Anda di halaman 1dari 91

IPA

Ni Ketut Lasmi

Fisika
UNTUK SMA/MA KELAS X
IPA Fisika
UNTUK SMA/MA KELAS X

Y
M
M
U
D
Y
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
M
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
M
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan
izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
U

pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
D
IPA
Ni Ketut Lasmi

Fisika
UNTUK SMA/MA KELAS X

Y
M
M
U
D
Y
IPA Fisika
untuk SMA/MA
Kelas X
M
Diterbitkan oleh Penerbit Erlangga
Hak Cipta © 2021 pada Penerbit Erlangga
M
Disusun oleh:
Dr. Ni Ketut Lasmi, M.PFis

Editor:
U

Hani Trifani, S.Si.

Buku ini diset dan dilayout oleh bagian Produksi


Penerbit Erlangga
D

dengan I-Mac Pro (Gilam 11 pt)

Desainer Sampul:
M. Nauval

Percetakan: PT Gelora Aksara Pratama

25 24 23 22 1 2 3 4

Dilarang keras mengutip, menjiplak, memperbanyak atau memfotokopi


baik sebagian atau seluruh isi buku ini serta memperjualbelikannya
tanpa mendapat izin tertulis dari Penerbit Erlangga.
© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
Y
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
M
buku ini. Buku yang kami buat mengacu pada Capaian Pembelajaran pada
Kurikulum Merdeka. Pembahasan teori dalam buku ini dilengkapi dengan
fenomena fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan
peserta didik dapat dengan mudah memahami dan menjadi pelajaran yang
menarik. Tujuan utama buku ini untuk membantu peserta didik belajar Fisika
secara sistematik sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami
M
konsep-konsep, hukum-hukum, dan melakukan percobaan serta penelitian.

Buku ini dilengkapi contoh soal dan pembahasan, soal latihan yang terdiri
dari soal pilihan ganda dan soal uraian di akhir bab, serta kegiatan percobaan.
Selain itu, soal-soal pada buku ini sudah dilengkapi soal tipe HOTS dan soal
U

model AKM. Dengan latihan soal tersebut diharapkan peserta didik dapat
memahami hakikat fisika, dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah, serta menganalisis
besaran-besaran fisisnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Erlangga atas


D

kesempatan yang diberikan untuk menulis buku ini, kepada keluarga, dan
teman-teman yang selalu memberi dorongan dan motivasi sampai akhirnya
penulis dapat menyelesaikan buku ini. Kami menyadari bahwa buku ini juga
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan isi buku ini.

Jakarta, Februari 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................... v


Daftar Isi ..................................................................................................... vi
Tentang Buku Ini ........................................................................................ vii
Capaian Pembelajaran Fisika ..................................................................... ix

Bab 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya .............................. 1


A. Hakikat Fisika .............................................................................................. 3
B. Metode Ilmiah .............................................................................................. 9
C. Keselamatan Kerja di Laboratorium ................................................. 13
D. Peran Fisika dalam Kehidupan ............................................................ 17
E. Pengukuran Besaran dan Satuan ...................................................... 23
F. Kesalahan pada Hasil Pengukuran .................................................... 25
G. Angka Penting ............................................................................................. 35
H. Besaran dan Satuan ................................................................................. 40

Y
Rangkuman ...................................................................................... 55
Latihan Soal Akhir Bab 1 ................................................................ 56

Uji Capaian Pembelajaran 1 ........................................................................ 81

M
Bab 2 Sumber Energi ................................................................................. 87
A. Energi .............................................................................................................. 89
B. Energi Tidak Terbarukan ......................................................................... 90
C. Energi Terbarukan ..................................................................................... 94
Rangkuman ...................................................................................... 103
M
Latihan Soal Akhir Bab 2 ................................................................ 104

Bab 3 Gejalan Pemanasan Global ............................................................. 113


A. Pemanasan Global ..................................................................................... 115
B. Penyebab Pemanasan Global ............................................................... 116
C. Dampak Pemanasan Global ................................................................... 122
U

D. Solusi Mengatasi Pemanasan Global ................................................ 125


E. Hasil Kesepakatan Dunia Internasional ........................................... 127
Rangkuman ...................................................................................... 132
Latihan Soal Akhir Bab 3 ................................................................ 133

Uji Capaian Pembelajaran 2 ....................................................................... 142


D

Daftar Pustaka ............................................................................................ 146


Informasi Pelaku Penerbitan ..................................................................... 147
Glosarium .................................................................................................... 149
Indeks .......................................................................................................... 150
Tentang Buku Ini

dan ledakan akibat pe


Aplikasi
Dengan demikian, un
bekerja di laboratorium
Bagian ini merupakan Fume hood adalah prosedur-prosedur yan
awal dari setiap lemari asam untuk
kerja di laboratorium.
bab, berisi judul menjaga suhu udara
bab, kata kunci, tetap stabil dan Adapun hal-hal yan
Tujuan Pembelajaran tujuan pembelajaran, melindungi zat kimia bekerja di laboratoriu
dan Profil Pelajar ataupun larutan kimia sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi macam-macam alat 5. Menyajikan hasil pengukuran PROFIL
ukur berdasarkan besaran yang akan dan melakukan pengolahan data PELAJAR PANCASILA
diukur. dengan aturan angka penting
Mandiri, bergotong-

Pancasila yang
dan notasi ilmiah.
2. Mengidentifikasi besaran-besaran
berdasarkan dimensinya.
3. Menggunakan alat ukur yang sesuai
6. Membuat kesimpulan dari hasil
percobaan.
royong, bernalar kritis
Kata Kunci: yang memiliki tingkat a. Ikuti semua petunju
berkaitan dengan konsentrasi keasaman
Angka penting,

dalam melakukan e
dengan benda yang akan diukur. 7. Mengomunikasikan hasil
percobaan secara lisan maupun Besaran pokok,
4. Menentukan hasil pengukuran dengan Besaran turunan,
tertulis.

materia pada bab b


yang tinggi. Para
alat ukur dilengkapi nilai ketidakpastian
Dimensi,
pengukuran tunggal dan berulang.
Ketidakpastian
pengukuran,
Metode ilmiah, Notasi
ilmiah, Satuan
tersebut. b. Lakukan eksperime
peneliti membutuhkan Sumber: shutterstock.com
fume hood untuk Anda mengalami ke
Bab 1 Gambar 1.2 Contoh fakta dalam Fisika adalah (a) zat
magnet yang dapat
bantuan kepada gu

Y
memindahkan
menarik benda-benda tertentu, seperti besi khususnya
dan (b) besi yang mudah berkarat
Hakikat Fisika, Besaran, kimia, yang c. Lindungi diri Anda d
jika berada di luar ruangan.
dan Pengukurannya memiliki kandungan seperti gambar ber
b. Konsep adalah abstraksi
Aplikasi, asam
dari
berisi contoh berkonsentrasi
berbagai
aplikasi kejadian,
dalam kehidupan objek,
sehari-hari yang
Gunakan kacamata
terkait dengan materi.tinggi ke dalam
fenomena, dan fakta. Konsep memiliki lima elemen ataumelindungi unsurmata Anda saat b
sebuah wadah.
penting, yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh. menggunakan zat yang berba

Menurut hukum
Konsep
Fisika
M
0
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Perhatikan gambar berikut.


3

5
4

10
cm
Gunakan masker agar tidak
menghirup gas berbahaya
yang terbentuk saat melakukan
eksperimen dan zat kimia.

Doni mendapat tugas untuk mengukur diameter luar dari pipa paralon menggunakan jangka
M
sorong dan hasil pengukurannya Gunakan seperti gambar sarung tangan
di atas. Hasil pengukuran yang dilakukan
Lambang Keterangan Contoh Zat oleh Doni adalah . . . .
Fisika, benda cair Zat kimia yang diberikan Sianida,
A. (3,07 ± 0,01) cm
B. (3,10 ± 0,01) cm
untuk melindungi tangan
saat mengambil bahan kimia
seperti bahan bakar lambang ini adalah zat kimia
beracun. Zat kimia ini dapat
metanol, klorin
C. (3,17 ± 0,01) cm
D. Ketidakpastian
(3,37 ± 0,01) relatif =
cm
∆x
yang
× 100% berbahaya. Selain itu,
mengganggu kesehatan dan
minyak (BBM)
x
E. (3,47 ± 0,01) cm
menyebabkan kematian sehingga
kita dilarang untuk menghirup,
lindungi
=
0,005 juga kaki Anda dengan
× 100%
Jawaban: C 5,12
secara otomatis akan menelan, atau menyentuhnya
tanpa menggunakan alat Pembahasan:

menggunakan kaos kaki dan
= 0,098%
sepatu.
mengisi setiap celah pelindung diri. 3 4
4. Gambarkan hasil pengukuran yang dilakukan siswa berdasarkan stimulus di atas. cm

a b c
Zat kimia ini berbahaya bagi Merkuri, timbel
kosong dalam wadah, lingkungan sehingga dilarang
untuk membuang zat kimia ini
U

0 5 10

dalam hal ini adalah sembarangan karena dapat


membahayakan makhluk hidup Sumber: shutterstock.com
Berdasarkan gambar, skala utama menunjukkan angka 3,1 cm dan skala noniusnya menunjukkan
dan lingkungan. angka 0,07 cm. Jadi, hasil pengukuran yang dilakukan oleh Doni dapat ditulis seperti berikut.
tangki bahan bakar. Zat kimia ini merupakan Uranium, Gambar 1.3 Konsep Fisika mengenai jarak partikel pada (a) zat padat yang
(3,17 ± 0,05) cm

Dengan demikian, zat radioaktif yang dapat plutonium,


Contoh2. Soal Pembahasan:
Perhatikan danberikut.
gambar Pembahasan, berisi contoh soal dan
memancarkan radiasi dan radium berdekatan, (b) zat cair yang agak berjauhan, dan (c) zat gas yang sangat berjauhan.
Berikut gambar yang sesuai dengan stimulus di atas.
Gunakan jas laboratorium
kebiasaan yang sering
sangat berbahaya bagi manusia
pembahasan yang sesuai dengan materi.
sehingga hindari kontak dengan
melindungi pakaian dan tubuh k
Prinsip adalah pola umum atau generalisasi dari
0 1 2 3 4 5 15

rangkuman singkat mengenaic.materi-materi


zat ini dalam jarak yang dekat.
Konsep Fisika, berisidilakukan masyarakat
12
Sumber: shutterstock.com
2 3 4
10 zat tertentu yang berb
hubungan antara Rina fakta dengan konsep.
Sumber: dokumen penerbit
Adapun usaha atau tindakan yang dapat dilakukan
yang penting. saat mengisi bahan mengukur panjang balok kayu menggunakan mistar dan hasilnya ditunjukkan seperti
D

untuk mencegah kecelakaan di laboratorium di antaranya


pada gambar. Berdasarkan hasil pengamatan Rina, panjang balok kayu tersebut 3,1 cm dan
menyediakan berbagai alat seperti ember berisi pasir untuk
bakar dengan
menanggulangi kebakaran dengan nyala api yang kecil, Uji Pemahaman
ada lebihnya. Kelebihan tersebut diperkirakan oleh Rina sebesar 0,06 cm. Hasil pengukuran
yang dilakukan Rina adalah . . . .
alat pemadam kebakaran, kotak P3K untuk memberikan
menggerakkan
pertolongan pertama.
A. (2,24 ± 0,05) cm
A.B. Pilihlah
(3,06 ± satu0,05) cm yang
jawaban

benar.


C. (3,10 ± 0,05) cmGambar 1.12 Alat pelindung diri yang digunakan saat bekerja d
kendaraan, tidak
1.D. Yudi mengukur diameter bagian dalam dari
(3,15 ± 0,05) cm D. 4 5
E. benda yang berbentuk cincin menggunakan
Kegiatanada manfaatnya.
(3,26 ± 0,05) cm
1.1 jangka sorong, kemudian diperoleh hasilnya
Jawaban: D
4,37 cm. Gambar berikut yang menunjukkan
d. Hati-hati untuk tida 0 10

Judul
Kebiasaan tersebut
: Lambang-lambang di laboratorium.
hasil pengukuran yang dilakukan oleh Yudi
30 adalah IPA. . . Fisika
. SMA/MA Kelas X
E.
laboratorium. Jika a
4 5

: Memahami akan berbahaya


tanyakan kepada guru
A. 4 5
Tujuan arti lambang-lambang bahaya di laboratorium. 0 10

Cara Kerja :
karena gesekan
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 3−5 peserta didik.
0 2. Perhatikan gambar berikut.
10
prosedur untuk mem
B.
antara nozel pengisi
2. Amati lambang-lambang yang terdapat pada beberapa zat kimia berikut.
4 5
15

e. Hindari mencampurk 5
10

dan tangki dapat 0 10

C. 4 5 bertanya atau perint 5

a memicu listrik statik di b c d e 0

mana memungkinkan
0 10

14 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


16 IPA Fisika SMA/MA Kelas X 32 IPA Fisika SMA/MA Kelas X
terjadi percikan api
sehingga memicu Uji Pemahaman, berisi soal-soal untuk menguji penguasaan
Sumber: dan
shutterstock.com
Kegiatan, berupa kegiatan praktikum yang dapat dipraktikkan
kebakaran. pemahaman dalam proses pembelajaran. Soal yang disajikan
secara mandiri atau secara berkelompok untuk mengaplikasikan
Gambar 1.4 Suatu logam akan mengalami pemuaian jika dipanaskan.
materi yang dipelajari. terdiri atas soal PG dan/atau soal esai.

4 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


tersebut.

9. Setelah dihitung dengan menggunakan kalulator, ternyata hasil pengolahan data yang didapatkan
mengandung banyak angka di belakang tanda desimal. Mereka kebingungan cara membulatkan
hasil tersebut. Tuliskan langkah yang harus mereka lakukan untuk menghasilkan pembulatan
angka yang sesuai.

10. Bandingkan nilai ketidakpastian pengukuran tunggal dengan nilai ketidakpastian pengukuran
berulang. Menurut Anda, manakah yang lebih teliti? Jelaskan jawaban Anda.

RANGKUMAN

• Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan,
eksperimen, dan analisis yang pada hakikatnya merupakan sebuah kumpulan
pengetahuan meliputi cara berpikir dan cara untuk penyelidikan.
• Fisika merupakan salah satu cabang dari Sains. Oleh karena itu hakikat fisika sama
dengan hakikat sains, yaitu fisika sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai
proses (a way of investigating), dan fisika sebagai sikap (a way of thinking).
• Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk mencari
kebenaran ilmu pengetahuan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi pengetahuan
sehingga dapat disebut ilmu adalah objektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum.
• Labotorium adalah tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah yang
merupakan salah satu tempat memiliki risiko menimbulkan kecelakaan.
• Mengukur adalah membandingkan suatu yang diukur dengan sesuatu lain yang
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

Rangkuman, Besaran
berisiadalahkonsep-konsep

angka-angka. Satuan adalah sesuatu yangpenting
dipergunakan setiap bab yang
segala sesuatu yang dapat diukur dan nilainya dinyatakan dengan
sebagai pembanding

harus diperhatikan.

dalam pengukuran.
Besaran dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Sementara besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
• Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang
terdiri atas angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir.
• LATIHAN
Notasi ilmiah SOAL AKHIRpenulisan
adalah bentuk BAB sepuluh berpangkat dengan tujuan
• Untuk mengetahui suatu besaran dalam Fisika dapat digunakan analisis
A. Pilihlah jawaban yang benar.
dimensional yang disebut dimensi suatu besaran. Dimensi adalah cara besaran
tersebut
1. Tata surya tersusun
merupakan dari besaran-besaran
kumpulan pokok.ilmuwan melakukan eksperimen
benda- 3. Seorang
benda langit yang terdiri atas Matahari hingga ratusan kali hingga akhirnya
sebagai pusat tata surya dan semua mendapatkan suatu produk yang bermanfaat
objek yang terikat oleh 1 gaya gravitasinya. bagi kehidupan sehari-hari. Pernyataan
BAB Hakikat Fisika, Besaran,
Salah satu objek tersebut adalah delapan
dan Pengukurannya
tersebut menunjukkan bahwa hakikat fisika
55
planet yang berputar mengelilingi Matahari. sebagai . . . .
Meskipun memiliki periode revolusi dan A. proses D. produk

Y
rotasi yang berbeda-beda, planet-planet B. konsep E. metode
tersebut tidak pernah bertumbukan satu C. sikap
sama lain. Newton menyatakan bahwa
hubungan antara planet-planet dapat 4. Nana dan tiga orang temannya melakukan
dirumuskan secara matematis dalam hukum pengamatan terhadap hubungan kadar
Newton universal seperti berikut. garam dengan titik didih air. Setelah
Mm m e l a k u k a n p e n g a m a t a n , m e r e k a
Latihan Soal Akhir Bab, berisi soal-soal untuk menilai penguasaan

F = G r2
Pernyataan di atas merupakan salah satu
mendapatkan hasil pengamatan yang
tidak sesuai dengan hipotesis awal. Setelah

materi di akhir bab. Soal yang disajikan dalam bentuk Pilihan


bentuk fisika sebagai produk ilmiah, yaitu
....
berdiskusi, mereka memutuskan untuk tetap
menuliskan hasil pengamatannya sesuai

Ganda, Esai, dan Soal AKM.


A. hukum D. fakta dengan fakta yang diperoleh yang disertai


B. prinsip
C. konsep
E. teori

2. Perhatikan gambar berikut.


alasan-alasan logis mengapa hal tersebut
dapat terjadi. Sikap Nana dan teman-teman
kelompoknya menunjukkan sikap ilmiah,
yaitu . . . .
A. subjektif
B. skeptis
C. tanggung jawab
D. jujur
E. ceroboh

Sumber: shutterstock.com

Ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas


5. Perhatikan pernyataan berikut.


M
(1) Memiliki keyakinan bahwa semua
penelitian yang dilakukan akan selalu
berhasil.
(2) Melalukan pengujian hipotesis secara
Soal Model AKM, berisi soal-soal dengan karakteristik konteks
dan bentuk soal tipe Asemen Kompetensi Minimum.

UJI CAPAIAN PEMBELAJARAN


dengan

1
∆x = nilai ketida
nst = nilai skala
b. Pengukuran tun
Alat ukur jangka
skala utama dan ska
M
berisi air bening maka pensil tersebut akan matematis.
terlihat seakan-akan patah seperti gambar (3) Menuliskan hasil penelitian hanya A. Pilihlah satu jawaban yang benar.
di atas. Peristiwa tersebut merupakan salah
satu penerapan hakikat fisika sebagai . . . .
sesuai dengan teori yang sudah ada.
(4) Menuliskan hasil penelitian sesuai 1. Deni, Rian, dan Emir mendapat tugas untuk (4) Memakai sarung tangan dan kaos kaki.
1) Jangka sorong
A. proses D. sikap dengan hasil eksperimen yang telah melakukan percobaan rangkaian listrik (5) Jika terdapat zat kimia yang tumpah,
B. konsep E. metode dilakukan. yang disusun secara paralel. Berdasarkan segera tanyakan ke guru atau pertugas
percobaan yang dilakukan, mereka mendapat laboratorium prosedur yang sesuai
Konsep
C. produk
simpulan bahwa saat hambatan listrik untuk membersihkannya.

56 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


dirangkai secara paralel, rangkaian listrik
tersebut memiliki besar tegangan yang Fisika
Pernyataan yang sesuai dengan aturan-
aturan keselamatan umum di laboratorium
sama besar. Namun, kuat arus listrik yang ditunjukkan oleh nomor . . . .
melewati setiap hambatan berbeda-beda, A. (1), (2), dan (3)
bergantung dengan besar hambatan listrik
Nilai skala terkecil
B. (1), (2), dan (5)
yang digunakan. Pernyataan tersebut (nst) adalah nilai skala
C. (2), (3), dan (4) Rahang
merupakan produk fisika yang berupa . . . . D. (2), (3), dan (5) tetap
Praproyek, berisi tugas riset atau penelitian yang mengolaborasikan yang menunjukkan
U

A. model D. teori E. (2), (4), dan (5)


B. fakta E. prinsip
tingkat ketelitian
beberapa mata pelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. C. konsep 4. Energi potensial merupakan energi yang
suatu alat ukur untuk
dimiliki oleh benda karena kedudukannya.
2. Ketika melakukan kegiatan ilmiah, Sinta Besar dari energi potensial juga dipengaruhi
hanya menggunakan sumber literasi yang oleh gravitasi mengukur suatu
Bumi. Besaran fisika berikut
relevan dan menuliskan hasil penelitian yang memilki satuan sama dengan energi
sesuai dengan data yang diperoleh, benda tertentu.
potensial adalah ....
meskipun hasil ekperimen yang dilakukan A. impuls
kurang sesuai dengan hipotesis yang dibuat. B. kalor
Sinta juga siap bekerja dengan siapa C. percepatan
saja dan berlapang dada untuk menerima D. momentum
masukan dari rekan satu kelompoknya. Hal E. kalor jenis
D

yang dilakukan Sinta termasuk hakikat fisika


sebagai . . . . 5. Tiga besaran fisika, yaitu B, C, dan D

Uji Capaian Pembelajaran, berisi soal-soal


A. sikap
B. ilmu
dengan bentuk, antara
memengaruhi besaran fisika A dengan
persamaan berikut.

lain pilihan ganda, uraian, dan soal AKM.A =Bagian


C. produk
D. proses
1
2πD C
B
ini dilengkapi
juga dengan soal tipe HOTS sebagai DApabila
E. sains
evaluasi pemahaman peserta
satuan dari besaran B adalah dyne,
satuannya sekon, dan C satuannya g/cm,
3. Perhatikan pernyataan berikut.
didik terhadap materi sandal
(1) Menggunakan sesuai denganAA. merupakan
ketika ingin Capaian
kecepatan
Pembelajaran.
besaran . . . .
melakukan eksperimen di laboratorium.
(2) Cuci tangan sebelum dan sesudah
B. perpindahan Gambar 1.22 (a) Bag
C. percepatan
melakukan eksperimen di laboratorium.
D. gaya
jangka sorong saat be
(3) Langsung meninggalkan meja kerja
E. luas
setelah melakukan eksperimen.
Jangka sorong
Pindailah
ketebalan pelat, diam
QR Code, berisi soal remedial QR code
Uji Capaian Pembelajaran 1 berikut
81
Saat jangka sorong
untuk mengakses
atau soal pengayaan dalam video materi garis nol pada skala
bentuk CBT. Selain itu, terdapat pengukuran skala nonius. Nilai sat
menggunakan berikut.
materi atau video pembelajaran. jangka sorong.

dengan
Refleksi, berisi pertanyaan-pertanyaan untuk diri sendiri agar dapat
SN = nilai satu s
diketahui kompetensi yang sudah dipahami dan belum dipahami.
SU = nilai satu s
N = banyaknya

viii IPA Fisika SMA/MA Kelas X 26 IPA Fisika SMA/MA Kela


Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran
Fisika SMA/MA/Program Paket C
Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program Paket C)
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan untuk responsif terhadap isu-isu
global dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut
antara lain mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan
penyelidikan, memproses dan menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi,
mengkomunikasikan hasil dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunakan
apilkasi teknologi yang tersedia terkait dengan energi alternatif, pemanasan global, pencemaran
lingkungan, nano teknologi, bioteknologi, kimia dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan
limbah dan bahan alam, pandemi akibat infeksi virus. Semua upaya tersebut diarahkan pada
pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Melalui pengembangan sejumlah pengetahuan tersebut dibangun pula berakhlak mulia dan

Y
sikap ilmiah seperti jujur, obyektif, bernalar kritis, kreatif, mandiri, inovatif, bergotong-royong
dan berkebhinekaan global.
Fase E Berdasarkan Elemen
Elemen

Pemahaman
Fisika
M Capaian Pembelajaran

Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan proses
dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global, pencemaran lingkungan,
energi alternatif, dan pemanfaatannya.
M
Keterampilan 1. Mengamati
proses Peserta didik mampu mengoptimalkan potensi menggunakan ragam alat bantu untuk
melakukan pengukuran dan pengamatan.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik mampu mempertanyakan dan memprediksi berdasarkan hasil observasi,
mampu merumuskan permasalahan yang ada dan mampu mengajukan pertanyaan
U

kunci untuk menyelesaikan masalah.


