Anda di halaman 1dari 14

Identifikasi Resiko/Register Resiko Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja (K3)

UPT. Puskesmas Kuta II

Tahun: 2019
Tingkat Resiko Upaya
No. Bidang Pelayanan, Unit Resiko yang mungkin terjadi (Tinggi, Sedang, Penyebab Dampak / Akibat Pencegahan Penanganan jika Penanggung Jawab Pelaporan
kerja, Bidang Kerja Rendah) terjadi resiko (PIC)

PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


1 Perencanaan K3 a. Tidak terlaksananya kegiatan Tinggi Ketidaktahuan Kegiatan Mensosialisasikan Jika terjadi resiko, Tim K3 dan PJ masing - Pelaporan dilakukan
yang sesuai SOP (Standar petugas di pelayanan pelayanan akan SOP yang harus dilakukan masing ruangan ke PJ Ruangan
Operasional Prosedur) yang tentang SOP yang berdampak diketahui oleh pencatatan dan Pelayanan dan ke
mendukung pelaksanaan K3 berkaitan dengan merugikan petugas di pelayanan pelaporan sebagai Tim K3 yang
bagi petugas di pelayanan keselamatan dan petugas dan juga seperti SOP bahan perbaikan dilanjutkan ke tim
kesehatan kerja, pengunjung, penggunaan APD, kedepannya manajemen mutu
Petugas lalai dengan karena prosedur pengolahan limbah
SOP yang harus kegiatan tidak medis, cara pelayanan
diikuti dalam dilakukan dengan dll.
meberikan sesuai SOP.
pelayanan yang erat
kaitannya dengan
keselamatan dan
kesehatan kerja

2 Kegiatan tanggap darurat di a. Tidak adanya mapping resiko Sedang Kelalaian petugas Tidak mengenal Mengajak para dilakukan Tim K3 dan PJ masing - Pelaporan dilakukan
lingkungan puskesmas tempat kerja yang baik dan penanggung dan tidak penanggung jawab pelaporan kepada masing ruangan ke tim K3 dan
sehingga memungkinkan jawab ruangan untuk waspada ruangan untuk penanggung Manajemen Mutu
terjadinya paparan resiko kimia, membuat mapping terhadap resiko melakukan mapping jawab ruangan
psikologis, ergonomis, fisik dan resiko di masing baik secara fisik, resiko di unit kerjanya atau tim K3
biologis masing ruangan yang kimia, biologis, masing masing,
melakukan ergonomis dan sehingga dapat
pelayanan kesehatan psikososial, ditentukan
sehingga akan penatalaksanaan
berdampak pada kedepan.
kesehatan kerja.

3 Penerapan Hand Hygine a. Petugas pelayanan dalam Tinggi Kurangnya kesadaran Resiko cross Menempatkan Melaporkan ke Tim K3 dan PPI Pelaporan dapat
melakukan tindakan medis dari petugas dalam infeksi meningkat, Handrub di meja Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI
tidak melakukan prosedur pelaksanaan cuci Resiko penularan dokter, Menempelkan dan dilakukan atau Penanggung
mencuci tangan tangan yang baik dan infeksi dari pasien himbauan langkah sosialisasi ulang. Jawab Ruangan.
benar ke petugas cuci tangan yang baik
dan benar di wastafel.

b. Tidak semua petugas Sedang Petugas lalai, Resiko cross Melakukan sosialisasi Melaporkan ke Tim K3 dan PPI Pelaporan dapat
pelayanan tahu tentang petugas infeksi meningkat, cuci tangan secara Tim K3 dan Tim dilakukan melaui
langkah langkah dan moment menganggap Resiko penularan berkala yang PPI Tim K3 kemudian
mencuci tangan yang baik dan mencuci tangan infeksi dari pasien ditujukan kepada staf ditindaklanjuti
benar bukan hal yang ke petugas puskesmas, dan melalui Tim PPI
b. Tidak semua petugas Sedang Petugas lalai, Resiko cross Melakukan sosialisasi Melaporkan ke Tim K3 dan PPI Pelaporan dapat
pelayanan tahu tentang petugas infeksi meningkat, cuci tangan secara Tim K3 dan Tim dilakukan melaui
langkah langkah dan moment menganggap Resiko penularan berkala yang PPI Tim K3 kemudian
mencuci tangan yang baik dan mencuci tangan infeksi dari pasien ditujukan kepada staf ditindaklanjuti
benar bukan hal yang ke petugas puskesmas, dan melalui Tim PPI
penting untuk diikuti dengan
dilakukan ketika evaluasi secara
melakukan tindakan berkala.
medis

4 Penggunaan APD (Alat a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kurangnya kesadaran Resiko tertular Melakukan sosialisasi Memberitahukan Tim K3 dan Tim PPI Pelaporan dapat
Pelindung Diri) APD saat melakukan tindakan petugas dalam infeksi dari tentang penggunaan petugas yang dilakukan ke tim PPI.
medis. penggunaan APD, pasien/pengunjun APD, moment bersangkutan
Ketidak tahuan g, dan resiko penggunaan APD, dan tentang
petugas tentang menyebabkan jenis APD minimal penggunaan APD
tindakan aa saja infeksi pada yang digunakan yang baik dan
yang memerlukan pengunjung. dalam melakukan benar,
APD. pelayanan kesehatan. Melaporkan ke
Tim PPI agar dikaji
dan dilakukan
sosialisasi ulang.

