS KESEHATAN

UPT. PUSKESMAS PALANG


Jl. Raya Gresik No. 109, Palang.Telp.0356-323026
TUBAN

DAFTAR ISI

BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN...................................................


A

DEFINISI...........................................................................................

RUANG

LINGKUP

PENERAPAN

MANAJEMEN

RISIKO

LINGKUNGAN....................................................................................
C

PENERAPAN

MANAJEMEN

RISIKO

LINGKUNGAN

DI

PUSKESMAS......................................................................................
D

DOKUMENTASI

2
5

BAB II MANAJEMEN RISIKO LAYANAN KLINIS.............................................

DEFINISI..............................................................................................

RUANG LINGKUP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LAYANAN


KLINIS.................................................................................................

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN DI LAYANAN


KLINIS..................................................................................................

D
BAB

DOKUMENTASI...................................................................................
III

MANAJEMEN

RISIKO

6
9

PELAKSANAAN

PROGRAM............................
A

DEFINISI............................................................................................... 10

RUANG LINGKUP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LAYANAN


KLINIS...................................................................................................

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN DI LAYANAN


KLINIS..................................................................................................

10

10

DOKUMENTASI..................................................................................

11

Referensi............................................................................................................

12

BAB I. MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN

A. DEFINISI
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen
risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau
kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada
lingkungan.

B. RUANG LINGKUP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN


Lingkup pelaksanaan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas meliputi :
-

Penilaian persyaratan bangunan, sarana prasarana dan kondisi lingkungan


Puskesmas

Identifikasi risiko kondisi lingkungan yang berdampak pada pasien,


petugas dan lingkungan sekitar Puskesmas

Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan

Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan

Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas PALANG meliputi:


-

Sarana dan prasarana bangunan Puskesmas

Sarana prasarana fasilitas Puskesmas termasuk rasio jumlah karyawan


dan toilet, dsb

Tata ruang dan penetapan zona risiko

Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih, keadaan


udara, penghawaan, kebisingan, pencahayaan, kelembaban

Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas


1) Toilet dan Kamar Mandi,
2) Pembuangan sampah,
3) Penyediaan air minum dan air bersih,
4) Hygiene dan sanitasi makanan
5) Pengolahan limbah,
6) Pengolahan limbah medis
7) Pengelolaan linen
8) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
9) Dekontaminasi dan sterilisasi
10) Promosi hygiene dan sanitasi

C. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN DI PUSKESMAS


Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas PALANG diterapkan pada seluruh
kegiatan yang menimbulkan dampak risiko terhadap lingkungan yaitu:
1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas
2. Kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu, Ponkesdes dan Posyandu
3. Kegiatan pasien/pengujung Puskesmas
4. Kegiatan karyawan/ staf Puskesmas
Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan
a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
-

Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi kuat, atap


tidak bocor, lantai tidak licin, permukaan dinding kuat dan rata serta
menggunakan bahan bangunan yang tidak membahayakan

Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan cukup,


seluruh ruangan tidak lembab dan tidak berdebu.

Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi dan


pintu darurat jika terjadi kecelakaan

Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan jumlah


karyawan dengan toilet yaitu 1:20 artinya setiap penambahan 20 karyawan
harus ditambah I toilet dan 1 kamar mandi.

Tata ruang
o Zona ruang dengan

Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang


Kepala Puskesmas, Ruang pertemuan, ruang penyimpanan
rekam medis bersatu dengan loket (unit pendaftaran), ruang
penyimpanan obat, ruang Akreditasi dan Musholla

Risiko sedang: meliputi poli rawat jalan (selain poli P2)