3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik mengidentifikasi latar belakang masalah, merumuskan tujuan, dan
menggunakan referensi dalam perencanaan penyelidikan/penelitian.
D

Peserta didik membedakan variabel, termasuk yang dikendalikan dan variabel bebas,
menggunakan instrumen yang sesuai dengan tujuan penyelidikan.
Peserta didik menentukan langkah-langkah kerja dan cara pengumpulan data.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik menyiapkan peralatan/instrumen yang sesuai untuk penelitian ilmiah,
menggunakan alat ukur secara teliti dan benar, mengenal keterbatasan dan kelebihan
alat ukur yang dipakai.
Peserta didik menerapkan teknis/proses pengumpulan data, mengolah data sesuai
jenisnya/sesuai keperluan, menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian
serta memberikan rekomendasi tindak lanjut/saran dari hasil penelitian.
5. Mencipta
Peserta didik mampu menggunakan hasil analisis data dan informasi untuk
menciptakan ide solusi ataupun rancang bangun untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Elemen Capaian Pembelajaran

6. Mengevaluasi dan refleksi


Peserta didik berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Peserta didik mengajukan argumentasi ilmiah dan kritis berani mengusulkan perbaikan
atas suatu kondisi dan bertanggungjawab terhadap usulannya.
Peserta didik bersikap jujur terhadap temuan data/fakta.
7. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik menyusun laporan tertulis hasil penelitian serta mengomunikasikan
hasil penelitian, prosedur perolehan data, cara mengolah dan cara menganalisis
data serta mengomunikasikan kesimpulan yang sesuai untuk menjawab masalah
penelitian /penyelidikan secara lisan atau tulisan.
Peserta didik menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, diagram
alur/flowchart dan/atau peta konsep, menyajikan data dengan simbol dan standar
internasional dengan benar, dan menggunakan media yang sesuai dalam penyajian

Y
hasil pengolahan data.
Peserta didik mendeskripsikan kecenderungan hubungan, pola, dan keterkaitan
variabel dan menggunakan bahasa, simbol dan peristilahan yang sesuai untuk
bidang fisika.

M
M
U
D

x IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Y
Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi macam-macam alat
ukur berdasarkan besaran yang akan
diukur.
M 5. Menyajikan hasil pengukuran
dan melakukan pengolahan data
dengan aturan angka penting
dan notasi ilmiah.
PROFIL
PELAJAR PANCASILA

Mandiri, bergotong-
M
2. Mengidentifikasi besaran-besaran royong, bernalar kritis
berdasarkan dimensinya. 6. Membuat kesimpulan dari hasil
percobaan. Kata Kunci:
3. Menggunakan alat ukur yang sesuai
Angka penting,
dengan benda yang akan diukur. 7. Mengomunikasikan hasil
percobaan secara lisan maupun Besaran pokok,
4. Menentukan hasil pengukuran dengan Besaran turunan,
U

tertulis.
alat ukur dilengkapi nilai ketidakpastian
Dimensi,
pengukuran tunggal dan berulang.
Ketidakpastian
pengukuran,
Metode ilmiah, Notasi
D

ilmiah, Satuan

Bab 1
Hakikat Fisika, Besaran,
dan Pengukurannya
Apakah Anda pernah melakukan pengamatan terhadap
beberapa peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar? Salah
satunya saat pesawat terbang lepas landas. Lalu, apakah Anda

Y
pernah berpikir bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Jika
ya, saat itu Anda sedang menunjukkan salah satu sikap yang
harus dimiliki oleh seorang ilmuwan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu terhadap suatu kejadian atau fenomena yang terjadi di
M
sekitar Anda.
Keingintahuan manusia terhadap suatu kejadian
berdampak pada berkembangnya ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari aktivitas
para ilmuwan yang melakukan penelitian ilmiah sehingga
M
menghasilkan penemuan dan teknologi baru. Dalam Fisika,
penelitian ilmiah memiliki peranan cukup penting untuk
melakukan uji kebenaran terhadap suatu konsep atau teori.
Namun, tahukan Anda apa itu penelitian ilmiah? Bagaimana
prosedur pelaksanannya?
U

Salah satu dampak dari perkembangan ilmu


pengetahuan adalah penemuan berbagai macam alat
ukur. Misalnya, ketika berada di dalam kokpit pesawat
terbang, Anda dapat melihat beberapa jenis alat ukur,
D

seperti alat ukur kecepatan angin (anemometer), alat ukur


ketinggian pesawat (altimeter), dan alat ukur tekanan udara
(barometer). Dalam kehidupan sehari-hari, tentu Anda juga
banyak menemukan berbagai macam alat ukur, misalnya
penggaris. Alat ukur tersebut sering Anda gunakan untuk
menentukan panjang dari suatu benda. Namun, apakah
pengukuran yang Anda lakukan sudah benar dan tepat?
Lalu, apakah hasil pengukuran yang Anda peroleh adalah
data yang akurat?
Agar Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut, simak membahasan pada bab ini mengenai hakikat
fisika, besaran, dan pengukuran dengan saksama.

2 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.1 Perkembangan


ilmu pengetahuan memiliki
dampak bagi kehidupan
manusia, salah satunya adanya
pesawat terbang.

A. Hakikat Fisika
Sains dalam bahasa Inggris “science” berasal dari bahasa

Y
Latin ”scientia” yang berarti pengetahuan. Sains merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui
pengamatan, eksperimen, dan analisis. Sains juga disebut
sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika adalah salah satu
M
cabang sains yang mempelajari gejala alam atau fenomena
alam dan interaksi yang menyertainya. Teori Fisika banyak
yang dinyatakan dalam persamaan matematis. Oleh karena
itu, Fisika juga berkaitan dengan matematika.
Menurut Collette dan Chiappetta, sains pada hakikatnya
M
adalah sebuah produk atau kumpulan pengetahuan (a body of
knowledge), sikap atau cara berpikir (a way of thinking), dan
proses atau cara untuk menyelidiki (a way of investigating).
Oleh karena Fisika merupakan salah satu cabang dari sains,
hakikat fisika sama dengan hakikat sains. Hakikat fisika adalah
U

fisika sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai


proses (a way of investigating), dan fisika sebagai sikap
(a way of thinking).

1. Fisika sebagai Produk


D

Hasil penemuan dari berbagai penyelidikan dikumpulkan


dan disusun secara sistematis menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk.
Fisika juga dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari materi dan energi, serta interaksi antara
keduanya. Dalam Fisika, kumpulan pengetahuan dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
a. Fakta adalah suatu kenyataan atau keadaan yang
sesungguhnya dari suatu benda atau fenomena yang
terjadi di alam. Fakta ini juga menjadi dasar dari konsep,
prinsip, hukum, teori, dan model.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 3


a b
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.2 Contoh fakta dalam Fisika adalah (a) magnet yang dapat
menarik benda-benda tertentu, seperti besi dan (b) besi yang mudah berkarat
jika berada di luar ruangan.

b. Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek,


fenomena, dan fakta. Konsep memiliki lima elemen atau unsur

Y
penting, yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh.

Konsep
Fisika
Menurut hukum
Fisika, benda cair
seperti bahan bakar
minyak (BBM)
M
M
secara otomatis akan
mengisi setiap celah
kosong dalam wadah, a b c
dalam hal ini adalah Sumber: shutterstock.com
tangki bahan bakar. Gambar 1.3 Konsep Fisika mengenai jarak partikel pada (a) zat padat yang
U

Dengan demikian, berdekatan, (b) zat cair yang agak berjauhan, dan (c) zat gas yang sangat berjauhan.
kebiasaan yang sering
dilakukan masyarakat c. Prinsip adalah pola umum atau generalisasi dari
saat mengisi bahan hubungan antara fakta dengan konsep.
bakar dengan
D

menggerakkan
kendaraan, tidak
ada manfaatnya.
Kebiasaan tersebut
akan berbahaya
karena gesekan
antara nozel pengisi
dan tangki dapat
memicu listrik statik di
mana memungkinkan
terjadi percikan api
sehingga memicu Sumber: shutterstock.com
kebakaran.
Gambar 1.4 Suatu logam akan mengalami pemuaian jika dipanaskan.

4 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


d. Hukum adalah prinsip-prinsip khusus atau spesifik yang
diterima secara meluas setelah dilakukan pengujian
berulang kali dan kebenarannya telah diakui dengan
didukung oleh bukti-bukti ilmiah.

Y
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.5 Ketika anak panah ditarik ke belakang dari tali busur (gaya aksi)
kemudian dilepaskan, anak panah tersebut bergerak ke depan (gaya reaksi).

M
Hal tersebut sesuai dengan hukum III Newton (Faksi = –Freaksi).

e. Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta,


konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam rumus kita
dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep
dan variabel-variabel. Pada umumnya, prinsip dan hukum
M
dapat dinyatakan secara matematis.
m1
Hukum Gravitasi
m2
Gm1m2
F=
r2
U

Bulan
D

Bumi
Sumber: pixabay.com

Gambar 1.6 Persamaan matematis dari gaya gravitasi Newton.

f. Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tidak dapat


langsung diamati, bersifat tentatif sampai terbukti tidak
benar dan diperbaiki. Contohnya, teori Newton mengenai
gravitasi dapat menjelaskan mengapa buah yang berada
di pohonnya dapat jatuh ke permukaan tanah.
g. Model sangat berguna untuk membantu memahami
suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu
memahami suatu teori.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 5


Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.7 Model-model atom yang berguna untuk membantu memahami teori atom.

2. Fisika sebagai Proses


Sains sebagai proses memberikan gambaran mengenai
pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan
Konsep dan menggunakan berbagai metode untuk menyelesaikan
Fisika berbagai masalah. Objek-objek dan kejadian-kejadian
alam itu harus diselidiki dengan melakukan eksperimen
Untuk mendapatkan
dan observasi serta dicari penjelasannya melalui proses
pengetahuan dari

Y
suatu fenomena pemikiran untuk mendapatkan alasan dan argumentasinya.
atau gejala alam, Pemahaman fisika sebagai proses adalah pemahaman
dibutuhkan proses mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam fisika
yang lama meliputi diperoleh, diuji, dan divalidasikan. Dari uraian tersebut,
pengamatan,
eksperimen, dan
analisis serta
memerlukan
pemikiran yang
terbuka dan kritis.
M
dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses
sangat berkaitan dengan fenomena, dugaan, pengamatan,
pengukuran, penyelidikan, dan publikasi. Dengan demikian,
pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil
mengembangkan keterampilan proses sains. Indikator
M
dari setiap keterampilan proses meliputi mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, mengajukan pertanyaan,
merumuskan hipotesis, merencanakan penyelidikan,
menafsirkan, dan mengomunikasikan.
a. Mengamati (observasi)
U

1) Memberi penjelasan apa yang diamati melalui


pengamatan kuantitatif atau kualitatif.
2) Mencatat persamaan, perbedaan, keteraturan, dan
membandingkan.
D

3) Membuat pengamatan dalam periode tertentu dan


mencatat hal-hal yang tidak sesuai.
4) Menjelaskan suatu pola.
b. Mengklasifikasi
1) Memberi urutan pada peristiwa yang terjadi.
2) Mencari persamaan dan perbedaan.
3) Menentukan kriteria dan menempatkan kelompok
berdasarkan kriteria dengan cara memilih dan
memisahkan dengan kelompok tertentu berdasarkan
ciri-cirinya yang ditemukan dalam pengamatan.

6 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


c. Mengukur
1) Memilih alat ukur yang sesuai dengan penelitian atau
percobaan yang akan dilakukan.
2) Menggunakan alat ukur dengan ketepatan tertentu dan
memastikan alat-alat tersebut berfungsi dengan baik.
3) Menemukan ketidakpastian pengukuran dengan
menggunakan aturan angka penting.
d. Mengajukan pertanyaan
1) Mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan sesuai
dengan penelitian.
2) Mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab
dengan penemuan ilmiah.
3) Merumuskan pertanyaan berlatar belakang hipotesis.

Y
e. Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diteliti sehingga kebenarannya harus diuji secara
empiris, yaitu sebagai berikut.

dan prinsip.
M
1) Menjelaskan pengamatan dalam terminologi konsep

2) Menggunakan penjelasan untuk membuat prediksi


dari masalah yang dapat diamati atau dibuktikan.
M
3) Merencanakan penelitian/percobaan.
f. Merumuskan masalah
1) Merancang cara melakukan pengamatan untuk
memecahkan masalah.
2) Memilih alat dan bahan yang sesuai dengan penelitian
U

atau percobaan yang hendak dilakukan.


3) Menentukan langkah-langkah percobaan secara teliti,
benar, dan maksimal.
4) Menentukan cara yang tepat untuk mengumpulkan
D

data sesuai dengan teknis atau proses yang telah


direncanakan sebelumnya.
g. Menginterpretasi/menafsirkan informasi
1) Menyimpulkan hasil penelitian atau percobaan yang
bersifat tentatif.
2) Membuat dan mencari pembenaran dari kesimpulan
sementara.
3) Membuat prediksi berdasarkan pola tertentu dan dari
hasil penelitian ini memunculkan penelitian-penelitian
terkait berikutnya.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 7


h. Berkomunikasi
1) Menjelaskan kegiatan secara lisan, menggunakan
diagram.
2) Menggunakan tabel, grafik, atau model untuk
menyajikan informasi.
3) Memilih cara yang paling tepat untuk menyajikan
informasi dengan menggunakan metode yang
tepat.
4) Menggunakan teknologi informasi yang tepat
atau menggunakan sumber tidak langsung untuk
memperoleh informasi.

Y
M
M
Sumber: pxhere.com

Gambar 1.8 Fisika sebagai proses dalam suatu laboratorium sains.

3. Fisika sebagai Sikap


U

Pemikiran dan argumentasi para ilmuwan dalam bekerja


menjadi rambu-rambu penting yang berkaitan dengan
hakikat fisika, yaitu fisika sebagai sikap (a way of thinking).
Pemikiran para ilmuwan sains termasuk fisika, dipandang
D

sebagai kegiatan kreatif karena ide-ide dan penjelasan dari


suatu gejala alam disusun dalam pikiran dan sikap. Dengan
demikian, setiap langkah dalam proses harus diiringi dengan
sikap ilmiah yang baik.
Adapun sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
ilmuwan antara lain sebagai berikut.
a. Seorang ilmuwan harus selalu memiliki rasa ingin tahu
dan suka bertanya tentang objek atau suatu peristiwa
serta peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Dalam pengambilan data, diperlukan sikap yang teliti
sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

8 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Sumber: shutterstock.com

Y
Gambar 1.9 Ketika melakukan pengukuran dalam percobaan diperlukan sikap
ketelitian agar menghasilkan data yang akurat dan presisi.

c. Seorang ilmuwan harus bersikap objektif ketika sedang


mengamati, melihat, atau merasakan suatu hal yang

M
berkaitan dengan percobaannya. Sikap ini juga dapat
diartikan jujur, seperti ketika penyajian data. Data yang
disajikan adalah data yang sebenarnya berdasarkan
pengamatan yang dilakukan.
d. Seorang ilmuwan dapat bertanggungjawab atas hasil
M
penelitiannya.
Konsep
e. Dalam membuat kesimpulan, seorang ilmuan tidak Fisika
tergesa-gesa sehingga diperlukan pemikiran yang kritis
dan kreatif. Berpikir kritis
merupakan
f. Seorang ilmuwan harus memiliki pikiran yang terbuka,
U

kemampuan berpikir
ditunjukkan dengan menghargai pendapat orang lain secara rasional
atau menghargai hasil penelitian orang lain yang tidak dengan mengamati
sesuai dengan hasil penelitiannya. Selain itu, dengan permasalahan secara
sikap terbuka juga seorang ilmuwan bisa menerima objektif sehingga
D

kritik dan saran dari orang lain. hasil yang didapatkan


g. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap tekun dan tidak tidak bias dan sesuai
dengan fakta yang
mudah putus asa dalam melakukan penelitian ketika
ada.
menghadapi kendala atau kegagalan.

B. Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau prosedur ilmiah merupakan suatu
cara sistematis yang digunakan untuk mengembangkan dan
menemukan suatu ilmu pengetahuan. Dengan adanya metode
ilmiah, pertanyaan-pertanyaan yang timbul terhadap suatu
fenomena atau gejala alam dapat terjawab dengan penalaran
dan pembuktian secara objektif melalui hasil penelitian.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 9


Namun, suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai penelitian
ilmiah jika memenuhi empat karakteristik berikut.

Objektif

01 Pengetahuan sesuai dengan objek yang diamati


dan didukung oleh fakta empiris, tidak didasarkan
atas persepsi peneliti atau orang lain.

Metodik
Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan
cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
02
Sistematik

03 Pengetahuan disusun dalam suatu sistem yang

Y
saling berkaitan dengan pengetahuan lainnya dan
merupakan satu kesatuan yang utuh.

Berlaku umum

M
Pengetahuan berlaku untuk semua orang, tidak perorangan
atau kelompok tertentu dengan cara eksperimen yang
sama dan memperoleh hasil yang sama. 04
M
U
D

Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.10 Salah satu pemicu lahirnya suatu ilmu pengetahuan karena adanya
rasa ingin tahu yang tinggi terhadap berbagai kejadian atau gejala alam.

1. Unsur-Unsur Metode Ilmiah


Unsur-unsur metode ilmiah adalah pengulangan lima
langkah berikut.
a. Karakteristik (pengamatan dan pengukuran).

10 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


b. Hipotesis penjelasan teoritis yang merupakan dugaan atas
hasil pengamatan dan pengukuran.
c. Prediksi berupa penjabaran secara logis dari hipotesis.
d. Eksperimen merupakan pengujian dari pengamatan,
pengukuran, dan hipotesis.
e. Evaluasi dan pengulangan berupa simpulan hasil dari
semua langkah sebelumnya.

2. Kriteria Metode Ilmiah


Kriteria metode ilmiah adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan fakta.
b. Bebas dari prasangka dan tidak bersifat pertimbangan
subjektif.

Y
c. Menggunakan prinsip analisis dengan menggunakan
pemecahan secara logis.
d. Perumusan masalah yang dimulai dengan menyusun
hipotesis sehingga dapat mencapai sasaran dengan tepat
dan akurat. M
e. Menggunakan ukuran yang objektif.
f. Menggunakan teknik kuantitatif atau kualitatif.
M
3. Karakteristik Metode Ilmiah
Bersifat logis Bersifat empiris
U

02 04
D

01 03 05
Bersifat kritis Bersifat objektif Bersifat konseptual
dan analitis

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 11


Konsep 4. Langkah-langkah Metode Ilmiah
Fisika Suatu produk fisika yang dapat berupa teori dan hukum
dapat diperoleh melalui metode ilmiah dengan langkah-
Pada dasarnya,
proses ilmiah langkah seperti berikut.
merupakan suatu a. Merumuskan masalah
proses yang berulang.
Suatu masalah dapat timbul karena adanya pengamatan
Dengan demikian,
suatu penelitian akan terhadap gejala-gejala atau kejadian-kejadian yang ada di
akurat secara ilmiah lingkungan sekitar sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan
jika penelitian tersebut seperti mengapa, apa, dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
dilakukan berulang Dengan demikian, langkah ini dilakukan agar memperjelas dan
kali yang dapat mengetahui batasan masalah yang akan diteliti.
dilakukan oleh peneliti
yang melakukan atau b. Mengumpulkan informasi atau kajian pustaka
orang lain. Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai

Y
informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang
diteliti. Informasi yang dikumpulkan melalui kajian pustaka
diperoleh dari berbagai literatur seperti dari buku atau situs
ilmiah di internet. Informasi tersebut dijadikan acuan dalam

M
penelitian yang akan dilakukan.
c. Menyusun hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara
tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam penelitian,
kemudian kebenarannya harus diuji dengan melakukan
M
eksperimen atau percobaan.
d. Merancang dan melakukan eksperimen
Eksperimen dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang telah disusun sebelumnya. Namun sebelum
U

melakukan eksperimen, Anda perlu menentukan variabel


eksperimen. Variabel atau peubah merupakan objek penelitian
yang dapat menentukan hasil penelitian. Varibel ini dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu variabel bebas (independent variable),
variabel terikat (dependent variable), dan variabel kontrol
D

(control variable).

Variabel bebas Variabel terikat Variabel kontrol

Variabel yang dapat


diubah secara bebas Variabel yang diteliti dan
Variabel yang harus
oleh Anda. Perubahan perubahan pada variabel
dipertahankan tetap
yang terjadi pada varibel ini bergantung pada
selama penelitian
ini bertujuan untuk variabel bebas. Ketika
sehingga tidak
mengetahui pengaruhnya variabel bebas berubah,
memengaruhi variabel
terhadap perubahan variabel terikat juga akan
terikat.
variabel lain, yaitu berubah.
variabel terikat.