b. Tidak tersedianya stok APD Tinggi Tidak dilakukan Resiko tertular Melakukan Melaporkan Penanggung Jawab Pelaporan dapat
yang memadai di ruangan pemeriksaan stock infeksi dari pemeriksaan dengan kepada Ruang Pelayanan dilakukan ke
pelayanan. BHP APD seperti pasien/pengunjun menggunakan akrtu penanggung penanggung jawab
masker, handscoen g, dan pelayanan stok keluar dan stok jawab ruangan, tiap ruang
steril, dan lainnya tidak dapat masuk untuk BHP, pelayanan dan
oleh petugas dilakukan dengan dan selalu melakukan Penanggung jawab
penanggung jawab optimal amprahan ulang PPI
ruangan setiap bulan di
penanggung jawab
logistik/PPI.

5 Dekontaminasi dan a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kelalaian petugas Resiko tertusuk Melakukan sosialisasi Melaporkan ke Tim K3 dan Tim PPI Pelaporan dilaorkan
Sterilisasi alat medis APD saat melakukan tidak benda tajam habis tentang pentingnya penanggung tim K3 dan Tim PPI
dekontaminasi dan sterilisasi memperhatikan pakai, tertular penggunaan APD jawab ruangan,
alat medis. penggunaan APD infeksi yang dalam setiap kegiatan dilanjuti ke tim K3
bersumber dari atau tindakan medis. dan Tim PPI
darah dan cairan
tubuh.

6 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke K3 dan PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI dan jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan K3 K3
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
sehingga tertusuk tenaga medis,
jarum habis pakai, Mempersiapkan kit
kelalaian tertusuk jarum bagi
6 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke K3 dan PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI dan jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan K3 K3
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
sehingga tertusuk tenaga medis,
jarum habis pakai, Mempersiapkan kit
kelalaian tertusuk jarum bagi
penggunaan APD tenaga medis di
dalam pelaksanaan pelayanan
kegiatan medis

6 Pemilahan limbah medis Pembuangan Limbah Medis Tinggi Kelalaian petugas Resiko limbah Menetapkan Melaporkan ke Pemegang Program Pelaporan dilakukan
tidak pada tempatnya dalam melakukan medis mencemari kebijakan, SPO dan penanggung Kesling, Penanggung pada penanggung
pemilahan limbah lingkungan pedoman dalam jawab ruangan Jawab Ruangan, Tim jawab ruangan dan
medis yang tidak penatalaksanaan dan tim PPI dan PPI dan Tim K3 tim PPI, dan K3
sesuai dengan limbah medis, k3
tempat yang telah Memberikan
disediakan. sosialisasi tentang
pentignnya
pemilahan limbah
medis.

7 Pengolahan Linen/Laundry Jadwal pengolahan linen Sedang Belum adanya SPO Resiko linen yang Mencari SPO dan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dilakukan
puskesmas belum terkoordinasi yang mengatur tidak dicuci menetapkan penanggung ruangan dan Tim PPI, ke Penanggung
dengan baik pengolahan linen menjadi source of pedoman jawab ruangan Tim K3 jawab ruangan, Tim
puskesmas, belum infection. pengelolaan linen dan tim PPI dan PPI dan Tim K3
adanya jadwal tetap puskesmas K3
tentang pengaturan
linen puskesmas.

Mengetahui Legian, 10 November 2019


Kepala UPT. Puskesmas Kuta II Ketua Tim K3

dr. Ni Made Tariani, M. Kes dr. I Wayan Dede Fridayantara, S.Ked


NIP.19680417 199803 2 003 NIP : 19921218 201903 1 008
Identifikasi Resiko/Register Resiko Program Keselamtan dan Kesehatan Kerja (K3)
UPTD Puskesmas Kuta II

Tahun: 2020
Tingkat Resiko Upaya
No. Bidang Pelayanan, Unit Resiko yang mungkin terjadi (Tinggi, Sedang, Penyebab Dampak / Akibat Pencegahan Penanganan jika Penanggung Jawab Pelaporan
kerja, Bidang Kerja Rendah) terjadi resiko (PIC)

PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


1 Perencanaan K3 a. Tidak terlaksananya kegiatan Tinggi Ketidaktahuan Kegiatan Mensosialisasikan Jika terjadi resiko, Tim K3 dan PJ masing - Pelaporan dilakukan
yang sesuai SOP (Standar petugas di pelayanan pelayanan akan SOP yang harus dilakukan masing ruangan ke PJ Ruangan
Operasional Prosedur) yang tentang SOP yang berdampak diketahui oleh pencatatan dan Pelayanan dan ke
mendukung pelaksanaan K3 berkaitan dengan merugikan petugas di pelayanan pelaporan sebagai Tim K3 yang
bagi petugas di pelayanan keselamatan dan petugas dan juga seperti SOP bahan perbaikan dilanjutkan ke tim
kesehatan kerja, pengunjung, penggunaan APD, kedepannya manajemen mutu
Petugas lalai dengan karena prosedur pengolahan limbah
SOP yang harus kegiatan tidak medis, cara pelayanan
diikuti dalam dilakukan dengan dll.
meberikan sesuai SOP.
pelayanan yang erat
kaitannya dengan
keselamatan dan
kesehatan kerja