Risiko tinggi: meliputi Poli P2, Laboratorium, UGD dan


tempat penampungan limbah/sampah medis

o Penataan ruangan memperhatikan zona risiko penularan


b. Identifikasi risiko kondisi lingkungan
Setiap unit kerja melakukan identifikasi risiko kondisi lingkungan antara lain:
1. Sarana
o Kerusakan bangunan atau sarana prasarana
o Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar, sampah
medis tidak tersedia, toilet rusak, dll
2. Kondisi

pencahayaan,

penghawaan,

peralatan, dsb
3. Kebersihan ruangan dan fasilitas
3

kelembaban,

kebisingan

4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh, paparan


limbah pada lingkungan dll.
c. Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan
1. Toilet dan Kamar Mandi,
o Tersedia dalam keadaan bersih
o Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
o Terpisah antara toilet laki laki dan perempuan
o Tidak terdapat perindukan nyamuk
2. Pembuangan sampah,
o Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik di setiap
ruangan
o Tempat sampah tertutup
o Sampah/ limbah non infeksius padat ditampung dalam kantong
warna hitam. Sampah medis infeksius ditampung dalam kantong
warna kuning.
o Sampah setiap hari dibuang di tempat penampungan sampah
sementara
3. Penyediaan air minum dan air bersih,
o Tersedia air bersih
o Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan
4. Hygiene dan sanitasi makanan
o Kebersihan peralatan makan di Puskesmas
5. Pengolahan limbah
o Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas
6. Pengolahan limbah medis
o Limbah medis tajam ditampung dalam safety box
o Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah medis
dengan kantong warna kuning
o Limbah medis padat selanjutnya ditampung pada penampungan
sementara untuk dikirim ke tepat pemusnahan
7. Pengelolaan linen
o Dilakukan pemisahan linen yang infeksius dan non infeksius
o Linen / kain yang terkontaminasi dilakukan proses desinfeksi
o Linen / kain secara berkala dikumpulkan dan dikirim ke tempat
pencucian
8. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
o Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk, kecoa dan tikus
o Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang pengganggu
4

o Dilakukan pemberantasan jika terdapat binatang pengganggu


9. Dekontaminasi dan sterilisasi
o Seluruh

peralatan

yang

terkontaminasi

dilakukan

proses

dekontaminasi dan sterilisasi


o Proses

dekontaminasi

dilaksanakan

segera

setelah

proses

pelayanan, sterilisasi dilakukan di ruang sterilisasi


10. Promosi hygiene dan sanitasi
o Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan ruangan, membuang
sampah, kebersihan kamar mandi dan cara mencuci tangan, etika
batuk.

d. Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan


Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan dilaksanakan oleh
petugas sanitasi

D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko lingkungan didokumentasikan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

BAB II. MANAJEMEN RISIKO LAYANAN KLINIS

A. DEFINISI
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan
dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen
risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang
menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya
risiko tersebut.
Manajemen

risiko

layanan

klinis

di

Puskesmas

dilaksanakan

untuk

meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di


Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas
adalah untuk keselamatan pasien dan petugas.Penyusunan panduan manajemen
risiko layanan klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk
pelanggan Puskesmas.

B. RUANG LINGKUP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LAYANAN KLINIS


Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk mencegah
kejadian

yang

membahayakan

(preventing

harm)

dan

prosedur

untuk

meminimalkan risiko (patient safety).


Lingkup

penerapan

manajemen

risiko

layanan

klinis

di

Puskesmas

PALANGmeliputi:
1. Risiko yang berhubungan dengan pasien/pengunjung Puskesmas
2. Risiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan
3. Risiko yang berhubungan dengan staf Puskesmas lainnya
4. Risiko yang berhubungan dengan peralatan kesehatan dan properti
Puskesmas lainnya

Penerapan

manajemen

risiko

layanan

klinis

di

Puskesmas

PALANGdilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis


yaitu:
1. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Poli Umum
3. Poli Anak
4. Poli KIA/KB
5. Poli Gigi
6. Poli Pencegahan Penyakit (P2)
6

7. UGD
8. Laboratorium
9. Unit layanan Obat

Ruang

lingkup

penerapan

manajemen

risiko

pelayanan

klinis

juga

dilaksanakan di jaringan pelayanan Puskesmas PALANG yang melaksanakan


layanan klinis seperti pemeriksaan, pengobatan dan tindakan termasuk imunisasi.
Jaringan pelayanan Puskesmas yang dimaksud meliputi: Puskesmas Pembantu
(Pustu), Polindes/Ponkesdes dan Posyandu.
.
C. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LAYANAN KLINIS
Proses penerapan manajemen risiko layanan klinis meliputi kegiatan:

1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar
risiko yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan
dari:
-

Hasil temuan pada audit internal

Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas

Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit


pelayanan tersebut

Contoh daftar risiko pada layanan klinis di Puskesmas:


Unit Layanan

Risiko

Loket Pendaftaran

- Kesalahan pemberian identitas rekam medis

dan Rekam Medis

- Kesalahan pengambilan rekam medis

Poli

- Kesalahan diagnosis

umum,

Anak dan UGD

Poli

- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang


- Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang
baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh
pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
7

Unit Layanan

Risiko
- Menggunakan peralatan tidak steril

Laboratorium

Kegagalan

pengambilan

sampel

sehingga

menimbulkan perlukaan
-

Kesalahan pengambilan sampel

Kesalahan pemberian label sampel laboratorium

Kesalahan

penulisan

hasil

pemeriksaan

laboratorium

Kamar Obat

Hasil pemeriksaan hilang

Sampel rusak atau hilang

Kesalahan membaca resep

Kesalahan pemberian obat

Kesalahan dosis/formula obat

Kesalahan edukasi cara minum/pemakaian obat

Kesalahan identifikasi pasien

Pemberian obat kadaluwarsa

Kesalahan penulisan label

Pemberian obat rusak

Kesalahan pengambilan obat

Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi


manajemen risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.

2. Analisis risiko (Risk Assessment)


Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko
(severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) seperti dalam Formulir berikut:
Formulir Analisis FMEA
Risiko Pelayanan Klinis Puskesmas Palang

FREKUEN
FAILURE

No

(Kegagalan/
Kesalahan)

PENYE
BAB

SI
EFEK

TERJADI
NYA
(OCC)

KEGAWA
TAN (SV)

KEMUDAHAN
TERDETEKSI
(DT)

RPN
(OCC

SOLU VALIDASI

x SV

SI

x DT)

SOLUSI

Keterangan:
-

Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 =
sangat sering terjadi

Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat

Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat


sulit dideteksi

3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah
memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.

4. Tindakan atau perbaikan

Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim

Mutu merekomendasikan

rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.Setiap


tindakan

perbaikan

dikonsultasikan

kepada

Kepala

Puskesmas

dan

dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya.

D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko layanan klinis didokumentasikan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

BAB III. MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN PROGRAM

A. DEFINISI
Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan
upaya untuk mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak atau
risiko atas pelaksanaan program Puskesmas.

B. RUANG LINGKUP
Manajemen risiko pelaksanaan program Puskesmas meliputi risiko :
-

Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran

Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan

Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program


Tempat pelaksanaan program dan sasaran program termasuk pada

pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia

C. PENERAPAN
Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program meliputi kegiatan
1. Identifikasi risiko
Risiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program antara lain:

Program

Risiko

Posyandu Balita

Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi

Kesalahan cara pemberian imunisasi

Kesalahan jenis imunisasi

Kesalahan dosis vaksin

Insiden kegagalan pemberian imunisasi

Insiden efek samping imunisasi

Ceceran limbah medis

Insiden petugas tertusuk jarum

Insiden balita terluka pada proses penimbangan


menggunakan dacin

Kesalahan cara penimbangan

Kesalahan

pencatatan

hasil

pengukuran

pemeriksaan

Posyandu Lansia

Kesalahan identifikasi

Kesalahan pemeriksaan dan diagnosis

10

dan

Program

Risiko
-

Insiden perlukaan karena penggunaan alat periksa

Kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium

Insiden perlukaan karena pemeriksaan laboratorium

Insiden tertusuk jarum

Insiden kontak dengan cairan tubuh penderita

Tidak menggunakan APD

Kesalahan pemberian obat

Kesalahan dosis obat

2. Analisis risiko

3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA dan
analisis penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused
Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan
prioritas untuk dilakukan pemecahan masalah. Identifikasi risiko
dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan
perbaikan. Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala
Puskesmas dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya

D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko layanan klinis didokumentasikan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

11

REFERENSI

Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2004, Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit

12

Anda mungkin juga menyukai