12 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Selain itu, agar menghasilkan penelitian yang maksimal
maka sebelum melakukan eksperimen pastikan instrumen
(alat) yang akan digunakan telah tersedia sesuai dengan
fungsinya dan siap digunakan. Hal ini dilakukan untuk
menunjang kelancaran dari eksperimen sehingga diperoleh
data yang akurat.
e. Menganalisis data
Dari hasil eksperimen, akan diperoleh data-data yang
selanjutnya dapat diolah dan dianalisis. Data-data tersebut
dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram alur, atau
peta konsep. Selanjutnya, data dapat dianalisis kuantitatif,
kualitatif, statistik, maupun deskriptif. Dengan menganalisis data
hasil eksperimen, akan diketahui kebenaran dari hipotesis yang
telah disusun sebelumnya. Jika hasil analisis tidak mendukung

Y
hipotesis yang telah disusun, bukan berarti penelitian yang
dilakukan salah. Namun, bisa saja hipotesis yang dirumuskan
tidak sesuai sehingga perlu dilakukan perubahan.
f. Membuat simpulan
M
Simpulan merupakan pernyataan singkat yang
menjelaskan hasil analisis data yang dihubungkan
dengan hipotesis. Terdapat dua kemungkinan simpulan,
yaitu hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Pertama,
hipotesis yang sudah disusun sebelumnya dapat diterima
M
Sumber: shutterstock.com
jika hasil ekperimennya sesuai dengan hipotesis. Kedua,
Gambar 1.11 Alat-alat
hipotesis ditolak jika hasil eksperimennya tidak sesuai
laboratorium yang lengkap dapat
dengan hipotesis yang telah disusun. menunjang keberhasilan dari
g. Menulis laporan ilmiah kegiatan penelitian.
U

Suatu penelitian dapat bernilai ilmiah jika hasil penelitian


yang dilakukan dipublikasikan dalam bentuk jurnal agar
diketahui oleh orang lain. Kerangka tulisan dari suatu laporan
ilmiah disusun secara sistematis meliputi judul penelitian,
abstrak, pendahuluan, landasan teori, bahan dan metode
D

penelitian, hasil data eksperimen dan pembahasan, simpulan,


serta daftar pustaka.

C. Keselamatan Kerja di Laboratorium


Dalam melakukan penelitian, terkadang kita harus
bekerja di laboratorium untuk melakukan eksperimen.
Laboratorium merupakan salah satu tempat yang memiliki
risiko untuk menimbulkan kecelakaan. Adapun jenis-jenis
bahaya yang dapat terjadi saat bekerja di laboratorium,
antara lain sengatan listrik, kebakaran, luka akibat terkena
pecahan kaca, iritasi pada kulit karena terkena zat kimia,

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 13


dan ledakan akibat penggunaan zat kimia yang reaktif.
Aplikasi Dengan demikian, untuk mengurangi kecelakaan saat
bekerja di laboratorium diperlukan pemahaman terhadap
Fume hood adalah prosedur-prosedur yang berkaitan dengan keselamatan
lemari asam untuk
kerja di laboratorium.
menjaga suhu udara
tetap stabil dan Adapun hal-hal yang harus Anda perhatikan agar ketika
melindungi zat kimia bekerja di laboratorium berjalan dengan aman adalah
ataupun larutan kimia sebagai berikut.
yang memiliki tingkat a. Ikuti semua petunjuk yang telah dituliskan dengan tepat
konsentrasi keasaman
dalam melakukan eksperimen.
yang tinggi. Para
peneliti membutuhkan b. Lakukan eksperimen yang telah diizinkan oleh guru. Jika
fume hood untuk Anda mengalami kesulitan, selalu bertanya dan meminta
memindahkan zat bantuan kepada guru atau petugas laboratorium.
kimia, khususnya yang c. Lindungi diri Anda dengan menggunakan perlengkapan

Y
memiliki kandungan seperti gambar berikut.
asam berkonsentrasi
Gunakan kacamata untuk
tinggi ke dalam
melindungi mata Anda saat bekerja
sebuah wadah. menggunakan zat yang berbahaya.

Gunakan masker agar tidak


menghirup zat kimia dan gas
berbahaya yang terbentuk saat
melakukan eksperimen.
M
M
Gunakan sarung tangan
untuk melindungi tangan
saat mengambil bahan kimia
yang berbahaya. Selain itu,
lindungi juga kaki Anda dengan
menggunakan kaos kaki dan
sepatu.
U
D

Gunakan jas laboratorium untuk


melindungi pakaian dan tubuh kita dari
zat tertentu yang berbahaya.

Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.12 Alat pelindung diri yang digunakan saat bekerja di laboratorium.

d. Hati-hati untuk tidak menumpahkan zat-zat kimia di


laboratorium. Jika ada zat kimia yang tumpah, segara
tanyakan kepada guru atau petugas laboratorium mengenai
prosedur untuk membersihkan tumpahan tersebut.
e. Hindari mencampurkan zat-zat kimia yang berbeda tanpa
bertanya atau perintah dari guru.

14 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


f. Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah bekerja di
laboratorium.
g. Jangan makan dan minum di dalam laboratorium.
h. Bersihkan meja kerja setelah melakukan eksperimen dan
letakkan kembali alat-alat yang digunakan pada tempat
semula.
i. Pastikan tangan Anda selalu kering saat memasang kabel
listrik agar terhindar dari sengatan listrik.
j. Jangan menghubungkan banyak peralatan listrik pada
stopkontak.
Selain itu, ketika Anda bekerja di laboratorium sangat
memungkinkan menggunakan zat-zat kimia. Zat-zat kimia
tersebut ditempatkan dalam wadah yang diberi nama jelas
dan lambang. Lambang-lambang itu memberikan informasi

Y
mengenai peringatan berbahaya dari zat-zat tersebut
sehingga kita dapat berhati-hati saat menggunakannya.
Berikut adalah beberapa lambang bahaya yang perlu Anda
pahami.

Lambang
M
Tabel 1.1 Contoh lambang-lambang bahaya yang terdapat pada wadah zat kimia.
Keterangan
Jauhkan zat kimia yang
diberikan lambang ini dari panas
Contoh Zat
Bensin, kerosin
M
dan nyala api karena zat kimia
ini mudah terbakar.

Zat kimia yang diberi lambang TNT, Amonium


U

ini mudah meledak jika terkena nitrat


benturan, nyala api, atau panas.
D

Lambang ini menandakan zat Fenol, uap


kimia yang dapat mengiritasi bromin
sehingga hindari kontak dengan
kulit atau mata dan hindari
terhirup.

Zat kimia dengan lambang ini Asam sulfat,


bersifat korosif atau berkarat asam klorida,
dan dapat merusak jaringan asam nitrat
hidup. Oleh karena itu, hindari
zat ini kontak dengan mata atau
kulit.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 15


Lambang Keterangan Contoh Zat
Zat kimia yang diberikan Sianida,
lambang ini adalah zat kimia metanol, klorin
beracun. Zat kimia ini dapat
mengganggu kesehatan dan
menyebabkan kematian sehingga
kita dilarang untuk menghirup,
menelan, atau menyentuhnya
tanpa menggunakan alat
pelindung diri.
Zat kimia ini berbahaya bagi Merkuri, timbel
lingkungan sehingga dilarang
untuk membuang zat kimia ini
sembarangan karena dapat
membahayakan makhluk hidup

Y
dan lingkungan.
Zat kimia ini merupakan Uranium,
zat radioaktif yang dapat plutonium,
memancarkan radiasi dan radium

M sangat berbahaya bagi manusia


sehingga hindari kontak dengan
zat ini dalam jarak yang dekat.

Adapun usaha atau tindakan yang dapat dilakukan


Sumber: shutterstock.com
M
untuk mencegah kecelakaan di laboratorium, di antaranya
menyediakan berbagai alat seperti ember berisi pasir untuk
menanggulangi kebakaran dengan nyala api yang kecil,
alat pemadam kebakaran, kotak P3K untuk memberikan
pertolongan pertama.
U

Kegiatan 1.1
D

Judul : Lambang-lambang di Laboratorium


Tujuan : Memahami arti lambang-lambang bahaya di laboratorium.
Cara Kerja :
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 3−5 peserta didik.
2. Amati lambang-lambang yang terdapat pada beberapa zat kimia berikut.

a b c d e

16 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


f g h i j
Sumber: shutterstock.com

3. Analisislah arti dan penanggulangannya setiap lambang bahaya pada zat kimia tersebut.
4. Presentasikan hasilnya di depan guru dan teman-teman Anda.

D. Peran Fisika dalam Kehidupan


Fisika merupakan salah satu cabang sains yang
mempelajari tentang sifat-sifat materi beserta interaksi antara
materinya. Ilmu fisika terbentuk berdasarkan fakta bukan Aplikasi
berdasarkan pendapat atau opini, di mana fakta-fakta tersebut

Y
didapatkan dari hasil data penelitian. Oleh karena eratnya Volumetric load
scanner merupakan
hubungan ilmu fisika dengan kehidupan manusia, banyak sekali
alat yang dapat
penerapan dari ilmu fisika yang baik kita sadari ataupun tidak menggantikan
telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
M
penerapan teknologi. Apakah Anda tahu manfaat mempelajari
ilmu fisika? Salah satu manfaat mempelajari ilmu fisika adalah
dapat mempermudah pekerjaan manusia dengan adanya alat-
alat canggih. Alat-alat itu merupakan hasil penerapan ilmu
fisika yang diimplementasikan dalam teknologi yang canggih.
jembatan timbang
untuk mengukur
berat muatan dari
truk. Cara kerja
alat ini dengan
mengumpulkan
M
titik-titik jarak yang
Salah satu pembahasan mendasar dalam fisika yang kemudian menjadi
memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu matriks. Matriks
pengetahuan adalah pengukuran. Hal tersebut karena objek menghasilkan point
fisika yang didapatkan dari hasil data penelitian yang diamati cloud yang mampu
oleh para ilmuwan adalah nyata, yaitu teramati oleh indera dan menghitung volume
U

dapat terukur. Kegiatan pengukuran berarti membandingkan barang.


besaran objek yang tidak diketahui ukurannya dengan besaran
objek lain yang telah diketahui ukuran dan dijadikan acuan.
D

Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.13 Salah satu kegiatan pengukuran yang terjadi di pasar tradisional.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 17


Kegiatan pengukuran banyak Anda temui dalam kehidupan
sehari-hari karena kegiatan ini telah memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, apapun bidang profesinya
dan apapun kepentingannya. Sebagai contoh, pada aktivitas
jual beli yang dilakukan di pasar, seberapa banyak sayur yang
dibeli perlu diukur dengan menggunakan timbangan. Berikut
beberapa contoh kegiatan pengukuran yang tanpa disadari telah
kita lakukan atau sering kita amati dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bidang kesehatan Anda akan menemukan kegiatan
pengukuran, contohnya ketika dokter mengukur dosis obat
yang tepat untuk diberikan kepada pasien, pengukuran
suhu badan menggunakan termometer, dan pengukuran
tekanan darah dengan tensimeter. Jika terjadi kesalahan
a pengukuran, dapat membahayakan nyawa pasiennya.
Selain itu, seorang ahli gizi perlu memperhitungan

Y
jumlah kalori yang harus dikonsumsi pasiennya agar
dapat melakukan diet dengan aman dan sehat. Dengan
demikian, nutrisi yang dikonsumsi pasien dapat tetap
terjaga meskipun sedang menjalani program diet.
b
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.14 Contoh


pengukuran di bidang kesehatan
antara lain (a) pengukuran
M Pada bidang logistik, contoh kegiatan pengukuran
dapat Anda temukan ketika ingin mengirim barang. Pihak
ekspedisi harus menghitung massa dan volume dari
barang yang akan dikirim serta menghitung jarak tempuh
pengiriman barang. Hal tersebut untuk mengetahui biaya
M
suhu tubuh dan (b) pengukuran
yang harus dibayarkan oleh konsumen. Jika terdapat
tekanan darah.
kesalahan, misalnya jumlah barang berlebih dimuat pada
kendaraan, dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas sehingga
perlu diperhitungkan dengan baik.
U
D

Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.15 Contoh pengukuran pada bidang transportasi.


Kegiatan pengukuran pada bidang transportasi, contohnya
saat membeli bensin di stasiun pengisian bensin. Volume bensin
sebagai bahan bakar kendaraan perlu diukur untuk mengetahui
biaya yang dikeluarkan oleh konsumen.

18 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Salah satu contoh kegiatan pengukuran pada bidang
industri adalah dalam penggunaan energi listrik. Perusahaan
Listrik Negara (PLN) merupakan industri BUMN yang
mengelola kebutuhan listrik di Indonesia. PLN memerlukan
biaya untuk menjalankan proses pembangkitan dan penyaluran
listrik. Oleh karena itu, PLN akan menghitung jumlah energi
listrik (dalam satuan kWh) yang digunakan oleh masyarakat
menggunakan kWh meter. Alat tersebut dipasang di setiap
rumah. kWh meter merupakan alat penghitung besar energi
listrik yang dipakai sehingga kita dapat mengetahui biaya listrik
yang harus dibayarkan kepada PLN setiap bulannya.

Y Sumber: shutterstock.com
M
Gambar 1.16 kWh meter sebagai penghitung besar energi listrik yang
kita gunakan.
M
Contoh-contoh di atas menggambarkan bahwa pengukuran
merupakan kegiatan sangat penting bagi kita untuk mempelajari
dan memahami ilmu pengukuran untuk menghindari kecurangan.
Selain itu, secara dinamis ilmu Fisika juga mampu
U

berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain sehingga dapat menghasilkan


suatu produk yang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia.
Dengan demikian, ilmu Fisika juga cukup berkontribusi besar Konsep
dalam menunjang kemajuan teknologi di berbagai bidang. Fisika
Pertama, peran Fisika dalam bidang kesehatan. Norwegia
D

Fenomena alam polar


merupakan salah satu negara yang letaknya berada di night terjadi saat
kutub utara. Fenomena alam yang sering terjadi di negara musim dingin akibat
kutub, salah satunya adalah aurora atau polar night. Polar kemiringan poros
Bumi. Kemiringan
night merupakan fenomena di mana Matahari tidak akan
tersebut yang
terbit dalam jangka waktu tertentu. Untuk sebagian orang, membuat tidak ada
keadaan tersebut dapat menimbulkan stres karena tidak cakram Matahari
terbiasa dengan keadaan tersebut. Salah satu cara untuk terlihat di atas
mengatasi hal itu adalah dengan menjalani terapi gelombang cakrawala sehingga
ultraviolet. Terapi ini dilakukan untuk mengatasi depresi mengakibatkan waktu
musiman atau SAD (seasonal affective disorder). Kondisi ini malam terjadi selama
terjadi ketika seseorang mengalami depresi selama musim 24 jam.
tertentu, terutama saat musim dingin.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 19


Keadaan polar night dapat menyebabkan kekurangan
paparan sinar Matahari sehingga mengakibatkan gangguan
irama sirkadian dan ketidakseimbangan hormon. Melalui
terapi gelombang ultraviolet, penderita SAD akan memperoleh
paparan sinar dari cahaya buatan untuk menggantikan sinar
Matahari.
Kedua, peran Fisika dalam bidang astronomi. siapa
yang tidak pernah mendengar istilah black hole? Black hole
atau lubang hitam adalah objek paling misterius di alam
semesta. Black hole mampu menarik semua benda yang ada
di sekitarnya, bahkan yang memiliki kecepatan setara dengan
kecepatan cahaya. Jika kecepatan cahaya adalah c = 3 × 108 m/s,
dapatkah Anda bayangkan seberapa kuat tarikan black hole?
Namun, pada tahun 2019 para ilmuwan berhasil mengambil
potret visual black hole yang jika diperhatikan berbentuk seperti

Y
donat. Pengambilan gambar black hole ini memanfaatkan ilmu
Fisika, khususnya gelombang elektromagnetik.

M
M
U

Sumber: commons.wikimedia.org

Gambar 1.17 Black hole atau lubang hitam.

Black hole yang sukses dipotret Event Horizon Telescope


D

berada di pusat galaksi Messier 87 (M87), galaksi yang


berjarak sekitar 54 juta tahun cahaya dari Bumi. Teleskop
yang memotret black hole hanya menangkap gelombang
radio, memanfaatkan sinar-X, inframerah, hingga gelombang
radio, dengan teknik bernama "astronomical interferometry".
Dengan teknik tersebut, gelombang radio dari black hole, yang
hanya berukuran 1,3 mm ditangkap dan diubah menjadi sinyal
elektronik.
Cahaya yang ditangkap sensor kamera seperti CCD
atau CMOS memiliki gelombang radio antara 400−700 nm.
Gelombang itu berada di antara kemampuan gelombang

20 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


inframerah dan gelombang ultraviolet. Untuk dapat memotret
objek yang begitu kecil, ilmuwan menggunakan delapan
teleskop yang berada di lima benua. Dengan teknik khusus,
kedelapan teleskop itu seakan-akan menciptakan satu teleskop
besar, seukuran Bumi. Hasil potretannya bukan berupa file
berekstensi .JPEG atau .RAW, melainkan data gelombang radio
yang menurut Dan Marrone, ahli astronomi Event Horizon
Telescope, berukuran setara dengan 5.000 tahun file .mp3.
Ketiga, peran Fisika dalam bidang transportasi. Transportasi
menjadi aspek penting dalam era globalisasi seperti sekarang.
Mobilitas manusia semakin cepat dan membutuhkan
transportasi yang efisien untuk memenuhi aktivitas manusia
akibat revolusi industri 4.0. Beberapa penerapan ilmu Fisika
dalam menciptakan yang dapat terhubung di berbagai Aplikasi
bidang kehidupan manusia.

Y
Kereta maglev
Dalam industri penerbangan, peran ilmu Fisika merupakan kereta
dapat ditemukan salah satunya dalam pembuatan sayap tercepat saat ini
aerodinamis pesawat terbang. Sayap pesawat terbang yang memanfaatkan
memiliki peran penting ketika lepas landas dan melayang
M
di udara. Sayap pesawat terbang dapat menahan pesawat
di udara sebab menghasilkan gaya angkat pesawat dari
modifikasi tertentu menggunakan prinsip fisika, yaitu
hukum Bernoulli. Sebagai bentuk perkembangan teknologi,
insinyur Airbus mengembangkan model pesawat pertama
gaya magnetik untuk
menghilangkan
gesekan antara kereta
dan rel sehingga
kereta dapat melaju
tanpa adanya
M
hambatan gaya gesek
dengan ujung sayap yang diartikulasikan, yang mengepak dari permukaan rel.
selama penerbangan. Terobosan ini mungkin benar-
benar mengubah desain sayap pesawat terbang di masa
depan. Airbus mengambil inspirasi dari desain alami dan
mengembangkannya sehingga penemuannya disebut sayap
U

semi-aeroelastik. Inovasi ini bertujuan untuk mengurangi


bobot sayap dan mengatasi efek turbulensi dan hembusan
angin pada pesawat terbang.
Selain itu, peran fisika dalam bidang transportasi terdapat
D

pada hoverboard. Apakah Anda pernah mendengarnya?


Hoverboard adalah kombinasi dari budaya Amerika, yaitu
skateboard dan teknologi modern yang memungkinkan
skateboard itu melayang. Hoverboard bekerja menggunakan
prinsip hubungan antara superkonduktor dan medan
magnetik. Perangkat Lexus hoverboard harus diletakkan di
atas track magnet dengan meletakkan papan kayu di bawah
hoverboard untuk menentukan sejauh mana hoverboard dapat
melayang. Semakin banyak papan kayu yang digunakan,
semakin tinggi hoverboard dapat melayang. Namun, ketinggian
maksimum hoverboard dapat melayang adalah ±7,6 cm.
Namun, hoverboard memang belum dijual secara umum.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 21


Hal itu karena superkonduktor hanya bisa melayang di atas
medan magnetik sehingga hoverboard tidak dapat digunakan
di sembarang tempat. Saat ini, perusahaan pengembang baru
membangun track hoverboard di Barcelona.

Y
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.18 Hoverboard yang menggunakan prinsip hubungan superkonduktor dan

Konsep
Fisika

M
medan magnetik.

Terakhir, peran Fisika dalam bidang teknologi digital.


Salah satu dampak adanya perkembangan teknologi
informasi adalah manusia menjadi ketergantungan dengan
penggunaan smartphone. Hal itu karena dari perangkat ini
M
dapat memberikan informasi secara cepat dan efisien. Salah
Selain untuk penunjuk satu fitur yang esensial dalam smartphone adalah layanan
lokasi, teknologi internet dan fitur GPS (Global Positioning System). GPS
GPS sekarang adalah sistem navigasi yang menggunakan sinyal satelit
diterapkan untuk dalam penggunaannya. Dengan adanya GPS, pengguna
U

menjalankan mobil smartphone dapat mengetahui koordinat dari pengguna,


tanpa pengemudi. yaitu berupa data latitude dan longitude.
Proyek mobil otomatis
(autonomous car) GPS adalah salah satu teknologi mutahir penerapan
tersebut nantinya teori relativitas Einstein. Teori relativitas dari Einstein dibagi
D

akan diusahakan menjadi relativitas khusus dan umum. Relativitas khusus


agar dapat bergerak muncul pertama kali dan membahas tentang kecepatan
menuju lokasi tujuan cahaya yang bersifat konstan bagi setiap orang. Teori
dengan pengarahan
relativitas menganggap ruang dan waktu tidak bersifat
dari GPS secara real
mutlak, tetapi keduanya bersifat relatif. Materi ini akan Anda
time tanpa menabrak
kendaraan lainnya. pelajari lebih lanjut di kelas XII. Pusat informasi GPS adalah
satelit yang dikembangkan berdasarkan teori relativitas.
Meskipun satelit tidak bisa mengikuti kecepatan cahaya, tetapi
satelit sangat cepat dalam teknologi yang ditemukan manusia
untuk memberikan sinyal ke stasiun di Bumi. Berdasarkan teori

22 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


relativitas, pergerakan detik di Bumi lebih lambat daripada
di satelit karena pengaruh gravitasi. Peranan teori relativitas
sangat besar sekali dalam teknologi GPS untuk meningkatkan
keakuratan pengukuran posisi objek di permukaan Bumi. Tanpa
peranan teori relativitas khusus dan umum, kemungkinan
teknologi GPS tidak dapat digunakan.