2 Kegiatan tanggap darurat di a. Tidak adanya mapping resiko Sedang Kelalaian petugas Tidak mengenal Mengajak para dilakukan Tim K3 dan PJ masing - Pelaporan dilakukan
lingkungan puskesmas tempat kerja yang baik dan penanggung dan tidak penanggung jawab pelaporan kepada masing ruangan ke tim K3 dan
sehingga memungkinkan jawab ruangan untuk waspada ruangan untuk penanggung Manajemen Mutu
terjadinya paparan resiko kimia, membuat mapping terhadap resiko melakukan mapping jawab ruangan
psikologis, ergonomis, fisik dan resiko di masing baik secara fisik, resiko di unit kerjanya atau tim K3
biologis masing ruangan yang kimia, biologis, masing masing,
melakukan ergonomis dan sehingga dapat
pelayanan kesehatan psikososial, ditentukan
sehingga akan penatalaksanaan
berdampak pada kedepan.
kesehatan kerja.

3 Penerapan Hand Hygine a. Petugas pelayanan dalam Tinggi Kurangnya kesadaran Resiko cross Menempatkan Melaporkan ke Tim K3 dan PPI Pelaporan dapat
melakukan tindakan medis dari petugas dalam infeksi meningkat, Handrub di meja Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI
tidak melakukan prosedur pelaksanaan cuci Resiko penularan dokter, Menempelkan dan dilakukan atau Penanggung
mencuci tangan tangan yang baik dan infeksi dari pasien himbauan langkah sosialisasi ulang. Jawab Ruangan.
benar ke petugas cuci tangan yang baik
dan benar di wastafel.

b. Tidak semua petugas Sedang Petugas lalai, Resiko cross Melakukan sosialisasi Melaporkan ke Tim K3 dan PPI Pelaporan dapat
pelayanan tahu tentang petugas infeksi meningkat, cuci tangan secara Tim K3 dan Tim dilakukan melaui
langkah langkah dan moment menganggap Resiko penularan berkala yang PPI Tim K3 kemudian
mencuci tangan yang baik dan mencuci tangan infeksi dari pasien ditujukan kepada staf ditindaklanjuti
benar bukan hal yang ke petugas puskesmas, dan melalui Tim PPI
b. Tidak semua petugas Sedang Petugas lalai, Resiko cross Melakukan sosialisasi Melaporkan ke Tim K3 dan PPI Pelaporan dapat
pelayanan tahu tentang petugas infeksi meningkat, cuci tangan secara Tim K3 dan Tim dilakukan melaui
langkah langkah dan moment menganggap Resiko penularan berkala yang PPI Tim K3 kemudian
mencuci tangan yang baik dan mencuci tangan infeksi dari pasien ditujukan kepada staf ditindaklanjuti
benar bukan hal yang ke petugas puskesmas, dan melalui Tim PPI
penting untuk diikuti dengan
dilakukan ketika evaluasi secara
melakukan tindakan berkala.
medis

4 Penggunaan APD (Alat a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kurangnya kesadaran Resiko tertular Melakukan sosialisasi Memberitahukan Tim K3 dan Tim PPI Pelaporan dapat
Pelindung Diri) APD saat melakukan tindakan petugas dalam infeksi dari tentang penggunaan petugas yang dilakukan ke tim PPI.
medis. penggunaan APD, pasien/pengunjun APD, moment bersangkutan
Ketidak tahuan g, dan resiko penggunaan APD, dan tentang
petugas tentang menyebabkan jenis APD minimal penggunaan APD
tindakan aa saja infeksi pada yang digunakan yang baik dan
yang memerlukan pengunjung. dalam melakukan benar,
APD. pelayanan kesehatan. Melaporkan ke
Tim PPI agar dikaji
dan dilakukan
sosialisasi ulang.

b. Tidak tersedianya stok APD Tinggi Tidak dilakukan Resiko tertular Melakukan Melaporkan Penanggung Jawab Pelaporan dapat
yang memadai di ruangan pemeriksaan stock infeksi dari pemeriksaan dengan kepada Ruang Pelayanan dilakukan ke
pelayanan. BHP APD seperti pasien/pengunjun menggunakan akrtu penanggung penanggung jawab
masker, handscoen g, dan pelayanan stok keluar dan stok jawab ruangan, tiap ruang
steril, dan lainnya tidak dapat masuk untuk BHP, pelayanan dan
oleh petugas dilakukan dengan dan selalu melakukan Penanggung jawab
penanggung jawab optimal amprahan ulang PPI
ruangan setiap bulan di
penanggung jawab
logistik/PPI.

5 Dekontaminasi dan a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kelalaian petugas Resiko tertusuk Melakukan sosialisasi Melaporkan ke Tim K3 dan Tim PPI Pelaporan dilaorkan
Sterilisasi alat medis APD saat melakukan tidak benda tajam habis tentang pentingnya penanggung tim K3 dan Tim PPI
dekontaminasi dan sterilisasi memperhatikan pakai, tertular penggunaan APD jawab ruangan,
alat medis. penggunaan APD infeksi yang dalam setiap kegiatan dilanjuti ke tim K3
bersumber dari atau tindakan medis. dan Tim PPI
darah dan cairan
tubuh.

6 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke K3 dan PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI dan jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan K3 K3
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
sehingga tertusuk tenaga medis,
jarum habis pakai, Mempersiapkan kit
kelalaian tertusuk jarum bagi
6 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke K3 dan PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI dan jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan K3 K3
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
sehingga tertusuk tenaga medis,
jarum habis pakai, Mempersiapkan kit
kelalaian tertusuk jarum bagi
penggunaan APD tenaga medis di
dalam pelaksanaan pelayanan
kegiatan medis

6 Pemilahan limbah medis Pembuangan Limbah Medis Tinggi Kelalaian petugas Resiko limbah Menetapkan Melaporkan ke Pemegang Program Pelaporan dilakukan
tidak pada tempatnya dalam melakukan medis mencemari kebijakan, SPO dan penanggung Kesling, Penanggung pada penanggung
pemilahan limbah lingkungan pedoman dalam jawab ruangan Jawab Ruangan, Tim jawab ruangan dan
medis yang tidak penatalaksanaan dan tim PPI dan PPI dan Tim K3 tim PPI, dan K3
sesuai dengan limbah medis, k3
tempat yang telah Memberikan
disediakan. sosialisasi tentang
pentignnya
pemilahan limbah
medis.

7 Pengolahan Linen/Laundry Jadwal pengolahan linen Sedang Belum adanya SPO Resiko linen yang Mencari SPO dan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dilakukan
puskesmas belum terkoordinasi yang mengatur tidak dicuci menetapkan penanggung ruangan, Tim PPI dan ke Penanggung
dengan baik pengolahan linen menjadi source of pedoman jawab ruangan, Tim K3 jawab ruangan, Tim
puskesmas, belum infection. pengelolaan linen tim PPI dan tim PPI dan Tim K3
adanya jadwal tetap puskesmas K3
tentang pengaturan
linen puskesmas.

Mengetahui Legian, 10 Januari 2020


Kepala UPTD Puskesmas Kuta II Ketua Tim K3

dr. Ni Made Tariani, M. Kes dr. I Wayan Dede Fridayantara, S.Ked


NIP.19680417 199803 2 003 NIP : 19921218 201903 1 008
Identifikasi Resiko/Register Resiko Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
UPT. Puskesmas Kuta II

Tahun: 2019
Tingkat Resiko Upaya
No. Bidang Pelayanan, Unit Resiko yang mungkin terjadi (Tinggi, Sedang, Penyebab Dampak / Akibat Pencegahan Penanganan jika Penanggung Jawab Pelaporan
kerja, Bidang Kerja Rendah) terjadi resiko (PIC)

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


1 Penerapan Hand Hygine a. Tidak terlaksananya kegiatan Sedang Kurangnya kesadaran Resiko cross Menempatkan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
mencuci tangan dengan dari petugas dalam infeksi meningkat, Handrub di meja Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI
sabun/hand rub oleh staf pelaksanaan cuci Resiko penularan dokter, dan dilakukan atau Penanggung
dengan baik tangan yang baik dan infeksi dari pasien Menempelkan sosialisasi ulang. Jawab Ruangan.
benar ke petugas himbauan langkah
cuci tangan yang
baik dan benar di
wastafel.

b. Kurangnya kesadaran tentang Sedang Kurangnya Resiko cross Menempatkan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
hand hygine pada staff di UPT. pengetahuan staf infeksi meningkat, Handrub di meja Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI
Puskesmas Kuta II, sehingga tentang pentingnya Resiko penularan dokter, dan dilakukan atau Penanggung
tidak terlaksana hand hygine mencuci tangan infeksi dari pasien Menempelkan sosialisasi ulang. Jawab Ruangan.
dengan baik. dengan langkah yang ke petugas himbauan langkah
baik dan benar cuci tangan yang
dalam setiap baik dan benar di
pelayanan wastafel.
kesehatan, dan
kesadaran mencuci
tangan yang masih
kurang dari petugas

c. Pengunjung dan pasien Sedang Kurangnya edukasi Resiko tertular Menempatkan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
puskesma tidak menerapkan kepada masyarakat infeksi dari handrub di setiap Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI.
perilaku hand hygine yang baik (Pengunjung dan pengunjung lain, pintu masuk dan dilakukan
dan benar. Pasien) tentang Resiko poliklinik, sosialisasi ulang.
pentingya mencuci menularkan Melakukan
tangan dengan infeksi ke petugas sosialisasi tentang
langkah yang benar, dan pengunjung pentingnya cuci
serta kurang nya lainnya. tangan, serta
kesadaran menyediakan
masyarakat. sarana dan
prasarana hand
nygine di
lingkungan UPT..
Puskesmas Kuta II