Y

M
Gambar 1.19 Pemanfaatan GPS sebagai navigasi
Sumber: shutterstock.com

Seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu Fisika akan


memiliki banyak peran dalam kehidupan manusia. Tidak hanya
pada bidang-bidang yang disebutkan di atas saja, tetapi di
M
semua bidang apapun dapat diterapkan. Hanya saja dalam
mengaplikasikannya, ilmu ini membutuhkan sumber daya
manusia yang unggul, tidak hanya unggul dari segi intelektual
saja, tetapi juga pada sikap, karakter diri, dan kepribadian.
Dengan adanya sikap yang baik maka manusia mampu
U

mengaplikasikan ilmu ini pada tempatnya.

E. Pengukuran Besaran dan Satuan


Dalam ilmu Fisika dan teknologi selalu dilakukan
D

pengukuran besaran fisis, seperti panjang, massa, waktu,


jarak, kecepatan, kuat arus listrik, dan tegangan listrik.
Pengukuran besaran fisis merupakan pembandingan
besaran tersebut dengan besaran serupa yang telah
didefinisikan secara tepat. Misalnya, ketebalan sebuah
buku dapat diukur dengan membandingkan tebal buku Sumber: shutterstock.com

dengan jarak antara dua garis yang berdekatan pada Gambar 1.20 Kegiatan mengukur
mistar sebesar 1 mm. Jika angka pembanding yang dilakukan untuk menentukan
diperoleh 15, artinya tebal buku = 15 × 1 mm = 15 mm. suatu besaran fisika tertentu.
Jadi, komponen hasil suatu pengukuran ada dua, yaitu
nilai pembanding dan satuan yang digunakan.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 23


Skala terkecil mistar = 0,1 cm
Konsep
Fisika
Dalam setiap
pengukuran selalu
terjadi ketidakpastian
nilai yang disebabkan
adanya nilai skala
terkecil, ketidakpastian a
sistem, ketidakpastian Sumber: shutterstock.com
acak, dan keterbatasan 5,3 cm
5,5 cm Benar 5,1 cm
keterampilan Salah Salah
pengamat.

Y
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
b
Sumber: dokumen penerbit

Gambar 1.21 (a) Alat ukur mistar memiliki skala terkecil, yaitu 1 mm atau
0,1 cm dan (b) cara membaca alat ukur yang tepat agar diperoleh hasil

M
pengukuran yang akurat.

Dalam setiap pengukuran selalu terjadi ketidakpastian


nilai yang didapatkan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor seperti berikut.
1. Nilai skala terkecil, pada setiap alat ukur selalu terdapat
M
nilai skala terkecil. Misalnya, nilai skala terkecil dari
mistar adalah 1 mm, maka besaran panjang yang kurang
dari 1 mm tidak dapat ditentukan secara pasti.
2. Ketidakpastian sistem pengukuran adalah sebagai
berikut.
U

a. Kesalahan kalibrasi (pemberian nilai skala ketika alat


dibuat ternyata kurang tepat).
b. Kesalahan titik nol (sebelum alat digunakan ternyata
tidak menunjukkan angka nol atau jarum tidak kembali
D

ke titik nol ketika diatur ulang).


c. Kelelahan alat (neraca pegas menjadi tidak akurat
karena setelah lama digunakan, pegas tidak dapat
kembali ke bentuk semula).
d. Kesalahan paralaks (kesalahan arah pandang) dalam
membaca skala.
3. Ketidakpastian acak, dalam pengukuran ketidakpastian
acak adalah sebagai berikut.
a. Gerak Brown molekul udara mengganggu penunjukan
jarum alat yang sangat halus dan berbasis
mikroskopik.

24 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


b. Fluktuasi tegangan jaringan listrik dapat mengganggu
alat-alat listrik.
c. Noise (gangguan bising) dari alat-alat elektronik.
4. Keterbatasan keterampilan pengamat, peralatan yang
semakin canggih dan kompleks seperti mikroskop
elektron, osiloskop, spektrometer, pencacah partikel
menuntut keterampilan yang lebih dari pengguna atau
pengamat.

F. Kesalahan pada Hasil Pengukuran


Dengan adanya ketidakpastian pada pengukuran, hasil
pengukuran besaran fisis dituliskan sebagai berikut.

x ± ∆x (1−1)

Y
dengan
x = besaran fisis yang diukur, dan
∆x = ketidakpastian pada pengukuran.
M
Cara penulisan tersebut mengandung arti bahwa nilai
x yang sebenarnya ada dalam daerah antara (x – ∆x) dan
(x + ∆x).
Penentuan nilai ketidakpastian ∆x pada pengukuran
M
bergantung pada cara pengukuran dan jenis alat ukur yang
digunakan. Dalam pengukuran, digunakan dua alat ukur yang
berbeda, yaitu sebagai berikut.
1. Alat ukur dengan skala analog terdiri dari dua jenis, yaitu
alat ukur tanpa skala nonius, contohnya mistar dan alat
U

ukur dengan skala nonius, contohnya jangka sorong dan


mikrometer sekrup.
2. Alat ukur dengan skala digital, seperti stopwatch dan neraca
digital.
D

Ada dua cara pengukuran yang dijelaskan sebagai


berikut.

1. Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang hanya
dilakukan satu kali saja. Ada beberapa macam pengukuran
tunggal, yaitu sebagai berikut.
a. Pengukuran tunggal tanpa skala nonius
Pengukuran tunggal menggunakan alat berskala analog
tanpa skala nonius mempunyai nilai ketidakpastian setengah
dari nilai skala terkecil.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 25


1
∆x = × nst (1−2)
2
dengan
∆x = nilai ketidakpastian dan
nst = nilai skala terkecil.
b. Pengukuran tunggal dengan skala nonius
Alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup memiliki
skala utama dan skala nonius.
1) Jangka sorong
Rahang atas

Konsep Skala utama


Fisika

Y
Nilai skala terkecil
Pengukur
(nst) adalah nilai skala Rahang Rahang
kedalaman
yang menunjukkan tetap geser
(Gurat)
tingkat ketelitian
suatu alat ukur untuk
mengukur suatu
benda tertentu.
M Rahang bawah
a
M
b
U

Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.22 (a) Bagian-bagian jangka sorong dan (b) posisi skala pada
jangka sorong saat belum digunakan.

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur


Pindailah ketebalan pelat, diameter dalam pipa, dan diameter luar pipa.
D

QR code berikut
untuk mengakses Saat jangka sorong menunjukkan nilai nol (Gambar 1.22(b)),
video materi garis nol pada skala utama berimpit dengan garis nol pada
pengukuran skala nonius. Nilai satu skala nonius dapat dirumuskan sebagai
menggunakan berikut.
jangka sorong.
SU
SN = (1−3)
N
dengan
SN = nilai satu skala nonius,
SU = nilai satu skala utama, dan
N = banyaknya skala nonius.

26 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Untuk jangka sorong seperti pada Gambar 1.22, nilai satu
skala utamanya adalah 0,1 cm atau 1 mm dan ada 10 skala
nonius untuk jangka sorong tersebut.
S U = 0,1 cm = 1 mm
N = 10
SU 0,1 cm
S N = = = 0,01 cm = 0,1 mm
N 10
Dengan demikian, ketelitian alat ukur jangka sorong adalah
0,01 cm atau 0,1 mm. Ketidakpastian pengukuran tunggal
menggunakan alat ukur bernonius adalah sama dengan nilai
skala noniusnya.
1 1
∆x = × nst = × 0,1 mm = 0,5 mm = 0,005 cm (1−4)
2 2

Y
2) Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur
tebal selembar kertas atau diameter kawat tembaga yang Aplikasi
sangat halus. Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu
M
skala utama dan skala nonius. Skala nonius mikrometer
sekrup terdiri atas 50 skala. Skala utama ditunjukkan oleh
silinder pada lingkaran dalam, sedangkan skala nonius
ditunjukkan oleh selubung pada lingkaran luar.
Jika selubung lingkaran luar diputar satu kali putaran
Opisometer
merupakan alat
yang digunakan
untuk mengukur
panjang garis yang
M
melengkung pada
penuh, skala utama akan berubah 0,5 mm sehingga satu peta. Umumnya
skala nonius nilainya adalah sebagai berikut. opisometer dilengkapi
dengan skala
SU 0,5 mm
SN = = = 0,01 mm (1−5) tertentu yang sudah
N 50 terkalibrasi dengan
U

panjang yang
Ketidakpastian pengukuran tunggal menggunakan
sebenarnya.
mikrometer sekrup adalah sebagai berikut.
1 1
∆x = × nst = × 0,01 mm = 0,005 mm (1−6)
2 2
D

Rahang geser Skala


Rahang
nonius
tetap

Skala
utama Pemutar

Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.23 Bagian-bagian mikrometer sekrup.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 27


c. Pengukuran tunggal dengan skala digital
Pengukuran tunggal menggunakan alat berskala digital
dilakukan satu kali dengan nilai ketidakpastian diambil sama
dengan nilai skala terkecil alat yang dipakai.

∆x = 1 ± nst (1−7)

dengan
∆x = nilai ketidakpastian dan
nst = nilai skala terkecil.

2. Pengukuran Berulang
Pengukuran berulang dalam suatu percobaan akan
memperoleh hasil yang lebih baik atau mendekati nilai

Y
yang sebenarnya. Dengan melakukan pengukuran berulang,
diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih akurat dari
pengukuran suatu besaran fisis. Semakin banyak suatu nilai
dihasilkan dalam pengukuran berulang, semakin yakin akan
M
kebenaran nilai tersebut, atau hasilnya mendekati nilai yang
sebenarnya.
Misalnya, seorang peserta didik melakukan pengukuran
diameter pipa sebanyak n kali pada keadaan yang sama dengan
hasil pengukuran x1, x2, x3, . . ., xn.
M
x1 + x2 + . . . + xn ∑x
x = atau x = i (1−8)
n n

dengan
U

i = 1, 2, 3, . . ., n,
x = nilai rata-rata hasil pengukuran, dan
n = banyak pengukuran.
D

Nilai ketidakpastian dari pengukuran berulang didapatkan


dari simpangan baku nilai rata-rata pengukuran yang
disebut deviasi standar rata-rata sampel. Simpangan baku
(S) dinyatakan dengan persamaan berikut.

1 n∑xi2 – (∑xi)2 (1−9)


S =
n n–1

dengan
S = simpangan baku atau deviasi standar rata-rata.

28 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Hasil pengukuran berulang dapat dinyatakan dengan
notasi berikut.

x ±S (1−10)

Kegiatan 1.2

Judul : Pengukuran Berulang


Tujuan : Memahami pengukuran berulang.
Cara Kerja :
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 10 peserta didik.

Y
2. Amati sekeliling Anda, kemudian temukan satu benda yang berbentuk lingkaran.
3. Siapkan alat ukur mikrometer sekrup yang akan digunakan untuk mengukur diameter dari
benda tersebut.
4. Lakukan pengukuran diameter dari benda yang Anda temukan secara bergantian (1 peserta
didik sekali pengukuran).

No.
1.
M
5. Catat hasil pengukuran yang diperoleh dalam bentuk tabel seperti berikut.
Diameter (mm) d 2(mm2)
M
2.
3.
4.
5.
U

6.
7.
8.
D

9.
10.
∑d
∑(d2)
(∑d)2

n∑(d 2) – (∑d)2
∆d =
N(n – 1)

6. Tentukan hasil pengukuran berulang dan nilai ketidakpastiannya. Setelah itu, presentasikan
hasilnya di depan teman Anda dan guru.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 29


Contoh Soal dan Pembahasan

1. Perhatikan gambar berikut.


3 4 cm

0 5 10

Doni mendapat tugas untuk mengukur diameter luar dari pipa paralon menggunakan jangka
sorong dan hasil pengukurannya seperti gambar di atas. Hasil pengukuran yang dilakukan
oleh Doni adalah . . . .
A. (3,07 ± 0,005) cm
B. (3,10 ± 0,005) cm

Y
C. (3,17 ± 0,005) cm
D. (3,37 ± 0,005) cm
E. (3,47 ± 0,005) cm
Jawaban: C
Pembahasan:
3 4 cm
M
M
0 5 10

Berdasarkan gambar, skala utama menunjukkan angka 3,1 cm dan skala noniusnya menunjukkan
angka 0,07 cm. Jadi, hasil pengukuran yang dilakukan oleh Doni dapat ditulis seperti berikut.
(3,17 ± 0,05) cm
U

2. Perhatikan gambar berikut.


D

2 3 4

Sumber: dokumen penerbit

Rina mengukur panjang balok kayu menggunakan mistar dan hasilnya ditunjukkan seperti
pada gambar. Berdasarkan hasil pengamatan Rina, panjang balok kayu tersebut 3,1 cm dan
ada lebihnya. Kelebihan tersebut diperkirakan oleh Rina sebesar 0,06 cm. Hasil pengukuran
yang dilakukan Rina adalah . . . .
A. (2,24 ± 0,05) cm
B. (3,06 ± 0,05) cm
C. (3,10 ± 0,05) cm
D. (3,15 ± 0,05) cm
E. (3,26 ± 0,05) cm
Jawaban: D

30 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Pembahasan:
Oleh karena pengukuran dilakukan secara tunggal menggunakan mistar, maka:
Δx = 1 × 0,1 cm = 0,05 cm
2
Nilai Δx = 0,05 cm memiliki dua angka dibelakang koma (dua desimal) sehingga hasil
pengukurannya juga harus dituliskan dengan dua desimal. Dengan demikian, Rina harus
menuliskan hasil pengukurannya dalam tiga angka dengan angka ketiganya harus ditaksir,
tetapi angka taksirannya hanya boleh 0 atau 5. Berdasarkan gambar, ujung benda lebih
sedikit dari garis 3,1 cm sehingga taksiran untuk angka ketiganya adalah 5. Jadi, Rina harus
melaporkan hasil pengukurannya seperti berikut.
(3,15 ± 0,05) cm
Artinya, setelah diukur satu kali, panjang benda tersebut sekitar 3,15 cm; antara 3,10 cm
(3,15 cm − 0,05 cm) dan 3,20 cm (3,15 cm + 0,05 cm).

Y
Cermati kutipan teks berikut untuk menjawab soal nomor 3 dan 4

Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup


Pengukuran dimensi suatu benda yang memiliki panjang atau ketebalan yang tipis akan sulit


M
dilakukan jika hanya menggunakan instrumen penggaris, karena skala terkecil dari penggaris hanya
mencapai 0,01 cm atau 1 mm. Dengan demikian, diperlukan suatu istrumen yang memiliki tingkat
ketelitian yang lebih baik untuk mengukur objek dengan panjang atau ketebalan yang tipis.
Mikrometer sekrup merupakan instrumen untuk melakukan pengukuran linear dari suatu dimensi,
salah satunya adalah ketebalan benda. Objek yang dapat diukur dengan mikrometer sekrup biasanya
objek dengan dimensi yang kecil karena skala terkecil dari mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm.
M
Dalam percobaan, mikrometer sekrup digunakan oleh peserta didik untuk melakukan ketebalan dari
suatu keping. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan 5,12 mm.

3. Berdasarkan stimulus di atas, pilihlah satu jawaban yang benar.


U

Persentase ketidakpastian dari pengukuran yang dilakukan siswa pada stimulus di atas adalah
...
A. 0,068%
B. 0,072%
C. 0,076%
D

D. 0,088%
E. 0,098%
Jawaban: E
Pembahasan:
1
∆x = × nst alat ukur
2
1
= × 0,01 mm = 0,005 mm
2
Hasil pengukuran = x ± ∆x
= 5,12 mm ± 0,005 mm
= (5,12 ± 0,005) mm

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 31


∆x
Ketidakpastian relatif = × 100%
x
0,005
= × 100%
5,12
= 0,098%
4. Gambarkan hasil pengukuran yang dilakukan peserta didik berdasarkan stimulus di atas.

Y
Pembahasan:
Berikut gambar yang sesuai dengan stimulus di atas.

0 1 2 3 4 5 15


12
10 M
M
Uji Pemahaman

A. Pilihlah satu jawaban yang benar.


1. Yudi mengukur diameter bagian dalam dari D.
U

4 5
benda yang berbentuk cincin menggunakan
jangka sorong, kemudian diperoleh hasilnya
0 10
4,37 cm. Gambar berikut yang menunjukkan
hasil pengukuran yang dilakukan oleh Yudi E. 4 5
D

adalah . . . .
A. 4 5
0 10

0 10 2. Perhatikan gambar berikut.


B. 4 5
15
5
10
0 10
5
C. 4 5
0

0 10

32 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Roni mengukur diameter pelat logam 3. Pengukuran waktu yang diperlukan oleh
menggunakan mikrometer sekrup dan seorang peserta didik untuk berlari sejauh
hasilnya seperti pada gambar. Hasil 50 m saat perjalanan olahraga menggunakan
pengukuran tersebut adalah . . . . stopwatch digital dengan skala terkecil
A. (8,07 ± 0,005) mm 0,1 s adalah 4,72 s (∆x = 12 × nst). Hasil
B. (8,17 ± 0,005) mm pengukuran tersebut dapat ditulis . . . .
C. (8,27 ± 0,005) mm A. (4,01 ± 0,05) s D. (4,72 ± 0,05) s
D. (8,37 ± 0,005) mm B. (4,32 ± 0,05) s E. (4,92 ± 0,05) s
E. (8,47 ± 0,005) mm C. (4,42 ± 0,05) s

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.

1. ( ) Seorang peserta didik mengukur tebal kertas menggunakan mikrometer sekrup.


Pengukuran dilakukan sebanyak lima kali dengan tempat yang berbeda-beda dan hasilnya
ditunjukkan pada gambar berikut. Tentukan tebal rata-rata kertas yang diukur.

Y
a. 20 d.
0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6
15 15

10 10

b.

c.
0 1 2 3 4 5 6 15

10
e. M 0 1 2 3 4 5 6
15
10
M
0 1 2 3 4 5 6 15

10

2. Rini melakukan pengukuran terhadap tinggi silinder besi menggunakan jangka sorong sebanyak
lima kali pada keadaan sama. Setelah melakukan pengukuran, Rini melakukan perhitungan
U

seperti ditunjukkan tabel berikut.


Data Hasil Pengamatan
i xi (cm) (xi – x )2 (cm2)
D

1. 4,54 0,00036
2. 4,52 0,000196
3. 4,54 0,00036
4. 4,52 0,000196
5. 4,55 0,000256
n=5 n=5
n=5 xi = 22,67 (xi – x )2 = 0,001628
i=1 i=1

1 1 n∑xi2 – (∑xi)2
x = ( ∑xi) = 4,534 S = = 0,020174
n n n–1

Tuliskan persamaan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Rini.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 33


Kegiatan 1.3

Judul : Pengukuran Panjang Benda


Tujuan : Memahami cara kerja alat ukur panjang.
Dasar Teori:
Besaran panjang merupakan besaran fisis dari hasil pengukuran sebuah benda dari satu titik
tertentu ke titik lainnya atau pada sisi dengan jarak terpanjang. Besaran panjang dapat diukur
menggunakan alat ukur yang mempunyai skala yang telah didefinisikan sebelumnya atau berdasarkan
Satuan Internasional (SI). Setiap alat ukur panjang memiliki kemampuan dan keterbatasan dalam
mengukur panjang suatu benda sehingga hasil pengukuran akan akurat jika alat ukur tersebut
digunakan secara tepat.
Alat dan Bahan:

Y
1. Mistar 5. Pensil
2. Jangka sorong 6. Uang logam
3. Mikrometer sekrup 7. Tabung reaksi
4. Buku
Cara Kerja:
M
1. Ukur panjang, lebar, dan tebal dari buku menggunakan tiga alat ukur yang tersedia.
2. Selanjutnya, dengan menggunakan alat ukur yang tersedia, ukur diameter dan panjang dari
M
pensil.
3. Untuk uang logam dan tabung reaksi, ukur diameter dari masing-masing benda tersebut
menggunakan tiga alat ukur yang tersedia.
4. Tuliskan data hasil pengukuran Anda pada tabel berikut.
Hasil Pengamatan:
U

Data besaran benda yang diukur.


Hasil Pengamatan Alat Ukur
Benda yang Diukur Besaran yang Diukur Jangka Mikrometer
D

Mistar
Sorong Sekrup
Panjang
Buku Lebar
Tebal
Panjang
Pensil
Diameter
Kelereng Diameter luar
Diameter dalam
Tabung reaksi
Diameter luar

34 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Pertanyaan:
1. Apakah semua besaran dapat diukur menggunakan ketiga alat ukur tersebut? Jelaskan.
2. Apakah hasil pengukuran dari ketiga alat ukur tersebut sama? Manakah alat ukur yang lebih
teliti? Jelaskan alasan Anda.
3. Untuk mengukur diameter pada benda, alat ukur mana yang paling tepat digunakan? Jelaskan
alasan Anda.
4. Buatlah simpulan dari hasil percobaan Anda.

G. Angka Penting
Suatu nilai hasil pengukuran dalam fisika umumnya terdiri
atas beberapa angka. Misalnya, hasil perhitungan nilai rata-
rata dan ketidakpastian pada pengukuran berulang diperoleh

Y
hasil seperti berikut.
x + S = (6,534444 ± 0,007668) cm
Untuk menuliskan hasil dari suatu percobaan, perlu
diketahui sampai berapa digit angka yang harus dilaporkan.
M
Nilai S = 0,007668 cm, maka ketidakpastian muncul pada
angka 7 yang berada pada angka ketiga di belakang tanda
desimal. Dengan demikian, ketidakpastian dapat dibulatkan
menjadi S = 0,008 cm. Pada nilai rata-rata x = 6,534444 cm;
angka 6,5 dan 3 dapat dipastikan kebenarannya, sedangkan
M
angka 4 yang pertama merupakan angka taksiran sehingga
yang dituliskan dalam laporan adalah x = 6,534 cm. Jadi,
penulisan hasil pengukuran yang benar adalah sebagai
berikut.
x + S = (6,534 ± 0,008) cm
U

Empat angka (6, 5, 3, dan 4) tersebut disebut angka


penting dari hasil pengukuran berulang tersebut. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa angka penting terdiri atas angka pasti dan
angka perkiraan (taksiran). Banyaknya angka penting yang
D

ditulis dalam suatu pengukuran menyatakan derajat ketelitian


suatu hasil pengukuran. Semakin tinggi ketelitiannya, semakin
banyak angka pentingnya.