2 Penggunaan APD (Alat a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kurangnya Resiko tertular Melakukan Memberitahukan Tim PPI Pelaporan dapat
Pelindung Diri) APD dengan rasional (Tidak pengetahuan dan infeksi dari sosialisasi tentang petugas yang dilakukan ke tim PPI.
tepat guna, dan tidak tepat kesadaran petugas pasien/pengunjun penggunaan APD, bersangkutan
waktu) pelayanan tentang g, dan resiko moment tentang
2 Penggunaan APD (Alat a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kurangnya Resiko tertular Melakukan Memberitahukan Tim PPI Pelaporan dapat
Pelindung Diri) APD dengan rasional (Tidak pengetahuan dan infeksi dari sosialisasi tentang petugas yang dilakukan ke tim PPI.
tepat guna, dan tidak tepat kesadaran petugas pasien/pengunjun penggunaan APD, bersangkutan
waktu) pelayanan tentang g, dan resiko moment tentang
kegiatan/tindakan menyebabkan penggunaan APD, penggunaan APD
apa saja yang infeksi pada dan jenis APD yang baik dan
memerlukan pengunjung. minimal yang benar,
penggunaan APD digunakan dalam Melaporkan ke
minimal agar melakukan Tim PPI agar dikaji
terhindar dari pelayanan dan dilakukan
infeksi. kesehatan. sosialisasi ulang.

b. Tidak tersedianya stok APD Tinggi Tidak dilakukan Resiko tertular Melakukan Melaporkan Penanggung Jawab Pelaporan dapat
yang memadai di ruangan pemeriksaan stock infeksi dari pemeriksaan kepada Ruang Pelayanan dilakukan ke
pelayanan. BHP APD seperti pasien/pengunjun dengan penanggung penanggung jawab
masker, handscoen g, dan pelayanan menggunakan akrtu jawab ruangan, tiap ruang
steril, dan lainnya tidak dapat stok keluar dan stok pelayanan dan
oleh petugas dilakukan dengan masuk untuk BHP, Penanggung jawab
penanggung jawab optimal dan selalu PPI
ruangan melakukan
amprahan ulang
setiap bulan di
penanggung jawab
logistik/PPI.

3 Etika batuk dan Bersin a. Petugas tidak menerapkan Sedang Kurangnya kesadaran Resiko penularan Melakukan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
etika batuk dan bersin saat petugas dalam infeksi ke pasien / sosialisasi ulang Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI.
memberikan pelayanan pada menerapkan etika pengunjung yang tentang etika batuk, dan dilakukan
pengunjung di Puskesmas. batuk dan bersin memperoleh Menempatkan sosialisasi ulang.
dalam pelayanan pelayanan. poster promosi
kesehatan sehari- kesehatan tentang
hari. etika batuk di ruang
publik.

b. Pengunjung dan Pasien Sedang Pengunjung/Pasien Resiko penularan Melakukan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
Puskesmas tidak menerapkan tidak terapar edukasi infeksi ke sosialisasi pada Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI.
tentang Etika Batik dan Bersin tentang etika batuk pengunjung pengunjung di UPT.. dan dilakukan
di tempat publik. di ruang publik, lainnya. Puskesmas Kuta II sosialisasi ulang.
Kurangnya sarana tentang etika batuk
prasarana di ruang publik,
puskesmas dalam Memenuhi sarana
menunjang etika dan prasarana yang
batuk di ruang berkitan dengan
publik. etika batuk.

4 Dekontaminasi dan a. Petugas Tidak melaksanakan Tinggi Kelalaian petugas Resiko cross Melakukan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dapat
Sterilisasi prosedur dekontaminasi dan dalam melakukan infeksi, penularan sosialisasi mengenai penanggung Masing-masing dilakukan ke tim PPI
sterilisasi pada alat kesehatan dekontaminasi dan beberapa dekontaminasi dan jawab ruangan, ruangan dan Tim PPI
habis pakai. sterilisasi alat medis penyakit infeksi sterilisasi alat medis Melaporkan ke
habis pakai melalui darah habis pakai, tim PPI
seperti HIV, Menetapkan SPO
4 Dekontaminasi dan a. Petugas Tidak melaksanakan Tinggi Kelalaian petugas Resiko cross Melakukan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dapat
Sterilisasi prosedur dekontaminasi dan dalam melakukan infeksi, penularan sosialisasi mengenai penanggung Masing-masing dilakukan ke tim PPI
sterilisasi pada alat kesehatan dekontaminasi dan beberapa dekontaminasi dan jawab ruangan, ruangan dan Tim PPI
habis pakai. sterilisasi alat medis penyakit infeksi sterilisasi alat medis Melaporkan ke
habis pakai melalui darah habis pakai, tim PPI
seperti HIV, Menetapkan SPO
Hepatitis, Sifilis dan pedoman
dll. dekontaminasi serta
sterilisasi alat,
Melakukan
pencatatan setiap
melakukan
sterilisasi melalu
KARSI

b. Tidak adanya jadwal tetap Sedang Kelalaian petugas Resiko alat medis Melakukan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dibuat ke
dalam pelaksanaan sterilisasi tidak membuatkan tidak tersterilisasi, penetapan jadwal penanggung Ruangan dan Tim Ppi penanggung jawab
dan dekontaminasi alat jadwal tetap meingkatkan sterilisasi dan jawab ruangan, ruangan dan tim PPI
kesehatan sterilisasi resiko infeksi menggunakan dan melaporkan
instrumen KARSI ke tim PPI
sebagai pengendali.