1. Aturan untuk Menentukan Angka Penting


Ada lima aturan dalam menentukan jumlah angka penting,
yaitu sebagai berikut.
a. Semua angka yang bukan angka nol adalah angka
penting.
Contoh: 3,75 cm memiliki tiga angka penting.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 35


b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh: 305 mm memiliki tiga angka penting.
c. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka
penting.
Contoh: 43,20 mm memiliki empat angka penting.
d. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang
pertama, baik di sebelah kiri atau kanan tanda desimal
adalah angka tidak penting.
Contoh: 0,25 kg memiliki dua angka penting
0,003 kg memiliki satu angka penting
e. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol

Y
Konsep dan tidak diberi garis bawah adalah angka tidak penting.
Fisika Contoh: 1–00 g memiliki satu angka penting
20 –0 g memiliki dua angka penting
Angka penting adalah
angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran
yang terdiri atas
angka pasti dan satu
angka taksiran.
12
M –0 g memiliki dua angka penting
Angka yang diberi garis bawah merupakan angka
taksiran sehingga termasuk angka penting. Di dalam
penulisan hasil pengukuran hanya boleh terdapat satu angka
taksiran.
M
2. Angka Berarti (Significant Figure)
Data hasil pengukuran dalam suatu percobaan umumnya
terdiri atas beberapa angka. Sebagai contoh, seorang peserta
didik melakukan pengukuran berulang terhadap diameter
U

suatu benda dan diperoleh hasil pengukurannya seperti


berikut.
x ± S = (4,534 ± 0,020174) cm
Ketika pembuatan laporan, terkadang mengalami kendala
D

dalam penulisan hasil pengukuran, harus sampai berapa digit


angka yang ditulis. Oleh karena S = 0,020174 cm, di mana
ketidakpastian mulai terjadi pada angka 2 yang berada pada
angka kedua di belakang tanda desimal. Dengan aturan
pembulatan, maka ketidakpastian hasil perhitungan dapat
dibulatkan menjadi S = 0,020 cm. Pada nilai x = 4,534 cm
angka 4, 5, dan 3 dapat dipastikan kebenarannya, sedangkan
angka berikutnya, yaitu angka 4 merupakan angka taksiran.
Dengan demikian, penulisan dalam laporan adalah seperti
berikut.
x = 4,534 cm

36 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Dengan demikian, penulisan yang benar dari hasil
pengukuran berulang terhadap diameter suatu benda seperti
berikut.
x ± S = (4,534 ± 0,020) cm
Angka 4, 5, 3, dan 4 adalah angka-angka yang berarti.
Jadi, angka berarti dari suatu bilangan hasil pengukuran
terdiri atas angka-angka yang dapat dipastikan kebenarannya
dan angka pertama hasil taksiran. Jika dalam perhitungan
dijumpai bilangan yang sangat besar atau bilangan yang
sangat kecil, sebaiknya dituliskan dengan menggunakan
bentuk eksponen.
Apakah Anda sering menemukan hasil pengolahan data
dengan angka di belakang tanda desimal yang banyak?
Untuk penulisan hasil pengolahan data yang ditampilkan

Y
pada laporan mengacu pada nilai ketidakpastian relatifnya.
Ketidakpastian relatif adalah persentase perbandingan
antara nilai ketidakpastian dengan nilai rata-rata pengukuran
berulang yang dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

dengan
S M
K = X × 100% (1−11)
Pindailah
QR code berikut
untuk mengakses
video tutorial soal
angka penting
M
K = nilai ketidakpastian relatif, dan notasi ilmiah.
S = ketidakpastian, dan
x = nilai rata-rata hasil pengukuran.

3. Notasi Eksponen (Notasi Ilmiah)


U

Dalam hasil perhitungan fisika sering diperoleh hasil


yang sangat besar atau sangat kecil. Untuk memudahkan
penulisannya digunakan penulisan notasi ilmiah atau notasi
eksponen yang terdiri atas angka penting dan orde besaran.
D

Adapun bentuk penulisan notasi ilmiah adalah sebagai


berikut.

a, . . . × 10n (1−12)

dengan
a = bilangan asli (1, 2, 3, . . ., 9),
n = eksponen (bilangan bulat),
a, . . . = bilangan pentingnya, dan
10n = orde besarnya.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 37


Sebagai contoh, massa Bumi adalah
5.970.000.000.000.000.000.000.000 kg. Jika massa Bumi ditulis
dalam bentuk notasi ilmiah maka menjadi seperti berikut.

5,97 × 1024 kg
Bilangan pentingnya Orde
(tiga angka penting) besarnya
Contoh lain, diketahui kecepatan cahaya dalam hampa
udara adalah v = 300.000.000 m/s dan panjang gelombang
cahaya hijau adalah x = 0,0000005 m. Penulisan besaran
tersebut dalam notasi ilmiah adalah sebagai berikut.
v = 3 × 108 m/s
x = 5 × 10–7 m
Angka 3 dan 5 disebut bilangan pentingnya, sedangkan

Y
angka 108 dan 10–7 disebut orde besaran.

4. Aturan Pembulatan, Penjumlahan, Pengurangan,


Perkalian, dan Pembagian Angka Penting
M
a. Aturan pembulatan
Dalam melakukan pembulatan, angka lebih dari 5
dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dibulatkan ke
bawah.
M
Contoh: 2,527 cm ditulis menjadi 2,53 cm
15,3462 kg ditulis menjadi 15,346 kg
b. Aturan penjumlahan dan pengurangan
Dalam melakukan penjumlahan atau pengurangan hanya
U

boleh mengandung satu angka taksiran sehingga diperlukan


pembulatan.
Contoh: Penjumlahan
25,84 mm angka 4 adalah angka taksiran
D

25,50 mm angka 5 adalah angka taksiran


+
51,34 mm
Penulisan yang benar dari hasil penjumlahan tersebut
adalah 51,3 mm dengan angka 3 merupakan angka taksiran.
Contoh: Pengurangan
47,87 mm angka 7 adalah angka taksiran
2,30 mm angka 3 adalah angka taksiran

45,57 mm
Penulisan yang benar dari hasil pengurangan tersebut
adalah 45,6 mm dan angka 6 merupakan angka taksiran.

38 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


c. Aturan perkalian dan pembagian
Pada operasi perkalian atau pembagian, banyak angka
penting hasilnya harus sama dengan jumlah angka penting
yang terkecil.
Contoh: Perkalian
43,25 mm memiliki empat angka penting
2,53 mm memiliki tiga angka penting
×
109,4225 mm
2

Penulisan yang benar dari hasil perkalian tersebut adalah
109 terdiri atas tiga angka penting.
Contoh: Pembagian
24,25 memiliki empat angka penting
2,2 memiliki dua angka penting

Y
:
11,0227
Penulisan yang benar dari hasil pembagian tersebut adalah
angka 11 terdiri atas dua angka penting.

Uji Pemahaman
M
M
A. Pilihlah satu jawaban yang benar.

1. ( ) Perhatikan gambar berikut. D. 1,90 m/s2 dengan memilki dua angka


8 kg penting
U

E. 2,00 m/s2 dengan memiliki satu angka


F = 14
penting
2. Perhatikan gambar berikut.
Suatu benda yang bermassa 8 kg berada
D

di lantai licin seperti gambar di atas. Jika


benda tersebut diberikan gaya 14 N, besar 1,8 dm
percepatan benda tersebut sesuai aturan
angka penting adalah . . . .
1,2 dm
A. 1,05 m/s2 dengan memiliki dua angka
2,8 dm
penting
B. 1,25 m/s2 dengan memiliki tiga angka Besar volume balok tersebut berdasarkan
penting aturan angka penting adalah . . . .
C. 1,75 m/s2 dengan memiliki tiga angka A. 6,0 × 10–3 m3 D. 6,03 × 103 m3
penting B. 6,048 × 10–3 m3 E. 6,048 × 103 m3
C. 6,5 × 10–3 m3

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 39


B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.

1. Hitunglah operasi matematika berikut dengan menggunakan aturan angka penting.


a. 35,27 : 1,3 c. 12,61 × 5,2
b. 89,72 : 1,53 d. 8,50 × 22 : 7

2. Soni mendapat tugas dari gurunya untuk menghitung luas beberapa balok yang terbuat dari
bahan berbeda. Ukuran masing-masing balok ditunjukkan pada tabel berikut.
No Bahan Panjang (cm) Lebar (cm)
(1) Kayu 12,45 4,13
(2) Besi 11,32 3,12
(3) Aluminium 12,36 4,17
(4) Kuningan 13,26 5,21

Y
Hitunglah luas dari masing-masing balok dan nyatakan dalam aturan angka penting.

3. Rendra melakukan pengukuran terhadap tinggi dari lima temannya. Hasil pengukurannya
adalah 169 cm, 165 cm, 172 cm, 173 cm, dan 175 cm. Tentukan tinggi rata-rata teman
Rendra dengan menggunakan aturan angka penting.
M
H. Besaran dan Satuan
1. Besaran dan Satuan
M
Besaran adalah segala sesuatu yang mempunyai ukuran
dan satuan. Panjang, massa, dan waktu disebut besaran karena
dapat diukur dan memiliki satuan. Satuan merupakan ukuran
dari suatu besaran. Misalnya, kita akan mengukur waktu
perjalanan yang diperlukan oleh Sinta dari Bandung ke Jakarta,
U

menggunakan jam tangan. Ternyata, waktu yang diperlukan


oleh Sinta adalah 3 jam. Dalam hal ini, kita mengukur waktu
dengan membandingkannya terhadap jam tangan. Besaran
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
D

a. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran
lain.
Tabel 1.2 Besaran pokok beserta satuan dan simbolnya.
Besaran pokok Simbol Satuan MKS Satuan CGS
Panjang l meter (m) sentimeter (cm)
Massa m kilogram (kg) gram (g)
Waktu t sekon (s) sekon (s)
Kuat arus listrik i ampere (A) -

40 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Besaran pokok Simbol Satuan MKS Satuan CGS
Intensitas cahaya I kandela (cd) -
Suhu mutlak T kelvin (K) -
Jumlah zat n mol (mol) -

b. Besaran turunan
Besaran turunan merupakan besaran yang satuannya
diturunkan dari besaran pokok. Sistem satuan yang digunakan
pada besaran merupakan sistem satuan baku yang disebut
sistem Satuan Internasional (SI) yang telah diresmikan
penggunaannya pada tahun 1960 dan digunakan di seluruh
dunia. Sistem SI ini juga disebut sistem metrik (MKS), yaitu
meter, kilogram, sekon. Keunggulan dari sistem MKS adalah
mudah dikonversikan satuan-satuannya, yaitu berupa bilangan

Y
sepuluh berpangkat n atau 10n. Selain sistem MKS, dalam fisika
juga digunakan sistem CGS, yaitu sentimeter, gram, dan sekon.
Tabel 1.3 Besaran turunan beserta satuan dan simbolnya.
Besaran turunan
Luas
Volume

Massa jenis
Simbol
A=p×l
V=p×l×t
ρ=
m
V
M Satuan MKS
m2
m3

kg/m3
Satuan CGS

g/cm3
cm2
cm3
M
s
Kecepatan v= m/s cm/s
t
∆v
Percepatan a= m/s2 cm/s2
t
U

N = kg·m/s2
Gaya F = ma dyne = g·cm/s2
(N = Newton)
Usaha W = Fs Joule (J) erg
Daya P watt (W) erg/s
D

Momentum p = mv kg·m/s g·cm/s


Impuls I = ∆Ft N·s = kg·m/s dyne·s = g·cm/s
Momen gaya τ = Ia = Fr N·m dyne·cm

Tabel 1.4 Awalan-awalan dalam sistem metrik yang digunakan dalam SI.
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
1024 yotta Y 10−1 desi d
10 21
zetta Z 10−2
senti c
10 18
eksa E 10−3
mili m
10 15
peta P 10−6
mikro μ

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 41


Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
10 12
tera T 10 −9
nano n
10 9
giga G 10 −12
piko p
10 6
mega M 10 −15
femto f
103 kilo k 10−18 atto a
102 hekto h 10−21 zepto z
10 1
deka da 10 −24
yocto y

2. Standar Satuan Besaran Pokok


a. Standar satuan panjang
Satuan besaran panjang dalam satuan SI adalah meter.
Satu meter standar tahun 1960 didefinisikan sebagai jarak

Y
yang sama dengan 1.650.764,73 kali panjang gelombang
cahaya merah yang dihasilkan gas Krypton−86 dalam ruang
hampa. Pada bulan November 1983, definisinya diubah
menjadi satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya
Sumber: commons.wikimedia.org

Gambar 1.24 Satu meter standar


internasional.
M
dalam ruang hampa pada selang waktu
anggapan bahwa kecepatan cahaya di dalam ruang hampa
selalu konstan, yaitu sebesar 299.792.458 m/s.
Satuan meter masih digunakan sampai saat ini. Satuan
panjang yang kecil sering digunakan untuk menyatakan panjang
1
299.792.458
s dengan
M
gelombang elektromagnetik seperti cahaya Matahari, yaitu
mikrometer (mm), nanometer (nm), dan angstrom (Å). Satuan
panjang yang besar sering digunakan untuk mengukur jarak
yang sangat jauh seperti mengukur jarak Bumi dengan bintang
menggunakan Satuan Astronomi (SA) → 1 SA = 15 × 1010 m atau
U

mengukur jarak Bumi dengan planet lain menggunakan satuan


tahun cahaya → 1 tahun cahaya = 365,25 × 24 × 360 × 3 × 108 m.
D

a b

c d
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.25 Alat untuk mengukur besaran panjang antara lain (a) meteran, (b) mistar,
(c) mikrometer sekrup, dan (d) jangka sorong.

42 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


b. Standar satuan massa
Massa merupakan kuantitas zat yang terkandung
pada suatu benda. Satuan SI besaran massa adalah
kilogram (kg). Kilogram standar adalah massa sebuah
silinder yang termuat dalam platina-iridium yang disimpan
di Sevres, Prancis. Pengertian massa kilogram standar
juga sama dengan 1 liter air murni pada suhu 4°C. Satuan
massa lain yang sering digunakan, yaitu ton = 103 kg,
gram (g) = 10–3 kg, dan miligram (mg) = 10–6 kg. Alat
untuk mengukur besaran massa di antaranya neraca.
Sumber: commons.wikimedia.org

Gambar 1.26 Satu kilogram


standar internasional.

Y
a b

M
M
U

c d
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.27 Jenis-jenis neraca, di antaranya (a) neraca digital, (b) neraca tiga
D

lengan, (c) neraca gantung, dan (d) neraca analitik digital.

c. Standar satuan waktu


Satuan standar besaran waktu adalah detik atau
sekon. Penentuan satuan waktu pada mulanya ditentukan
berdasarkan waktu perputaran Bumi mengelilingi sumbunya.
Bumi yang berputar satu kali pada sumbunya memerlukan
waktu 24 jam (1 hari Matahari rata-rata). Berdasarkan dari hasil
penelitian, ternyata perputaran Bumi mengelilingi sumbunya
selalu berubah sehingga pada tahun 1967 digunakan jam atom
yang dapat mengukur waktu lebih teliti dan telah ditetapkan
secara internasional.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 43


Satu sekon adalah waktu yang diperlukan atom Cesium-133
untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali. Satu sekon
berdasarkan getaran radiasi atom Cesium ditetapkan saat
Konferensi Umum Timbangan dan ukuran ke-13 (Conference
Generale des Poids et Measures 13th). Satuan lain dari besaran
waktu, yaitu 1 menit = 60 s, 1 jam = 3.600 s = 86.400 s,
dan 1 hari = 24 × 3.600 s = 86.400 s. Alat untuk mengukur
besaran waktu yang paling teliti adalah stopwatch digital dengan
ketelitian hingga 0,001 s.

Y
a b

M
M
U

c d
Sumber: shutterstock.com

Gambar 1.28 Selain (a) stopwatch analog dan (b) stopwatch digital, alat ukur besaran
waktu juga dapat menggunakan (c) jam analog dan (d) jam digital.
D

d. Standar satuan kuat arus listrik


Satu ampere standar adalah nilai kuat arus listrik
tetap yang dialirkan dalam dua dawai sejajar dengan
panjang tak terhingga, tebal diabaikan, dan jarak
pisahnya sejauh 1 m. Kedua dawai tersebut berada
Sumber: shutterstock.com dalam hampa udara. Kuat arus listrik ini menimbulkan
Gambar 1.29 Amperemeter gaya 2 × 10–7 N per meter panjang dawai. Pengertian
adalah alat ukur untuk mengukur satu ampere standar merupakan hasil Konferensi Umum
besaran kuat arus listrik. Timbangan dan Ukuran ke-9 pada tahun 1948. Satuan
lain dari kuat arus listrik, yaitu miliampere (mA) = 10–3 dan
mikroampere (µA) = 10–6. Alat untuk mengukur besaran kuat
arus listrik adalah amperemeter.

44 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


e. Standar satuan intensitas cahaya
Satuan standar intensitas cahaya pada awalnya adalah
lilin. Namun pada tahun 1948, satuan standar intensitas
cahaya ditetapkan berdasarkan cahaya yang dipancarkan
oleh benda hitam sempurna pada 1.773°C yang merupakan
suhu titik lebur platina dengan sebuah kandela (candle).
Sumber: commons.wikimedia.org
Pada Konferensi Umum Timbangan dan Ukuran ke-
16 tahun 1979, satuan kandela didefinisikan sebagai Gambar 1.30 Luxmeter adalah
alat ukur untuk mengukur
intensitas cahaya suatu sumber yang memancarkan besaran intensitas cahaya.
radisi monokromatik pada frekuensi 540 × 1012 Hz dengan
1
intensitas radiasi sebesar W per steradian. Alat untuk
683
mengukur besaran intensitas cahaya adalah luxmeter.
f. Standar satuan suhu

Y
Standar satuan suhu pada awalnya adalah derajat Celsius
(°C) karena titik acuan suhu ditentukan pada tekanan udara luar
1 atmosfer (76 cmHg) dengan titik lebur es pada suhu 0°C dan
titik didih air pada suhu 100°C. Dalam Kongres Himpunan Fisika
M
Internasional tahun 1954 ditetapkan standar satuan suhu adalah
Kelvin (K), pada tekanan udara luar sebesar 1 atmosfer dengan
titik lebur es pada suhu 273,15 K dan titik didih air pada suhu
373,15 K. Satu Kelvin adalah satuan suhu yang nilainya 1.273,16
kali titik triple air. Titik triple adalah titik kesetimbangan antara
M
wujud padat, cair, dan gas saat suhu dan tekanan tertentu. Alat
untuk mengukur besaran suhu adalah termometer.
U

a b c
D

d e f
Sumber: shutterstock.com; commons.wikimedia.org

Gambar 1.31 Jenis-jenis termometer, di antaranya (a) termometer klinis,


(b) termometer klinis digital, (c) termometer inframerah, (d) termometer Six-Bellani,
(e) termometer suhu ruang, dan (f) termokopel.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 45


g. Standar satuan jumlah zat
Sistem SI untuk jumlah zat adalah mol yang didefinisikan
sebagai jumlah atom dalam elemen Karbon-12 bermassa
12 g. 1 mol mempunyai 6,0221415 × 1023 atom dari bahan murni
yang diukur dan nilai 6,022 × 1023 ini disebut bilangan Avogadro
yang ditetapkan pada tahun 1960. Nama satuan mol dipakai
pertama kali oleh ahli kimia Jerman, Wilhelm Ostwald, pada
tahun 1893 untuk menyatakan molekul. Jumlah zat tidak dapat
diukur secara langsung, melainkan harus dengan mengukur
massanya terlebih dahulu, kemudian dibagi dengan massa
molar zat tersebut.

Kegiatan 1.4

Y
Judul : Pengukuran Penyerapan pada Kalor

M
Tujuan : Menyusun dan menjelaskan cara kerja kalorimeter sederhana.
Dasar Teori:
Kenaikan suhu zat disebabkan oleh penyerapan kalor pada zat tersebut. Besarnya kalor yang
diserap oleh zat yang mengalami kenaikan suhu adalah sebagai berikut.
Q = mc∆t
M
dengan
Q = kalor yang diserap (J),
m = massa zat (kg),
c = kalor jenis zat (J/kg·°C), dan
U

∆t = kenaikan suhu (°C).


Dengan mengetahui massa zat yang dipanaskan (air murni), kenaikan suhu, dan kalor jenis zat
yang dipanaskan tersebut (cair murni = 4.200 J/kg·°C), Anda dapat mengetahui jumlah kalor yang
telah diserap oleh zat yang dipanaskan.
D

Alat dan Bahan:


1. Neraca 6. Kawat kasa
2. Statif 7. Termometer
3. Bunsen 8. Penjepit lapis karet
4. Tabung Erlenmeyer 9. Penutup
5. Penopang kaki tiga 10. Air murni
Cara Kerja:
1. Ukurlah massa 150 mL air murni yang akan dipanaskan menggunakan neraca.
2. Tuangkan 150 mL air murni ke dalam tabung Erlenmeyer, lalu susunlah alat-alat seperti
gambar berikut.

46 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Termometer
Penjepit berlapis karet

Bagian tengahnya
dibuat berlubang

Penutup karet

Statif
Tabung Erlenmeyer
Air murni atau
air hasil distilasi
Kawat kasa
Penopang kaki tiga

Pembakar
Bunsen

Y
3. Panaskan tabung Erlenmeyer menggunakan bunsen, lalu catat kenaikan suhunya setiap selang
waktu tertentu hingga beberapa menit setelah air mendidih pada tabel yang telah Anda buat.

Hasil Pengamatan:
Tabel Data kenaikan suhu 150 mL air murni.
Waktu pemanasan
(menit)
M
4. Ulangi langkah ke 1–­­3 untuk 250 mL, 350 mL, dan 450 mL air murni.

Suhu air murni (°C) Kenaikan suhu (∆t )


Jumlah kalor yang
M
diserap (J)
0
3
6
dst . . . .
U

Tabel Data kenaikan suhu 250 mL air murni.


Waktu pemanasan Jumlah kalor yang
Suhu air murni (°C) Kenaikan suhu (∆t )
(menit) diserap (J)
D

0
3
6
dst . . . .

Tabel Data kenaikan suhu 350 mL air murni.


Waktu pemanasan Jumlah kalor yang
Suhu air murni (°C) Kenaikan suhu (∆t )
(menit) diserap (J)
0
3
6
dst . . . .