c. Tidak adanya SPO dan Tinggi Kelalaian petugas Resiko kelalaian Melakukan Melaporkan ke Tim PPI dan Pelaporan dilakukan
pedoman yang jelas tentang baik penanggun dalam pembuatan dan tim PPI penanggung jawab ke tim PPI
dalam pelaksanaan kegiatan jawab ataupun pelaksanaan penetapan SPO ruangan
dekontaminasi dan sterilisasi di pemegang program dekontaminasi serta pedoman
UPT. Puskesmas Kuta II dalam pelaksanaan dan sterilisasi, dalam pelaksanaan
kegiatan tidak Tidak melakukan dekontaminasi dan
berdasarkan SPO proses sterilisasi sterilisasi alat medis
dengan benar. habis pakai agar
sama di setiap
ruangan pelayanan.

d. Tidak tersedianya tempat Sedang Pengawasan Resiko alat medis Mengajukan untuk Melaporkan ke Tim PPI dan Kepala Pelaporan melalui
sterilisasi sentral yang memadai sterilisasi dan tidak sempat pembuatan tim PPI dan Puskesmas Tim PPI dilanjutkan
dekontaminasi alat disterilisasi, sterlisasi sentral di manajemen ke manajemen mutu
medis habis pakai tercecer, tidak ada tempat yang puskesmas puskesmas
lebih lama dan tidak register/pencatata memungkinakan sehingga dapat
terpusat di satu n pelaksanaan dipertimbangkan
tempat. sterilisasi yang untuk pembuatan
jelas.

5 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan Tim PPI
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
5 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan Tim PPI
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
sehingga tertusuk tenaga medis,
jarum habis pakai, Mempersiapkan kit
kelalaian tertusuk jarum bagi
penggunaan APD tenaga medis di
dalam pelaksanaan pelayanan
kegiatan medis

6 Pemilahan limbah medis Petugas tidak membuang Tinggi Kelalaian petugas Resiko limbah Menetapkan Melaporkan ke Pemegang Program Pelaporan dilakukan
limbah medis pada tempat dalam melakukan medis mencemari kebijakan, SPO dan penanggung Kesling, Penanggung pada penanggung
yang seharusnya. pemilahan limbah lingkungan pedoman dalam jawab ruangan Jawab Ruangan, Tim jawab ruangan dan
medis yang tidak penatalaksanaan dan tim PPI PPI tim PPI
sesuai dengan limbah medis,
tempat yang telah Memberikan
disediakan. sosialisasi tentang
pentignnya
pemilahan limbah
medis.

7 Pengolahan Linen/Laundry Jadwal pengolahan linen sedang Belum adanya SPO Resiko linen yang Mencari SPO dan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dilakukan
puskesmas belum terkoordinasi yang mengatur tidak dicuci menetapkan penanggung ruangan dna Tim PPI ke Penanggung
dengan baik pengolahan linen menjadi source of pedoman jawab ruangan jawab ruangan dan
puskesmas, belum infection. pengelolaan linen dan tim PPI tim PPI
adanya jadwal tetap puskesmas
tentang pengaturan
linen puskesmas.

Mengetahui Legian, 4 Oktober 2019


Kepala UPT. Puskesmas Kuta II Ketua Tim PPI

dr. Ni Made Tariani, M. Kes dr. I Wayan Dede Fridayantara, S.Ked


NIP.19680417 199803 2 003 NIP : 19921218 201903 1 008
Identifikasi Resiko/Register Resiko Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
UPTD Puskesmas Kuta II

Tahun: 2020
Tingkat Resiko Upaya
No. Bidang Pelayanan, Unit Resiko yang mungkin terjadi (Tinggi, Sedang, Penyebab Dampak / Akibat Pencegahan Penanganan jika Penanggung Jawab Pelaporan
kerja, Bidang Kerja Rendah) terjadi resiko (PIC)

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


1 Penerapan Hand Hygine a. Tidak terlaksananya kegiatan Sedang Kurangnya kesadaran Resiko cross Menempatkan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
mencuci tangan dengan dari petugas dalam infeksi meningkat, Handrub di meja Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI
sabun/hand rub oleh staf pelaksanaan cuci Resiko penularan dokter, dan dilakukan atau Penanggung
dengan baik tangan yang baik dan infeksi dari pasien Menempelkan sosialisasi ulang. Jawab Ruangan.
benar ke petugas himbauan langkah
cuci tangan yang
baik dan benar di
wastafel.

b. Kurangnya kesadaran tentang Sedang Kurangnya Resiko cross Menempatkan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
hand hygine pada staff di UPTD pengetahuan staf infeksi meningkat, Handrub di meja Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI
Puskesmas Kuta II, sehingga tentang pentingnya Resiko penularan dokter, dan dilakukan atau Penanggung
tidak terlaksana hand hygine mencuci tangan infeksi dari pasien Menempelkan sosialisasi ulang. Jawab Ruangan.
dengan baik. dengan langkah yang ke petugas himbauan langkah
baik dan benar cuci tangan yang
dalam setiap baik dan benar di
pelayanan wastafel.
kesehatan, dan
kesadaran mencuci
tangan yang masih
kurang dari petugas

c. Pengunjung dan pasien Sedang Kurangnya edukasi Resiko tertular Menempatkan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
puskesma tidak menerapkan kepada masyarakat infeksi dari handrub di setiap Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI.
perilaku hand hygine yang baik (Pengunjung dan pengunjung lain, pintu masuk dan dilakukan
dan benar. Pasien) tentang Resiko poliklinik, sosialisasi ulang.
pentingya mencuci menularkan Melakukan
tangan dengan infeksi ke petugas sosialisasi tentang
langkah yang benar, dan pengunjung pentingnya cuci
serta kurang nya lainnya. tangan, serta
kesadaran menyediakan
masyarakat. sarana dan
prasarana hand
nygine di
lingkungan UPTD.
Puskesmas Kuta II