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 47


Tabel Data kenaikan suhu 450 mL air murni.
Waktu pemanasan Jumlah kalor yang
Suhu air murni (°C) Kenaikan suhu (∆t )
(menit) diserap (J)
0
3
6
dst . . . .

Pertanyaan:
1. Jelaskan cara kerja kalorimeter sederhana tersebut.
2. Jelaskan hubungan antara massa air dengan jumlah kalor yang diserap.
3. Hitunglah daya bunsen yang efektif untuk memanaskan air murni tersebut. Nyatakan dalam J/s.
4. Buatlah grafik hubungan antara waktu pemanasan air murni dengan kalor yang diserap,

Y
kemudian buatlah simpulan berdasarkan hasil percobaan Anda.

Kegiatan 1.5
M
Judul : Ketidakpastian Pengukuran dan Analisis Grafik
Tujuan : 1. Memahami cara kerja dari berbagai alat ukur.
M
2. Memahami kesalahan yang terjadi ketika melakukan pengukuran.
3. Menganalisis grafik dari data hasil pengukuran.
Dasar Teori:
Setiap data hasil pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian yang disebabkan beberapa hal,
U

seperti adanya nilai skala terkecil, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, tempat
dilaksanakannya pengukuran, dan keterampilan pengamatan. Untuk memperoleh hasil pengukuran
yang teliti, maka data hasil pengukuran harus dilaporkan yang disertai dengan ketidakpastiannya.
Alat dan Bahan:
D

1. Jangka sorong 5. Gelas ukur


2. Mikrometer sekrup 6. Benda beraturan
3. Neraca tiga lengan 7. Benda tidak beraturan
4. Termometer
Cara Kerja:
1. Sebelum melakukan pengukuran, catatlah batas ukur, nilai skala terkecil, dan koreksi titik nol
dari semua alat ukur yang akan digunakan.
2. Lakukan pengukuran terhadap diameter dan ketebalan dari benda-benda beraturan yang Anda
temukan sebanyak satu kali, lalu catat hasilnya.
3. Lakukan pengukuran massa dari masing-masing benda beraturan sebanyak satu kali, kemudian
catat hasilnya.

48 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


4. Ulangi langkah nomor 2 untuk benda-benda tidak beraturan, tetapi pengukuran dilakukan
sebanyak lima kali.
5. Ulangi langkah nomor 3 untuk benda-benda tidak beraturan, lalu catat hasilnya.
6. Isi gelas ukur dengan air (kira-kira setengah dari gelas ukur), catat volume air.
7. Lakukan pengukuran suhu dalam gelas ukur sebanyak satu kali.
8. Masukkan salah satu benda tidak beraturan ke dalam gelas ukur yang sudah terisi air, lalu
catat volume air sekarang.
9. Lakukan kembali pengukuran suhu dalam gelas ukur yang sudah dimasukkan benda sebanyak
satu kali.
Pertanyaan:
1. Bandingkan ketidakpastian pengukuran benda beraturan untuk pengukuran tunggal dan
pengukuran berulang.
2. Hitunglah nilai ketidakpastian relatif untuk pengukuran berulang.

Y
3. Hitunglah massa jenis dari benda tidak beraturan.
4. Tentukan massa jenis benda beraturan dengan menganalisis grafik terhadap kuadrat
jari-jarinya dari pengukuran tunggal.

teman dan guru Anda.

3. Dimensi
M
5. Buatlah simpulan dari kegiatan yang Anda lakukan, lalu presentasikan hasilnya di depan
M
Untuk mengetahui suatu besaran di dalam Fisika dapat
digunakan analisis dimensional yang disebut dengan dimensi
suatu besaran. Dimensi adalah cara besaran tersebut disusun
dari besaran-besaran pokok. Semua besaran turunan dalam
Fisika dapat dinyatakan dengan besaran pokok sehingga
U

dimensi besaran turunan dapat ditentukan dari dimensi


besaran pokok. Dimensi dari besaran pokok dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.5 Dimensi besaran pokok.
D

No Besaran pokok Dimensi


(1) Panjang [L]
(2) Massa [M]
(3) Waktu [T]
(4) Kuat arus listrik [I]
(5) Intensitas cahaya [J]
(6) Suhu mutlak [θ]
(7) Jumlah zat [N]

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 49


Contoh Soal dan Pembahasan

1
1. Energi kinetik dinyatakan dengan persamaan EK = 2 mv2 dengan m adalah massa benda dan
v adalah kecepatan benda. Dimensi dari energi kinetik adalah . . . .
A. [M][L]2[T]2
B. [M][L]2[T]−2
C. [M][L][T]−2
D. [M][L]−1[T]−2
E. [M][L]−2[T]2
Jawaban: C
Pembahasan:

Y
1
EK = 2 mv2
= [M]{[L][T]–1}2
= [M][L]2[T]–2
M
Cermati kutipan teks berikut untuk menjawab soal nomor 2 dan 3

Bolt Catat "Hat-trick" Raih Emas 100 Meter


M
Sprinter Jamaika, Usain Bolt, mencatat sejarah baru Olimpiade dengan meraih medali emas ketiga
di nomor atletik 100 meter. Bolt yang telah berusia 29 tahun mencatat waktu tercepat 9,81 detik. Ia
mengalahkan pesaing utama dari AS, Justin Gatlin, dan sprinter Kanada, Andre De Grasse. Sebelumnya,
Bolt telah meraih emas pada Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Rekan senegara Bolt, Yohan
Blake, berada di posisi keempat dengan mencatat waktu 9,93 detik.
Berikut hasil final
U

1. Usain Bolt (JAM) − 9,81


2. Justin Gatlin (USA) − 9,89
3. Andre De Grasse (CAN) − 9,91
4. Yohan Blake (JAM) − 9,93
5. Akani Simbine (RSA) − 9,94
D

6. Ben Youssef Meite (CIV) − 9,9


7. Jimmy Vicaut (FRA) − 10,04
8. Trayvon Bromell (USA) − 10,06
Sumber: https://olahraga.kompas.com/read/2016/08/15/09023061/read-brandzview.html

2. Berdasarkan teks di atas, alat ukur serta satuan dalam SI yang digunakan adalah . . . .
A. meteran; meter
B. arloji; menit
C. stopwatch; sekon
D. spidometer; jam
E. jam pasir, detik
Jawaban: C

50 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Pembahasan:
Berdasarkan teks tersebut, besaran yang diukur adalah besaran waktu. Alat ukur besaran
waktu antara lain stopwatch dan arloji serta satuan besaran waktu dalam SI adalah sekon.
3. Berikanlah tanda centang (✓) pada pernyataan berikut yang sesuai dengan teks di atas
(jawaban dapat lebih dari satu).
Kecepatan lari Bolt adalah 10,19 m/s untuk 100 m.
Justin Gatlin adalah sprinter dari Jamaika berlari dengan waktu 9,77 s.
Pada Olimpiade Beijing 2008, Bolt berlari dengan waktu 9.93 sekon.
Jimmy Vicaut berlari dengan kecepatan 9,96 m/s untuk 100 m.
Yohan Blake berlari lebih cepat dibandingkan Jimmy Vicaut.
Pembahasan:

Y
• Pernyataan 1 (Benar)
s 100
v = t = 9,81 = 10,19 m/s
• Pernyataan 2 (Salah)



Pernyataan 3 (Salah)
M
Justin Gatlin adalah sprinter dari Amerika Serikat.

Yohan Blake yang merupakan sprinter dari Jamaika lari dengan waktu 9,93 sekon.
• Pernyataan 4 (Benar)
M
s
v = t
100
= 10,04
= 9,96 m/s
U

• Pernyataan 5 (Benar)
Yohan Blake berlari lebih cepat dibandingkan Jimmy Vicaut.
D

Kegiatan 1.6

Judul : Alat Ukur


Tujuan : Memahami berbagai macam alat ukur di sekitar kita.
Cara Kerja :
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 3−5 peserta didik.
2. Amati sekeliling Anda dan temukan berbagai macam alat ukur.
3. Identifikasi besaran yang dapat diukur, satuan pada alat ukur, dan dimensi besaran dari
masing-masing alat ukur yang Anda temukan.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 51


4. Buatlah laporan masing-masing anggota kelompok dalam bentuk tabel seperti berikut. Laporan
ini hanya dibuat pada buku catatan Anda.
Besaran Satuan
No Nama alat Satuan SI Dimensi Kegunaan
yang diukur pada alat
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
dst . . . .

5. Buatlah juga laporan hasil pengamatan kelompok Anda dalam bentuk video dan presentasikan
di depan teman serta guru Anda.

Y
Uji Pemahaman

A. Pilihlah satu jawaban yang benar.


1. Ketebalan sebuah balok saat diukur
menggunakan jangka sorong ditunjukkan
M C. (3,26 ± 0,005) cm
D. (3,27 ± 0,005) cm
M
seperti gambar berikut. E. (3,30 ± 0,005) cm
3 4
2. Besaran A memiliki satuan dalam sistem
CGS, yaitu dyne.cm–2. Nama besaran A
beserta satuannya dalam sistem MKS yang
U

0 10
benar adalah . . . .
Tebal balok tersebut adalah . . . . A. gaya, N D. kecepatan, m/ s
A. (3,20 ± 0,005) cm B. tekanan, N/m 2
E. volume, m3
B. (3,25 ± 0,005) cm C. daya, N∙m
D

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.

1. Besar kalor tiap satuan waktu yang mengalir pada perpindahan kalor secara konveksi dinyatakan
dengan persamaan:
H = hA∆T
dengan H adalah kalor yang mengalir tiap satuan waktu, A luas permukaan zat cair, ∆T
perubahan suhu, dan h adalah tetapan konveksi termal. Tentukan satuan h dalam SI.

2. Tentukan dimensi dari:


a. Hambatan jenis (ρ)
ρ
R =
A
(R = hambatan, A = luas permukaan, dan ρ = massa jenis)

52 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


b. Daya listrik (P)
P = VI
(V = beda potensial dan I = kuat arus listrik)
c. Energi kinetik (Ek)
EK = 1 mv2
2
(m = massa benda dan v = kecepatan benda)
d. Modulus elastisitas (E)
Fl
E = 0
A∆L
(F = gaya tekan, l0 = panjang batang, A = luas permukaan, dan ∆l = pertambahan panjang)
e. Konstanta gaya (k)
qq
F = k 12 2
r

Y
(F = gaya Coulomb, q1 dan q2 = muatan listrik, dan r = jarak kedua muatan)

3. Tentukan apakah rumus-rumus berikut benar secara dimensi.


v02
a. s = g

b. v0 =
2g
h

2s
M
M
c. t =
g

Gunakan data di bawah ini untuk menjawab pertanyaan pada soal nomor 4−8.

Pengukuran dengan Jangka Sorong


U

Roni, Tama, Haris, Rian, dan Rendra melakukan pengukuran diameter pada silinder kuningan
menggunakan jangka sorong. Mereka masing-masing melakukan pengukuran tunggal dengan benda
yang sama. Tabel berikut menunjukkan hasil pengukuran mereka.
Nama Hasil Pengukuran
D

Roni
2

0 10

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 53


Nama Hasil Pengukuran
Tama
2

0 10

Haris
2

Y
0 10

Rian
M
M
2

0 10
U
D

Rendra
2

0 10

Sumber: dokumen penerbit

54 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


4. Tuliskan hasil pengukuran mereka beserta nilai ketidakpastiannya.

5. Tentukanlah nilai rata-rata diameter yang diukur oleh kelima orang tersebut.

6. Tentukanlah nilai ketidakpastian pengukuran berulang dari data hasil pengukuran kelima orang
tersebut.

7. Setelah dihitung dengan menggunakan kalulator, ternyata hasil pengolahan data yang didapatkan
mengandung banyak angka di belakang tanda desimal. Mereka kebingungan cara membulatkan
hasil tersebut. Tuliskan langkah yang harus mereka lakukan untuk menghasilkan pembulatan
angka yang sesuai.

8. Bandingkan nilai ketidakpastian pengukuran tunggal dengan nilai ketidakpastian pengukuran


berulang. Menurut Anda, manakah yang lebih teliti? Jelaskan jawaban Anda.

Y
RANGKUMAN

• Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan,


M
eksperimen, dan analisis yang pada hakikatnya merupakan sebuah kumpulan
pengetahuan meliputi cara berpikir dan cara untuk penyelidikan.
Fisika merupakan salah satu cabang dari Sains. Oleh karena itu hakikat fisika sama
dengan hakikat sains, yaitu fisika sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai
proses (a way of investigating), dan fisika sebagai sikap (a way of thinking).
M
• Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk mencari
kebenaran ilmu pengetahuan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi pengetahuan
sehingga dapat disebut ilmu adalah objektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum.
• Labotorium adalah tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah yang
merupakan salah satu tempat memiliki risiko menimbulkan kecelakaan.
U

• Mengukur adalah membandingkan suatu yang diukur dengan sesuatu lain yang
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
• Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan nilainya dinyatakan dengan
angka-angka. Satuan adalah sesuatu yang dipergunakan sebagai pembanding
D

dalam pengukuran.
• Besaran dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Sementara itu, besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
• Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang
terdiri atas angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir.
• Notasi ilmiah adalah bentuk penulisan sepuluh berpangkat.
• Untuk mengetahui suatu besaran dalam Fisika dapat digunakan analisis
dimensional yang disebut dimensi suatu besaran. Dimensi adalah cara besaran
tersebut tersusun dari besaran-besaran pokok.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 55


LATIHAN SOAL AKHIR BAB
A. Pilihlah jawaban yang benar.
1. Tata surya merupakan kumpulan benda- 3. Seorang ilmuwan melakukan eksperimen
benda langit yang terdiri atas Matahari hingga ratusan kali hingga akhirnya
sebagai pusat tata surya dan semua mendapatkan suatu produk yang bermanfaat
objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. bagi kehidupan sehari-hari. Pernyataan
Salah satu objek tersebut adalah delapan tersebut menunjukkan bahwa hakikat fisika
planet yang berputar mengelilingi Matahari. sebagai . . . .
Meskipun memiliki periode revolusi dan A. proses D. produk
rotasi yang berbeda-beda, planet-planet B. konsep E. metode
tersebut tidak pernah bertumbukan satu C. sikap

Y
sama lain. Newton menyatakan bahwa
hubungan antara planet-planet dapat 4. Nana dan tiga orang temannya melakukan
dirumuskan secara matematis dalam hukum pengamatan terhadap hubungan kadar
Newton universal seperti berikut. garam dengan titik didih air. Setelah
Mm melakukan pengamatan, mereka


F = G r2
Pernyataan di atas merupakan salah satu
M
bentuk fisika sebagai produk ilmiah, yaitu
....
A. hukum D. fakta
mendapatkan hasil pengamatan yang
tidak sesuai dengan hipotesis awal. Setelah
berdiskusi, mereka memutuskan untuk tetap
menuliskan hasil pengamatannya sesuai
dengan fakta yang diperoleh yang disertai
M
B. prinsip E. teori alasan-alasan logis mengapa hal tersebut
C. konsep dapat terjadi. Sikap Nana dan teman-teman
kelompoknya menunjukkan sikap ilmiah,
2. Perhatikan gambar berikut. yaitu . . . .
A. subjektif
U

B. skeptis
C. tanggung jawab
D. jujur
E. ceroboh
D

5. Perhatikan pernyataan berikut.


(1) Memiliki keyakinan bahwa semua
penelitian yang dilakukan akan selalu
Sumber: shutterstock.com berhasil.
Ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas (2) Melalukan pengujian hipotesis secara
berisi air bening maka pensil tersebut akan matematis.
terlihat seakan-akan patah seperti gambar (3) Menuliskan hasil penelitian hanya
di atas. Peristiwa tersebut merupakan salah sesuai dengan teori yang sudah ada.
satu penerapan hakikat fisika sebagai . . . . (4) Menuliskan hasil penelitian sesuai
A. proses D. sikap dengan hasil eksperimen yang telah
B. konsep E. metode dilakukan.
C. produk

56 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Pernyataan yang mencerminkan sikap Pernyataan yang merupakan karakteristik
ilmiah ditunjukkan oleh nomor . . . . dari metode ilmiah ditunjukkan oleh nomor
A. (1), (2), dan (3) ....
B. (1) dan (3) A. (1), (2) dan (3)
C. (2) dan (4) B. (1) dan (3)
D. (3) dan (4) C. (2) dan (4)
E. (4) saja D. (3) dan (4)
E. (4) saja
6. Salsa akan mengamati pengaruh massa
jenis suatu zat cair terhadap gaya apung Gunakan data di bawah ini untuk menjawab
yang dialami. Perhatikan pernyataan pertanyaan pada soal nomor 8−10.
berikut.
(1) Mengetahui tujuan percobaan yang Andi sedang melakukan penelitian terhadap
akan dilakukan. hubungan ketinggian suatu tempat yang
(2) Mempelajari terlebih dahulu materi dipengaruhi besarnya energi potensial suatu
benda. Berikut hasil percobaan yang telah

Y
hukum Archimedes sebelum percobaan.
dilakukan Andi.
(3) Mempersiapkan tabung reaksi dan
jenis fluida yang akan digunakan. Percobaan ke-
Massa benda Ketinggian
(4) Melakukan percobaan sesuai dengan (kg) benda (m)
langkah kerja.
(5) Memasukkan beberapa jenis fluida M
yang telah disiapkan untuk mengetahui
perbandingan gaya apung yang
dialami fluida.
1
2
3
4
0,25
0,5
0,75
1
5
5
5
5
M
(6) Merumuskan bahwa gaya apung Jika besarnya energi potensial dapat
dipengaruhi oleh massa jenis benda. dihitung menggunakan rumus EP = mgh dengan
(7) Menuliskan simpulan hasil percobaan g adalah percepatan gravitasi yang besarnya
yang telah dilakukan. 10 m/s2, m adalah massa benda, dan h adalah
Urutan langkah-langkah yang harus Salsa ketinggian, diperoleh besar energi potensialnya
lakukan sebelum memulai eksperimen seperti tabel berikut.
U

adalah . . . . Energi
Percobaan Massa Ketinggian
A. (1)−(2)−(4)−(6) ke- benda (kg) benda (m)
potensial
B. (1)−(6)−(2)−(3) (J)
C. (2)−(6)−(1)−(5) 1 0,25 5 12,5
D

D. (2)−(3)−(1)−(7) 2 0,5 5 25
E. (6)−(2)−(5)−(7) 3 0,75 5 37,5
7. Perhatikan pernyataan berikut. 4 1 5 50
(1) Bersifat kritis dan analitis.
(2) M e n e n t u k a n l a n g k a h - l a n g k a h
8. ( ) Variabel bebas berdasarkan
pengamatan atas dasar keinginan
percobaan yang dilakukan Andi adalah . . . .
diri sendiri.
A. energi potensial
(3) Menyajikan data sesuai dengan hasil
B. massa
percobaan yang diperoleh.
C. massa dan percepatan gravitasi
(4) Menuliskan simpulan yang bersifat
D. ketinggian
subjektif.
E. percepatan gravitasi

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 57


9. ( ) Variabel kontrol berdasarkan percobaan Ketika eksperimen Anda menggunakan zat
yang dilakukan Andi adalah . . . . kimia yang diberi lambang pada gambar di
A. energi potensial atas, hal yang harus diperhatikan adalah
B. massa ....
C. massa dan percepatan gravitasi A. hindari zat kimia tersebut dari benturan
D. ketinggian B. menyimpan zat kimia tersebut di
E. percepatan gravitasi tempat yang panas
C. menyimpan zat kimia tersebut dalam
10. ( ) Variabel terikat berdasarkan wadah timbel
percobaan yang dilakukan Andi adalah . . . . D. menjauhkan zat kimia tersebut dari
A. energi potensial nyala api
B. massa E. hindari untuk tidak menghirup zat kimia
C. massa dan percepatan gravitasi tersebut karena dapat menyebabkan
D. ketinggian iritasi
E. percepatan gravitasi

Y
13. Nilai dari kalor jenis es adalah 0,5 kal/g·°C.
11. Perhatikan hal-hal berikut. Jika dinyatakan dalam sistem SI, nilai kalor
(1) Membawa minuman ketika ingin jenis es setara dengan . . . .
melakukan percobaan di laboratorium. A. 2,1 J/kg·°C
(2) Selalu menggunakan jas laboratorium
saat masuk ke laboratorium.
(3) Mempelajari dan memahami petunjuk
kegiatan laboratorium sebelum
melakukan percobaan.
(4) Melakukan percobaan sesuai dengan
M B. 21 J/kg·°C
C. 210 J/kg·°C
D. 2.100 J/kg·°C
E. 21 kJ/kg·°C
14. Simpangan seutas tali dinyatakan dengan
M
keinginan sendiri. persamaan sebagai berikut.
(5) Menggunakan alat-alat yang sudah Y(t) = At 2 cos ωt + Bt + Ct 3 sin ωt
diberikan izin oleh guru atau petugas Jika t adalah besaran waktu, satuan dalam
laboratorium. SI dari ABC adalah . . . .
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk A. m/s2
U

mengurangi kecelakaan kerja di laboratorium B. m2/s2


ditunjukkan oleh nomor . . . . C. m2/s4
A. (1), (2), dan (3) D. m3/s6
B. (1), (2), dan (5) E. m3/s4
D

C. (2), (3), dan (4)


D. (2), (3), dan (5) 15. Lintasan suatu partikel dinyatakan dengan
E. (2), (4), dan (5) x = A + Bt + Ct 2. Dalam persamaan itu
x menunjukkan kedudukan partikel dalam
12. Perhatikan gambar lambang berikut. meter, t adalah waktu dalam sekon. Jika
A, B, dan C adalah konstanta, satuan dari
konstanta B adalah . . . .
A. m/s
B. s/m
C. m
D. m/s2
E. ms
Sumber: www.shutterstock.com

58 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


16. Besaran fisika P, q, dan r terkandung dalam 20. Suatu partikel bergerak dengan kecepatan
yang memenuhi persamaan v = At 3 + Bt.
suatu persamaan P = q . Jika P memiliki
r Jika v dalam m/s dan t dalam sekon, satuan
satuan m/s dan r memiliki satuah kg/m3, A dan B secara berurutan adalah . . . .
besaran fisika q adalah . . . . A. m dan m/s
A. momentum B. m/s dan m2
B. usaha C. m/s4 dan m/s
C. momen inersia D. m/s4 dan m/s2
D. tekanan E. m/s dan m/s2
E. gaya
21. Berdasarkan persamaan A = B satuan
17. Cepat rambat bunyi dalam zat cair C
dinyatakan dengan persamaan seperti dari besaran B adalah dyne dan C memiliki
berikut. satuan cm/s 2. Jika besaran B dan C
memengaruhi besaran A, A merupakan
v= B