2 Penggunaan APD (Alat a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kurangnya Resiko tertular Melakukan Memberitahukan Tim PPI Pelaporan dapat
Pelindung Diri) APD dengan rasional (Tidak pengetahuan dan infeksi dari sosialisasi tentang petugas yang dilakukan ke tim PPI.
tepat guna, dan tidak tepat kesadaran petugas pasien/pengunjun penggunaan APD, bersangkutan
waktu) pelayanan tentang g, dan resiko moment tentang
2 Penggunaan APD (Alat a. Petugas tidak menggunakan Tinggi Kurangnya Resiko tertular Melakukan Memberitahukan Tim PPI Pelaporan dapat
Pelindung Diri) APD dengan rasional (Tidak pengetahuan dan infeksi dari sosialisasi tentang petugas yang dilakukan ke tim PPI.
tepat guna, dan tidak tepat kesadaran petugas pasien/pengunjun penggunaan APD, bersangkutan
waktu) pelayanan tentang g, dan resiko moment tentang
kegiatan/tindakan menyebabkan penggunaan APD, penggunaan APD
apa saja yang infeksi pada dan jenis APD yang baik dan
memerlukan pengunjung. minimal yang benar,
penggunaan APD digunakan dalam Melaporkan ke
minimal agar melakukan Tim PPI agar dikaji
terhindar dari pelayanan dan dilakukan
infeksi. kesehatan. sosialisasi ulang.

b. Tidak tersedianya stok APD Tinggi Tidak dilakukan Resiko tertular Melakukan Melaporkan Penanggung Jawab Pelaporan dapat
yang memadai di ruangan pemeriksaan stock infeksi dari pemeriksaan kepada Ruang Pelayanan dilakukan ke
pelayanan. BHP APD seperti pasien/pengunjun dengan penanggung penanggung jawab
masker, handscoen g, dan pelayanan menggunakan akrtu jawab ruangan, tiap ruang
steril, dan lainnya tidak dapat stok keluar dan stok pelayanan dan
oleh petugas dilakukan dengan masuk untuk BHP, Penanggung jawab
penanggung jawab optimal dan selalu PPI
ruangan melakukan
amprahan ulang
setiap bulan di
penanggung jawab
logistik/PPI.

3 Etika batuk dan Bersin a. Petugas tidak menerapkan Sedang Kurangnya kesadaran Resiko penularan Melakukan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
etika batuk dan bersin saat petugas dalam infeksi ke pasien / sosialisasi ulang Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI.
memberikan pelayanan pada menerapkan etika pengunjung yang tentang etika batuk, dan dilakukan
pengunjung di Puskesmas. batuk dan bersin memperoleh Menempatkan sosialisasi ulang.
dalam pelayanan pelayanan. poster promosi
kesehatan sehari- kesehatan tentang
hari. etika batuk di ruang
publik.

b. Pengunjung dan Pasien Sedang Pengunjung/Pasien Resiko penularan Melakukan Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
Puskesmas tidak menerapkan tidak terapar edukasi infeksi ke sosialisasi pada Tim PPI agar dikaji dilakukan ke tim PPI.
tentang Etika Batik dan Bersin tentang etika batuk pengunjung pengunjung di dan dilakukan
di tempat publik. di ruang publik, lainnya. UPTD. Puskesmas sosialisasi ulang.
Kurangnya sarana Kuta II tentang etika
prasarana batuk di ruang
puskesmas dalam publik, Memenuhi
menunjang etika sarana dan
batuk di ruang prasarana yang
publik. berkitan dengan
etika batuk.

4 Dekontaminasi dan a. Petugas Tidak melaksanakan Tinggi Kelalaian petugas Resiko cross Melakukan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dapat
Sterilisasi prosedur dekontaminasi dan dalam melakukan infeksi, penularan sosialisasi mengenai penanggung Masing-masing dilakukan ke tim PPI
sterilisasi pada alat kesehatan dekontaminasi dan beberapa dekontaminasi dan jawab ruangan, ruangan dan Tim PPI
habis pakai. sterilisasi alat medis penyakit infeksi sterilisasi alat medis Melaporkan ke
habis pakai melalui darah habis pakai, tim PPI
seperti HIV, Menetapkan SPO
4 Dekontaminasi dan a. Petugas Tidak melaksanakan Tinggi Kelalaian petugas Resiko cross Melakukan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dapat
Sterilisasi prosedur dekontaminasi dan dalam melakukan infeksi, penularan sosialisasi mengenai penanggung Masing-masing dilakukan ke tim PPI
sterilisasi pada alat kesehatan dekontaminasi dan beberapa dekontaminasi dan jawab ruangan, ruangan dan Tim PPI
habis pakai. sterilisasi alat medis penyakit infeksi sterilisasi alat medis Melaporkan ke
habis pakai melalui darah habis pakai, tim PPI
seperti HIV, Menetapkan SPO
Hepatitis, Sifilis dan pedoman
dll. dekontaminasi serta
sterilisasi alat,
Melakukan
pencatatan setiap
melakukan
sterilisasi melalu
KARSI