Y
ρ besaran . . . .
A. kecepatan D. gaya
Apabila v adalah kecepatan, P adalah
B. perpindahan E. massa
tekanan, ρ adalah massa jenis, satuan
C. percepatan
konstanta B adalah . . . .
A. kg·m/s2
B. kg/m·s2
C. kg/m ·s
2 2

D. kg·m2/s4
E. kg/m3·s2
M 22. ( ) Letusan gunung berapi yang berada
di dasar laut menimbulkan ledakan yang
menyebabkan terjadi gelembung udara.
Gelembung udara tersebut berosilasi
dengan frekuensi yang berbanding lurus
M
18. Suatu partikel bergerak lurus berubah dengan Y aλbEc. Jika Y adalah tekanan
beraturan yang dinyatakan dengan hidrostatik, λ adalah panjang gelombang,
dan E adalah energi ledakan, nilai a, b,
x = At + 1 Bt 2
2 dan c secara berurutan adalah . . . .
Dalam persamaan tersebut, x menunjukkan A. 1, 1, 1 D. 1, 3, –1
U

kedudukan setelah bergerak dalam B. 1, 1, 1 E. 1, –1, 3


sentimeter, t adalah waktu dalam sekon. 2
Jika A dan B adalah konstanta, satuan dari C. 0, 0, 0
A adalah . . . .
D

A. cm/s D. cm 23. Perhatikan gambar berikut.


B. cm/s 2
E. cm–2
1 2 3 4 5 6 7
C. cm·s 5

19. Perhatikan persamaan berikut.


x = 1 v0t Anita mengukur tebal pelat besi menggunakan
2
Jika x dalam meter, t dalam sekon, dan v0 mikrometer sekrup dan hasil pengukurannya
dalam m/s, satuan dalam sistem SI dari x ditunjukkan pada gambar di atas. Tebal pelat
adalah . . . . besi tersebut adalah . . . .
A. m/s D. s2 A. 7,50 mm D. 7,25 mm
B. m E. s B. 7,55 mm E. 7,57 mm
C. m/s2 C. 7,05 mm

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 59


24. Naya melakukan pengukuran panjang dan 26. Nada dan Lina sedang melakukan praktikum
lebar dari pelat besi menggunakan jangka pengukuran menggunakan jangka sorong,
sorong, diperoleh hasil pengukurannya lalu mereka melakukan pengukuran salah
seperti gambar berikut. satu sisi pada benda yang berbentuk kubus.
11 12
Hasil pengukuran mereka menunjukkan
panjang sisi sebesar 4,23 cm. Volume
benda tersebut berdasarkan angka penting
0 10 adalah . . . .
Panjang A. 75,686 cm3
4 5 B. 75,68 cm3
C. 75,69 cm3
D. 75,6 cm3
0 10 E. 75,7 cm3
Lebar

Luas pelat besi yang diukur oleh Naya 27. Wira melakukan pengukuran terhadap

Y
berdasarkan aturan angka penting adalah diameter bola besi menggunakan mikrometer
.... sekrup dan hasilnya ditunjukkan pada
A. 49,9290 cm2 gambar berikut.
B. 49,929 cm2
C. 49,93 cm2
D. 49,9 cm2
E. 50 cm2
25. Tito melakukan pengukuran terhadap
tinggi, lebar, dan panjang pada balok kayu
M


0 1 2 3 4 5 6
30

Hasil pengukuran diameter bola besi


tersebut adalah . . . .
M
menggunakan jangka sorong, lalu hasil A. 6,30 mm D. 6,70 mm
pengukurannya seperti gambar berikut. B. 6,50 mm E. 6,80 mm
C. 6,60 mm
4 5
28. Hasil pengukuran kapasitas panas C
U

suatu zat cair sebagai fungsi suhu T


0 10
yang dinyatakan dengan persamaan C =
Tinggi
αT + βT 2 dengan α dan β menyatakan
5 6 suatu konstanta. Satuan α dan β secara
berurutan adalah . . . .
D

0 10
A. J dan J/K2
Lebar B. J/K dan J/K2
C. J/K2 dan J/K3
7 8 D. J dan J/K4
E. J dan J/K3
0 10
Panjang
29. Bandul bermassa m digantungkan pada
pegas yang berayun dengan frekuensi f.
Volume balok tersebut sesuai dengan aturan Jika persamaan frekuensi bandul tersebut
angka penting adalah . . . . adalah f = Am 2xK y dengan A adalah
A. 172,86 cm3 D. 173 cm3 konstanta tanpa satuan, nilai x dan y
B. 172,80 cm3 C. 175 cm3 dalam persamaan tersebut secara berurutan
C. 172,8 cm 3
adalah . . . .

60 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


A. waktu
A. –1, – 1 D. 1, – 1
2 2 B. kecepatan
B. –1, 1 E. 1, 1 C. panjang
2 D. luas
C. –1, 1 E. volume
4 2
30. Perhatikan gambar berikut. 33. Perhatikan gambar alat ukur berikut.

0 100 200 300 400 500

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Y
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Aji melakukan pengukuran massa suatu


benda menggunakan neraca tiga lengan dan Sumber: shutterstock.com
hasil pengukurannya seperti pada gambar.
Massa benda tersebut adalah . . . .
A. 357,0 g
B. 375,0 g
C. 573,0 g
D. 735,0 g
M Dimensi dari besaran yang dapat diukur
dengan alat ukur tersebut adalah . . . .
A. [M]
B. [S]
C. [T]
D. [N]
E. [D]
M
E. 753,0 g 34. Gaya didefinisikan sebagai hasil kali massa
dengan percepatan. Dimensi dari gaya
31. Apabila persamaan indeks bias dinyatakan adalah . . . .
seperti berikut: A. [M][T]–2[L]–1
n = X  + Y 3 B. [M][L][T]–2
λ λ
U

C. [M][T]−2[L]–2
dengan X dan Y adalah konstanta serta D. [T]2[L][M]–1
λ panjang gelombang. Dimensi X sama E. [M][L][T]–1
dengan . . . .
A. panjang gelombang 35. B, C, dan D merupakan besaran fisika
D

B. luas yang memengaruhi besaran A dengan


C. kecepatan
persamaan A = B . Apabila satuan dalam
D. volume C
E. percepatan SI dari besaran B adalah Newton dan C
memiliki satuan m/s, A2 akan memiliki
32. Persamaan gelombang dinyatakan seperti
dimensi . . . .
berikut:
A. [M][T]–1
Y(t) = A sin ωt B. [M][T]
dengan Y adalah jarak dan t adalah waktu. C. [M][T]–2
A memiliki dimensi yang sama dengan D. [M][T]2
besaran . . . . E. [M]2

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 61


36. Cepat rambat bunyi dalam zat padat A. [M][L]2[T]–1[θ]–1
dirumuskan seperti berikut. B. [M][L]2[T]–2[θ]–1
C. [M][L]3[T]–2[θ]–1
v= E
ρ D. [M][L]–3[T]–2[θ]–1
Apabila E adalah konstanta, v adalah E. [M][L]–2[T]–2[θ]–1
kecepatan, P adalah tekanan, dan ρ adalah
massa jenis, dimensi dari E adalah . . . . 41. ( ) Bola pejal menggelinding dari
A. [M][L][T]–2 puncak bidang miring kasar dengan gaya
B. [M][L]–2[T]–2 gesek kinetik yang dialami oleh bola pejal
C. [M][L]–1[T]–2 dinyatakan dengan persamaan:
D. [M][L]2[T]–1 fk = μrv
E. [M][L]–3[T]–2 dengan f = gaya gesek kinetik, μ = konstanta,
r = jari-jari bola, dan v = kecepatan bola.
37. Besaran yang memiliki dimensi [M][L]–1[T]–2 Dimensi dari μ adalah . . . .
adalah . . . . A. [M][L][T]2

Y
A. impuls B. [M][L][T]–1
B. usaha C. [M][L]2[T]–1
C. momen gaya D. [M][L]1[T]–1
D. gaya E. [M][L]–1[T]–1
E. tekanan
38. Persamaan kecepatan dari suatu benda
dinyatakan dengan v = E dengan P
P
M
adalah tekanan. Dimensi dari E adalah . . . .
42. Perhatikan tabel berikut.
No
(1)
Besaran
Momentum sudut
Dimensi
[M][L]–2[T]–1
M
(2) Momen inersia [M][L]2
A. [M][L][T]−4
(3) Momen gaya [M][L]2[T]–2
B. [M]2[L][T]−4
C. [M]2[L]2[T]4 (4) Gaya [M]2[L][T]–1
D. [M][L]−1[T]−2 Pasangan besaran dan dimensi yang benar
E. [L][T]−1 ditunjukkan oleh nomor . . . .
U

A. (1) dan (2)


39. Perpindahan suatu benda dinyatakan
B. (1) dan (3)
dengan persamaan x = kt 2 dengan x dalam
C. (2) dan (3)
meter dan t dalam sekon. Dimensi k adalah
D. (2) dan (4)
....
D

E. (3) dan (4)


A. [L][T]2 D. [L]2[T]–2
B. [L] [T]
2
E. [L][T]–3 43. Perhatikan tabel berikut.
C. [L][T] –2
No Besaran Satuan Dimensi
40. ( ) Dalam ruang tertutup hampa udara (1) Momentum kg·m/s [M][L][T]–1
diisi gas yang dianggap sebagai gas ideal (2) Berat kg·m/s2 [M][L][T]–2
dan dinyatakan dengan persamaan berikut.
(3) Daya kg·m/s3 [M][L][T]–3
PV = k
(4) Massa jenis mL/m3 [M][L]–3
T
Jika x dalam meter dan t dalam sekon, Berdasarkan tabel tersebut, besaran yang
dimensi k adalah . . . . memiliki satuan dan dimensi yang benar
ditunjukkan oleh nomor . . . .

62 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


A. (1) dan (2) A. energi potensial D. usaha
B. (1) dan (3) B. gaya E. tekanan
C. (2) dan (3) C. impuls
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4) 45. Pegas yang ditarik dengan gaya tertentu,
akan mengalami gaya pemulih yang
44. Perhatikan gambar berikut. berlawanan arah dengan mula-mula. Sebagai
benda dapat kembali ke posisi semula,
A VA VB B pegas memiliki modulus elastisitas sampai
batas tentu. Modulus elastisitas mempunyai
Bola A dan bola B bergerak dari dimensi yang sama dengan . . . .
arah berlawanan dengan kecepatan A. usaha
tertentu seperti gambar di atas. Hal itu B. momen gaya
mengakibatkan kedua bola mengalami C. tekanan
tumbukan. Dimensi momentum akibat D. momentum sudut

Y
tumbukan tersebut memiliki dimensi yang E. momentum linear
sama dengan dimensi dari . . . .

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.


dinyatakan sebagai berikut.
M
1. Santi dan empat temannya sedang melakukan pengamatan mengenai pengaruh perubahan
panjang pegas terhadap besar konstanta pegas dalam persamaan hukum Hooke yang

F = –k∆x (anggap massa benda adalah sama)


M
a. Tentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol dari pengamatan di atas.
b. Dengan menggunakan data percobaan di bawah ini buatlah grafik hubungan variabel
bebas dan variabel terikat sesuai dengan jawaban Anda pada soal (a).
Variabel bebas Variabel kontrol Variabel terikat
U

Percobaan ke-
… … …
1 2 0,5 …
2 5 0,5 …
D

3 8 0,5 …
4 10 0,5 …
5 15 0,5 …

2. Sekelompok peserta didik kelas X ingin melakukan penelitian sederhana dengan judul “Pengaruh
massa benda terhadap besar periode dalam percobaan gerak harmonik sederhana”. Namun,
mereka masih bingung langkah-langkah metode ilmiah yang harus dilakukan.
a. Buatlah langkah-langkah metode ilmiah yang tepat disertai dengan hipotesis percobaan
berdasarkan judul penelitian tersebut.
b. Tentukan variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat dalam penelitian
tersebut.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 63


3. Perhatikan gambar berikut.

a b
Sumber: shutterstock.com

Jika zat kimia yang sedang digunakan pada gambar (a) terdapat lambang seperti gambar (b),
apakah alat pelindung diri yang digunakan oleh orang pada gambar (a) sudah benar? Jelaskan
jawaban Anda.
4. Farhan melakukan percobaan di laboratorium dengan menggunakan zat kimia yang diberi

Y
label seperti gambar berikut.

M
M
Sumber: shutterstock.com

Tuliskan tindakan keselamatan yang dapat dilakukan Farhan terkait penggunaan bahan kimia
tersebut.
U

5. Tentukanlah hasil operasi pangkat dua dan perhitungan akar dengan notasi ilmiah data berikut.
a. (0,000350)2
b. (0,00106)2
D

c. (3,50)2
d. 0,0361
3
e. 13,824
6. Putri melakukan pengukuran diameter pada dua pelat logam yang menggunakan mikrometer
sekrup. Hasil pengukurannya seperti pada gambar berikut.

3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7
35 25

Pelat logam 1 Pelat logam 2

64 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Dengan menggunakan aturan angka penting, tentukan:
a. jumlah diameter kedua pelat logam,
b. selisih diameter kedua pelat logam,
c. hasil kali diameter kedua pelat logam, dan
d. hasil bagi diameter kedua pelat logam.
7. Tania melakukan pengukuran tebal pada dua pelat logam menggunakan jangka sorong dan
hasilnya ditunjukkan pada gambar berikut.
6 7 4 5

0 10 0 10

Pelat 1 Pelat 2

Y
Berdasarkan aturan angka penting, tentukan selisih tebal kedua pelat logam tersebut.
8. Lima orang peserta didik kelas X mendapat tugas untuk melakukan pengukuran panjang
pulpen menggunakan penggaris. Hasil pengukuran kelima anak tersebut masing-masing 14,3

a. panjang rata-rata pulpen, M


cm; 14,4 cm; 14,5 cm; 14,6 cm; dan 14,5 cm. Tentukan:

b. nilai ketidakpastian pengukuran berulang, dan


c. kesalahan relatif.
M
9. Periode T dari pegas untuk getaran harmonik dinyatakan dengan persamaan:

T= 1 m
2π k
dengan m adalah massa beban dan k adalah tetapan pegas. Jika satuan dari T adalah sekon,
tentukan besaran yang setara dengan besaran k.
U

10. Kalor dapat merambat secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Berdasarkan hukum Stefan-
Boltzmann, jumlah energi yang dipancarkan pada benda hitam dinyatakan dalam persamaan
berikut.
D

P = eσAT4
Diketahui P adalah daya radiasi, A adalah luas permukaan, e adalah emisi benda hitam
tanpa satuan, dan T adalah suhu yang dinyatakan dalam Kelvin. Apakah satuan konstanta
Stefan-Boltzman? Lalu, tuliskan pula bentuk analisis dimensinya.
11. Bola kasti dijatuhkan vertikal ke bawah dari gedung bertingkat dengan kecepatan v. Dengan
menggunakan analisis dimensi, buktikan persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung
kecepatan bola kasti dalam selang waktu tertentu.
v = 2gh
(Anggap bola dijatuhkan ke bawah dari ketinggian maksimum gedung tersebut (h))

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 65


12. Doni akan berangkat ke kantor dengan jarak dari rumahnya ke kantor yang jika dituliskan
sebagai fungsi waktu dapat dinyatakan dengan persamaan:
s = At + Bt 2 − Ct 3 + Dt 4
dengan A, B, C, dan D adalah konstanta. Apabila dimensi panjang [L], waktu [T], dan massa
[M], tentukan satuan dan dimensi dari A, B, C, dan D.
13. Pegas yang bermassa m ditarik dengan gaya tertentu F sehingga mengakibatkan pegas
bergetar. Frekuensi benda tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut.

f= 1 k
2π m
Jika k adalah konstanta pegas, tentukan dimensi tetapan pegas k dalam persamaan
tersebut.
14. Sebuah bola homogen menggelinding dari bidang miring sehingga menyebabkan benda

Y
bergerak lurus berubah beraturan. Jika persamaan GLBB yang akan digunakan adalah
vt 2 = v02 + 2as. Jika dimensi s menyatakan panjang, a menyatakan percepatan serta
vt dan v0 adalah kecepatan, buktikan bahwa persamaan tersebut konsisten dengan
menggunakan analisis dimensi.
15. Perhatikan tabel berikut.
No
(1)
Besaran
Energi kinetik
EK =
M
Rumus
1 2
2
mv
M
(2) Momen gaya τ = Fr
(3) Momen inersia I = mr 2
(4) Momentum p = mv
Jika m = massa benda, F = gaya, v = kecepatan, dan r = panjang lengan; buktikan bahwa
U

pasangan berikut memiliki dimensi yang sama.


a. Energi kinetik dan momen inersia
b. Momen gaya dan energi kinetik
c. Momen inersia dan momen gaya
D

d. Momentum dan momen gaya


e. Energi kinetik dan momen inersia

66 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Soal Model

Stimulus 1

Kilowatt Hour (kWh) Meter

Y
Sumber: commons.wikimedia.org

Energi listrik merupakan sumber energi utama yang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Energi
M
listrik merupakan salah satu faktor pendukung penting bagi kehidupan manusia karena banyak peralatan
yang biasa menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Kebutuhan listrik di Indonesia dikelola oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLN memerlukan biaya untuk menjalankan proses pembangkitan dan
penyaluran listrik. PLN membebankan biaya tersebut pada konsumen melalui mekanisme tarif dasar
listrik (TDL). Oleh karena itu, PLN memasang kWh meter di setiap rumah untuk menentukan jumlah
M
energi listrik yang dipakai. Salah satunya, rumah Pak Soni. Rumah beliau menggunakan beberapa alat
listrik seperti tabel berikut.
Alat listrik Jumlah Daya listrik (W) Lama pemakaian (jam)
Lampu neon 4 40 12
Lampu pijar 6 10 10
U

Kulkas 1 180 24
Mesin cuci 1 350 2
Setrika 1 200 2,5
D

Televisi 2 120 15
Kipas angin 3 55 13
Rice cooker 1 360 10

Soal 1
Berdasarkan stimulus 1, beri tanda centang (✓) pada kotak di depan pernyataan-pernyataan
berikut yang sesuai.
Contoh besaran pokok pada tabel di atas adalah lama pemakaian alat listrik.
Satuan yang digunakan untuk menyatakan lama pemakaian alat listrik per hari dalam Satuan
Internasional (SI).

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 67


Besar energi listrik per hari yang diperlukan untuk menyalakan televisi dan penanak nasi
adalah sama.
Jumlah alat listrik yang kita gunakan tidak memengaruhi biaya listrik per bulannya.
kWh merupakan satuan SI yang menyatakan besarnya energi listrik yang diperlukan alat listrik
per hari.

Soal 2
Berdasarkan tabel pada stimulus 1, urutkan alat listrik yang membutuhkan energi listrik dari yang
terkecil ke yang terbesar.

Jawaban:

Y
Soal 3
M
Berdasarkan stimulus 1, apakah pernyataan-pernyataan berikut benar atau salah? Beri tanda
centang (✓) pada kolom Benar atau Salah untuk setiap pernyataan.
Pernyataan Benar Salah
M
Daya listrik adalah contoh dari besaran pokok.
[M][L][T]–1 merupakan dimensi dari energi listrik.
Besar energi listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan televisi dalam
satu hari adalah 3,08 × 102 J.
Total daya listrik dari alat-alat listrik pada tabel tersebut adalah 2 kW.
U

Dimensi dari daya listrik adalah [M][L]–1[T]–2[I].

Stimulus 2
D

Fenomena Aurora
Aurora atau dikenal dengan polar lights merupakan fenomena alam berupa pendaran cahaya
warna-warni di langit malam. Aurora terjadi karena adanya interaksi atmosfer Bumi dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan dari Matahari. Ketika aktivitas Matahari meningkat, partikel bermuatan
dari Matahari dapat memasuki magnetosfer, akibatnya terjadi badai geomagnet dan gangguan pada
lapisan ionosfer. Setelah itu, partikel bermuatan yang memasuki atmosfer Bumi berinteraksi dengan
partikel ionosfer sehingga menghasilkan pendaran cahaya yang berwarna (hijau, biru, ungu, dan merah).
Pendaran cahaya itu disebut aurora.
Jika kita melihat gambar fenomena aurora di Google, umumnya warna aurora adalah hijau. Hal
itu karena warna aurora yang sering muncul adalah hijau, yang disebabkan adanya tumbukan antara
partikel bermuatan dari Matahari dengan atmosfer pada ketinggian 90−130 km. Pada ketinggian tersebut,
terdapat konsentrasi oksigen yang tinggi sehingga menghasilkan aurora dengan gradasi warna hijau.

68 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Namun, warna ungu dan biru juga dapat muncul ketika partikel bermuatan dari Matahari bertumbukan
dengan nitrogen pada ketinggian kurang dari 90 km. Sementara warna merah akan muncul ketika
partikel Matahari bertumbukkan dengan oksigen pada ketinggian di atas 240 km.

Sumber: pixabay.com

Y
Fenomena alam ini dapat kita lihat di daerah kutub utara ataupun kutub selatan. Aurora yang
terlihat di kutub utara dinamakan aurora borealis, sedangkan aurora yang terlihat di kutub selatan
dinamakan aurora australis. Apakah aurora dapat kita lihat di Indonesia? Tentu saja tidak, karena
fenomena ini tidak pernah terjadi di Indonesia dan aurora umumnya terjadi di lintang tinggi atau
terkadang hingga ke lintang menengah. Namun, pada tahun 1859, aurora dapat dilihat di daerah

The Carrington Event.

Soal 4
M
lintang rendah, yaitu di Hawaii dan Jepang bagian selatan. Fenomena langka ini dikenal sebagai
M
Berdasarkan stimulus 2, pernyataan berikut yang merupakan suatu pengetahuan berupa prinsip
adalah . . .
A. Warna merah yang terlihat pada aurora terjadi saat partikel Matahari bertumbukan dengan
oksigen pada ketinggian di atas 240 km.
B. Pendaran cahaya warna-warni terjadi karena adanya interaksi atmosfer Bumi dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan dari Matahari.
U

C. Salah satu negara yang dapat dikunjungi untuk melihat aurora adalah Islandia.
D. Fenomena langka yang disebut The Carrington Event merupakan fenomena aurora yang
terjadi di Hawaii dan Jepang bagian selatan pada tahun 1895.
E. Aurora borealis merupakan nama aurora yang muncul di kutub utara.
D

Soal 5
Jelaskan metode klasifikasi untuk memahami perbedaan warna cahaya yang muncul saat terjadi
fenomena aurora.