b. Tidak adanya jadwal tetap Sedang Kelalaian petugas Resiko alat medis Melakukan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dibuat ke
dalam pelaksanaan sterilisasi tidak membuatkan tidak tersterilisasi, penetapan jadwal penanggung Ruangan dan Tim Ppi penanggung jawab
dan dekontaminasi alat jadwal tetap meingkatkan sterilisasi dan jawab ruangan, ruangan dan tim PPI
kesehatan sterilisasi resiko infeksi menggunakan dan melaporkan
instrumen KARSI ke tim PPI
sebagai pengendali.

c. Tidak adanya SPO dan Tinggi Kelalaian petugas Resiko kelalaian Melakukan Melaporkan ke Tim PPI dan Pelaporan dilakukan
pedoman yang jelas tentang baik penanggun dalam pembuatan dan tim PPI penanggung jawab ke tim PPI
dalam pelaksanaan kegiatan jawab ataupun pelaksanaan penetapan SPO ruangan
dekontaminasi dan sterilisasi di pemegang program dekontaminasi serta pedoman
UPTD. Puskesmas Kuta II dalam pelaksanaan dan sterilisasi, dalam pelaksanaan
kegiatan tidak Tidak melakukan dekontaminasi dan
berdasarkan SPO proses sterilisasi sterilisasi alat medis
dengan benar. habis pakai agar
sama di setiap
ruangan pelayanan.

d. Tidak tersedianya tempat Sedang Pengawasan Resiko alat medis Mengajukan untuk Melaporkan ke Tim PPI dan Kepala Pelaporan melalui
sterilisasi sentral yang memadai sterilisasi dan tidak sempat pembuatan tim PPI dan Puskesmas Tim PPI dilanjutkan
dekontaminasi alat disterilisasi, sterlisasi sentral di manajemen ke manajemen mutu
medis habis pakai tercecer, tidak ada tempat yang puskesmas puskesmas
lebih lama dan tidak register/pencatata memungkinakan sehingga dapat
terpusat di satu n pelaksanaan dipertimbangkan
tempat. sterilisasi yang untuk pembuatan
jelas.

5 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan Tim PPI
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
5 Pajanan Benda Tajam dan Resiko tertusuk jarum habis Tinggi Kelalaian dalam Penularan Mencari kebijakan, Melaporkan ke Tim PPI Pelaporan dapat
cairan tubuh bagi petugas pakai, bedan tajam dan cairan membuang jarum / penyakit melalui SPO dan pedoman penanggung dilakukan 24 jam
kesehatan tubuh pasien spuite habis pakai, darah dan cairan untuk penanganan jawab ruangan melalui penanggung
kelalaian dalam tubuh seperti HIV, awal tertusuk jarum dan Tim PPI jawab ruangan dan
pelaksanaan Hepatitis, Syfilis dan terpapar cairan Tim PPI
tindakan medis dan lain lain tubuh pasien pada
sehingga tertusuk tenaga medis,
jarum habis pakai, Mempersiapkan kit
kelalaian tertusuk jarum bagi
penggunaan APD tenaga medis di
dalam pelaksanaan pelayanan
kegiatan medis

6 Pemilahan limbah medis Petugas tidak membuang Tinggi Kelalaian petugas Resiko limbah Menetapkan Melaporkan ke Pemegang Program Pelaporan dilakukan
limbah medis pada tempat dalam melakukan medis mencemari kebijakan, SPO dan penanggung Kesling, Penanggung pada penanggung
yang seharusnya. pemilahan limbah lingkungan pedoman dalam jawab ruangan Jawab Ruangan, Tim jawab ruangan dan
medis yang tidak penatalaksanaan dan tim PPI PPI tim PPI
sesuai dengan limbah medis,
tempat yang telah Memberikan
disediakan. sosialisasi tentang
pentignnya
pemilahan limbah
medis.

7 Pengolahan Linen/Laundry Jadwal pengolahan linen sedang Belum adanya SPO Resiko linen yang Mencari SPO dan Melaporkan ke Penanggung Jawab Pelaporan dilakukan
puskesmas belum terkoordinasi yang mengatur tidak dicuci menetapkan penanggung ruangan dna Tim PPI ke Penanggung
dengan baik pengolahan linen menjadi source of pedoman jawab ruangan jawab ruangan dan
puskesmas, belum infection. pengelolaan linen dan tim PPI tim PPI
adanya jadwal tetap puskesmas
tentang pengaturan
linen puskesmas.

Mengetahui Legian, 10 Januari 2020


Kepala UPTD Puskesmas Kuta II Ketua Tim PPI

dr. Ni Made Tariani, M. Kes dr. I Wayan Dede Fridayantara, S.Ked


NIP.19680417 199803 2 003 NIP : 19921218 201903 1 008

Anda mungkin juga menyukai