Jawaban:

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 69


Stimulus 3

Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Penyakit akibat kerja (PAK) menurut Permenaker dan Transmigrasi adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Dengan demikian, PAK merupakan penyakit yang
artifisial atau man made disease. Penyakit akibat kerja dapat ditemukan atau didiagnosis sewaktu
dilaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
Untuk mencegah dan meminimalkan agar tidak terjadi PAK terhadap tenaga kerja maka perlu
memperhatikan cara kerja tubuh manusia (tenaga kerja), bagaimana reaksinya terhadap berbagai
macam substansi yang digunakan dalam pekerjaan dan mengetahui cara masuknya substansi tersebut
ke dalam tubuh. Hal ini merupakan aspek penting yang perlu diketahui dan dapat dipelajari oleh pekerja
untuk meminimalkan penyebab datangnya penyakit yang akan menimbulkan PAK. Substansi-substansi
yang berbahaya dan berisiko tidak akan menyerang seluruh organ tubuh secara langsung. Substansi
yang berbeda akan memengaruhi organ-organ yang berbeda pula walaupun beberapa substansi dapat
menyerang lebih dari satu organ. Tabel berikut merupakan beberapa jenis bahaya yang ditimbulkan

Y
dari substansi.
Jenis Bahaya Organ Sasaran Reaksi/Gejala
Racun Ginjal, hati, dan sumsum tulang Menyerang dan memengaruhi fungsi
ginjal, hati, dan sumsum tulang.
Karsinogenik

Korosif
Dermatitis/Radang kulit
Iritan
Kulit
M
Paru-paru, hati, dan kandung kemih

Kulit, paru-paru, dan lambung

Kulit, mata, dan paru-paru


Bercak merah kecil, luka bernanah, dan
pertumbuhan yang ganas
Menghancurkan jaringan
Peradangan kulit (dermatitis).
Peradangan, dermatitis, dan fibrosis
M
paru-paru
Radioaktif Kulit, organ-organ peka seperti sumsum Leukemia, katarak, dan gangguan
tulang, mata, dan kelenjar kelamin kesuburan
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf
U

Soal 6
Berdasarkan stimulus 3, apakah pernyataan-pernyataan berikut benar atau salah? Beri tanda
centang (✓) pada kolom Benar atau Salah untuk setiap pernyataan.
D

Pernyataan Benar Salah


Kulit merupakan organ tubuh manusia yang paling mungkin terkena PAK.
Substansi korosif dapat langsung menyerang sumsum tulang manusia.
Memakai pelindung mata meminimalkan risiko substansi zat iritan
mengenai mata.
Pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus
dikuasai sebelum melakukan kegiatan kerja dengan substansi-substansi
berbahaya.
Seseorang yang mengalami penyakit akibat kerja hanya dapat dideteksi
saat itu juga ketika sedang bekerja dengan substansi berbahaya.

70 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Soal 7
Berdasarkan stimulus 3, pasangkan pernyataan berikut dengan jawaban yang benar.
Pernyataan Jawaban
Dapat menembus organ-organ tubuh di bagian Iritan
luar secara langsung.
Gejala dirasakan dalam jangka waktu yang lama Radioaktif
setelah organ terkena.
Terasa pedih saat terkena kulit atau mata Karsinogenik

Dapat memengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Racun

Dapat merusak jaringan pada organ paru-paru. Radang kulit

Korosif

Y
Stimulus 4

Keluhan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia

Indonesia
M
26,74%
Nusa Tenggara Barat (34,76%)

Rp
Papua (15,76%)
M
Perkotaan 24,73% 25,44%
Pedesaan 25,99% Kuintil 1
Perkotaan + pedesaan 25,36%
Rp
26,30%
Kuintil 1
Perkotaan 28,39%
Rp
Pedesaan 29,67% 26,87%
Kuintil 1
U

Perkotaan + pedesaan 29,05%


Rp
27,83%
Perkotaan 26,08% Kuintil 1
Pedesaan 27,39%
Rp
Perkotaan + pedesaan 26,74% 27,00%
Kuintil 1
D

Soal 8
Berdasarkan stimulus 4, tentukan selisih persentase penduduk yang bekerja dengan keluhan K3
di daerah NTB terhadap angka nasional.

Jawaban:

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 71


Soal 9
Berdasarkan stimulus 4, beri tanda centang (✓) pada kotak di depan pernyataan-pernyataan
berikut yang sesuai.
Perempuan yang bekerja lebih banyak mengalami keluhan K3 dibandingkan laki-laki.
Perbedaan persentase penduduk yang bekerja dengan keluhan K3 antara perkotaan dan
perdesaan adalah 1,31%.
Selisih persentase yang bekerja dengan keluhan K3 antara NTB dan Papua kurang dari 19%.

Lebih dari 1 jumlah penduduk di Indonesia yang bekerja mengalami keluhan K3.
4
Jenis kelamin tidak memengaruhi persentase penduduk yang bekerja dengan keluhan K3.

Soal 10
Jika terdapat ketidakpastian relatif sebesar 0,05% dari pengukuran jumlah penduduk yang bekerja

Y
dengan keluhan K3, tentukan penulisan angka nasional yang tepat.

Jawaban:

M
M
Stimulus 5

Dual-mode Vehicle
U
D

Sumber: commons.wikimedia.org

Jepang merupakan salah satu negara yang sering menghadirkan inovasi baru dan canggih.
Salah satu inovasi terbarunya adalah perusahaan kereta api dapat membuat kendaraan mode ganda
(dual-mode vehicle atau DMV) yang diklaim sebagai yang pertama di dunia. Perusahaan bernama Asa
Coast Railway membuat kendaraan yang bisa dikendarai di dua jalur berbeda, yaitu jalan raya dan rel
kereta api. Perusahaan tersebut baru saja meluncurkan kendaraan DMV kepada publik pada Sabtu,
25 Desember 2021 di Kota Kaiyo, Prefektur Tokushima, Jepang.

72 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Kendaraan DMV ini terlihat seperti minibus pada umumnya yang dapat berjalan secara normal di
jalan raya. Namun, ketika berada di perlintasan, roda baja yang tertanam di dalam bus keluar perlahan
dan disejajarkan dengan rel kereta. Akibatnya, kendaraan ini berubah dari bus menjadi kereta. Roda
baja kereta bertugas untuk mengangkat ban depan keluar dari jalan raya, sedangkan roda belakang
tetap berada di bawah untuk mendorong kendaraan DMV masuk ke jalur kereta api. Untuk mengubah
DMV dari mode jalan raya ke kereta api hanya membutuhkan waktu 15 sekon saja.
Kapasitas DMV yang dapat mengangkut hingga 21 penumpang di dalamnya memiliki kecepatan
berbeda saat di jalan raya dan di rel kereta api. Ketika di jalan raya, DMV dapat melaju hingga
kecepatan mencapai 100 km per jam. Namun, ketika berjalan di atas rel kereta api, kecepatan DMV
sedikit melambat, yaitu 60 km per jam saja. Kendaraan DMV menggunakan diesel sebagai bahan
bakarnya. Bus yang bisa berjalan di aspal dan rel kereta api ini akan digunakan di sepanjang bagian
pantai Pulau Shikoku, Jepang Selatan. DMV akan menghubungkan sejumlah kota kecil di Jepang dan
menawarkan pemandangan tepi laut yang indah bagi penumpang.
Sumber: https://oto.detik.com/mobil/d-5872115/unik-jepang-bikin-bus-yang-bisa-jalan-di-rel-kereta

Y
Soal 11
Berdasarkan stimulus 5, beri tanda centang (✓) pada kotak di depan pernyataan-pernyataan
berikut yang sesuai.
Waktu perubahan DMV dari mode jalan raya ke mode kereta api dapat diukur menggunakan
stopwatch. M
Satuan diameter roda baja DMV sesuai dalam SI, yaitu sentimeter.
Kecepatan DMV saat bergerak di rel kereta api adalah 20 m/s.
M
Alat ukur yang terdapat pada kendaraan DMV adalah spidometer.
Diameter roda dari DMV dapat diukur menggunakan jangka sorong.

Soal 12
Berdasarkan stimulus 5, pasangkan pernyataan berikut dengan jawaban yang benar.
U

Pernyataan Jawaban
Besaran yang diukur saat DMV mulai Percepatan
bergerak sampai dengan kecepatan
tetap.
D

Alat untuk mengukur massa penumpang Tekanan


DMV.
Alat untuk mengukur suhu lingkungan di Neraca
dalam DMV.
Besaran yang dapat diukur pada ban Termometer
DMV.
Satuan untuk mengubah DMV dari Detik
mode jalan raya ke kereta api dalam
SI.
Sekon

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 73


Soal 13
Jika massa DMV pada stimulus 5 adalah 5.000 kg, hitunglah berat total DMV saat terisi penuh
penumpang. (Anggap massa setiap penumpang sama, yaitu 60 kg dan g = 10 m/s2)

Jawaban:

Stimulus 6

Kadar Nitrogen Dioksida

Y
Pemantauan Nitrogen Dioksida (NO2) di wilayah DKI Jakarta dilakukan pada sembilan lokasi, yaitu
Ancol, Bandengan (Delta), Bivak, Glodok, Grogol, Kemayoran, Kementan, TMII, dan Monas. Sementara
wilayah Sumatera Barat dan Kalimantan hanya dilakukan pada masing-masing satu lokasi, yaitu
Kototabang dan Siantan. Pengukuran kadar NO2 dilakukan dengan metode passive gas menggunakan

M
alat passive sampler. Analisis sampel dilakukan di laboratorium kualitas udara BMKG, menggunakan
alat spektrofotometer. Hasil pengukuran kadar NO2 pada bulan Oktober tahun 2021 dapat dilihat pada
grafik berikut.

Monitoring Nitrogen Dioksida Bulan Oktober 2021


M
Sumber: Database Kualitas Udara

0.1
U

0.075
Konsentrasi NO2 (ppm)

0.05
D

0.025

0
l

an

ok

ol

ng

II
co

va

na
ra

ta

TM
og
od
ng

a
An

en
yo
Bi

Mo
ab
Gr
Gl
e

ma

m
nd

tot
Ke
Ke
Ba

Ko

Konsentrasi

Nilai baku mutu

Sumber: https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-no2.bmkg

74 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Soal 14
Berdasarkan stimulus 6, apakah pernyataan-pernyataan berikut benar atau salah? Beri tanda
centang (✓) pada kolom Benar atau Salah untuk setiap pernyataan.
Pernyataan Benar Salah
Pengukuran kadar NO2 dilakukan dengan tanpa pengulangan pada setiap
titik pengamatan.
Jumlah maksimal angka penting yang disajikan dalam grafik adalah 4.
Akurasi pengukuran kadar NO2 di wilayah Jakarta lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah Kalimantan.
Perkiraan rata-rata kadar NO2 di semua titik pengamatan tersebut lebih
tinggi dari nilai baku mutu nasional.
Satuan yang diperoleh dari besaran yang diukur adalah satuan dalam SI.

Y
Soal 15
Berdasarkan grafik pada stimulus 6, kadar NO 2 tertinggi di Glodok (0,0330 ppm) dan
kadar terendah di Kototabang (0,0010 ppm), tetapi masih berada di bawah nilai baku mutu
(0,08 ppm). Jika dalam lima tahun ke depan dilakukan pengukuran di titik dan kondisi yang
M
sama ternyata kadar NO2 meningkat sebanyak 25% di Glodok dan 10% di Kototabang, tentukan
selisih kadar NO2 di antara titik-titik pengukuran tersebut. Lalu apakah jumlah keduanya sudah
melewati nilai batu mutu nasional? Tuliskan hasil perhitungan Anda sesuai dengan aturan
angka penting.
M
Jawaban:
U

Soal 16
D

Berdasarkan stimulus 6, diperoleh tabel pengukuran berulang kadar NO2 untuk daerah Glodok
sebagai berikut.
Ulangan Data (ppm)
1 0,0328
2 0,0329
3 0,0330
4 0,0335
5 0,0330
Rata-rata 0,0330

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 75


Tentukan nilai simpangan baku dari data-data pada tabel tersebut.

Jawaban:

Stimulus 7

Cabai di Stasiun Penerbangan Luar Angkasa

Y
M
M
Sumber: www.flickr.com

Sejak 2014, National Aeronautics and Space Administration (NASA) bereksperimen menanam
U

selada, kubis-kubisan brasika, dan bunga semak zinnia di luar angkasa. Pada akhir tahun 2021,
astronaut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ini berhasil memanen cabai dua kali
dengan teknologi canggih yang dirakit sejak 50 tahun lalu. Cabai merah dan hijau dari New Mexico
tersebut menempel pada kemiringan 45 derajat di dalam Artificial Plant Habitat (APH)−04, semacam
terarium luar angkasa sebesar microwave. Meskipun dipasang di pot miring, empat tanaman cabai itu
D

berdiri tegak dengan beban lusinan buah cabai mengkilat menggantung.


Agar dapat dipanen, ada 180 sensor yang berfungsi untuk mengontrol dan memantau suhu,
kelembapan, dan kadar karbon dioksida tanaman. Sementara itu, penyiraman tanaman dilakukan secara
otomatis. Para astronaut juga dapat menyesuaikan warna dan intensitas cahaya serta seberapa banyak
kelembapan yang didapat akar tanaman. Semua teknologi tersebut dibuat untuk tumbuhnya cabai, sayur,
dan buah di luar angkasa.
Dari 26 cabai yang dipanen, 14 buah terbaik yang akan tetap berada di Stasiun Luar Angkasa
Internasional untuk dikonsumsi. Sisanya dibungkus dengan kertas timah, disegel dalam kantong ziplock,
kemudian dibekukan pada suhu −80°C. Cabai-cabai tersebut akan dibuka saat mendarat kembali ke
Bumi dalam kapsul kargo untuk dipelajari. Cabai dari ruang angkasa tersebut akan diteliti NASA dengan
menganalisis mikrobiologis, molekuler, genetik, dan nutrisi.
Sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5871449/kenapa-astronaut-menanam-cabai-dan-sayur-di-ruang-angkasa

76 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Soal 17
Berdasarkan stimulus 7, apakah pernyataan-pernyataan berikut benar atau salah? Beri tanda
centang (✓) pada kolom Benar atau Salah untuk setiap pernyataan.
Pernyataan Benar Salah
Suhu merupakan besaran pokok yang memiliki satuan Celsius dalam SI.
Alat yang digunakan astronaut untuk mengukur intensitas cahaya disebut
luxmeter.
Panjang Artificial Plant Habitat (APH)–04 dapat diukur menggunakan
mikrometer sekrup.
Satuan jumlah zat karbon dioksida pada stasiun penerbangan luar
angkasa adalah mol.
Kelembapan merupakan besaran turunan dari besaran panjang dan suhu.

Y
Soal 18
Berdasarkan stimulus 7, cabai yang akan dibawa ke Bumi dibekukan pada suhu . . . .
A. 180 K
B. 187 K
C. 193 K
D. 201 K
E. 212 K
Stimulus 8
M
M
Sehat Visual Saat Work from Home
U
D

Sumber: www.shutterstock.com

Istilah work from home (WFH) atau bekerja dari rumah saat ini sudah menjadi istilah yang umum
dan menjadi kebiasaan baru di tengah pandemi. Awal-awal WFH, banyak orang yang kaget dengan
kenaikan tagihan listrik di rumah. Salah satu penyebabnya adalah lampu yang biasanya hanya menyala
pada malam hari, saat WFH siang hari pun dinyalakan. Hal itu karena sebagian orang, jarang yang
memperhatikan jenis lampu yang digunakan dan mungkin juga jarang yang memperhatikan kecukupan
cahayanya. Selain itu, bekerja dari rumah bisa lebih dari 8 jam sehari karena banyak yang harus dikerjakan
dan membiasakan pertemuan secara daring atau banyak topik webinar yang menarik untuk diikuti.

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 77


Standar Nasional Indonesia (SNI), menyebutkan nilai intensitas tertentu untuk setiap ruang di
rumah. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin sehat visual pengguna ruang yang sedang beraktivitas.
Contoh intensitas ruang kerja untuk rumah tinggal adalah 300 lux. Nilai ini dapat dicapai jika disediakan
lampu dengan daya 7 watt untuk tiap meter persegi ruang. Jika ukuran ruang 9 m2, dibutuhkan total
daya lampu 63 watt. Jika menggunakan lampu CFL 18 watt, minimal harus ada 3 lampu untuk ruangan
tersebut.
Beberapa saran bisa dilakukan untuk menghemat energi listrik, salah satunya mengganti lampu
CFL dengan LED bulb atau TL-LED. Lampu LED yang baik saat ini jika efikasinya sekitar 85 lumen/watt
(setiap 1 watt menghasilkan cahaya sebesar 85 lumen) ke atas dan umurnya 50.000 jam. Sementara
itu, efikasi lampu CFL di bawah 60 lumen/watt umurnya sekitar 8.000 jam. Untuk ruangan 9 m2, jika
diganti dengan lampu LED yang efikasinya 20 persen lebih tinggi, jumlah lampu bisa dikurangi atau daya
lampu (watt) diturunkan agar mencapai 300 lux dengan 3 lampu CFL. Hal ini bisa dilakukan sehingga
umur pakai lampu lebih panjang. Dengan demikian, konsumsi energi bisa lebih sedikit.
Sumber: https://properti.kompas.com/read/2020/08/14/070000121/tetap-sehat-visual-saat-bekerja-dari-rumah-di-tengah-pandemi?page=all

Y
Soal 19
Berdasarkan stimulus 8, beri tanda centang (✓) pada kotak di depan pernyataan-pernyataan
berikut yang sesuai.
Intensitas cahaya lampu LED merupakan contoh dari besaran turunan.
M
Luas ruangan merupakan turunan dari besaran pokok, yaitu panjang.
Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur luas dari suatu ruangan.
Dimensi dari daya listrik adalah [M][L]–1[T]–2[I].
M
Dimensi intensitas cahaya adalah [I].

Soal 20
Berdasarkan stimulus 8, apakah lampu merupakan salah satu hasil dari fisika sebagai produk?
U

Jelaskan.

Jawaban:
D

Soal 21
Berdasarkan stimulus 8, yang termasuk besaran turunan adalah . . . .
A. waktu dan daya listrik
B. intensitas cahaya dan waktu
C. daya listrik dan luas
D. luas dan intensitas cahaya
E. energi listrik dan waktu

78 IPA Fisika SMA/MA Kelas X


Praproyek

Judul : Menentukan Bahan Penyusun Bola


Tujuan : Memiliki kemampuan melakukan pengukuran secara berulang dan
tunggal.
Deskripsi Tugas : Melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui bahan
penyusun bola.

Langkah Kerja :
1. Temukan beberapa bola kecil yang terbuat dari berbagai macam bahan yang ada
di sekitar Anda, seperti bola karet dan bola besi.
2. Carilah informasi mengenai karakteristik bahan penyusun dari bola-bola tersebut

Y
secara mandiri melalui banyak sumber, seperti buku pelajaran ataupun internet.
3. Susunlah rumusan masalah yang berkaitan dengan kegiatan ini.
4. Rancanglah bersama teman-teman Anda alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini. Setelah itu, susunlah langkah kerjanya.
M
5. Diskusikan dengan guru pembimbing mengenai rancangan kegiatan Anda.
6. Seluruh anggota kelompok harus berpartisipasi aktif, saling membantu, dan
bergotong-royong dalam melakukan kegiatan ini. Minta saran dan nasihat kepada
guru pembimbing jika Anda mengalami kendala.
M
7. Dengan bernalar kritis, lakukan analisis terhadap data yang Anda peroleh dalam
kegiatan ini. Setelah itu, bandingkan data tersebut dengan informasi yang telah
diperoleh.
8. Buatlah laporan tertulis sesuai dengan format metode ilmiah. Anda juga dapat
berdiskusi dengan guru Bahasa Indonesia dalam penggunaaan bahasa yang baik
U

dan benar.
8. Presentasikan hasil penelitian Anda di depan kelas.
D

Refleksi
Anda telah mempelajari Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya, serta memahami bahwa
kegiatan pengukuran memiliki peranan penting pada berbagai bidang dalam kehidupan sehari-
hari. Terkait hal tersebut, refleksikanlah pemahaman Anda mengenai Hakikat Fisika, Besaran, dan
Pengukurannya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apakah cita-cita Anda di masa depan? Bagaimana peran penting kegiatan pengukuran terhadap
profesi yang Anda cita-citakan di masa depan?
2. Tuliskanlah alat-alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran yang sama. Mengapa
terdapat dua atau lebih alat ukur berbeda yang digunakan untuk mengukur besaran yang
sama?

BAB 1 Hakikat Fisika, Besaran, dan Pengukurannya 79


3. Menurut pendapat Anda, pengukuran mana yang dianggap lebih akurat, pengukuran tunggal
atau pengukuran berulang? Beri alasan Anda.
4. Bagaimana cara memeriksa ketelitian dari data hasil pengukuran?
5. Apa peranan penting notasi ilmiah dalam penulisan hasil pengukuran dan pengolahan data?
Setelah menjawab pertanyaan tersebut, pindailah QR Code berikut untuk mengakses soal-soal
remedial dan pengayaan. Pilih dan kerjakanlah Soal-Soal Pengayaan jika Anda tidak melihat
kembali materi saat menjawab pertanyaan di atas. Sebaliknya, apabila Anda masih melihat kembali
materi, pilih dan kerjakan Soal-Soal Remedial yang tersedia.

Y
Setelah mempelajari hakikat fisika, besaran, dan pengukurannya, Anda tentu sudah mampu:
1. Mengidentifikasi macam-macam alat ukur berdasarkan besaran yang akan diukur.
2. Mengidentifikasi besaran-besaran berdasarkan dimensinya.

tunggal dan berulang.


M
3. Menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur.
4. Menentukan hasil pengukuran dengan alat ukur dilengkapi nilai ketidakpastian pengukuran

5. Menyajikan hasil pengukuran dan melakukan pengolahan data dengan aturan angka penting
dan notasi ilmiah.
M
6. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
7. Mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan maupun tertulis.
U
D

80 IPA Fisika SMA/MA Kelas X

Anda mungkin juga menyukai